BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seluruh dunia yang berdampak pada masalah medik, ekonomik dan sosial
yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, baik di negara-negara maju
2011). Gagal ginjal merupakan penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara
merupakan penyakit tahap akhir yang sangat progresif dan irreversibel dimana
sekitar 100 orang setiap 1 juta penduduk pertahun, hanya 3000 orang yang
menjalani terapi dialisis dari 150 ribu gagal ginjal di Indonesia saat ini
masalah yang sering timbul pada proses hemodialisa adalah tingginya angka
kematian yang tinggi pada gagal ginjal kronik yang menjalani terapi
1
2
lemak, dan protein. Apabila asupan energi terpenuhi sesuai kebutuhan maka
status gizi akan optimal karena asupan energy yang cukup tidak akan
kronik dari tahun 2011 meningkat menjadi 0,2 % pada tahun 2012. Prevalensi
meningkat tajam pada umur 35- 44 tahun (0,3%), diikuti umur 45 - 54 tahun
(0,4%), dan 55 -74 tahun (0,5%), tertinggi pada kelompok umur ≥75 tahun
sebesar 0,2% dan penyakit batu ginjal sebesar 0,6% (Riskesdas, 2013).
dengan penurunan nafsu makan pada pasien gagal ginjal kronik di Unit
Hemodialisa RSUD Ulin Banjarmasin. Hal ini sama juga dlaporkan Wirhan
A,dkk pada tahun 2014, yang meneliti perubahan gizi pada 41 orang penderita
penelitian yang dilakukan oleh Karsa (2016) tantang “status gizi pada pasien
gagal ginjal kronik stadium 5 yang menjalani hemodialisa adekuat dan tidak
adekuat terutama pada kelompok usia 20-39 tahun. Pada pasien HD adekuat
dan tidak adekuat tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap IMT tetapi
hemodialisis.
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi perawat.
kebutuhan tubuh
4. Bagi klien.
pencegahan dan perawatan yang baik untuk pasien yang mengalami gagal ginjal
kronik
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
fungsi ginjal secara progresif dalam periode bulan sampai tahun melalui
renal failure, CRF) terjadi apabila kedua ginjal sudah tidak mampu
2. Etiologi
7
7
b. Dyslipidemia.
c. SLE.
e. Preeklamsi.
f. Obat-obatan.
3. Patofisiologi
Reaksi Arterio sklerosis Tertimbun Retensi urin Batu besar & kasar
antigen anti ginjal
bodi Suplai darah
ginjal turun Menekan Iritasi/cidera
syaraf perifer
Hematuria
GFR
Nyeri pinggang
GGK anemia
Tek kapiler
Ggn ksem Urokrom perpospatemia Suplai nutrisi
naik
asam basa trtmbun
8
Tekanan vena
Sup. O2 jringan
Alrn drh ke gnjl Sup.o2 ke otak
Kapiler paru naik
metabolisme
RAA turun syncope
a. Penurunan GFR
hipertensi.
d. Anemia
untuk terjadi pendarahan akibat status uremik pasien, terutama dari sauran
GI.
meningkat maka yang lain akan turun. Dengan menurunnya GFR, maka
Padila,2012;249-250)
10
4. Manifestasi Klinis
5. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksan penunjang
a. Urine
(anuria)
berat.
11
mereabsorbsi natrium
b. Darah
tahap akhir
gr/dl
5. Natrium: rendah
6. Kalium: meningkat
7. Kalsium: menurun
8. Protein(albumin): menurun
ekstravasekular, masa
(Padila,2012;249-250)
6. Penatalaksanaan
a. Pembedahan
ginjal adalah:
b. Diet
Asupan protein harus dibatasi sampai 1-1,5 g/kg berat badan ideal.
Pasien ini diberi diet tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak
c. Aktivitas
dilakukan.
d. Dialisis
(Padila,2012: 250)
B. Konsep Nutrisi
1. Pengertian nutrisi
(KVA).di samping itu di duga ada masalah gisi mikro lainnya seperti
defisiensi zink yang sampai saat ini belom terungkapkan karena adanya
a. Keadaan nutrisi
penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebu, atau keadaan
b. Status Gizi
c. Malnutrisi
a. Batasan karakteristik
badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal, kerapuhan kapiler,
a. Pengkajian keperawatan
1) Riwayat makanan
2) Kemampuan makan
nutrisi
5) Tingkat aktivitas
6) Pengonsumsian obat
7) Penampilan fisik
mata tidak berwarna gelap, mata cerah dan tidak da rasa sakit atau
gusi yang mengelilingi gigi harus rapat serta erat tidak tertarik
8) Pengukuran antropometrik
9) Laboratorium
(Hidayat Alimul.A.A,2006:67-71)
1. Jumlah protein sesuai keadaan gagal ginjal, diliat dari hasil uji
CCT.
daging.
ganda.
5. Kalsium di batasi.
6. Cukup kalori.
Ada tiga jenis diit yang di berikan menurut berat badan pasien,yaitu:
Dietisien Indonesia,2004:179-180)
hubungi.
2) Keluhan utama
21
terasa kering, rasa lelah, napas berbau (ureum), dan gatal pada
kulit.
prostaektomi.
5) Psikososial
6) Pemeriksaan fisik
pasien.
palpasi, perkusi)
(Muttaqin,A&Sari, A,2011:171)
2. Diagnosa
tanggung jawabnya.(Tarwoto&Wartonah,2011:3)
produksi sampah.
(Nurarif,A.H& Kusuma,H,2015:16)
23
3. Rencana Keperawatan
1. Kelemahan umum
2. Ketidakseimbangan
antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Tirah baring atau
imobilisasi
4. Imobilitas
1. 5. Gaya hidup monoton
2. internal : proses
penyembuhan
- perubahan status cairan pada luka yang
ditutup dengan
- Perubahan turgor jahitan
7. monitor proses
- Fakktor penyembuhan
perkembanagan area insisi
8. monitor tanda
-
dan gejala insisi
4. Implementasi
tindakan kolaborasi.(Tarwoto&Wartonah,2011:7)
5. Evaluasi
berikut:
(Tarwoto&Wartonah,2011:8)
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Karya tulis ilmiah ini adalah studi kasus yaitu studi untuk mengeksplorasi
B. Batasan Istilah
tahun 2017.
C. Partisipan
28
27
diagnosa medis Gagal Ginjal Kronik dengan masalah keperawatan yang sama
Studi kasus pada Keperawatan Medikal Bedah (Rumah Sakit) lama waktu
sejak klien pertama masuk Rumah Sakit sampai pulang dan klien yang dirawat
minimal 3 hari. Jika sebelum 3 hari klien sudah pulang, maka perlu
penggantian klien lainnya yang akan dilanjutkan dalam bentuk home care.
E. Pengumpulan Data
1) Wawancara
2) Pemeriksaan Fisik
wawancara.
F. Analisa Data
28
1. Pengumpulan data
transkip/catatan terstruktur.
2. Mereduksi Data
3. Penyajian Data
4. Kesimpulan.
Dari data yang disajikan, kemudian akan di bahas dan dibandingkan pada
G. Etik Penelitian
a. Selft Determinan
(Hanafiah,M.J,2012:185)
Prinsip ini di ikuti tidak merugikan(primum non norece, first no harm non
lain(Hanafiah,M.J, :2012:185)
c. Justice (Keadilan)
d. Informed consent
e. Anonimity
f. Confiedentialy
Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak asasi untuk
menyangkut privasi subjek yang tidak ingin identitas dan segala informasi
tentang dirinya diketahui orang lain. Prinsip ini dapet di terapkan dengan
(Dharma,K.K :2011:239)
g. Non – Maleficiency