Anda di halaman 1dari 11

HIGEIA 4 (4) (2020)

HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH


RESEARCH AND DEVELOPMENT
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia

Hipertensi dengan Katarak pada Peserta Skrining Gangguan Penglihatan

Resti Dwi Hasriani 1, Syahrizal2, Misti2

1
Magister Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Indonesia
2
Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Indonesia
3
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Prevalensi katarak di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai 4% dengan proporsi 78%
Diterima 7 Mei 2020 sebagai penyebab utama kebutaan pada penduduk usia diatas 50 tahun. Katarak merupakan
Disetujui 1 Oktober 2020 penyakit dengan penyebab multifaktor, dimana salah satu faktor risikonya adalah penyakit
Dipublikasikan 31 metabolik seperti hipertensi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hipertensi
Oktober 2020 dengan katarak pada peserta skrining gangguan penglihatan dan operasi katarak di Provinsi NTB
________________ Tahun 2017. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional menggunakan data sekunder berupa
Keywords: formulir skrining gangguan penglihatan dan rekam medis operasi katarak pada kegiatan
hypertension, gender, age, percepatan eliminasi kebutaan akibat katarak tahun 2017. Pengambilan sampel dengan teknik total
cataract sampling memperoleh jumlah sampel sebanyak 816 peserta skrining gangguan penglihatan yang
____________________ berusia lebih dari 40 tahun. Analisis multivariat dengan cox regression memperoleh asosiasi
DOI: bermakna antara hipertensi dengan katarak (p=0,0001) dan adjusted PR 1,49 (95%CI:1,24-1,81).
https://doi.org/10.15294 Kesimpulan hasil penelitian adalah responden dengan hipertensi memiliki risiko 1,49 kali lebih
/higeia/v4i4/38745 tinggi terhadap kejadian katarak dibandingkan dengan responden yang normotensi setelah
____________________ dikontrol faktor jenis kelamin dan umur.

Abstract
___________________________________________________________________
Cataracts prevalence in Nusa Tenggara Barat Province (NTB) reached 4% with a proportion of 78% as the
main cause of blindness in the population aged over 50 years. Cataract is a disease with multifactorial causes,
where one of the risk factors is metabolic diseases such as hypertension. The aim of this study was to determined
association between hypertension and cataracts in visual screening and cataract surgery participants in NTB
Province year 2017. Cross-sectional design study was used in this research with secondary data from visual
impairment screening formulirs and medical records of cataract surgeries on program of elimination of
cataracts blindness year 2017. Total sampling technique was used in this study and obtained total sample of
816 visual impairment screening participants who were more than 40 years old. Multivariate analysis with cox
regression obtained significant associations between hypertension and cataracts (p = 0.0001) and adjustment
PR 1.49 (95% CI: 1.24-1.81). This study concluded that respondents with hypertension had a 1.49 times
higher risk of cataract compared to normotensive respondents after being controlled by sex and age factors.

© 2020 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi:
p ISSN 1475-362846
Gd.A, Lantai 1 FKM UI,
Kampus UI Depok, Jawa Barat, 16424 e ISSN 1475-222656
E-mail: resty.dh@gmail.com

645
Resti, D, H., Syahrizal., Misti. / Hipertensi dengan Katarak / HIGEIA 4 (4) (2020)

PENDAHULUAN 2020 adalah program penanggulangan kebutaan


akibat katarak di 12 Provinsi, salah satunya
Katarak didefinisikan sebagai kondisi dilaksanakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat
kekeruhan lensa mata yang dapat berakibat Tahun 2017, yang difokuskan pada wilayah
pada penurunan tajam penglihatan hingga sekitar Mataram dan Sumbawa dengan target
kebutaan. Katarak adalah penyebab utama 1000 orang. Kegiatan berupa skrining gangguan
gangguan penglihatan dan menyumbang lebih penglihatan dan operasi katarak bertujuan untuk
dari separuh kebutaan (51%) hampir di seluruh menurunkan angka kesakitan akibat katarak
dunia (WHO, 2012). Katarak yang sering serta meningkatkan Cataract Surgical Rate (CSR)
ditemukan pada pasien berusia diatas 40 tahun di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Skrining
adalah katarak senilis, yaitu disebabkan proses gangguan penglihatan yang dikenal dengan
degenerasi lensa. Diagnosa katarak dilakukan slogan LIHAT, dilakukan dengan melatih kader
melalui pemeriksaan fisik oftalmologis dengan untuk skrining sederhana menggunakan metode
hasil penurunan visus, refleks pupil, Tekanan hitung jari jarak 6 meter.
Intra Okular (TIO) normal, tidak terdapat Hasil survei RAAB menunjukkan
kekeruhan pada kornea, adanya kekeruhan prevalensi kebutaan pada penduduk usia diatas
lensa yang tampak lebih jelas setelah dilakukan 50 tahun di Provinsi Nusa Tenggara Barat
dilatasi pupil dengan tetes mata tropikamid (NTB) merupakan tertinggi kedua (4%) di
0.5%, dan pemeriksaan iris shadow test Indonesia setelah Provinsi Jawa Timur (4,4%).
menunjukkan hasil positif (Kementerian Proporsi kebutaan akibat katarak pada usia
Kesehatan RI, 2014). diatas 50 tahun di NTB adalah 78,1%
Data survei kebutaan terbaru di (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Data
Indonesia yaitu Rapid Assessment of Avoidable tersebut menunjukkan besarnya masalah
Blindness (RAAB) Tahun 2014-2016 gangguan penglihatan dan kebutaan di Provinsi
menyebutkan katarak merupakan penyebab Nusa Tenggara Barat.
gangguan penglihatan dan kebutaan tertinggi Secara etiologi, katarak disebabkan oleh
pada penduduk usia diatas 50 tahun dengan berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin,
proporsi mencapai sekitar 80% (Kementerian genetik, penyakit yang berkaitan dengan sistem
Kesehatan RI, 2017). Perkiraan insiden katarak metabolik (diabetes melitus, hipertensi), faktor
sebesar 0,1% dari jumlah populasi, dengan risiko perilaku seperti kebiasaan merokok,
perkiraan jumlah kasus baru katarak di paparan sinar ultraviolet (UV), maupun
Indonesia sebesar 250.000 per tahun penggunaan obat tetes mata steroid
(Kementerian Kesehatan RI, 2014). Prevalensi (Sabanayagam, 2011; Machan, 2012; Yu, 2014;
katarak diprediksi akan bertambah seiring Sreekanth, 2017; Saputra, 2018; Sari, 2018).
dengan meningkatnya usia harapan hidup Tang (2017) memperoleh faktor usia, jenis
(Kementerian Kesehatan RI, 2017) kelamin (perempuan), peningkatan aktivitas
Kebutaan akibat katarak dapat dicegah outdoor, di luar ruangan tanpa pelindung mata,
dengan operasi katarak. Upaya pencegahan ini myopia tinggi, kadar low-density lipoprotein
telah menjadi target dan indikator Kementerian (LDL) yang tinggi, kadar high-density lipoprotein
Kesehatan Republik Indonesia dalam rangka (HDL) yang rendah, tingkat pendidikan rendah
Vision 2020 : The Right to Sight. Target capaian dan peningkatan asupan makanan yang
Indonesia di tahun 2020-2024 adalah diasamkan sebagai faktor risiko independen
peningkatan Cataract Surgical Rate (CSR) sebesar untuk berbagai tipe katarak pada populasi
500 operasi katarak per satu juta penduduk per dewasa di Cina (Tang, 2017). Penelitian oleh
tahun untuk mencapai target 2000-3000 operasi Singh (2019) pada populasi di daerah perkotaan
katarak per satu juta penduduk per tahun pada dan pedesaan di India menemukan bahwa usia
tahun 2030 (Kementerian Kesehatan RI, 2017) dan HbA1c berhubungan dengan risiko katarak
Upaya Pemerintah untuk mencapai Visi di daerah pedesaan, sedangkan usia dan status

646
Resti, D, H., Syahrizal., Misti. / Hipertensi dengan Katarak / HIGEIA 4 (4) (2020)

sosial ekonomi yang rendah diketahui sebagai Hipertensi sebagai faktor risiko katarak
faktor risiko di daerah perkotaan. Faktor risiko telah dibuktikan pada beberapa studi namun
katarak diketahui signifikan pada subyek yang studi lainnya tidak menemukan korelasi yang
berusia ≥60 tahun baik di daerah perkotaan (OR signifikan, sehingga penulis tertarik meneliti
1,08) maupun di pedesaan (OR 1,07) (Singh, hubungan antara hipertensi dan katarak.
2019). Penelitian dengan sampel besar menggunakan
Katarak senilis berhubungan dengan analisis multivariat diperlukan untuk
penyakit metabolik, seperti hipertensi dan mengetahui nilai asosiasi sebenarnya antara
diabetes melitus. Hipertensi atau tekanan darah hipertensi dengan katarak. Dari uraian di atas,
tinggi didefinisikan sebagai kondisi tekanan penulis bertujuan untuk mengetahui hubungan
darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan hipertensi dengan katarak pada peserta skrining
darah sistolik ≥90 mmHg berdasarkan JNC-VII gangguan penglihatan di Provinsi NTB Tahun
2003 (Kementerian Kesehatan RI, 2019). The 2017.
Singapore Malay Eye Study menemukan bahwa
tekanan darah tinggi berhubungan dengan METODE
terjadinya tiga jenis katarak yaitu katarak
nuklear, kortikal dan posterior subcapsular Jenis penelitian adalah penelitian
(PSC). Penelitian tersebut memperoleh kuantitatif menggunakan desain cross-sectional.
prevalensi katarak pada hipertensi sebesar Populasi sumber pada penelitian yaitu
53,1%, dan prevalensi katarak pada non penduduk yang terdaftar pada program skrining
hipertensi sebesar 22,8% (Sabanayagam, 2011). gangguan penglihatan dan operasi katarak di
Studi meta analisis menemukan bahwa risiko Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2017.
berbagai tipe katarak secara signifikan Sebanyak 1000 orang penduduk yang berasal
meningkat pada pasien dengan hipertensi dari wilayah Kota Mataram dan Kabupaten
(OR=1.28; 95%CI: 1.12–1.45) dibandingkan Sumbawa diperiksa gangguan penglihatan oleh
subyek dengan tekanan darah normal (Yu, kader Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang
2014). telah dilatih Kementerian Kesehatan dengan
Penelitian mengenai faktor risiko katarak menggunakan teknik hitung jari dari jarak 6
yang menemukan hubungan hipertensi dengan meter. Sebanyak 841 peserta skrining gangguan
katarak telah dilakukan menggunakan desain penglihatan yang tidak lolos skrining, kemudian
studi kasus kontrol di rumah sakit oleh Aini dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan yang telah
(2018) dengan jumlah sampel 90 pasien (Aini, ditunjuk, untuk melakukan pemeriksaan mata
2018). Studi kasus kontrol lainnya oleh Harahap lebih lanjut serta pemeriksaan tekanan darah
(2019) pada 140 pasien melihat perbedaan kadar dan gula darah sewaktu. Peserta skrining
gula darah pada pasien katarak yang diabetes dengan hasil positif katarak selanjutnya diberi
dan tidak diabetes, menemukan hipertensi tindakan operasi katarak.
sebagai salah satu faktor risiko katarak yang Status katarak dikategorikan menjadi dua
berpengaruh (Harahap, 2019). Penelitian cross yaitu tidak katarak; jika hasil pemeriksaan
sectional pada 384 pasien rumah sakit oleh katarak negatif pada kedua mata, dan katarak;
Hasmeinah (2012) justru menemukan hubungan jika hasil pemeriksaan katarak positif (baik pada
tidak bermakna dengan kekuatan lemah antara salah satu maupun kedua mata). Pemeriksaan
hipertensi dengan angka kejadian katarak senilis dan skrining katarak pada peserta dilakukan
(PR:1,108;95%CI:0,995-1,24) (Hasmeinah, oleh tenaga kesehatan terlatih dan dokter
2012). Studi cross sectional lain oleh Rahmawati spesialis mata. Peserta dengan hasil diagnosa
(2019) dengan sampel 90 pasien lansia di poli penyakit mata selain katarak (misal; kelainan
mata juga menemukan hubungan yang tidak refraksi, pterygium, retinopati diabetikum,
bermakna antara hipertensi dengan katarak glaukoma) dimasukkan ke dalam analisis
(p=0,279) (Rahmawati, 2019). sebagai tidak katarak.

647
Resti, D, H., Syahrizal., Misti. / Hipertensi dengan Katarak / HIGEIA 4 (4) (2020)

Variabel hipertensi diketahui dari hasil rekam medis operasi katarak pada kegiatan
pengukuran tekanan darah dengan skrining gangguan penglihatan dan operasi
menggunakan tensimeter digital atau katarak dalam rangka upaya percepatan
sphygmomanometer oleh tenaga kesehatan eliminasi kebutaan akibat katarak. Kegiatan
terlatih. Responden dikategorikan sebagai tersebut dilaksanakan pada tanggal 26
hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darah November – 1 Desember 2017 di Rumah Sakit
menggunakan tensimeter dengan tekanan darah Tentara Mataram dan Rumah Sakit Umum
sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah Daerah Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara
diastolik ≥90 mmHg (Kementerian Kesehatan Barat. Data sekunder yang diperoleh meliputi
RI, 2019). Variabel umur dikategorikan menjadi status katarak, tekanan darah, jenis kelamin,
≤ 60 tahun dan lebih dari 60 tahun. Hasil studi umur, dan kadar glukosa darah sewaktu.
Delcourt (2000) menunjukkan prevalensi Pengumpulan data sekunder dilakukan pada
katarak yang tinggi pada umur di atas 60 tahun bulan November – Desember 2019.
dan semakin meningkat setiap interval hingga Tahapan pengolahan data yang
umur ≥80 tahun (Delcourt, 2000). Jenis kelamin dilakukan meliputi pemeriksaan data (editing)
dikategorikan sebagai laki-laki dan perempuan. untuk melihat kelengkapan data pada formulir
Informasi tentang hiperglikemia diperoleh skrining dan rekam medis, transformasi data
berdasarkan hasil pemeriksaan glukosa darah dengan pemberian kode sesuai kategori
sewaktu menggunakan glukometer. Responden penelitian (coding), dan pembersihan data
dikategorikan sebagai hiperglikemia jika glukosa (cleaning) untuk pemeriksaan data missing.
darah sewaktu ≥200 mg/dl (Kementerian Analisis data menggunakan software statistik.
Kesehatan RI, 2019). Uji statistik untuk analisis bivariat dengan chi
Populasi eligible adalah penduduk yang square dan tingkat kepercayaan (CI) 95%.
terdaftar pada program skrining gangguan Analisis multivariat menggunakan uji statistik
penglihatan dan operasi katarak di Provinsi cox regression untuk menilai adjusted Prevalence
Nusa Tenggara Barat Tahun 2017 yang telah Ratio (PR).
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
penelitian. Kriteria inklusi meliputi; peserta HASIL DAN PEMBAHASAN
skrining berumur ≥40 tahun, memiliki data
lengkap untuk hasil pemeriksaan tekanan darah, Berdasarkan 816 sampel yang telah
pemeriksaan gula darah, dan hasil pemeriksaan dianalisis, diketahui tidak ada data missing pada
mata. Sedangkan Kriteria eksklusi yaitu semua variabel yang diteliti meliputi katarak,
responden yang tidak memiliki data hasil jenis kelamin, umur, hipertensi, dan
pemeriksaan lengkap terkait variabel-variabel hiperglikemia. Tabel 1. menunjukkan proporsi
yang akan diteliti. responden dengan katarak sebesar 56,3%,
Setelah dilakukan pengecekan terhadap diketahui lebih besar dari responden yang tidak
formulir skrining gangguan penglihatan dan katarak (43,8%). Proporsi responden dengan
rekam medis, diperoleh data 841 responden normotensi (50,6%) sedikit lebih tinggi
yang dapat dianalisis. menurut kriteria inklusi dibandingkan responden dengan hipertensi
dan eksklusi, diperoleh sebanyak 25 subyek (49,4%).
tidak disertakan sebagai responden karena Karakteristik responden antara lain
berusia kurang dari 40 tahun sehingga diperoleh sebagian besar responden berjenis kelamin laki –
subyek penelitian yang eligible sebanyak 816 laki (56,9%), dan sebesar 43,1% responden
orang. Pemilihan sampel menggunakan total adalah perempuan. Proporsi responden berumur
sampling, dan diperoleh jumlah sampel sebesar lebih dari 60 tahun (57,6%) sedikit lebih tinggi
816 responden. dari responden berusia ≤60 tahun (42,4%).
Sumber data penelitian berasal dari Proporsi responden dengan normoglikemia atau
formulir skrining gangguan penglihatan dan kadar glukosa darah sewaktu (GDS) kurang dari

648
Resti, D, H., Syahrizal., Misti. / Hipertensi dengan Katarak / HIGEIA 4 (4) (2020)

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel (2018) yang memperoleh asosiasi signifikan


Penelitian (p=0,03) analisis bivariat hipertensi dengan
Variabel Jumlah (n=816) katarak dengan OR 2,74 (95%CI:1,16-6,45)
n %
(Aini, 2018). Penelitian oleh Harun (2020) juga
Katarak
Tidak Katarak 357 43.8 menemukan hubungan bermakna antara
Katarak 459 56.3 hipertensi dengan kejadian katarak (OR:4,955;
Hipertensi 95%CI:2,418-10,153) (Harun, 2020).
Normotensi 413 50.6 Hasil analisis bivariat variabel jenis
Hipertensi 403 49.4
kelamin menunjukkan bahwa responden
Jenis Kelamin
Laki-Laki 464 56.9 perempuan lebih berisiko 1,89 kali (95%CI:1,42-
Perempuan 352 43.1 2,52) terhadap kejadian katarak dibandingkan
Umur responden laki-laki. Penelitian tersebut memiliki
≤60 tahun 346 42.4 hasil serupa dengan Australian Blue Mountain Eye
>60 tahun 470 57.6
Study yang menunjukkan bahwa jenis kelamin
Hiperglikemia
Normoglikemia 786 96.3 perempuan secara umum memiliki asosiasi
Hiperglikemia 30 3.7 dengan peningkatan risiko katarak setelah di-
adjust dengan faktor usia (Wimalasundera,
200 mg/dl (96,3%) lebih besar dibandingkan 2009).
responden dengan hiperglikemia (3,7%). Data global menunjukkan bahwa katarak
Analisis bivariat yang ditunjukkan pada Tabel 2. merupakan penyebab gangguan penglihatan dan
memperoleh hasil yang signifikan pada kebutaan utamanya pada perempuan dimana
hubungan hipertensi dengan katarak nilai relative odds ratio katarak pada perempuan
(p=<0,0001) dengan PR 2,79 (95%CI:2,09- dibandingkan laki-laki sebesar 1,21 (80%UI:
3,71). Hal ini berarti responden dengan 1,17-1,25) (Flaxman, 2017). Perempuan lebih
hipertensi lebih berisiko 2,79 kali terhadap berisiko terhadap kejadian katarak dapat
katarak dibandingkan dengan responden dikaitkan dengan tingginya angka harapan
normotensi (tekanan darah normal). Penemuan hidup pada perempuan dibandingkan dengan
ini serupa dengan hasil penelitian oleh Aini laki – laki. Peningkatan Angka Harapan Hidup

Tabel 2. Analisis Bivariat Faktor Risiko Katarak pada Responden Penelitian


Katarak
PR*
Tidak Total P-Value
Variabel Katarak (95% CI)
Katarak
n % n % n=816 %
Hipertensi
Normotensi 182 44.1 231 55.9 413 100 1
2.790 <0.0001
Hipertensi 277 68.7 126 31.3 403 100
(2.095 – 3.716)
Jenis kelamin
Laki – laki 230 49.6 234 50.4 464 100 1 <0.001
1.894
Perempuan 229 65.1 123 34.9 352 100
(1.425 – 2.518)
Umur
≤ 60 tahun 170 49.1 176 50.9 346 100 1 <0.001
1.653
>60 tahun 289 61.5 181 38.5 470 100
(1.248-2.189)
Hiperglikemia
Normoglikemia 435 55.3 351 44.7 786 100 1 0.013
3.228
Hiperglikemia 24 80.0 6 20.0 30 100
(1.305 – 7.983)
*PR = Prevalence Ratio

649
Resti, D, H., Syahrizal., Misti. / Hipertensi dengan Katarak / HIGEIA 4 (4) (2020)

(AHH) mengalami peningkatan dari tahun 2010 eksperimental menemukan bahwa stress
– 2019. Data tahun 2010 menunjukkan AHH oksidatif terjadi pada lensa tikus percobaan
pada perempuan 71,83 tahun, pada laki – laki dalam kondisi hiperglikemia (Zhang, 2017).
68,09 tahun dan meningkat pada tahun 2019 Tabel 3 merupakan model awal analisis
menjadi 73,33 tahun pada perempuan multivariat hubungan hipertensi dengan
sedangkan pada laki – laki 69,44 tahun (Badan katarak. Analisis multivariat dilakukan dengan
Pusat Statistik, 2020). Semakin tinggi angka metode backward elimination, dimana seluruh
harapan hidup maka peluang terhadap kejadian variabel potensial confounding dimasukkan ke
penyakit degeneratif seperti katarak dan dalam pemodelan, kemudian variabel dengan
penyakit tidak menular semakin besar. nilai asosiasi paling kecil (nilai PR mendekati 1)
Dari hasil analisis bivariat terhadap dikeluarkan satu persatu, sampai menganalisis
variabel umur diketahui bahwa responden seluruh variabel kovariat dan ditemukan model
berumur > 60 tahun berisiko 1,65 kali lebih terbaik. Uji confounding pada analisis multivariat
tinggi terhadap kejadian katarak dibandingkan dengan melihat perubahan nilai PR crude
dengan responden yang berusia lebih dari 60 dengan PR adjusted (∆ PR), dilakukan untuk
tahun (95%CI:1,25-2,19). Secara statitik menilai apakah variabel tersebut merupakan
diperoleh hubungan yang signifikan (p=0,001) confounder. Apabila diketahui perubahan nilai
antara umur dengan kejadian katarak. Aini PR lebih dari 10% (arbitrary), variabel dianggap
(2018) juga menemukan bahwa responden confounding dan kembali dimasukkan ke
berumur ≥60 tahun 12,02 kali berisiko lebih pemodelan. Namun variabel yang penting
tinggi terhadap katarak senilis dibandingkan menurut substansi akan tetap masuk ke dalam
responden yang berumur <60 tahun (Aini, pemodelan meskipun ∆ PR <10%, karena
2018). variabel tersebut merupakan confounding
Hasil analisis bivariat terhadap variabel berdasarkan penjelasan biologis.
hiperglikemia memperoleh hasil bahwa Tabel 4 merupakan final model analisis
responden dengan hiperglikemia lebih berisiko multivariat. Hasil akhir analisis multivariat
3,23 kali (95%CI:1,30-7,98) terhadap kejadian memperoleh nilai adjusted PR 1,49 (95% CI :
katarak dibandingkan dengan responden yang 1,24-1,81), yang berarti responden dengan
memiliki kadar glukosa darah normal hipertensi lebih berisiko 1,49 kali terhadap
(normoglikemi). Hal ini sejalan dengan hasil katarak dibandingkan responden dengan
studi kohort prospektif oleh Maralani (2013) normotensi setelah dikontrol variabel jenis
yang menemukan hubungan signifikan antara kelamin dan umur. Hasil ini diperkuat oleh
kadar gula darah tinggi (gula darah puasa ≥5,6 penelitian Mamatha (2015) dengan hasil
mM) dengan kejadian katarak (p=0,001) dengan responden hipertensi memiliki risiko 1,56 kali
prevalensi kadar gula darah tinggi pada katarak terhadap katarak nuklear dibandingkan dengan
sebesar 18,3% (Maralani, 2013). Studi responden yang tidak hipertensi
(OR=1,56;95%CI:1,25-2,78%) (Mamatha,
Tabel 3. Full Model Awal Analisis Multivariat 2015).
Hubungan Hipertensi dengan Katarak Katarak merupakan penyakit yang
95%CI P- disebabkan oleh multifaktor, baik faktor risiko
Variabel PR Lower Upp value
er
Hipertensi 1.50 1.242 1.81 <0.00 Tabel 4. Final Model Analisis Multivariat
1 3 01 Hubungan Hipertensi dengan Katarak
Jenis 1.22 1.017 1.47 0.033 95%CI P-value
Variabel PR
Kelamin 3 2 Lower Upper
Umur 1.22 1. 1.48 0.033 Hipertensi 1.495 1.237 1.807 <0.0001
8 016 5 Jenis 1.232 1.024 1.483 0.027
Hiperglike 1.44 0.955 2.17 0.082 Kelamin
mia 1 6 Umur 1.226 1.014 1.481 0.036

650
Resti, D, H., Syahrizal., Misti. / Hipertensi dengan Katarak / HIGEIA 4 (4) (2020)

unmodified atau tidak dapat diubah, yang eksperimental lainnya menjelaskan pengaruh
meliputi umur, genetik, jenis kelamin peningkatan Nitric Oxide (NO) terhadap
perempuan, maupun faktor risiko modified atau perkembangan katarak pada binatang
dapat diubah, yang meliputi kondisi hipertensi, eksperimen dengan hipertensi (Yadav, 2018).
hiperlipidemia, diabetes, penyakit Pada beberapa literatur, hipertensi disebut
kardiovaskular, dan perilaku merokok (Dai, sebagai surrogate atau pengganti untuk efek
2020). Penelitian oleh Mehta (2016) katarakogenik dari obat anti-hipertensi tertentu
menemukan bahwa penyakit kronis seperti (Raju, 2017). Penelitian oleh Dai (2019)
hipertensi dan diabetes melitus banyak menemukan bahwa konsumsi obat-obatan
ditemukan pada pasien katarak khususnya pada seperti ACE inhibitors, fibrates, dan Alpha-
lansia (Mehta, 2016). Sejalan dengan hal glucosidase inhibitors berhubungan dengan
tersebut, hasil studi oleh Dieu (2017) kejadian katarak cortical secara signifikan,
menemukan hipertensi dan kadar glycosylated setelah di-adjust dengan hipertensi,
haemoglobin HbAc1 yang tinggi berpengaruh hiperlipidemia, dan diabetes. ACE inhibitors
terhadap pembentukan katarak (Dieu, 2017). diketahui digunakan dalam pengobatan
Mylona (2019) menyebutkan bahwa hipertensi maupun penyakit kardiovaskular
faktor risiko yang paling banyak ditemui pada (Dai, 2020). Namun, pengaruh pengobatan anti-
berbagai tipe katarak adalah hipertensi, dimana hipertensi terhadap kejadian katarak perlu
insiden pasien katarak dengan hipertensi klarifikasi lebih lanjut, karena beberapa studi
bervariasi pada kisaran 43,8% pada kasus memperoleh hasil yang berbeda-beda. Pada
katarak subcapsular hingga 24,3% pada kasus studi ini tidak diperoleh data penggunaan obat-
katarak nuclear. Hasil studi tersebut obatan pada responden, sehingga faktor
menggarisbawahi pentingnya deteksi dini konsumsi obat anti hipertensi sebagai potensial
hipertensi, kondisi kardiovaskular yang confounder tidak dapat diteliti.
berkembang tanpa terdeteksi dalam kurun Variabel kovariat yang berpengaruh
waktu beberapa tahun, untuk mencegah terhadap hubungan hipertensi dengan katarak
perkembangan katarak (Mylona, 2019). Deteksi adalah jenis kelamin dan umur. Tabel 4.
dini hipertensi dan katarak dapat dilakukan menunjukkan bahwa responden dengan berjenis
sedini mungkin sebelum umur 40 tahun, kelamin perempuan memiliki risiko 1,23 kali
mengingat risiko penyakit degeneratif semakin (95%CI: 1,02-1,48) terhadap katarak
meningkat setelah umur 40 tahun. dibandingkan responden laki-laki setelah
Yu (2014) menyebutkan bahwa hipertensi dikontrol variabel hipertensi dan umur. Hasil
memicu peningkatan peradangan atau inflamasi penelitian oleh Tana (2009) juga menemukan
sitokin seperti tumor necrosis faktor-alfa (TNF-α), hubungan antara jenis kelamin dan katarak,
interleukin-6 (IL-6), yang berkaitan erat dengan dimana responden perempuan lebih berisiko
peradangan sistemik serta meningkatkan kadar 1,53 kali terhadap kejadian katarak
C-reaktif protein (CRP) dan mendorong dibandingkan responden laki-laki
perkembangan katarak. Katarak berhubungan (PR=1,53;95%CI : 1,45-1,62) (Tana, 2009).
dengan peradangan sistemik yang intens, maka Prevalensi katarak pada beberapa literatur
jalur patologis perkembangan katarak akibat ditemukan lebih tinggi pada perempuan (Tsai,
hipertensi melalui mekanisme peradangan (Yu, 2003). Wimalasundera (2008) menyebutkan
2014). Pada age-related cataract, perkembangan Relative Risk (RR) operasi katarak dengan
katarak disebabkan oleh stress oksidatif. Studi insiden katarak pada perempuan sebesar 1,36
oleh Kisic (2018) menemukan peranan dari (CI=1,32-1,40), lebih tinggi dibandingkan laki-
peningkatan aktivitas pro-oxidative enzim laki (Wimalasundera, 2009).
Xanthine Oxidase (XO) dan Myeloperoxidase Bragin (2018) menyebutkan banyak
(MPO) terhadap perkembangan katarak pada penelitian epidemiologi yang memperoleh
pasien dengan hipertensi (Kisic, 2018). Studi kesimpulan bahwa risiko katarak pada

651
Resti, D, H., Syahrizal., Misti. / Hipertensi dengan Katarak / HIGEIA 4 (4) (2020)

perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, (95%CI:1,01-1,48) lebih tinggi terhadap katarak
akan tetapi asosiasi tersebut masih belum jelas dibandingkan responden yang berumur ≤60
(Bragin, 2018). Studi meta analisis menemukan tahun setelah dikontrol dengan variabel
bahwa dua dari tiga orang yang mengalami hipertensi dan jenis kelamin. Umur merupakan
kebutaan adalah perempuan, dimana faktor risiko utama terhadap perkembangan
kesenjangan gender merupakan permasalahan katarak. Prevalensi katarak pada laki-laki
yang dapat ditemukan baik di Negara maju meningkat yaitu sebesar 10,1% pada usia 60-69
ataupun berkembang (Zetterberg, 2016). Hasil tahun hingga 62,4% pada populasi berumur ≥80
ini berbeda dengan analisis bivariat yang tahun, sedangkan pada wanita sedikit lebih
diperoleh Aini (2018) dimana hubungan jenis tinggi yaitu 12,3% pada usia 60-69 tahun dan
kelamin dengan katarak tidak signifikan meningkat menjadi 73,7% pada umur ≥80 tahun
(p=0,83) (Aini, 2018). (Delcourt, 2000).
Beberapa studi kasus kontrol Beberapa penelitian menemukan asosiasi
mengungkapkan lingkup hubungan antara yang kuat terhadap peningkatan prevalensi
katarak kortikal dengan jenis kelamin, dan katarak dengan peningkatan umur dimana
menunjukkan data tentang efek protektif dari prevalensi meningkat pada umur 60 - 80 tahun
substitusi hormon terapi pada perempuan (Heidar, 2015; Phaswana-Mafuya, 2017). Hasil
selama periode setelah menopause (Bragin, studi prevalensi katarak pada lansia berusia
2018). Studi laboratorium dan epidemiologi diatas 50 tahun di Afrika Selatan menunjukkan
menunjukkan bahwa estrogen dapat model multivariat yang menyimpulkan bahwa
memberikan perlindungan antioksidan terhadap katarak 4,14 kali lebih tinggi terjadi pada
katarak, tetapi efek hilangnya estrogen pada responden berumur ≥70 tahun dibandingkan
menopause menyebabkan peningkatan risiko responden berumur 50 – 59 tahun (95%CI: 2,28
katarak pada perempuan. Sama halnya dengan – 7,50). Penelitian tersebut juga menemukan
katarak, laki-laki memiliki prevalensi hipertensi katarak 1,97 kali lebih tinggi pada penduduk
dan risiko terhadap penyakit kardiovaskular berumur ≥50 tahun dengan hipertensi (95%CI:
yang lebih tinggi dibandingkan dengan 1,60 – 5,59) dibandingkan dengan mereka yang
perempuan premenopause. Namun setelah tidak mengalami hipertensi (Phaswana-Mafuya,
menopause tidak ada perbedaan risiko 2017). Faktor usia diketahui juga merupakan
kardiovaskular perempuan dengan laki-laki, faktor risiko bagi penyakit kronis degeneratif
bahkan prevalensi hipertensi pada perempuan seperti hipertensi.
lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada Umur diketahui sebagai faktor risiko pada
kelompok umur yang sama (Zetterberg, 2016). katarak senilis karena berhubungan dengan
Penjelasan biologis yang mungkin untuk proses penuaan (degeneratif). Komposisi dari
perbedaan terkait gender dalam mortalitas dan lensa mata mayoritas adalah air dan protein.
morbiditas pada dasarnya terbagi dalam dua Ketika protein menggumpal akibat stres
kategori; genetik atau hormonal. Faktor genetik oksidatif selama proses penuaan, maka dapat
yang mendukung umur panjang wanita adalah: memperkeruh lensa dan mengurangi cahaya
1) hipotesis seks heterogami; 2) gesekan yang mencapai retina (Wimalasundera, 2009;
telomere; dan 3) mitokondrial bawaan. National Eye Institute, 2015). Kekeruhan dapat
Pentingnya hormon seksual pada penuaan menjadi parah hingga menyebabkan gangguan
merupakan kunci dari teori reproduksi penuaan, penglihatan. Mayoritas age-related cataract
berdasarkan disfungsional axis hypothalmic- berkembang dari protein yang menggumpal
pituitary-gonodal (HPG) terkait dengan (National Eye Institute, 2015).
peningkatan mortalitas pada kedua jenis Tabel 3. menunjukkan bahwa nilai PR
kelamin (Zetterberg, 2016). hiperglikemia terhadap katarak sebesar 1,441
Tabel 4. menunjukkan bahwa responden (95%CI: 0,955 – 2,176) dengan p-value=0,082
berumur >60 tahun berisiko 1,22 kali yang berarti hubungan atau asosiasi tidak

652
Resti, D, H., Syahrizal., Misti. / Hipertensi dengan Katarak / HIGEIA 4 (4) (2020)

signifikan secara statistik. Hasil penelitian baik keterbatasan karena menggunakan data
pada analisis bivariat maupun analisis sekunder. Variabel terbatas pada data dalam
multivariat menunjukkan rentang confident formulir skrining gangguan penglihatan dan
interval yang cukup lebar pada variabel rekam medis operasi katarak, sehingga data
hiperglikemia. Hal ini dapat disebabkan adanya lebih lanjut mengenai faktor risiko perilaku
nilai sel yang lebih kecil dari nilai expected, maupun variabel potensi confounding lainnya
sehingga terdapat kemungkinan bahwa nilai PR yang berpengaruh terhadap katarak seperti
tersebut dipengaruhi faktor chance. Proporsi merokok, penggunaan obat anti hipertensi,
hiperglikemia pada penelitian ini diketahui konsumsi alkohol, penggunaan steroid,
sangat kecil (3,7%) menyebabkan distribusinya pekerjaan, dan paparan sinar ultraviolet tidak
lebih kecil dan terdapat nilai sel yang kosong. dapat diteliti. Selain itu terdapat keterbatasan
Hasil ini serupa dengan hasil studi pada pasien desain penelitian dengan studi cross sectional
yang akan melakukan operasi katarak di dimana pada studi ini tidak dapat menjelaskan
Yunani, dimana prevalensi diabetes dan hubungan antara pajanan dengan kejadian
dislipidemia pada pasien katarak sangat kecil katarak berdasarkan hubungan waktu (ambiguity
(Mylona, 2019). temporalitas).
Hiperglikemia merupakan karakteristik
dan dampak yang biasa ditemukan pada PENUTUP
diabetes mellitus (DM) yang tidak terkontrol
dan pada jangka lama dapat memicu kerusakan Hasil penelitian memperoleh asosiasi
sistem tubuh, termasuk saraf dan pembuluh bermakna antara hipertensi, jenis kelamin, dan
darah (WHO, 2016). Penelitian ini memiliki umur dengan kejadian katarak (p<0,05).
keterbatasan informasi mengenai riwayat dan Berdasarkan hasil analisis multivariat
diagnosa diabetes melitus pada responden. Studi disimpulkan bahwa responden dengan
kohor menunjukkan hubungan peningkatan hipertensi 1,49 kali (95%CI: 1,24 – 1,81) lebih
kadar gula darah dengan insiden katarak berisiko terhadap katarak dibandingkan dengan
diketahui ditemukan setelah lima tahun responden normotensi setelah dikontrol faktor
(Maralani, 2013), namun pada studi ini tidak jenis kelamin dan umur. Variabel kovariat yang
diketahui durasi responden mengalami menemukan asosiasi signifikan terhadap
hiperglikemia. hubungan antara hipertensi dengan katarak
Hasil pemeriksaan kadar gula darah pada pada analisis multivariat antara lain variabel
satu waktu tidak dapat menggambarkan durasi jenis kelamin PR: 1,23 (95%CI: 1,02 - 1,48)
hiperglikemia dan kondisi DM, sehingga tidak dengan p-value=0,027, dan variabel umur PR:
dapat menjelaskan paparan risiko katarak yang 1,22 (95%CI:1,01 - 1,48) dengan p-value=0,036.
akurat. Hal ini serupa dengan hasil penelitian Penelitian ini memiliki kelemahan desain
oleh Kim (2006) yang menemukan bahwa studi dimana hubungan hipertensi dan katarak
durasi diabetes merupakan faktor risiko utama tidak dapat dijelaskan kausalitasnya. Penelitian
pada katarak diabetik, sehingga peran gula selanjutnya agar dilakukan dengan desain yang
darah puasa sebagai faktor risiko masih belum lebih baik sehingga dapat menjelaskan pengaruh
pasti (Kim, 2006). Harahap (2019) menyebutkan hipertensi terhadap kejadian katarak
bahwa patofisiologi katarak pada DM yang berdasarkan asas temporal yang jelas.
tidak terkontrol disebabkan oleh hiperglikemia Keterbatasan lain penelitian ini adalah masih
kronis yang terjadi. Lebih lanjut diketahui banyak variabel confounding yang belum
perbedaan yang signifikan pada kadar gula dikontrol dikarenakan data yang tidak tersedia
darah antara pasien katarak yang diabetes pada formulir skrining. Saran untuk penelitian
dengan pasien katarak yang tidak diabetes lain mengenai faktor risiko katarak untuk
(Harahap, 2019). memperhitungkan variabel potensial confounder
Penelitian ini memiliki beberapa yang lebih lengkap dan menggunakan sampel

653
Resti, D, H., Syahrizal., Misti. / Hipertensi dengan Katarak / HIGEIA 4 (4) (2020)

yang lebih besar sehingga hasil analisis Heidar, F., Jamal, F., Mohammad, N. 2015.
multivariat dapat lebih maksimal. Comparison of Epidemiological Factors
Between Patients with Senile Cataract and
Controls Without Cataract. Open Science
DAFTAR PUSTAKA
Journal of Clinical Medicine, 3(3): 86 – 89.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Infodatin : Situasi
Aini, A. dan Santik, Y. 2018. Kejadian Katarak Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan
Senilis di RSUD Tugurejo. HIGEIA (Journal of Kebutaan. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta
Public Health Research and Development), 2(2):
: Pusat Data dan Informasi.
295-306.
Kementerian Kesehatan RI. 2017. Peta Jalan
Badan Pusat Statistik. 2020. Tabel : Angka Harapan Penanggulangan Gangguan Penglihatan di
Hidup (AHH) Menurut Provinsi dan Jenis
Indonesia Tahun 2017 – 2030. Kementerian
Kelamin (Tahun) 2010 – 2019. Jakarta: Badan
Kesehatan. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pusat Statistik. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit.
Bragin, E.V. 2018. Risk factors which cause senile
Kementerian Kesehatan RI. 2019. Petunjuk Teknis
cataract evolvement : outline. Scientific Posbindu Bagi Kader. Jakarta: Direktorat
Reviews. Health Risk Analysis, 2018(1): 113- Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
125.
Menular.
Dai, W., Tham, Y. C., Chee, M. L., Majithia, S.,
Kim, S.l. and Kim, S.J. 2006. Prevalence and Risk
Poh, S., Tan, A. G., Cheng, C.Y. Factors for Cataracts in Persons with Type 2
2019. Systemic medications and cortical
Diabetes Mellitus. Korean Journal
cataract: the Singapore Epidemiology of Eye Ophthalmology, 20(4): 201-204.
Diseases Study. British Journal of
Kisic, B., Miric, D., Zoric, L., Rasic, J.V., Grbic, R.,
Ophthalmology, 104(3): 1-6.
Popovic, Lj.M., & Arsic, A.M.. 2018.
Delcourt C, Cristol JP, Tessier F, Léger CL, Michel
Xanthine oxidase activity in patients with age-
F, Papoz L. 2000. Risk Factors for Cortical, related cataract associated with
Nuclear, and Posterior Subcapsular Cataracts
hypertension. Brazilian Journal of Medical and
– The POLA Study. American Journal of Biological Research, 51(5): 1-6.
Epidemiology, 151(5):497-504.
MacHan, C.M., Hrynchak, P.K., Irving, E.. 2012.
Dieu, D. 2017. The Relationship of Blood Glucose
Age-related cataract is associated with type 2
and Blood Pressure in Age-Related
diabetes and statin use. Optometry and Vision
Cataracts. Biomedical Journal of Scientific and Science, 89(8): 1165–1171.
Technical Research, 1(6): 001-003.
Mamatha BS, Nidhi B, Padmaprabhu CA, Pallavi P,
Flaxman, S.R., et.al. 2017. Global causes of blindness
Vallikannan B. 2015. Risk factors for nuclear
and distance vision impairment 1990 - 2020 : and cortical cataracts: A hospital based study.
a systematic review and meta-analysis. Lancet Journal of Ophthalmic and Vision Research,
Global Health 2017, published online October
10(3):243-249.
11, 2017 : 1-14. Maralani, H.G., Tai, B.C., Wong, T.Y., Tai, E.S., Li,
Harahap, J., and Rania, R. 2019. Cataracts Risk
J., Wang, J.J., Mitchell, P. 2013. Metabolic
Factors and Comparison of Blood Glucose
Syndrome and Risk of Age-Related Cataract
Levels in Diabetic and Non-Diabetic Patients Over Time: An Analysis of Interval-Censored
towards the Occurence of Cataracts.
Data Using a Random-Effects Model.
Macedonian Journal of Medical Sciences, Investigative Ophthalmology & Visual Science,
7(20):3359-3362. 54(1): 641-646.
Harun, H.M., Abdullah, A.Z., Salmah, U. 2020. Mehta, R., Patil, M., and Page, S. 2016. Comparative
Pengaruh Diabetes, Hipertensi, Merokok
study of cataract in hypertensive patients and
dengan Kejadian Katarak di Balai Kesehatan non-hypertensive patients. Indian Journal of
Mata Makassar. Jurnal Kesehatan Vokasional, Clinical and Experimental Ophthalmology, 2(2):
5(1):45-52.
153-157.
Hasmeinah, Z.Ansori, I., Meidawaty, D.S. 2012. Mylona, I., Dermenoudi, M., Ziakas, N., &
Hubungan Angka Kejadian Katarak Senilis Tsinopoulos, I. 2019. Hypertension is the
dengan Hipertensi di Poliklinik Rawat Jalan
Prominent Risk Factor in Cataract
RSMP Periode Januari-Desember 2010. Syifa Patients. Medicina, 55(430): 1-7.
Medika, 2(2): 80-87.

654
Resti, D, H., Syahrizal., Misti. / Hipertensi dengan Katarak / HIGEIA 4 (4) (2020)

National Eye Institute. 2015. Cataract : What You rural and urban India. Indian Journal of
Should Know. Bethesda : US Department of Ophthalmology, 67(4): 477-483.
Health and Human Services. Sreekanth, B. 2017. A Clinical Study on Risk Factors
Phaswana-Mafuya, N., Peltzer, K., Crampin, A., Cataracts in Young Adults. International
Ahame, E., Sokhela, Z. 2017. Prevalence of Journal of Scientific Study, 5(9):120-124.
Self-Reported Diagnosed Cataract and Tana, L., Rif’ati, L., Kristanto, A.Y. 2009.
Associated Risk Factors among Elderly South Determinan Kejadian Katarak di Indonesia
Africans. International Journal of Environmental Riset Kesehatan Dasar 2007. Buletin Penelitian
Research and Public Health, 14(1523): 1-11. Kesehatan, 37(3): 114 – 125.
Rahmawati, I., Juksen, L., Putra, J.I. 2019. Tang, Y., Wang, X., Wang, J., Jin, L., Huang, W.,
Hubungan Hipertensi dengan Kejadian Luo, Y., Lu, Y. 2017. Risk factors of age-
Katarak pada Lansia di Poli Mata RSUD Dr. related cataract in a Chinese adult population
M. Yunus Bengkulu. Jurnal Stikes dr. Soebandi, : the Taizhou Eye Study. Clinical &
6(2): 43-48. Experimental Ophthalmology, 46(4): 371 – 379.
Raju, M., Chisholm, M., Mohammad, M.A.S., Chi- Tsai S.Y., Hsu W.M., Cheng C.Y., Liu J.H., Chou
Ren, S., Frederick W.F. 2017. Investigating P.. 2003. Epidemiologic study of age-related
Risk Faktors for Cataract Using the Cerner cataracts among an elderly Chinese
Health Facts® Database. Journal Eye Cataract population in Shih-Pai, Taiwan.
Surgery, 3(19): 1-6. Ophthalmology, 110(6): 1089–1095.
Sabanayagam, C., Wang, J.J., Mitcbell, P., Tan, WHO. 2012. Global Data on Visual Impairments 2010.
A.G., Tai, E.S. 2011. Metabolic syndrome Geneva : World Health Organization.
components and age-related cataract: the WHO. 2016. Global Report on Diabetes. Geneva :
Singapore Malay Eye Study. Investigate World Health Organization.
Ophthalmology and Visual Science, 2011(52): Wimalasundera, S. 2008. Is gender a risk faktor for
2397–2404. cataract? Galle Medical Journal, 13(1): 44-47.
Saputra, N., Handini, M.C., Sinaga, T.R. 2018. Yadav, A., Choudhary R., Bodakhe, S.H. 2018. Role
Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian of Nitric Oxide in the Development of
Katarak (Studi Kasus Kontrol di Poli Klinik Cataract Formation in CdCl2-induced
Mata RSUD Dr. Pringadi Medan Tahun Hypertensive Animals. Current Eye
2017). Jurnal Ilmiah Simantek, 2(1):104-113. Research, 43(12): 1454-1464.
Sari, D.A., Masriadi, Arman. 2018. Faktor Risiko Yu, X., Lyu, D., Dong, X., He, J., Yao K. 2014.
Kejadian Katarak pada Peserta Pria Usia 40 – Hypertension and Risk of Cataract: A Meta-
55 tahun di Rumah Sakit Pertamina Analysis. PLoS ONE, 9(12): 1-17.
Balikpapan. Window of Health: Jurnal Zetterberg, M. 2015. Age-related eye disease and
Kesehatan, 1(2): 61-67. gender. Maturitas, 2016(83):19-26.
Singh, S., Pardhan, S., Kulothungan, V., Zhang, J., Yan, H., F.Lou, M. 2017. Does Oxidative
Swaminathan, G., Ravichandran, J.S., Stress Play Any Role in Diabetic Cataract
Ganesan, S., Sharma, T., Raman, R. 2019. Formation? Re-evaluation using a
The prevalence and risk factors for cataract in Thioltransferase Gene Knockout Mouse.
Experimental Eye Research, 2017(16):36 – 42.

655

Anda mungkin juga menyukai