Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

Disusun oleh :
Jelang Senja S
NIM 2019.02.020

S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BANYUWANGI

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan praktek klinik keperawatan anak “HIPERTENSI” berikut


ini disusun oleh:

Nama : Jelang Senja Syahputra

Nim : 201902020

Judul Lp: HIPERTENSI

Telah diperiksa dan di sahkan oleh pembimbing:

Pembimbing Lahan :

Pembimbing Institusi :

Hari :

Tanggal :

Banyuwangi, Juli 2021

Pembimbing Lahan Pembimbing


Institusi

Mahasiswa

2
LEMBAR KONSULTASI LAPORAN PENDAHULUAN

NAMA : Jelang Senja Syahputra

NIM : 201902020

PRODI : S1 Keperawatan

JUDUL LP : HIPERTENSI

No Hari/tanggal Pembimbing Perbaikan/masukan TTD

3
1.1 Definisi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah


sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat/tenang. Hipertensi juga masih menjadi tatangan besar di
Indonesia, hal tersebut ditandai dengan banyaknya data yang sering ditemui
pada pelayanan kesehatan ( Riskesdas,2013 ).
WHO menyatakan bahwa hipertensi merupakan salah satu penyebab
kematian nomor satu di dunia. Data Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure VII mengatakan
hampir 1 milyar penduduk dunia mengidap hipertensi. Sementara itu, hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan prevalensi
hipertensi pada penduduk berusia 18 tahun ke atas di Indonesia sebesar 25,8%.

Hipertensi memang bukan penyakit pembunuh sejati, tetapi ia digolongkan


sebagai The Sillent Killer ( pembunuh diam – diam ). Penyakit ini gejalanya
tidak nyata dan harus diwaspadai serta perlu diobati sedini mungkin karena
hipertensi yang kronis jika diabaikan, secara tiba – tiba akan membawa
malapetaka, seperti serangan jantung dan stroke. ( Aziza, Lucky, 2007 ).

1.2 Anatomi dan Fisiologi

Jantung adalah organ otot yang memiliki rongga dan berukuran sebesar
kepalan tangan. Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh
darah dengan kontraksi yang berirama dan berulang. Jantung normal terdiri
dari empat ruang, 2 ruang jantung atas dinamakan atrium dan 2 ruang jantung

4
di bawahnya dinamakan ventrikel, yang berfungsi sebagai pompa. Dinding
yang memisahkan kedua atrium dan ventrikel menjadi bagian kanan dan kiri
dinamakan septum.

Gambar 1 Jantung

Batas-batas jantung:
a. Kanan : vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava inferior
(VCI)
b. Kiri : ujung ventrikel kiri
c. Anterior : atrium kanan, ventrikel kanan, sebagian kecil ventrikel kiri
d. Posterior: atrium kiri, 4 vena pulmonalis
e. Inferior : ventrikel kanan yang terletak hampir horizontal sepanjang
diafragma sampai apeks jantung
f. Superior : apendiks atrium kiri

Darah dipompakan melalui semua ruang jantung dengan bantuan keempat


katup, yang berfungsi mencegah darah tidak kembali ke belakang dan
menjaga agar darah tersebut mengalir ke tempat yang dituju. Keempat katup
ini adalah katup tricuspid yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel
kanan pada jantung, katup pulmonal, terletak di antara ventrikel kanan dan
arteri pulmonal, katup mitral yang terletak di antara atrium kiri dan ventrikel
kiri dan katup aorta, terletak di antara ventrikel kiri dan aorta. Katup mitral
memiliki 2 daun (leaflet), yaitu leaflet anterior dan posterior. Katup lainnya
memiliki tiga daun (leaflet).

5
1.3 Etiologi

Terdapat beberapa faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin,


riwayat keluarga, genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol),
kebiasaan merokok, konsumsi garam yang berlebih, konsumsi lemak jenuh,
penggunaan minyak goreng yang berulang, kebiasaan konsumsi minum-
minuman beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres, penggunaan
estrogen.
Hipertensi diklasifikasikan terbagi menjadi:
a. Hipertensi primer / hipertensi esensial
Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun
dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hid up seperti kurang bergerak
(inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita
hipertensi.
b. Hipertensi sekunde / hipertensi non-esensial
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10% penderita
hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%,
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu
(misalnya pil KB).
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolk (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi Stadium 1 140 – 159 90 – 90
Hipertensi Stadium 2 ≥160 ≥100

1.4 Manifetasi Klinis


Sebagian besar penderita hipertensi pada umumnya tidak sadar bahwa sedang
mengalami hipertensi. Akan tetapi penderita hipertensi hanya merasa gejala-
gejala yang umum seperti:

a. Sakit kepala

6
b. Nyeri atau berat di tengkuk
c. Sulit untuk tidur
d. Mudah lelah dan marah
e. Tinnitus (telinga terasa berdenging)
f. Mata berkunang-kunang
g. Epistaksis (mimisan)
h. Gemetar
i. Nadi cepat setelah aktivitas
j. Sesak napas
k. Mual, dan muntah

1.5 Klasifikasi Hipertensi


Klasifikasi hipertensi menurut WHO, yaitu:
1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140
mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149
mmHg dan diastolik 91-94 mmHg
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau
sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and
Treatment of Hipertension, yaitu:
1. Diastolik
a. < 85 mmHg : Tekanan darah normal
b. 85 – 99 mmHg : Tekanan darah normal tinggi
c. 90 -104 mmHg : Hipertensi ringan
d. 105 – 114 mmHg : Hipertensi sedang
e. >115 mmHg : Hipertensi berat
2. Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)
a. < 140 mmHg : Tekanan darah normal
b. 140 – 159 mmHg : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
c. > 160 mmHg : Hipertensi sistolik teriisolasi

7
Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang
mendadak (sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pada penderita
hipertensi, yg membutuhkan penanggulangan segera yang ditandai oleh
tekanan darah yang sangat tinggi dengan kemungkinan timbulnya atau telah
terjadi kelainan organ target (otak, mata (retina), ginjal, jantung, dan pembuluh
darah).
Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya
tekanan darah, diantaranya yaitu:
1. Hipertensi Emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera dengan obat
antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ target akut atau
progresif target akut atau progresif. Kenaikan TD mendadak yg disertai
kerusakan organ target yang progresif dan di perlukan tindakan penurunan TD
yg segera dalam kurun waktu menit/jam.
2. Hipertensi Urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna tanpa
adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif bermakna tanpa
adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif dan tekanan
darah perlu diturunkan dalam beberapa jam. Penurunan TD harus dilaksanakan
dalam kurun waktu 24-48 jam (penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan
lebih lambat (dalam hitungan jam sampai hari).
1.6 Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah


terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatif, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetikolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstruksi pembuluh darah.
8
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
renspon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu dengan
Hipertensi sangat sensitive terhadap noepinifrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana
system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsangan
emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivits
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang
dapat memperkuat respons vasokontriktor pembuluh darah.
Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah keginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin
I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang
pada gilirnnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut mencetuskan keadaan
hipertensi. (Bruner & Suddhart, 2001, hal. 898).

1.7 Komplikasi

Menurut Elisabeth J Corwin komplikasi hipertensi terdiri dari stroke, infark


miokard, gagal ginjal, ensefalopati (kerusakan otak) danpregnancy-included
hypertension (PIH) (Corwin, 2005).

a. Stroke

Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh berkurangnya atau
berhentinya suplai darah secara tiba-tiba. Karena berkurang atau berhentinya
suplai darah ke otak inilah, jaringan otak yang mengalami hal ini akan mati dan
tidak dapat berfungsi lagi (Shanty, 2011).

b. Infark miokardium

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat
mensuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang
9
menyumbat aliran darah melalu pembuluh tersebut. Akibathipertensi kronik dan
hipertensi ventrikel, maka kebutuha oksigen miokardium mungkin tidak dapat
dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian
juga, hipertrofi dapat menimbulkan perubahaan-perubahan waktu hantaran listrik
melintasi ventrikel sehingga terjadi distritmia, hipoksia jantung dan peningkatan
risiko pembentukan bekuan (Corwin, 2015).

1.8 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa


hipertensi menurut Doenges (2000) antara lain :
a. EKG : Hipertropi ventrikel kiri pada keadaan kronis lanjut.
b. Kalium dalan serum : meningkat dari ambang normal.
c. Pemeriksaan gula darah post prandial jika ada indikasi DM.
d. Urine :
a) Ureum, kreatinin : meningkat pada keadaan kronis dan lanjut dari
ambang normal.
b) Protein urine : positif

1.9 Penatalaksanaan Medis

Terdapat 2 penatalaksanaan Yng dapat dilakukan guna penyembuhan


pasien hipertensi yaitu non-farmakologi dan farmakologi:

a. Non Farmakaologi
a) Diet (DASH)
Mengatur pola makan dengan mengkonsumsi lebih banyak buah,
sayur-sayuran, susu rendah lemak, gandum, dan kacang-kacangan,
dibandingkan dengan daging merah dan makanan yang mengandung
lemak jenuh serta kolesterol tinggi.
b) Exercise (latihan fisik/olahraga)

10
Dianjurkan latihan secara teratur (3-4 kali seminggu) selama
kurang lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai dengan Continous,
Rhythmical, Interval, Progresive, Endurance (CRIPE). Training sesuai
dengan kemampuan pasien. Sebagai contoh adalah olah raga ringan
jalan kaki biasa selama 30 menit. Hindarkan kebiasaan hidup yang
kurang gerak atau bermalas-malasan.
c) Terapi
Melakukan terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk
mengendalikan stres.

b. Farmakologi

Beberapa penderita hipertensi terkadang harus mengkonsumsi obat


untuk seumur hidup akan tetapi dosis dapat dikurangi ataupun dihentikan
apabila hipertensi yang diderita sudah terkendali dan penderita mulai
mengubah pola hdup kearah yang sehat. Adapun beberapa jenis obat untuk
penderita hipertensi:

a) Diuretik
Obat ini bekerja membuang kelebihan garam dalam cairan di tubuh
melalui urine. Di antara jenis obat diuretik adalah hydrochlorothiazide.
b) Antagonis Kalsium

Obat ini memiliki fungsi menurunkan tekanan darah dengan


melebarkan pembuluh darah. Beberapa contoh obat ini
adalah amlodipine dan nifedipine.

c) Beta Blocker

Berfungsi menurunkan tekanan darah dengan melebarkan pembuluh


darah dan memperlambat detak jantung. Contoh obat golongan beta-
blocker adalah atenolol dan bisoprolol.

d) ACE inhibitor

11
Model obat ini berfungsi menurunkan tekanan darah dengan cara
membuat dinding pembuluh darah lebih rileks. Contoh obat golongan ini
adalah captopril dan ramipril.

12
BAB 2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses
keperawatan untuk mendapatkan informasi dan data – data terkait pasien
pasien yang kemudian hasil data tersebut diidentifikasi dan dikaji sesuai
kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi pasien baik bio, psiko, sosio,
dan kultural.
1. Identitas
Untuk mengetahui latar belakang pasien mengenai nama, jenis
kelamin, alamat, status perkawinan pendidikan, pekerjaan, dan lain
sebagainya tentang pasien
2. Keluhan Utama
Keluahan utamanya jika dalam kondisi hiperglikemi biasanya
mengeluhkan penglihtaan kabur, lemas, rasa haus, banyak kencing
dan dehidrasi. Namun, apabila dalam kondisi hipoglikemi, pasien
biasanya mengeluhkan tremor, takikardu, gelisah, rasa lapar, sakit
kepala, susah berkonsentrasi, perubahan emosional, penurunan
kesadaran.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Mengenai proses perjalanan penyakit yang dapat mempengaruhi
status kondisi terkini pada pasien. Pada umumnya pasien MRS
dengan keluhan utama gatal – gatal pada kulit yang disertai bisu
kemudian lama tidak sembuh, adanya rasa kesemutan. Berat, mata
terasa kabur, dan kelemahan tubuh. Pasien juga mengeluhkan
poliuri, polidipsi, anoreksia, mual dan muntah, BB menurun, diare
terkadang disertai nyeri perut, kram otot, gangguan tidur/istirarahat,
merasa kehausan, dan pusing/sakit kepala.
4. Riwayat Penyakit Dahulu

13
Kemungkinan adanya penyebab gangrene maupun diabetes
mellitus dapat terjadi saat kehamilan, kelainan pancreas, gangguan
penerimaan insulin, gangguan hormonal, konsumsi obat – obatan
seperti glukokortiroid, thiazide, beta bloker, dan lain sebagainya.
5. Riwayat Keshatan Keluarga
Adanya riwayat genetik atau anggota keluarga yang memiliki
penyakit diabetes mellitus
6. Pola Fungsi Kesehatan
Untuk mengetahui pola dalam kehidupan sehari – hari pasien
yang dapat mempengaruhi keadaan kesehatan pasien yang dinilai
dari berbagai aspek diantaranya nutrisi, eliminasi, aktivitas,
istirahat, kebersihan diri, kognitif, konsep diri, hubungan peran,
seksualitas, koping, dan keyakinan.
7. Status Kesehatan Umum
Mengkaji keadaan umum pasien, tingkat kesadaran, tanda –
tanda vital
8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang dilakukan secara obyektif untuk
mendapatkan data terkait kondisi pasien yang meliputi inspeksi,
palpasi, auskultasi, perkusi. Biasanya pada bagian – bagian tertentu
seperti sistem muskuloskeletas telah mengalami berbagai masalah
seperti adanya jejas, jaringan nekrotik, luka, dan lain sebagainya.
9. Pemerikasaan Penunjang
Pemeriksaan yang digunakan untuk menguatkan status kondisi
pasien seperti adanya pemeriksaan radiologi X-ray, CT Scan dan
lain sebagainya.

2.2 Diagnosa Keperawatan


a. D.0077 Nyeri Akut
b. D.0055 Gangguan Pola Tidur

14
1.10 Intervensi

Diagnosa LUARAN Intervensi


No
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 D.0077 Nyeri Tujuan : Manajemen Nyeri (I..08238)
Akut Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
Observasi
3 x 24 jam, maka nyeri pasien dapat teratasi
dengan kriteria hasil : - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

Tingkat Nyeri (L.08066) kualitas, intensitas nyeri

1. Keluhan nyeri menurun pada skala 5 - Identifikasi skala nyeri


2. Meringis menurun pada skala 5
Terapeutik
3. Sikap proteksit menurun pada skala 5
4. Gelisah menurun pada skala 5 - Fasilitasi istirahat dan tidur
5. Kesulitan tidur menurun pada skala 5
Edukasi

- Jelaskan strategi meredakan nyeri


- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

Kolaborasi

15
- Kolaborasi pemberian analgetic bila perlu
-

2 Gangguan Pola Tujuan : Dukungan Tidur I.05174


Tidur (D.0055)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x Observasi :
24 jam gangguan pola tidur dapat dihilangka
- Identifikasi factor pengganggu tidur
dengan kriteria hasil:
Teraputik :
1. Keluhan sulit tidur menurun pada skala 1 - Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau
2. Keluhan sering terjaga menurun pada skala 1 Tindakan untuk menunjang siklus tidur terjaga
3. Keluhan sering terjaga menurun pada skala 1
Edukasi

- Jelaskan pentingnya tidur selama sakit

16
PATHWAY

Stres, merokok, usia, jenis


kelamin, riwayat keluarga,
Hipertensi Otak Resistensi
makanan, konsumsi garam
pembuluh darah
berlebih, makan berlemak,
otak naik
obesitas, penggunaan esterogen.

Kerusakan vaskuler pembuluh


Afterload darah.
Nyeri akut Gangguan
meningkat
Pola Tidur

Penyumbatan pembuluh darah Pembuluh Darah


Penurunan
Curah Jantung

Vasokonstriksi Sistemik

17
Gangguan Sirkulasi Vasokonstriksi
18
19

Anda mungkin juga menyukai