Anda di halaman 1dari 23

Asuhan Keperawatan Anak Pada AN.

A Dengue Haemoragic Fever (DHF) dengan fokus

studi Hipertermi di Ruang Wijaya Kusuma RSUD Dr. R Soetijono Blora

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien

Nama : An. A

Umur* : 11 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku / Bangsa : Jawa/ Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Desa Pacing, Klokah Kunduran

Tanggal Masuk Rumah Sakit : 22 Maret 2021 Pukul 12.30 WIB

Nomor Rekam Medis : 430157

Nama Orang Tua : Ny. Y

Pekerjaan Orang Tua : Ibu Rumah Tangga

b. Riwayat Penyakit

1. Keluhan Utama

Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mengalami panas tinggi

sudah 5 hari. Panas tinggi seluruh tubuh terus menerus selama 5 hari.

2. Riwayat penyakit sekarang

Ibu pasien mengatakan panas anaknya tidak turun-turun selama

5 hari yang lalu, anaknya lemas dan nafsu makan menurun serta mual,

saat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di dapatkan hasil yaitu

tekanan darah 100/55 mmHg, suhu 38.50 C, nadi 110x/ menit, RR 22x/
menit.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu

Ibu pasien yang mengatakan An.A tidak pernah mengalami

penyakit dengan gejala yang dialami An. A sekarang, biasanya hanya

panas dan dapat turun dengan obat penurun panas dari apotek, An. A

tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan.

4. Riwayat Imunisasi

Pada saat mengandung An. A ibu pasien rutin memeriksakan

kehamilannya ke bidan dan mendapatkan suntik TT 2x, pada saat lahir

An. A langsung menangis, tidak ada gejala sesak nafas atau yang

lainnya dan lahir sesuai dengan perkiraan hari lahir. Berat badan An.A

saat lahir adalah 3,2 Kg dengan tinggi badan 49 cm.

c. Kondisi Lingkungan
Ibu pasien yang mengatakan rumah pasien adalah pedesaan yang

cukup padat penduduk, dan ibu pasien sering menggantung baju yang

sudah dipakai sampai menumpuk dikamar, sehingga bisa dijadikan

berkembang biaknya sarang nyamuk saat musim hujan tiba.

d. Pengkajian Pola Fungsional

1. Pola Persepsi dan Pola manajemen Kesehatan

Saat sakit, ibu pasien mengatakan cemas dengan keadaan

anaknya saat ini, karena khawatir akan terjadi hal yang tak diinginkan.

2. Pola Nutrisi dan Metabolisme

Pasien diberi ASI hingga usia 2 tahun, sebelum sakit pasien

makan 3 x sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk seperti tempe, ikan dan
telur, dan buah-buahan, akan tetapi selam sakit klien makan 3 x sehari

dan hanya habis seperempat porsi dari rumah sakit, sebelum sakit klien

banyak minum kurang lebih 700-800 ml air putih dan selama sakit

pasien minum kurang dari 200-300 ml.

3. Pola Eliminasi Alvi

Frekuensi BAK pasien sebelum sakit normal 5 x sehari warna

kuning jernih, selama sakit 3 x sehari tidak terdapat darah pada air

kencing pasien, frekuensi BAB sebelum sakit 1 x sehari dengan

konsitensi lunak, warna kuning dan tidak berdarah, saat sakit

frekuensi BAB jarang yaitu 2 hari 1 x konsistensi lunak, berwarna

kuning, ada ampasnya dan tidak berdarah.

4. Pola Istirahat dan Tidur

Sebelum sakit pasien tidur siang 1 jam/hari dan tidur malam 6

jam/hari, selama sakit pasien tidak bisa tidur siang maupun malam

hari dan mengeluh nyeri pada ulu hati.

e. Pemeriksaan Fisik ( Head to Toe)

Pemeriksaan Fisik atau Head to Toe meliputi inspeksi, palpasi,

auskultasi, dan perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki.

1. Keadaan umum : Lemah

2. Keadaan Fisik

Kesadaran composmentis, BB sebelum sakit : 39 kg, BB saat

sakit : 38,5 kg, TB : 152 cm, dengan tanda- tanda vital : TD : 100/55

mmHg, suhu 38,50 C per aksila, nadi 110 x/menit, RR 22 x/menit.

3. Pemeriksaan Fisik
a) Sistem Integumen ( Kulit)

RL test positif dan pada kulit teraba hangat. Adanya ptekie pada

kulit , dan akral teraba hangat

b) Ekstremitas

Ekstremitas atas tangan kanan terpasang infus, muncul

ptekie pada tangan, akral teraba hangat, tidak mengalami

kelemahan otot. Ekstremitas bawah : tidak ada kelemahan otot,

kedua kaki bisa bergerak, tidak ada gangguan dalam bergerak.

c) Mata

Mata simetris, tampak berkaca- kaca.

d) Hidung

Hidung tidak mengalami perdarahan.

e) Mulut

Mulut mukosa kering, membran mukosa pucat.

f) Telinga

Bentuk normal, tidak ada secret, ada tidaknya pendarahan.

g) Dada

Bentuk simetris, klien mengatakan tidak sesak nafas

I ( Inspeksi) : Bentuk simetris

P ( Perkusi ) : Bunyi redup karena adanya

cairan Yang tertimbun pada

pleura (efusi pleura).

h) Abdomen

Ada masa, nyeri pada ulu hati, bising usus peristaltik 8 x/ menit.

i) Genetalia
Ada tidaknya melena.

f. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada senin 22 Maret 2021

pukul 12.43 WIB. Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai:

Hasil nilai hematokrit 39,5 %, hemoglobin 13, 8 gr/dl, trombosit 11


3
10 /uL dan test rumpel leed menunjukkan hasil positif yaitu muncul

bercak- bercak merah atau pteckie pada kulit.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang diambil yaitu hipertermi berhubungan


dengan proses penyakit (viremia). (SDKI DPP PPNI, 2017, p.284)
Tabel 2.6 Diagnosa Keperawatan
Data Masalah Etiologi / Penyebab
Pasien An. A
Data subjektif : Ibu An. A
mengatakan pasien sudah panas
selama 5 hari disertai dengan sakit
nyeri ulu hati, nafsu makan
menurun serta mual dan pusing.
Data obyektif : Tekanan darah :
100/55 mmHg, suhu 38.50 C per Proses infeksi
Hipertermi
aksila, nadi 110 x/ menit, RR 22 x/ ( Virus dengue)
menit, kulit : RL test positif dan
pada kulit teraba hangat , kepala
dan leher : wajah; mata tampak
berkaca- kaca, mulut mukosa
kering, membran mukosa pucat,
hidung tidak mengalami
perdarahan.
5. Perencanaan Keperawatan

Diagnosa
Kriteria Hasil Intervensi & Rasional
Keperawatan
Setelah dilakukan 1. Bina hubungan saling
perawatan selama percaya kepada pasien dan
3x24 jam, klien libatkan anggota keluarga.
menunjukan : Rasional : Menghindari
1. Suhu tubuh rasa takut pasien terhadap
dalam rentang tenaga medis.
normal. 2. Monitor TTV terutama pada
2. Nadi dan RR suhu tubuh minimal 2 jam
dalan rentang sekali, nadi, RR dan tekanan
normal. darah.
3. Tidak ada Rasional : TTV merupakan
Hipertermi perubahan warna cara untuk mengetahui
berhubungan kulit dan tidak keadaan klien.
proses infeksi ada pusing. 3. Berikan kompres air hangat
(virus pada daerah aksila dan lipat
dengue). paha ( kurang lebih selama
15 menit panas akan mulai
turun)
Rasional : Kompres air
hangat untuk pengecilan
pembuluh darah.
(Vasokontriksi).
4. Berikan penkes kepada
pasien dan keluarga pasien
mengenai pencegahan DBD.
Rasional : Dengan
pemberian penkes,
diharapkan DBD tidak
terulang lagi kepada pasien
maupun keluarga pasien.
5. Beri pasien banyak minum
air (1500-2000 cc/hari).
Rasional : Dengan minum
yang banyak , diharapkan
cairan yang hilang dapat
diganti, dan dapat cegah
dehidrasi.
6. Pemantauan hematokrit dan
trombosit
Rasional : Untuk
mengetahui tanda-tanda
perdarahan.
7. Beri cairan parenteral dan
beri antipiretik dan antibiotic
sesuai dengan ketentuan.
Rasional : Antipiretik ysng
mempunyai reseptor di
hipotalamus dapat meregulasi
suhu tubuh sehingga suhu
tubuh diupayakan mendekati
suhu tubuh normal (diberikan
8 jam sekali)
8. Beri pasien Diit TKTP (tinggi
kalori tinggi protein)
Rasional : Untuk
mengoptimalkan kondisi
pasien agar tidak lemah serta
meningkatkan berat badan
pasien agar ideal dan
memenuhi kebutuhan makan
pasien saat sakit.
6. Implementasi Keperawatan
Diagnosa Hari / Jam Tindakan Respon TTD
Keperawatan
Tanggal

Hipertermi Selasa, 08.00 Membina S : An. A

berhubungan 23 April WIB hubungan mengatakan

dengan proses 2021 saling percaya bahwa ia tidak

penyakit kepada pasien takut dengan

(viremia) dengan perawat

komunikasi O : Pasien

teraupetik bersedia

berkenalan

dengan perawat

08.10 Menganjurkan S : An. A

WIB pasien untuk mengangguk

banyak minum dan bersedia

(bisa minum air minum 1 gelas

putih, jus buah Aqua.

ataupun teh O : An. A

manis) tampak minum

sebanyak 1500- dengan dibantu

2000 ml oleh ibu pasien.

08.15 Mengukur S : An. A

WIB tanda-tanda bersedia.

vital O : Hasil yang


didapat yaitu

tekanan darah

110/70 mmHg,

suhu 36,7o C,

nadi 100

x/menit, RR 24

x/menit

08.30 Memberikan S : Pasien

WIB kompres hangat bersedia.

pada daerah O : Pasien

dahi, aksila, kooperatif dan

dan lipatan kompres tampak

paha. terpasang pada

leher bagian

kanan dan kiri,

kedua ketiak dan

selangkangan

pasien.

08.45 Mengajurkan S : Pasien mau

WIB keluarga ganti baju,

menggunakan pasien sudah

pakaian yang memakai

tipis pakaian yang

sesuai

O : Pasien
tampak

menggunakan

kaos dalam

karena

kepanasan.

11.15 Mengukur S : Pasien

WIB tanda-tanda mengatakan

vital. mau dilakukan

pengukuran ttv.

O : Pasien

trampak tenang.

Tekanan darah

110/68 mmHg,

suhu 36,9o C,

nadi 98 x/menit,

pernafasan 24

x/menit

12.00 Memberikan S : Pasien

WIB pasien bersedia

antipiretik meminum

sesuai dengan obatnya,

ketentuan O: Obat masuk.

dokter dan dan tidak ada

cairan reaksi alergi.

intravena.
14.00 Melibatkan S : Ibu pasien

WIB keluarga pasien mengatakan

dan bersedia diajari

mengajarkan cara

cara kompres mengkompres

hangat yang hangat yang

benar serta benar

evaluasi O : Ibu pasien

perubahan suhu mampu

respon keluarga menerima

arahan dan

panduan dari

perawat

14.30 Memberikan S : Pasien

WIB pasien diit menolak untuk

TKTP respon makan.

O : Ibu pasien

mengatakan

memaksa

anaknya untuk

makan dan

hanya habis 3

sendok makan.

15.15 Memonitor S : Pasien

WIB tanda-tanda bersedia untuk


vital dilakukan

pengecekan dan

mengatakan

tidak takut pada

perawat.

O : Pasien

tampak

kooperatif. Hasil

tekanan darah

111/68 mmHg,

suhu 36,9o C,

nadi 102

x/menit.

15.30 Melakukan S : Pasien

WIB tindakan bersedia untuk

kompres hangat dikompres.

di sekitar dahi, O: Pasien

aksila, dan tampak rileks

lipatan paha dan kooperatif

18.15 Memonitor S : Pasien

WIB tanda-tanda bersedia untuk

vital. dilakukan

pengecekan

TTV dan

mengatakan
tidak takut pada

perawat.

O : Hasil

tekanan darah

115/61 mmHg,

suhu 37,0o C,

nadi 98 x/menit.

19.00 Menganjurkan S : Pasien

WIB pasien mengatakan

menggunakan bersedia diganti

pakaian yang dan pasien

tipis untuk menggunakan

mengurangi pakaian yang

penguapan tipis.

O : Pasien

tampak

mengikuti

arahan perawat.

21.15 Memonitor S : Pasien

WIB tanda-tanda bersedia untuk

vital dilakukan

pengecekan

TTV dan

mengatakan

tidak takut pada


perawat.

O : Hasil

tekanan darah

139/77 mmHg,

suhu 38o C, nadi

105 x/menit

23.00 Menginjeksi S:-

WIB pasien dengan O : Obat masuk

obat antipiretik dan tidak ada

dan reaksi alergi.

memberikan

cairan intravena

00.15 Memonitor S:-

WIB tanda-tanda O : Hasil

vital tekanan darah

131/72 mmHg,

suhu 37,2o C,

nadi 101 x/menit

Rabu, 24 03.15 Mengukur S : Pasien

Maret WIB tanda-tanda mengatakan

2021 vital pasien bersedia.

O : Hasil

tekanan darah

120/70 mmHg,

nadi 101
x/menit, suhu

36,9o C, RR 20

x/menit

06.00 Memberikan S : Pasien mau

WIB pasien Diit makan.

TKTP O : Pasien

tampak makan

namun masih

sedikit sekitar 3-

5 sendok saja

06.15 Memonitor S : Pasien mau

WIB tanda-tanda untuk dilakukan

vital pengecekan

TTV.

O : Hasil

tekanan darah

120/67 mmHg,

suhu 38,2o C,

nadi 100 x/menit

06.30 Menganjurkan S : Pasien

WIB pasien banyak mengangguk

minum 1500- O : Pasien mau,

2000 ml dan tampak

minum habis 4

tegukan.
07.00 Melakukan S : Pasien

WIB injeksi bersedia

antipiretik meminum obat.

sesuai O : Obat masuk

ketentuan dan tidak ada

dokter dan tanda-tanda

memberikan alergi.

cairan intravena

08.00 Melakukan S : Pasien

WIB kompres hangat bersedia.

pada daerah O : Pasien

dahi, aksila, tampak

atau lipatan kooperatif dan

paha. kompres tampak

terpasang pada

leher bagian

kanan dan kiri,

kedua ketiak dan

selangkangan

pasien.

08.10 Menganjurkan S : Pasien

WIB pasien untuk mengangguk.

banyak minum O : Pasien

(bisa minum air tampak minum

putih, jus buah habis 4 tegukan.


ataupun teh)

08.20 Menganjurkan S : Pasien

WIB keluarga untuk bersedia diganti

memakaikan baju dengan

pasien baju dibantu ibunya.

tipis guna O : Pasien

mengurangi tampak lebih

penguapan nyaman.

09.15 Memonitor S : Pasien

WIB tnada-tanda mengatakan

vital. bersedia.

O : Hasil

tekanan darah

120/69 mmHg,

suhu 37,2o C,

nadi 102 x/menit

12.00 Memberikan S : Pasien mau

WIB diit TKTP makan.

(tinggi kalori O : Pasien

tinggi protein) tampak

menghabiskan ¼

porsi jatah

makanan yang

telah diberikan.
12.15 Mengukur S : Pasien

WIB tanda-tanda bersedia.

vital O : Hasil

tekanan darah

112/75 mmHg,

nadi 101

x/menit, suhu

37,5o C, RR 24

x/menit.

12.30 Menganjurkan S : Pasien mau

WIB pasien minum minum

banyak 1500- O : Pasien

2000 ml (bisa tampak habis 5

air putih, jus tengukan.

buah ataupun

teh )

15.15 Mengukur TTV S:

WIB O : Hasil

tekanan darah

110/70 mmHg,

nadi 100

x/menit, suhu

37,0o C, RR 22

x/menit.
16.30 Memberikan S : Pasien mau

WIB diit TKTP makan.

O : Pasien

tampak makan

meskipun habis

¼ porsi

makanan yang

sudah diberikan

18.15 Mengukur TTV S : Pasien

WIB bersedia.

O : Hasil

tekanan darah

107/78 mmHg,

nadi 102

x/menit, suhu

36,9o C, RR 24

x/menit

20.00 Memberikan S : Pasien mau

WIB injeksi O : Pasien

antipirentik tampak minum

sesuai dengan obat dan masuk

ketentuan tidak ada alergi.

dokter

21.15 Mengukur TTV S : Pasien

WIB bersedia.
O : Hasil

tekanan darah

120/70 mmHg,

nadi 101

x/menit, suhu

37,2o C, RR 20

x/menit

Kamis, 03.15 Mengukur TTV S : Pasien


25 Maret WIB mengangguk.
2021
O : Hasil

tekanan darah

131/72 mmHg,

nadi 97 x/menit,

suhu 36,8o C,

RR 22 x/menit

06.15 Memonitor S : Pasien

WIB TTV bersedia.

O : Hasil

pengecekan

tekanan darah

121/67 mmHg,

nadi 102

x/menit, suhu

36,5 dan RR

22x/ menit.
07.00 Memberikan S : Pasien mau

WIB diit TKTP membuka mulut

untuk makan.

O : Pasien

tampak makan

dan habis 3/4

porsi rumah

sakit.

7. Evaluasi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Hari / Evaluasi TTD
Tanggal
Selasa, S (Subjektif) : Ibu pasien
Hipertermi berhubungan 22 mengatakan anaknya panas
dengan proses penyakit Maret hari ke 5.
(viremia). 2021 O (Objektif) : Tanda-tanda
vital tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 100 x/menit,
suhu 36,7o C, RR 24 x/menit,
pasien tampak lemas, kulit
kemerahan, kulit teraba
hangat, akral hangat, mata
berkaca-kaca.
A (Analisa) : Masalah belum
teratasi.
P (Planning) : Lanjutkan
intervensi : bina hubungan
saling percaya, mengukur
tanda-tanda vital,
memberikan kompres hangat
pada daerah dahi, aksila atau
lipatan paha, menganjurkan
pasien menggunkan pakaian
yang tipis, memberikan
antipiretik dan antibiotik
sesuai ketentuan dokter,
melibatkan keluarga dan
ajarkan cara melakukan
kompres hangat yang benar
serta evaluasi perubahan
suhu, memberikan pasien diit
TKTP.

Rabu, S (subjektif) : Ibu pasien


24 mengatakan anaknya masih
Maret panas, anaknya mau
2021 dikompres meskipun sesekali
menolak.
O (objektif) : Tanda-tanda
vital tekanan darah 111/68
mmHg, nadi 102 x/menit,
suhu 36,9o C, RR 24 x/
menit, pasien tampak lemas,
akral hangat.
A (Analisa) : Masalah
teratasi sebagian.
P (Planning) : Lanjutkan
intervensi : mengukur tanda-
tanda vital, memberikan
kompres hangat pada daerah
dahi, aksila atau lipatan paha,
menganjurkan pasien
menggunkan pakaian yang
tipis, memberikan antipiretik
dan antibiotik sesuai
ketentuan dokter,
memberikan pasien diit
TKTP.

Kamis, S (subjektif) : Ibu pasien


25 mengatakan panas anaknya
Maret sudah turun.
2021 O (objektif) : Tanda-tanda
vital tekanan darah 121/67
mmHg, nadi 102 x/menit,
suhu 36,5o C, RR 22 x/menit,
pasien tampak lemas, akral
hangat.
A (Analisa) : Masalah
teratasi.
P (Planning) : Hentikan
intervensi. Rencana pulang
pasien yaitu mengajarkan
keluarga pasien untuk
menerapkan cara kompres
hangat yang benar saat
pasien sakit panas.

Anda mungkin juga menyukai