Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER:HIPERTENSI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Diajukan kepada Dosen Pembimbing Afrieani Deasy, S.Kep., Ners., MAN

DISUSUN OLEH:

Mas’an Sauqi Subastian (E.0105.20.024)

D3 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI
Jl. Kerkof No.243 Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan Kota Cimahi Jawa Barat 40532
A. KONSEP PENYAKIT

1. DEFINISI
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko
tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit
saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar
resikonya. (Sylvia A.price)
Tekanan darah merupakan salah atu parameter hemodinamika yang sederhana
dan mudah dilakukan pengukuranya. Tekanan darah menggambarkan situasi
hemodinamika seseorang saat itu. Hemodinamika adalah suatu keadaaan dimana
tekanan darah dan aliran darah dapat mempertahankan perfusi atau pertukaran zat
didalam tubuh.
Hipertensi merupakan keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada
pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah.
Pengobatan awal pada hipertensi sangatlah penting karena dapat mencegah timbulnya
komplikasi pada beberapa organ tubuh seperti jantung, ginjal dan otak. Penyelidikan
epiologis membuktikan bahwa tingginya tekanan darah berhubungan dengan
morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular.

2. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan:
1. Hipertensi Primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang
mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem
renin. Angiotensin dan peningkatan Na+Ca intraseluler. Faktor-faktor yang
meningkatkan risiko: obesitas, merokok, alkohol, dan polisitemia.
2. Hipertensi Sekunder
Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan
hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan
atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada:

1. Elastisitas dinding aorta menurun


2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

3. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani 2014) menyebutkan gejala umum
yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak sama pada setiap
orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala. Secara umum gejala yang
dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai berikut:
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera

4. KLASIFIKASI
Klasifikasi hipertensi menurut WHO, yaitu:
a. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan
diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
b. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan
diastolik 91-94 mmHg
c. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan
160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95 mmHg

5. PATOFISIOLOGI
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah jantung)
dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh dari perkalian
antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantung). Pengaturan tahanan perifer
dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon.
Empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara lain
sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin
dan autoregulasi vaskular (Udjianti, 2012).
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi (Padila, 2013).
PATHWAY
6. MANIFESTASI KLINIK
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mnegenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu:
1. Mengeluh sakit kepala, pusing
2. Lemas, kelelahan
3. Sesak nafas
4. Gelisah
5. Mual
6. Muntah
7. Kesadaran menurun

7. PENATALAKSANAAN
1) Penatalaksanaan Farmakologis
a. Terapi oksigen
b. Pemantauan hemodinamik
c. Pemantauan jantung
d. Obat-obatan

2) Penatalaksanan Nonfarmakologis
Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat penting
dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi, berbagai macam cara memodifikasi
gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu:
a. Pengaturan diet
b. Penurunan berat badan
c. Olahraga teratur
d. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat

8. KOMPLIKASI
Komplikasi hipertensi menurut Triyanto (2014) adalah:
a. Penyakit jantung
Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung
b. Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan profresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler-kapiler ginjal glomelurus. Rusaknya membran glomelurus, protein akan
keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan
menyebabkan edema.
c. Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi pada
hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertrofi dan menebal sehingga aliran darah ke daerah yang diperdarahi berkurang.
d. Mata
Komplikasi berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan, hingga kebutaan.
e. Kerusakan pada pembuluh darah arteri
Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan penyempitan arteri atau
yang sering disebut dengan ateroklorosis dan arterosklerosis (pengerasan pembuluh
darah).

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dari porses keperawatan yang merupakan suatu
proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi situasi kesehatan pasien.
a. Keluhan Utama
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, pusing, leher kaku,
penglihatan kabur, nyeri dada, dan mudah lelah.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


Keluhan klien yang dirasakan saat melakukan pengkajian

c. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


Apakah klien pernah mengalami sakit yang sangat berat

d. Pemerikasaan Fisik
1) Keluhan umum: pasien nampak lemah
2) Tanda-tanda vital
Suhu tubuh kadang meningkat, pernapasan dangkal dan nadi juga cepat, tekanan
darah sistolik diatas 140 mmHg dan diastolic di atas 90 mmHg.
3) Review of sistem
1) Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, atherosclerosis, penyakit jantung
kongesti/katup dan penyakit serebrovaskuler.
Tanda: Kenaikan tekanan darah
Nadi: Denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, perbedaan denyut
Denyut Apical: Titik point of maksimum impuls, mungkin bergeser atau
sangat kuat
Frekuensi/irama: Takikardia, berbagai disritmia
Bunyi jantung: Tidak terdengar bunyi jantung I, pada dasar bunyi jantung
II dan bunyi jantung III
Ekstremitas: Perubahan warna kulit, suhu dingin, pengisian kapiler
mungkin lambat atau tertunda
2) Neurosensory
Gejala: Keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala sub occipital
Tanda: Status mental: perubahan keterjagaan, orientasi.
Pola/isi bicara, proses pikir atau memori.
Respon motoric: Penurunan kekuatan, genggaman tangan
3) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala: Angina (penyakit arteri coroner/keterlibatan jantung)
Nyeri tungkai yang hilang timbul
Sakit kepala oxipital berat
4) Pernafasan (berhubungan dengan efek cardiopulmonal tahap lanjut dari
hipertensi menetap/berat)
Gejala: Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja tachypnea, ortopnea,
dispnea, nocturnal paroxysmal, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum,
riwayat merokok
Tanda: Distress respirasi/penggunaan otot aksesori pernafasan, bunyi nafas
tambahan, sianosis
4) Pemeriksaan Diagnostik
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung dan
takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, dan
penyakit serebrovaskuler. Dijumpai pula episode palpitasi serta perspirasi.
Tanda : kenaikan tekanan darah (pengukuran serial dan kenaikan tekanan
darah) diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Hipotensi postural
mengkin berhubungan dengan regimen obat. Nadi : denyutan jelas dari
karotis, jugularis, radialis, perbedaan denyut seperti denyut femoral
melambat sebagai kompensasi denyutan radialis/brakhialis, denyut
(popliteal, tibialis posterior, dan pedialis) tidak teraba atau lemah.
Ekstremitas : perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi primer)
Kulit pucat, sianosis, dan diaphoresis (kongesti, hipoksemia).Bisa juga kulit
berwarna kemerahan (feokromositoma).
c. Integritas Ego
Gejala : riwayat kepribadian, ansietas, depresi, euporia, atau marakronik
(dapat mengindikasikan kerusakan serebral). Selain ini juga ada faktor-
faktor multiple, seperti hubungan, keuangan, atau hal-hal yang berkaitan
dengan pekerjaan.
Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian,
tangisan yang meledak, gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya
sekitar mata)., gerakan fisik cepat, pernapasan menghela, dan peningkatan
pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : adanya gangguan ginjal saat ini atau yang telah lalu, seperti
infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu.
e. Makanan atau cairan
Gejala : Makanan yang disukai dapat mencakup makaan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan digoreng, keju, telur), gula-
gula yang berwarna hitam, dan kandungan tinggi kalori, mual dan muntah,
penambahan berat badan (meningkat/turun), riwayat penggunaan obat
diuretic.
Tanda : Berat badan normal, bisa juga mengalami obestas. Adanya edema
(mungkin umum atau edema tertentu); kongesti vena, dan glikosuria
(hampir 10% pasien hipertensi adalah penderita diabetes).
f. Neurosensori
Gejala : keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipital.
(Terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam).
g. Nyeri/ ketidaknyamanan
 Angina ( penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung).
 Nyeri hilang timbul pada tungkai atau klaudikasi (indikasi
arteriosklerosis pada arteriekstremitas bawah).
 Sakit kepala oksipital berat, seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
 Nyeri abdomen/massa (feokromositoma).

h. Pernapasan
Secara umum, gangguan ini berhubungan dengan efek kardiopulmonal,
tahap lanjut dari hipertensimenetap/berat.
Gejala:
- Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas atau kerja.
- Takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal parok-sismal.
- Batuk dengan atau tanpaa pembentukan sputum.
i. Riwayat merokok.
Tanda:
- Distress respirasi atau penggunaan otot aksesori pernapasan.
- Bunyi napas tambahan (krakles atau mengi).
- Sianosis.
- Keamanan
- Gangguan koordinasi/cara berjalan.
- Episode parestesia unilateral transient.
- Hipotensi postural.
j. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : faktor risiko keluarga; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
DM, penyakit ginjal, factor risiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon
(Padila, 2012).

5) Analisa Data

NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH


1. Ds : - Faktor Resiko
Do : - predisposisi penurunan curah
↓ jantung
Hipertensi

Kerusakan
vaskulaer
pembuluh darah

Perubahan
struktur

Penyumbatan
pembuluh darah

Vasokonstriksi

Gangguan
sirkulasi

Pembuluh darah

Sistemik

Vasokonstriksi

Afterload ↑

Penurunan curah
jantung
2. Ds : - mengeluh nyeri Faktor Nyeri akut
Do : - frekunsi nadi predisposisi
meningkat ↓
- Tampak meringis Hipertensi
- Sulit tidur ↓
- Tekanan darah Kerusakan
meningkat vaskulaer
- Pola nafas berubah pembuluh darah
- Nafsu makan ↓
berubah Perubahan
struktur

Penyumbatan
pembuluh darah

Vasokonstriksi

Gangguan
sirkulasi

Pembuluh darah

Koroner

Iskemia miokard

Nyeri
3. Ds : - mengeluh lelah Faktor Intoleransi
- Merasa lemah predisposisi aktivitas
- Merasa tidak ↓
nyaman setelah Hipertensi
aktivitas ↓
Do : - frekuensi jantung Kerusakan
meningkat >20% dari vaskulaer
kondisi istirahat pembuluh darah
- Tekanan darah ↓
meningkat >20% Perubahan
dari kondisi struktur
istirahat ↓
- Gambaran EKG Penyumbatan
menunjukan aritmia pembuluh darah
saat/setelah ↓
aktivitas Vasokonstriksi
- Gambaran EKG ↓
menunjukan Gangguan
iskemia sirkulasi
- Sianosis ↓
Pembuluh darah

Sistemik

Vasokonstriksi

Afterload ↑

Fatigue

Intoleransi
aktivitas

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang
berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul bagi klien menurut (Nurarif, 2015)
dengan hipertensi :

a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan


afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard.
b. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit

3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
Kode : 0011 Curah jantung : Perawatan jantung : Observasi :
Resiko penurunan L.02008 I.02075 1.Mengetaahui tanda
curah jantung Setelah dilakukan Observasi : dan gejala
berhubungan tindakan keperawatan 1. Identifikasi penurunan curah
dengan diharapkan aktivitas tanda/gejala primer jantung
peningkatan meningkat dengan penurunan curah
afterload, kriteria hasil: jantung (meliputi
vasokonstriksi, - Bradikardi dispnea, kelelaham,
hipertrofi/rigiditas menurun (5) edema, ortopnea,
ventrikuler, - Takikardi paroxysmal nocturnal 2.Tekanan darah
iskemia miokard. menurun (5) dyspnea CPV) pada pasien dengan
- Lelah menurun (5) 2. Monitor tekanan darah curah jantung perlu
- Dispnea menurun untuk dimonitor
(5) untuk penegakan
- Sianosis menurun diagnostik
(5) 3.Mengetahui kadar
oksigen dalam
3. Monitor saturasi tubuh pasien
oksigen 4.Nyeri dada yang
muncul pada
4. Monitor keluhan nyeri pasien penurunan
dada (misal. curah jantung
Intensitas, lokasi, biasanya memicu
radiasi, durasi, adanya komplikasi
presivitasi yang atau kelainan
mengurangi nyeri). dengan sistem
b koroner
5.Mengetahui
perubahan tekanan
5. Periksa tekanan darah darah yang terjadi
dan frekuensi nadi sebelum dan
sebelum dan sesudah sesudah aktivitas
aktivitas Terapeutik :
1. Posisi semi fowler
Terapeutik : agar pasien lebih
1. Posisikan pasien nyaman dan
semi-fowler dengan membuat sirkulasi
kaki ke bawah atau darah mengalir
posisi nyaman dengan baik
2. Mempertahan
oksigen dalam
2. Berikan oksigen untuk tubuh agar >94%
mempertahankan
saturasi oksigen >94%
Edukasi : Edukasi :
1. Anjurkan beraktivitas 1. Agar menjangkau
fisik sesuai toleransi kemampuan pasien
2. Anjurkan aktivitas ddalam beraktifitas
fisik secara bertahap 2. Mencegah
terjaadinya
Kolaborasi : kelelahan
1. Kolaborasi pemberian Kolaborasi :
antiaritmia, jika perlu 1. Antiaritmia dalah
obat yang
digunakan untuk
menangani kondisi
aritmia atau ketika
denyut jantung
berdetak terlalu
cepat/terlalu
lambat dan tidak
teratur
Kode : D.0077 Tingkat nyeri : Manajemen nyeri :
Nyeri akut L.08066 108238
berhubungan Setelah dilakukan Observasi :
dengan tindakan keperawatan 1. Identifikasi lokasi, Observasi :
peningkatan selama 3x24 jam karakteristik, durasi,
tekanan vaskuler diharapkan skala nyeri frekuensi, kualitas, 1. Untuk mengetahui
serebral. dapat berkurang intensitas nyeri karakteristik nyeri
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri 2. Untuk mengetahui
menurun (5) Terapeutik : skala nyeri yang
- Meringis menurun 1. Berikan teknik non dirasakan
(5) farmakologis untuk Terapeutik :
- Frekuensi nadi mengurangi nyeri ( 1. Tindakan ini
membaik (5) relaksasi nafas dalam memungkinkan
klien untuk
mendapatkan rasa
kontrol terhadap
Edukasi : nyeri.
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu Edukasi :
nyeri 1. Pasien mengetahui
2. Jelaskan strategi penyebab nyeri
meredakan nyeri 2. Pasien mengetahui
tindakan yang
Kolaborasi : dilakukan saat
1. Kolaborasi pemberian nyeri muncul
analgetik, jika perlu Kolaborasi :
1. Agen-agen ini
secara sistematik
menghasilkan
relaksasi umum
dan menurunkan
inflamasi sehingga
mengurangi rasa
nyeri
Kode : D.0056 Toleransi aktivitas : Manajemen energi : I. Observasi :
Intoleransi L.05047 05178 1. Mengetahui
aktivitas Setelah dilakukan Observasi : penyebab
berhubungan tindakan keperawatan 1. Identifikasi gangguan kelelahan
dengan kelemahan, selama 3x24 jam fungsi tubuh yang
ketidakseimbangan diharapkan aktivitas mengakibatkan
suplai dan meningkat dengan kelelahan
kebutuhan oksigen kriteria hasil: 2. Monitor kelelahan 2. Mengobservasi
- Frekuensi nadi fisik kelelahan yang
meningkat (5) terjadi
- Saturasi oksigen Terapeutik : Terapeutik :
meningkat (5) 1. Melatih anggota
gerak
- Keluhan lelah 1. lakukan latihan
menurun (5) rentang gerak pasif Edukasi :
- Dispnea saat dan/aktif 1. Mencegah
aktivitas menurun Edukasi : terjadinya
(5) 1. Anjurkan tirah baring kelelahan berlebih
- Dispnea setelah 2. Aktivitas secara
aktivitas menurun bertahap agar
(5) 2. Anjurkan melakukan pasien dapat
aktivitas secara rerlatih
bertahap
Kolaborasi ;
Kolaborasi ; 1. Agar nutrisi pasien
Kolaborasi dengan ahli terpenuhi dan
gizi tentang cara dapat menambah
meningkatkan asupan energi bagi pasien
makanan
Kode : D.0111 Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan :
Defisit : L.12111 I.12383
pengetahuan Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
berhubungan tindakan keperawatan 1. Identifikasi kesiapan 1. Mengetahui siap
dengan kurangnya selama 3x24 jam dan kemampuan atau tidak pasien
informasi tentang diharapkan menerima informasi menerima
proses penyakit pengetahuan pasien informasi
dapat meningkat 2. Identifikasi faktor- 2. Agar pasien lebih
dengan kriteria hasil: faktor yang dapat optimal dalam
- Kemampuan meningkatkan dan menerima
menjelaskan menurunkan motivasi informasi dan
pengetahuan perilaku hidup bersih menerapkannya
tentang suatu dan sehat
topik meningkat Terapeutik :
(5) 1. Sediakan materi dan Terapeutik :
- Perilaku sesuai media pendidikan 1. Memudahkan
dengan kesehatan dalam
pengetahuan penyampaian
meningkat (5) 2. Jadwalkan pendidikan penkes
kesehatan sesuai 2. Agar penkes
kesepakatan berjalan secara
3. Berikan kesempatan efektif
untuk bertanya
3. Dapat menggali
seberapa tingkat
Edukasi : keingintahuan
pasien
1. Jelaskan faktor resiko Edukasi :
yang dapat 1. Agar pasien
mempengaruhi mengetahui faktor
kesehatan apa saja yang dapat
2. Ajarkan perilaku hidup mempengaruhi
bersih dan sehat 2. Pasien mengetahui
bagaimana
perilaku hidup
bersih dan sehat

DAFTAR PUSTAKA
Aspiani. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular
Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC
Kozier, B. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses Dan Praktik Edisi
VII Volume I. Jakarta:EGC
Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakoterai Kardiovaskular Dan Renal. Jakarta: penerbit
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai