PENDAHULUAN
Pola makan masyarakat saat ini, cenderung lebih menyukai makanan cepat
saji. Perubahan gaya ini dapat menyebabkan penurunan aktifitas fisik yang
Lipoprotein), dan kolesterol darah melebihi batas normal (pada manusia >200
oleh penyempitan pembuluh darah koroner sehingga terjadi gangguan aliran darah
ke otot jantung. Angka kematian akibat PJK baik di negara maju maupun di
negara sedang berkembang sampai saat ini masih tetap tinggi. Indonesia sendiri
1
meningkat secara global menjadi 17,5 juta dari 14,4 juta pada tahun 1990.
dari terdiagnosis dokter atau gejala sebanyak 1,5%. Prevalensi PJK terdiagnosis
dokter tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (0,8%) diikuti Sulawesi Utara, DKI
atau gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur (4,4%). Prevalensi PJK di Riau
adalah 0,2%.
(Kertia et al, 2009). Labu siam (Sechium edule) dikenal masyarakat sebagai
sayuran yang mudah didapat dan digunakan sebagai bahan masakan. Selain
disebut tanaman obat. Labu siam mempunyai kegunaan sebagai penurun tekanan
kanker usus dan diabetes (Sharma, 2006). Menurut Priantono (2005) labu siam
serta baik digunakan sebagai obat oleh penderita asam urat dan diabetes mellitus.
2
Khasiat labu siam telah banyak diteliti dan terbukti sangat bermanfaat bagi
kesehatan. Menurut penelitian Marliana (2005) dan Siciliano et al. (2004), ekstrak
labu siam mengandung flavonoid yang dapat mencegah oksidasi kolesterol LDL
oleh radikal bebas. Selain kaya antioksidan, labu siam mengandung niasin yang
di dalam hati, sehingga produksi kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) dan
ekstrak labu siam dapat menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih jantan.
Hal ini disebabkan karena adanya senyawa pektin pada labu siam yang berfungsi
(pengeluaran) getah empedu yang membuat lemak menjadi emulsi dan terbuang
dengan judul “Efek pemberian infusa labu siam (Sechium edule) terhadap
Efek pemberian infusa labu siam (Sechium edule) terhadap penurunan kadar
3
1.3 Keaslian / Orisinalitas Penelitian
puyuh, 5 sampel lagi sebagai perlakuan diberi kuning telur puyuh dan
filtrat labu siam. Hasil penelitian didapatkan pemberian filtrat labu siam
darah hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar dengan
kelompok, tiap kelompok terdiri dari 10 ekor yang dibagi menjadi dua
4
(30mg/200gBB), Kelompok VI : Perlakuan dosis 3 (40mg/200Gbb). Hasil
peneliti menggunakan metode infusa dan dosis yang berbeda yaitu : dosis 1 (3,6
mL/ekor/hari dalam 30 gram labu siam) dan dosis 2 (3,6 mL/ekor/hari dalam 60
mg labu siam).
. Hasil penelitian ini dapat menjadi ilmu dan informasi kesehatan tentang
efek pemberian infusa kulit manggis terhadap penurunan kadar koesterol total
pada tikus putih jantan. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi
1.4.3 Masyarakat
(Sechium edule) yang aman bagi kesehatan untuk menurunkan kadar kolesterol
total.
5
1.5 Tujuan penelitian
2. Untuk mengetahui kadar kolesterol total pada tikus putih jantan setelah
diberikan infusa labu siam dosis 3,6 ml/ekor/hari (30 gram labu siam).
3. Untuk mengetahui kadar kolesterol total pada tikus putih jantan setelah
pemberian infusa labu siam 3,6 ml/ekor/hari (60 gram labu siam).
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Infusa
simplisia nabati dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit. Pembuatan infusa
merupakan cara yang paling sederhan dalam membuat sediaan herbal dari bahan
7
2.1.2 Cara Pembuatan Infusa
Campur simplisia dengan derajat halus yang sesuai kedalam panci dengan
air secukupnya, panaskan diatas penangas air selama 15 menit terhitung mulai
suhu mencapai 90oc sambil sesekali diaduk. Saring ketika panas dengan
menggunakan kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas sampai
minyak atsiri disaring setelah dingin. Infusa simplisia yang mengandung lendir
ditambah larutan natrium karbonat P 10% dari bobot simplisia. Infusa yang
Labu siam pertama kali ditemukan oleh Patrick Browne di Jamaika pada
tahun 1756. Jenis tanaman ini banyak ditanam di kawasan Filipina, Malaysia, dan
Indonesia( Astawan dan Wresdiyanti, 2007). Buah labu siam memiliki sebutan
nama yang berbeda-beda antara lain : Sumatera (Labu siem), Jawa (Gambas),
8
Sunda (Waluh siam), Jawa Tengah (Labu jipang), Jawa Timur (Manisah). Manado
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Sechium
a. Habitus
9
Habitus labu siam berupa tanaman perdu merambat dan semusim. Setelah
berbunga dan berbuah, tanaman ini akan mati. Perbungaannya berumah satu
(monoecious) dengan tipe bunga jantan dan bunga hermaprodit. Tanaman ini
b. Batang
Labu siam memiliki batang yang lunak, beralur, banyak cabang, serta memiliki
alat untuk membelit yang berbentuk spiral. Permukaan batang umumnya kasar
atau agak kasar, berwarna hijau, dan permukaan berbulu. Batang tanaman labu
c. Daun
Labu siam memiliki daun tunggal yang berbentuk jantung, tepi bertoreh,
d. Bunga
Bunga tanaman labu siam memiliki bunga majemuk yang keluar dari ketiak
daun, dengan kelopak bertajuk lima, mahkota beralur, lima benang sari, kepala
e. Buah
Warna biji buah labu siam yang telah mengering adalah hitam, putih, atau putih
berwarna hijau keputih-putihan. Buah labu siam berwarna hijau ketika muda
10
dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin matang, warna bagian luar buah
berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Dalam budidaya tanaman labu siam,
jumlah buah harus dibatasi untuk menghasilkan ukuran buah yang lebih besar.
f. Akar
Akar tanaman labu siam berwarna putih kecoklatan. Akarnya berupa akar
serabut, bercabang banyak, berbentuk bulat sampai agak persegi, dan berbatang
lemah. Akar tanaman labu siam menyebar, tetapi dangkal (Prahasta, 2009).
Kandungan kimia dan Gizi dalam 100 gram labu siam dapat dilihat pada
Komposisi Jumlah
Kalori 26 – 31 kkal
Gula 3,3 %
Lemak 0,1-0,3%
Karbohidrat 3,5-7,7%
Natrium 36 mg
Kalium 3378,62 mg
Magnesium 147 mg
Kalsium 12-19 mg
Fosfor 4-30 mg
11
Seng 2,77 mg
Mangan 0,38 mg
Tembaga 0,2-0,6 mg
Vitamin A 5 mg
Thiamin 0,03 mg
Riboflavin 0,04 mg
Niasin 0,4-0,5 mg
Saponin 1,65%
Alkaloida 1,57%
Flavonoid 0,95%
Polifenol 5,93 mg
Pektin merupakan bagian diet dari manusia yaitu serat yang dapat larut
dalam air. Mekanisme kerja pektin adalah pektin mampu mengikat kolesterol
12
yang terdapat pada sistem pencernaan, sehingga mencegahnya untuk diserap
menuju aliran darah. Semakin tinggi viskositas pektin, maka akan semakin efektif
feses dan sterol netral. Pektin yang memiliki viskositas tinggi tersebut akan
berperan dalam membentuk misela dan asam empedu dengan laju difusi rendah
melalui bolus untuk mengikat kolesterol pada saluran pencernaan (Sharma et al,
2006).
2.3 Kolesterol
Kolesterol adalah substansi seperti lilin yang bewarna putih dan secara
lemak. Lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh
disamping zat gizi lainnya, seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.
merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk membentuk dinding
13
Kolesterol LDL sering disebut kolesterol jahat. Koleterol LDL
LDL dan sering disebut kolesterol baik karena dapat membuang kelebihan
pembuluh darah).
3. Trigliserida
trigliserida yang merupakan salah satu jenis lemak yang terdapat dalam
14
3. Melapisi membran sel.
1. Genetis
Homocystine adalah unsur genetik yang berbeda dari satu orang dengan
orang lain. Unsur tersebut yang dapat meningkatkan aktivitas sel platelet
2. Makanan
kolesterol dalam darah. Makanan yang mengandung lemak jenuh sepeti yang
ditemukan pada daging, mentega, susu murni, dan keju dapat menaikkan
3. Penyakit lain
15
Beberapa penyakit seperti diabetes terutama tipe 2 memiringkan neraca
kolesterol baik dan jahat kearah yang tidak sehat. Kebanyakkan penderita
diabetes mellitus memiliki HDL rendah dan kadar trigliserida yang tinggi
(Kurniadi, 2014).
2.3.4 Simvastatin
HMG CoA reduktase. Hasilnya terjadi peningkatan resetor LDL , sehingga kadar
2.4 Tikus
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Mammalia
Ordo : Rodentia
16
Familia : Muridae
Genus : Rattus
17
Keterangan :
2.7 Hipotesis
18
Ada efek pemberian infusa labu siam (Sechium edule) terhadap penurunan
BAB III
METODE PENELITIAN
19
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
1. Variabel dependen
2. Variabel independen
simplisia nabati dengan air pada suhu 900C selama 15 menit (BPOM
RI, 2010). Dosis infusa labu siam yang digunakan adalah 3,6
ml/ekor/hari ( 30 gram labu siam) dan 3,6 ml/ekor/hari (60 gram labu
20
Pengukuran kadar kolesterol total pada tikus putih jantan dengan
3.5 Sampel
Sampel penelitian ini adalah tikus putih jantan yang diambil dari
Besar sampel pada penelitian ini dihitung dengan rumus Federer, dengan
(n-1) (t-1) ≥ 15
(n-1) (5-1) ≥ 15
(n-1) 4 ≥ 15
4n-4 ≥15
n≥ 5
21
jadi, jumlah tikus putih jantan yang digunakan dalam tiap kelompok
Sampel yang digunakan adalah tikus putih jantan yang telah memenuhi
a. Kriteria Inklusi
2. Sehat fisik
3. Umur 3 – 4 bulan
b. Kriteria Eksklusi
2. Tikus cacat
22
3.6 Cara Penelitian
Pakan tinggi kolesterol dan lemak diberikan satu jam sebelum pemberian
mL.
23
Konversi dosis manusia dan tikus adalah 0.018, perhitungan
berikut:
4. Pembuatan Simvastatin
= 10 mg x 0,018
5. Pengumpulan Data
total.
24
6. Pengolahan Data
dengan uji ANOVA dan di lanjutkan dengan Post Hoc Test untuk
25
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI. 2010. Acuan Herbal Vol. V Edisi I. Direktorat Obat Asli
Indonesia. Jakarta
Wiadnya. I.B.R, Siti Zaetun dan Wiwik Lina Sari. 2014. Efektivitas Pemberian
Filtrat Labu Siam (Sechium Edule) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol
Total Pada Darah Hewan Coba Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Strain
Wistar. Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Mataram. Media Bina
Ilmiah ISSN No. 1978-3787.
26