Anda di halaman 1dari 8

Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Di Desa Lobbo Dan Lobbo

I Kecamatan Beo Utara Kabupaten Kepulauan Talaud Tahun 2015


Juriansi Sarci Magiantang*, Billy J. Kepel**, Rahayu H. Akili*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi


**Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
International Diabetes Federation (IDF) mencatat prevalensi global diabetes melitus di masyarakat (20-79)
pada tahun 2013 adalah 382 juta orang menderita diabetes mellitus (DM) dengan prevalensi 8,3 %.
Berdasarkan Riskesdas 2013 di Sulawesi Utara prevalensi penderita diabetes mellitus yang terdiagnosis dokter
sebesar 2,4% dan yang terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 3,6%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan antara pola makan dengan kejadian DM di Desa Lobbo dan Lobbo I, Kecamatan Beo Utara
Kabupaten Kepulauan Talaud
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 81 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. Variabel
yang diteliti adalah pola makan masyarakat Desa Lobbo dan Lobbo I. Analisis bivariat menggunakan uji chi
square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola makan mengkonsumsi karbohidrat
(p=0,04 OR=0,256; (CI(95%)=0,098-0,668) konsumsi lemak (p=0,002 OR= 0,219 (Cl(95%)= 0,082- 0,581).
Sedangkan variabel yang tidak ada hubungan dengan kejadian diabetes mellitus adalah pola makan
mengkonsumsi protein (p=0,282 OR= 1,653 (CI(95%)= 0,660- 4140), konsumsi serat (p=0,147 OR= 0,499
(Cl(95%)= 0,194- 1,285).
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian diabetes
mellitus pada masyarakat di Desa Lobbo dan Lobbo 1 Kecamatan Beo Utara Kabupaten Kepulauan Talaud
dengan nilai p <0,05. Saran dalam penelitian ini perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan
rancangan penelitian yang berbeda dan menambah variabel yang merupakan faktor resiko dari diabetes
mellitus.

Kata Kunci: Diabetes Melitus, Pola Makan, Kepulauan Talaud

ABSTRACT
The International Diabetes Federation (IDF) noted the global prevalence of diabetes mellitus in the community
(20-79) in 2013 was 382 million people suffer from diabetes mellitus (DM) with a prevalence of 8.3%. In North
Sulawesi based Riskesdas 2013, the prevalence of diabetes mellitus diagnosed by doctors 2,4% and diagnosed
doctor or symptoms by 3,6%. The purpose of this study was to determine the relationship between diet and the
incidence of DM in the village Lobbo and Lobbo I, District of North Beo Talaud Islands.
This research is descriptive analytic with cross sectional design. Sample in this research were 81
respondents using simple random sampling technique. The variables studied were diet the villagers of Lobbo
and Lobbo I. Bivariate analysis using Chi Square test.
The results showed that there is a relationship between consuming carbohydrate diet (p = 0,04 OR =
0,256; (CI (95%) = 0,098 to 0,668) fat intake (p = 0,002 OR = 0,219 (Cl (95%) = 0,082- 0,581). While the
variables that are not related to the incidence of diabetes is dietary protein (p = 0,282 OR = 1,653 (CI (95%) =
0,660-4140), consumption of fiber (p=0,147 OR=0,499 (Cl(95%)=0,194-1.285).
The conclusion from this research that there is a relationship between diet and the incidence of
diabetes mellitus in the community in the village Lobbo and Lobbo 1 North Beo District of Talaud Islands with
p <0,05. Suggestions in this research needs to be done further studies using different research designs and add
a variable that is a risk factor of diabetes mellitus.

Keywords : Diabetes Mellitus, Diet, Talaud Island


PENDAHULUAN makan yang tidak sehat dan pola
Diabetes Melitus atau yang disingkat (DM) kepribadian tipe A. (Zahtamal,2007).
adalah gangguan kesehatan berupa Penelitian lain yang dilakukan oleh
kumpulan gejala yang disebabkan oleh Rahmawati pada tahun 2011 tentang
peningkatan kadar gula (glukosa) darah hubungan pola makan dan aktifitas fisik
akibat kekurangan ataupun resistensi insulin dengan kadar gula darah penderita
(Bustan, 2007).
diabetes mellitus tipe-2 rawat jalan di
Dalam International Diabetes
RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo
Federation (IDF) mencatat prevalensi
Makassar, dimana dari hasil
global Diabetes Melitus di masyarakat (20-
penelitiannya, penderita DM tipe-2 yang
79 tahun) pada tahun 2013 adalah 382 juta
memiliki resiko kebiasaan makan yang
orang menderita Diabetes Melitus dengan
prevalensi 8,3 %. Indonesia masuk dalam tinggi, kemungkinan 3,02 kali lebih
urutan ke tujuh Negara dengan penderita besar mempunyai resiko kadar gula
diabetes mellitus terbanyak dengan jumlah darah yang tidak terkontrol
7,6 juta orang. Bahkan diprediksi pada tahun
2030, Indonesia akan masuk dalam lima METODE PENELITIAN
besar Negara dengan penderita diabetes Jenis penelitian yang digunakan dalam
mellitus di dunia. penelitian ini adalah observasional analitik
Data Riskesdas tahun 2013 dengan desain penelitian potong
menunjukan peningkatan prevalensi diabetes lintang/cross sectional. Penelitian ini
mellitus dari 1,1% pada tahun 2007 menjadi dilaksanakan di Desa Lobbo dan Lobbo I
2,4% pada tahun 2013. Prevalensi DM yang Kecamatan Beo Utara Kabupaten Kepulauan
terdiagnosis dokter atau gejala, Sulawesi Talaud pada bulan September sampai
Utara berada di urutan kedua dengan Oktober 2015. Populasi dalam penelitian ini
presentase 3,6%. Berdasarkan hasil uraian adalah masyarakat yang berada di Desa
tersebut menunjukkan peningkatan jumlah Lobbo dan Lobbo I. Jumlah sampel dalam
penderita diabetes mellitus baik secara penelitian ini adalah 81 sampel, dengan
internasional dan nasional. teknik pengambilan sampel secara acak
Faktor resiko penyakit diabetes sederhana (simple random sampling) untuk

mellitus berdasarkan penelitian pengambilan sampel digunakan teknik

sebelumnya diperoleh bahwa kelompok undian (lottery technique). Variabel bebas


(Independen): pola makan. Variabel terikat
usia 45 tahun atau lebih, memiliki
(Dependen):diabetes mellitus. Instrumen
riwayat keluarga dengan DM merupakan
dalam penelitian ini adalah food frequensi
kelompok usia yang berisiko menderita
Questionare (FFQ). Pada penelitian ini
DM, begitu juga kelompok dengan pola
dilakukan analisis deskriptif (analisis Distribusi responden berdasarkan
univariat) untuk mendeskripsikan pendidikan terdapat 25 (30,86%) responden
karakteristik setiap variabel penelitian yang berpendidikan SD, 21 (25,93%)
berdasarkan frekuensi dan distribusinya, dan responden berpendidikan SMP, 25(30,86%)
analisis bivariat untuk mengetahui hubungan responden berpendidikan SMA, dan 9
antara pola makan dengan kejadian diabetes (11,11%) responden berpendidikan
melitus di Desa Lobbo dan Lobbo I, dengan D2/D3/S1 dan terdapat 1 (1,23%) responden
menggunakan uji statistik Chi Square yang tidak sekolah.
dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 dan Distribusi responden berdasarkan
perhitungan Odds Ratio (OR) dengan pekerjaan, dari 81 responden yang ada,
bantuan program komputer. terbanyak responden berkerja mengurus
rumah tangga (MRT) yang berjumlah 31
HASIL DAN PEMBAHASAN
(38,27%). 22 (27,16%) responden bekerja
1. Karakteristik Responden
sebagai petani, 9 (11,11%) bekerja sebagai
Distribusi kearakteristik responden.
pegawai negeri sipil (PNS), dan 4 (4,94%)
distribusi responden berdasarkan kelompok
bekerja di sektor swasta, juga terdapat
umur diketahui bahwa paling banyak
responden yang tidak bekerja yaitu
responden berumur 40-49 tahun dengan
berjumlah 5 (6,17%).
jumlah 47 responden atau sebesar (58,02%),
responden pada kelompok umur 50-59 tahun
2. Diabetes Melitus
berjumlah 18 responden (22,22%), dan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
responden pada kelompok umur >60 tahun
pada 81 responden yang ada terdapat 29
berjumlah 16(19,75%). Pada penelitian yang
(35,80%) responden menderita diabetes
dilakukan oleh Trisnawati dan Setyorogo
mellitus dan 52 (64,20%) responden yang
pada tahun 2012, dalam penelitian ini
tidak menderita diabetes mellitus.
kelompok yang lebih beresiko menderita
DM yaitu yang berumur ≥45 tahun, dimana 3. Pola Makan
pada kelompok ini 75% lebih beresiko Pola makan dalam penelitian ini terbagi
menderita DM Tipe-2 dibandingkan dengan menjadi 2 yaitu pola makan sering dan
umur <45 tahun. jarang, dengan 4 kategori jenis makanan
Berdasarkan jenis kelamin, yaitu karbohidrat, protein, lemak dan serat.
responden dengan jenis kelamin perempuan Jenis makanan yang paling sering
sebanyak 45 (55,56%) responden dan yang dikonsumsi oleh responden yaitu karbohidrat
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 36 berjumlah 45 responden (55,56%) dan yang
(44,44%), dalam Riskesda tahun 2013 jarang mengkonsumsi karbohidrat berjumlah
kejadian DM terbanyak pada yang berjenis 36 responden (44,44%). Responden yang
kelamin perempuan. sering mengkonsumsi protein berjumlah 41
responden (50,62%) dan yang jarang Tabel 1. Hubungan Pola Makan Dengan
mengkonsumsi protein berjumlah 37 Kejadian Diabetes Melitus
responden (45,68%). Jumlah penduduk yang
sering mengkonsumsi lemak sebanyak 44
responden (54,32%) dan yang jarang
sebanyak 37 responden (45,68%), dan
jumlah responden yang sering
mengkonsumsi sebanyak 28 responden
(34,57%) dan yang jarang mengkonsumsi
serat berjumlah 53 responden (65,43%). Pola
makan atau diet merupakan determinan
penting yang menentukan obesitas dan juga
memengaruhi resistensi insulin. Asupan
energi yang berlebihan meningkatkan
resistensi insulin. Dengan demikian, pola
makan memainkan peran penting dalam
proses terjadinya Diabetes Mellitus (Gibney,
2007).

Berdasarkan hasil penelitia tersebut


4. Hubungan Antara Pola Makan dengan
dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara
Kejadian Diabetes Melitus
pola makan dengan kejadian diabetes
Perhitungan menggunakan uji Chi-square mellitus di Desa Lobbo dan Lobbo 1
dengan bantuan program komputer Kecamatan Beo Utara Kabupaten Talaud
menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,04 Tahun 2015. Dengan variabel konsumsi
dan 0,002 dengan kesalahan (α) 0,05 karbohidrat, responden yang menderita
diabetes melitus dan sering mengkonsumsi
karbohidrat sebanyak 10 responden (12,3%),
dan yang jarang mengkonsumsi karbohidrat
sebanyak 19 responden (23,5%) Dari hasil
uji statistik didapatkan nilai probabilitasnya
sebesar 0,04 artinya pada α 0,05 ada
hubungan signifikan antara konsumsi
karbohidrat dengan penyakit diabetes
mellitus, dari hasil analisis menggunakan
program komputer didapatkan nilai OR
sebesar 0,256 (CI(95%)=0,098-0,668).
Kebiasaan mengkonsumsi makanan menurunkan daya guna insulin (Marewa,
/minuman manis berpotensi meningkatkan 2015).
kadar gula di dalam darah. Hal itu karena Konsumsi serat jumlah responden
makanan/minuman manis pada umunya DM yang sering mengkonsumsi serat
mengandung gula pasir atau disebut sukrosa. sebanyak 13 responden (16%) dan yang
Gula pasir spontan yang tidak memerlukan jarang 16 responden (19,8%). Hasil uji
proses metabolisme lagi di dalam statistik menunjukkan nilai p=0,147 dapat
metabolisme lagi di dalam tubuh, sehingga diartikan tidak ada hubungan signifikan
gula ini langsung masuk ke aliran darah antara konsumsi serat dengan terjadinya
(Marewa, 2015). diabetes melitus. Dari hasil analisis
Konsumsi protein, jumlah diperoleh nilai OR= 0,499 (Cl(95%)= 0,194-
responden DM yang sering mengkonsumsi 1,285).
protein sebanyak 17 responden (21%) dan Dalam sebuah penelitian yang
yang jarang 12 responden (12,8%). Hasil uji dilakukan oleh knowler, dkk (2002), 8 dari
statistik menunjukkan nilai p=0,282 dapat 10 kasus DM yang terjadi pada penderita
diartikan tidak ada hubungan signifikan disebabkan 4 faktor kebiasaan hidup yang
antara konsumsi protein dengan terjadinya tidak sehat, yaitu kurangnya aktivitas fisik,
diabetes melitus. Dari hasil analisis mengkonsumsi makanan yang berisiko,
diperoleh nilai OR= 1,653 (CI(95%)= 0,660- merokok dan mengkonsumsi alkohol
4140). konsumsi lemak jumlah responden (Marewa, 2015). Di antara faktor penyebab
DM yang sering mengkonsumsi lemak diabetes mellitus, faktor gizi dianggap
sebanyak 9 responden (11,1%) dan yang sebagai salah satu faktor yang cukup
jarang 20 responden (24,7%). Hasil uji penting, baik kualitatif maupun kuatitatif
statistik menunjukkan nilai p=0,002 dapat (FKUI, 2003).
diartikan ada hubungan signifikan antara Hasil dari penelitian yang dilakukan
konsumsi lemak dengan terjadinya diabetes di Desa Lobbo dan Lobbo 1 ini di dukung
melitus. Dari hasil analisis diperoleh nilai oleh penelitian yang dilakukan oleh
OR= 0,219 (Cl(95%)= 0,082- 0,581). Sumangkut (2013) tentang hubungan pola
Mengkonsumsi makanan berlemak akan makan dengan kejadian penyakit diabetes
semakin meningkatkan risiko terkena DM. mellitus tipe-2 di poli interna BLU.RSUP.
kandungan lemak yang ada di dalam Prof. DR. R. D. Kandou Manado, dari hasil
makanan akan meningkatkan kadar kadar penelitiannya, menunjukkan adanya
lemak secara spontan di dalam darah yang hubungan pola makan dengan kejadian
akhirnya menghambat peredaran dan diabetes mellitus tipe-2.
mempersempit pembuluh darah. Selain itu Dalam sebuah penelitian yang
kadar lemak yang tinggi di dalam darah akan dilakukan oleh knowler, dkk (2002), 8 dari
10 kasus DM yang terjadi pada penderita
disebabkan 4 faktor kebiasaan hidup yang beragam, misalnya pada jenis konsumsi
tidak sehat, yaitu kurangnya aktivitas fisik, karbohidrat masyarakat menjadikan beras
mengkonsumsi makanan yang berisiko, sebagai sumber makanan pokok utama dan
merokok dan mengkonsumsi alkohol jarang mengkonsumsi jenis karbohidrat
(Marewa, 2015). Di antara faktor penyebab lainnya seperti umbi-umbian. Masyarakat
diabetes mellitus, faktor gizi dianggap juga sering mengkonsumsi
sebagai salah satu faktor yang cukup makanan/minuman manis, rata-rata setiap
penting, baik kualitatif maupun kuatitatif orang mengkonsumsi kopi/teh dua kali
(FKUI, 2003). dalam sehari dengan pemakaian gula pasir 2
Hasil penelitian yang dilakkukan sampai 3 sendok dalam satu gelas kopi/teh.
oleh Junaidi dkk (2013) tentang hubungan Masyarakat juga sering mengkonsumsi kue-
gaya hidup dengan kejadian diabetes kue manis atau roti sebagai teman untuk
mellitus di RSUD Labuang Baji Makassar minum kopi/teh, seakan hal ini telah menjadi
pada 36 sampel menunjukkan bahwa adanya kebiasaan yang harus dilakukan sebelum dan
hubungan yang bermakna antara pola makan sesudah melakukan aktifitas setiap harinya.
dengan kejadian diabetes mellitus dengan Masyarakat juga tinggi dalam hal konsumsi
nilai value 0,004, hasil penelitian yang lemak, dimana masyarakat sering
ditemukan dari 20 responden (55,6%) mengkonsumsi makanan yang digoreng dan
dengan pola makan kurang sehat terdapat 2 disantan. Namun sebaliknya untuk konsumsi
orang yang tidak terkena diabetes mellitus serat, berupa sayuran dan buah-buhan.
dan 18 orang yang terkena diabetes mellitus. Walaupun sebagian besar masyarakat
Dalam penelitian lainnya yang dilakukan bekerja sebagai petani tetapi masyarakat
oleh Asdinar (2013) di Puskesmas Caile tergolong dalam kategori jarang untuk
Kecamatan Ujungbulu Kabupaten konsumsi sayur dan buah, rata-rata konsumsi
Bulukumba pada 54 sampel, menunjukknan sayuran hanya 2 kali dalam seminggu
adanya hubungan antara pola makan dengan bahkan ada yang hanya mengkonsumsi
resiko penyakit diabetes mellitus dimana sayuran 3 kali dalam sebulan.
dari 54 sampel yang ada sebanyak 38 orang
(70,4%) memiliki pola makan teratur dan 37 KESIMPULAN
orang (68%) tidak beresiko terhadap 1. Penderita diabetes mellitus (DM) 29
penyakit diabetes mellitus. responden (35,80%).
2. Pola makan masyarakat Desa Lobbo
Dalam pengamatan yang dilakukan selama
dan Lobbo I adalah tinggi konsumsi
proses penelitian terhadap pola makan
karbohidrat, protein dan lemak, serta
masyarakat di desa Lobbo dan Lobbo I
rendah konsumsi serat.
ditemukan bahwa jenis makanan yang
dikonsumsi oleh masyarakat tidak terlalu
3. Terdapat hubungan antara pola makan Nasional Riskesdas 2013, (online),
dengan kejadian diabetes mellitus di depkes.go.id/downloads/riskesdas2
013/Hasil/Riskesdas/2013.pdf,
Desa Lobbo dan Lobbo I. diakses 28 Maret 2014.
Bustan M. 2007. Epidemiologi
SARAN Penyakit Tidak Menular. Jakarta :
1. Bagi Petugas Kesehatan Rineka Cipta
Perlu dilakukan promosi kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas
(penyuluhan tentang faktor risiko dan Indonesia. 2003. Indeks Glikemik
Berbagai Makanan Indonesia
bahaya penyakit DM) sebagai upaya
Hasil Penelitian. Jakarta: Balai
pencegahan dan pengendalian diabetes Penerbit Fakultas Kedokteran
mellitus. Universitas Indonesia
2. Bagi Masyarakat Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM,
Perlu dilakukan kontrol gula darah secara Arab L. 2009. Gizi Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Penerbit
aktif yaitu 6 bulan sekali, terutama bagi
Buku Kedokteran EGC.
penderita diabetes melitus dan meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran untuk IDF, 2013. IDF Diabetes Atlas, (online),
http://www.idf.org/sites/default/file
menerapkan pola makan sehat dan gizi s/ EN_6E_Atlas_Full_0.pdf,
seimbang diakses 30 Mei 2014.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya Junaidi, dkk. 2013. Hubungan Gaya
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan Hidup Dengan Kejadian
menggunakan rancangan penelitian yang Diabetes Mellitus Di Rsud
Labuang Baji Makassar,(online),
berbeda dan menambah variabel yang http://library.stikesnh.ac.id/files/d
merupakan faktor resiko dari diabetes isk1/12/e-
library%20stikes%20nani%20has
mellitus
anuddin--dahniarham-591-1-
46147757-1.pdf, diakses pada 19
Oktober 2015
DAFTAR PUSTAKA
Marewa W.L. 2015. Kencing Manis
Asdinar. 2013. Hubungan Pola Makan (Diabetes Melitus) di Sulawesi
Dengan Resiko Penyakit Diabetes Selatan. Jakarta: Yayasan Pustaka
Melitus Di Puskesmas Caile Obor Indonesia
Kecamatan Ujungbulu Kabupaten
Bulukumba Tahun 2013. (Online). Notoatmodjo S. 2012. Metodologi
http://library.stikesnh.ac.id/files/dis Penelitian Kesehatan. Jakarta :
k1/10/e Rineka Cipta
library%20stikes%20nani%20hasa
nuddin--asdinar-465-1-42142482-
1.pdf. Diakses pada tanggal 12
Agustus 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 2013. Laporan
Rahmawati. (2011). Pola makan dan
aktivitas fisik dengan kadar
glukosa darah penderita Diabetes
Melitus di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo
Makassar.(online).http://jurnal.unh
as.ac.id/index.php/mgmi/article/do
wnload/420/362. Diakses pada 13
Agustus 2015

Sumangkut dkk. 2013. Hubungan Pola


Makan Dengan Kejadian Penyakit
Diabetes Melitus Tipe-2 Di Poli
Interna Blu.Rsup. Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. (online).
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph
p/jkp/article/view/2235/1792.
Diakses 25 Mei 2015
Zahtamal, dkk. 2007. Faktor-Faktor
Risiko Pasien Diabetes Melitus.
(online).
http://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/
view/3621. Diakses 2 Juli 2015

Anda mungkin juga menyukai