Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pola makan masyarakat saat ini, cenderung lebih menyukai makanan cepat

saji. Perubahan gaya ini dapat menyebabkan penurunan aktifitas fisik yang

memegang peranan penting atas terjadinya ketidakseimbangan energi dan

konsumsi makanan dalam jumlah banyak dapat meningkatkan prevalensi

hiperlipidemia (Hairunnisa, 2008).

Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan tingginya konsentrasi lipid yang

ditandai dengan meningkatnya konsentrasi trigliserida, LDL ​(Low Density

Lipoprotein)​, dan kolesterol darah melebihi batas normal (pada manusia >200

mg/dl) (Ganong 2001). Hiperlipidemia merupakan salah satu resiko Penyakit

Jantung Koroner (PJK).

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan

oleh penyempitan pembuluh darah koroner sehingga terjadi gangguan aliran darah

ke otot jantung. Angka kematian akibat PJK baik di negara maju maupun di

negara sedang berkembang sampai saat ini masih tetap tinggi. Indonesia sendiri

menduduki peringkat ke-3 penyebab kematian tersering (Subekti, 2005).

Menurut WHO tahun 2005, jumlah kematian penyakit kardiovaskular

(terutama penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit jantung rematik)

1
meningkat secara global menjadi 17,5 juta dari 14,4 juta pada tahun 1990.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia (Riskesdas 2013), prevalensi

PJK di Indonesia menurut wawancara terdiagnosis dokter sebanyak 0,5%, dan

dari terdiagnosis dokter atau gejala sebanyak 1,5%. Prevalensi PJK terdiagnosis

dokter tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (0,8%) diikuti Sulawesi Utara, DKI

Jakarta, Aceh masing-masing 0,7%. Sementara prevalensi PJK menurut diagnosis

atau gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur (4,4%). Prevalensi PJK di Riau

adalah 0,2%.

Sejak zaman dahulu, sebelum pelayanan kesehatan menggunakan

obat-obatan modern dikenal masyarakat, masyarakat memanfaatkan tumbuhan

berkhasiat obat sebagai salah satu upaya menanggulangi masalah kesehatan

(Kertia ​et al,​ 2009). Labu siam (​Sechium edule)​ dikenal masyarakat sebagai

sayuran yang mudah didapat dan digunakan sebagai bahan masakan. Selain

sebagai sayuran, labu siam dapat menyembuhkan beberapa penyakit sehingga

disebut tanaman obat. Labu siam mempunyai kegunaan sebagai penurun tekanan

darah dan menurunkan kolesterol dalam darah (Lopez, 2007).

Labu siam mengandung pektin yang dapat mencegah hiperkolesterolemia,

kanker usus dan diabetes (Sharma, 2006). Menurut Priantono (2005) labu siam

mempunyai kegunaan sebagai penurun tekanan darah, mempunyai efek diuretik,

dapat menyembuhkan gangguan sariawan, panas dalam, demam pada anak-anak

serta baik digunakan sebagai obat oleh penderita asam urat dan diabetes mellitus.

2
Khasiat labu siam telah banyak diteliti dan terbukti sangat bermanfaat bagi

kesehatan. Menurut penelitian Marliana (2005) dan Siciliano ​et al. (2004), ekstrak

labu siam mengandung flavonoid yang dapat mencegah oksidasi kolesterol LDL

oleh radikal bebas. Selain kaya antioksidan, labu siam mengandung niasin yang

berfungsi menurunkan produksi kolesterol VLDL (​Very Low Density Lipoprotein​)

di dalam hati, sehingga produksi kolesterol LDL (​Low Density Lipoprotein​) dan

trigliserida dapat menurun (Astawan dan Kasih, 2008).

Berdasarkan penelitian (Agustini, 2006) membuktikan bahwa pemberian

ekstrak labu siam dapat menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih jantan.

Hal ini disebabkan karena adanya senyawa pektin pada labu siam yang berfungsi

mencegah penyerapan lemak dan kolesterol, karena serat merangsang sekresi

(pengeluaran) getah empedu yang membuat lemak menjadi emulsi dan terbuang

bersama feses (kotoran).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Efek pemberian infusa labu siam (​Sechium edule)​ terhadap

penurunan kadar kolesterol total pada tikus putih jantan.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin mengetahui apakah

Efek pemberian infusa labu siam (​Sechium edule​) terhadap penurunan kadar

kolesterol total pada tikus putih jantan.

3
1.3 Keaslian / Orisinalitas Penelitian

Penelitian ini pernah dilakukan sebelumnya, yaitu :

1. Wiadnya (2014) dengan judul “Efektivitas Pemberian Filtrat Labu Siam

(Sechium Edule) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Pada Darah

Hewan Coba Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Strain Wistar”. Penelitian

ini menggunakan 10 sampel, 5 sampel sebagai kontrol diberi kuning telur

puyuh, 5 sampel lagi sebagai perlakuan diberi kuning telur puyuh dan

filtrat labu siam. Hasil penelitian didapatkan pemberian filtrat labu siam

(​Sechium edule​) efektif terhadap penurunan kadar kolesterol total pada

darah hewan coba tikus putih (​Rattus norvegicus​) strain wistar dengan

nilai p (0.000 < 0.05 ).

2. Agustini (2006) dengan judul “ Pengaruh Lama Pemberian Formula

Ekstrak Buah Labu Siam (​Sechium Edule​) Terhadap Penurunan Kadar

Kolesterol Total Dan Trigliserida Tikus Putih Jantan”. Penelitian ini

menggunakan 60 ekor tikus jantan dibagi secara acak menjadi enam

kelompok, tiap kelompok terdiri dari 10 ekor yang dibagi menjadi dua

perlakuan. Masing-masing kelompok tersebut adalah: Kelompok I :

Kontrol Normal, Kelompok II : Kontrol perlakuan diet tinggi kolesterol,

Kelompok III : Kontrol pembanding Lovastatin, Kelompok IV : Perlakuan

dosis 1 (20mg/200gBB), Kelompok V : Perlakuan dosis 2

4
(30mg/200gBB), Kelompok VI : Perlakuan dosis 3 (40mg/200Gbb). Hasil

penelitian didapatkan bahwa formula uji dengan dosis 20mg/200gBB,

30mg/200gBB, dan 40mg/200gBB dapat menurunkan kadar kolesterol

total dan trigliserida tikus putih jantan (p<0.05).

Berdasarkan penelitian terkait, perbedaannya dengan penelitian ini adalah

peneliti menggunakan metode infusa dan dosis yang berbeda yaitu : dosis 1 (3,6

mL/ekor/hari dalam 30 gram labu siam) dan dosis 2 (3,6 mL/ekor/hari dalam 60

mg labu siam).

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi penulis

Menambah ilmu pengetahuan bahwa infusa labu siam (​Sechium edule)​

dapat berfungsi menurunkan kadar kolesterol total.

1.4.2 Dunia Kesehatan

. Hasil penelitian ini dapat menjadi ilmu dan informasi kesehatan tentang

efek pemberian infusa kulit manggis terhadap penurunan kadar koesterol total

pada tikus putih jantan. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi

dalam penelitian selanjutnya

1.4.3 Masyarakat

Sebagai informasi kepada masyarakat tentang manfaat infusa labu siam

(​Sechium edule​) yang aman bagi kesehatan untuk menurunkan kadar kolesterol

total.

5
1.5 Tujuan penelitian

1.5.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui efek pemberian infusa labu siam (​Sechium edule)​

terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus putih jantan.

1.5.2 Tujuan khusus

1. ​Untuk mengetahui kadar kolesterol total pada tikus putih jantan

sebelum diberikan infusa labu siam.

2. Untuk mengetahui kadar kolesterol total pada tikus putih jantan setelah

diberikan infusa labu siam dosis 3,6 ml/ekor/hari (30 gram labu siam).

3. Untuk mengetahui kadar kolesterol total pada tikus putih jantan setelah

pemberian infusa labu siam 3,6 ml/ekor/hari (60 gram labu siam).

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Infusa

2.1.1 Definisi Infusa

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi

simplisia nabati dengan air pada suhu 90​o​C selama 15 menit. Pembuatan infusa

merupakan cara yang paling sederhan dalam membuat sediaan herbal dari bahan

lunak seperti daun dan bunga (BPOM RI, 2010).

7
2.1.2 Cara Pembuatan Infusa

Campur simplisia dengan derajat halus yang sesuai kedalam panci dengan

air secukupnya, panaskan diatas penangas air selama 15 menit terhitung mulai

suhu mencapai 90​o​c sambil sesekali diaduk. Saring ketika panas dengan

menggunakan kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas sampai

diperoleh volume infusa yang dikehendaki. Infusa simplisia yang mengandung

minyak atsiri disaring setelah dingin. Infusa simplisia yang mengandung lendir

tidak boleh diperas. Infusa simplisia yang mengandung glikosida antarkinon,

ditambah larutan natrium karbonat P 10% dari bobot simplisia. Infusa yang

menagndung bukan bahan berkhasiat keras, dibuat dengan menggunakan 10%

simplisia (BPOM RI, 2010).

2.2 Labu Siam

2.2.1 Sejarah Labu Siam

Labu siam pertama kali ditemukan oleh Patrick Browne di Jamaika pada

tahun 1756. Jenis tanaman ini banyak ditanam di kawasan Filipina, Malaysia, dan

Indonesia( Astawan dan Wresdiyanti, 2007). ​Buah labu siam memiliki sebutan

nama yang berbeda-beda antara lain : Sumatera (Labu siem), Jawa (Gambas),

8
Sunda (Waluh siam), Jawa Tengah (Labu jipang), Jawa Timur (Manisah). Manado

(Ketimun jepang), dan Inggris (​Chayote) ​(Bakti Husada, 2001).

2.2.2 Taksonomi Labu Siam

Menurut (Plantamor 2008) taksonomi dari labu siam, antara lain:

Kingdom : ​Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Dilleniidae

Ordo : Violales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Sechium

Spesies : Sechium edule (Jacq.)Sw.

2.2.3 Morfologi Labu Siam

Morfologi umum labu siam, sebagai berikut:

a. Habitus

9
Habitus labu siam berupa tanaman perdu merambat dan semusim. Setelah

berbunga dan berbuah, tanaman ini akan mati. Perbungaannya berumah satu

(​monoecious​) dengan tipe bunga jantan dan bunga hermaprodit. Tanaman ini

dapat merambat hingga mencapai 3-5 meter.

b. Batang

Labu siam memiliki batang yang lunak, beralur, banyak cabang, serta memiliki

alat untuk membelit yang berbentuk spiral. Permukaan batang umumnya kasar

atau agak kasar, berwarna hijau, dan permukaan berbulu. Batang tanaman labu

siam berbentuk bulat dan melilit.

c. Daun

Labu siam memiliki daun tunggal yang berbentuk jantung, tepi bertoreh,

dengan ujung yang meruncing, pangkal runcing, permukaan kasar, panjang 4 – 25

cm dengan lebar antara 3 – 20 cm.

d. Bunga

Bunga tanaman labu siam memiliki bunga majemuk yang keluar dari ketiak

daun, dengan kelopak bertajuk lima, mahkota beralur, lima benang sari, kepala

sari jingga, satu putik yang berwarna kuning.

e. Buah

Warna biji buah labu siam yang telah mengering adalah hitam, putih, atau putih

kecoklatan. Buahnya menggantung di tangkai dengan permukaan berlekuk

berwarna hijau keputih-putihan. Buah labu siam berwarna hijau ketika muda

10
dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin matang, warna bagian luar buah

berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Dalam budidaya tanaman labu siam,

jumlah buah harus dibatasi untuk menghasilkan ukuran buah yang lebih besar.

f. Akar

Akar tanaman labu siam berwarna putih kecoklatan. Akarnya berupa akar

serabut, bercabang banyak, berbentuk bulat sampai agak persegi, dan berbatang

lemah. Akar tanaman labu siam menyebar, tetapi dangkal (Prahasta, 2009).

2.2.4 Kandungan Kimia dan Gizi Labu Siam

Kandungan kimia dan Gizi dalam 100 gram labu siam dapat dilihat pada

tabel 2.1 dibawah ini:

Komposisi Jumlah

Kalori 26 – 31 kkal

Gula 3,3 %

Protein 0,9 – 1,1 %

Lemak 0,1-0,3%

Karbohidrat 3,5-7,7%

Serat (Pektin) 0,4-1 %

Natrium 36 mg

Kalium 3378,62 mg

Magnesium 147 mg

Kalsium 12-19 mg

Fosfor 4-30 mg

11
Seng 2,77 mg

Mangan 0,38 mg

Tembaga 0,2-0,6 mg

Vitamin A 5 mg

Thiamin 0,03 mg

Riboflavin 0,04 mg

Niasin 0,4-0,5 mg

Saponin 1,65%

Alkaloida 1,57%

Flavonoid 0,95%

Polifenol 5,93 mg

Sumber : Modgil et al, 2004 dan Pramono, 2005

2.2.5 Manfaat Labu Siam

Buah labu siam mengandung ​saponin yang bermanfaat dalam menghambat

dan mencegah penyerapan kolesterol dalam tubuh. Alkaloid mampu meperlancar

peredaran darah sehingga dapat mencegah stroke, sedangkan tanin memiliki

aktivitas antimikroba (Maryam, 2009). Senyawa polifenol, antosianin, dan

flavonoid memiliki aktivitas antioksidan, menurunkan risiko penyakit jantung,

menurunkan tekanan darah, membantu mencegah kanker, dan membantu

menghentikan proses inflamasi (Higgins, 2004; Mélo ​et al​., 2006).

Pektin merupakan bagian diet dari manusia yaitu serat yang dapat larut

dalam air. Mekanisme kerja pektin adalah pektin mampu mengikat kolesterol

12
yang terdapat pada sistem pencernaan, sehingga mencegahnya untuk diserap

menuju aliran darah. Semakin tinggi viskositas pektin, maka akan semakin efektif

didalam menyerap kolesterol. Pektin dengan viskositas yang tinggi akan

menurunkan kadar kolesterol dengan cara meningkatkan eksresi asam empedu

feses dan sterol netral. Pektin yang memiliki viskositas tinggi tersebut akan

berperan dalam membentuk misela dan asam empedu dengan laju difusi rendah

melalui bolus untuk mengikat kolesterol pada saluran pencernaan (Sharma ​et al,​

2006).

2.3 Kolesterol

Kolesterol adalah substansi seperti lilin yang bewarna putih dan secara

alami ditemukan didalam tubuh. Kolesterol merupakan salah satu komponen

lemak. Lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh

disamping zat gizi lainnya, seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.

Selain bermanfaat sebagai sumber energi lemak atau khususnya kolesterol

merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk membentuk dinding

sel-sel dalam tubuh (Kurniadi, 2014).

2.3.1 Jenis-Jenis Kolesterol

Jenis-jenis kolesterol, terdiri dari:

1. Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein)

13
Kolesterol LDL sering disebut kolesterol jahat. Koleterol LDL

mengangkut kolesterol paling banyak dalam darah. Tingginya kadar LDL

menyebabkan pengendapan kolesterol dalam arteri. Kolesterol LDL

merupakan faktor resiko utama penyakit jantung koroner.

2. Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein)

Kolesterol HDL mengangkut lebih sedikit kolesterol dari pada

LDL dan sering disebut kolesterol baik karena dapat membuang kelebihan

kolesterol dipembuluh darah arteri kembali ke hatiuntuk diproses dan

dibuang. HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi

pembuluh darah dari proses aterosklerosis (terbentuknya plak pada

pembuluh darah).

3. Trigliserida

Selain HDL dan LDL, yang penting untuk diketahui adalah

trigliserida yang merupakan salah satu jenis lemak yang terdapat dalam

darah dan berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida

dalam darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol (Kurniadi, 2014).

2.3.2 Fungsi Kolesterol

1. Berguna dalam proses pembentukan hormon.

2. Pembungkus jaringan saraf (mielin).

14
3. Melapisi membran sel.

4. Prekursor prostaglandin merupakan pelarut vitamin (A,D,E dan K).

5. Pada anak-anak dibutuhkan untuk peningkatan perkembangan sel otak

(Dalimartha. S dan Felix.A, 2014).

2.3.3 Hal-Hal Yang Memengaruhi Jumlah Kolesterol

1. Genetis

Homocystine adalah unsur genetik yang berbeda dari satu orang dengan

orang lain. Unsur tersebut yang dapat meningkatkan aktivitas sel platelet

hypercoagulation, gangguan fungsi lapisan dalah pembuluh darah

(endothelium), dan oksidasi oleh kolesterol LDL.

2. Makanan

Kolesterol yang berada dalam zat makanan dapat meningkatkan kadar

kolesterol dalam darah. Makanan yang mengandung lemak jenuh sepeti yang

ditemukan pada daging, mentega, susu murni, dan keju dapat menaikkan

kolesterol LDL dan trigliserida.

3. Penyakit lain

15
Beberapa penyakit seperti diabetes terutama tipe 2 memiringkan neraca

kolesterol baik dan jahat kearah yang tidak sehat. Kebanyakkan penderita

diabetes mellitus memiliki HDL rendah dan kadar trigliserida yang tinggi

(Kurniadi, 2014).

2.3.4 Simvastatin

Simvastatin ​merupakan ​Obat yang termasuk dalam golongan statin. Satin

efektif dalam menghambat 3-hidroksi-3 metilglutaril-CoA reduktase (HMG CoA

Reduktase) dan memberikan hasil yang signifikan terhadap pengobatan

hiperlipidemia. Mekanisme kerja statin dalam menurunkan kolesterol adalah

dengan menghambat sintesis kolesterol dalam hati dengan menghambat enzim

HMG CoA reduktase. Hasilnya terjadi peningkatan resetor LDL , sehingga kadar

LDL dalam sirkulasi menurun (Brunton ​et al,​ 2008).

2.4 Tikus

2.4.1 Klasifikasi Tikus Putih Jantan

Kingdom : ​Animalia

Phyllum : ​Chordata

Sub phylum : ​Vertebrata

Class : ​Mammalia

Ordo : ​Rodentia

Sub ordo : ​Myomorpha

16
Familia : ​Muridae

Genus : ​Rattus

Species : ​Rattus norvegicus albinus

(​Sharp dan La Regina, 1998).

2.5 Kerangka Teori

17
Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

2.6 Kerangka Konsep

2.7 Hipotesis

18
Ada efek pemberian infusa labu siam (​Sechium edule​) terhadap penurunan

kadar kolesterol total pada tikus putih jantan.

BAB III

METODE PENELITIAN

19
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain ​Pre and

Post Test Control Group Design​.

3.2 Variabel Penelitian

1. Variabel dependen

Variabel dependen pada penelitian ini adalah kadar kolesterol total.

2. Variabel independen

Variabel independen penelitian ini adalah infusa labu siam.

3.3 Definisi Operasional

1. Infusa Labu Siam

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi

simplisia nabati dengan air pada suhu 90​0​C selama 15 menit (BPOM

RI, 2010). Dosis infusa labu siam yang digunakan adalah 3,6

ml/ekor/hari ( 30 gram labu siam) dan 3,6 ml/ekor/hari (60 gram labu

siam). Skala pengukurannya adalah Ordinal.

2. Kadar Kolesterol Total

20
Pengukuran kadar kolesterol total pada tikus putih jantan dengan

alat ukur ​Easy Touch GCU dan dilaksanakan di Laboratorium Kimia

Klinik AAK Fajar Pekanbaru. Skala pengukurannya adalah rasio.

3.4 Bahan dan Alat Penelitian

1. Buah labu siam

2. Alat ​Easy Touch GCU​ dan ​Strip Test

3.5 Sampel

Sampel penelitian ini adalah tikus putih jantan yang diambil dari

Perternakan Tikus STIFAR UNRI Pekanbaru. Teknik pengambilan sampel

dilakukan secara ​purposive random sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan

ciri-ciri atau sifat tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi.

Besar sampel pada penelitian ini dihitung dengan rumus ​Federer​, dengan

perhitungan sebagai berikut (Jusman, 2009) :

(n-1) (t-1) ≥ 15

(n-1) (5-1) ≥ 15

(n-1) 4 ≥ 15

4n-4 ≥15

n≥ 5

21
jadi, jumlah tikus putih jantan yang digunakan dalam tiap kelompok

adalah 5 ekor. Percobaan ini menggunakan 5 kelompok sehingga jumlah

keseluruhannya adalah 25 ekor.

3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Sampel yang digunakan adalah tikus putih jantan yang telah memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi, antara lain :

a. Kriteria Inklusi

1. Berjenis kelamin jantan

2. Sehat fisik

3. Umur 3 – 4 bulan

4. Berat 100 – 300 gram

5. Telah diaklimatisasi (Wiadnya ​et al,​ 2014)

b. Kriteria Eksklusi

1. Tidak tidak bergerak aktif

2. Tikus cacat

3. Mati selama masa perlakuan

4. Terjadi penurunan bobot badan (Badri.K.F, 2013)

22
3.6 Cara Penelitian

1. Persiapan Hewan Coba

Hewan coba diaklimatisasi selama 7 hari dengan tujuan untuk

mengadaptasi hewan coba dengan lingkungan baru dan mengurangi stres

yang dapat mempengaruhi percobaan. Selama masa adaptasi hewan coba

diberi makan dan minum yang sesuai standar.

2. Pembuatan Pakan Tinggi Lemak

Campuran sukrosa dan kuning telur diberikan sebanyak 2,5 gram.

Pakan tinggi kolesterol dan lemak diberikan satu jam sebelum pemberian

bahan uji (Agustini, 2006).

3. Pembuatan Infusa Labu Siam

a. Buah labu siam di haluskan dicampurkan dengan air sebanyak

600 mL dalam sebuah panci. Lalu dipanaskan dengan penangas

air setelah suhu mencapai 90​o​C panaskan selama 15 menit

sambil sekali-sekali diaduk.

b. Saring selagi panas melalui kain flannel, tambahkan air panas

melalui ampas hingga diperoleh volume infusa sebanyak 200

mL.

c. Siapkan hasil infusa labu siam sesuai dengan dosisnya.

23
Konversi dosis manusia dan tikus adalah 0.018, perhitungan

dosis infusa labu siam dari manusia ke mencit adalah sebagai

berikut:

1. Dosis konversi pada tikus adalah 3,6 mL didapat dari 200

mL X 0,018 = 3,6 mL ( yang mengandung 30 gram labu

siam) dengan demikian infusa labu siam 3,6 mL/ekor/hari

(Dosis 1 setara 600 mg).

2. Dosis konversi pada tikus adalah 3,6 mL didapat dari 200

mL X 0,018 = 3,6 mL ( yang mengandung 60 labu siam)

dengan demikian infusa labu siam 3,6 mL/ekor/hari (Dosis

2 setara 1200 mg).

4. Pembuatan Simvastatin

Peneliti menggunakan dosis simvastatin 10 mg/hari yang diberikan

pada sore hari. Jika dikonversikan pada tikus, maka :

= 10 mg x 0,018

= 0,18 mg /200gBB tikus putih

5. Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang

dikumpulkan oleh penulis yang digunakan untuk menjawab tujuan

penelitian. Adapun bentuk data primer yaitu hasil pemeriksaan kolesterol

total.

24
6. Pengolahan Data

Semua data primer yang didapatkan setelah melakukan pengujian

terhadap sampel darah, diolah menggunakan ​software SPSS versi 17.0

dengan uji ANOVA dan di lanjutkan dengan ​Post Hoc Test untuk

mengetahui kelompok mana yang berbeda signifikan .

3.7 Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan di bulan . Pemeriksaan dilakukan dilaboratorium

Kimia Klinik Akademi Analis Kesehatan Yayasan Fajar Pekanbaru.

3.8 Alur Penelitian

25
DAFTAR PUSTAKA

Bakti Husada. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid 2. Departemen


Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia. Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan; 2001

Badan POM RI. 2010. ​Acuan Herbal Vol. V Edisi I.​ Direktorat Obat Asli
Indonesia. Jakarta

Prahasta, Arief.2009. Agribisnis Labu Siam. Bandung: Pustaka Grafika

Wiadnya. I.B.R, Siti Zaetun dan Wiwik Lina Sari. 2014. Efektivitas Pemberian
Filtrat Labu Siam (Sechium Edule) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol
Total Pada Darah Hewan Coba Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Strain
Wistar. Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Mataram. Media Bina
Ilmiah ISSN No. 1978-3787.

26

Anda mungkin juga menyukai