1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.akfarnusaputera.ac.id
ABSTRAK
Daun murbei merupakan salah satu tanaman yang banyak digunakan sebagai
antidiabetes dan antihiperlipidemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
ketiga fraksi etanol daun murbei (n-heksana, etil asetat, dan air) sebagai antihiperlipidemi dan
anti aterosklerosis berupa penurunan ketebalan dinding aorta pada tikus putih jantan galur
wistar yang diberi diet tinggi lemak dan PTU.
Penelitian ini menggunakan 40 ekor tikus, yang terdiri dari satu kelompok diberi diet
normal dan tujuh kelompok diberi diet tinggi lemak dan PTU selama satu bulan. Terapi
perlakuan diberikan selama 14 hari. Kelompok I sebagai kontrol normal diberi Confeed PAR-
S, kelompok II sebagai kontrol negatif diberi HFD dan CMC Na 0,5%, kelompok III sebagai
kontrol positif diberi HFD dan simvastatin 0,9 mg/kg BB, kelompok IV sebagai kontrol positif
diberi HFD dan gemfibrosil 0,9 mg/kg BB, kelompok V diberi HFD dan ekstrak etanol daun
murbei dengan dosis 500 mg/kg BB, kelompok VI diberi HFD dan fraksi n-heksana dosis 60
mg/kg BB, kelompok VII diberi HFD dan fraksi etil asetat dosis 40 mg/kg BB, dan kelompok
VIII diberi HFD dan fraksi air dosis 400 mg/kg BB. Semua tikus diukur profil lipid darah pada
hari ke 0, 28, 35, dan 42. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fraksi etil asetat memiliki efek
sebagai antihiperlipidemia dan anti aterosklerosis berupa penurunanan ketebalan dinding
aorta abdominalis pada tikus hiperlipidemia.
Kata kunci : daun murbei, profil lipid, antiaterosklerosis, high fat diet
54
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, Oktober 2019 Vol. 2 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.akfarnusaputera.ac.id
Secara medis obat-obat yang dapat anti aterosklerosis pada tikus yang diberi
menurunkan konsentrasi lipoprotein dan diet aterogenik.
yang beredar di Indonesia saat ini, terdiri Peneliti ingin melanjutkan
atas penghambat HMG KoA reduktase, penelitian dengan metode yang berbeda, di
niacin (asam nikotinat), asam fibrat, dan mana akan diuji fraksi ekstrak etanol daun
resin. Contoh obat golongan statin yaitu murbei terhadap HDL dan LDL
simvastatin, di mana obat ini dapat menggunakan metode CHOD-PAP serta
digunakan untuk mengurangi resiko anti ateroskleosis berupa penurunan
terjadinya penyumbatan pembuluh darah ketebalan dinding aorta abdominalis tikus
arteri karena penumpukan koleterol dalam yang diproses dan diberi pewarnaan
dinding arteri darah (Nicholls et al., 2010). hematoksilin eosin (HE). Pelarut yang
Gemfibrosil merupakan obat golongan digunakan dalam proses fraksinasi adalah
asam fibrat mampu meningkatkan sekresi n-heksana, etil asetat, dan air, sehingga
kolesterol menuju empedu dan diharapkan dapat terjadi pemisahan
meningkatkan afinitas reseptor LDL untuk senyawa nonpolar, semi polar, dan polar
mengikat partikel LDL, mengaktifkan yang terkandung dalam ekstrak etanol
lipoprotein lipase, menghambat sintesis daun murbei.
trigliseida, serta menekan pelepasan asam Peneliti juga memilih
lemak bebas dari jaringan adipose penghambatan pembentukan
(Anderson et al., 2002). aterosklerosis sebagai parameter, karena
Hasil penelitian terdahulu yang saat terjadi peningkatan LDL akibat
dilakukan oleh Valacchi et al. (2013) pemberian diet tinggi lemak dan PTU
menyatakan bahwa kombinasi ekstrak (propil tiourasil) selama 4 minggu atau 28
daun dan buah murbei dosis 500 mg/kg BB hari diharapkan dapat terbentuk
tikus dapat mempengaruhi transport aterosklerosis pada dinding pembuluh
kolesterol dalam hati dan jaringan kulit darah tikus. Pembentukan aterosklerosis
pada tikus obesitas yang diinduksi diet terjadi karena kerusakan endotel akibat
tinggi lemak. Toyo (2015) mengemukakan adanya respon inflamasi pada LDL
bahwa aktivitas ekstrak etanol daun murbei oksidasi dan merangsang peningkatan
dapat meningkatkan kadar HDL dan monosit yang akan menempel pada
mampu menghambat pembentukan sel endotel sehingga berubah menjadi
busa pada dinding aorta tikus putih jantan makrofag. Makrofag berfungsi menelan
galur wistar (Rattus novergicus) yang diberi dan membersihkan lemak LDL yang
diet aterogenik. Dosis yang digunakan teroksidasi melalui reseptor scavenger. Sel
dalam penelitian ini adalah setengah dosis scavenger ini kemudian menjadi sel busa
utama pada penelitian Valacchi yaitu 250 dan selanjutnya membentuk lapisan kerak
mg/kg BB tikus, karena penelitian tersebut lemak sehingga terbentuk aterosklerosis
hanya menggunakan simplisia daun (Fathoni, 2011).
murbei, sehingga dosis yang paling efektif
dalam meningkatkan kadar HDL adalah
dosis 100 mg/200 g BB, sedangkan dosis METODE PENELITIAN
efektif yang digunakan untuk menghambat Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Murbei
pembentukan sel busa adalah dosis 25 Ekstrak etanolik dibuat dengan cara
mg/100 g BB, 50 mg/200 g BB, 100 mg/200 diambil 2000 g serbuk daun murbei
g BB. Penelitian yang dilakukan oleh Huda kemudian di masukkan dalam wadah
(2015) juga melaporkan bahwa ekstrak berwarna gelap lalu ditambah etanol 70%
etanol daun murbei mampu menurunkan dengan perbandingan 1 : 10 selanjutnya
kadar LDL dan dapat digunakan sebagai rendam selama 6 jam pertama sambil
55
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, Oktober 2019 Vol. 2 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.akfarnusaputera.ac.id
sesekali diaduk, kemudian diamkan kemudian diberi diet tinggi lemak dan PTU
selama 18 jam. Pisahkan maserat dengan 0,01% pada semua kelompok uji, kecuali
cara disaring dan filtrasi. Ulangi proses pada Kempok I yang hanya diberikan
penyarian sekurang-kurangnya satu kali pakan biasa dan air. Selain kelompok I,
dengan jenis pelarut yang sama dan diberi diet tinggi lemak selama 28 hari.
jumlah volume pelarut sebanyak setengah Tikus dibuat hiperlipidemia dengan cara
kali jumlah volume pelarut pada penyarian pemberian pakan yang mengandung
pertama. Ekstrak yang diperoleh Confeed PAR-S 200 g, terigu 100 g,
dipekatkan dengan vacuum rotary kolesterol 8 g, asam kolat 0,8 g, minyak
evaporator (suhu dijaga pada 50oC) babi 40 ml, dan air 51,2 ml. Semua bahan
sampai diperoleh ekstrak kental. diaduk sampai homogen, kemudian dibuat
pelet dan dikeringkan. Demikian pula
Fraksinasi Ekstrak Daun Murbei pemberian PTU 0,01% secara per oral.
Ekstrak etanol daun murbei Tikus perlakuan dibagi menjadi 8
sebanyak 10 gram dilarutkan sedikit kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor
dengan air panas, kemudian dipartisi tikus sebagai berikut : Kelompok I, yaitu
dengan air 50 ml dan pelarut n-heksana 50 kelompok kontrol normal (K1), Kelompok II,
ml ke dalam corong pisah diulang yaitu kelompok negatif (K2), Kelompok III,
sebanyak 3 kali. Fraksi n-heksana yaitu kelompok kontrol positif yang
merupakan filtrat yang terletak diatas dan diberikan simvastatin 0,9 mg/kg (K3),
fraksi air merupakan filtrat yang terletak Kelompok IV, yaitu kelompok kontrol positif
dibawah. Fraksi n-heksana dipisahkan dari yang diberikan gemfibrosil 0,9 mg/kg (K4),
fraksi air ditampung dan dipekatkan Kelompok V, yaitu kelompok ektrak etanol
dengan rotary evaporator pada suhu daun murbei 500 mg/kg (K5), Kelompok VI,
penangas 50°C. yaitu kelompok fraksi n-heksana 60 mg/kg
Fraksi air sisa dari fraksi n-heksana (K6), Kelompok VII, yaitu kelompok fraksi
kemudian difraksinasi kembali dengan etil asetat 40 mg/kg (K7), dan kelompok
pelarut etil asetat 50 ml menggunakan VIII yaitu kelompok fraksi air 400 mg/kg
corong pisah proses ini diulang sebanyak 3 (K8). Semua perlakuan di atas, diberikan
kali. Fraksi etil asetat merupakan filtrat secara oral.
yang terletak diatas dan fraksi air terletak Pengukuran profil lipid berikut, pada
dibawah. Fraksi etil asetat dipisahkan dari hari ke-28 bertujuan untuk melihat
fraksi air kemudian dipekatkan dengan seberapa besar peningkatan kadar LDL
rotary evaporator dengan suhu penangas dan penurunan HDL pada serum darah
50°C. Filtrat sisa fraksinasi dengan etil tikus. Pemberian dosis pada semua
asetat adalah fraksi air, yang kemudian kelompok uji dilakukan setelah pengukuran
dikentalkan dengan penangas air sampai profil lipid pada hari yang sama.
kental. Selanjutnya pengukuran profil lipid darah
dilakukan pada hari ke-35 dan hari ke-42.
Penyiapan Hewan Percobaan Langkah terakhir adalah pembedahan atau
Hewan percobaan yang digunakan analisis preparat histopatologi aorta
adalah 40 ekor tikus putih jantan galur abdominalis tikus dengan pewarnaan
wistar dengan kisaran bobot 180-250 g, hematoksilin eosin (HE).
berumur 2-3 bulan. Sebelum perlakuan, Penentuan kadar HDL dan LDL
tikus diadaptasikan selama 7 hari dengan menggunakan metode CHOD-PAP, di
diberikan makanan berupa pelet dan air. mana serum darah tikus diambil melalui
Langkah selanjutnya yaitu pengukuran melalui vena mata (retroorbitalis plexus)
profil lipid darah awal sebagai H0, dengan mikrohematokrit sebanyak 0,5 ml
56
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, Oktober 2019 Vol. 2 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.akfarnusaputera.ac.id
60
Data yang diperoleh dianalisis 40
Normal
(mg/dl)
57
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, Oktober 2019 Vol. 2 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.akfarnusaputera.ac.id
58
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, Oktober 2019 Vol. 2 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.akfarnusaputera.ac.id
HFD + Fraksi n-heksana 59,70 ± 2,89 24,35 ± 1,30 27,36 ± 1,23ad 42,12 ± 1,70abcd
HFD + Fraksi etil asetat 58,89 ± 6,33 24,62 ± 2,42 36,06 ± 1,97ab 55,74 ± 2,38ab
HFD + Fraksi air 57,08 ± 2,78 21,90 ± 1,30 27,30 ± 1,51acd 45,95 ± 4,57abcd
Keterangan : *Pembacaan untuk One Way Anova
a : berbeda signifikan terhadap kontrol normal
b : berbeda signifikan terhadap kontrol HFD
c : berbeda signifikan terhadap HFD + Kontrol (+) Simvastatin
d : berbeda signifikan terhadap HFD + Kontrol (+) Gemfibrosil
Tabel 2. Hasil analisa subsets perubahan kadar HDL H0 sampai H42 pada kelompok perlakuan
menggunakan Two Way ANOVA
Kelompok Subset
1 2 3 4
Kontrol normal *
Kontrol HFD *
HFD + Kontrol (+) Simvastatin *
HFD + Kontrol (+) Gemfibrosil *
HFD + Ekstrak daun murbei *
HFD + Fraksi n-heksana *
HFD + Fraksi etil asetat *
HFD + Fraksi air *
Keterangan : (*) : sebanding
80
dan kolesterol total dilakukan dengan
60
menggunakan metode CHOD-PAP. Serum
40 Normal
darah tikus diambil melalui vena mata
20 HFD
(retroorbitalis plexus) kemudian dilakukan
sentrifugasi dan diamati hasil penetapan 0
H0 H28
kadar LDL. Rata-rata pengukuran kadar
Waktu (hari)
LDL dapat dilihat pada tabel 3.
Confeed PARS sebagai bahan Gambar 2. Grafik rata-rata kadar LDL tikus
dasar untuk membuat pelet, sedangkan pada H0-H28 (mg/dl)
pemakaian kolesterol, minyak babi, dan
asam kolat bertujuan untuk menginduksi Asam kolat ditambahkan karena
peningkatan LDL darah. Minyak babi, dapat merubah gambaran lipoprotein
mempunyai kandungan kolesterol yang menjadi lebih aterogenik, yang berarti
lebih tinggi dibandingkan minyak hewani asam kolat dapat menurunkan kadar HDL
lainnya dan minyak nabati (Ameli et al., dan meningkatkan kadar LDL plasma
1997). (Srivastava et al., 2000). Ganong (1995)
mengemukakan bahwa PTU merupakan
suatu zat antitiroid yang dapat merusak
kelenjar tiroid sehingga menghambat
pembentukkan hormon tiroid. Hormon
tiroid dapat menurunkan kadar kolesterol
dalam darah dengan cara meningkatkan
pembentukan LDL di hati yang
mengakibatkan pengeluaran kolesterol
59
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, Oktober 2019 Vol. 2 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.akfarnusaputera.ac.id
Tabel 4. Hasil analisa subsets perubahan kadar LDL H0 sampai H42 pada kelompok
perlakuan menggunakan Two Way ANOVA
Kelompok Subset
1 2 3 4
Kontrol normal *
Kontrol HFD *
HFD + Kontrol (+) Simvastatin * *
HFD + Kontrol (+) Gemfibrosil *
HFD + Ekstrak daun murbei *
HFD + Fraksi n-heksana *
HFD + Fraksi etil asetat *
HFD + Fraksi air *
Keterangan : (*) : sebanding
60
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, Oktober 2019 Vol. 2 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.akfarnusaputera.ac.id
senyawa kimia seperti ecdysteroid, Perhitungan AI dan CRI terlampir dan hasil
inokosterone, lupeol, β-sitosterol, rutin, rata-rata perhitungannya dapat dilihat pada
moracetin, scopoletin, benzaldehida, tabel 5.
eugenol, linalol, benzyl alkohol, Berdasarkan analisis statistik
butylamine, aseton, kholine dan quercetin menggunakan Two Way ANOVA,
(Kim et al., 2000). Flavonoid merupakan kemudian dilanjutkan uji Tukey Post Hoct
senyawa antioksidan yang potensial dalam Test digunakan untuk melihat perbedaan
menurunkan kadar kolesterol dan masing-masing dosis uji terhadap nilai AI
trigliserida dalam darah, serta dapat dan CRI. Pada tabel di atas menunjukan
melindungi kerusakan dan mengatasi bahwa dosis fraksi etil asetat sebanding
penumpukkan plak pada pembuluh darah dengan kontrol positif simvastatin dan
arteri. Flavonoid dapat menurunkan kontrol positif gemfibrosil, sedangkan fraksi
peroksidasi lipid, di mana flavonoid ini air sebanding dengan fraksi n-heksana.
bekerja sebagai inhibitor enzim HMG-KoA Hasil dari rata-rata pengukuran lipid
reductase sehingga terjadi penurunan dengan rumor AI dan CRI dan analisa
sintesis kolesterol (Chen, 2006). Polifenol statistik ini menyatakan bahwa fraksi etil
adalah kelompok antioksidan yang secara asetat 40 mg/kg BB dianggang paling
alami ada di dalam sayuran, buah-buahan, efektif sebagai antihiperlipidemia.
kacang-kacangan, dan minyak. Senyawa Indeks aterogenik (AI) merupakan
polifenol meliputi flavonol, isoflavon, salah satu faktor resiko yang sangat
flavanon, antosianidin, katekin, dan penting untuk mengetahui resiko
biflavan (Mokgope, 2006). Polifenol aterosklerosis (Mufidah et al., 2010).
bersifat sebagai antioksidan, karena Semakin tinggi nilai AI maka semakin tinggi
kemampuannya melawan pembentukan pula resiko terkena aterosklerosis dan
radikal bebas dalam tubuh (Amelia, 2014). salah satu penyebabnya adalah
Suryanto (2012) mengemukakan bahwa penurunan kadar HDL, di mana pada kadar
dapat menurunkan kadar kolesterol plasma tersebut diketahui dapat menurunkan
darah, terutama kolesterol dalam partikel resiko aterosklerosis melalui hipotesis
lipoprotein berdensitas rendah (LDL), dan mekanisme. Mekanisme tersebut antara
selalu digunakan sebagai indikator untuk lain ; melalui mekanisme pengangkut balik
mendiagnosis kemungkinan adanya kolesterol dari jaringan ke hati dan
gangguan jantung akibat aterosklerosis. kemampuan anti-aterogenik HDL terkait
tugasnya sebagai antioksidan di saluran
Hasil Pengukuran Aterosklerosis darah. Secara in vitro Apo A-I dapat
Nilai indeks aterogenik (AI) dan melindungi LDL dari serangan oksidasi.
indeks resiko koroner (CRI) merupakan Apo A-I merupakan protein utama
indikator untuk mengetahui resiko penyusun HDL (Ginsberg dan Karmally,
aterosklerosis yang merupakan faktor 2000). Menurut Usoro et al. (2006)
utama penyebab penyakit jantung koroner. mengemukakan bahwa semakin tinggi
Data yang digunakan untuk perhitungan kadar HDL, semakin rendah nilai indeks
indeks aterogenik adalah data kadar HDL, aterogenik sehingga resiko aterosklerosis
kadar LDL, dan kadar kolesterol total. akan semakin kecil.
61
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, Oktober 2019 Vol. 2 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.akfarnusaputera.ac.id
62
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, Oktober 2019 Vol. 2 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.akfarnusaputera.ac.id
63
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, Oktober 2019 Vol. 2 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.akfarnusaputera.ac.id
64
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, Oktober 2019 Vol. 2 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.akfarnusaputera.ac.id
65
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia, Oktober 2019 Vol. 2 No. 1
p-ISSN 2621-9360 e-ISSN 2686-3529 journal.akfarnusaputera.ac.id
66