Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

POLYCYSTIC OVARIAN SYNDROME


(PCOS)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu : Dini Rahmayani, S.Kep, Ners. MPH

Disusun Oleh

KELOMPOK 1

1. Hendy Setiadi NIM. 11194562011062


2. Jamilah A NIM. 11194562011066
3. Khirlini NIM. 11194562011068
4. Mahrita NIM. 11194562011072
5. Normaliana NIM. 11194562011079

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

1
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARIMULIA
BANJARMASIN
2021

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “POLYCISTIC OVARIAN SYNDROME (PCOS)”. Makalah ini disusun
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas. Makalah ini
bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam
hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah
ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat, bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca umumnya.

Amuntai, Juli 2021

Penulis

3
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau sindrom polikistik ovarium adalah
kelainan hormonal yang paling sering terjadi pada wanita remaja dan wanita usia subur
di dunia. Angka kejadian PCOS bervariasi antara 1,8% dan 15% tergantung etnis, latar
belakang dan kriteria diagnostik yang digunakan. Manifestasi klinis yang timbul bisa
bermacam-macam. Pada dasarnya PCOS ditandai dengan gangguan siklus menstruasi,
kadar hormon androgen (hormon pria) pada seorang wanita meningkat hal ini ditandai
dengan gejala klinis atau dinilai oleh data laboratorium serta bentuk sel telur seperti
gambaran kista-kista kecil pada pemeriksaan USG.
Wanita remaja dengan PCOS berisiko mengalami gangguan kualitas hidup
termasuk gangguan siklus menstruasi, gangguan kesuburan, gangguan psikologis dan
perilaku termasuk depresi, gangguan bipolar, kegelisahan dan gangguan makan. Selain
itu, gangguan metabolik sangat berhubungan dengan peningkatan risiko klinis
sindromametabolik, seperti obesitas dan diabetes.

Walaupun PCOS tidak dapat sembuh secara komplit, namun terdapat beberapa
pilihan pengobatan yang dapat membantu mengurangi gejala penyakit. Kebanyakan
wanita remaja dengan PCOS dapat hidup dengan normal tanpa komplikasi yang berarti.

Sindrom polikistik ovarium (PCOS) merupakan salah satu dari masalah


kesehatan reproduksi yang paling sering terjadi pada wanita remaja. Sindrom polikistik
ovarium (PCOS) adalah kondisi kompleks yang didiagnosis dengan adanya dua dari tiga
kriteria berikut: kelebihan kadar hormon androgen, gangguan ovulasi, dan gambaran sel
telur yang berbentuk kista-kista kecil. Dikarenakan ketiga gejala tersebut dapat terjadi
pada penyakit selain PCOS, sehingga perlu anamnesis riwayat dan pemeriksaan fisik
untuk memastikan penyebabnya. PCOS dianggap sebagai masalah ovulasi dan
infertilitas, yang ditandai dengan haid tidak teratur, obesitas, gangguan fungsi insulin ,
hirsutisme, jerawat, alopesia dan keguguran berulang.

Faktor Risiko Dan Penyebab


Penyebab PCOS belum diketahui pasti. Teori primer pada kelainan metabolik
menunjukkan bahwa kompensasi gangguan fungsi insulin dengan akibat kadar hormon
insulin yang berlebih merupakan penyebab utama gambaran PCOS.  Beberapa
penyebab lain dari PCOS adalah sebagai berikut: kerentanan genetik,
ketidakseimbangan hormonal dan pil kontrasepsi. Faktor genetik dan lingkungan
(misalnya status sosial ekonomi, gaya hidup) berperan terhadap varians etnis pada
PCOS yang juga penting dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi individual
untuk mengobati PCOS.

4
Pada wanita dengan PCOS, beberapa folikel kecil (kista kecil berdiameter 4 hingga 9
mm) menumpuk di ovarium, oleh karena itu disebut ovarium polikistik. Tak satu pun
dari folikel kecil ini yang mampu tumbuh hingga menjadi ukuran yang akan memicu
ovulasi. Akibatnya, kadar estrogen, progesteron, LH, dan FSH menjadi tidak seimbang.
Androgen dapat meningkat pada wanita dengan PCOS karena tingginya kadar LH dan
juga kadar insulin yang biasanya terlihat pada pasien dengan PCOS.

Gejala Klinis
Tanda dan gejala PCOS biasanya mulai sekitar masa pubertas, meskipun beberapa
wanita tidak mengalami gejala sampai akhir masa remaja atau bahkan sampai awal
masa dewasa. Gejala yang sering dialami oleh pasien-pasien PCOS usia remaja yaitu
adanya gangguan dari siklus menstruasi dan gejala akibat kenaikan kadar hormon
androgen (hormon pria).

Siklus menstruasi yang tidak teratur atau bahkan periode menstruasi yang tidak datang
sama sekali (amenore) sering dijumpai pada pasien remaja dengan PCOS. Siklus yang
tidak teratur ini merupakan tanda bahwa tidak terjadi ovulasi pada setiap siklusnya. Jika
ovulasi tidak terjadi, lapisan rahim (disebut endometrium) menjadi lebih tebal dan dapat
luruh secara tidak teratur, yang dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan
memanjang. Periode menstruasi yang tidak teratur atau tidak ada menstruasi sama sekali
dapat meningkatkan risiko wanita mengalami pertumbuhan berlebih endometrium
(disebut hiperplasia endometrium) atau bahkan kanker endometrium. Gambaran
gangguan menstruasi berikut ini menunjukkan suatu periode menstruasi yang tidak
normal pada remaja :
 Amenore primer : Tidak terdapat menstruasi sampai usia 15 tahun (atau pada
usia tulang 15 tahun, jika terdapat tanda pubertas lebih dini) atau lebih dari tiga tahun
setelah perkembangan payudara.
 Amenore sekunder : Suatu keadaan dimana didapatkan lebih dari 90 hari tanpa
periode menstruasi, setelah menstruasi sebelumnya.
 Oligomenore : Selama lima tahun setelah menarche (menstruasi
pertama), oligomenore didefinisikan sebagai :
 Tahun pertama setelah menarche : Kurang dari empat periode dalam setahun
(panjang siklus rata-rata lebih dari 90 hari antara periode menstruasi).
 Tahun kedua setelah menarche : Kurang dari enam periode dalam setahun
(panjang siklus rata-rata lebih dari 60 hari).
 Tahun ketiga sampai kelima setelah menarche : Kurang dari delapan periode per
tahun, yaitu hilang lebih dari empat periode per tahun (rata-rata panjang siklus lebih dari
45 hari).
 Perdarahan uterus yang berlebihan (dulu disebut perdarahan uterus
disfungsional), didefinisikan sebagai perdarahan menstrusi yang terjadi dengan jarak
kurang dari 21 hari antar siklusnya atau perdarahan yang terjadi lebih dari 7 hari setiap
siklus menstruasi.

5
Karena perubahan hormon bervariasi dari satu wanita ke wanita lain, pasien dengan
PCOS mungkin memiliki jerawat ringan hingga parah, pertumbuhan rambut wajah, atau
rambut rontok pada kulit kepala. Jerawat adalah kondisi kulit yang disebabkan oleh
kulit berminyak dan penyumbatan pada folikel rambut. Jerawat yang berlebihan adalah
salah satu bentuk gejala pada kulit akibat kadar hormon androgen yang tinggi pada
wanita remaja. Tingkat keparahan jerawat dapat dinilai berdasarkan jumlah lesi, adanya
lesi sedang (> 10 lesi wajah) atau jerawat radang parah selama bertahun-tahun pada usia
sekitar menarche. Terdapat konsensus yang mengatakan bahwa jerawat meradang
dengan derajat sedang hingga berat yang kurang responsif terhadap pengobatan
merupakan indikasi untuk menguji kadar hormon androgen. Pertumbuhan rambut pola
pria (hirsutisme) dapat dilihat pada bibir atas, dagu, leher, daerah cambang, dada, perut
bagian atas atau bawah, lengan atas, dan paha bagian dalam. Tingkat
keparahan hirsutisme ini dinilai berdasarkan sistem Ferriman-Gallwey yang mengukur
tingkat pertumbuhan rambut di area yang paling peka terhadap hormone
androgen. Hirsutisme didefinisikan sebagai skor 8 atau lebih pada populasi wanita
dewasa di Amerika Serikat dan bergantung etnis pada populasi lainnya.
Diagnosis
PCOS pada remaja biasanya dikenali dari gejala siklus mensturasi yang abnormal dan
gejala hiperandrogen, namun sepertiga dari kasus yang datang ke dokter, kebanyakan
pasien mengeluhkan gejala akibat hisrsutisme dan gejala terkait metabolik seperti
obesitas dan acanthosis nigricans, dimana biasanya kelainan pola menstruasi belum
terlihat jelas pada pasien remaja.
Kriteria diagnostik untuk PCOS pada remaja terdiri dari kumpulan gejala seperti tidak
normalnya periode menstruasi yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya dan adanya
bukti kenaikan level hormon androgen sebagaimana dirangkum dalam tabel dibawah.
Kriteria ini dikembangkan pada tahun 2015 oleh panel konsensus yang diselenggarakan
oleh Pediatric Endocrine Society (PES).
Kombinasi gejala-gejala pada pasien POCS usia remaja:
1. Pola pendarahan uterus yang tidak normal
2. Abnormal berdasarkan standar usia populasi
3. Gejala yang menetap dalam 1-2 tahun
4. Kejadian Hiperandrogen
5. Kenaikan nilai hormon testosterone diatas nilai normal dewasa
6. Hirsutisme derajat sedan-berat
7. Radang jerawat derajat sedang-berat
Pengobatan
Pilihan terapi pasien PCOS pada usia remaja tergantung pada gejala yang muncul pada
setiap individu remaja dan tujuan dari terapi tersebut. Sehingga pengobatan yang

6
diberikan apakah untuk mengobati keluhan jerawat, periode menstruasi yang abnormal
atau keluhan terkait hirsutisme.

Pilihan pengobatan untuk keluhan jerawat dapat diobati dengan pengobatan yang
diberikan melalui kulit seperti antibiotik, pemberian sediaan hormon kombinasi
estrogen dan progesteron melalui oral (dapat juga meregulasi siklus haid), atau pil
spironolakton yang dapat memblok hormon androgen penyebab jerawat.

Periode menstruasi yang abnormal dapat diobati dengan berbagai cara. Banyak dokter
menggunakan pil kontrasepsi oral, yang mengandung hormon estrogen dan
progesteronuntuk mengatur siklus menstruasi pasien. Pilihan terapi lain yaitu dengan
menggunakan pil progesterone yang diberikan selama 5-10 hari setiap 1-3 bulan dan
penggunaan patch estrogen dan progesteron. Beberapa pasien tidak dapat menggunakan
beberapa pilihan terapi ini karena alasan kondisi kesehatan sehingga diperlukan
informasi yang menyeluruh berkaitan dengan riwayat medis dan keluarga dari pasien.
Pertumbuhan rambut pola pria (hirsutisme) dapat dikurangi dengan penggunaan
pengobatan estrogen dan progesteron (kontrasepsi oral) dan atau penggunaan pil
spironolakton. Beberapa pasien remaja juga mencoba cara yang berbeda untuk
mengurangi gejala hirsutisme ini yaitu dengan pengobatan laser, waxing dan
pencukuran (shaving). Pengobatan dengan Vaniqua dapat digunakan dua kali sehari
yang dioleskan pada area pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan. Namun
sayangnya pengobatan ini tidak ditanggung oleh asuransi dan harus digunakan setiap
hari.
Pilihan pengobatan lainnya yang dianjurkan yaitu dengan modifikasi gaya hidup.
Olahraga selama 150 menit dengan terjadinya peningkatan denyut jantung setiap
minggu membantu menurunkan kejadian resistensi insulin pada pasien dengan PCOS.
Diet sehat tanpa konsumsi minuman manis seperti soda dan konsumsi karbohidrat serta
makanan cepat saji juga membantu untuk menurunkan resistensi insulin dan berat badan
dimana akan sangat membantu menguragi gejala-gejala pada pasien PCOS remaja.

Simpulan
PCOS harus dipertimbangkan pada gadis remaja dengan keluhan utama hirsutisme, pola
menstruasi yang tidak teratur, obesitas, acanthosis nigricans, jerawat yang tidak sembuh
dengan pengobatan dan kerontokan rambut kepala. PCOS terutama ditandai oleh
disfungsi ovulasi dan hiperandrogenisme. Diagnosis PCOS memiliki dampak seumur
hidup dengan peningkatan risiko infertilitas, sindroma metabolic, diabetes melitus tipe 2
dan implikasi kesehatan lainnya termasuk kemungkinan penyakit kardiovaskuler dan
karsinoma endometrium.

7
Pengobatan untuk PCOS pada usia remaja terutama bersifat simptomatik dan diarahkan
pada gejala klinis yang utama, seperti perdarahan uterus abnormal (ketidakteraturan
menstruasi atau perdarahan berlebihan), hiperandrogenisme kulit terutama hirsutisme
dan jerawat persisten, obesitas dan resistensi insulin. Modifikasi gaya hidup merupakan
salah satu usaha atau cara yang relative sederhana dan mudah untuk dilakukan oleh
pasien remaja dengan PCOS, sehingga dapat membantu mengurangi gejala penyakit
terkait PCOS.

Anda mungkin juga menyukai