Anda di halaman 1dari 15

PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP

KEPATUHAN DIET PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK


Yulia M Nur 1, Trimonarita Johan 2, Lina Hermaini 3
E-mail: yuliamnur17@gmail.com
Received: December, 18, 2019
Revised: January, 09, 2020
Available online: January, 31, 2020

Abstrak
Penyakit gagal ginjal kronik (GGK) adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan
ireversibel, dimana tubuh gagal mempertahankan metabolisme serta keseimbangan
cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan uremia, yang ditandai dengan GFR
kurang dari 60 ml/menit per 1,73 m3 selama lebih dari 3 bulan dengan atau tanpa
kerusakan ginjal. di RSUD Pariaman didapatkan bahwa jumlah penderita penyakit
gagal ginjal kronik yang di rawat dibangsal interne tahun 2015 adalah sebanyak 356,
sedangkan tahun 2016 berjumlah sebanyak 385, dan tahun 2017 sebanyak 412 kasus
dengan jumlah rata-rata perbulan sebanyak 34 orang. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan
diet pada pasien gagal ginjal kronik (GGK) di ruang penyakit dalam RSUD Pariaman
tahun 2018. Jenis penelitian yang di gunakan adalah deskriptif analitik dengan Desain
penelitian yang di gunakan adalah cross sectional, yang telah dilakukan di Ruang
Rawat Inap Paru RSUD Pariaman. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan diperoleh bahwa lebih dari separuh responden berpengetahuan rendah
tentang diet pasien gagal ginjal kronik (GGK) (60,6%), lebih dari separuh responden
memiliki dukungan keluarga yang kurang baik tentang diet pasien gagal ginjal kronik
(GGK) (63,6%), lebih dari separuh responden memiliki kepatuhan diet yang kurang
baik (GGK) (57,6%), terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan
Kepatuhan Diet Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) (p value = 0,012), terdapat
hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan Kepatuhan Diet pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) (p value = 0,004).
ABSTRACT
Chronic renal failure (CRF) is a progressive and irreversible kidney function
disorder, in which the body fails to maintain metabolism and fluid and electrolyte
balance, causing uremia, which is characterized by GFR of less than 60 ml / minute
per 1.73 m3 for more than 3 months with or without kidney damage. in Pariaman
Regional Hospital, it was found that the number of patients with chronic kidney
failure who were treated in the 2015 internal ward was as many as 356, while in
2016 there were 385, and in 2017 there were 412 cases with an average number of
monthly as many as 34 people. The purpose of this study was to determine the
relationship between family knowledge and support for dietary compliance in
patients with chronic renal failure (CRF) in the internal medicine room of Pariaman
Hospital in 2018. The type of research used is descriptive analytic with the cross-
sectional research design used in the Lung Inpatient Unit of Pariaman Hospital on
July 13 to August 13 2018. Based on the results of the study, it was obtained that
more than half of the respondents had low knowledge about the diet of patients with
chronic renal failure (CRF) (60.6%), more than half of the respondents had poor
family support about the diet of patients with chronic renal failure (CRF) (63.6%),
More than half of the respondents had poor diet compliance (CRF) (57.6%). There
was a significant relationship between knowledge with dietary compliance in patients
with chronic kidney failure (CRF) (p value = 0.012), There is a significant
relationship between family support with dietary compliance in patients with chronic
kidney failure (CRF) (p value = 0.004).
PENDAHULUAN
Penyakit Gagal Ginjal Kronik 11.689 pasien. (Indonesia Renal
(GGK) adalah gangguan fungsi ginjal Registry (IRR), 2014).
yang progresif dan ireversibel, dimana Prevalensi penyakit GGK di
tubuh gagal mempertahankan Indonesia adalah jawa tengah (0,7%),
metabolisme serta keseimbangan jawa timur (0,67%) Kalimantan barat
cairan dan elektrolit sehingga (0,5%), dan sumatera barat menduduki
menyebabkan uremia, yang ditandai urutan ke 9 dalam masalah penyakit
dengan GFR kurang dari 60 mL/menit gagal ginjal kronik yaitu (0,2%)
per 1,73 m3 selama lebih dari 3 bulan (Kemenkes, 2015). Prevalensi
dengan atau tanpa kerusakan ginjal. penyakit GGK di Provinsi Sumatera
(National Kidney Foundation’s Barat yaitu 0,2 % dari penduduk dari
Kidney Disease and Outcome Quality pasien gagal ginjal di Indonesia, yang
Initiative, 2002 dalam (Pardede, 2012) mencakup pasien mengalami
Angka GGK di dunia masih pengobatan, terapi penggantian ginjal,
tinggi. Prevalensi GKK pada tahun dialisis peritoneal dan hemodialisis
2011 di Amerika Serikat sebesar 1901 pada tahun 2013. Pada tahun 2014 di
per juta penduduk (The United State Sumatera Barat tercatat 368 pasien
Renal Data System (USRDS), 2013). gagal ginjal dan 52% orang
Di Indonesia, diperikirakan jumlah diantaranya menjalani hemodialisis
pasien gagal ginjal meningkat dari (Dinkes Prov Sumatera Barat, 2015).
19.612 hingga 100.000 antara Sedangkan dari hasil
tahun 2014 sampai 2019 (Perkumpulan pengambilan data awal yang peneliti
Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), lakukan di RSUD Pariaman
2014). Data yang didapatkan tahun didapatkan bahwa jumlah penderita
2007-2014 tercatat 28.882 pasien, penyakit gagal ginjal kronik (GGK)
dimana pasien baru sebanyak 17.193 yang di rawat di bangsal interne tahun
pasien dan pasien lama sebanyak 2015 adalah sebanyak 356, sedangkan
tahun 2016 berjumlah sebanyak 385,
dan tahun 2017 sebanyak 396 kasus keseimbangan cairandan elektrolit,
dengan jumlah rata-rata perbulan sehimgga menyebabkan uremia
sebanyak 33 orang. Angka ini (retensi urea dan sampah nitrogen lain
menunjukkan bahwa terjadinya dalam darah) (Smeltzer & Bare, 2008).
peningkatan terhadap kasus GGK yang Menurut proses terjadinya penyakit,
di rawat di RSUD Pariaman tiap gagal ginjal dibagi mnejadi 2 yaitu
tahunnya (Medical Record RSUD gagal ginjal akut dan gagal ginjal
Pariaman, 2018). kronis. Dikatakan akut apabila
Kepatuhan diet pada pasien penyakit berkembang sangat cepat,
Gagal Ginjal Kronik (GGK) dalam terjadi dalam beberapa jam atau dalam
menjalani hemodialysis merupakan hal beberapa hari. Sedangkan kronis,
yang penting untuk di perhatikan. terjadi dan berkembang secara
Karena jika pasien tidak patuh akan perlahan, sampai beberapa tahun
berdampak pada penurunan kondisi (Baradero, Dayrit, 2009).
tubuhnya, serta berpengaruh terhadap Penderita penyakit gagal ginjal
terjadinya komplikasi baik akut kronik (GGK) mempunyai risiko
maupun kronis. Seperti penumpukan kematian yang jauh lebih tinggi
zat-zat berbahaya dari sisa dibandingkan populasi normal. Faktor
metabolisme tubuh. Pasien akan risiko yang umum penyebab gagal
merasakan sesak nafas, oedema pada ginjal kronik adalah diabetes melitus,
sebagian atau seluruh tubuh, dan jika hipertensi, penyakit vascular kronis,
hal tersebut tidak segera ditangani riwayat keluarga dengan gagal ginjal,
akan menyebabkan kematian dan usia > 60 tahun. Faktor risiko lain
(Bayhakki, 2013). yang termasuk adalah penyakit-
Gagal ginjal kronik atau End penyakit autoimun, infeksi, batu ginjal,
Stage Renal Desease (ESRD) kanker, pajanan obat yang bersifat
merupakan gangguan fungsi renal nefrotoksik, dan gangguan metabolism
yang progresif dan ireversibel dimana mineral. Salah satu diantara gangguan
tubuh mengalami kegagalan untuk metabolism mineral adalah gangguan
mempertahankan metabolisme, metabolisme fosfat dan kalsium.
Seorang pasien gagal ginjal membutuhkan terapi hemodialisa

namun pasien harus menjaga sayuran dan buahbuahan tinggi


keteraturannya dalam melakukan kalium. (Utami, 2011).
hemodialisa Kebanyakan pasien Menurut (Notoatmodjo, 2012)
menganggap bahwa dengan menyatakan bahwa kepatuhan yang
hemodialisa maka fungsi ginjal mereka dimiliki oleh seseorang berhubungan
akan kembali normal. mengatakan dengan perilaku yang dimilikinya
bahwa hemodialisa merupakan sendiri. Adapun menurut Notoatmodjo
pengobatan untuk mengganti sebagian (2012) tentang faktor-faktor yang
faal ginjal pada keadaan gagal ginjal mempengaruhi kepatuhan seseorang
sehingga dapat memperpanjang dalam menjalani diet yaitu pendidikan,
kelangsungan hidup dan memperbaiki pengetahuan, sikap, motivasi, persepsi,
kualitas hidup pada pasien gagal ginjal sosial ekonomi, serta sosial budaya.
kronis (Utami, 2011) Dukungan keluarga merupakan
Ginjal yang mengalami suatu bentuk dorongan dan selalu
gangguan maka keseimbangan memberikan bantuan bila pasien
elektrolit dan cairan akan terganggu, membutuhkan (Friedman, 1998 dalam
sehingga pasien dianjurkan untuk Akhmadi, 2009).
melakukan pembatasan asupan makan. Dukungan keluarga menurut
Sehingga dapat disimpulkan bahwa (Friedman, 2010), terdapat empat tipe
pembatasan asupan makanan dukungan keluarga yaitu dukungan
merupakan hal yang penting untuk instrumental (sumber pertolongan
dilakukan oleh pasien gagal ginjal yang praktis dan konkrit), dukungan
kronis untuk tetap menjaga kondisi informasional (keluarga sebagi
tubuhnya. Beberapa makanan yang kolektor dan penyebar informasi yang
tidak dianjurkan untuk pasien gagal baik dan dapat dipercaya), dukungan
ginjal kronis yaitu kacang-kacangan penilaian (keluarga sebagai
beserta hasil olahannya, kelapa, pembimbing, penengah dalam
santan, minyak kelapa, margarine memecahkan masalah, sebagai sumber
mentega biasa dan lemak hewani, dan validator identitas dalam
keluarga), dan dukungan emosional Jenis penelitian yang
(keluarga sebagai tempat berlindung digunakan adalah descriptif analitik
yang aman dan damai untuk dengan desain penelitian yang di
beristirahat dan pemulihan serta dapat gunakan adalah cross sectional yaitu
membantu dalam menguasai terhadap variable independent dan dependen di
emosi). kumpulkan pada waktu yang
Oleh karena itu pasien GGK bersamaan serta mencari hubungan
harus memiliki pengetahuan tentang antara variabel independen dengan
penatalaksanaan diet maupun asupan dependen (Notoatmodjo, 2014)
cairan yang dikonsumsi. Apabila Penelitian ini telah
mereka tidak memiliki pengetahuan dilaksanakan di ruang rawat interne
maka akan dapat mengakibatkan pada tanggal 13 Juli s/d 13 Agustus
kenaikan berat badan yang cepat 2018. Populasi adalah keseluruhan dari
melebihi 5%, edema, ronkhi basah objek penelitian (Notoatmodjo, 2012).
dalam paruparu, kelopak mata yang Populasi dalam penelitian ini adalah
bengkak dan sesak nafas (Smeltzer & seluruh pasien GGK yang di rawat di
Bare, 2012) ruang rawat interne dengan rata-rata
Kepatuhan berarti pasien harus perbulan sebanyak 33 orang pada
meluangkan waktu dalam menjalani tahun 2017, sedangkan sampel adalah
pengobatan yang dibutuhkan seperti sebagian atau wakil dari populasi yang
dalam pengaturan diet maupun cairan diteliti (Notoatmodjo, 2014). Sampel
(Potter & Perry, 2010). Hal ini dapat penelitian ini diambil dengan
melibatkan dukungan keluarga. menggunakan teknik total sampling
Friedman (2010) menyatakan yaitu sampel diambil dengan cara
dukungan keluarga adalah upaya yang pengambilan keseluruhan populasi
diberikan kepada orang lain, baik menjadi sampel.
moril maupun materil untuk Metode analisa data yang
memotivasi orang tersebut dalam digunakan adalah Analisa Univariat,
melaksanakan kegiatan. analisa univariat hasilnya di
METODE PENELITIAN tampilkan dalam bentuk distribusi
frekwensi antara variabel bebas terpaparnya responden dengan
dengan variabel terikat. Tujuan untuk informasi atau media yang membahas
menjelaskan karakteristik masing- tentang diet pada orang yang
masing variabel yang teliti. Dan mengalami penyakit gagal ginjal
analisis bivariate yang dilakukan kronik. Serta selain itu pendidikan juga
dengan uji statistik untuk mengetahui sebagai salah satu faktor pendukung
hubungan antara variabel terikat terhadap pengetahuan seseorang.
memakai rumus derajat kemaknaan Dimana menurut Notoatmodjo (2012)
signifikan 0,05. bahwa seseorang yang berpendidikan
HASIL DAN PEMBAHASAN tinggi biasanya lebih mudah
Tabel 1: Distribusi frekuensi memahami sesuatu dibandingkan
Pengetahuan Responden Tentang dengan orang yang memiliki
Diet Pada Pasien Gagal Ginjal pendidikan yang rendah, serta mereka
Kronik (GGK) berpikir secara logis sesuai dengan
tingkat jenjang pendidikan yang
Pengetahuan f %
Tinggi 13 39,4 mereka miliki.
Rendah 20 60,6 Hasil penelitian ini tidak sama
Total 33 100
dengan hasil penelitian yang dilakukan
Berdasarkan hasil penelitian yang
oleh Sri Sitiaga (2015)tentang
telahdilakukan terhadap tingkat
hubungan tingkat pendidikan,
pengetahuan diketahui bahwa lebih
pengetahuan, dan dukungan keluarga
dari separoh responden
dengan asupan protein pasien gagal
berpengetahuan rendah tentang diet
ginjal kronik (GGK) yang menjalani
pasien gagal ginjal kronik (GGK)
hemodialisa (HD) rawat jalan di
(60,6%). Rendahnya pengetahuan
RSUD kabupaten sukohardjo, dimana
responden dalam penelitian ini
pengetahuan yang dimiliki oleh
dikarenakan banyak faktor yang
responden banyak yang tinggi yaitu
membuat responden kurang
(58%).
memahami tentang masalah diet GGK.
Tabel. 2 Distribusi Frekuensi
Hal ini bisa disebabkan kurang
Dukungan Keluarga Tentang Diet
Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik adalah sikap, tindakan dan penerimaan
(GGK) keluarga terhadap anggotanya.
Anggota keluarga
Dukungan dipandang sebagai bagian yang tidak
f %
Keluarga terpisahkan dalam lingkungan
Baik 12 36,4 keluarga. Anggota keluarga
Kurang Baik 21 63,6
Total 33 100 memandang bahwa orang yang bersifat
mendukung selalu siap memberikan
Berdasarkan tabel. 2 diatas pertolongan dan bantuan jika di
diketahui bahwa lebih dari separuh perlukan. Friedman (1998) dalam
responden memiliki dukungan Murniasih (2007) menyatakan bahwa
keluarga yang kurang baik tentang diet dukungan keluarga merupakan sikap,
pasien gagal ginjal kronik (GGK) tindakan dan penerimaan keluarga
(63,6%). Hal ini dikarenakan terhadap anggotanya. Anggota
kurangnya perhatian dari keluarga keluarga dipandang sebagai bagian
terhadap anggota keluarga yang yang tidak terpisahkan
mengalami penyakit gagal ginjal dalam lingkungan keluarga. Anggota
kronik seperti kurangnya pengontrolan keluarga memandang bahwa orang
makanan, membatasi jumlah cairan yang bersifat mendukung selalu siap
yang masuk, serta kurangnya memberikan pertolongan dan bantuan
pengawasan terhadap makanan yang jika di perlukan emosional merasa lega
dikonsumsi penderita karena diperhatikan, mendapat saran
gagal ginjal kronik tersebut. Jika hal atau kesan yang menyenangkan pada
ini dibiarkan maka tidak sering pasien dirinya.
gagal ginjal kronik mengalami sesak Setiap anggota keluarga
nafas sebelum jatuh jadwal cuci menjalankan perannya masing-asing
darah mereka. dalam keluarga untuk
Menurut (Murniasih dan mempertahankan kondisi dalam
Rahmawati, 2007) menyatakan keluarga. Peran keluarga dibagi
menyatakan bahwa dukungan keluarga menjadi dua yaitu peran formal
dan peran informal keluarga. Peran melakukan interaksi social
formal keluarga yaitu peran parental dimasyarakat. (3) Fungsi reproduksi,
dan perkawinan yang terdiri dari peran dimana keluarga memiliki fungsi
penyedia, peran pengatur rumah untuk meneruskan keturunan dan
tangga, perawatan anak, peran meningkatkan sumber daya manusia,
persaudaraan, dan peran seksual. Peran hal ini dikatakan sebagai fungsi
informal keluarga bersifat implicit dan reproduksi. (4) Fungsi ekonomi,
tidak tampak dimana untuk memenuhi kebutuhan
kepermukaan dan hanya diperankan setiap anggota keluarganya seperti
untuk menjaga keseimbangan makanan, pakaian dan tempat tinggal.
keluarga, sepeti pendorong, inisiatif, (5) Fungsi perawatan kesehatan, dalam
pendamai, penghalang, pengikut, fungsi perawatan kesehatan, keluarga
pencari pengakuan, sahabat, memiliki peran untuk melakukan
koordinator keluarga dan penghubung proteksi dikeluarganya terhadap
(Padila,2012). penyakit Hasil penelitian ini sama
Fungsi keluarga berkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan
dengan peran dari keluarga yang oleh (Mailani, Fitri dan Fitri, 2017)
bersifat ganda. Friedman (1998 tentang hubungan dukungan keluarga
dalam Padila, 2012) menguraikan dengan kepatuhan diet pasien gagal
terdapat 5 fungsi keluarga, yaitu: (1) ginjal kronik yang menjalani
Fungsi afektif merupakan fungsi hemodialisis, dimana didapatkan
internal berhubungan secara langsung bahwa dukungan keluarga dalam
dan menjadi dasar dari keluarga penelitian ini banyak yang kurang baik
tersebut. Fungsi ini berguna untuk (61,3%)
pemenuhan fungsi psikososial. (2)
Fungsi sosialisasi, dimana keluarga
Kepatuhan
f %
merupakan tempat pertama individu Diet
memulai sosialisasi. Individu belajar Baik 14 42,4
Kurang Baik 19 57,6
untuk disiplin dan mematuhi norma Total 33 100
yang ada sehingga mampu untuk
Tabel. 3 Distribusi frekuensi Ginjal Kronik (GGK)
Kepatuhan Diet Pada Pasien Gagal

.
Kepatuhan adalah istilah yang makan terhadap penyakit yang mereka
dipakai untuk menjelaskan ketaatan derita saat ini bertolak belakang
atau pasrah pada tujuan yang telah kebiasaan dari pola makan mereka
ditentukan kesehatan mengemukakan sehari-hari sehingga timbul berbagai
bahwa kepatuhan berbanding lurus efek samping dari penyakit mereka
dengan tujuan pengobatan yang seperti sesak nafas, oedema pada
ditentukan (Rosiana, 2014). seluruh tubuh dikarenakan
Berdasarkan tabel. 3 diatas diketahui penumpukan cairan sehingga
bahwa lebih dari separoh responden menimbulkan nyeri. Selain itu
memiliki kepatuhan diet yang kurang dukungan dari keluarga sangat
baik (GGK) (57,6%). Berdasarkan diperlukan dalam membentuk perilaku
hasil penelitian yang telah dilakukan responden terhadap diet GGK.
terhadap kepatuhan diet GGK Dukungan yang diberikan oleh
diketahui bahwa lebih dari separuh keluarga sangat berperan dalam
responden kurang patuh dalam keberhasilan dari diet yang
masalah diet GGK (57,6%). dijalaninya. Mulai dari masakan yang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dimasak oleh keluarga, larangan dari
dilakukan didapatkan bahwa (57,6%) keluarga agar tidak beraktivitas terlalu
responden kurang baik dalam berat, batasan jumlah cairan yang
menjalani diet GGK. Hal ini diperbolehkan oleh keluarga kepada
dikarenakan banyak faktor yang klien dengan penyakit GGK.
membuat responden kurang baik Hasil penelitian ini sama
dalam menjalani diet GGK, seperti dengan hasil penelitian yang dilakukan
kebiasaan pola makan responden yang oleh Mailani (2017) tentang hubungan
selama ini tidak bisa mereka rubah dukungan keluarga dengan kepatuhan
sehingga dengan perubahan pola diet pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis, dimana P-value = 0,031
didapatkan bahwa kepatuhan diet pada OR = 6,750
responden dalam penelitian ini banyak Berdasarkan tabel. 4 diatas
yang tidak patuh (62,9%). diketahui bahwa dari 20 orang
Gagal ginjal kronik dapat responden yang berpengetahuan
menyebabkan perubahan beberapa rendah, lebih dari separohnya (75%)
aspek secara signifikan, seperti kurang baik terhadap kepatuhan diet
perubahan eritrosit, hal ini disebabkan GGK, sedangkan dari 13 orang
karena terjadinya penurunan hormon responden yang berpengetahuan tinggi,
yang berfungsi menstimulasi 9 orang (69,2%) baik terhadap
eritropoetin di ginjal, kondisi ini dapat kepatuhan diet GGK. Berdasarkan
menyebabkan anemia. Pada masalah hasil penelitian yang telah dilakukan
ini sangat penting untuk dilakukan terhadap hubungan antara Pengetahuan
pengukuran status nutrisi. Status Terhadap Kepatuhan Diet Pada Pasien
nutrisi Gagal Ginjal Kronik (GGK)
yang akan diukur adalah albumin, didapatkan hasil bahwa dari 20 orang
Body responden yang berpengetahuan
Mass Index (BMI) atau Index Massa rendah, lebih dari separuhnya (75%)
Tubuh (IMT) dan lingkar lengan kurang baik terhadap kepatuhan diet
bagian tengah (Mid Arm GGK,
Circumferences; MAC) sedangkan dari 13 orang responden
(Shokebumroong, 2014). yang berpengetahuan tinggi, 9 orang
Tabel 4: Hubungan Pengetahuan (69,2%) baik terhadap kepatuhan diet
Terhadap Kepatuhan Diet Pada GGK.
Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK). Dari hasil uji statistik yang
Pengetahuan Kepatuhan Diet GGK dilakukan dengan menggunakan uji chi
Total Baik Kurang Baik square didapatkan bahwa adanya
n % n % N % hubungan antara pengetahuan dengan
Tingg 69, 30, 1 10 kepatuhan diet GGK (p value = 0,031).
9 4
i 2 83 0
Sedangkan nilai OR didapatkan 6,750
Rend 1 2 10
5 25 75
ah 5 0 0
1 42, 1 57, 3 10
Total
4 4 9 6 3 0
atau 7, dalam artian bahwa diet yang dijalani responden, hal ini
pengetahuan mempengaruhi kepatuhan terlihat bahwa dari 20 orang responden
diet GGK sebanyak 7x. yang berpengetahuan rendah, lebih
`Pengetahuan atau kognitif dari separohnya (75%) kurang baik
merupakan domain yang sangat terhadap kepatuhan diet GGK. Hal ini
penting untuk terbentuk tindakan dikarenakan pengetahuan yang
seseorang (over behavior). Dimana dimiliki oleh responden tentang diet
Notoatmodjo (2012) mengemukakan akan sangat
bahwa mempengaruhi responden dalam
perilaku yang didasari oleh bertindak atau melakukan sesuatu.
pengetahuan biasanya akan lebih baik Dalam arti kata responden akan
dari pada perilaku yang tidak didasari berperilaku sesuai dengan pengetahuan
oleh pengetahuan. yang mereka miliki (Notoatmodjo,
Penelitian ini sama dengan 2012). Buruknya perilaku responden
hasil penelitian yang telah dilakukan bergantung pada pengetahuan yang
oleh Kurwani (2016), tentang mereka miliki. Namun dalam
hubungan tingkat pengetahuan dan penelitian ini adapun responden yang
dukungan keluarga dengan kepatuhan berpengetahuan tinggi tetapi kurang
diet pada pasien penyakit ginjal kronik baik dalam menjalani diet GGK, hal
yang mengalami hemodialisis di RS ini dikarenakan kebiasaan dari
DR. Esnawan antariksa tahun2016. responden terhadap pola makan yang
Dimana hasil ini didapatkan adanya selama ini tidak bisa mereka rubah
hubungan antara pengetahuan dengan walaupun status kesehatan mereka
kepatuhan diet pada pasien penyakit telah berubah. Hal inilah yang
ginjal kronik membuat responden kurang patuh
( p value = 0.000 < 0.05). dalam menajalani diet GGK.
Dalam penelitian ini diketahui Tabel 5. Hubungan Dukungan
bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet
responden tampaknya cukup Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
mempengaruhi kepatuhan terhadap (GGK).
Dukungan Keluarga Kepatuhan dan perkawinan yang terdiri dari peran
Diet GGK Baik Kurang Baik Total penyedia, peran pengatur rumah

n % n % n %
Berdasarkan tabel. 5 diatas
75, 1 10
diketahui bahwa dari 21 orang Baik 9 3 25
0 2 0
responden yang memiliki dukungan Kuran
23, 1 76, 2 10
g 5
keluarga yang kurang baik, lebih dari 8 6 2 1 0
Baik
separohnya (76,2%) kurang baik 1 42, 1 57, 3 10
Total
4 4 9 6 3 0
terhadap kepatuhan diet GGK, tangga, perawatan anak, peran
sedangkan dari 12 orang responden persaudaraan, dan peran seksual. Peran
yang memiliki dukungan keluarga informal keluarga bersifat implicit dan
yang baik, 9 orang (75%) baik tidak tampak kepermukaan dan hanya
terhadap kepatuhan diet GGK. diperankan untuk menjaga
Dari hasil uji statistik yang keseimbangan keluarga, sepeti
dilakukan dengan menggunakan uji chi pendorong, inisiatif, pendamai,
square didapatkan bahwa adanya penghalang, pengikut, pencari
hubungan antara dukungan keluarga pengakuan, sahabat, coordinator
dengan kepatuhan diet GGK (p value = keluarga dan penghubung (Padila,
0,013). sedangkan nilai OR didapatkan 2012).
9,600 atau 10, dalam artian bahwa Penelitian ini sama dengan
dukungan keluarga mempengaruhi hasil penelitian yang telah dilakukan
kepatuhan diet GGK sebanyak 10x. oleh (Purwani, 2017), tentang
Setiap anggota keluarga hubungan tingkat pengetahuan dan
menjalankan perannya masing-asing dukungan keluarga dengan kepatuhan
dalam keluarga untuk diet pada pasien penyakit ginjal kronik
mempertahankan kondisi dalam yang mengalami hemodialisis di RS
keluarga. Peran keluarga dibagi DR. Esnawan antariksa tahun 2016.
menjadi dua yaitu peran formal Dimana hasil ini didapatkan adanya
dan peran informal keluarga. Peran hubungan antara dukungan keluarga
formal keluarga yaitu peran parental dengan kepatuhan diet pada pasien
penyakit ginjal kronik ( p value = diet GGK yang telah di upayakan oleh
0.002 < 0.05). keluarga, seperti pola makan yang
Berdasarkan penelitian ini salah dan tidak mau dicegah dari
diketahui bahwa dukungan keluarga responden membuat keluarga
tampaknya cukup mempengaruhi kewalahan dalam mengatasi perilaku
kepatuhan diet GGK. Hal ini tampak
klien dalam menajalani diet GGK.
dari 21 orang responden yang
SIMPULAN
memiliki dukungan keluarga yang
Berdasarkan hasil penelitian dapat
kurang baik, lebih dari separohnya
disimpulkan bahwa lebih dari separuh
(76,2%) kurang baik terhadap
responden berpengetahuan rendah
kepatuhan diet GGK. Dukungan
tentang diet pasien gagal ginjal kronik
keluarga sangan berperan sekali dalam
(GGK) (60,6%), lebih dari separuh
segala sesuatu, baik itu masalah
pendidikan, pekerjaan hingga masalah responden memiliki dukungan

kesehatan. Hal ini dikarenakan keluarga yang kurang baik tentang

keluarga adalah orang yang terdekat diet pasien gagal ginjal kronik (GGK)
dari responden, selain itu keluarga juga (63,6%), lebih dari separoh responden
salah satu orang yang bisa didengar memiliki kepatuhan diet yang kurang
kata-katanya dan bisa dipercaya, dan baik (GGK) (57,6%), Terdapat
yang tahu kondisi responden hingga hubungan yang bermakna antara
mengarahkan ke yang lebih baik. Jadi pengetahuan dengan Kepatuhan Diet
peran keluarga tidak kalah penting dari pada Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK)
faktor yang lain yang membuat
(p value = 0,031), Terdapat hubungan
keberhasilan dari diet GGK. Namun
yang bermakna antara dukungan
ada juga dari responden yang memiliki
keluarga dengan Kepatuhan Diet Pada
dukungan keluarga yang baik tetapi
Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) (p
kurang baik dalam menjalani
value = 0,013).
kepatuhan diet GGK, hal ini
SIMPULAN
dikarenakan perilaku dari responden
Ucapan terima kasih penulis
itu sendiri yang menjadikan gagalnya
sampaiakan kepada : bapak/ibu Baradero, Dayrit, S. (2009). Seri
petugas RSUD Pariaman yang telah Asuhan Keperawatan Klien
membantu selama penulis Gangguan Ginjal.Jakarta: EGC.

melaksanakan penelitian, teman- Bayhakki. (2013). Klien Gagal Ginjal

teman, serta semua pihak yang Kronik. Jakarta: EGC.

terlibat yang membantu selesainya Dinkes Prov Sumatera Barat. No

penelitian ini. Title. , (2015).


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai