Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DEMAM BERDARAH DENGUE

PADA AN.R DI RS SANTO VINCENTIUS

DISUSUN OLEH

ERITA ADRIANTI 191111003

JESY 191111008

JULIANUS CHRISTIAN PABAYO 191111009

YORAM VALENTINO 191111016

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG

PRODI SARJANA TERAPAN

2020/2021
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DEMAM BERDARAH DENGUE
PADA AN.R DI RS SANTO VINCENTIUS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Diri Klien
Nama : An. R
Umur : 8 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Cempaka IV no 23 058/006 Singkawang
Agama : Kristen
Suku : Dayak
Nama Ayah/Ibu :Tn.I/Ny.N
Pekerjaan Ayah : Pendeta
Pekerjaan Ibu : Guru
No. RM : 249131
Tgl masuk RS : 29 November 2019

Identitas penanggung Jawab


Nama : Ny.N
Pekerjaan : Guru
Alamat : Jalan Cempaka IV no 23 058/006 Singkawang

2. Keluhan utama
Ibu pasien mengatakan badan anak nya panas dan demam
Pasien mengalami mual dan muntah 3x muntah air , makan dan minum kurang ,
badannya panas pasien terlihat lemas dan pucat

3. Riwayat penyakit sekarang


Saat dilakukan pengkajian ibu pasien mengatakan badan anak nya panas dan demam
Keluhan yang menyertai :tubuh anaknya panas , mual muntah 3x muntah air dan
kurang nafsu makan,

4. Riwayat penyakit dahulu


Sebelumnya klien belum pernah mengalami penyakit seperti yang dirasakan saat ini.
Biasanya klien hanya pusing-pusing biasa

5. Riwayat penyakit keluarga


Dalam keluarga klien tidak ada yang pernah mengalami penyakit yang sam dengan
klien dan ibu pasien juga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
penyakit bawaan seperti; Hipertensi Jantung DM dan lain-lain

GENOGRAM

6. pemeriksaan fisik
a. Tanda tanda vital
TD : 100/60 mmHg
R : 20X/m
N : 115X/m
S: 39° derajat celcius
b. Head to toe
Kepala
Bentuk                  : Simetris
Rambut                 : Hitam
Tekstur                  : Tidak mudah dicabut
Kebersihan            : Cukup

Mata
Bentuk                  : Simetris
Pupil                      : Isokor
Sklera                    : Normal
Konjungtiva          : Tidak pucat
Kelainan                : Tidak ada
Kebersihan            : Cukup

Telinga
Bentuk                  : Simetris
Kelainan                : Tidak ada
Sekret                    : Tidak ada
Kebersihan            : Cukup

Hidung
Bentuk                  : Simetris
Kebersihan            : Cukup

Mulut
Bentuk                  : Simetris
Warna Bibir           : Pucat dan kering
Kebersihan            : Cukup

Leher
Bentuk                  : Normal
Kebersihan            : Cukup

Kulit
Terdapat bintik merah pada seluruh tubuh pasien
Warna                    : Sawo matang
Oedema                 : Tidak ada
Turgor                   : Elastis
Kebersihan            : Cukup

Dada
Inspeksi                 : Simetris
Palpasi                   : Tidak ada pembesaran
Perkusi                  : Sonor
Auskultasi             : Vesikuler

Ekstremitas
Ekstremitas Atas   : Pada ekstremitas atas pasien terpasang infus RL 24 tpm
makro pada tangan sebelah kiri
Ekstremitas Bawah  : Tidak ada kelainan bentuk

Abdomen
Inspeksi                 : Simetris
Palpasi                   : Nyeri tekan dan kembung
Perkusi                  : Tympani
Auskultasi             : Bising usus 30 x/menit        
            
c. Pola aktivitas
1. Pola Nutrisi
Sebelum sakit makanan yang disukai klien nasi, ikan dan ayam, makanan
yang tidak disukai tidak ada
Selama sakit klien mengatakan kurang nafsu makan, klien mengatakan mual
dan muntah. Porsi makan yang dihabiskan 1/4 dari porsi yang disajikan.
2. Kebutuhan Cairan
Sebelum sakit frekuensi minum 5-7 gelas perhari, jenis minuman air putih.
Selama sakit frekuensi minum klien berkurang 3-4 gelas perhari.
3. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit frekuensi BAB 2 kali sehari, waktu pagi dan malam,
konsistensi feces lunak berampas.
Selama sakit klien BAB dengan frekuensi 5 kali 1 hari dengan konsistensi
cair.
b. BAK
Sebelum sakit frekuensi BAK 5 kali sehari perhari, warna kuning muda,
bau amoniak.
Selama sakit frekuensi BAK 3-4 kali sehari .
4. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit klien tidur 7-8 jam sehari, waktu tidur malam pukul 21.00-
06.00 WITA dan pada siang hari waktu tidur pukul 14.00-15.00 WIB
Kebiasaan pengantar tidur dengar musik, tidak ada gangguan tidur.
Selama sakit klien mengatakan tidurnya tidak teratur), waktu tidur malam
23.00-05.00 WITA. Klien mengatakan susah tidur, Kesulitan saat tidur dan
klien mudah terbangun. 

7. Riwayat Lingkungan
a. Kebersihan rumah klien dijaga.
b. Polusi disekitar dipengaruhi oleh asap kendaraan karena lokasi rumah klien dekat
dengan jalan raya.

8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
Hematologi rutin

Hemoglobin 11.8 g/dl 11,7-15.5

Jumlah leukosit 2,300 /ul 3,800-10,600

Jumlah eritrosit 4-30 10^6 ul 3.8 – 5.2


Jumlah trombosit 88.000 /ul 150.000-440.000

Hematokrit 33.9 % 35-47

Hitungjumlahleukosit

Basofil 3 % 0-1
Eosinofil 2 % 2-4
Batang 3 % 3-5
Segmen 50 % 50-70
Limfosit 28 % 25-40
Monosit 14 % 2-8
MCV 78.9 Fl 80-100

MCH 27.4 Pg 26-34

MCHC 34.7 g/dl 32-36

RDW – CV 13.5 % 11.5-14.5

MPV 5.7 Fl 7.0-11.00

9. Terapi
a. Infus RL 24 tpm makro
b. Injeksi ranitidin 25 mg IV
c. Drip paracetamol 220 mg / 8 jam IV
d. Santagesik 250 mg/PRN IV
e. Dexamestisone 250 mg / ekstra IV
f. Cefotaxime 500 mg / 12 jam IV
ANALISA DATA
ETIOLOGI PROBLEM
NO D A T A
1 DS : Kuman masuk ke Hipertermia
-Ibu pasien mengatakan pasien dalam tubuh D.0130
    demam sejak 4 hari yang lalu.
-Ibu pasien mengatakan kepala pasien sakit
dan pusing. Proses infeksi

DO : TTV
       TD = 110/70 mmHg Menyerang pusat
S:39°C panas di hipotalamus
N: 115 x/menit
SP02 : 99%
Akral teraba hangat Seluruh badan panas
Mukosa bibir kering

 
2 DS: Kekerangan Hipovolemia
- Ibu pasien mengatakan pasien kurang intake ciran
minum
- Ibu pasien mengatakan suhu tubyh pasien
turun naik

DO:
- Pasien tambah lemah
TTV:
TD: 110/70 mmHg
S:39°C
N: 115 x/menit
SP02 : 99%
Terpasang infus RL 24 tpm
h

3 DS: Kurangnya asupan Defisit nutrisi


makan .
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak mau D.0019
makan

Ibu pasien mengatakan pasien mengeluh


mual dan dengan muntah,muntah 3 kali
muntah air

DO:

Pasien tampak lemah

Porsi makan yang di habiskan pasien ¼


porsi dari porsi yang di sajikan

BB sebelum sakit 25 kilogram

BB saat sakit 22 kilogram

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ( infeksi virus dengue )
2. Hipovelemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis ( keengganan untuk makan )
INTERVENSI
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Hipertermia Setelah dilakukan Observasi
berhubungan asuhan keperawatan  Identifikasi - Untuk mengetahui
dengan proses selama 1x 24 jan di penyebab penyebab yang
penyakit ( infeksi harapkan Suhu tubuh hipertermia terjadi
virus dengue ) agar tetap berada (mis. Dehidrasi,
pada rentang normal terpapar
dengan kriteria hasil : lingkungan
 Menggigil panas,
menurun penggunaan
 Kulit merah incubator) - Untuk mengetahui
menurun  Monitor suhu suhu tubuh pasien
 Suhu tubuh tubuh - Untuk mengetahui
membaik kadar elektrolit
 Tekanan darah  Monitor kadar pasien
membaik elektrolit - Agar pasien
merasa nyaman
 Monitor
haluaran urine - Agar pasien
Terapeutik merasa nyaman
 Sediakan
lingkungan
- Membantu
yang dingin
mengurangi
 Longgarkan
demam
atau lepaskan
- Agar proses
pakaian
penyembuhan
 Basahi dan
lebih cepat
kipasi
permukaan
- Agar proses
tubuh
penyembuhan
 Berikan cairan
lebih cepat
oral

- Agar pasien
 Lakukan
merasa nyaman
pendinginan
eksternal (mis,
kompres dingin
pada dahi,
leher, dada,
abdomen,
aksila)
- untuk
 Hindari
mempercepat
pemberian
penyembuhan
antipiretik atau
aspirin
Edukasi
 Anjurkan tirah
- Agar pasien
baring
merasa nyaman
Kolaborasi
 Kolaborasi
- untuk
pemberian
mempercepat
cairan dan
penyembuhan
elektrolit
-
intravena, jika
perlu
Hipovelemia Setelah dilakukan Observasi
berhubungan asuhan keperawatan - Untuk mengetahui
- Periksa tanda dan
dengan selama 1x24 jam tanda dan gejala
kekurangan intake diharapkan kondisi gejala
hipovolemia
cairan volume cairan hipovolemia (mis.

intravaskuler, frekuensi nadi

interstisial, dan/atau meningkat, nadi


teraba lemah,
intraseluler membaik
tekanan darah
dengan kriteria hasil:
menurun, tekanan
- Kekuatan nadi
nadi
meningkat
menyempit,turgor
- Turgor kulit
kulit menurun,
meningkat
membrane
- Output urine
mukosa kering,
meningkat
volume urine
- Frekuensi
menurun,
nadi membaik
hematokrit
- Tekanan
meningkat, haus
darah -Untuk mengetahui
dan lemah)
membaik intake dan output
- Monitor intake
- Tekanan nadi cairan
dan output cairan
membaik
Terapeutik
-Untuk mengetahui
- Hitung kebutuhan cairan yang
cairan dibutuhkan

- Untuk
mempercepat
- Berikan asupan penyembuhan
cairan oral

Edukasi - Agar cairan tubuh


dapat membaik
- Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
-Untuk
Kolaborasi
mempercepat
penyembuhan
- Kolaborasi
pemberian cairan
IV issotonis (mis.
cairan NaCl, RL)

Defisit nutrisi Setelah dilakukan Observasi


berhubungan asuhan keperawatan  Identifikasi - Untuk
dengan faktor selama 1x 24 jan di status nutrisi mengetahui
psikologis harapkan Anoreksia status nutrisi
( keengganan dan kebutuhan nutrisi  Identifikasi - Untuk
untuk makan ) dapat teratasi dengan alergi dan mengetahui
kriteria hasil: intoleransi alergi dan
 Porsi makanan makanan intoleransi
yang dihabiskan makanan
meningkat  Identifikasi - Untuk
 Frekuensi makan makanan yang mengetahui
membaik disukai makanan
Nafsu makan yang di sukai
membaik - Untuk
 Monitor asupan
mengetahui
makan
jumlah
 Monitor berat asupan
badan makanan
 Monitor hasil - Untuk
pemeriksaan mengetahui
laboratorium hasil
Terapeutik
 Berikan pemeriksaan
makanan tinggi laboratorium
serat untuk
mencegah
konstipasi
 Berikan
makanan tinggi
kalori dan tinggi
protein
 Berikan
suplemen
makanan, jika
perlu
Edukasi
 Anjurkan posisi
duduk, jika
mampu
 Ajarkan diet
yang
diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum makan
(mis, Pereda
nyeri,
antimietik), jika
perlu
 Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


NO TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
1. 29 – 11 – 2021 Hipertermia  mengidentifikasi penyebab S:
berhubungan dengan hipertermia (mis. Dehidrasi,  Ibu pasien
proses penyakit terpapar lingkungan panas, mengatakan badan
( infeksi virus dengue ) penggunaan incubator) anak nya panas dan
 Memonitor suhu tubuh demam
 Memonitor kadar elektrolit  Ibu pasien
 melakukan pendinginan mengatakan kepala
eksternal (mis, kompres pasien sakit dan
dingin pada dahi, leher, pusing.
dada, abdomen, aksila)
O : TTV
 TD = 110/70 mmHg
 S:39°C
 N: 115 x/menit
 SP02 : 99%
 Akral teraba hangat
 Mukosa bibir kering

A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

2. Hipovelemia - Memeriksa tanda dan gejala S:


berhubungan dengan hipovolemia (mis. frekuensi - Ibu pasien mengatakan
kekurangan intake nadi meningkat, nadi teraba pasien kurang minum
cairan lemah, tekanan darah - Ibu pasien mengatakan
menurun, tekanan nadi suhu tubyh pasien turun
menyempit,turgor kulit naik
menurun, membrane
mukosa kering, volume O:
urine menurun, hematokrit - Pasien tambah lemah
meningkat, haus dan lemah) TTV:
- Memonitor intake dan TD: 110/70 mmHg
output cairan S:39°C
- Menganjurkan N: 115 x/menit
memperbanyak asupan SP02 : 99%
cairan oral Terpasang infus RL 24
tpm
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

3. Defisit nutrisi  Mengidentifikasi status S:


berhubungan dengan nutrisi  Ibu pasien
faktor psikologis  Mengidentifikasi alergi mengatakan anaknya
( keengganan untuk dan intoleransi makanan tidak mau makan
makan )  Mengidentifikasi makanan  Ibu pasien
yang disukai mengatakan pasien
 Memonitor asupan makan mengeluh mual dan
 Memonitor berat badan muntah, dengan

 Memonitor hasil muntah 3 kali muntah

pemeriksaan laboratorium air

O:
 Pasien tampak lemah
 Porsi makan yang di
habiskan pasien ¼
porsi dari porsi yang
di sajikan
 BB sebelum sakit 25
kilogram
 BB saat sakit 22
kilogram
A: Masalah belum
teratasi
P: intervensi dilanjutkan

1. 30 – 11 – 2021 Hipertermia  mengidentifikasi S:


berhubungan dengan penyebab hipertermia Ibu pasien mengatakan
proses penyakit (mis. Dehidrasi, terpapar anaknya masih demam
( infeksi virus dengue ) lingkungan panas,
penggunaan incubator) O:

 Memonitor suhu tubuh  TTV:


TD:101/68 mmHg
 Memonitor kadar
N: 108 x/menit
elektrolit
T: 38,3°C
 Melakukan pendinginan
 Mukosa bibir kering
eksternal (mis, kompres
 Akral teraba hangat
dingin pada dahi, leher,
 Terpasang infus RL 24
dada, abdomen, aksila)
tpm (A)
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Hipovelemia - Memeriksa tanda dan gejala S:
berhubungan dengan hipovolemia (mis. frekuensi - Ibu pasien mengatakan
kekurangan intake nadi meningkat, nadi teraba pasien sudah mulai
cairan lemah, tekanan darah memperbanyak minum
menurun, tekanan nadi 5-6 gelas/hari
menyempit,turgor kulit - Ibu pasien mengatakan
menurun, membrane suhu tubyh pasien
mukosa kering, volume turun naik
urine menurun, hematokrit
meningkat, haus dan lemah) O:
- Memonitor intake dan - Pasien tambah lemah
output cairan - TTV:
- Menganjurkan TD:101/68 mmHg
memperbanyak asupan N: 108 x/menit
cairan oral T: 38,3°C
- Terpasang infus RL 24
tpm
A: masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

Defisit nutrisi  Mengidentifikasi status S: Ibu pasien mengatakan


berhubungan dengan nutrisi anaknya sudah mau
faktor psikologis  Mengidentifikasi alergi makan,tetapi ¼ dari porsi
( keengganan untuk dan intoleransi makanan yang disajikan
makan )  Mengidentifikasi makanan O:
yang disukai  Pasien tampak lemah
 Memonitor asupan makan  TTV:
 Memonitor berat badan TD: 88/66 mmHg

 Memonitor hasil N: 112 x/menit

pemeriksaan laboratorium T: 38°C


Terpasang infus RL
24 tpm (A)
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

1. 1 – 12 – 2021 Hipertermia  mengidentifikasi S:


berhubungan dengan penyebab hipertermia Ibu pasien mengatakan
proses penyakit (mis. Dehidrasi, terpapar badan pasien tidak panas
( infeksi virus dengue ) lingkungan panas, lagi
penggunaan incubator) O:
 Memonitor suhu tubuh TTV: TD: 82/59 mmHg
 Memonitor kadar N: 120x/menit
elektrolit T: 36,9°C
 Melakukan pendinginan  Terpasang infus
eksternal (mis, kompres RL 24 tpm (A)
dingin pada dahi, leher, A: Masalah teratasi
dada, abdomen, aksila) sebagian
P: intervensi dilanjutkan
Hipovelemia - Memeriksa tanda dan gejala S:
berhubungan dengan hipovolemia (mis. frekuensi - Ibu pasien mengatakan
kekurangan intake nadi meningkat, nadi teraba pasien sudah banyak
cairan lemah, tekanan darah minum 8-10 gelas/hari
menurun, tekanan nadi
menyempit,turgor kulit O:
menurun, membrane - Pasien tambah lemah
mukosa kering, volume TTV: TD: 82/59 mmHg
urine menurun, hematokrit N: 120x/menit
meningkat, haus dan lemah) T: 36,9°C
- Memonitor intake dan Terpasang infus RL 24
output cairan tpm
- Menganjurkan A: Masalah teratasi
memperbanyak asupan sebagian
cairan oral P: Intervensi dilanjutkan

Defisit nutrisi S:
berhubungan dengan  Mengidentifikasi status Ibu pasien mengatakan
faktor psikologis nutrisi pasien sudah mau makan
( keengganan untuk  Mengidentifikasi alergi dengan porsi yang
makan ) dan intoleransi makanan disediakan habis
O:
 Mengidentifikasi makanan Pasien tampak makan
yang disukai dengan lahap
 Memonitor asupan makan A: Masalah teratasi
 Memonitor berat badan P: intervensi dihentikan

 Memonitor hasil
pemeriksaan laboratorium

Anda mungkin juga menyukai