Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN ANTARA UMUR, JENIS KELAMIN DAN TINGKAT

PENDIDIKAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI


PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO TAHUN 2016
Desy L. Allorerung*, Sekplin A. S. Sekeon*, Wooford B. S. Joseph*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) jumlah penderita Diabetes Melitus
(DM) meningkat menjadi 422 juta pada tahun 2014. Diabetes merupakan penyebab utama
kebutaan, gagal ginjal, serangan jantung, bahkan stroke. DM akan menjadi 7 penyebab utama
kematian pada tahun 2030.Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan
antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dengan kejadian DM Tipe 2 di Puskesmas
Ranotana Weru Kota Manado. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan
desain penelitian studi potong lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang
melakukan rawat jalan di Puskesmas Ranotana Weru. Pengambilan sampe l menggunakan rumus
Lameshow dengan jumlah sampel sebesar 85 dan teknik pengambilan sampel menggunakan
Consecutive Sampling. Pengambilan data menggunakan alat ukur berup a wawancara
menggunakan kuesioner dan rekam medik pasien. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square
dengan α = 0,05 dan CI=95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
yang menderita DM Tipe 2 dan berada pada kategori umur beresiko yaitu sebanyak 38 responden
(50%) dengan nilai p=0,035. Sedangkan pada jenis kelamin perempuan sebanyak 28 responden
(56%) dengan nilai p=0,044dan pada kategori tingkat pendidikan rendah sebanyak 35 responden
(46,7%) dengan nilai p=0,723. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara
umur dengan kejadian DM tipe 2, terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian DM
tipe 2 dan tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian DM tipe 2.

Kata Kunci: Umur, Jenis kelamin, Tingkat pendidikan, Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2

ABSTRACT
Based on data from the World Health Organization (WHO), the number of patients with Diabetes
mellitus (DM) increased to 422 million in 2014. Diabetes is the leading cause of blindness, kidney
failure, heart attacks, even strokes. DM will be the 7th leading cause of death by 2030. The
purpose of this research was conducted to analyze the relationship between age, sex, level of
education with the incidence of type 2 DM in Pusk esmas Ranotana Weru Kota Manado. This study
was observational analytic research with cross sectional study design. The population in this study
were all patients undergoing outpatient treatment at the Puskesmas Ranotana Weru. Sampling
using the formula Lameshow with a total sample of 85 and sampling techniques using Consecutive
Sampling. Retrieving data using measuring tools such as interviews, questionnaires and medical
records of patients. The bivariate analysis using Chi Square test with α = 0,05 and CI = 95%. The
results showed that most respondents who suffer from type 2 DM an d are at risk age category as
many as 38 respondents (50%) with the value of the p=0,035. Whereas, on the sex of women as
much as 28 respondents (56%) with the value of the p=0,044 and low levels of education on the
category as much as 35 respondents (46,7%) with the value of the p=0,723.The conclusion from
this study is there a relationship between age and incidence of type 2 diabetes, there is a
relationship between gender and the incidence of type 2 diabetes and there is no correlation
between level of education and the incidence of type 2 diabetes mellitus.

Keywords: Age, Gender, Level of education, The incidence of Type 2 Diabetes Mellitus

1
PENDAHULUAN tentang hubungan antara umur, jenis
Diabetes melitus (DM) yang oleh kelamin dan tingkat pendidikan di
masyarakat umum disebut dengan Puskesmas Ranotana Weru tahun 2016.
kencing manis adalah penyakit kronis
yang ditandai dengan bertambahnya METODE PENELITIAN
gula darah dalam tubuh seseorang Jenis penelitian yang dipakai adalah
karena insulin yang dihasilkan oleh penelitian observasional analitik dengan
pankreas tidak mencukupi untuk desain penelitian studi potong lintang
menyeimbangkan kadar gula yang (cross sectional study). Penelitian
masuk dalam tubuh seseorang (WHO, dilakukan di Puskesmas Ranotana Weru
2013). Menurut hasil Riset Kesehatan Kota Manado pada bulan Juli-Oktober
Dasar (Riskesdas) tahun 2013 terjadi 2016. Populasi penelitian adalah semua
peningkatan prevalensi DM di Indonesia pasien yang melakukan rawat jalan di
pada tahun 2007 yaitu sebesar 1,1% Puskesmas Ranotana Weru Kota
menjadi 2,1% pada tahun 2013. Manado. Besar sampel pada penelitian
Menurut data yang didapat di dihitung menggunakan rumus Estimasi
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Proporsi dari Lameshow (1990) dan
Utara DM merupakan salah satu kasus mendapatkan sampel sebanyak 85
terbanyak yang ada di Kota Manado orang. Teknik pengumpulan sampel
dengan jumlah 1.037 kasus. Peningkatan dengan menggunakan Consecutive
prevalensi DM Tipe 2 karena Sampling. Variabel terikat adalah
dipengaruhi oleh faktor risiko yaitu Diabetes Melitus Tipe 2 dan variabel
umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, bebas adalah umur, jenis kelamin dan
obesitas, pola makan, aktivitas fisik, tingkat pendidikan. Alat ukur
pendapatan dan tingkat pengumpulan data yang digunakan
pendidikan(Dinkes Sulawesi Utara, dalam penelitian ini adalah kuesioner,
2015) alat tulis, laptop sebagai alat untuk
DM termasuk dalam daftar 10 pengolahan data dan penyusunan
penyakit terbanyak di Puskesmas laporan. Jenis data dibagi menjadi dua
Ranotana Weru Kota Manado dan pada yaitu data primer dan data sekunder.
tahun 2016 berada pada urutan ke-5. Setelah melakukan pengumpulan data,
Jumlah kasus DM pada tahun 2016 maka tahap selanjutnya adalah
bulan Januari – Juni sebanyak 150 melakukan pengolahan dan analisis data
kasus. Berdasarkan latar belakang diatas dengan tahap yaitu penyuntingan,
maka perlu untuk melakukan penelitian pengkodean, memasukkan data dan

2
pembersihan data. Analisis data dalam pendidikan, responden yang termasuk
penelitian ini adalah analisis bivariat dan dalam kategori tingkat pendidikan
analisis univariat dengan menggunakan rendah sebanyak 75 responden (88%)
uji statistic chi square dan uji fisher dan yang termasuk tingkat pendidikan
exact. tinggi sebanyak 10 responden (11%).
Pada tabel 1 juga menunjukan bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN responden yang menderita diabetes
Tabel…1….Distribusi Responden melitus sebanyak 46 responden (54%)
Berdasarkan Karakteristik dan yang tidak menderita Ddiabetes
Subjek Penelitian melitus sebanyak 39 responden (45%).
Variabel n %
Umur Hasil Analisis Bivariat
Berisiko 76 89,4 Hubungan Antara Umur dengan
Tidak Berisiko 9 10,5 Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2
Jenis Kelamin Berdasarkan hasil analisis yang
Laki-laki 35 41,2 dilakukan (tabel 2) didapatkan bahwa
Perempuan 50 58,8 terdapat hubungan antara umur dengan
Tingkat Pendidikan kejadian diabetes tipe 2 dengan nilai
Tinggi 10 11,7 p=0,035.
Rendah 75 88,2 Berdasarkan penelitian yang
Menderita DM Tipe 2 dilakukan didapatkan hasil yang
Ya 39 45,8 menyatakan bahwa sebagian besar
Tidak 46 54,1 responden penderita DM tipe 2 berusia
Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukan diatas 60 tahun dan terdapat pula banyak
bahwa responden yang termasuk dalam responden penderita DM tipe 2 pada
kategori umur berisiko dan terkena rentang usia 50-59 tahun. Pada saat
Diabetes Melitus Tipe 2 sebanyak 76 dilakukan penelitian pada responden
responden (89%) dan yang termasuk yang bukan penderita DM tipe 2
kategori umur tidak berisiko sebanyak 9 sebagian besar responden berada pada
responden (10%). Berdasarkan variabel rentang usia 50-59 tahun.
jenis kelamin menyatakan bahwa Hasil analisis dengan
responden dengan jenis kelamin laki- menggunakan uji Fisher’s Exact
laki sebanyak 35 responden (41,2%) dan menyatakan bahwa ada hubungan antara
perempuan 50 responden (58%). umur dengan kejadian DM tipe 2 dengan
Kemudian untuk variabel tingkat nilai P value 0,035. Hal ini dikarenakan

3
sebagian besar responden berada pada responden sebagian besar berada pada
usia beresiko, dimana usia beresiko usia lebih dari 60 tahun dan juga berada
menurut Damayanti adalah usia 40 pada rentang usia 50-59 tahun dimana
tahun keatas. Penelitian yang dilakukan usia tersebut berada dalam kelompok
pada penderita didapatkan jumlah beresiko terkena DM tipe 2.

Tabel 2.Hubungan Antara Umur, Jenis Kelamin Dan Tingkat Pendidikan Dengan
Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado
Tahun 2016.
Menderita DM Tipe 2
Total
Ya Tidak p value
n % n % n %
Umur
Berisiko 38 50,0 38 50,0 76 100
0,035
Tidak berisiko 1 11,1 8 88,9 9 100
Jenis Kelamin
Perempuan 28 56,0 22 44,0 50 100
0,044
Laki-laki 11 31,4 24 18,9 35 100
Tingkat Pendidikan
Rendah 35 46,7 39 5s3,3 74 100
0,723
Tinggi 4 40,0 7 60,0 11 100

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (2013) yang mendapat nilai P value
yang dilakukan oleh Radio pada tahun 0,000, yang menjelaskan bahwa adanya
2011 yang mendapatkan nilai P value hubungan antara umur dengan kejadian
0,026. Menurut Trisnawati (2013) usia DM tipe 2. Namun hal ini bertentangan
lebih dari 40 tahun adalah usia yang dengan penelitian yang dilakukan oleh
beresiko terkena DM tipe 2 dikarenakan Fitriyani pada tahun 2012 yang
adanya intolenransi glukosa dan proses mendapatkan nilai P value 0,052.
penuaan yang menyebabkan kurangnya
sel beta pankreas dalam memproduksi Hubungan Antara Jenis Kelamin
insulin. Penelitian serupa juga dilakukan dengan Kejadian Diabetes Melitus
oleh Wicaksono tahun 2011 yang Tipe 2
mendapatkan nilai P value 0,000 dan Berdasarkan hasil uji statistik chi square
menjelaskan bahwa hal ini dikarenakan pada tabel 2 didapatkan bahwa terdapat
pada usia ≥45 tahun terjadi penurunan hubungan antara jenis kelamin dengan
fungsi tubuh dalam memetabolisme kejadian DM tipe 2 dengan nilai
glukosa. Dan menurut penelitian Dearyn p=0,044. Berdasarkan hasil penelitian

4
yang dilakukan di Puskesmas Ranotana secara fisik wanita memiliki peluang
Weru Kota Manado diperoleh bahwa peningkatan indeks masa tubuh yang
jumlah responden kebanyakan adalah lebih besar.
perempuan dibandingkan laki-laki. Hasil penelitian yang dilakukan
Jumlah perempuan adalah 58,8% dan dengan menggunakan uji Chi Square
laki-laki 41,2%. Perempuan lebih didapatkan hasil yang menyatakan
beresiko untuk menderita DM tipe 2 bahwa ada hubungan antara jenis
dibandingkan oleh laki-laki. kelamin dengan kejadian DM tipe 2
Hasil uji statistik dengan dengan nilai P value 0,044. Hal ini
menggunakan uji statistik Chi Square dikarenakan sebagian besar responden
didapatkan bahwa terdapat hubungan adalah perempuan yang menderita DM
antara jenis kelamin dengan kejadian tipe 2, dimana jenis kelamin menurut
DM tipe 2 dengan nilai p=0,044 dan Tandra (2013) adalah perempuan.
OR= 2,777 hal ini menunjukkan bahwa Penelitian yang dilakukan pada
responden dengan jenis kelamin penderita didapatkan jumlah responden
perempuan memiliki risiko untuk sebagian besar berada pada responden
terkena DM tipe 2 2,777 kali lebih besar perempuan dan juga berada pada
dibandingkan dengan responden byang responden laki-laki.
berjenis kelamin laki-laki. Menurut Tandra (2013)
Hasil penelitian juga mendapatkan menyatakan bahwa perempuan memiliki
bahwa perempuan yang lebih banyak resiko lebih besar untuk menderita DM
menderita DM tipe 2 dibandingkan laki- tipe 2 dibandingkan laki-laki,
laki (32,9%). Perempuan lebih beresiko berhubungan dengan kehamilan dimana
menderita DM tipe 2 di karenakan kehamilan merupakan faktor resiko
perempuan memiliki resiko lebih besar untuk terjadinya penyakit diabetes
untuk menderita Diabetes Melitus melitus. Penelitian antara jenis kelamin
dibandingkan laki-laki, hal ini dengan kejadian DM tipe 2 , prevalensi
berhubungan dengan kehamilan dimana kejadian DM tipe 2 pada wanita lebih
kehamilan merupakan faktor resiko tinggi daripada laki-laki. Wanita lebih
untuk terjadinya penyakit diabetes berisiko menginap DM tipe 2 karena
mellitus. Penelitian antara jenis kelamin secara fisik wanita memiliki peluang
dengan kejadian DM tipe 2, prevalensi peningkatan indeks masa tubuh yang
kejadian DM tipe 2 pada wanita lebih lebih besar. Namun hal ini bertentangan
tinggi daripada laki-laki. Wanita lebih dengan penelitian yang dilakukan oleh
berisiko menginap DM tipe 2 karena Putro (2011) yang mendapatkan nilai P

5
value 0,795 yang berarti tidak terdapat didapatkan hasil yang menyatakan
hubungan antara jenis kelamin dengan bahwa tidak ada hubungan antara
kejadian DM tipe 2. tingkat pendidikan dengan kejadian DM
tipe 2 dengan nilai P value 0,723. Hal
Hubungan Antara Tingkat ini berbeda menurut Damayanti bahwa
Pendidikan dengan Kejadian Diabetes semakin tingkat pendidikan tinggi resiko
Melitus Tipe 2 untuk terkena diabetes melitus semakin
Hasil analisis uji chi square pada tabel 2 rendah dan tingkat pendidikan rendah
menyatakan bahwa tidak terdapat resiko untuk terkena diabetes melitus
hubungan antara tingkat pendidikan semakin tinggi. Orang yang tingkat
dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 pendidikannya tinggi biasanya akan
dengan nilai p-value 0,723. memiliki banyak pengetahuan tentang
Berdasarkan hasil penelitian kesehatan dan orang yang memiliki
bahwa tingkat pendidikan yang paling tingkat pendidikannya rendah biasanya
banyak ditemui oleh penderita DM tipe kurang pengetahuan. Dengan adanya
2 adalah responden dengan pendidikan pengetahuan tersebut orang akan
SD, SMP, SMA yang digolongkan memiliki kesadaran untuk menjaga
tingkat pendidikan rendah dan kesehatan.
pendidikan tinggi adalah Perguruan Penelitian ini sejalan dengan
Tinggi. Jumlah tingkat pendidikan penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani
rendah adalah 87% dan jumlah tingkat (2012) yang mendapatkan nilai P value
pendidikan tinggi adalah 12,9%. 0,382. Menurut Fitriyani bahwa antara
Berdasarkan hasil uji statistik tingkat pendidikan dengan kejadian DM
dengan menggunakan uji statistik Chi tipe 2 dipengarui oleh faktor lain seperti
Square didapatkan bahwa tidak terdapat jenis pekerjaan. Masyarakat yang
hubungan antara tingkat pendidikan berpendidikan rendah umumnya akan
dengan kejadian DM tipe 2. Berdasarkan bekerja dengan mengandalkan tenaga
penelitian yang dilakukan didapatkan seperti kuli bangunan dan tukang becak,
hasil yang menyatakan bahwa sebagian sementara masyarakat yag
besar responden penderita DM tipe 2 berpendidikan tinggi akan bekerja di
berpendidikan rendah dan terdapat pula kantoran. Menurut penelitian Shara
responden penderita DM tipe 2 yang (2012) yang mendapatkan nilai P value
berpendidikan tinggi. 0,503. Dapat disimpulkan bahwa tidak
Hasil penelitian yang dilakukan terdapat hubungan antara tingkat
dengan menggunakan uji Chi Square pendidikan dengan kejadian DM tipe

6
2.Namun hal ini bertentangan dengan 2. Untuk masyarakat yang termasuk
penelitian oleh Ari (2010) yang dalam usia kategori beresiko (≥ 40
mendapatkan nilai P value 0,002 yang tahun) dan untuk jenis kelamin
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang termasuk dalam kategori
antara tingkat pendidikan dengan beresiko (perempuan) lebih
kejadian Diabetes Melitus Tipe 2. memperhatikan pola hidup agar
tidak terkena penyakit Diabetes
KESIMPULAN Melitus Tipe 2.
Berdasarkan tujuan penelitian dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut: DAFTAR PUSTAKA
1. Terdapat hubungan antara umur Damayanti S. 2015. Diabetes Mellitus &
dengan Kejadian Diabetes Melitus Penatalaksanaan Keperawatan.
Tipe 2 di Puskesmas Ranotana Cetakan 1. Yogyakarta: Nuha
Weru Kota Manado. Medika.
2. Terdapat hubungan antara jenis Dinkes Provinsi Sulut, 2015.
kelamin dengan Kejadian Diabetes Surveilands Terpadu Penyakit
Melitus Tipe 2 di Puskesmas Tidak Menular Berbasis
Ranotana Weru Kota Manado. Puskesmas (Kasus). Manado:
3. Tidak terdapat hubungan antara Dinas Kesehatan Provinsi
tingkat pendidikan dengan Sulawesi Utara
Kejadian Diabetes Melitus tipe 2 di Fatmawati, A. 2010. Faktor Risiko
Puskesmas Ranotana Weru Kota Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2
Manado. Pasien Rawat Jalan: Studi Kasus
Di Rumah Sakit Umum Daerah
SARAN Sunan Kalijaga Demak . (Online)
1. Masyarakat untuk lebih http://lib.unnes.ac.id/2428/1/6274.
memperhatikan faktor-faktor yang pdf diakses pada 09 Oktober
dapat menyebabkan terjadinya 2016.
penyakit Diabetes Melitus Tipe 2
Puskesmas Ranotana Weru. 2015. Profil
seperti obesitas, stress, aktifitas
Puskesmas Ranotana Weru Tahun
fisik dan obat-obatan serta
2015. Manado.
menanamkan pola hidup yang baik
Tandra H.2013. Life Healthy With
agar tidak terkena penyakit
Diabetes. Cetakan 1. Yogyakarta:
Diabetes Melitus Tipe 2.
Rapha Publishing.

7
Trisnawati, Shara K, Soedijono S. 2013.
Faktor Risiko Kejadian Diabetes
Melitus Tipe II di Puskesmas
Kecamatan Cengkareng Jakarta
Barat Tahun 2012.Jurnal Ilmiah
Kesehatan. Vol.5 No.1 Hal:6-11.
(Online)
http://lp3m.thamrin.ac.id/upload/a
rtikel%202.%20vol%205%20no%
201_shara.pdf diakses pada 07
Oktober 2016.

Trisnawati, Shara K, Soedijono S. 2013.


Faktor Risiko Kejadian Diabetes
Melitus Tipe II di Puskesmas
Kecamatan Cengkareng Jakarta
Barat Tahun 2012.Jurnal Ilmiah
Kesehatan. Vol.5 No.1 Hal:6-11.
(Online)
http://lp3m.thamrin.ac.id/upload/a
rtikel%202.%20vol%205%20no%
201_shara.pdf diakses pada 07
Oktober 2016.
Wicaksono, R. 2011. Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2.
(Online)http://eprints.undip.ac.id/
37104/1/Radio_P.W.pdf diakses
pada 12 Oktober 2016.

WHO, 2016.Diabetes Mellitus.(Online)


www.who.int/mediacenter/factshe
ets/en diaskes pada 05 Juni 2016.

Anda mungkin juga menyukai