DISUSUN OLEH:
D3 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI
Jl. Kerkof No.243 Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan Kota Cimahi Jawa Barat 40532
A. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko
tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit
saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar
resikonya. (Sylvia A.price)
Tekanan darah merupakan salah atu parameter hemodinamika yang sederhana
dan mudah dilakukan pengukuranya. Tekanan darah menggambarkan situasi
hemodinamika seseorang saat itu. Hemodinamika adalah suatu keadaaan dimana
tekanan darah dan aliran darah dapat mempertahankan perfusi atau pertukaran zat
didalam tubuh.
Hipertensi merupakan keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada
pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah.
Pengobatan awal pada hipertensi sangatlah penting karena dapat mencegah timbulnya
komplikasi pada beberapa organ tubuh seperti jantung, ginjal dan otak. Penyelidikan
epiologis membuktikan bahwa tingginya tekanan darah berhubungan dengan
morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular.
2. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan:
1. Hipertensi Primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang
mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem
renin. Angiotensin dan peningkatan Na+Ca intraseluler. Faktor-faktor yang
meningkatkan risiko: obesitas, merokok, alkohol, dan polisitemia.
2. Hipertensi Sekunder
Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan
hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan
atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada:
4. KLASIFIKASI
Klasifikasi hipertensi menurut WHO, yaitu:
a. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan
diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
b. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan
diastolik 91-94 mmHg
c. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan
160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95 mmHg
5. PATOFISIOLOGI
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah jantung)
dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh dari perkalian
antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantung). Pengaturan tahanan perifer
dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon.
Empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara lain
sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin
dan autoregulasi vaskular (Udjianti, 2012).
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi (Padila, 2013).
PATHWAY
6. MANIFESTASI KLINIK
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mnegenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu:
1. Mengeluh sakit kepala, pusing
2. Lemas, kelelahan
3. Sesak nafas
4. Gelisah
5. Mual
6. Muntah
7. Kesadaran menurun
7. PENATALAKSANAAN
1) Penatalaksanaan Farmakologis
a. Terapi oksigen
b. Pemantauan hemodinamik
c. Pemantauan jantung
d. Obat-obatan
2) Penatalaksanan Nonfarmakologis
Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat penting
dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi, berbagai macam cara memodifikasi
gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu:
a. Pengaturan diet
b. Penurunan berat badan
c. Olahraga teratur
d. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
8. KOMPLIKASI
Komplikasi hipertensi menurut Triyanto (2014) adalah:
a. Penyakit jantung
Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung
b. Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan profresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler-kapiler ginjal glomelurus. Rusaknya membran glomelurus, protein akan
keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan
menyebabkan edema.
c. Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi pada
hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertrofi dan menebal sehingga aliran darah ke daerah yang diperdarahi berkurang.
d. Mata
Komplikasi berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan, hingga kebutaan.
e. Kerusakan pada pembuluh darah arteri
Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan penyempitan arteri atau
yang sering disebut dengan ateroklorosis dan arterosklerosis (pengerasan pembuluh
darah).
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dari porses keperawatan yang merupakan suatu
proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi situasi kesehatan pasien.
a. Keluhan Utama
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, pusing, leher kaku,
penglihatan kabur, nyeri dada, dan mudah lelah.
d. Pemerikasaan Fisik
1) Keluhan umum: pasien nampak lemah
2) Tanda-tanda vital
Suhu tubuh kadang meningkat, pernapasan dangkal dan nadi juga cepat, tekanan
darah sistolik diatas 140 mmHg dan diastolic di atas 90 mmHg.
3) Review of sistem
1) Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, atherosclerosis, penyakit jantung
kongesti/katup dan penyakit serebrovaskuler.
Tanda: Kenaikan tekanan darah
Nadi: Denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, perbedaan denyut
Denyut Apical: Titik point of maksimum impuls, mungkin bergeser atau
sangat kuat
Frekuensi/irama: Takikardia, berbagai disritmia
Bunyi jantung: Tidak terdengar bunyi jantung I, pada dasar bunyi jantung
II dan bunyi jantung III
Ekstremitas: Perubahan warna kulit, suhu dingin, pengisian kapiler
mungkin lambat atau tertunda
2) Neurosensory
Gejala: Keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala sub occipital
Tanda: Status mental: perubahan keterjagaan, orientasi.
Pola/isi bicara, proses pikir atau memori.
Respon motoric: Penurunan kekuatan, genggaman tangan
3) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala: Angina (penyakit arteri coroner/keterlibatan jantung)
Nyeri tungkai yang hilang timbul
Sakit kepala oxipital berat
4) Pernafasan (berhubungan dengan efek cardiopulmonal tahap lanjut dari
hipertensi menetap/berat)
Gejala: Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja tachypnea, ortopnea,
dispnea, nocturnal paroxysmal, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum,
riwayat merokok
Tanda: Distress respirasi/penggunaan otot aksesori pernafasan, bunyi nafas
tambahan, sianosis
4) Pemeriksaan Diagnostik
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung dan
takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, dan
penyakit serebrovaskuler. Dijumpai pula episode palpitasi serta perspirasi.
Tanda : kenaikan tekanan darah (pengukuran serial dan kenaikan tekanan
darah) diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Hipotensi postural
mengkin berhubungan dengan regimen obat. Nadi : denyutan jelas dari
karotis, jugularis, radialis, perbedaan denyut seperti denyut femoral
melambat sebagai kompensasi denyutan radialis/brakhialis, denyut
(popliteal, tibialis posterior, dan pedialis) tidak teraba atau lemah.
Ekstremitas : perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi primer)
Kulit pucat, sianosis, dan diaphoresis (kongesti, hipoksemia).Bisa juga kulit
berwarna kemerahan (feokromositoma).
c. Integritas Ego
Gejala : riwayat kepribadian, ansietas, depresi, euporia, atau marakronik
(dapat mengindikasikan kerusakan serebral). Selain ini juga ada faktor-
faktor multiple, seperti hubungan, keuangan, atau hal-hal yang berkaitan
dengan pekerjaan.
Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian,
tangisan yang meledak, gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya
sekitar mata)., gerakan fisik cepat, pernapasan menghela, dan peningkatan
pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : adanya gangguan ginjal saat ini atau yang telah lalu, seperti
infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu.
e. Makanan atau cairan
Gejala : Makanan yang disukai dapat mencakup makaan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan digoreng, keju, telur), gula-
gula yang berwarna hitam, dan kandungan tinggi kalori, mual dan muntah,
penambahan berat badan (meningkat/turun), riwayat penggunaan obat
diuretic.
Tanda : Berat badan normal, bisa juga mengalami obestas. Adanya edema
(mungkin umum atau edema tertentu); kongesti vena, dan glikosuria
(hampir 10% pasien hipertensi adalah penderita diabetes).
f. Neurosensori
Gejala : keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipital.
(Terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam).
g. Nyeri/ ketidaknyamanan
Angina ( penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung).
Nyeri hilang timbul pada tungkai atau klaudikasi (indikasi
arteriosklerosis pada arteriekstremitas bawah).
Sakit kepala oksipital berat, seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
Nyeri abdomen/massa (feokromositoma).
h. Pernapasan
Secara umum, gangguan ini berhubungan dengan efek kardiopulmonal,
tahap lanjut dari hipertensimenetap/berat.
Gejala:
- Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas atau kerja.
- Takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal parok-sismal.
- Batuk dengan atau tanpaa pembentukan sputum.
i. Riwayat merokok.
Tanda:
- Distress respirasi atau penggunaan otot aksesori pernapasan.
- Bunyi napas tambahan (krakles atau mengi).
- Sianosis.
- Keamanan
- Gangguan koordinasi/cara berjalan.
- Episode parestesia unilateral transient.
- Hipotensi postural.
j. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : faktor risiko keluarga; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
DM, penyakit ginjal, factor risiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon
(Padila, 2012).
5) Analisa Data
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang
berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul bagi klien menurut (Nurarif, 2015)
dengan hipertensi :
3. Intervensi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular
Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC
Kozier, B. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses Dan Praktik Edisi
VII Volume I. Jakarta:EGC
Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakoterai Kardiovaskular Dan Renal. Jakarta: penerbit
Salemba Medika