GINJAL KRONIK
Anggota Kelompok:
1. Fatarudin
2. Maulia Fitri
3. Suci Vita Yulianti
4. Sri Sangadatul Abadiah
5. Isti Warsini
A DEFINISI GAGAL GINJAL KRONIK
Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan penyakit kronik yang progresif merusak ginjal sehingga
mengganggu keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh yang berdampak pada system tubuh.GGK
saat ini menjadi salah satu penyakit yang banyak terjadi menjadi perhatian dunia termasuk
Indonesia. jumlah penderita penyakit ini banyak dan cenderung meningkat dari tahun ketahun
(Bayhakki & Hasneli ,2017)
Gagal ginjal kronik adalah ketidak mampuan ginjal mempertahankan metabolisme serta
keseimbangan cairan dan elektrolitt tubuh akibat sindrom uremik, keadaan ini menyebabkan
osteodistrofi ginjal yang berpengaruh pada jaringan otot dan kelemahan fisik sehinggga muncul
masalah intoleransi aktivitas.pada pasien gagal ginjal kronik mempunyai karakteristik bersifat
menetap dan tidak bisa disembuhkan.penderita memerlukan pengobatan berupa transplantasi ginjal
dalam jangka lama (Dasuki&Basok, 2018 dan Wahid & Suwanti ,2019)
PREVALENSI GGK
● Menurut data dari World Health Organization 2014 prevalensi gagal ginjal
kronik mengalami peningkatan sebesar 50% dari tahun sebelumnya.
● Di Amerika Serikat prevalensi gagal ginjal kronik (GGK) diperkirakan 100
juta kasus penduduk pertahun, angka ini terus meningkat sekitar 8%
setiap tahunnya.
● Menurut data Riskesdas, (2018) prevalensi kejadian gagal ginjal kronik di
Indonesia naik dari 2% menjadi 3,8%.
● Indonesia terdapat 30,7 juta penduduk dengan penatalaksanaan yaitu
sebesar 82% dengan terapi hemodialisa, sebesar 12,8% dengan continous
ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) dan sebesar 2,6% dengan
transplantasi ginjal. (Perkumpulan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), 2014).
PENYEBAB GGK
Dyslipidemia
Preeklamsi
Obat-obatan
Kelebihan cairan :
Memantau kelebihan cairan, dengan menghitung kebutuhan cairan pasien
Membatasi intake cairan
Dalam upaya preventif, perawat menganjurkan untuk mengurangi konsumsi garam
dan gula; banyak minum air mineral; tidak menahan BAK. Peran perawat dalam upaya
kuratif yaitu berkolaborasi dengan dokter memberikan obat antihipertensi, suntikan hormon
eritropoietin, diuretik, vitamin D, diet rendah protein, dialisis, dan tranplantasi ginjal.
Sedangkan peran perawat dalam upaya rehabilitatif adalah menganjurkan klien untuk
melakukan hemodialisis secara rutin, pembatasan asupan cairan, diit rendah garam dan
rendah protein.
FASE PENYAKIT GGK
Stadium 1
Fungsi ginjal masih bekerja secara normal tetapi tanda tanda awal gejala
Stadium 5
Ginjal hampir tidak berfungsi , sehingga zat sisa cairan yang berlebih menumpuk di tubuh.
PERAWATAN SESUAI FASE
Stadium I
Edukasi pada pasien untuk kontrol rutin antara 6 sampai dengan 12 bulan
Stadium II
Edukasi pada pasien untuk kontrol rutin antara 3 sampai dengan 6 bulan, pengaturan diit dan
minum obat rutin
Stadium III
Kontrol rutin, pengaturan diit, minum obat rutin dan menjelaskan faktor resikonya
Stadium IV
Diit makanan rendah protein, hindari sayur dan buah yang mengandung kalium tinggi dan
kaldu, minum obat rutin, edukasi persiapan untuk pemasangan AV shunt atau transplantasi
ginjal
Stadium V
Terapi pengganti ginjal yaitu hemodialisis atau transplantasi ginjal
PROMOSI PERAWATAN
BERBASIS KOMUNITAS DI
RUMAH
Mengajarkan perawatan diri pasien
1.1.
Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan
alat dan fasilitas yang ada dirumah dan mengawasi keluarga
melakukan perawatan
2. Perawatan berkelanjutan
Memotivasi keluarga untuk menggunakan fasilitas Kesehatan di dekat
lingkungan keluarga
Memotivasi keluarga untuk melakukan pengawasan dalam pengelolaan diit dan
asupan cairan
Memotivasi keluarga untuk memantau perubahan kondisi pasien dirumah dan
pengaturan minum obat rutin pasien
1.3. Perawatan untuk populasi khusus dengan GGK