Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MANDIRI KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Hipertensi


Menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI

Oleh :

NAMA : M. SUKRI HIDAYAT


NIM : 210102383

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

PEKANBARU

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

System kardiovaskular merupakan suatu system transport tertutup yang terdiri atas jantung,
komponen darah, dan pembuluh darah (Muttaqin, 2009). Fungsi system kardiovaskuler adalah
memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang
diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima
aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan
adekuat. System kardiovaskular yang berfungsi sebagai system regulasi melakukan mekanisme yang
bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak
dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk memelihara system sirkulasi organ
tersebut.

Jantung berfungsi melakukan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Proses sirkulasi ini akan bekerja
dengan baik jika proses pemompaan berlangsung dengan baik. Jika pemompaan ini tidak sempurna,
distribusi oksigen akan menurun yang dikompensasi oleh jantung dengan meningkatkan kecepatan
respirasi. Apabila proses kompensasi terjadi terus menerus, pada akhirnya jantung akan gagal melakukan
pemompaaan. Pompa jantung bekerja melalui tahapan yang disebut siklus jantung yang terdiri dari sistol
dan diastole (Ronny, dkk, 2008).

Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir mencapai semua
jaringan tubuh manusia. Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup
(sistol). Adapaun tekanan darah diastolic adalah tekanan darah pada saat jantung mengendor kembali
(diastole). Tekanan darah manusia dapat digolongkan menjad tiga kelompok, yaitu tekanan darah rendah
(hipotensi), normal (normotensi), dan tinggi (hipertensi) (Gunawan, 2001).

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi Hipertensi ?
2. Apa etiologi Hipertensi?
3. Bagaimana patofisiologi Hipertensi?
4. Apa saja tanda dan gejala Hipertensi?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien dengan Hipertensi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi Hipertensi
2. Untuk mengetahui etiologi Hipertensi
3. Untuk mengetahui patofisiologi Hipertensi
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala Hipertensi
5. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada klien dengan Hipertensi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Hipertensi

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau
tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003).

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Smeltzer, 2001).

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolic >90 mmHg, atau bila
pasien memakai obat antihipertensi.

Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection (JIVC) sebagai tekanan yang lebih
tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentan dari tekanan
darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi maligna.

B. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi menurut WHO

1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan diastolik kurang
atau sama dengan 90 mmHg
2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan diastolik 91-94
mmHg.
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan
diastolik lebih besar atau sama dengan 95 mmHg.
Klasifika menuru The Join National Committee on the Detectio and Treatment of Hipertension
Diastolik :
a. <85 mmHg : Tekanan darah normal
b. 85-99 mmHg : Tekanan darah normal tinggi
c. 90-104 mmHg : Hipertensi ringan
d. 105-114 mmHg : Hipertensi sedang
e. >115 mmHg : Hipertensi berat

Sistolik (dengan tekanan diastolic 90 mmHg) :

a. <140 mmHg : Tekanan darah normal


b. 140-159 mmHg : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
c. >160 mmHg : Hipertensi sistolik terisolasi

C. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik). Hipertensi terjadi
sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa factor
yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik : Respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau transport Na.
2. Obesitas : Terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah meningkat
3. Stres Lingkungan
4. Hilangnya elastisitas jaringan dan arteosklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

1. Hipertensi Esensial (Primer)


Penyebab terjadinya tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetic,
lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin amgiotensin, efek dari ekskresi
Na, obesitas, merokok, dan stress.
2. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu
pil. Gangguan endokrin, dll.

D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor,
pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jarak saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinal gangli simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan
pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi
sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa
terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi, Korteks adrenal mensekresi
kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon
ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra
vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah
a. Peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg
b. Sakit kepala
c. Epistaksis
d. Pusing
e. Rasa berat ditengkuk
f. Sukar tidur
g. Mata berkunang-kunang
h. Lemah dan lelah
i. Muka pucat
j. Suhu tubuh rendah

F. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain
penentuan tekanan darah oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan
pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan.
Dalam kenyataan nya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

A. Pengkajian
a. Identitas Pasien
 Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu:
Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Keluarga/orang terdekat,
alamat, nomor rekam medis
b. Sirkulasi
 Gejala:
Riwayat TD, Takikardi, perubahan warna kulit, suhu dingin.
c. Integritas Ego
 Gejala
Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, factor stress multiple
 Tanda
Suasana hati, gelisah, penyempitan kontineu perhatian, tangisan yang meledak, otot
muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara
d. Eliminasi
 Gejala:
Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
e. Makanan/Cairan
 Gejala
Makanan yang disukai yang dapat mancakup makanan tinggi garam, lemak, dan
kolesterol
 Tanda
BB normal atau obesitas dan adanya oedem
f. Neurosensory
 Gejala
Keluhan pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan
 Tanda
Perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal optic
g. Nyeri/ketidaknyamanan
 Gejala
Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri abdomen
h. Pernapasan
 Gejala
Dyspnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, batuk, riwayat
merokok
 Tanda
Bunyi napas tambahan, sianosis, distress respirasi
i. Keamanan
 Gejala
Gangguan koordinasi, cara jalan
 Tanda
Episode paresthesia unilateral transien, hipotensi postural

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler cerebral
2. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningktakan
afterload, vasokontraksi, iskemiokard
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen

C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional

1. Nyeri berhubungan dengan 1. Perhatikan bed rest selama fase akut 1. Bed rest adekuat dan
peningkatan tekanan vaskuler cerebral 2. Berikan tindakan kenyamanan untuk tindakan kenyamanan
mengurasi sakit kepala seperti: membantu
Tujuan: massase, elevasi kepala, kompres merelaksasikan otot
a. Melaporkan nyeri hangat, teknik relaksasi. dan menurunkan
b. Mengungkapkan metode yang 3. Kurangiaktivitas yang merangsang kecemasan
memberikan pengurangan aktivitas simpatis yang makin 2. Terapi untuk
memperberat sakit kepala seperti mengurangi nyeri
Kriteria hasil:
batuk lama kepala, menurunkan
a. Rasa nyeri pada kepala hilang 4. Bantu klien saat ambulasi kecemasan,
b. Pasien mengikuti metode untuk 5. Kolaborasi pemberian retapi membantu tidur, dan
mengurangi rasa nyeri menilai komplikasi
pada mata

2. Resiko tinggi terhadap penurunan 1. Monitor TTV 1. Peningkatan tekanan


curah jantung berhubungan dengan 2. Auskultasi suara nafas dan bunyi darah meningkatkan
peningktakan afterload, vasokontraksi, jantug preloaddan beban
iskemiokard 3. Observasi warna kulit, kelembapan, kerja jantung
suhu kulit, dan waktu pengisian 2. Diet rendah garam
Tujuan: kembali kapiler dan pembatasan
a. Afterload tidak meningkat 4. Berikan lingkungan yang tenang dan cairan mencegah
b. Tidak terjadi vasokonstriksi nyaman peningkatan volume
c. Tidak terjadi iskemia miokard 5. Pertahankan pembatasan aktivitas cairan ekstraseluler
6. Berikan diet sesuai yang dapat
Kriteria hasil:
7. Kolaborasi dalam pemberian meningkatkan
a. Klien berpartisipasi dalam aktivitas pengobatan tekanan darah
yang menurunkan tekanan darah / 3. Efek samping obat
beban kerja jantung yangmembahayakan
b. Mempertahankan TD dalam rentang harus dikaji dan
individu yang dapat diterima dilaporkan
c. Memperlihatkan frekuensi jantung
stabil dalam rentang normal

3. Intoleransi aktifitas berhubungan 1. Kaji respon klien terhadap aktivitas, 1. Tanda dan gejala
dengan kelemahan umum, catat: denyut nadi, keluhan sesak tersebut
ketidakseimbangan antara suplai dan napas, nyeri dada, keletihan yang mengindikasikan
kebutuhan oksigen sangat penurunan curah
2. Anjurkan klien menggunakan teknik jantung dan perfusi
Tujuan: penghematan tenaga saat beraktifitas jaringan
a. Aktivitas pasien tepenuhi 3. Berikan bantuan sesuai aktifitas 2. Penghematan energy
mengurangi konsumsi
Kriteria hasil:
oksigen miokard
a. Klien dapat berpartisipasi dalam 3. Memberikan bantuan
aktivitas yang diinginkan hanya sebatas
b. Melaporkan peningkatan dalam kebutuhan akan
toleransi aktivitas yang dapat mendorong
diukur kemandirian dalam
melakukan aktivitas

D. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan adalah penerapan tindakan-tindakan perawatan yang telah direncenakan. Pada
tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah melakukan tindakan-tindakan keperawatan yang telah
direncenakan dan dilanjutkan dengan pendokumentasian semua tindakan yang telah dilakukan
beserta hasil-hasilnya.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi asuhan keperawatan adalah tahap akhir proses keperawatan yang bertujuan untuk
menilai hasil akhir dari keseluruhan tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Tahap evaluasi
merupakan indicator keberhasilan dalam penggunaan proses keperawatan.
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama : Ny. T
b. Usia : 80 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Suku : Bugis
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SD
g. Pekerjaan : IRT
h. Status : Sudah Menikah
i. Alamat : Jl. Babussalam IV No. 7
j. No. RM : 120105
k. Tgl. MRS : 18 Desember 2020
l. Diagnosa
: Hipertensi

2. Riwayat Kesehatan
a.Keluhan : Nyeri kepala, kaku kuduk
b. Riwayat Penyakit Sekarang : Penyakit ini dirasakan ±10 tahun yang lalu. Apabila penyakitnya
kambuh, klien sering berobat ke Puskesmas. Klien merasakan nyeri pada bagian kepala dan tengkuk
terasa tegang. Nyeri yang dirasakan bersifat hilang timbul. Nyeri akan terasa apabila tekanan darahnya
naik dan banyak beraktifitas dan nyeri akan berkurang apabila klien beristrirahat. Skala nyeri yang
dirasakan sedang (3).
c.Riwayat kesehatan yang lalu : Influenza, demam, dan pernah jatuh di kamar tapi tidak parah
d. Riwayat Kesehatan Lingkungan : Pasien tinggal bersama keluarga, pasien mengatakan lingkungan
rumahnya bersih

3. Pemeriksaan Fisik
a.TD : 180/90 mmHg
b. Pernapasan : 24 x/menit
c.Nadi : 88 x/menit
d. Suhu : 36ºC
e.BB : 45 Kg
f. TB : 155 cm

4. Pemeriksaan Per Sistem


a.Hidung
 Inspeksi : simetris, tidak tampak cuping hidung, tidak tampak adanya polip
 Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
b.Leher
 Inspeksi : tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid
 Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat massa atau benjolan
c. Dada
 Inspeksi : bentuk dada normal, gerakan dada sesuai irama
 Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba adanya massa
d.Cardiovaskuler
 Inspeksi : conjungtiva tampak anemis
 Palpasi : arteri karotis teraba berdenyut
 Auskultasi : normal
e. Persyarafan
 Tingkat Kesadaran : Composmentis
 GCS : 15

B. Analisa Data

Data Etiologi Masalah

DS :
1. Klien mengatakan nyeri kepala
2. Klien mengatakan
tengkuk terasa tegang
3. Klien mengtakan
nyeri hilang timbul

DO :

1. Ekspresi klien tampak


Peningkatan Tekanan
meringis
darah Nyeri
2. Conjungtiva anemis
3. Klien tampak lemah
4. Skala nyeri sedang : 3
5. TD : 180/90
mmHg
6. Pernapasan : 24
x/menit
7. Nadi : 88 x/menit
8. Suhu : 36ºC

DS : Proses penuaan Gangguan Mobilitas fisik

1. Klien mengatakan tidak mampu


mengangkat beban yang berat
2. Klien mengatakan kaku pada
persendian lutut
3. Klien mengatakan tidak dapat leluasa
beraktivitas

DO :

1. Klien kaku menggerakkan lutut


2. Klien berjalan pelan
3. Posisi tubuh sedikit membungkuk
4. TB : 155 Cm
5. BB : 45 Kg

DS :
1. Klien sering bertanya tentang
penyakitnya
2. Klien mengatakan dirinya cemas Perubahan status
Ansietas
dengan keadaannya kesehatan

DO :

1. Klien tampak gelisah

C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan serebral
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan fungsi system muskuloskeletal
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
D. Intervensi Keperawatan

Rencana Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

Kriteria Hasil : 1. Kaji tingkat nyeri, penyebab, 1. Membantu menentukan intervensi

1. Klien mengatakan nyeri kualitas, lokasi durasi, skala selanjutnya

kepala hilang 2. Observasi TTV 2. Perubahan frekuensi TTV


Gangguan Rasa
2. Ekspresi wajah tampak 3. Ajarkan teknik relaksasi nafas mempengaruhi tingkat nyeri
nyaman nyeri b/d
tenang dalam 3. Dapat merilekskan otot-otot
peningkatan
3. Tengkuk tidak terasa 4. Anjurkan klien untuk beristirahat sehingga dapat mengurangi nyeri
tekanan serebral
tegang 4. Meminimalkan stimulasi dapat
4. TTV dalam batas memacu peningkatan kerja
normal jantung

E. Implementasi Keperawatan

Hari/Tanggal No. Dx Jam Implementasi

 Mengkaji tingkat nyeri


 Mengobservasi TTV
Jum’at/
I 09.00  Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalammenganjurkan klien
18 desember 2020
untuk istirahat, dan mengurangi aktivitas berlebihan

 Mengkaji tingkat nyeri


Sabtu/  Mengobservasi TTV
I 14.20
19 desember 2020  Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalammenganjurkan klien
untuk istirahat, dan mengurangi aktivitas berlebihan

F. Evaluasi Keperawatan

Hari/Tanggal No. Dx Jam Evaluasi

S:
Jum’at/ I 09.30
Klien mengatakan masih nyeri kepala
18 desember 2020
Klien mengatakan tengkuk masih tegang
O:
Ekspresi wajah klien masih meringis
TD : 165/95 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 36.2ºC

A : Masalah nyeri Belum Teratasi


P : Intervensi dilanjutkan
S:
Klien mengatakan nyeri sudah tidak ada
O:
Ekspresi wajah klien tenang
TD : 125/93 mmHg
Sabtu/
I 14.40 N : 82 x/menit
19 desember 2020
RR : 22 x/menit
S : 36.1ºC

A : Masalah sudah teratasi


P : Intervensi dihentikan
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah di atas normal atau tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Hipertensi berdasarkan
penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang tidak
diketahui secara pasti. Dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyebab spesifk tertentu.

Anda mungkin juga menyukai