Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana terdapat

peningkatan konsentrasi kolesterol dalam darah yang melebihi nilai normal

(Hall, 2012). Kolesterol telah terbukti mengganggu dan mengubah struktur

pembuluh darah yang mengakibatkan gangguan fungsi endotel yang

menyebabkan lesi, plak, oklusi, dan emboli (Stapleton et al, 2010).

Kolesterol total merupakan variabel independen dan berhubungan

dengan timbulnya Penyakit Jantung Koroner (PJK) baik pada wanita

maupun pria (Soertidewi, 2011). Sedangkan perbandingan jumlah atau rasio

kolesterol total terhadap High Density Lipoprotein (HDL) dapat

menunjukkan seberapa besar seseorang beresiko mengalami PJK. Jika rasio

kolesterol total terhadap HDL sama dengan 5, menunjukkan resiko PJK

yang tinggi (Arisman, 2011). Konsekuensi hiperkolesterolemia yaitu

peningkatan kolesterol serum, terutama peningkatan Low Density

Lipoprotein (LDL) yang merupakan predisposisi terjadinya aterosklerosis

serta meningkatkan resiko terjadinya PJK (Fathoni, 2011).

Hiperkolesterolemia dapat menyebabkan stres oksidatif dalam tubuh

yang menyebabkan disfungsi endotel dan berperan utama pada

perkembangan awal aterosklerosis. Peningkatan stres oksidatif ini memicu

terjadinya peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid yang tidak terkendali berefek

langsung pada kerusakan membran sel dan mengawali berbagai penyakit

seperti jantung koroner (Stapleton et al., 2010).

1
2

Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun

2009, tercatat sebanyak 2,6 juta kematian akibat faktor resiko

hiperkolesterolemia atau sebesar 4,5% dari jumlah total kematian di dunia.

Data yang dihimpun oleh WHO dalam Global Status Report on Non-

Communicable Diseases tahun 2008 memperlihatkan bahwa faktor resiko

hiperkolesterolemia pada wanita di Indonesia lebih tinggi yaitu 37,2%

dibandingkan dengan pria yang hanya 32,8%. Prevalensi

hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3% dan

meningkat sesuai dengan pertambahan usia hingga 15,5% pada kelompok

usia 55-64 tahun (Aurora, 2012).

Secara umum penggunaan obat hiperkolesterolemia kimia seperti

simvastatin berhasil mengendalikan dan menurunkan kadar kolesterol

dalam darah, namun penggunaan obat hiperkolesterolemia kimia jangka

panjang akan menimbulkan efek samping (Kabo, 2010). Efek samping dari

simvastatin adalah peningkatan serum aminotransferase pada beberapa

pasien dan peningkatan minor plasma keratin kinase. Penurunan memori

jangka pendek telah dilaporkan berkaitan dengan penggunaan simvastatin,

baik yang berderajat ringan sampai berat (Katzung, 2014). Efek samping

lain yang sering muncul yaitu hepatotoksisitas dan miopati (Goodman &

Gilman, 2014).

Di era modern ini, jumlah penelitian terhadap obat herbal sudah

semakin banyak dan diketahui mempunyai lebih banyak kelebihannya

dibandingkan kekurangannya. Kelebihan-kelebihan itu antara lain memiliki

efek samping yang relatif kecil bila digunakan dengan benar dan tepat serta
3

satu jenis tanaman herbal mempunyai lebih dari satu efek farmakologi

(Asaolu et al., 2010). Salah satu tanaman yang bisa dimanfaatkan adalah

ginseng jawa (Talinum triangulare). Daun ginseng jawa (Talinum

triangulare) mengandung senyawa flavonoid, asam fenolat dan antosianin

yang berfungsi sebagai antioksidan (Andarwulan et al., 2012).

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Madariaga et al

(2015) terbukti bahwa daun ginseng jawa mempunyai efek hipolipidemia

dibandingkan dengan beberapa daun tumbuhan lain. Dari penelitian yang

sudah dilakukan tersebut, didapatkan hasil bahwa dengan dosis 400 mg/kg

ekstrak daun Ginseng Jawa dapat menurunkan kolesterol.

Berdasarkan paparan tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak daun

ginseng jawa (Talinum triangulare) dengan dosis yang berbeda dengan

penelitian sebelumnya terhadap kadar kolesterol (kolesterol total, kolesterol

LDL dan kolesterol HDL) tikus hiperkolesterolemia.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak daun ginseng jawa

(Talinum triangulare) terhadap profil lipid pada tikus hiperkolesterolemia?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Membuktikan pengaruh pemberian ekstrak daun ginseng

jawa (Talinum triangulare) dosis bertingkat terhadap profil lipid

pada tikus hiperkolesterolemia.

1.3.2. Tujuan khusus


4

1.3.2.1. Mengetahui dosis optimal ekstrak daun ginseng jawa

terhadap perbaikan kadar kolesterol total pada tikus

hiperkolesterolemia.

1.3.2.2. Mengetahui dosis optimal ekstrak daun ginseng jawa

terhadap perbaikan kadar kolesterol LDL pada tikus

hiperkolesterolemia.

1.3.2.3. Mengetahui dosis optimal ekstrak daun ginseng jawa

terhadap perbaikan kadar kolesterol HDL pada tikus

hiperkolesterolemia.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat akademik

1. Menambah wacana bahwa daun ginseng jawa (Talinum

triangulare) dapat memperbaiki profil lipid pada tikus

hiperkolesterolemia.

2. Sebagai dasar melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan

dengan tanaman ginseng jawa (Talinum triangulare).

1.4.2. Manfaat Klinis

Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi alternatif

pengobatan hiperkolesterolemia.

1.4.3 Manfaat masyarakat

Masyarakat mengetahui bahwa ginseng jawa (Talinum

triangulare) mempunyai efek memperbaiki kadar kolesterol

(kolesterol total, kolesterol LDL dan kolesterol HDL) sehingga

budidaya tanaman ginseng jawa bisa semakin berkembang.

Anda mungkin juga menyukai