Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA DENGAN MASALAH HIPERTENSI

DOSEN PEMBIMBING:
Nurbani, S.Kep, M.Kep

DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN :


Ns. EMI ROSANTY S.Kep

DISUSUN OLEH :
ERITA ADRIANTI
191111003

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK


JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan: pada keluarga dengan masalah hipertensi di Puskesmas


Singkawang Barat 1 telah disetujui dan di sahkan oleh pembimbing/CI puskesmas
pada :

Hari, tanggal :25 Februari 2022

Tempat : Puskesmas Singkawang Barat 1

Pembimbing Klinik Pembimbing


Akademik

Ners,Emi Rosanti S.Kep. Nurbani,


S.Kep,M.Kep

NIP 198008012006042017
NIP :197603282002122001

Mahasiswa

Erita Adrianti
NIM:191111003
KONSEP KELUARGA

1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga. (Sahar,
Setiawan, Riasmini, 2019)
Keluarga merupakan bagian terkecil dalam kehidupan masyarakat
yang terdiri dari kepala keluarga dan anggota lain yang kumpul dan
tinggal dalam satu rumah dan saling bergantung satu sama lain
(Kemenkes RI, 2016)
2. Tipe Keluarga
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri
dari ayah, ibi dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi
keduanya.
b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga yang hanya
terdiri daro ayah, obu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau
adopsi atau keduanya.
Secara Modern tipe keluarga selain diatas adalah :
a. Tradisional Nuclear
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih
mempunyai hubungan darah
b. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/ istri,  tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-
anaknya nya,  baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil
dari perkawinan baru,  satu atau keduanya dapat bekerja di luar
rumah
c. Middle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak meninggalkan  rumah karena sekolah
/perkawinan atau meniti karier.
d. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya atau salah satu bekerja di rumah.
e. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar
rumah.
f. Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier atau tanpa anak
g. Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu.  Keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu.
h. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk kawin
i. Three Generation
Yaitu 3 generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah
j. Institusional
Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu
panti-panti
3. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman dalam Kemenkes (2017) fungsi keluarga yaitu :
a. Fungsi afektif, fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial.
b. Fungsi sosialisasi, fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk
berinteraksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.
c. Fungsi reproduksi, keluarga berfungsi untuk melanjutkan keturunan.
d. Fungsi ekonomi , fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk
memenuhi kebutuhan makanan, pakaian, tempat tinggal.
e. Fungsi perawatan kesehatan, berfungsi untuk mempertahankan dan
memelihara kesehatan anggota keluarga.
4. Peran Perawat Dalam Perawatan Keluarga
Menurut Kemenkes (2017) keluarga mempunyai 5 tugas dalam kesehatan
diantaranya :
a. Mengenal masalah kesehatan
b. Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
c. Merawat anggota keluarga yang mengalami suatu masalah kesehatan
d. Memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang kesehatan
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan secara tepat

A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak
hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita
penyakit lain seperti saraf,ginjal dan pembuluh darah makin tinggi tekanan
darah, makin besar resikonya (Silvia A.Price,2015).
Hipertensi atau yang biasa disebut dengan tekanan darah tinggi
adalah peningkatan pada sistolik diatas 140mmHg atau tekanan diastolik
diatas 90 mmHg (Najib dan Bachrudin,2016).
2. Klasifikasi
Kategori tekanan darah menurut Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia (2016) yaitu :

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah


(mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal 120-129 80-89
Normal Tinggi 130-139 89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ≥ 160 ≥ 100
Hipertensi derajat 3 >180 >110
Kategori tekanan darah berdasarkan American Hearth Association (AHA)
& Joint National Comite (JNC) yaitu :
Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah
Systolic (mmHg) Diastolic (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Tahap 1 140-159 90-99
Tahap 2 ≥ 160 ≥ 100
Tahap 3 ≥ 180 ≥110

3. Etiologi
a. Hipertensi Primer
Hipertensi Primer adalah hipertensi esensial atau hipertensi yang 90%
tidak diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan
dengan berkembangnya hipertensi esensial diantaranya:
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,
beresiko lebih tinggi untuk mendapatkan penyakit ini ketimbang
mereka yang tidak.
2) Jenis kelamin dan usia
Laki – laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca menopause
beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi.
3) Diet
Konsumsi diet tinggi garam atau kandungan lemak, secara
langsung berkaitan dengan berkembangnya penyakit hipertensi.
4) Berat badan/obesitas, juga sering dikaitkan dengan berkembangnya
hipertensi.
5) Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan
tekanan darah (bila gaya hidup sehat tersebut tetap diterapkan).
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang penyebabnya
diketahui. Beberapa gejala atau penyakit yang menyebabkan hipertensi
jenis ini antara lain:
1) Coartctation aorta
Yaitu penyempitan aorta congenital yang (mungkin) terjadi pada
beberapa tingkat aorta torasik atau aorta abdominal. Penyempitan
ini menghambat aliran darah melalui lengkung aorta dan
mengakibatkan peningkatan tekanan darah di atas area konstriksi.
2) Penyakit parenkim dan vaskular ganjil
Penyakit ini merupakan penyebab utama hipertensi sekunder.
Hipertensi renovaskular berhubungan dengan penyempitan satu
atau lebih besar arteri besar, yang secara langsung membawa darah
ke ginjal.
3) Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
Oral kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menyebabkan
hipertensi melalui mekanisme renin-aldosteron-mediate volume
expansion. Dengan penghentian oral kontrasepsi, tekanan darah
kembali normal setelah beberapa bulan.
4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di pusat lasomotor, pada medula di otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda
spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinallis ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre-ganglion melepaskan
asetikolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah. Dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah, berbagai faktor kecemasan dan
ketakutan dapat membuat atau mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepinefrin.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi, medula
adrenal menyekresi efinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya,yang dapat memperkuat
respons vasoknstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan alirah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.
Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat,
yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan intravaskuler, semua faktor ini cenderung
mencetus keadaan hipertensi untuk pertimbangan gerontologi perubahan
struktural pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lansia
perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan
ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada
gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi udara darah yang dipompa oleh jantung,
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Brunner dan Suddart)

5. Pathway
Pathway (Sumber (WOC) : menggunakan standar diagnosa
keperawatan Indonesia dalam PPNI, 2017)
6. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataan ini merupakan gejala terlazim
yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a) Mengeluh sakit kepala,pusing
b) Lemas,kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual
f) Muntah
g) Epistaksis
h) Kesadaran menurun
7. Komplikasi
a. Stroke, dapat terjadi akibat hemoragi akibat tekanan darah tinggi di
otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh darah selain
otak yang terpajan ntekanan darah tinggi. Stroke dapat terjadi pada
hipertensi kronis apabila arteri yang memperdarai otak mengalami
hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran darah ke otak yang
diperdarahi berkurang. Arteri otak mengalami aterosklerosis dapat
melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya
aneurisma atau pelebaran abnormal pada pembuluh nadi karena
kondisi dinding pembuluh darah yang lemah.
b. Infark miokard, dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerotik
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila
terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melewati pembuluh
darah. Pada hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan
oksigen miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi
iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga, hipertrofi
ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik
melintasi ventrikel sehingga terjadi distrikmia (degupan jantung
abnormal), hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan
bekuan.
c. Gagal ginjal, dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus,
aliran darah ke nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi
hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerulus,
protein akan keluar melalui urine sehingga tekanan osmotik koloid
plasma berkurang dan menyebabkan edema, yang sering dijumpai
pada hipertensi kronis.
d. Ensefalopati (kerusakan otak), Dapat terjadi, terutama pada hipertensi
maligna (hipertensi yang meningkat cepat dan berbahaya). Tekanan
yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan
tekanan kapiler dan mendorong cairan ke ruang interstisial di seluruh
susunan syaraf pusat. Neuron disekitarnya kolaps dan terjadi koma
serta kematian.
e. Kejang, dapat terjadi pada wanita preeklamsia. Bayi yang lahir
mungkin memiliki berat lahir kecil akibat perfusi plasenta yang tidak
adekuat, kemudian dapat mengalami hipoksia dan asidosis jika ibu
mengalami kejang selama atau sebelum proses persalinan. (Aspiani,
2014)
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan risiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN/Kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi
ginjal.
3) Glukosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran ckadar ketokolamin.
4) Urinalisa : darah,protein,glukosa, meingisaratkan disfungsi ginjal
dan ada DM.
b. CT Scan
Mengakji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. EKG
Dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
d. IUP
Mengindentifikasikan penyebab hipertensi seperti : batu ginjal,
perbaikan ginjal
e. Photo dada
Menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup pembesaran
jantung.
9. Penatalaksanaan
Penanganan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu :
a. Penanganan secara farmakologi
Pemberian obat deuretik,betabloker, antagonis kalsium, golongan
penghambat konversi rennin angiotensi. (Huda Nurarif dan Kusuma
H,2015).
b. Penangan secara non farmakologi
1) Slow Deep Breathing yang termasuk ke dalam latihan dan
relaksasi.
2) Menurunkan berat badan apabila obesitas.
3) Meningkatkan kegiatan atau aktivitas fisik.
4) Mengurangi asupan natrium dan mengurangi konsumsi kafein.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan,
agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan
metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada
anggota keluarga dan data sekunder.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga dan keluarga
2. Alamat dan telepon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Komposisi keluarga dan genogram
6. Tipe keluarga
7. Suku bangsa
8. Agama
9. Status sosial ekonomi keluarga
10. Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua
dari keluarga inti.
2. Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai
tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala
mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3. Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
4. Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri
c. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4. Sistem pendukung keluarga
d. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3. Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
4. Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma
yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan
e. Fungsi Keluarga :
1. Fungsi Afektif
2. Fungsi Sosialisasi
3. Fungsi Perawatan kesehatan
f. Stress / Penyebab masalah dan koping yang dilakukan keluarga :
1. Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek
2. Respon keluarga terhadap stress
3. Strategi koping yang digunakan
4. Strategi adaptasi yang disfungsional
g. Pemeriksaan fisik (Head to toe) :

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota kelurga tisak


berbeda jauh dengan pemeriksaan fisik pada klien di klinik atau rumah
sakit yang meliputi pemeriksaan head to toe.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif b.d Kompleksitas
program perawatan kesehatan. (D.0115) Hal 254
2. Ketidakpatuhan b.d ketidakadekuatan pemahaman keluarga tentang
penyakit hipertensi (D.0114) hal 252

C. Skoring Masalah dan Prioritas Masalah


NO KRITERIA SKOR BOBOT
1. Sifat masalah ;
- Actual 3
- Resiko 2 1
- Potensial 1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah :


- Mudah
- Sebagian 2 2
- Tidak dapat 1
0
3. Potensi masalah untuk dicegah :
- Tinggi 3
- Sebagian 2 1
- Rendah 1

4. Menonjolnya masalah :
- Masalah dirasakan dan harus 2
segera ditangani
- Ada masalah tetapi tidak perlu 1 1
ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0

Skoring :
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria yang dibuat.
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi kemudian dikalikan dengan bobot.
Skor : Angka tertnggi x Bobot
c. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria (skor tertinggi sama dengan
jumlah bobot, yaitu 5).
D. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan Rasional


Keperawatan Hasil

1 Manajemen Setelah melakukan Edukasi Kesehatan (1.12383)


Kesehatan tindakan keperawatan Terapeutik

Keluarga Tidak selama 1x24 jam maka 1.Sediakan materi dan media *Untuk mempersiapkan media
diharapkan Manajemen pendidikan kesehatan yang dilakukan saat pendkes
Efektif b.d
Kesehatan 2.Jadwal pendidikan kesehatan *Agar terjadwal dengan rapi
Kompleksitas
KeluargaMeningkat sesuai kesehatan
program
dengan kriteria hasill : 3.Berikan kesempatan untuk *Agar informasi lebih mudah
perawatan
1. Kemampuan bertanya tersampaikan
kesehatan. menjelaskan masalah Edukasi
(D.0115) kesehatan yang dialami 1.Berikan penjelasan pada *Memberikan pemahaman kepada
meningkat keluarga tentang diet dan pasien tentang bagaimana pola
2. Aktivitas keluarga mengkonsumsi makananan makanan dan diet pada penderita
mengatasi masalah sesuai dengan diet hipertensi. hipertensi.
kesehatan tepat
meningkat

2 (D.0114) hal 252 (L.12110) (I.12361) hal 26


Ketidakpatuhan hal 142 Dukungan kepatuhan
b.d Setelah dilakukan program pengobatan
ketidakadekuatan kunjungan rumah, Observasi:
- Mengidentifikasi
pemahaman diharapkan tingkat - Identifikasi kepatuhan
kepatuhan menjalani
keluarga tentang kepatuhan meningkat menjalani program
program pengobatan
penyakit dengan kriteria hasil: pengobatan
hipertensi - Verbalisasi Terapeutik :
- Untuk memecahkan
kemauan mematui - Diskusikan hal-hal
suatu masalah yang
program atau yang dapat
menghambat
perawatan/ mendukung atau
berjalannya program
pengobatan menghambat
meningkat berjalannya program pengobatan
- Verbalisasi pengobatan
mengikuti anjuran Edukasi :
- Agar keluarga
meningkat - Informasikan
mengetahui program
program pengobatan
pengobatan yang harus
yang harus dijalani
dijalani

- Informasikan
- Agar keluarga
manfaat yang akan
mengetahui manfaat
diperoleh jika teratur
yang akan diperoleh jika
menjalani program
teratur menjalani
pengobatan
program pengobatan

- Anjurkan pasien dan


- Agar keluarga tau
keluarga melakukan
tentang keadaan
konsultasi ke
kesehatannya
pelayanan kesehatan
terdekat
Kolaborasi
- Untuk memberikan
- Kolaborasi
informasi mengenai
pemberian penkes
penyakit hipertensi
pada keluarga
tentang penyakit
hipertensi

DAFTAR PUSTAKA
Black, Joyce M & Jane Hokanson Hawks, (2014). Keperawatan Medikal Bedah
Manajemen Klinis Untuk Hasil Yang Diharapkan: Edisi Bahasa Indonesia
Singapura: Pentasada Media Edukasi
Erica, Kusuma, dkk (2017) Peningkatan Pengetahuan Tentang Hipertensi Guna
Perbaikan Tekanan Darah pada anak Muda di Dusun Japanan, Margodadi,
Sayegan, Sleman, Yogyakarta, Jurnal pengabdian kepada masyarakat vol 3
September 2017
Renteng, S., & Simak, V. F. (2021). KEPERAWATAN KELUARGA. TOHAR
MEDIA.
Harnilawati, S. K. (2013). Konsep dan proses keperawatan keluarga. Pustaka As
Salam.
Audina, D., & Halimuddin, H. (2016). Usia, Jenis Kelamin Dan Klasifikasi
Hipertensi Dengan Jenis Stroke Di Rsud Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 1(1)
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA DENGAN MASALAH HIPERTENSI

DOSEN PEMBIMBING:

Nurbani, S.Kep, M.Kep

DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN :

Ners. Emi Rosanty S.Kep

DISUSUN OLEH :

ERITA ADRIANTI

191111003

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan keperawatan: pada keluarga dengan masalah hipertensi di Puskesmas Singkawang Barat 1
telah disetujui dan di sahkan oleh pembimbing/CI puskesmas pada :

Hari, tanggal :25 Februari 2022

Tempat : Puskesmas Singkawang Barat 1

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Emi Rosanti S.Kep.Ners Nurbani, S.Kep, M.Kep

NIP 197603282002122001 NIP : 198008012006042017

Mahasiswa

Erita Adrianti
NIM:191111003
1. PENGKAJIAN
a. Data Umum
1) Identitas kepala keluarga (KK)
Nama kepala keluarga : Ny.R
Umur : 59 Tahun
Pekerjaan kepala keluarga : Swasta
Pendidikan kepala keluarga : SMA
Alamat dan nomor telepon : Jl. Alianyang,Gang kapuas No.1
2) Komposisi anggota keluarga

NAMA UMUR JENIS HUB PENDIDIKAN PEKERJAAN


KELAMIN DENGAN
(KK)
Ny.R 59 P Kepala SMA Swasta
keluarga
Tn.R 30 L Anak SMA Swasta

Ny.R 22 P Anak SMA Belum


bekerja
Ny.E 19 P Anak SMP Belum
bekerja
3) Genogram

X X X

x x x X

Keterangan :
X X = meninggal dunia

= laki – laki
= perempuan

= pasien
= kawin
= tinggal serumah
4) Type keluarga
Nuklear Family
5) Suku bangsa
Keluarga Ny.R bersuku melayu dan berbangsa Indonesia.
6) Agama
Keluarga Ny.R beragama islam dan ia mengatakan tidak ada tindakan
keperawatan yang bertentangan dengan kepercayaannya
7) Status sosial dan ekonomi keluarga
Ny.R mengatakan keluarganya sering bergaul dengan tetangga sekitar
lingkungan rumah. Ny.R mengatakan pendapatan ekonomi keluarga dibantu
dari penghasilan anaknya
8) Aktifitas rekreasi keluarga
Ny. R mengatakan tidak ada aktifitas rekreasi yang dilakukan oleh keluarganya.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Ny.R adalah tahap perkembangan keluarga
dengan lansia
2) Tahap perkembangan keluarga yang pelum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga Ny.R yang belum terpenuhi yaitu belum
terwujudnya keinginan untuk berangkat umroh bersama anaknya
3) Riwayat kesehatan
Keluarga Ny.R mengatakan bahwa ia sering merasa berdebar dan cemas saat
ingin ditensi petugas, ia mengatakan tekanan darahnya tinggi sehingga belum
bisa divaksin, ia mengatakan kepalanya sakit
4) Riwayat kesehatan keluarga
Ny.R mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular/
keturunan seperti DM,TBC, dll.
c. Data lingkungan
1) Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati sekarang adalah rumah Ny.R dengan tipe rumah semi
permanen, lantai keramik dan dinding terbuat dari semen, rumah milik sendiri,
ventilasi setiap jendela, sumber air yang digunakan untuk mandi adalah air
PDAM serta untuk minum keluarga menggunakan air hujan atau air hujan yng
sudah dimasak
2) Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Ny.R tinggal disebuah gang dengan kondisi rumah yang cukup padat. Disela
waktu Ny.R hanya berbaring dan menonton tv
3) Mobilitas geografis keluarga
Ny.R mengatakan sejak menikah sudah tinggal dirumahnya sendiri dan tidak
pernah pindah rumah.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny.R mengatakan biasanya sering main kerumah anaknya
d. Fungsi keluarga
1) Fungsi keluarga
Ny.R mengatakan keluarga saling menyayangi, saling menerima dan saling
mendukung satu sama lain.
2) Fungsi sosialisasi
Ny.R mengatakan keluarganya selalu menjalin hubungan sosial yang baik, selalu
berinteraksi baik dengan keluarga maupun masyarakat dengan baik
3) Fungsi perawatan keluarga
a) Mengenal masalah
Saat dikaji Ny.R duduk bersama anaknya menceritakan kronologis Ny.R
yang sering merasa berdebar dan cemas akan kondisinya saat ingin ditensi,
dan ia mengatakan kepalanya sedikit sakit saat tekanan darahnya diatas
160/100 mmHg.
b) Mengambil keputusan
Ny.R mengatakan jika mulai merasa sakit ia langsung berobat pergi ke
puskesmas untuk memastikan kondisi kesehatannya.
c) Merawat anggota keluarga yang sakit
Ny.R mengatakan anak bungsunya dan anak keduanya yang tinggal
bersama nyalah yang membantu/ merawat ia jika ia sakit.
d) Memelihara/memodifikasi lingkungan
Ny.R mengatakan biasanya makan nasi dengan lauk seperti sayur, ikan dan
lauk pauk lainnya. Ny.R mengatakan tidak ada pantangan makan
e) Memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan
Ny.R mengatakan jika ada anggota kelurga yang sakit akan berobat
kepuskesmas atau rumah sakit.
4) Fungsi repoduksi
Ny.R memiliki 2 orang anak perempuan dan 1orang anak laki-laki
5) Ny.R mengatakan tidak bekerja dan dan perekonomian keluarga didapatkan dari
penghasilan anaknya
e. Stres dan Koping Keluarga
1) Stress jangka pendek dan panjang
a) Stressor jangka pendek
Ny.R mengatakan kurang sehat
b) Jangka panjang
Ny.R mengatakan saat ini usianya sudah tua dan takut merepotkan anak-
anaknya nanti
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Ny.R mengatakan sabar itu adalah sebagian dari iman. Ny.R mengatakan
dengan bersabar dan berdoa segala masalah akan mudah untuk dihadapi
3) Stress koping yang digunakan jika ada masalah,
strategi koping yang digunakan adaptif adalah dengan berdoa.
4) Strategi koping disfungsional keluarga
Koping yang digunakan adalah memecahkan masalah secara bersama dengan
menggunakan komunikasi yang baik.
f. Pemeriksaan kesehatan

Nama : Ny.R
Umur : 59 tahun
Anggota badan Hasil pemeriksaan
Kepala Bentuk kepala simetris, tidak ada massa, warna rambut uban, rambut
tebal, rambut tidak rontok
Mata Bentuk mata simetris, pergerakan bola mata simetris, mata isokor, lensa
berwarna abu-abu kebiruan dan menggunakan kaca-mata
Hidung Bentuk hidung simetris, bersih, tidak ada lesi dan massa, mukosa
lembab, fungsi penciuman baik
Telinga Bentuk telinga simetris, tidak ada lesi, tidak ada serumen, tidak ada
massa, tidak ada masalah pada pendengaran
Mulut Bentuk bibir simetris, fungsi perasa baik
Gigi Gigi bersih
Leher Leher simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan pada leher
Dada dan paru-paru Bentuk dada simetris, tidak terdapat kelainan
Jantung Tidak terdapat kelainan, sirkulasi baik (crt<2 detik), akral teraba hangat
Punggung Punggung tampak bekas oprasi sekitar 8 cm
Rektum dan genetalia Tidak terkaji
Ekstremitas atas Lengan kanan atas tidak bisa digerakkan
Ekstremitas bawah Keseluruhan kaki kanan tidak ia digerakkan
Ttv TD : 160/100 mmHg
N : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt

g. Harapan keluarga
Ny.R berharap keluarganya selalu dalam keberkahan dan lindungan Allah SWT.
2.ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1 Ds: Kompleksitas program (D.0116) hal 256
- Keluarga mengatakan perawatan/pengobatan Manajemen kesehatan
kurang memahami cara tidak efektif
merawat klien dengan
hipertensi Manajemen kesehatan
- Keluarga mengatakan tidak efektif
makanan Ny. R sama
dengan anggota
keluarga lainnya Mengungkapkan tidak
- Ny. R mengatakan memahami masalah
khawatir tensinya kesehatan yang diderita
semakin tinggi
- Keluarga mengatakan
kurang memahami cara
mengenal masalah Ny.
R yang khawatir
tensinya akan
bertambah tinggi
Do:
- Klien tampak cemas
- Klien tampak bingung
- TD : 160/100 mmHg
- N :80 x/menit
- RR: 20 x/menit

2 Ds: Ketidakadekuatan ( D. 0114)


- Keluarga mengatakan pemahaman Ketidakpatuhan
tidak terlalu paham
tentang program
pengobatan Ny. R Ketidakpatuhan
- Keluarga selalu
mengatakan bahwa
pengobatan Ny. R Perilaku tidak mengikuti
adalah hal yang biasa program perawatan/
Do: pengobatan
- Keluarga tampak
bingung
- TD : 160/100 mmHg
- N: 80 x/mnt
- RR: 20 x/mnt
3.DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan Muncul Teratasi Paraf
1 (D.0116) hal 256 22 Februari 24 Februari ERITA
Manajemen kesehatan 2022 2022 ADRIANTI
keluarga tidak efektif b.d
kompleksitas program
perawatan/pengobatan

2 (D.0114) hal 252 22 Februari 24 Februari ERITA


Ketidakpatuhan b.d 2022 2022 ADRIANTI
ketidakadekuatan
pemahaman

1. (D.0116) hal 256


Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d kompleksitas program perawatan/pengobatan

No Kriteria Score Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat masalah 3 1 3:3x1=1 Rasa takut menyebabkan
Keadaan masalah peningkatan tekanan darah
yang dapat memperburuk
keadaan
2 Ketidakmungkinan 1 2 1: 2x2=1 Pemberian penjelasan yang
masalah dapat diubah tepatdapat membantu
sebagian menurunkan rasa takut
3 Potensial masalah untuk 2 1 2 : 3 x 1 = 0,6 Penjelasan dapat mengurangi
diceah cukup rasa takut
4 Menonjolnya masalah- 1 1 1 : 2 x 1 = 0,5 Keluarga menyadari dengan
masalah tidak perlu mematuhi diet yang dianjurkan
ditangani dapat mengurangi rasa
khawatir Ny. R
Jumlah 3,1
2. (D.0114) hal 252
Ketidakpatuhan b.d ketidakadekuatan pemahaman

No Kriteria Score Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat masalah 2 1 2 : 3 x 1 = 0,6 Masalah yang ada yaitu
Keadaan masalah kesehatan terkait hipertensi
yang memiliki pengaruh pada
keluarga
2 Ketidakmungkinan 2 2 2: 2x2=2 Pemberian penjelasan yang
masalah dapat diubah tepat dapat membantu
sebagian mengurangi resiko hipertensi
yang lebih parah
3 Potensial masalah untuk 2 1 2 : 3 x 1 = 0,6 Penjelasan yang diberikan
diceah cukup dapat menyadari keluarga
4 Menonjolnya masalah- 2 1 1 : 2 x 1 =1 Keluarga menyadari dengan
masalah tidak perlu patuh
ditangani
Jumlah 4,2

4.INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan & kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan hasil
(D.0116) hal 256 Setelah dilakukan (I.09260) hal 28 Keluarga mampu
Manajemen kesehatan kunjungan rumah Dukungan Koping mengenal masalah
keluarga tidak efektif dan tindakan penkes, Keluarga yang terjadi di klien
b.d kompleksitas diharapkan keluarga Observasi terkaiit hipertensi.
program mampu manajemen - Identifikasi respon
perawatan/pengobatan kesehatan keluarga emosional terhadap
meningkat, dengan kondisi saat ini
kriteria hasil: - Identifikasi
- Kemampuan kesesuaian antara
menjelaskan harapan pasien,
masalah keluarga, dan tenaga
kesehatan yang kesehatan
dialami Terapeutik
meningkat - Dengarkan masalah,
- Aktivitas perasaan, dan
keluarga pertanyaan keluarga
mengatasi - Fasilitasi
masalah pengungkapan
kesehatan tepat perasaan antara
meningkat pasien dan keluarga
- Verbalisasi atau antar anggota
kesulitan keluarga
menurun. - Berikan penjelasan
(L.12105) pada keluarga
hal 63 tentang hal-hal yang
sesuai untuk
penderita hipertensi
- Anjurkan pada
keluarga
memeriksakan klien
secara teratur
Edukasi
- Informasikan
kemajuan pasien
secara berkala
- Informasikan
fasilitas perawatan
kesehatan yang
tersedia
Kolaborasi
- Memberikan
penyuluhan
kepada pasien
dengan media
sap dan leaflet
- Menjelaskan
kepada pasien
bagaimana cara
upaya
pencegahan
untuk mengatasi
penyakit
hipertensi
- Menjelaskan
kepada pasien
makanan yang
harus dihindari
atau dibatasi
untuk penyakit
hipertensi

(D.0114) hal 252 (L.12110) hal 142 (I.12361) hal 26 Diharapkan keluarga
Ketidakpatuhan b.d Setelah dilakukan Dukungan kepatuhan patuh dan mampu
ketidakadekuatan kunjungan rumah, program pengobatan bekerjasama dalam
pemahaman diharapkan tingkat Observasi: menjalankan
kepatuhan - Identifikasi program pengobatan
meningkat dengan kepatuhan menjalani .
kriteria hasil: program pengobatan
- Verbalisasi Terapeutik :
kemauan - Diskusikan hal-
mematui program hal yang dapat
atau perawatan/ mendukung atau
pengobatan menghambat
meningkat berjalannya
- Verbalisasi program
mengikuti pengobatan
anjuran Edukasi :
meningkat - Informasikan
program
pengobatan yang
harus dijalani
- Informasikan
manfaat yang
akan diperoleh
jika teratur
menjalani
program
pengobatan
- Anjurkan pasien
dan keluarga
melakukan
konsultasi ke
pelayanan
kesehatan
terdekat
jika perlu

5.IMPLEMENNTASI DAN EVALUASI


N HARI/TGL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
O
1 Selasa, 22 (D.0116) - Mengkaji respon S:
Februari 2022 emosional terkait - Keluarga
hal 256
Pukul : 17.00 kondisi saat ini mengatakan
WIB Manajemen - Mendengarkan kurang
kesehatan masalah, perasaan, memahami cara
keluarga tidak dan pernyataan merawat klien
efektif b.d keluarga dengan
ketidakefektifan - Memfasilitasi hipertensi
pola perawatan pengungkapan - Keluarga
kesehatan perasaan antara mengatakan
keluarga pasien dan keluarga makanan Ny. R
- Memberikan sama dengan
penjelasan pada anggota
keluarga tentang keluarga
hal-hal yang lainnya
berkaitan dengan - Ny. R
hipertensi mengatakan
- Menganjurkan khawatir
keluarga untuk tensinya
memeriksakan klien semakin tinggi
secara teratur - Keluarga
mengatakan
kurang
memahami cara
mengenal
masalah Ny. R
yang khawatir
tensinya akan
bertambah
tinggi

O : - Klien tampak
cemas
- Klien tampak
bingung
- TD : 160/100
mmHg
- N :80 x/menit
- RR: 20 x/menit
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
2 Selasa, 22 (D.0116) - Mengkaji respon S:
Februari 2022 emosional terkait - Keluarga
hal 256
Pukul : 17.00 kondisi saat ini mengatakan
WIB Manajemen - Mendengarkan sudah
kesehatan masalah, perasaan, memahami
keluarga tidak dan pernyataan tentang cara
efektif b.d keluarga memperhatikan
ketidakefektifan - Memfasilitasi diet, penjelasan-
pola perawatan pengungkapan penjelasan
kesehatan perasaan antara tentang
keluarga pasien dan keluarga hipertensi
- Memberikan - Keluarga
penjelasan pada mengatakan Ny.
keluarga tentang R masih
hal-hal yang memakan menu
berkaitan dengan makanan yang
hipertensi sama dengan
- Menganjurkan keluarganya.
keluarga untuk - Ny.R
memeriksakan klien mengatakan
secara teratur masih khawatir
akan kondisinya
O:
-
Klien tampak
cemas
- TD : 180/90
mmHg
- N : 80
- RR : 20
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan

1 Rabu, 23 (D.0116) - Mengkaji respon S:


Februari emosional terkait - Keluarga
hal 256
2022 kondisi saat ini mengatakan
Jam 16:30 Manajemen - Mendengarkan kurang memahami
WIB kesehatan masalah, perasaan,
cara merawat
keluarga tidak dan pernyataan
efektif b.d keluarga klien dengan
ketidakefektifan - Memfasilitasi hipertensi
pola perawatan pengungkapan - Ny. R mengatakan
kesehatan perasaan antara pasien khawatir tensinya
keluarga tentang dan keluarga semakin tinggi
penyakit - Memberikan - Keluarga
hipertensi penjelasan pada
keluarga tentang hal- mengatakan
hal yang berkaitan kurang memahami
dengan hipertensi cara mengenal
- Menganjurkan
masalah Ny. R
keluarga untuk
memeriksakan klien yang khawatir
secara teratur tensinya akan
bertambah tinggi

O:
- Klien tampak
cemas
- TD : 150/90
mmHg
- N : 89 x/mnt
- RR : 26 x/mnt
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan

2 Rabu, 23 (D.0114) - Mengidentifikasi S:


Februari kepatuhan menjalani - Keluarga
hal 256
2022 program pengobatan mengatakan
Jam 16:30 Ketidakpatuhan - Mendiskusikan hal hal makanan Ny. R
WIB b.d yang dapat
sama dengan
Ketidakadekuata mendukung atau
n pemahaman menghambat anggota keluarga
keluarga tentang berjalannya program lainnya yang
penyakit pengobatan dilarang oleh
hipertensi - Menginnformasikan dokter
program pengobatan - Klien mengatakan
yang harus dijalani sering melanggar
pantangan
makanan dari
dokter
O:
- TD : 150/90
mmHg
- N :89x/mnt
- RR : 26 x/mnt
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1 Kamis , 24 (D.0116) - Mengkaji respon S:
Februari emosional terkait - Keluarga
hal 256
2022 kondisi saat ini mengatakan
16.00 WIB Manajemen - Mendengarkan sudah
kesehatan masalah, perasaan,
memahami cara
keluarga tidak dan pernyataan
efektif b.d keluarga merawat klien
ketidakefektifan - Memfasilitasi dengan
pola perawatan pengungkapan hipertensi
kesehatan perasaan antara
keluarga pasien dan keluarga - semakin tinggi
tentang - Memberikan - Keluarga
penyakit penjelasan pada mengatakan
hipertensi keluarga tentang
sudah
hal-hal yang
berkaitan dengan memahami cara
hipertensi mengenal
- Menganjurkan masalah Ny. R
keluarga untuk yang khawatir
memeriksakan klien tensinya akan
secara teratur bertambah
- Memberikan penkes
tinggi
mengenai penyakit
hipertensi
O:
- Klien tampak
cemas
- TD : 150/90
mmHg
- N : 85 x/mnt
- RR : 24 x/mnt
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dihentikan

2 Kamis , 24 (D.0114) - Mengidentifikasi S:


Februari kepatuhan - Keluarga
hal 256
2022 menjalani program mengatakan
16.00 WIB Ketidakpatuhan pengobatan sudah
b.d - Mendiskusikan hal
mengetahui
Ketidakadekuat hal yang dapat
an pemahaman mendukung atau tentang diet
keluarga menghambat untuk orang
tentang berjalannya hipertensi
penyakit program - Klien
hipertensi pengobatan mengatakan
- Menginnformasikan akan pantang
program
makan
pengobatan yang
harus dijalani O:
- Memberikan penkes - TD : 150/90
tentang penyakit mmHg
hipertensi - N :85 x/mnt
- RR : 24 x/mnt
A : Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan
DOKUMENTASI HARI KE 1
DOKUMENTASI HARI KE 2
DOKUMENTASI HARI KE 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELUARGA DENGAN MASALAH HIPERTENSI

DOSEN PEMBIMBING:

Nurbani, S.Kep, M.Kep

DISUSUN OLEH :

ERITA ADRIANTI

191111003

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

2021/2022

LEMBAR PENGESAHAN
Satuan Acara Penyuluhan: pada keluarga dengan masalah hipertensi di Puskesmas
Singkawang Barat 1 telah disetujui dan di sahkan oleh pembimbing/CI puskesmas pada :

Hari, tanggal :25 Februari 2022

Tempat : Puskesmas Singkawang Barat 1

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Ners,Emi Rosanti S.Kep. Nurbani, S.Kep, M.Kep


NIP : 198008012006042017 NIP 197603282002122001

Mahasiswa

Erita Adrianti
NIM :191111003

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Masalah : Hipertensi

Pokok Pembahasan : Hipertensi

Sasaran : Keluarga Ny.R

Jam : 12.30 - Selesai

Waktu : 20 Menit

Tanggal : 22 FEBRUARI 2022

Tempat : Kediaman Ny.R

Pemateri : Mahasiswa

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh


darah vascular, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah menyebabkan
jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO (2015) menyatakan 1,3
Milyar orng di Dunia menderita Hipertensi data itu mengartikan 1 dari 3 orang di
Dunia terdiagnosis menderita Hipertensi. Di Indonesia hasil Riskesdas tahun
2018 Hipertensi mengalami kenaikan jika di bandingkan hasil riskesdas 2013
dari 25,8% menjadi 34,1%.

B. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan Keluarga Ny.R mampu


memahami dan mengerti tentang Hipertensi.

C. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit tentang Hipertensi, diharapkan


Keluarga Ny.R dapat:
1. Menjelaskan pengertian

2. Menyebutkan penyebab
3. Menyebutkan tanda dan gejala

4. Menyebutkan upaya pencegahan

5. Menjelaskan kenapa hipertensi harus di cegah

D. Materi Penyuluhan
Terlampir

E. Metode Penyuluhan

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

F. Media

1. Leaflet

G. Kegiatan penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
1. Pembukaan 3 1. Mengucapkan salam 1. Menjawa Kata-kata/
menit 2. Memperkenalkan diri b salam kalimat
3. Menyampaikan 2. Mendengarka
tentang tujuan pokok n dan
materi menyimak
4. Meyampakaikan 3. Bertanya
pokok pembahasan mengenai
5. Kontrak waktu perkenalan dan
tujuan jika ada
yang kurang
jelas
2. Pelaksanaan 12 Penyampaian Materi 1. Mendengarka Leaflet
menit 1. Menjelaskan n dan
pengertian menyimak
2. Menjelaskan 2. Bertanya
penyebab mengenai hal-
3. Menjelaskan tanda hal yang belum
dan gejala jelas dan
4. Menjelaskan dimengerti
faktor resiko
5. Menjelaskan upaya
pencegahan

3. Penutup 5 1. Tanya jawab 1. Sasaran dapat Kata-kata/


menit 2. Memberikan menjawab kalimat
kesempatan pada tentang
peserta untuk pertanyaan
bertanya yang diajukan
3. Melakukan evaluasi 2. Mendengar
4. Menyampaikan 3. Memperhatikan
kesimpulan 4. Menjawab
materi salam
5. Mengakhiri
pertemuan dan
mengucapkan salam

H. Evaluasi
Diharapkan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian Hipertensi
2. Menyebutkan penyebab Hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi
4. Menyebutkan cara pencegahan /Pengobatan Hipertensi
5. Menjelaskan Kenapa hipertensi harus di cegah
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan
darah, makin besar resikonya. (Amin & Hardhi 2015)

B. Penyebab
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.
1. Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Factor yang
mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktivitas saraf simpatis system
rennin. Antigiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Factor-faktor yang
meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alcohol dan polisitemia.
2. Hipertensi sekunder

Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan


hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

C. Tanda dan gejala


Menurut Dalyoko (2010), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
1. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
2. Sering gelisah
3. Wajah merah
4. Tengkuk terasa pegal
5. Mudah marah
6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur
8. Sesak napas
9. Rasa berat ditengkuk
10. Mudah lelah
11. Mata berkunang-kunang/ penglihatan kabur
12. Mimisan ( keluar darah dari hidung).

D. Faktor resiko
1. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dikontrol:
a. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun
wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause.
Harrison, Wilson dan Kasper mengatakan bahwa wanita yang belum
mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan
dalam meningkatkan kadarHigh Density Lipoprotein (HDL). Kadar
kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah
terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap
sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Dari
hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi
berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. Hipertensi lebih banyak terjadi
pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak
menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi
adalah wanita.Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah
menopause (Aisyah, 2009).
b. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi
orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari
orang yang berusia lebih muda. Peningkatan kasus hipertensi akan
berkembang pada umur lima puluhan dan enam puluhan. Dengan
bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi (Suzanne &
Brenda, 2001).
c. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan
dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan hipertensi
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari
pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat
hipertensi.Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan
riwayat hipertensi dalam keluarga (Aisyah, 2009).
2. Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol:
a. Obesitas
Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori
sehingga mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya
aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat.Obesitas dapat memperburuk
kondisi lansia.Kelompok lansia karena dapat memicu timbulnya berbagai
penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi. (Aisyah,
2009)
b. Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah.Perokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko
terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.Merokok
menyebabkan hipertensi karena nikotin yg terkandung di dalam rokok
memiliki kecenderungan untuk menyempitkan pembuluh darah dan arteri
yang dapat menyebabkan plak.Plak menyempitkan pembuluh
darah.Nikotin juga memiliki kemampuan untuk merangsang produksi
hormon epinefrin juga dikenal sebagai adrenalin yang menyebabkan
pembuluh darah mengerut (Aisyah, 2009).
c. Mengkonsumsi garam berlebih
Dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hipertensi) kita di
wajibkan untuk membatasi asupan natrium ( garam) hanya 2/3 sendok teh
atau setara dengan 1500 mg natrium
d. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara
intermiten (tidak menentu).Stres yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Hal ini dapat dihubungkan
dengan pengaruh stres yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di
kota. Menurut Aisyah (2009) mengatakan stresakan meningkatkan
resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan
menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini dapat berhubungan
dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal.
e. Penyakit jasmani
Penyakit jasmani merupakan penyakit yang dapat menyebabkan
meningkatkan hipertensi yaitu asam urat, arterosklerosis, hiperkolesterol
dan hiperuresemi. Asam urat dapat menyebabkan peningkatan hipertensi
karena asam urat akan menyumbat aliran darah ke jantung sehingga
jantung akan bekerja lebih keras dalam memompa jantung. Dengan
demikian tekanan darah akan meningkat (Suzanne & Brenda, 2001).

E. Upaya Pencegahan
1. Cek Kesehatan secara berkala
2. Hindari Kegemukan
3. Hindari rokok dan alkohol.
4. Hindari stress
5. Olah raga teratur / Aktifitas fisik
6. Batasi pemakaian garam
7. Istirahat cukup
F. Diet Hipertensi.
1. Pengertian.
Diet Hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang bertujuan untuk
membatu menurunkan takanan darah dan mempertahankan tekanan darah
menuju normal, selain itu diet hipertensi juga bertujuan untuk menurunkan
factor resiko hipertensi lainnya seperti berat badan berlebih, tinggi kolestrol
dan Asam Urat dalam darah.

2. Tujuan.
Membantu Menghilangkan Nutrisi garam / mengurangi air dalam jaringan
tubuh dan menurunkan tekaan darah pada hipertensi.

3. Syarat- Syarat Diet.


a. Cukup energy, Protein, Mineral dan Vitamin
b. Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit
c. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat ringannya Hipertensi

Makanan yang dianjurkan / Boleh di konsumsi :


a. Pisang
b. Sayuran Hijau kecuali daun singkong , daun melinjo dan bijinya
c. Buah- buahan kecuali buah durian
d. Yogurt dan olahan susu lainnya yang rendah lemak
e. Susu Skim
f. Oatmeal
g. Ikan

4. Makanan yang di Hindari /Dibatasi


1. Makanan yang mengandung garam, seperti makanan cepat saji,
makanan kemasan.
2. Makanan yang banyak mengandung Gula
3. Makanan Berlemak
4. Makanan dan Minuman mengandung Alkohol
5. Contoh jus Penurun Hipertensi yang mudah di buat dan di peroleh
bahan – bahan nya :
1. Jus Apel dan Seledri
1 buah apel ukuran sedang di tambah 2-3 sendok irisan seledri
2. Jus belimbing dan Timun
3- 4 iris belimbing buah di tambah 5-7 iris mentimun segar bisa di
tambah perasan jeruk nipis sesuai selera
3. Jus timun Seledri

5-7 iris mentimun segar ditambah 2-3 sendok irisan seledri.


Koesioner
I. Pengetahuan hipertensi
No. Pertanyaan B S
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi
2. Apa penyebab hipertensi
3. Bagaimana tanda dan gejala hipertensi
4. Bagaimana cara penanganannya ?
5. Bagaimana cara mencegah hipertensi
6. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan
hipertensi ?
7. Apakah anda tahu bagaimana seseorang dapat
menderita hipertensi ?
8. Menghindari stress dapat mencegah
peningkatan tekanan darah ?
9. Kapan harus minum obat hipertensi ?
10 Apa yang di maksud diet hipertensi ?
11 Kenapa Harus Diet ?
12 Makanan apa yang boleh / di anjurkan?
13 Makanan apa yang harus di batasi ?
14 Bagaimana cara mencegah komplikasi ?
DAFTAR PUSTAKA

Aris, S. 2007. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: PT
Intisari Mediatam.
Armilawaty. 2007. Hipertensi dan Faktor Resiko Dalam Kajian Epidemiologi. Bagian
Epidemiologi FKM UNHAS http//ridwanamiruddin. com/2007/12/08 hipertensi-dan-
faktor-risikonya-dalam-kajian-epidemiologi/, (online) diakses tanggal 12 Oktober
2012
Keleher, H., MacDougall, C., & Murphy, B. 2007. Understanding Health Promotion.
Victoria, Australia : Oxford University Press.
Notoadmodjo, Sukidjo. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Renika Cipta :
Jakarta.
PENYULUHAN KESEHATAN
PADA KELUARGA NY.R DENGAN HIPERTENSI
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGKAWANG
BARAT 1
OLEH :
ERITA ADRIANTI
191111003
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2022

Anda mungkin juga menyukai