Anda di halaman 1dari 21

PHBS Di Tatanan Sekolah

Kelompok 2:
 Baharudin Ependi E.0105.20.009
 Yoga Ariyanto E.0105.20.046
 Bayu Latifatul Alimah E.0105.20.010
 Nita Nadila E.0105.20.030
 Teti Darwati E.0105.20.048
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara
mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,
serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
( Depkes RI, 2007 ).
Sasaran pembinaan PHBS di sekolah Siswa, Warga
sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah,
komite sekolah dan orang tua siswa)Masyarakat
lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam,dll)
Tujuan PHBS di sekolah
a) Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap siswa,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah.
b) Meningkatkan peran serta aktif setiap siswa, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah untuk ber-PHBS di sekolah.
c) Memandirikan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah ber-PHBS.
Manfaat PHBS di Sekolah
Manfaat bagi siswa :
a) Meningkatkan kesehatan dan tidak mudah sakit
b) Meningkatkan semangat belajar
c) Meningkatkan produktivitas belajar
d) Menurunkan angka absensi karena sakit
Manfaat PHBS di Sekolah
Manfaat bagi warga sekolah :
a) Meningkatnya semangat belajar siswa berdampak positif
terhadap pencapaian target dan tujuan
b) Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh
orang tua
c) Meningkatnya citra sekolah yang positif
Manfaat PHBS di Sekolah
Manfaat bagi sekolah :
Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa,
guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari
berbagai gangguan dan ancaman penyakit. Meningkatkan
semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada
prestasi belajar siswa Citra sekolah sebagai institusi pendidikan
semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua.
Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
menjadi percontohan sekolah sekolaha sehat bagi daerah lain.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran
untuk menilai PHBS di sekolah yaitu :

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan


menggunakan sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
setiap 6 bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya
PHBS DI SEKOLAH
PHBS Di Sekolah Jumlah anak di indonesia rata-rata 30% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 237.556.363
orang dan usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) sehingga berpotensi sebagai agen perubahaan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat. Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun sekolah
agama dari berbagai tindakan.

Jika tiap sekolah memiliki 20 kader kesehatan saja maka ada 5 juta kader kesehatan yang dapat membantu
terlaksananya dua strategi utama Departemen Kesehatan yaitu:“Menggerakan dan memberdayakan masyarakat
untuk hidup sehat” serta “Surveilans, monitoring dan informasi kesehatan”
Usia Sekolah Rawan PenyakitSekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman
penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Lebih dari itu, usia sekolah bagi anak juga merupakan masa
rawan terserang berbagai penyakit
Data penyakit yang di derita oleh anak sekolah (SD) Terkait Perilaku Jenis
penyakit Jumlah Kasus Sumber Data Kecacingan 40-60% Profil Dep Kes Tahun
2005 Anemia 23,2 % Yayasan Kusuma Buana Tahun 2007 Karies & Periodental
74,4 % SKRT Tahun 2001 Kasus Diare
Badan Kesehatan Dunia atau World Health OrganizationSetiap tahun 100.000
anak Indonesia meninggal akibat diareData Departemen Kesehatan :Diantara
1000 penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang
tahun
Kasus Merokok Data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional)Tahun 2004
menyebutkan sekitar 3% anak-anak mulai merokok sejak kurang dari 10 tahun
Persentase orang merokok tertinggi (64%) berada pada kelompok umur remaja
(15-19 tahun). Hal ini berarti bahaya rokok pada masyarakat yang rentan yakni
anak-anak dan berdampak pada masa remaja
Langkah-langkah Pembinaan PHBS di sekolah

1. Analisis SituasiPenentu kebijakan/pimpinan disekolah melakukan pengkajian ulang tentang


ada tidaknya kebijakan tentang PHBS di sekolah serta bagaimana sikap dan perilaku khalayak
sasaran (siswa, warga sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah) terhadap kebijakan PHBS
disekolah. Kajian ini untuk memperoleh data sebagai dasar membuat kebijakan.

2. Pembentukan kelompok kerjaPihak Pimpinan sekolah mengajak bicara/berdialog guru, komite


sekolah dan tim pelaksana atau Pembina UKS tentang :
Maksud, tujuan dan manfaat penerapan PHBS disekolah Membahas rencana kebijakan tentang
penerapan PHBS di sekolah.Meminta masukan tentang penerapan PHBS di sekolah, antisipasi
kendala sekaligus alternative solusi.Menetapkan penanggung jawab PHBS disekolah dan
mekanisme pengawasannya.Membahas cara sosialisasi yang efektif bagi siswa, warga sekolah
dan masyarakat sekolah.Pimpinan sekolah membentuk kelompok kerja penyusunan kebijakan
PHBS di sekolah.
3. Pembuatan Kebijakan PHBS di sekolah Kelompok kerja
membuat kebijakan jelas, tujuan dan cara melaksanakannya.

4. Penyiapan Infrastruktur Membuat surat keputusan tentang


penanggung jawab dan pengawas PHBS di sekolah
Instrument pengawasan Materi sosialisasi penerapan PHBS
di sekolah Pembuatan dan penempatan pesan di tempat-
tempat strategis disekolah Pelatihan bagi pengelola PHBS di
sekolah
5. Sosialisasi Penerapan PHBS di sekolaha. Sosialisasi
penerapan PHBS di sekolah di lingkungan internal
antara lain :
• Penggunaan jamban sehat dan air bersih
• Pemberantasan Sarang nyamuk (PSN)
• Larangan merokok disekolah dan kawasan tanpa rokok di
sekolah
• Membuang sampah ditempatnyab. Sosialisasi tugas dan
penanggung jawab PHBS di sekolah
6. Penerapan PHBS di Sekolah

• Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku
(kurikuler)
• Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa yang dilakukan diluar jam pelajaran
biasa (ekstra kurikuler) Kerja bakti dan lomba kebersihan kelas Aktivitas kader kesehatan
sekolah /dokter kecil. Pemeriksaan kualitas air secara sederhana Pemeliharaan jamban sekolah
Pemeriksaan jentik nyamuk di sekolahDemo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan
benar pembudayaan olahraga yang teratur dan teruku rPemeriksaan rutin kebersihan: kuku,
rambut, telinga, gigi dan sebagainya.
• Bimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling.
• Kegiatan penyuluhan dan latihan keterampilan dengan melibatkan peran aktif siswa, guru, dan
orang tua, antara lain melalui penyuluhan kelompok, pemutaran kaset radio/film, penempatan
media poster, penyebaran leafleat dan membuat majalah dinding. Pengawasan & penerapan
sanksi Pengawas penerapan PHBS di sekolah mencatat pelanggaran dan menerapkan sanksi
sesuai dengan peraturan yang telah dibuat seperti merokok di sekolah, membuang sampah
sembarangan
6. Penerapan PHBS di Sekolah

• Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku
(kurikuler)
• Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa yang dilakukan diluar jam pelajaran biasa (ekstra
kurikuler) kerja bakti dan lomba kebersihan kelas aktivitas kader kesehatan sekolah /dokter kecil.
Pemeriksaan kualitas air secara sederhana pemeliharaan jamban sekolah pemeriksaan jentik nyamuk di
sekolah demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar pembudayaan olahraga yang
teratur dan terukur pemeriksaan rutin kebersihan: kuku, rambut, telinga, gigi dan sebagainya.
• Bimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling.
• Kegiatan penyuluhan dan latihan keterampilan dengan melibatkan peran aktif siswa, guru, dan orang
tua, antara lain melalui penyuluhan kelompok, pemutaran kaset radio/film, penempatan media poster,
penyebaran leafleat dan membuat majalah dinding. Pengawasan & penerapan sanksi pengawas
penerapan PHBS di sekolah mencatat pelanggaran dan menerapkan sanksi sesuai dengan peraturan
yang telah dibuat seperti merokok di sekolah, membuang sampah sembarangan
7. Pemantauan dan evaluasi
• Lakukan pamantauan dan evaluasi secara periodic tentang kebijakan yang telah dilaksanakan
• Minta pendapat pokja PHBS di sekolah dan lakukan kajian terhadap masalah yang ditemukan.
• Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan dukungan dan Peran untuk membina
PHBS di sekolah adanya kebijakan dan dukungan dari pengambil keputusan seperti Bupati, Kepala
Dinas pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sector sangat penting untuk pembinaan
PHBS disekolah demi terwujudnya sekolah sehat. Disamping itu, peran dari berbagai pihak terkait
(Tim Pembina dan pelaksana UKS), sedangkan masyarakat sekolah berpartisipasi dalam perilaku
hidup bersih dan sehat baik di sekolah maupun di masyarakat.
1) PemdaBupati/walikota
Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk perda, surat keputusan, surat edaran, instruksi, himbauan
tentang pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat disekolah.Mengalokasikan anggaran untuk
pembinaan PHBS di sekolah.DPRD memberikan persetujuan anggaran untuk pengembangan
PHBS di sekolah memantau kinerja Bupati/Walikota yang berkaitan dengan pembinaan PHBS di
sekolah

(2) Lintas Sektor


Dinas Kesehatan Membina dan mengembangkan PHBS dengan pendekatan UKS melalui jalur
ekstrakulikuler. Dinas Pendidikan Membina dan mengembangkan PHBS dengan pendekatan
Program UKS melalui jalur kulikuler dan ekstrakulikuler Kantor Depag melaksanakan pembinaan
dan pengembangan PHBS dengan pendekatan program UKS pada perguruan agama

(3) Tim Pembina


UKS Merumuskan kebijakan teknis mengenai pembinaan dan pengembangan PHBS melalui UKS
mengkordinasikan kegiatan perencanaan dan program serta pelaksanaan pembinaan PHBS
melalui UKS membina dan mengembangkan PHBS melalui UKS serta mengadakan monitoring
dan evaluasi.
(4)Tim Pelaksana
UKS Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat
dalam rangka peningkatan PHBS di sekolah. Menjalin kerjasama dengan orang
tua peserta didik, instansi lain yang terkait dan masyarakat lingkungan sekolah
untuk pembinaan dan pelaksanaan PHBS di sekolah. Mengadakan evaluasi
pembinaan PHBS di sekolah.

(5)Komite sekolah
Mendukung dalam hal pendanaan untuk sarana dan prasana pembinaan PHBS
di sekolah Mengevaluasi kinerja kepala sekolah dan guru-guru yang berkaitan
dengan pencapaian sekolah sehat.
(6 )Komite sekolah
Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk surat keputusan, surat edaran dan instruksi tentang pembinaan
PHBS di sekolah. Mengalokasikan dana/anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah
Mengkoordinasikan kegiatan pembinaan PHBS di sekolah Memantau kemajuan pencapaian sekolah
sehat disekolahnya

(7) Guru-guru
Bersama guru lainnya mengadvokasi yayasan/orang tua murid kepala sekolah untuk memperoleh
dukungan kebijakan dan dana bagi pembinaan PHBS di sekolah Sosialisasi PHBS di lingkungan sekolah
dan sekitarnya. Melaksanakan pembinaan PHBS di lingkungan sekolah dan sekitarnya Menyusun
rencana pelaksanaan dan penilaian lomba PHBS di sekolahnya. Memantau tujuan pencapaian sekolah
sehat di lingkungan sekolah

(8) Orang tua murid


Menyetujui anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah memberikan dukungan dana untuk pembinaan
PHBS di sekolah.
TERIMAKASIH…

Anda mungkin juga menyukai