Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

TERHADAP Nn. M DENGAN FEBRIS


DI RUANG PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT AHMAD YANI KOTA METRO

OLEH
AHMAD SYAFANDI
2022207209105

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHMMADIYAH PRINGSEWU
TA. 2022/2023
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
TERHADAP Nn. M DENGAN FEBRIS
DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT AHMAD YANI KOTA METRO

Ruang : Penyakit Dalam


No. RM : 090614
Tgl.Pengkajian : 18 September 2022
Pukul : 14.00 WIB

A. PENGKAJIAN DATA DASAR


1. Data Demografi
Data pasien
Nama : Nn. M
Umur : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Yosomulyo

Data penanggung jawab


Nama : Ny. S
Alamat : Yosomulyo
Hubungan dg.pasien : Keluarga

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan saat masuk RS
Klien datang ke UGD RS.Islam pada tanggal 17 September 2022 pukul
17.21 WIB dengan keluhan Demam sejak 2 hari yang lalu, badan linu linu,
BAB cair.
b. Riwayat kesehatan saat pengkajian
Klien mengatakan Demam hari ke 3, demam naik turun, badan linu linu,
BAB cair, mual muntah, nyeri perut, skala nyeri 4 (0-10)
c. Riwayat kesehatan lalu
Tidak ada riwayat penyakit dahulu
.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada penyakit menular atau penyakit keturunan.

Keterangan :

:Laki-laki :Klien

:Perempuan :Meninggal

e. Riwayat psiko-sosial-spiritual
Klien mengatakan takut jika tidak bisa sembuh dari penyakit yang ia derita.
Istri klien anak dan keluarga klien yang lainnya mendukung klien dalam
menjalani pengobatan klien. Klien mengatakan percaya bahwa segala
penyakit datangnya dari Allah dan akan disembuhkan oleh Allah juga.
Klien yang hanya bekerja sebagai petani menjalani pengobatan dengan
memanfaatkan BPJS kesehatan yang diberikan oleh pemerintah.
f. Pengetahuan pasien dan keluarga
Klien mengatakan tidak mengetahui penyakit yang sedang ia derita.
g. Lingkungan
Tidak ada masalah pada sistem lingkungan rumah klien yang
mempengaruhi penyakit yang diderita klien.
h. Pola kebiasaan
1) Pola Nutrisi & Cairan
Sehat :
Klien makan nasi, lauk, dan sayur dengan frekuensi 3x dalam sehari.
Sakit :
Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual, dan muntah dengan
frekuensi makan 2x dalam sehari dalam jumlah porsi sedikit.
2) Pola Eleminasi
Klien mengatakan sebelum sakit klien biasanya BAK 5-6x/hari
dengan karakteristik urine keruh, nyeri saat BAK dan merasa tidak
puas saat BAK. Setelah dirawat di RS berkurang menjadi 2-3x/hari
nyeri bertambah saat BAK.
Klien mengatakan sebelum sakit BAB 1X/hari dengan fese agak keras
warna kecoklatan, dan saat sakit klien mengatakan BAB 6-7x dalam
sehari dengan feses cair.
3) Pola Personal Hygien
Sehat :
Klien mengatakan mandi 2x sehari, pagi dan sore hari. Klien mandi
menggunakan sabun, dan tidak lupa untuk menyikat gigi pagi dan
malam hari sebelum tidur.
Sakit :
Klien mengatakan saat dirawat di rumah sakit, klien hanya di lap
menggunakan air hangat oleh istrinya.
4) Pola Istirahat & Tidur
Sehat :
Frekuensi tidur klien 6-7 jam dalam sehari. Klien mengatakan tidak
pernah untuk tidur siang karena kesibukan sekolah
Sakit :
Frekuensi tidur klien 4-5 jam dalam sehari.
5) Pola Aktivitas & Latihan
Sehat :
Aktivitas sehari-hari klien sebagai pelajar, klien mengatakan jarang
untuk berekreasi bersama keluarga. Waktu luang klien gunakan
untuk berkumpul bersama keluarga.
Sakit :
Klien mengatakan aktivitas sehari-hari dibantu oleh keluarga
6) Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Klien mengatakan tidak memiliki kebiasaan maupan pantangan
makanan yang mempengaruhi penyakitnya.

3. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan Umum
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 39 ͦ C
RR : 20 x/menit

b. Pemeriksaan fisik :
1) Sistem Penglihatan
Penglihatan klien normal, konjungtiva anemis, palpebra kehitaman,
klera normal, pupil isokor, bola mata simetris.
2) Sistem Pendengaran
Rongga telinga bersih, tidak ada serumen, pendengaran baik.
3) Sistem Wicara
Bicara klien normal, tidak pelo dan tidak ada masalah lainnya.
4) Sistem Pernafasan
Tidak adanya penggunaan otot bantu nafas, nafas norma 20 x/menit,
tidak adanya krepitasi paru.
5) Sistem Kardiovaskuler
Tidak ditemukan jejas, maupun hepatomegali.
6) Sistem Neurologi
Tidak ada kelainan dalam sistem persyarafan GCS : 15
7) Sistem Pencernaan
klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan makanan. Bising usus
dalam frekuensi normal 21 x/menit. Tidak adanya jejas maupun
kebiruan pada perut.
8) Sistem imunology
Tidak ditemukannya tanda gejala pembesaran kelenjar tiroid.
9) Sistem endokrin
Adanya luka post.op debridement abses pada kaki kanan klien
10) Sistem urogenital
Klien tidak terpasang kateter, klien mengatakan tidak ada masalah
pada saat BAK, tidak ada nyeri, BAK berwarna kuning.
11) Sistem integumen
Kulit bersih, tidak da sianosis, akral hangat, turgor kulit elastis.
12) Sistem muskuloskeletal
Klien dapat mengangkat kaki dan tangan. Kekuatan otot

5 5

5 5

4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil
WBC 3,3 uL
HGB 12,7 g/dL
PLT 162 10̂/uL
BT 3’
CT 13’
Ureum 40 mg/Dl
Kreatinin 1.13 mg/dL
CoV-19 N-R
DHF IgG +
DHF IgM -

5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
Inf. RL 20tpm
Inj. Cefotaxime 1 gr/ 12 jam
Inj. Ranitidine 80 mg/12 jam
Inj. Ondansentron 2 mg/8 jam
Inj. Neurosanbe 3mg/24 jam
Inj. Ketorolac 30mg/24 jam
Paracetamol tab 500mg/8 jam
b. Penatalaksanaan keperawatan
Melakukan kompres air hangat untuk mengurangi demam
Melakukan relaksasi nafas dalam
Anjurkan makan dan minum sedikit demi sedikit tapi sering

B. ANALISA DATA
Data Masalah Etiologi
DS: Virus masuk sirkulasi Hipertemi b.d
- Klien mengatakan peningkatan suhu
demam sejak 2 hari Menempel di sel fagosit tubuh
yang lalu mononuklear
- Klien mengatakan
demam naik turun
DO: Masuk & menginfeksi sel fagosit
- Kulit klien terasa
panas saat disentuh
- Suhu 39°C Virus bereplikasi di dalam sel fagosit
- Leukosit 3,3 10̂/uL
- Trombosit 162 10̂/uL Aktivasi sel T helper, T sitotoksis
& sistem komplemen

Merangsang mikrofag melepaskan


IL-1, TNF-a & IFN-y (pirogen
endogen)

Aktivasi IL-1 di hipotalamus

Endothelium hipotalamus
meningkatkan produksi
prostaglandin & neurotransmiter

Prostaglandin berikatan dengan


neuron prepiotik di hipotalamus

Peningkatan thermostatic set pion

Peningkatan suhu 37,5°C


Hipertemi
DS: Peningkatan permeabilititas Nyeri akut b.d
- Klien mengatakan dinding pembulu darah cedera biologis
nyeri pada abdomen
dan badan linu linu Kebocoran plasma
DO:
- Klien tampak Peningkatan hematokrit
meringis kesakitan
- Skala nyeri 4 (0-10) Viskositas darah meningkat

Aliran darah meningkat

Suplai O2 menurun, peningkatan


asam laktat di sel otot

Nyeri abdomen dan otot

Cedera biologis

Nyeri akut

DS: Gigitan nyamuk aedes aegypti Resiko kekurangan


- Klien mengakatan voulume cairan b.d
lemas Masuknya virus dengue dalam mual muntah
- Klien mengatakan tubuh
BAB cair 5-6 kali
- Klien mengatakan Kontak dengan antibodi
mual muntah 3 kali
DO: Virus berekasi dengan antibodi
- Mukusa bibir
klien tampak Terbentuknya kompleks virus
kering antibodi
- Klien tampak
pucat
Aktivasi C3 & C5

Pelepasan C3a & C5a

Peningkatan permaibilitas dinding


pembuluh darah

Perembesan plasma keluar menuju


ekstravaskuler

Mual muntah

Kekurangan volume cairan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertemi b.d peningkatan suhu tubuh
2. Nyeri akut b.d cedera biologis.
3. Resiko kekurangan voulume cairan b.d mual muntah
D. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan
No
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Setelah dilakukan 1. Memonitor temperatur pasien 1. Agar mengetahui perubahan
Hipertemi b.d
paling sedikit setiap 2 jam
peningkatan suhu asuhankeperawatan selama suhu yang dialami pasien dan
tubuh
3x24 jam,suhu tubuh dalam 2. Monitor frekuensi pernafasan, jika tidak ada perubahan atau ke
nadi dan tekanan darah pasien
batas normal arah yang lebih buruk dapat
agar tetap dalam rentang normal
dengankriteriahasil : diberikan medikasi yang sesuai.
- Terjadi penurunan suhu 3. Monitor intake dan output pasien 2. Untuk mengetahui perubahan yang
tubuh sesuai dengan kebutuhan
terjadi pada pernafasan, nadi dan
- Pasien tidak mengalami 4. Berikan kompres hangat pada tekanan darah pasien dan dapat
dehidrasi selama lipat paha dan aksila pasien
diberikan medikasi yang sesuai.
hipertermi 5. Kolaborasi dengan 3. Agar terjadi keseimbangan antara
dokterpemberianobatanal intake dan output
getik sertamenghindari dehidrasi yang
mungkin terjadi pada pasien.
4. Dengan kompres hangat pembuluh
darah melebar sehingga pori-pori
kulit terbukan dan membuat panas
yang terperangkap dalam tubuh
bisa mnguap keluar selain itu saat
kompres hangat membuat
hipotalamus menangkap pesan
bahwa suhu tubuh tinggi sehingga
panas tubuh harus diturunkan
5. Pemberian obat analgetik
untukmenurunkan demam.

E. CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi
Tanggal
Sabtu, 1. Memonitor temperatur pasien paling sedikit Pukul 14.00 WIB
Hipertemi b.d
10/09/22 setiap 2 jam
peningkatan suhu
S:
tubuh
2. Memonitor frekuensi pernafasan, nadi dan Klien mengatakan masih demam saat pagi
tekanan darah pasien agar tetap dalam rentang hari dan setelah diberikan obat demam
normal sedikit menurun

3. Meonitor intake dan output pasien sesuai O:


dengan kebutuhan S : 37,9°C
TD 120/80 mmHg
4. Memberikan kompres hangat pada lipat paha N 80x/menit
dan aksila pasien RR 20x/menit
Leukosit 3,3/uL
5. Berkolaborasi dengan Klien masih tampak lemas
dokterpemberianobatanalgetik Akral hangat
A:
Masalah sedang diatasi

P:
Lanjutkan intervensi
 Pantau temperatur suhu klien
 Pertahankan teknik kompres hangat
 Pertahankana kolaborasi pemberian
analgetik

Sabtu, Nyeri akut b.d 1. Melakukan pengkajian nyeri secara Pukul 14.45 WIB
10/09/22 cedera biologis.
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
S:
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor Klien mengatakan setelah dilakukan
kompres hangat dibagian perut nyeri
presipitasi.
berkurang
2. Observasi reaksi nonverbal dari
O:
ketidaknyamanan.
Skala nyeri 3 (3-10)
3. Menggunakan teknik komunikasi Klien tampak lebih tenang
terapeutik untuk mengetahui pengalaman A:
nyeri klien Masalah teratasi
4. Mengajarkan klien tentang pengendalian
P:
nyeri dengan cara non farmakologi Anjurkan keluarga untuk tetap
mempertahankan teknik kompres hangat
seperti teknik relaksasi, distraksi, dsb.
Sabtu, Resiko kekurangan 1. Memonitor stastus hydrasi pasien seperti Pukul 15.00 WIB
10/09/22 voulume cairan b.d
keadaan membrane mukosa.
mual muntah S:
2. Memberikan cairan melalui oral sesuai Klien mengatakan masih BAB cair dengan
frekuensi 4-5x
kebutuhan.
Klien mengatakan masih merasa mual dan
3. Memberikan makanan atau minuman yang muntah 2x
mengandung banyak air seperti buah, juice
O:
dan minuman berasa. Klien terpasang Inf.RL 20tpm
Mukosa bibir sedikit kering
4. Memonitor pasien yang mendapatkan terapi
Klien tampak lemas
elektrolit
A:
Masalah sedang diatasi

P:
Lanjutkan intervensi
 Pantau status hidrasi klien
 Anjurkan klien untuk mengkonsumsi
minuman yang banyak mengandung
serat dan mineral.

Minggu, 1. Memonitor temperatur pasien paling sedikit Pukul 16.00 WIB


Hipertemi b.d
11/09/22 setiap 2 jam
peningkatan suhu
S:
tubuh
2. Memberikan kompres hangat pada lipat paha Klien mengatakan suhu tubuh berangsur
dan aksila pasien mulai berkurang

3. Berkolaborasi dengan dokter pemberian obat O:


analgetik S : 37,5°C
TD 110/70 mmHg
N 76x/menit
RR 20x/menit
Leukosit 4,5 /uL

A:
Masalah teratasi

P:
Anjurkan keluarga untuk melakukan
kompres hangat jika suhu tubuh klien
meningkat kembali

Minggu, Resiko kekurangan 1. Memonitor stastus hydrasi pasien seperti Pukul 16.30 WIB
11/09/22 voulume cairan b.d
keadaan membrane mukosa.
mual muntah S:
2. Memberikan cairan melalui oral sesuai Setelah mengkonsumsi jus pepaya klien
mengatakan diare bekurang. Konsistensi
kebutuhan.
fases lunak.
3. Memberikan makanan atau minuman yang Klien mengatakan sudah tidak mual dan
muntah
mengandung banyak air seperti buah, juice
dan minuman berasa. O:
Mukosa bibir lembab
K/U sedang

A:
Masalah teratasi

P:
Tetap anjurkan klien untuk banyak
mengkonsumsi cairan peroral ataupun
minuman yang berserat.

Anda mungkin juga menyukai