Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/332419582

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DISLIPIDEMIA PADA LANSIA (Studi Kasus Kontrol


Pada Lansia di Poli Lansia RSUD. Bangkinang Kabupaten Kampar Tahun 2016–
2017)

Article  in  Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan · November 2018
DOI: 10.34008/jurhesti.v3i2.35

CITATIONS READS

0 45

3 authors, including:

Taruli Rohana Sinaga


Universitas Sari Mutiara Indonesia
7 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Taruli Rohana Sinaga on 04 January 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


FAKTOR RISIKO KEJADIAN DISLIPIDEMIA PADA LANSIA
(Studi Kasus Kontrol Pada Lansia di Poli Lansia RSUD. Bangkinang
Kabupaten Kampar Tahun 2016 – 2017)

Risk Factors of Dislipidemia Events in Elderly


(Case Study of Control in the Elderly in Elderly Polyclinic Bangkinang Hospital
Kampar Regency 2016 - 2017)

Ayuning Lestari1, Myrnawati Crie Handini2, Taruli Rohana Sinaga2


1
Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
2
Staf Pengajar Direktorat Pascasarjana Universitas Sari Mutiara Indonesia
E-mail : ayuninglestari17@gmail.com

Abstrak
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik 2014, populasi lansia mencapai 20,24 juta jiwa, setara dengan
8,03 % dari seluruh penduduk Indonesia. Semakin tua usia seseorang, maka semakin rentan terhadap
penyakit degeneratif, salah satunya Dislipidemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko
kejadian Dislipidemia serta menentukan nilai Odds Ratio faktor risiko terhadap Dislipidemia. Desain
penelitian ini adalah Case Control Study. Data diperoleh dari catatan rekam medis pasien serta dengan
pengukuran langsung kepada responden. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 135 responden, 45
responden dari kelompok kasus dan 90 responden dari kelompok kontrol. Hasil analisis bivariat
menunjukkan bahwa semua variabel independen berhubungan dengan kejadian Dislipidemia (p<0,05).
Berdasarkan hasil analisis Multivariat variabel yang paling dominan terhadap kejadian Dislipidemia
adalah kebiasaan Merokok dengan p-value 0,000 (p-value<0,05) dan nilai OR sebesar 9,929 (95 % CI
3,428-28,762). Disimpulkan bahwa kebiasaan merokok merupakan faktor risiko yang sangat berpengaruh
terhadap kejadian Dislipidemia pada lansia.
Kata Kunci : Lansia, Dislipidemia, Jenis Kelamin, Obesitas, Diabetes Melitus, Rokok.

Abstract
Based on the data from the Central Bureau of Statistics in 2014, the population of the elderly reached
20.24 million or 8.03% of the whole Indonesian people. The older a person is, the more vulnerable he is
to degenerative diseases, and one of them is dyslipidemia. The objective of the research was to find out
the risk factor for the incidence of dyslipidemia and to determine the value of Odds Ratio of risk factor
for dyslipidemia. The research used case-control study design. The data were gathered from patients’
medical records and from the respondents. The samples were 135 respondents with 45 of them were in
case group and 90 of them were in control group. The result of bivariate analysis showed that all
independent variables were correlated with the incidence of dyslipidemia (p<0.05). The result of
multivariate analysis showed that the variable which had the most dominant correlation was smoking
habit at p-value = 0.000 (p<0.05) and OR-value = 9.929 (85% CI 3.428-28.762) which indicated that
smoking habit was the most influential risk factor for the incidence of dyslipidemia in the elderly.
Keywords: The Elderly, Dyslipidemia, Gender, Obesity, Diabetes Mellitus, Smoking

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 2, Desember 2018 16


PENDAHULUAN dengan kadar kolesterol ≥ 200 mg/dl)
Data World Population Prospect the dimana perempuan leiibih banyak dari laki-
2015 Revision, pada tahun 2015 ada laki dan perkotaan lebih banyak dari
901.000.000 orang berusia 60 tahun atau pedesaan. Data RISKESDAS mempunyai
lebih, yang terdiri atas 12 persen dari jumlah proporsi LDL yang sangat tinggi (≥500
populasi global. Pada tahun 2015 dan 20130, mg/dl) (Anwar TB, 2004).
jumlah orang berusia 30 tahun atau lebih, Data dari dinas kesehatan kabupaten
yang diproyeksikan akan tumbuh sekitar 56 kampar tahun 2016, menunjukkan tingginya
persen dari 901 juta menjadi 1,4 milyar dan populasi lansia yakni 35.289 dari 785.941
pada tahun 2050 populasi lansia total populasi, hal ini menunjukkan bahwa
diproyeksikan lebih dari 2 kali lipat ditahun 22,2 % populasi kabupaten kampar adalah
2015, yaitu mencapai 2,1 milyar (United lansia. Dinas kesehatan kabupaten kampar
Nations, 2005). telah bekerjasama dengan Rumah Sakit
Untuk mengupayakan penurunan Umum Daerah, rumah sakit swasta serta
jumlah kematian akibat PJK dan stroke puskesmas untuk menggalakkan program-
badan kesehatan dunia menyarankan agar program peduli lansia. Saat ini sudah banyak
setiap negara membuat kebijakan untuk rumah sakit serta puskesmas yang berada di
melakukan pencegahan terhadap kedua kabupaten Kampar telah dilengkapi dengan
penyakit ini, karena meskipun banyak faktor poli khusus lansia, hal ini dilakukan untuk
risikonya sama untuk semua negara, namun mempermudah proses pengobatan pada
ada perbedaan pendekatan antar negara lansia. Hal ini lah yang membuat peneliti
dalam masalah budaya, sosial ekonomi dan sangat tertarik melakukan penelitian di
juga ketersediaan obat. Kadar kolesterol RSUD Bangkinang kabupaten Kampar.
darah yang tinggi (Dislipidemia) merupakan
salah satu faktor risiko utama untuk METODE PENELITIAN
terjadinya PJK dan stroke disamping Penelitian ini merupakan penelitian
Hipertensi, abnormalitas glukosa darah dan epidemiologi analitik dengan desain Case
inaktifitas fisik (Badan Pusat Statistik, Control Study. Populasi dalam penelitian ini
2014).i adalah seluruh lansia yang berobat ke Poli
Dislipidemia merupakan salah satu Lansia RSUD. Bangkinang Kabupaten
faktor risiko yang paling penting bagi Kampar. Adapun sampel dalam penelitian
banyak penyakit kronis yang tidak menular ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kasus
yang mengakibatkan morbiditas, mortalitas, dan kontrol.Kelompok kasus adalah lansia
dan biaya medis yang serius di seluruh dunia yang berobat ke Poli Lansia
“State of the Art” (Singh A.K et al, 2011). RSUD.Bangkinang Kabupaten Kampar dan
Dislipidemia memiliki prevalensi yang menderita dislipidemia, sedangkan
tinggi hampir di seluruh negara di dunia, kelompok kontrol adalah lansia yang berobat
diantaranya Cina, tepatnya kota Beijing. ke Poli Lansia RSUD.Bangkinang
Prevalensi Dislipidemia menurut Kabupaten Kampar tetapi tidak menderita
penelitian monitoring trends and dislipidemia. Perbandingan kasus dan
determinants of cardiovascular disease kontrol dalam penelitian ini adalah 1:2, yaitu
(MONICA) yang menggunakan populasi 45 kasus dan 90 kontrol. Total sampel dalam
usia 35-64 Tahun dari negara-negara Eropa, penelitian ini adalah 135 sampel. Analisis
Australia, Selandia baru dan Kanada data menggunakan analisis univariat,
ditemukan sebanyak 25 % pada pria dan 23 analisis bivariat dan analisis bivariat.
% pada wanita dengan rasio kolesterol
total/HDL > 6 pada laki-laki dan > 5 pada HASIL PENELITIAN
wanita. Data di Indonesia yang diambil dari
riset kesehatan dasar nasional Hubungan Usia dengan Kejadian
(RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan Dislipidemia pada Lansia
ada 35,9 % dari penduduk Indonesia yang Hubungan usia dengan kejadian
berusia ≥15 tahun dengan kadar kolesterol Dislipidemia pada lansia di Poli Lansia
abnormal (berdasarkan NCEP ATP III, RSUD Bangkinang ditunjukkan pada tabel.

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 2, Desember 2018 17


Tabel 1.Hubungan Usia dengan Kejadian Dislipidemia pada Lansia di Poli Lansia RSUD
Bangkinang tahun 2016

Dislipidemia p-
Variabel Kasus Kontrol Total OR 95 % CI value
n % n % n %
Usia
60-69 tahun 36 42,4 49 57,6 85 100 3,347 1,445-7,753 0,004
>70 tahun 9 18,0 41 82,0 50 100

Berdasarkan tabe di atas, dapat dilihat dari pula besar ORdari variabel Usia adalah
45 responden dari kelompok kasus terdapat 3,347 (95 % CI 1,445-7,753), hal ini
36 responden yang memiliki rentang usia menunjukkan bahwa Usia memiliki risiko
60-69 tahun, serta terdapat 9 responden terhadap kejadian Dislipidemia sebesar
yang memiliki rentang usia >70 tahun. Dari 3,347 kali pada Lansia kelompok kasus
90 responden dari kelompok kontrol, dibandingkan dengan Lansia dari kelompok
terdapat 49 responden yang memiliki kontrol.
rentang usia 60-69 tahun, serta 41
responden yang memiliki rentang usia >70 Hubungan Jenis Kelamin dengan
tahun. Kejadian Dislipidemia
Dari tabel tersebut diperoleh nilai Hubungan jenis kelamin terhadap
p-value sebesar 0,004 (p<0,05) yang artinya kejadian Dislipidemia pada lansia di poli
terdapat hubungan yang signifikan antara lansia RSUD Bangkinang ditunjukkan pada
peningkatan usia dengan kejadian tabel.
Dislipidemia. dari hasil analisis diketahui

Tabel 2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Dislipidemia pada Lansia di Poli
Lansia RSUD Bangkinang tahun 2016
Dislipidemia p-
Variabel Kasus kontrol Total OR 95 % CI value
n n % n %
J. kel
Laki-laki 19 28,8 47 71,2 66 100 3,348 1,481-7,566 0,003
Perempuan 26 37,3 43 62,3 69 100

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa variabel Jenis Kelamin adalah 3,348 (95 %
dari 45 responden untuk kelompok kasus, CI 1,481-7,566)artinya jenis kelamin
19 responden diantaranta adalah Laki-laki memiliki risiko terhadap kejadian
dan 26 responden diantaranya adalah Dislipidemia pada Lansia di Poli Lansia
perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa RSUD Bangkinang.
perempuan lebih banyak mengalami
Dislipidemia daripada laki-laki.Untuk Hubungan Obesitas dengan Kejadian
kelompok kontrol yang berjumlah 90 Dislipidemia pada Lansia
responden, 47 diantaranya adalah laki-laki Hubungan Obesitas dengan
sedangkan 43 responden lainnya adalah Kejadian Dislipidemia pada Lansia
perempuan. ditunjukkan pada tabel.
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh
nilai p-value sebesar 0,003 (p<0,05) yang
berarti Ho diterima. Sehingga disimpulkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara
jenis kelamin dengan kejadian
Dislipidemia. Diketahui pula besar ORdari

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 2, Desember 2018 18


Tabel 3. Hubungan Obesitas dengan Kejadian Dislipidemia pada lansia di Poli Lansia
RSUD Bangkinang tahun 2016
Dislipidemia p-
Variabel Kasus Kontrol Total OR 95 % CI value
n % N % n %
Obesitas
Tidak Obes 18 17,6 84 82,4 102 100 3,200 1,381-7,416 0,007
Obes 27 81,8 6 18,2 33 100

Berdasarkan tabel di atas, diketahui pada Lansia di Poli Lansia RSUD


bahwa dari 45 responden untuk kelompok Bangkinang. Dari hasil analisis juga
kasus 18 responden diantaranya adalah diperoleh nilai ORsebesar 3,200 (95 % CI
responden yang tidak Obesitas, sedangkan 1,381-7,416), hal ini menunjukkan Obesitas
27 responden lainnya adalah responden memiliki risiko terhadap kejadian
yang pernah mengalami Obesitas. Dari 90 Dislipidemia pada Lansia di Poli Lansia
responden untuk kelompok kontrol, 84 RSUD Bangkinang sebesar 3,200 kali
responden diantaranya tidak pernah dibandingkan dengan lansia pada kelompok
mengalami Obesitas dan 6 responden kontrol.
sisanya pernah mengalami Obesitas. Hubungan Diabetes Melitus dengan
Dari hasil uji statistik diperoleh Kejadian Dislipidemia pada Lansia
nilai p-value 0,007 (p<0,05) yang berarti Hubungan Diabetes Melitus dengan
terdapat hubungan yang bermakna antara Kejadian Dislipidemia ditunjukkan dalam
Obesitas dengan kejadian Dislipidemia tabel di bawah ini.

Tabel 4..Hubungan Diabetes Melitus dengan Kejadian Dislipidemia pada Lansia di Poli
Lansia RSUD Bangkinang tahun 2016
Dislipidemia
Variabel Kasus kontrol Total OR 95 % CI p-value
n % N % N %
DM
Tidak DM 5 6,1 77 93,9 82 100 3,500 1,511-8,105 0,003
DM 40 75,5 13 24,5 53 100

Berdasarkan tabel di atas, dari 45 dalam penelitian ini, variabel Diabetes


responden dari kelompok kasus, terdapat 5 Melitus memiliki risiko terhadap kejadian
responden diantaranya tidak memiliki Dislipidemia pada Lansia di Poli Lansia
riwayat Diabetes Melitus dan 40 responden RSUD Bangkinang sebesar 3,500 kali
lainnya memiliki riwayat Diabetes Melitus. dibandingkan lansia pada kelompok
Dari 90 responden untuk kelompok kontrol, kontrol.
terdapat 77 responden yang memiliki
riwayat Diabetes Melitus dan 13 responden Hubungan Kebiasaan Merokok dengan
lainnya memiliki riwayat Diabetes Melitus. Kejadian Dislipidemia pada Lansia
Berdasarkan table di atas, diperoleh Hubungan Kebiasaan Merokok
nilai p-value sebesar 0,003 (p<0,05) artinya dengan Kejadian Dislipidemia pada lansia
Diabetes Melitus memiliki hubungan yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
signifikan dengan kejadian
Dislipidemia.Dari hasil analisis diketahui
juga bahwa nilaiORuntuk variabel Diabetes
Melitus adalah sebesar 3,500 (95 % CI
1,511-8,105), hal ini menunjukkan bahwa

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 2, Desember 2018 19


Tabel 5. Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Dislipidemia pada Lansia di
Poli Lansia RSUD Bangkinang tahun 2016
Dislipidemia p-
Variabel Kasus Kontrol Total OR 95 % CI valu
n % n % N % e

Kebiasaan
Merokok
Tidak Merokok 16 28,1 41 71,9 57 100 2,533-
Merokok 29 37,2 49 62,8 78 100 6,048 14,444 0,00
0

Berdasarkan tabel diatas, dapat peningkatan kolesterol total, kolesterol


dilihat bahwa dari 45 responden dari LDL (Low Density Lipoprotein),
kelompok kasus, 16 responden tidak Trigliserida diatas normal serta penurunan
memiliki kebiasaan merokok dan 29 kadar kolesterol HDL (High Density
responden lainnya memiliki kebiasaan Lipoprotein) di dalam darah.
merokok. Dan dari 90 responden dari Semakin tua usia seseorang maka
kelompok kontrol, 41 responden tidak fungsi organ tubuh semakin menurun,
memiliki kebiasaan merokok dan 49 begitu juga dengan penurunan aktivitas
responden lainnya memiliki kebiasaan reseptor LDL (Low Density Lipoprotein)
merokok. sehingga bercak perlemakan dalam tubuh
semakin meningkat dan menyebabkan
Analisis Multivariat kadar kolesterol total lebih tinggi,
Setelah melewati beberapa tahap sedangkan kadar kolesterol HDL (High
dalam analisis Multivariat, maka Density Lipoprotein) relatif tidak berubah.
didapatkan faktor yang paling dominan Pada penelitian ini diketahui bahwa
terhadap kejadian Dislipidemia pada Lansia kejadian Dislipidemia paling banyak terjadi
di Poli Lansia RSUD Bangkinang adalah pada rentang usia 60-69 tahun (42,4 %).
Kebiasaan merokok, meskipun variabel Hasil penelitian ini juga didukung oleh
usia, jenis kelamin, obesitas, diabetes penelitian deksriptif dari Lesmana dkk pada
melitus juga memiliki hubungan yang tahun 2008 di Poli Penyakit Dalam RS
signifikan terhadap kejadian Dislipidemia, Panti Rapih Yogyakarta, bahwa
namun Kebiasaan Merokok merupakan Dislipidemia pada Lansia kerap terjadi pada
variabel yang paling dominan dengan nilai rentang usia 61-70 tahun. Usia dapat
p sebesar 0,000 (p<0,05) hal ini dapat menjadi pemandu bagi seseorang dalam
diartikan bahwa Kebiasaan merokok mengantisipasi kejadian Dislipidemia.
memiliki hubungan yang signifikan dengan Hasil penelitian ini juga berbanding
kejadian Dislipidemia pada Lansia, dan OR lurus dengan data dari RISKESDAS tahun
sebesar 9,929 (95 % CI 3,428-28,762), 2013 dimana perempuan lebih sering
dapat disimpulkan pula bahwa Lansia dari menderita Dislipidemia daripada laki-laki.
kelompok kasus dengan Kebiasaan Pada penelitian ini didapatkan 37,3 % dari
Merokok memiliki risiko mengalami kelompok kasus adalah perempuan,
Dislipidemia sebesar 9 kali lipat sementera penderita Dislipidemia laki-laki
dibandingkan kelompok kontrol. hanya 28,8 %.
Anwar TB pada tahun 2004
PEMBAHASAN memperjelas faktor risiko jenis kelamin ini,
Gambaran Kejadian Dislipidemia pada dalam penelitiannya ia menuliskan bahwa
Lansia di Poli Lansia RSUD Bangkinang risiko terjadinya Dislipidemia pada pria
Dislipidemia adalah kelainan lebih besar daripada wanita. Hal tersebut
Metabolisme lipid yang ditandai dengan karena pada wanita produktif terdapat efek

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 2, Desember 2018 20


perlindungan terhadap ateroklerosis dari ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
hormon reproduksi yaitu estrogen, oleh Sugeha (2012) dimana ditemukan
sedangkan pada pria lebih banyak bahwa peningkatan usia (Lansia) beresiko
menderita aterosklerosis karena hormon 3,25 kali untuk terkena Dislipidemia,
testosteron mempercepat timbulnya penelitian tersebut juga menggunakan
aterosklerosis.Akan tetapi pada wanita disain Case Control Study.
menopause mempunyai risiko lebih tinggi Berdasarkan kelompok usia pada
daripada wanita pre-menopause. lansia, kelompok umur yang paling banyak
Tidak hanya usia dan jenis kelamin terkenan Dislipidemia adalah kelompok
saja yang menjadi penentu terjadinya umur 60-69 tahun, padahal menurut teori
Dislipidemia pada lansia, bahkan pada dan beberapa penelitian terdahulu bahwa
orang yang mengalami obesitas (kelebihan semakin tua usia seseorang, maka semakin
berat badan) menunjukkan output VLDL beresiko terkena Dislipidemia, namun hal
(Very Low Density Lipoprotein), trigliserida itu tidak terbukti secara signifikan dalam
yang tinggi dan kadar trigliserida plasma penelitian ini, karena subyek penelitian
yang lebih tinggi. Trigliserida yang dengan kelompok umur >70 tahun yang
berlebihan dalam sirkulasi juga mengalami Dislipidemia hanya sebanyak
mempengaruhi lipoprotein lain. Bila 18,0 %.
trigliserida LDL dan HDL mengalami Meskipun peningkatan usia
liposis akan menjadi small dense LDL dan merupakan faktor risiko Dislipidemia yang
HDL, abnormalitas ini secara tipikal tidak dapat dimodifikasi, bukan berarti
ditandai dengan kadar HDL kolesterol. tidak dapat dilakukan upaya pencegahan.
Dalam penelitian ini ditemukan Justru dengan mengetahui faktor risiko
37,2 % subyek penelitian dari kelompok yang dimiliki bisa membuat sesorang
kasus yang memiliki kebiasaan merokok. menjadi lebih berhati-hati untuk mengatur
Sedangkan hanya 28,1 % saja yang tidak gaya hidup sehat agar terhindar dari
merokok. Namun angka yang tinggi juga Dislipidemia.
dijumpai pada kelompok kontrol, 62,8 %
subyek adalah perokok. Hubungan Jenis kelamin terhadap
Kejadian Dislipidemia pada Lansia di
Hubungan Usia terhadap Kejadian Poli Lansia RSUD Bangkinang
Dislipidemia pada Lansia di Poli Lansia Anwar TB (2004) dalam
RSUD Bangkinang penelitiannya menyebutkan bahwa untuk
Dalam penelitiannya, Anwar TB kesehatan tubuh yang optimal, range lemak
(2004) menuliskan bahwa semakin tua usia tubuh untuk laki-laki adalah 10-25 %,
seseorang maka fungsi organ tubuh sedangkan perempuan 18-30 % didasari
semakin menurun, begitu juga dengan atas beberapa penelitian epidemiologis
penurunan aktivitas reseptor LDL sehingga untuk masyarakat umum. Distribusi lemak
bercak perlemakan dalam tubuh semakin tubuh berbeda berdasarkan jenis
meningkat dan menyebabkan kadar kelamin.Risiko terjadinya Dislipidemia
kolesterol total lebih tinggi, sedangkan pada laki-laki lebih besar daripada
kadar kolesterol HDL relatif tidak berubah. perempuan.Hal tersebut karena pada
Hasil analisis statistik dari perempuan produktif terdapat efek
penelitian ini diperoleh nilai p untuk usia perlindungan terhadap aterosklerosis dari
sebesar 0,004 (p<0,05) artinya usia hormon reproduksi yaitu
memiliki hubungan yang signifikan dengan estrogen.Sedangkan pada pria lebih banyak
kejadian Dislipidemia pada Lansia di Poli menderita aterosklerosis karena hormon
Lansia RSUD Bangkinang. Dari hasil testosteron mempercepat timbulnya
analisis didapatkan bahwa lansia beresiko aterosklerosis. Akan tetapi pada wanita
3,347 kali menderita Dislipidemia menopause mempunyai risiko lebih tinggi
dibandingkan seseorang yang bukan dengan daripada wanita pre-menopause.
kelompok kontrol di Poli Lansia RSUD Dari penelitian ini ditemukan
Bangkinang (95 % CI 1,445 – 7,753). Hasil bahwa perempuan lebih banyak mengalami

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 2, Desember 2018 21


Dislipidemia daripada laki-laki, yaitu 57,7 artinya Obesitas memiliki hubungan yang
% adalah perempuan dan 42,2 % adalah signifikan dengan Kejadian Dislipidemia
laki-laki. Responden perempuan dalam pada Lansia di Poli Lansia RSUD
penelitian ini sudah mengalami menopause, Bangkinang. Dari hasil penelitian dapat
keadaan ini semakin membenarkan teori diketahui pula bahwa obesitas beresiko
yang disebutkan oleh Anwar TB (2004) terhadap kejadian Dislipidemia pada lansia
diatas. di Poli Lansia RSUD Bangkinang
Pada penelitian ini, diperoleh nilai Kabupaten Kampar dengan nilai OR
p 0,003 (p<0,05) artinya jenis kelamin sebesar 3,200(95 % CI 1,381-7,416) .
memiliki hubungan yang signifikan Gambaran obesitas pada kelompok
terhadap kejadian Dislipidemia pada Lansia kasus dan kontrol masih bisa dibandingkan,
di Poli Lansia RSUD Bangkinang. Dari sebanyak 60 % dari kelompok yang
hasil analisis diketahui juga bahwa jenis menderita Dislipidemia juga mengalami
kelamin tidak berisiko terhadap kejadian obesitas. Sedangkan pada kelompok kontrol
Dislipidemia pada lansia di Poli Lansia yang mengalami obesitas jauh lebih sedikit
RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar yaitu 6,6 %.
dengan nilai OR sebesar 3,348 (95 % CI Menurut konsep kausalitas Hill
1,481-7,566) jenis kelamin memiliki risiko sebuah hubungan kausalitas juga harus
terhadap kejadian Dislipidemia pada Lansia bersifat temporal.Dimana paparan
di Poli Lansia RSUD Bangkinang. mendahului efek atau penyakit.Seringkali
Gambaran jenis kelamin pada peningkatan berat badan berlebih muncul
kelompok kasus dan kontrol masih bisa disaat yang bersamaan dengan terjadinya
dibandingkan, pada kelompok kasus Dislipidemia, sehingga untuk melihat
sebanyak 57,7 % adalah perempuan, obesitas sebagai faktor risiko Dislipidemia
sementara pada kelompok kontrol lebih harus dipastikan bahwa seseorang
didominasi oleh laki-laki yaitu sebanyak mengalami peningkatan berat badan
52,2 %. Tidak banyak penelitan yang terlebih dahulu sebelum menderita
membuktikan besarnya risiko jenis kelamin Dislipidemia. Pada Penelitian ini, riwayat
terhadap kejadian Dislipidemia, Nurzahman peningkatan berat badan diketahui
(2013) pernah menuliskan dalam berdasarkan pengakuan dan ingatan
penelitiannya bahwa perempuan yang telah responden.
memasuki usia menopause memang jauh Penelitian ini sejalan dengan
lebih berisiko menderita Dislipidemia penelitian yang dilakukan oleh Sugeha
daripada perempuan yang belum memasuki (2012) dimana orang dengan kelebihan
usia menopause. berat badan berisiko 3,75 kali menderita
Dislipidemia (95 % CI 1,257-4,357).
Hubungan Obesitas terhadap Kejadian Penelitian tersebut menggunakan disain
Dislipidemia pada Lansia di Poli Lansia penelitian yang sama dengan penelitian ini,
RSUD Bangkinang perbedaan ini kemungkinan terjadi akibat
Menurut Suiraoka IP (2012) dalam bias ingatan pada subyek dalam penelitian
sebuh buku bahwa secara ilmiah, obesitas ini.
terjadi akibat ketidakseimbangan antara
asupan kalori lebih banyak dari yang Hubungan Diabetes Melitus terhadap
diperlukan oleh tubuh. Penyebab obesitas Kejadian Dislipidemia pada Lansia di
ada yang bersifat dari dalam (Endogenous) Poli Lansia RSUD Bangkinang
yang berarti adanya gangguan metabolik di Nurzahman (2013) menyebutkan
dalam tubuh, dan ada pula yang bersifat dalam penelitiannya bahwa Diabetes
dari luar (Eksogenous) yaitu konsumsi Melitus dalah suatu sindromapenyakit
energi yang berlebihan, salah satunya metabolisme yang ditandai dengan
adalah lemak hewani. hiperglikemia. Penderita DM tipe 2
Hasil Analisis pada penelitian ini biasanya mengalami Dislipidemia kecuali
menunjukkan nilai p untuk variabel bila dibawah kontrol glukosa yang
Obesitas adalah sebesar 0,005 (p<0,05) baik.Penderita DM tipe 2 mempunyai

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 2, Desember 2018 22


beberapa abnormalitas lipid, meliputi Penelitian ini berbanding lurus
peningkatan trigliserida plasma karena dengan penelitian yang dilakukan oleh
peningkatan VLDL dan lipoprotein Lesmana (2008) dimana ditemukan bahwa
remnant, peningkatan LDL dan penurunan orang yang memiliki kebiasaan merokok
HDL kolesterol. berisiko 2,00 kali menderita Dislipidemia
Dari hasil analisis diperoleh nilai p (95 % CI 0,963-3,456) penelitian tersebut
untuk Diabetes Melitus sebesar 0,003 menggunakan disain yang sama dengan
(p<0,05) hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini. Perbedaan ini kemungkinan
Diabetes Melitus memiliki hubungan yang terjadi akibat bias ingatan pada subyek
signifikan dengan Kejadian Dislipidemia. dalam penelitian ini.
Pada penelitian ini diketahui pula bahwa
Diabetes Melitus memiliki risiko terhadap
kejadian Dislipidemia pada lansia di Poli KESIMPULAN DAN SARAN
Lansia RSUD Bangkinang Kabupaten
Kampar. Dengan nilai OR sebesar 3,500 Kesimpulan
(95 % CI 1,511-8,105). Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan terkait dengan faktor risiko
Hubungan Kebiasaan Merokok terhadap Dislipidemia serta besar Odds Ratio nya
Kejadian Dislipidemia pada Lansia. terhadap kejadian Dislipidemia pada lansia
Kebiasaan merokok disebut dapat di Poli Lansia RSUD Bangkinang
menjadi faktor risiko kejadian Dislipidemia, Kabupaten Kampar pada Mei 2016-Mei
Hayati (2009) menyebutkan dalam 2017, maka diperoleh kesimpulan sebagai
penelitiannya bahwa merokok berikut :
menyebabkan peningkatan rasio 1. Peningkatan usia memiliki risiko
metablisme dan cenderung untuk terhadap kejadian Dislipidemia pada
menurunkan intake makanan dibandingkan lansia di Poli Lansia RSUD
orang yang tidak merokok. Merokok dapat Bangkinang Kabupaten Kampar dengan
meningkatkan kadar kolesterol HDL dalam besar OR 3,347 (95 % CI 1,445-7,753).
darah. Prevalensi merokok setiap hari lebih 2. Jenis kelamin memiliki risiko terhadap
tinggi pada usia produktif (25-64 tahun) kejadian Dislipidemia pada lansia di
dan insidensinya pada laki-laki 11 kali lebih Poli Lansia RSUD Bnagkinang
tinggi dibandingkan perempuan. Seseorang Kabupaten Kampar dengan besar OR
yang merokok 20 batang sehari dapat 3,348 (95 % CI 1,481-7,566).
mempengaruhi atau memperkuat faktor 3. Obesitas memiliki risiko terhadap
risiko lainnya yaitu kadar lemak, hipertensi kejadian Dislipidemia pada lansia di
atau gula darah yang tinggi untuk jangka Poli Lansia RSUD Bangkinang
panjang, perokok berat (lebih dari 20 Kabupaten Kampar dengan besar OR
batang sehari) akan mengalami hipo-HDL- 3,200 (95 % CI 1,381-7,416).
Kolesterolemia. 4. Diabetes Melitus memiliki risiko
Dari hasil analisis diperoleh nilai p terhadap kejadian Dislipidemia pada
untuk variabel Kebiasaan Merokok sebesar lansia di Poli Lansia RSUD
0,000 (p<0,05) hal ini menunjukkan bahwa Bangkinang Kabupaten Kampar dengan
Kebiasaan Merokok memiliki hubungan besar OR 3,500 (95 % CI 1,511-8,105).
yang signifikan dengan Kejadian 5. Kebiasaan merokok memiliki risiko
Dislipidemia. Pada penelitian ini, diketahui terhadap kejadian Dislipidemia pada
bahwa kebiasaan merokok sangat berisiko lansia di Poli Lansia RSUD
terhadap kejadian Dislipidemia pada lansia Bangkinang Kabupaten Kampar dengan
di Poli Lansia RSUD Bangkinang besar OR 6,048 (95 % CI 2,533-
Kabupaten Kampar. Dengan nilai OR 14,444).
sebesar 6,048(95 % CI 2,533-14,444) 6. Berdasarkan analisa Multivariat,
kebiasaan merokok memiliki risiko variabel yang paling dominan terhadap
terhadap kejadian Dislipidemia pada Lansia kejadian Dislipidemia adalah kebiasaan
di RSUD Bangkinang. merokok dengan p-value <0,05 yakni

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 2, Desember 2018 23


0,000 dan OR sebesar 9,929 (95 % CI Ajar Ilmu Penyakit Dalam
3,428-28,762). Ed.4.Jakarta:Interna Publishing,
2006; 1948-54
Ahmed SM, Clasen ME , Donelly JF.
Saran Dyslipidemia Management in
1. Bagi Masyarakat Adult. Am Fam Physician. 2004
a. Hendaknya masyarakat lebih peduli May 1;57(9);2192-2204. Available
terhadap kesehatannya sendiri from:
dengan rutin memeriksakan kadar http://.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/.../PM
kolesterolnya ke fasilitas kesehatan C1492581
terdekat, agar bisa dilakukan Al Kaabba A.F. et. al (2012). “Prevalence
pengontrolan serta pengendalian and Correlates of Dyslipidemia
terhadap faktor risiko yang bisa among Adults in Saudi Arabia
dimodifikasi. :Results from a National Survey
b. Bagi lansia yang memiliki faktor Anwar TB. Dislipidemia sebagai Faktor
risiko disarankan untuk lebih Risiko Penyakit Jantung
berhati-hati menjaga pola makan Koroner.Sumatera Utara: Fakultas
agar dapat meminimalisir gejala Kedokteran USU. 2004; 1-15.
dari Dislipidemia. Available from:
http://www.library.usu.ac.id/downl
2. Bagi Rumah Sakit oad/fk/gizi-bahri3.pdf
a. Diharapkan RSUD Bangkinang Badan Pusat Statistik. (2014). Statistik
dapat meningkatkan program Penduduk Lanjut Usia. Diakses 15
skrining faktor risiko Dislipidemia april, 2017 dari
khususnya di Poli Lansia, dengan http://www.bps.go.id/website/pdf_p
melakukan pengecekan secara rutin ublikasi/Statistik-Penduduk-Lanjut-
terhadap lansia yang datang Usia-2014.pdf
berobat. Boedhi-Darmojo R. Bersama MONICA
b. Diharapkan RSUD Bangkinang Melaksanakan Hidup Sehat.Bunga
dapat meningkatkan program Rampai Karangan Ilmiah Prof. Dr.
promosi kesehatan tentang faktor R. Boedhi-Darmojo. Semarang-FK
risiko Dislipidemia sehingga Undip, 1994
masyarakat menjadi cerdas dalam Eckman, Ari. S. “ Type 2 Diabetes Mellitus
mengatur kesehatannya. “. Diakses dari
:http://nlm.nih.gov/medlineplus/enc
3. Bagi Peneliti Lain y/Article/000305.htm.2010
a. Diharapkan kepada peneliti Fabiana et al .(2013). Correlation between
selanjutnya untuk melakukan Indicators of Abdominal Obesity
penelitian lanjutan terhadap and Serum Lipid in the Elderly”
variabel kebiasaan merokok, jenis Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut.Jakarta:
kelamin dan obesitas sebagai faktor Penerbit Erlangga
risiko kejadian Dislipidemia. Gandha N. Hubungan Perilaku Dengan
b. Diharapkan kepada peneliti lain Prevalensi Dislipidemia Pada
agar menjadikan lansia sebagai Masyarakat Kota Ternate Tahun
subyek penelitiannya, karena masih 2008.Jakarta: Fakultas Kedokteran
sedikitnya penelitian tentang faktor UI. 2009; 5-13. Available from:
risiko Dislipidemia pada lansia. http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=
digital/122845-S09038fk...HA.pdf
Gibney MJ, Wolmarans P. Pedoman Diet.
DAFTAR PUSTAKA
Dalam: Laurentia YS. Buku Gizi
Adam JMF. Dislipidemia.Dalam: Sudaya
Kesehatan Masyarakat. Terjemahan:
AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Andry Hartanto. Jakarta:EGC, 2008;
Simadibrata M, Setiati S. Buku
161-74.

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 2, Desember 2018 24


Goldstand et al. Type 2 Diabetes Mellitus : Metabolism [serial online]. 2002
Priciples and Practice. NewYork: Available from:
Informa Healthcare, 2008 http://www.hormones.gr/preview.php
Hayati N. Faktor-faktor Perilaku yang ?c_id=31
Berhubungan Dengan Kejadian Lesmana dkk, 2008.Hubungan antara
Obesitas di Kelas 4 dan 5 SD kebiasaan Merokok dan Aktivitas
Pembangunan Jaya Bintaro Fisik pada Pasien Poli Penyakit
Tangerang Selatan Tahun 2009. Dalam di RS Panti Rapih
Jakarta: Fakultas Kedokteran UI. Yogyakarta.
2009; 10-15. Available from: Mayes P. Sintesis,Pengangkutan, dan
http://www.lontar.ac.id/file?file=digit Ekskresi Kolesterol. Buku Biokimia
al/124640-S-5871-Faktor...pdf Harper ED.25. Terjemahan: Andry
Herry, (2008).Hubungan Karakteristik, Hartono. Jakarta: EGC, 2003;280
gaya hidup dan asupan faktor gizi Novitasari, Dyah Y. Perbedaan profil Lipid
terhadap status IMT pada lansia di 3 dan Risiko Penyakit Jantung Koroner
Posbindu Kelurahan Rangkapan pada Penderita Diabetes Melitus tipe
Jaya Lama Kecamatan Pancoran II Obesitas dan Non Obesitas Di
Mas, Kota Depok: Fakultas RSUD Dr. Moewardi
Kesehatan Masyarakat Universitas Surakarta.Surakarta. 2009; 1-4,
Indonesia. Available from:
Hungu, 2007. Demografi Kesehatan http://www.etd.eprints.ums.ac.id/402
Indonesia.Jakarata : Penerbit 8/1/J310040017.pdf
Grasindo Nurzahman dkk (2013).Faktor Risiko
Infodatin Lansia.(2012). Situasi dan Pasien Dislipidemia di RS Arifin
Analisis Lanjut Usia. Jakarta selatan Achmad Pekanbaru Riau.
. (2016). Situasi Lanjut Usia NHMRC, 2006.Nutrients Reference Values
di Indonesia. Jakarta selatan. for Australia and New Zealand
Ircham M. Tekhnik Menyusun Kuesioner & Including Recommended Dietary
Panduan Wawancara (Alat Ukur Intakes. Canberra and Wellington:
Penelitian Bidang Kesehatan, National Health and Medical
Kedokteran, Keperawatan dan Research Council of Australia and
Kebidanan.DI Yogyakarta: Ministry of Health.
Fitramaya PB.Perkeni. Penatalaksanaan Dislipidemia.
Kaplan NM. Dalam: Laurentia YS. Primary Buku Petunjuk Praktis
Hypertension: Penatalaksanaan Dislipidemia.
Pathogenesis,Mechanism Of Perkumpulan Endokrinologi
Hypertension with Obesity. In: Indonesia. 2005; 5-14
Kaplan’s Clinical Hypertension Potter, P.A. & Perry,A.G. (2005).
nineth edition. Philadelphia, USA: Fundamental keperawatan: konsep,
Lippincott W. 2006. 50-121 proses, dan praktik edisi 4 (Yasmin
Kementrian Kesehatan RI (2014). Infodatin Asih, et al, Penerjemah).
: Pusat data dan informasi Jakarta:EGC
kementrian kesehatan RI, Situasi dan Stanley, Mickey. (2006). Buku Ajar
analisis lanjut usia. Keperawatan Gerontik.(Juniarti,
Kadar, K. S., Francis, K., & Sellick, Nety et.al.,Penerjemah). Jakarta:
KDalam: Laurentia. YS. Ageing in EGC
Indonesia – Health Status and
Challanges for the Future.Ageing Singh A.K. et al (2011). “Obesity and
International, 38(4), 2013. 261-270 Dyslipidemia”
Liberopoulus EN, Elisaf MS. Dyslipidemia Suiraoka, IP. (2012). Penyakit Degeneratif;
in patinets with Thyroid Mengenal, Mencegah dan
Disorders.HORMONES International Mengurangi Faktor Risiko 9
Journal of Endocrinology and Penyakit

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 2, Desember 2018 25


Degeneratif.Yogyakarta:Nuha Sujaya, I Nyoman.“Pola Konsumsi
Medika Makanan Tradisional Bali sebagai
Soegondo S, Gustaviani R. Sindroma faktor risiko Diabetes Melitus Tipe
Metabolik. Dalam : Sudoyo Aru 2 di Tabana.”.Jurnal Skala Husada
W.Setiyohadi B.Alwi I, Vol.6 No.1 (2009): 75-81
Simadibrata M, Setiadi S,editors. Steele et al. “ Diabetes and Eye”. London:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Elsevier Ltd,., 2008
Ed. 4. Jakarta: Interna Publishing, Tan. X. J et al. (2008) “ Relationship
2006; 1849-51 between Smoking and Dyslipidemia
Soekidjo N (2012). Metodologi Penelitian in Western Chines Elderly Males.
Kesehatan. Ed. Revisi. Jakarta: United Nations.(2013). World Populating
Rineka Cipta. 120-129 ageing 2013. Diakses 15 April,
Soekirman.Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk 2017,dari
Keluarga dan Masyarakat.Jakarta: http://www.un.org/en/developments
Dirjen Dikti Depdiknas, 2000 /desa/populationpublications/pdf/ag
Sondang S. (2012). “Perilaku Merokok eing/WorldPopulationAgeing2013.
pada siswa MTSN Model Kuok pdf
Kecamatan Bangkinang Barat United Nations (2015). World Population
Kabupaten Kampar Riau tahun prospect : The 2015 revision.
2012. Diakses 15 April, 2017, dari
Sugeha. S. Dkk (2012). Faktor-faktor http://www.esa.un.org/unpd/wpp/p
Risiko Dislipidemia pada Lansia ublications/files/
dengan Obesitas Sentral di BPLU key_findings_wpp_2015.pdf
Manado.

Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 2, Desember 2018 26

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai