Anda di halaman 1dari 11

Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Dedi Pahrul1, Rima Raesita Andamsari2

LAMANYA HEMODIALISA DENGAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN


CAIRAN DAN NUTRISI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

Dedi Pahrul1, Rima Raesita Andamsari2

Program Studi Ilmu Keperawatan , STIK Siti Khadijah Palembang1,2


depha86@yahoo.co.id1
rima.as96@gmail.com2

ABSTRAK
Latar belakang: Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kelainan
dari struktur atau fungsi ginjal. Prevelensi pasien GGK berdasarkan mortality WHO South East Asia
Region pada tahun 2015 terdapat 250.217 jiwa. (WHO, 2015). Berdasarkan data Rumah Sakit Islam
Siti Khadijah Palembang jumlah pasien gagal ginjal kronik pada tahun 2017 berjumlah 131 orang.
Tujuan: untuk mengetahui hubungan lamanya hemodialisa dengan kepatuhan pembatasan asupan
cairan dan nutrisi pada pasien gagal ginjal kronik di RSI Siti Khadijah Palembang tahun 2018.
Metode: menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan
data Purposiv Sampling dengan jumlah 55 responden. Hasil: Dari 55 orang responden sebagian besar
responden terkategori lama menjalani hemodialisa sebanyak 26 responden (47,3%) dan patuh dalam
pembatasan asupan cairan sebanyak 21 responden (38,2%) . dari uji statistik ada hubungan antara
lamanya menjalani hemodialisa dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan dengan ( p value :
0,019). Saran: Diharapkan pihak rumah sakit dapat berkolaborasi dengan pihak keluarga dalam
bentuk penunjukan pengawas pembatasan asupan cairan.

Kata kunci : Gagal ginjal kronik, Hemodialisa, Kepatuhan asupan cairan dan Nutrisi

ABSTRAK :
Background: Chronic kidney disease is a condition characterized by abnormalities in kidney
structure or function. Based on Siti Khadijah Islamic Hospital Palembang, the number of
patients with chronic renal failure in 2017, was 131 people. Objective: The aim of this study
was to determine the correlation between hemodialysis and compliance of liquid and nutrition
limitation on chronic kidney failure patient at siti khadijah islamic hospital palembang in
2018. Method: The research design used descriptive analytic with cross sectional approach.
Purposive sampling data collection techniques with a total was 55 respondents. Results: The
result of this study : most of the respondents were categorized as old undergoing
hemodialysis as many as 26 respondents (47.3%) and obedient in limiting fluid intake by 21
respondents (38.2%) and there were correlation between the length of undergoing
hemodialysis and compliance with fluid intake restrictions at Siti Khadijah Islamic Hospital
Palembang in 2018 with (p value: 0.019). Reccomender: It is expected that the hospital can
collaborate with the family in appointment of supervisors to limit fluid intake.

Keywords: chronic renal failure, hemodialysis, adherence to fluid and nutritional intake

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 177


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Dedi Pahrul1, Rima Raesita Andamsari2

PENDAHULUAN orang, dan jumlah pasien aktif GGK di


Chronic Kidney Disease (CKD) atau Provinsi Sumatera Selatan berjumlah 715
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah orang (Indonesian Renal Registry, 2014).
suatu keadaan yang ditandai dengan Menurut data Dinkes kota Palembang,
kelainan dari struktur atau fungsi ginjal. jumlah penderita GGK yang menjalani
Keadaan ini muncul selama lebih dari 3 terapi hemodialisa menngalami
bulan dan dapat mempengaruhi kondisi peningkatan yakni pada tahun 2010
kesehatan. Penurunan fungsi ginjal dapat sebanyak 115 orang, tahun 2011 sebanyak
menimbulkan gejala pada pasien PGK. 121 orang, pada tahun 2012 sebanyak 128
(NKF-KDIGO, 2013). orang (Dinkes, 2013).
Gagal ginjal kronis merupakan Pengambilan data awal di RSI Siti
gangguan fungsi renal yang progresif dan Khadijah Palembang, pada tahun 2015
ireversibel dimana kemampuan tubuh jumlah pasien GGK sebanyak 86 orang.
gagal untuk mempertahankan metabolisme Pada tahun 2016 terjadi peningkatan,
dan keseimbangan cairan dan elektrolit, pasien GGK sebanyak 125 orang dengan
menyebabkan uremia (retensi urea dan jumlah dan pada tahun 2017 terjadi
sampah nitrogen lain dalam darah). peningkatan kembali, sebanyak 131 orang
(Menurut Brunner & Suddarth, 2013) Terapi hemodialisa akan merubah
Penderita gagal ginjal yang menjalani ritme kehidupan seseorang, baik bagi
hemodialisa regular jumlahnya semakin pasien maupun keluarganya. Perubahan
meningkat yaitu, jumlah penderita sekitar yang terjadi meliputi pola makan, pola
empat kali lipat dalam 5 tahun terakhir. minum, pola tidur, terapi obat-obatnya, dan
Saat ini diperkirakan gagal ginjal terminal aktivitas kehidupannya yang terjadi
di Indonesia yang membutuhkan cuci dirumah serta di masyarakat. Hal ini
darah atau dialisis mencapai 150.000 menjadi suatu perhatian khusus, karena
orang. Namun penderita yang sudah penyakit GGK akan menimbulkan
mendapatkan terapi dialisis baru sekitar berbagai macam gangguan lainnya.
100.000 orang. Perhimpunan Nefrologi (Sathvik et al., 2011). Pengobatan gagal
Indonesia (Pernefri) melaporkan, setiap ginjal kronik berupa terapi hemodialisa
tahunnya terdapat 200.000 kasus baru tersebut untuk mempertahankan kualitas
gagal ginjal stadium akhir (Kemenkes RI, hidup pasien (Brunner & Suddarth, 2013).
2016). Salah satu intervensi yang diberikan
Jumlah pasien baru gagal ginjal kepada penderita HD adalah pembatasan
kronik di Provinsi Sumatera Selatan 1287 asupan cairan. Tanpa adanya pembatasan

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 178


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Dedi Pahrul1, Rima Raesita Andamsari2

asupan cairan, akan menyebabkan cairan oleh Ketidak-patuhan pembatasan cairan.


menumpuk dan akan menimbulkan edema Lebih lanjut menurut Jamaitun dkk (2015)
di sekitar tubuh. Kondisi ini akan membuat memungkinkan karena seseorang yang
tekanan darah meningkat dan memperberat mengalami sakit dalam kurun waktu yang
kerja jantung, penumpukan cairan juga lama akan berpengaruh terhadap perilaku
akan masuk ke paru-paru sehingga kepatuhan. Faktor kebosanan dan putus asa
membuat pasien mengalami sesak nafas. terhadap manfaat terapi akan menurunkan
(Brunner & Suddart, 2013) motivasi untuk patuh terhadap program
Kepatuhan terhadap pengontrolan terapi pembatasan cairan, semakin lama
diet dan pembatasan asupan cairan dan responden mengalami sakit maka
nutrisi merupakan faktor yang sangat kepatuhan dalam pembatasan cairan
penting dalam menentukan tingkat semakin menurun.
kesehatan dan kesejahteraan pasien dengan Menurut Kartini (2017) Klien yang
HD kronis (Kaswari, 2012). Menurut melakukan hemodialisa jangka panjang
Iacono (2008), diantara semua menejemen tidak merasa khawatir terhadap
yang harus dipatuhi dalam terapi HD, perkembangan kondisi sakitnya meskipun
restriksi cairan merupakan yang paling tidak bisa diramalkan kapan terjadinya
sulit untuk dilakukan dan paling membuat gangguan dalam hidupnya, karena mereka
pasien stress serta depresi. Hal tersebut sudah beradaptasi dan menerima kondisi
membuat pasien menjadi sering tidak patuh yang harus bergantung pada mesin ginjal
terhadap asupan cairan. Banyak penelitian buatan.
terhadap pasien-pasien HD yang Menurut Anita dan Novitasari (2017)
menyatakan bahwa mereka memiliki tidak ditemukan perbedaan bermakna
penambahan berat badan interdialitik lebih mengenai kepatuhan pembatasan asupan
besar dari 5,7% dari berat kering mereka, cairan pada pasien yang menjalani
memiliki resiko 35% lebih tinggi terhadap hemodialisa baik lama, sedang, maupun
kematian. baru, banyak faktor lain yang dapat
Satria Hadi & Wantoro (2015) mempengaruhinya seperti sikap dan
menjelaskan bahwa semakin lamanya lingkungan. Lebih lanjut menurut
penderita menjalani hemodialisis maka Kamaludin dan Rahayu (2009), terdapat
semakin sering terpapar oleh efek samping lima faktor yang berhubungan dengan
hemodialisis baik akut maupun kronis dan pembatasan asupan cairan pasien GGK
penambahan berat badan merupakan salah yaitu pendidikan, pengetahuan, peran
satu dari efek tersebut. Efek ini disebabkan keluarga dan peran perawat.

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 179


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Dedi Pahrul1, Rima Raesita Andamsari2

Berdasarkan studi pendahuluan yang pendekatan cross sectional. Populasi dalam


dilakukan di RSI Siti Khadijah Palembang, penelitian ini adalah seluruh pasien gagal
untuk meningkatkan kepatuhan ginjal kronik yang berada di Ruang
pembatasan asupan cairan pada pasien Hemodialisa Rumah Sakit Islam Siti
gagal ginjal kronik yang menjalani Khadijah Palembang, pada bulan maret
hemodialisa, dibutuhkan pendekatan antara tahun 2018 sejumlah 126 orang, penentuan
tenaga medis dengan pasien gagal ginjal besar sampel dengan rumus slovin,
kronik agar terbina rasa saling percaya dan didapatkan sampel berjumlah 55 orang
kepatuhan pembatasan asupan cairan responden, tehnik sampling yang
pasien yang menjalani hemodialisa dapat digunakan adalah purposive sampling
meningkat. Selama menjalani hemodialisis dengan kriteria inkulsi: pasien berusia 15 ≥
di RSI Siti Khadijah Palembang, pasien 65 tahun, dan menjalani hemadialisa.
merasa puas terhadap pelayanan yang Penelitian ini dilakukan pada bulan
diberikan tenaga kesehatan RSI Siti April sampai dengan Agustus dan pada
Khadijah Palembang yaitu memberikan tanggal 25 Juni sampai dengan 20 Juli
dukungan dalam beradaptasi dengan 2018 ( tahap pengambilan data) di Instalasi
penyakit ginjalnya. Hemodialisa Rumah Sakit Islam Siti
Berdasarkan uraian di atas, dapat Khadijah Palembang. Penelitian ini telah
diketahui bahwa masalah GGK berpotensi memenuhi aspek – aspek : selƒ
untuk terjadi morbiditas bahkan mortalitas. determination, privacy, anonymity,
Salah satu upaya pencegahan yang dapat inƒormed consent, dan protections ƒor
dilakukan yaitu dengan menganalisis discomƒort.
kepatuhan pembatasan asupan cairan Variabel penelitian lama hemodialisa
pasien GGK yang menjalani terapi yang dikategorikan menjadi kategori baru
hemodialisa, sehingga peneliti tertarik jika terapi hemodialisa <12 bulan, sedang
untuk melakukan penelitian terhadap jika >12-24 bulan, dan lama >24 bulan.
kepatuhan pembatasan asupan cairan dan Sedangkan variabel kepatuhan pembatasan
nutrisi pasien GGK di RSI Siti Khadijah asupan cairan yang dikategorikan menjadi
Palembang dan belum ada yang melakukan tidak patuh (Skor 25-50), kurang patuh
penelitian ini di Rumah Sakit tersebut. (Skor 51-76), patuh (Skor 77-100).
Instrumen dalam penelitian adalah
METODE PENELITIAN kuesioner. Selanjutnya analisis yang
Penelitian ini teramasuk ke dalam digunakan adalah chi square.
jenis penelitian deskriptif analitik dengan

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 180


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Dedi Pahrul1, Rima Raesita Andamsari2

HASIL PENELITIAN pasien gagal ginjal kronik, dapat dilihat


Lamanya Hemodialisa pada table sebagai berikut.
Analisa univariat disajikan dengan
distribuis frekuensi lamanya hemodialisa

Tabel 1.
Distribuis Frekuensi Lamanya Hemodialisa Pasien Gagal Ginjal Kronik
No Lamanya Hemodialisa Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Baru 11 20.0
2. Sedang 18 32.7
3. Lama 26 47.3
Total 55 100.0

Berdasarkan tabel 1 menunjukan kategori lama menjalani hemodialisa


bahwa dari 55 responden, responden yang sebanyak 26 responden (47,3%) .
masuk kategori baru menjalani Kepatuhan Pembatasan Asupan Cairan
Dan Nutrisi
hemodialisa sebanyak 11 responden
Distribusi frekuensi kepatuhan
(20,0%), responden yang masuk kategori
pembatasan asupan cairan dan nutrisi
sedang menjalani hemodialisa sebanyak 18
pasien gagal ginjal kronik, dapat dilihat
responden (32,7%) dan responden masuk
pada table sebagai berikut.

Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Pembatasan Asupan Cairan dan
Nutrisi Pasien Gagal Ginjal Kronik
No Kepatuhan Pembatasan Frekuensi (f) Persentase (%)
Asupan Cairan
1. Tidak Patuh 17 30.9
2. Kurang Patuh 17 30.9
3. Patuh 21 38.2
Total 55 100.0

Berdasarkan tabel 2 menjelaskan asupan cairan 17 responden (30,9%) dan


bahwa dari 55 responden,responden yang responden yang masuk kategori patuh
masuk kategori tidak patuh dalam dalam pembatasan asupan cairan sebanyak
pembatasan asupan cairan sebanyak 17 21 responden (38,2%) .
responden (30,9%), responden yang masuk
kategori kurang patuh dalam pembatasan

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 181


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Dedi Pahrul1, Rima Raesita Andamsari2

Hubungan Lamanya Hemodilaisa dengan kepatuhan pembatasan asupan


Dengan Kepatuhan Pembatasan Asupan
cairan dan nutrisi pasien gagal ginjal
Cairan Dan Nutrisi
Hasil analisa bivariate antara kronik, dapat dilihat pada table sebagai
variable Hubungan lamanya hemodialisa berikut.

Tabel 3.
Hubungan Lamanya Hemodialisa Dengan Kepatuhan Pembatasan
Asupan Cairan dan Nutrisi Pasien Gagal Ginjal Kronik
Kepatuhan Pembatasan Asupan Cairan
dan Nutrisi
No. Lamanya Patuh Kurang Tidak Patuh Jumlah P value
Hemodialis Patuh
a
n % n % n % n %
1. Baru 7 63,6 2 18,2 2 18,2 11 100

2. Sedang 9 50,0 2 11,1 7 38,9 18 100


0,019
3. Lama 5 19,2 13 50,0 8 30,8 26 100

Total 21 38,2 17 30,9 17 30,9 55 100

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui responden yang masuk kategori sedang


bahwa dari 26 responden dengan kategori menjalani hemodialisa sebanyak 18
lama hemodialisa yang masuk kategori responden (32,7%) dan responden masuk
patuh 5 responden (19,2%), lebih kecil jika kategori lama menjalani hemodialisa
dibandingkan dengan 18 responden dengan sebanyak 26 responden (47,3%)
kategori sedang yang masuk kategori patuh Menurut Suhardjono, (2014).
9 responden (50,0) dan dari 11 responden Hemodialisis dapat didefinisikan sebagai
dengan kategori baru hemodialisa yang suatu usaha untuk memperbaiki kelainan
masuk kategori patuh 7 responden biokimiawi darah yang terjadi akibat
(63,6%). terganggunya fungsi ginjal, dilakukan
dengan menggunakan mesin hemodialisis..
PEMBAHASA Tetapi pada prinsipnya, hemodialisis
Lama Hemodialiasa adalah suatu proses pemisahan atau
Hasil penelitian menunjukan bahwa penyaringan atau pembersihan darah
dari 55 responden, responden yang masuk melalui suatu membran semi permeabel
kategori baru menjalani hemodialisa yang dilakukan pada pasien dengan
sebanyak 11 responden (20,0%), gangguan fungsi ginjal baik akut maupun

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 182


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Dedi Pahrul1, Rima Raesita Andamsari2

kronik atau menggantikan sebagian fungsi kurang patuh dalam pembatasan asupan
ginjal membantu menormalkan kembali cairan 17 responden (30,9%) dan
keseimbangan cairan, asam basa dan responden yang masuk kategori patuh
membuang sisa metabolisme serta dalam pembatasan asupan cairan sebanyak
membantu mengendalikan tekanan darah. 21 responden (38,2%).
Hasil penelitian Manguma (2014) Hal ini sesuai menurut Maryati
yang menyatakan bahwa pasien yang (2011) Kepatuhan adalah tingkat perilaku
menjalani hemodialisa < 24 bulan pasien yang tertuju terhadap intruksi atau
memiliki peluang untuk patuh petunjuk yang diberikan dalam bentuk
dibandingkan yang menjalani hemodialisa terapi apapun yang ditentukan, diet,
> 24 bulan. Pengobatan jangka panjang latihan,periode sakit dapat mempengaruhi
yang memaksa untuk merubah kebiasaan- kepatuhan. Pada pasien hemodialisa
kebiasaan seperti mengurangi kalori memperlihatkan perbedaan kepatuhan pada
makanan atau komponen tertentu dalam pasien yang hemodialisa < 12 bulan
sehari-hari yang memberikan kesan atau dengan yang >12 bulan. Semakin lama
sikap negatif bagi penderita. Ditambah Hemodialisa maka resiko penurunan
lagi ketika terjadi komplikasi selama tingkat kepatuhan semakin tinggi.
hemodilaisa berlangsung diantaranya kram Hasil penelitian ini juga sejalan
otot, mual, muntah dan sakit kepala. penelitia Wantonoro (2015) menunjukkan
Berdasarkan hasil penelitian, teori persentase tertinggi adalah lama menjalani
dan penelitian terkait peneliti berasumsi hemodialisa pada kategori lama dengan
bahwa salah satu bentuk terapi pengganti kepatuhan pembatasan asupan cairan pada
ginjal dan hanya menggantikan sebagian kategori sedang yaitu sebanyak 19 orang
dari fungsi ekskresi ginjal, lamanya (35,5%). Sedangkan persentase terendah
hemodialisa membuat pasien gagal ginjal adalah lama menjalani hemodialisa pada
kronik memungkinkan terjadinya ketidak kategori sedang dengan kepatuhan
patuhan menjalani rutinitas hemodialisa. pembatasan asupan cairan pada kategori
Kepatuhan Pembatasan Asupan Cairan tinggi dan rendah yaitu sebanyak 0 orang
dan Nutrisi (0%).
Hasil penelitian menunjukan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian, dan
dari 55 responden,responden yang masuk
penelitian terkait peneliti berasumsi bahwa
kategori tidak patuh dalam pembatasan
semakin lama penderita gagal ginjal kronik
asupan cairan sebanyak 17 responden
menjalani terapi hemodialisa maka,
(30,9%), responden yang masuk kategori
penderita gagal ginjal kronik semakin

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 183


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Dedi Pahrul1, Rima Raesita Andamsari2

dapat beradaptasi dengan segala aktifitas tindakan HD bervariasi tergantung


rutin yang dijalaninya tetapi tidak menutup banyaknya fungsi ginjal yang tersisa, rata–
kemungkinkan untuk penderita gagal ginjal rata penderita menjalani tiga kali dalam
kronik yang menjalani hemodialisa seminggu, sedangkan lama pelaksanaan
memiliki resiko penurunan tingkat hemodialisa paling sedikit tiga sampai
kepatuhan semakin tinggi terhadap empat jam tiap sekali tindakan terapi
kepatuhan asupan cairan yang harus (Brunner dan Suddath, 2013.
dilakukan. Hubungan Lamanya Masalah lain yang harus dihadapi
Hemodialisa dengan Kepatuhan pasien adalah seperti masalah finansial,
Pembatasan Asupan Cairan dan Nutrisi kesulitan dalam mempertahankan
Penderita Gagal Ginjal Kronik pekerjaan, dorongan seksual yang
Hasil penelitian menjelaskan bahwa hilang, depresi dan ketakutan terhadap
dari 26 responden dengan kategori lama kematian. Hal ini akan mempengaruhi
hemodialisa yang masuk kategori patuh 5 kepatuhan pembatasan asupan cairan
responden (19,2%), lebih kecil jika pasien CKD (Brunner dan Suddarth, 2013)
dibandingkan dengan 18 responden dengan Menurut Suhardjono, (2014).
kategori sedang yang masuk kategori patuh Hemodialisis dapat didefinisikan sebagai
9 responden (50,0) dan dari 11 responden suatu usaha untuk memperbaiki kelainan
dengan kategori baru hemodialisa yang biokimiawi darah yang terjadi akibat
masuk kategori patuh 7 responden terganggunya fungsi ginjal, dilakukan
(63,6%). Dari hasil uji statistik chi square dengan menggunakan mesin hemodialisis.
didapatkan nilai p value = 0,019 ≤ α = Tetapi pada prinsipnya, hemodialisis
(0,05) yang berarti bahwa ada hubungan adalah suatu proses pemisahan atau
antara lama menjalani hemodialisis dengan penyaringan atau pembersihan darah
kepatuhan pembatasan asupan cairan pada melalui suatu membrane semi permeabel
pasien gagal ginjal kronik di RSI Siti yang dilakukan pada pasien dengan
Khadijah Palembang. gangguan fungsi ginjal baik akut maupun
Pasien GGK yang mengalami kronik atau menggantikan sebagian fungsi
gagal ginjal kronik akan menjalani ginjal membantu menormalkan kembali
hemodialisa jangka panjang. Hemodialisa keseimbangan cairan, asam basa dan
(HD) adalah suatu prosedur dimana darah membuang sisa metabolisme serta
dikeluarkan dari tubuh penderita dan membantu mengendalikan tekanan darah.
beredar dalam sebuah mesin di luar Apa yang yang disampaikan
tubuh yang disebut dialiser. Frekuensi

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 184


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Dedi Pahrul1, Rima Raesita Andamsari2

Menurut Maryati (2011) Kepatuhan terjdadinya ketidakpatuhan menjalani diet


adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju cairan
terhadap intruksi atau petunjuk yang Hasil penelitian Jamaitun (2015)
diberikan dalam bentuk terapi apapun yang menyatakan bahwa responden yang telah
ditentukan, diet, latihan,periode sakit dapat menjalani hemodialisis lebih dari 1 tahun
mempengaruhi kepatuhan. Periode sakit lebih banyak dibandingkan dengan
dapat mempengaruhi kepatuhan. Beberapa responden yang menjalani hemodialisis
penyakit yang tergolong penyakit kronik kurang dari 1 tahun. Secara statistik
banyak mengalami masalah kepatuhan. terdapat hubungan yang bermakna antara
Pengaruh sakit yang lama belum lagi untuk patuh terhadap program terapi
perubahan pola hidup yang kompleks serta pembatasan cairan, semakin lama
komplikasi yang sering muncul sebagai responden mengalami sakit maka
dampak sakit yang lama mempengaruhi kepatuhan dalam pembatasan cairan
bukan hanya pada fisik paien, namun juga semakin menurun Hal ini didukug oleh
emosional psikologi dan sosial. Pada konsep Bruner & Sudart (2013) bahwa
pasien hemodialiss didapatkan hasil yang lama sakit berkaitan dengan lamanya klien
memperlihatkan perbedaan kepatuhan pada merasakan efek samping obat yang tidak
pasien yang sakit kurang dari satu tahun menyenangkan sehingga dapat
(<12 bulan) dengan yang lebih dari satu mempengaruhi kepatuhan.
tahun (>12 bulan). Semakin lama sakit Hasil penelitian Nurudin, A., &
yang diderita, maka resiko penurunan Sulistyaningsih, D. R. (2018) menyatakan
tingkat kepatuhan semakin tinggi. bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
Hasil penelitian Wantonoro (2015) antara lama menjalani terapi hemodialisis
menyatakan bahwa pasien yang menjalani dengan kepatuhan asupan cairan pada
hemodialisa ≤3 tahun memiliki peluang pasien penyakit ginjal kronik. Lamanya
untuk patuh dibandingkan yang menjalani pasien menjalani terapi hemodialisis dalam
hemodialisa ≥3 tahun. Pengobatan jangka penilitian ini tidak membuktikan semakin
panjang yang memaksakan untuk merubah lama maka pasien akan patuh ataupun
kebiasaan-kebiasaan seperti mengurangi sebaliknya pasien semakin tidak patuh.
kalori makanan atau komponen tertentu Asupan cairan pasien akan sangat tidak
dalam sehari-hari yang memberikan kesan terkontrol pada musim panas yang
atau sikap negatif bagi penderita. Pasien merangsang rasa haus, sehingga memacu
dengan kondisi ini memungkinkan keinginan untuk minum.

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 185


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Dedi Pahrul1, Rima Raesita Andamsari2

Berdasarkan teori dan penelitian 2. Lebih banyak responden yang lama


terkait maka peneliti berasumsi bahwa menjalani hemodialisa sebanyak 26
semakin lama menjalani terapi akan responden (47,3%).
berpengaruh terhadap perilaku kepatuhan. 3. Ada hubungan antara lama menjalani
Faktor dukungan keluarga, kebosanan dan hemodialisis dengan kepatuhan asupan
putus asa terhadap manfaat terapi akan cairan dan nutrisi pada pasien gagal
menurunkan motivasi untuk patuh terhadap ginjal kronik di RSI Siti Khadijah
pembatasan asupan cairan dan nutrisi, Palembang dengan nilai p value =
semakin lama pasien menjalani terapi 0,019.
maka kepatuhan semakin menurun. Saran
Diharapkan pihak rumah sakit dapat
KESEMPULAN DAN SARAN berkolaborasi dengan pihak keluarga
Kesimpulan dalam bentuk penunjukan pengawas
1. Lebih banyak responden yang patuh pembatasan asupan cairan.
dalam pembatasan asupan cairan
sebanyak 21 responden (38,2%)

DAFTAR PUSTAKA

Anita, D. C., & Novitasari, D. (2017). Kepatuhan Pembatasan Asupan Cairan Terhadap
Lama Menjalani Hemodialisa. In Prosiding Seminar Nasional & Internasional (Vol. 1,
No. 1).
Brunner & Suddarth. 2013. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: ECG
Denhaerynck, K., Manhaeve, D., Dobbeles, F., Garzoni, D., Nolte., C., & De Geest, S.
(2007). Prevalence And Consequences Of Noradherenceto Hemodialysis Regimens.
American Jurnal Of Critical Care, 16 (3). 222-236.
Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2018. Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2017.
Palembang
Hadi, S., Wantonoro. (2015). Hubungan Lama Menjalani Hemodialisis Dengan Kepatuhan
Pembatasan Asupan Cairan Pada Pasien Gagal Ginja Kronis Di Rs Pku
Muhammadiyah Unit II Yogyakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Yogyakarta, Yogyakarta
Iacono, S. A., & Da Vita Renal Health Care (2008). Medication Side Effects : Barriers to The
Management of Fluid Intake. DaVita Renal Healthcare.
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/dat.20231/ful

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 186


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Dedi Pahrul1, Rima Raesita Andamsari2

Indonesia nursing. 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidak patuhan perawatan


hemodialisis.
http://www.penefriinasn.org/Laporan/5th%20Annal%20Report%20of%20IRR%202012
.pdf.
Jamiatun, J., Elegia, K., & Syarif, M. N. O. (2015). Analisis Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kepatuhan Pembatasan Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang
Menjalani Hemodialisa Di Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura. Jurnal Bidang Ilmu
Kesehatan, 5(1).
Kamaluddin, R., & Rahayu, E. (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kepatuhan Asupan Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan Hemodialisis Di
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Jurnal Keperawatan Soedirman, 4(1).
Kartini, A. (2017). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pembatasan Diit Cairan
Pasien Chronic Kidney Disease Yang Menjalanihemodialisa Di Rsud Tugurejo
Semarang. Karya ilmiah s. 1 ilmu keperawatan.
Kaswari (2012). Hubungan Lama Hemodialisa Dengan Tingkat Kepatuhan Restriksi Cairan
Pada Pasien Hemodialisa di Instalasi Dialisis RSUP dr.Sardjito
Yogyakarta.Yogyakarta: Skripsi FK UGM
Manguma, C., Kapantaw, G.H.M., dan Joseph, W.B.S. (2014). Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Kepatuhan Pasien GGK YangMenjalani Hemodialisa Di BLU
RSUP Prof. Dr. R.D Kandau Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Maryati, 2011. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diit Rendah Garam Pada
Penderita Hipertensi Di Desa Bakarejo Wilayah Kerja Puskesmas Guntur Kabupaten
Demak, Universitas Muhammadiyah Semarang
NKF-KDIGO. 2013. KDIGO 2012 Clinical Practice Guideline For The Evaluation And
Management Of Chronic Kidney Disease. ISN. 3(1):1–163.
Nursalam. 2016. Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Nurudin, A., & Sulistyaningsih, D. R. (2018). Hubungan Antara Lama Menjalani Terapi
Hemodialisis Dengan Kepatuhan Asupan Cairan Pada Pasien Penyakit Ginjal
Kronik. Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, 1(1), 1-7.
Sathvik, B.S., Parthasarathi, G., Narahari, M.G., Gurudev, K.C.( 2011). An Assessment Of
The Quality Of Life In Hemodialysis Patients Using The WHO OL-BREF
Questionnaire. Indian J Nephrol. 18(4): 141– 9.
Smeltzer et l, 2008. Buku Ajar Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran ECD
Suhardjono. 2014. Hemodialisis; Prinsip Dasar dan Pemakaian Kliniknya. Dalam: Setiati S,
Alwi I, Sudoyo AW, S Iman dibrata M, Setyohadi B, Penyunting .Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam . Jakarta: Interna Publishing. hlm. 2194–98.

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 187

Anda mungkin juga menyukai