Anda di halaman 1dari 8

FORMAT KERANGKA TOPIK PENELITIAN

UNTUK PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
TAHUN 2019

Nama : Aat Destimulyani


NPM : 173112420120119
Judul yang Diajukan : Hubungan Lama Menjalani Hemodialisis dengan Inter-
Dialytic Weight Gain (IDWG) pada Pasien Hemodialisis
di RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang Provinsi
Banten Tahun 2019
1. Latar Belakang

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan penyakit kronik yang progresif

merusak ginjal sehingga mengganggu keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh

yang berdampak pada semua sistem tubuh (Hadibroto, 2015). Laporan World

Health Organization (WHO) (2016) merilis data pertumbuhan jumlah penderita

gagal ginjal kronik di dunia pada tahun 2015 meningkat sebesar 50% dari tahun

sebelumnya dan di Amerika angka kejadian gagal ginjal kronik meningkat sebesar

50% pada tahun 2015 dan setiap tahun 200.000 orang Amerika menjalani

hemodialisis. Angka kejadian gagal ginjal di dunia secara global lebih dari 500 juta

orang dan yang harus menjalani hemodialis sekitar 1,5 juta orang (WHO, 2016).

Berdasarkan data yang dihimpun dari 5th Annual Report of Indonesian Renal

Registry, jumlah penderita penyakit ginjal kronis (PGK) di Indonesia pada tahun

2015 tercatat sebesar 22.304 dengan 68,8% kasus baru dan pada tahun 2016

meningkat menjadi 28.782 dengan 68,1% kasus baru. Laporan Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi PGK di Indonesia

sekitar 0,2%, meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Meningkat tajam pada
kelompok umur 35-44 tahun (0,3%), diikuti umur 45-54 tahun (0,4%), dan umur

55-74 tahun (0,5%), tertinggi pada kelompok umur ≥75 tahun (0,6%). Selain itu,

diketahui prevalensi pada jenis kelamin laki-laki (0,3%) lebih tinggi dari

perempuan (0,2%). Melansir data dari 7th Annual Report of Indonesian Renal

Registry, jumlah kematian pasien hemodialisis tahun 2016 di Indonesia sebesar

2.221 jiwa dengan penyakit kardiovaskuler sebagai penyebab kematian tertinggi

(59%) (Kemenkes RI, 2017).

Prevalensi penyakit ginjal kronik di Provinsi Banten pada tahun 2017 sebesar

0,3% dari seluruh jumlah penduduk sebesar 33.270.000 jiwa di Provinsi Banten,

maka jumlah penderita penyakit ginjal kronik di Provinsi Banten adalah sekitar

99.810 penderita (Dinkes Provinsi Banten, 2018).

Salah satu pilihan terapi untuk pasien PGK adalah hemodialisis (HD).

Hemodialisis dilakukan untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun

tertentu dari peredaran darah manusia, seperti kelebihan ureum, kreatinin, asam

urat, dan zat-zat lain melalui membran semipermeabel. Pasien PGK menjalani

proses hemodialisis sebanyak dua sampai tiga kali seminggu, dimana setiap kali

hemodialis rata-rata memerlukan waktu antara empat sampai lima jam (Rahman,

Kaunang, & Elim, 2016). Hemodialisis dipercaya dapat meningkatkan survival atau

bertahan hidup pasien PGK (Widianti, 2017). Kemampuan bertahan hidup

penderita PGK yang menjalani hemodialisis dipengaruhi oleh berbagai faktor,

seperti tingkat keparahan penyakit yang dialami, kondisi berbagai sistem tubuh

yang terganggu oleh racun akibat PGK, pengaturan intake cairan dan makanan,

sampai kepatuhan mengikuti jadwal hemodialisis (Wijayanti, 2017). Pasien

hemodialisis ada yang tidak lama bertahan hidup, namun ada juga yang bertahan

hingga bertahun-tahun hidup dengan menjalani hemodialisis (Wahyuni, 2014).


Sekitar 60% sampai 80% pasien hemodialisis meninggal karena kelebihan cairan

(Istanti, 2014).

Peningkatan berat badan yang mengindikasikan kelebihan cairan dikenal

dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG). IDWG merupakan peningkatan volume

cairan yang dimanifestasikan dengan peningkatan berat badan sebagai dasar untuk

mengetahui jumlah cairan yang masuk selama periode interdialitik (Istanti, 2014).

Menurut Neuman (2013), IDWG yang dapat ditoleransi oleh tubuh tidak lebih dari

3% berat badan kering. Berat badan kering ialah berat badan dimana tidak ada

tanda-tanda klinis retensi cairan (Linberg, 2014). Semakin tinggi IDWG maka

semakin besar jumlah kelebihan cairan dalam tubuh pasien dan semakin tinggi

risiko komplikasi. Penelitian Istanti (2014) menunjukkan bahwa semakin

meningkat umur pasien, maka IDWG semakin menurun. Namun, masih banyak

pasien yang IDWGnya meningkat sejalan dengan peningkatan umur. Bagi pasien

HD, semakin meningkat umur berarti semakin lama menjalani hemodialisis.

Unit Hemodialisis RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang merupakan salah

satu pelayanan yang terdapat di RSUD Berkah Pandeglang. Jumlah tindakan

hemodialisis yang dilakukan di Instalasi Hemodialisis R RSUD Berkah Pandeglang

mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir. Pada tahun 2014 jumlah tindakan

hemodialisis yang dilakukan oleh instalasi Hemodialisis sebanyak 9.408, tahun

2015 sebanyak 12.009 tindakan, tahun 2016 sebanyak 14.289 tindakan, tahun 2017

sebanyak 12.344 tindakan, tahun 2018 sebanyak 13.188 tindakan. Jumlah tindakan

hemodialisis yang dilakukan instalasi hemodialisis dari tahun 2014-2018

mengalami peningkatan tren rata-rata kenaikan sebesar 12,36%. Beberapa pasien

yang menjalani hemodialisis di RSUD Berkah Pandeglang menunjukkan terjadi

peningkatan IDWG. Meningkatnya jumlah tindakan hemodialisis yang dilakukan


oleh instalasi hemodialisis diimbangi dengan meningkatnya jumlah pasien rawat

inap dengan diagnosa penyakit ginjal kronik. Pada tahun 2014 jumlah pasien rawat

inap sejumlah 321 pasien, tahun 2015 sejumlah 339 pasien, tahun 2016 sejumlah

362 pasien, tahun 2017 sejumlah 324 pasien, tahun 2018 sejumlah 368 pasien,

sedangkan pada tahun 2019 jumlah pasien rawat inap sejumlah 125 pasien yang

tercatat dari bulan Januari-Maret dan jumlah pasien yang menjalani hemodialisis

sebanyak 63 orang (Inst. Rekam Medik RSUD Berkah Pandeglang, 2019).

Penelitian yang dilakukan oleh Sulistini (2013) menunjukkan terdapat

hubungan antara lamanya menjalani hemodialisis dengan IDWG. Sedangkan

penelitian yang dilakukan Mustikasari dan Noorratri (2017) menunjukkan lamanya

hemodialisis tidak secara signifikan berhubungan dengan IDWG. Perbedaan

karekteristik pasien dan faktor komplikasi serta kepatuhan terhadap restriksi cairan

menjadi penyebab perbedaan hasil-hasil penelitian diatas.

Studi pendahuluan yang dilakukan melalui wawancara dengan kepala

Instalasi Hemodialisis RSUD Berkah Pandeglang menyatakan bahwa Instalasi

Hemodialisis RSUD Berkah Pandeglang memiliki kapasitas 20 tempat tidur dengan

3 shift yang dimulai dari pukul 07.00 WIB hingga 22.00 WIB. Kepala Instalasi

Hemodialisis juga menjelaskan bahwa semakin lama orang menjalani HD, memberi

peluang bagi pasien untuk lebih adaptatif dengan program terapi dan semakin lama

menjalani HD juga semakin tinggi potensi munculnya komplikasi yang justru dapat

menghambat kepatuhan terhadap program terapi. Sedangkan berdasarkan

wawancara dengan tiga orang penderita ginjal kronik di instalasi hemodialisis

RSUD Berkah Pandeglang menyatakan bahwa penderita mendapat penjelasan

langsung dari dokter tentang penyebab terjadinya penyakit ginjal kronik yang

dialami, tetapi sebelum menderita penyakit ginjal kronik tidak menyadari akan
memicu terjadinya penyakit ginjal kronik dan dari ketiga penderita yang

diwawancarai menjalani hemodialisis 2 kali dalam seminggu dan lamanya

hemodialisis kurang lebih 4-5 jam.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Hubungan lama menjalani hemodialisis dengan Inter-Dialytic

Weight Gain (IDWG) pada pasien hemodialisis di RSUD Berkah Kabupaten

Pandeglang Provinsi Banten tahun 2019.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji

dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada hubungan antara lama menjalani

hemodialisis dengan Inter-Dialytic Weight Gain (IDWG) pada pasien hemodialisis

di RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun 2019.


3. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan lama menjalani hemodialisis dengan Inter-Dialytic

Weight Gain (IDWG) pada pasien hemodialisis di RSUD Berkah Kabupaten

Pandeglang Provinsi Banten tahun 2019.


b. Tujuan Khusus
1) Diketahuinya distribusi frekuensi Inter-Dialytic Weight Gain (IDWG) dan

lama menjalani hemodialisis pada pasien hemodialisis di RSUD Berkah

Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun 2019.


2) Diketahuinya hubungan antara lama menjalani hemodialisis dengan Inter-

Dialytic Weight Gain (IDWG) pada pasien hemodialisis di RSUD Berkah

Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun 2019.


4. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara

konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan

dilakukan. Berdasarkan kerangka pemikiran dan tinjauan pustaka, maka penulis

mengambil beberapa variabel yang akan diteliti digambarkan dalam kerangka

sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Inter-Dialytic Weight Gain


Lama Menjalani Hemodialisis
(IDWG)
Gambar. Kerangka Konsep Penelitian

5. Metodologi Penelitian
5.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik

dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari

dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan

observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).

Artinya, tiap objek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran

terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak

berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama.

5.2. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Notoatmodjo, 2014). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dengan penyakit gagal ginjal kronik

yang menjalani hemodialisis di RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang pada bulan

Januari-Maret tahun 2019 yaitu sebanyak 63 orang.


5.3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang Provinsi

Banten. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah:

a. Masih tingginya prevalensi kasus penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisis di RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang.

b. Lokasi penelitian mudah dijangkau.

c. Jumlah responden yang mencukupi untuk target penelitian.

5.4. Variabel Penelitian


Variabel terdiri dari variabel bebas (independent variable), variabel terikat

(dependent variabel), dan variabel pengganggu (counfounding variable). Variabel

bebas dalam penelitian ini yaitu lama menjalani hemodialisis. Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah Inter-Dialytic Weight Gain (IDWG).


5.5. Rencana Analisis Data
Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Analisis Univariat
Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan presentasi

tiap variabel yang diteliti. Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan

proporsinya. Analisa univariat ditujukan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam

analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel.

b. Analisis Bivariat
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat dengan menggunakan chi square (X2). Apabila

didapatkan nilai p ≤ α (p ≤ 0,05) artinya, ada hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat, apabila nilai p > α ( p > 0,05) berarti tidak ada hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat.

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
(Milla Evelianti Saputri, S.Kep.,MKM) (Ns. Dwi Rohyani, M.Kep)

Anda mungkin juga menyukai