Anda di halaman 1dari 9

TUGAS OBAT TRADISONAL DAN FITOTERAPI

EVIDENCE BASED HERBAL MEDICINE


DAUN SALAM SEBAGAI ANTIKOLESTROL

Disususn Oleh:
Rahmawati Kartika Dewi (1608020101)
Etropia Lidgardis Mekeng (1608020103)
Latiffah Febrina Widyarani (1608020105)
Pramudya Mega Wardani (1608020107)
Hapsari Sandra P. W. (1608020109)
Fulki Ghilman H. (1608020111)
Dian Fitri Choirunisa (1608020113)
Afriadi (1608020115)
M. Ridla Mysitowi (1608020117)
Awal Aji Wicaksana (1608020119)

FAKULTAS FARMASI
PROGAM PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2016
A. DAUN SALAM
Salam merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang mudah tumbuh pada daerah
tropis. Salam merupakan tumbuhan asli Indonesia yang telah ditetapkan sebagai salah
satu tumbuhan obat. Bagian tanaman salam yang banyak dimanfaatkan adalah
bagiandaunnya. Daun salam sudah dikenal sejak lama sebagai bumbu masakan
(Winarto, 2004).

1. Kandungan dan Khasiat Tumbuhan


Dewasa ini, penggunaan obat tradisional semakin banyak digunakan oleh
masyarakat untuk mengobati penyakit, seperti daun salam. Daun salam adalah salah
satu rempah pengharum makanan yang sering terdapat di dapur penduduk Indonesia.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa berbagai flavonoid, saponin, tannin,
fenol, alkaloid dari daun salam dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan
kolesterol total. Ini artinya daun salam berguna sebagai anti kolesterol.

B. KOLESTEROL
Kolesterol adalah lipida struktural (pembentuk struktur sel) yang berfungsi
sebagai komponen yang dibutuhkan dalam kebanyakan sel tubuh. Kolesterol
merupakan bahan yang menyerupai lilin, sekitar 80% dari kolesterol diproduksi oleh
hati dan selebihnya diperoleh dari makanan yang kaya kandungan kolesterol seperti
daging, telur dan produk berbahan dasar susu. Kolesterol sangat berguna dalam
membantu pembentukan hormon, vitamin D, lapisan pelindung sel syaraf, membangun
dinding sel, pelarut vitamin (vitamin A, D, E, K) dan mengembangkan jaringan otak
pada anak-anak (Silalahi, 2006).
Hiperkolesterolemia merupakan keadaan terjadinya peningkatan kadar kolesterol
dalam darah. Makanan-makanan berlemak seperti hati, daging, otak dan jeroan dapat
meningkatkan kadar kolesterol terutama LDL (Low Density Lipoprotein) dalam darah
yang memicu terjadinya LDL-oks akibat radikal bebas pada pembuluh darah aorta
yang menyebabkan terjadinya reaksi inflamasi dan dapat berakibat pada perubahan
dinding pembuluh darah aorta.
LDL merupakan lipoprotein yang memiliki densitas rendah dan berfungsi untuk
mengangkut lemak ke jaringan. Batasan kadar LDL dalam darah adalah <100 mg/dl.
Apabila kadar LDL dalam darah meningkat, maka resiko timbulnya penyakit jantung
koroner (coronary heart disease) juga meningkat. Penyakit jantung koroner terjadi
bila ada timbunan (plak) yang mengandung lipoprotein, kolesterol jahat (LDL), sisa-
sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada intima pada permukaan bagian dalam
pembuluh darah. Plak ini membuat intima menjadi kasar, terjadinya penyumbatan dan
penyempitan, dan selanjutnya jaringan akan kekurangan oksigen dan zat gizi sehingga
menimbulkan infark.

Tabel Efek terapi obat pada subtipe kolestrol


Efek Terapi Obat
Subtipe Kolestrol Statin Fibrat Niasin
Kolestrol total ↓15-40%
Low-density lipoprotein ↓20-60% ↓10-15% ↓20-30%
High-density lipoprotein ↑5-15% ↑5-20% ↑15-35%
Trigliserida ↓10-40% ↓20-50% ↓20-50%

C. FOREGROUND QUESTION
1. Apakah pemberian ekstrak daun salam efektif sebagai antikolesterol pada penyakit
hiperlipidemia jika dibandingkan dengan golongan statin?
P : Penyakit hiperlipidemia
I : Pemberian ekstrak dan infusa/rebusan daun salam
C : Perbandingan ekstrak daun salam dengan golongan statin
O : Efektif sebagai antikolesterol pada penyakit hiperlipidemia

Untuk menjawab pertanyaan tersebut memerlukan bukti ilmiah antara lain:


Indonesia perlu mendayagunakan potensi alam yang ada untuk dapat mengatasi
masalah kesehatan yang ada yaitu dengan pemanfaatan tanaman obat. Salah satu dari
sembilan tanaman obat unggulan Indonesia adalah daun salam yang memiliki banyak
manfaat, diantaranya sebagai agen anti hiperlipidemia. Daun salam (Eugenia
Polyantha) telah lama dipercaya memiliki khasiat menurunkan kadar lipid dalam
darah. Kadar kolestrol jahat (LDL) hewan pencobaan yang diberi ekstrak daun salam
turun dan terjadi peningkatan kadar kolestrol HDL dalam serum darah ini artinya
daun salam berguna sebagai anti kolestrol (Lajuck, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukakan oleh banyak peneliti
terdapat banyak senyawa berkhasiat yang dikandung dalam daun salam. Senyawa-
senyawa ini bekerja secara sinergis satu sama lain.Tidak hanya satu senyawa saja
yang berperan aktif, tetapi juga didukung oleh senyawa lainnya. Itulah sebabnya
mengkonsumsi hasil ekstrak lebih baik (Lajuck, 2012).

Untuk menguji pemberian ekstrak daun salam terhadap penurunan kolesterol


total dan LDL, maka dilakukan penelitian terhadap 22 orang, , yang terbagi menjadi
2 (kelompok) kelompok masing-masing berjumlah 11 orang, yaitu kelompk kontrol
(statin 10 mg) dan kelompok ekstrak daun salam 1 kapsul 10 gram segar. Uji
perbandingan sesudah diberikan ekstrak daun salam antara kedua kelompok
menggunakan t-independent. Rerata kolesterol total kelompok kontrol (statin) adalah
213,2723,93 dan rerata kelompok ekstrak daun salam adalah 191,6416,40. Rerata
LDL kelompok kontrol (statin) adalah 147,823,21 dan rerata kelompok ekstrak
daun salam adalah 127,09±13,74. Adapun penurunan Kolesterol Total pada
kelompok statin sebesar 10 % dan pada kelompok kapsul ekstrak daun salam
sebesar20,6 %. Penurunan kolesterol LDL pada kelompok statin 10 mg sebesar
6,9%, kelompok kapsul ekstrak daun salam sebesar 22%. Analisis kemaknaan
dengan uji t-independent menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara bermakna
kolesterol total dan LDL antara kedua kelompok sesudah diberikan ekstrak daun
salam (p<0,05) .

Hal ini berarti bahwa kedua kelompok sesudah diberikan perlakuan berupa
ekstrak daun salam, rerata kolesterol total dan LDL berbeda secara bermakna
(gambar 61,gambar 63). Dari hasil penelitian ini, ektrak daun salam 10 gram segar
paling baik dalam menurunkan kadar kolesterol total dan LDL dibandingkan
kelompok statin 10 mg selama 15 hari. Hal ini disebabkan karena daun salam
mengandung flavonoid, saponin, tannin, fenol,alkaloid. Lebih lanjut diketahui bahwa
flavonoid, saponin, tannin, fenol,alkaloid yang terdapat pada daun salam dapat
menurunkan kadar kolesterol jahat ( LDL) dan terjadi peningkatan kadar kolestrol
HDL. Ini artinya daun salam berguna sebagai anti kolesterol. Hasil penelitian ini
didukung oleh hasil penelitiannya (Pidrayanti, 2008) yang menyatakan bahwa
mengknsumsi daun salam yang diekstrak dengan etanol dengan dosis 1 g daun salam
segar selama 15 hari dapat menurunkan kadar kolestrol total, LDL.
D. Mekanisme Kerja Senyawa yang Terkandung dalam Daun Salam
Daun salam mempunyai kandungan senyawa bioaktif flavonoid quersetin,
tanin dan saponin yang dapat dapat mengurangi kerusakan endotel dengan cara
menurunkan kadar kolesterol dan LDL melalui peningkatan sintesa asam empedu.
Produksi asam empedu memerlukan kolesterol sebagai bahan bakunya sehingga
dengan meningkatnya sekresi asam empedu, kadar kolesterol total dalam darah akan
menurun.

Senyawa bioaktif flavonoid quersetin, tanin dan saponin yang dapat dapat
mengurangi kerusakan endotel dengan cara menurunkan kadar kolesterol dan LDL
melalui peningkatan sintesa asam empedu. Produksi asam empedu memerlukan
kolesterol sebagai bahan bakunya sehingga dengan meningkatnya sekresi asam
empedu, kadar kolesterol total dalam darah akan menurun.

Flavonoid quersetin, tanin dan saponin juga berperan sebagai antioksidan


dalam menekan terjadinya oksidasi LDL sebagai hasil reaksi inflamasi. Flavonoid
juga berperan sebagai antioksidan yang dapat menekan pelepasan radikal O2 yang
reaktif sehingga menekan terjadinya kerusakan endotel dengan menghambat inisiasi
dari reaksi rantai oksidasi dan sebagai anti inflamasi yang dapat menghambat reaksi
inflamasi, sehingga mencegah makin banyaknya makrofag. Antioksidan juga
mengurangi toksisitas LDL yang teroksidasi terhadap sel endotel dan juga
mengurangi degradasi oksidatif akibat nitrit oksida.
Saponin yang ada dalam daun salam bisa menurunkan tingkat absorpsi
kolesterol dan meningkatkan ekskresi, sehingga secara langsung dapat
mengurangi kolesterol yang masuk kedalam tubuh (Wang, 2002). Beberapa
hipotesis yang menjelaskan bagaimana saponin dapat menurunkan kadar
kolesterol plasma yaitu dengan dapat membentuk ikatan kompleks dengan
kolesterol yang tidak larut (dari makanan) di dalam usus sehingga kolesterol
tidak larut (dari makanan) didalam usus, sehingga kolesterol tersebut tidak dapat
diserap, saponin dapat berkombinasi dengan asem empedu dan kolesterol (dari
makanan) membentuk ”micelle” yang juga tidak dapat diserap oleh usus, dan
saponin dapat meningkatkan pengikatan kolesterol (dari makanan) oleh
serat,sehingga juga dapat diserap oleh usus, dan saponin dapat meningkatkan
pengikatan kolesterol (dari makanan) oleh serat, sehingga juga tidak dapat diserap
oleh usus (Lajuck, 2012).

Flavonoid yang ada di daun salam seperti katekin, isoflavon merupakan


antioksidan polifenol dari metabolit tumbuhan. Kerja katekin adalah menurunkan
absorpsi kolesterol di usus dan meningkatkan ekskresi pada feces dengan
meningkatkan regulasi reseptor LDL di hati (Lee et al.,2008). Katekin menstimulasi
AMPK dan fosforilasi Acetil CoEnzim A karboksilase. Katekin dapat membersihkan
arteri dan vena yang dapat menyebabkan semakin bertambahnya masukan O2 dalam
darah sehingga akan memberikan lebih banyak energi. Dengan ketersediaan energi
akan lebih banyak membakar lemak (Muray et al., 2003). Kandungan niasin pada
daun salam dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL, disebut juga sebagai
HDL raiser, karena mampu menurunkan katabolisme apoAI yang merupakan
penyusun utama HDL (Lajuck, 2012).

Tanin pada daun salam yang merupakan salah satu kandungan fitokimia yang
berperan bekerja secara sinergis memperbaiki profil lipid. Tanin adalah suatu
nama deskriptif umum satu grup substansi fenolik polimer yang mampu menyamak
kulit atau mempresipitasi gelatin dari cairan. Tanin meupakan campuran eter dari
asam galat dengan glukosa. Tanin di bagi ke dalam dua grup, tanin yang dapat
terhidrolisis dan tanin kondensasi. Zat ini digunakan untuk menurunkan kadar
glukosa darah dengan metabolisme glukosa dan lemak sehingga timbunan ke
dua kalori dapat di hindari (Lajuck, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mun'im, 2011,Fitoterapi Dasar, PT. Dian Rakyat, Jakarta.


Fitriani, S. dan Murwani, H., 2014, Perbedaan Pengaruh Antara Ekstrak dan Rebusan Daun
Salam(Eugeniapolyantha) dalam Pencegahan Penurunan Kadar Kolesterol HDL
pada TikusSprague Dawley, Journal of Nutrition College, Vol. 3 (1), 184-191.
Lajuck, P., 2012, Ekstrak Daun Salam (Eugenia poliantha) Lebih Efektif
Menurunkan Kadar Kolesterol Total & LDL DibandingkanStatin pada Penderita
Dislipidemia, Tesis, Universitas Udayana Denpasar.
Lee,Y.J., et al., 2008, Purification and Characterization of Cellulase Produced
by Bacillus amyoliquefaciens DL-3 Utilizing Rice Hull, Bioresource Technology,
Vol. 99, 378–386.
Murray, K., Robertet al., 200,Harper Biochemistry, 26 th Ed, Appleton and Lange,
Medical Books, pp 160-191, 205-218,268-297.
Prahastuti, S., Tjahjani, S., dan Hartin, E., 2011, Efek Infusa Daun Salam (Syzygium
polyanthum (Wight)Walp)terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total
Darah Tikus Model Dislipidemia Galur Wistar, Jurnal Medika Planta, Vol. 1 (4), 28-
32.
Sackett, D.L., Straus, S.E., Richardson, W.S.et al., 2000,Evidence Based Medicine, How
to Practice and Teach EBM, 2nd edn, Churchill Livingstone, Edinburgh.
Silalahi, J., 2006, Antioksidan dalam Diet dan Karsinogenesis, Cermin Dunia
Kedokteran, 153: 42-47.
Siregar, R.N.I., 2015, The Effect of Eugenia polyantha Extract on LDLCholesterol, J
MAJORITY, Vol. 4 (5), 85-92.
Van Steenis, C.G.G.J., 2003, Flora, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Wang, M.Y., West, B.J., Jensen, C.J., Nowicki, D., Su, Chen, Palu,A.K., Anderson, G.,
2002, Morinda citrifolia (Noni) :A Literature Reviewand Recent Advanced in
Noni Research,Acta Pharmacol Sin, 23 (12), 1127-41.
Winarto, W.P., 2004, Memanfaatkan Bumbu dapur untuk mengatasi aneka penyakit,
Agromedia Pustaka, Jakarta.
LAMPIRAN 1:

Pranasista Lajuck, 2012, Program pasca sarjana Universitas Udayana Denpasar


LAMPIRAN 2:

Anda mungkin juga menyukai