Anda di halaman 1dari 5

I.

LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai negara tropis yang dikenal dengan the second mega biodiversity, dibanjiri oleh tanaman yang diketahui secara empiris atau penelitian berkhasiat obat. Salah satunya adalah temulawak yang termasuk dalam keluarga jahe (zingiberaceae). Mahalnya obat-obat paten yang beredar di Indonesia, adanya kesimpangsiuran obat-obat palsu serta adanya krisis moneter menyebabkan masyarakat terdorong kembali menggunakan obatobat tradisional dengan efek samping yang relatif jarang terjadi. Meskipun penelitian obat tradisional di Indonesia belum tuntas, namun sejak dulu masyarakat telah menggunakan obat tradisional dengan berbagai indikasi atau kegunaannya (Sri, 2008). Temulawak (Curcuma xanthorhiza L.) merupakan tanaman obat asli Indonesia. Temulawak (Curcuma xanthorhiza L.) adalah tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan patinya mudah dicerna oleh tubuh (Anonymous, 2011). Manfaat temulawak untuk kesehatan, sebenarnya telah lama diketahui secara empiris dan pengalaman turun-menurun dari nenek moyang, salah satuny sebagai obat untuk mengurangi terbentuknya kolesterol Kandungan senyawa kurkumin dan antioksidan yang terdapat pada temulawak dapat memberikan perlindungan kepada low density lipoprotein dari proses oksidasi (Septiana, 2006). Berdasarkan penelitian, temulawak merupakan herbal alternatif yang aman digunakan untuk pengobatan antiinflamasi karena kandungan senyawa kurkuminnya. Temulawak didaulat menjadi fitofarmaka setelah melalui 10 tahun penelitian (Sri, 2008). Sehingga temulawak dapat diidentifikasi untuk mengurangi kadar kolesterol. Penelitian yang mengkaji tentang senyawa kurkumin pada temulawak sebagai penghambat terbentuknya kolesterol sudah banyak dilakukan. Salah satunya penelitian yang mengkaji tentang aktifitas antioksidan temulawak dengan beberapa pelarut dengan berbagai polaritas (Septiana, 2006), pengaruh pemberian air perasan temulawak terhadap parameter AUC dan Cmaks ibuprofen(Supandi, 2010), namun masih jarang diapatkan penelitian resmi tentang kurkumin temulawak sebagai peurun kolesterol. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian sirup ekstrak temulawak yang diberikan secara oral pada hewan coba (tikus) terhadap penurunan kadar kolesterol.

II. TINJAUAN PUSTAKA Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik (Anonymousos, 2011). Ekstraksi pada rimpang temulawak memiliki kelarutan yang optimum bila menggunakan pelarut diklorometan (Septiana, 2006).

Temulawak termasuk tanaman obat-obatan yang tergolong dalam keluarga jahe (zingiberaceae). Kandungan senyawa yang terkandung pada temulawak memiliki senyawa yang baik untuk kesehatan tubuh, seperti : kurkumin dan antioksidan. Selain itu tanaman temulawak memiliki sifat inhibisi temulawak terhadap beberapa enzim, seperti enzim sitokrom P-450 CYP1A1, CYP1A2, dan CYP4A. maka harus diperhatikan jika digunakan bersamaan dengan bahan lain. Kandungan senyawa kurkumin dan antioksidan yang terdapat pada temulawak dapat memberikan perlindungan kepada low density lipoprotein dari proses oksidasi (Septiana, 2006). Berdasarkan penelitian, temulawak merupakan herbal alternatif yang aman digunakan untuk pengobatan antiinflamasi karena kandungan senyawa kurkuminnya. Temulawak didaulat menjadi fitofarmaka setelah melalui 10 tahun penelitian (Sri, 2008). Sirup merupakan cairan yang bertekstur kental. Sirup temulawak adalah sirup yang mengandung ekstrak senyawa kurkumin. Dan pada penelitian ini, proses pembuatan sirup dengan cara mengambil sari buah dengan cara pengekstrakan untuk dijadikan menjadi sebuah sirup. Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukan penelitian tentang pemberian sirup temulawak sebagai penurun kolesterol dengan dosis yang bervariasi pada tikus secara oral.

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini bertempat di Laboratorium Biokimia dan Pengolahan Pangan, Laboratorium Pangan dan Nutrisi dan Laboratorium Food Production and Training Center (FPTC) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, dilaksanakan mulai bulan September 2011 Desember 2011. 3.2 Metodologi Penelitian Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sirup ektrak temulawak yang

diberikan secara oral kepada hewan coba terhadap penurunan kadar kolesterol. Penelitian menggunakan sampel 24 ekor tikus galur wistar jantan dengan berat 200 g, kondisi badan sehat (aktif dan tidak cacat), yang kemudian dikelompokkan sesuai jumlah perlakuan yaitu untuk kelompok kontrol dan perlakuan. Penentuan besar sampel berdasarkan rumus frederer (Faustin, 2009). Sehingga untuk masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus dalam satu kandang. Kelompok tikus yang digunakan sebagai kontrol diberi pakan standar AIN-93M. Sedangkan perlakuan diberikan kuning telur yang diberikan secara oral. 3.3 Rancangan Percobaan Rancangan penelitiab ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan sampel sama namun dengan variasi dosis yang berbeda. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian sirup ektrak temulawak yang diberikan secara oral kepada hewan coba terhadap penurunan kadar kolesterol. Adapun pengujian ini dilakukan dengan cfara sebagai berikut :

1. Sebanyak 24 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jenis Wistar dengan berat badan 200
g dimasukkan dalam kandang dan diberi minum secara ad libitum (makanan dan minuman yang diletakkan secara bebas sehingga hewan coba dapat makan dan minum sesuai kebutuhannya) dilakukan adaptasi dengan pakan standar AIN-93M selama 7 hari dengan pemberian pakan 20 gr/hari. Setelah diadaptasi dengan pakan standart, kemudian tikus diberikan kuning telur sebanyak 2 ml/hari secara oral. Dikelompokkan berdasarkan dosis pemberian sirup temulawak 30mg, 60 mg dan 90 mg dan kontrol. Sebagai kontrol adalah tikus dengan pakan standar. Pakan yang diberikan sebanyak 20 g/ekor/hari. Sebelum dilakukan pemberian sirup temulawak secara perlakuan, tikus dipuasakan selama 8 jam. Kadar kolesterol ditentukan dengan pengambilan darah secara retro orbital plexus (pembuluh darah disekitar mata) setelah 1 jam pemberian pakan. Sampel darah yang diperoleh lalu disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm pada suhu ruang selama 15 menit. Serum darah diambil 10 L dan ditambahkan reagen sebanyak 1000 L dan digojog agar reagen dan serum homogen.

2. 3. 4. 5.

3.4

analisa data

Analisis data dilaksanakan dengan uji ANNOVA mempergunakan software statistik SPSS 16. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila terdapat penurunan kadar kolesterol tikus 10% dari kadar kolesterol awal. Keseluruhan data yang diperoleh dianggap signifikan, jika p value 0,05. 3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur kadar kolesterol pada hari pertama sebagai tolak ukur awal, pada hari ke-7 untuk memastikan keberhasilan dan inklusi sample, serta pada hari ke-15 dan hari ke-21 untuk mengetahui efek dari intervensi terhadap kolesterol. 3.6 Tahapan penelitian 1. Pembelian dan pemilihan tikus yang akan digunakan sebagai hewan uji. 2. Mengadaptasikan tikus dalam kandang dan diberi pakan standar AIN-93M dan minum secara ad libitum selama 7 hari. 3. Pemberian kuning telur selama 7 hari secara oral. 4. Mengelompokkan tikus berdasarkan perlakuan, yaitu perlakuan dosis 30 mg, 60 mg, 90 mg dan kontrol. 5. Penentuan kadar kolesterol darah.

DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2008. Resep sirup temulawak. http://pontang-jamugendong.blogspot.com/ diakses pada tanggal 22 Desember 2011. Anonymous. 2009.Resep Sirup buah naga. http://peluangusahauntukanda.blogspot.com diakses pada tanggal 22 Desember 2011. Anonymous. 2010. Kasiat kunyit dan temulawak. http://prasagung.wordpress.com. Diakses pada tanggal 28 Desember 2011 Anonymous. 2011. Temulawak. http:// www. Wikipedia.com. diakses pada tanggal 23 Desember 2011 Anonymous. 2011. Ekstrak. http:// www. Wikipedia.com. diakses pada tanggal 23 Desember 2011 Brown, M. S dan J.L. Goldstein, 1983. Lipoprotein metabolism in Macrophage. Annu Rev Biochem. 52:223-261 Muh.Irfan dalam KOMPAS,2011. Buah naga turunkan kolesterol. http://www.kompas.com. Diakses pada tanggal 22 Desember 2011 Putu Gina Astiyandani, Gd. Angga Permana A. W.,dkk. 2010. uji klinis in vivo pengaruh konsumsi daluman (cycllea barbata) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus wistar jantan dengan diabetes mellitus tipe .Fakultas Kedokteron Universitas Udayana. Bali. Septiana AT. 2006. Penghambatan Oksidasi LDL dan Akumulasi Kolesterol pada makrofag oleh Ekstrak Temulawak.http:// Jurnal teknol dan industry pangan.com. diakses pada tanggal 23 Desember 2011 Sri Purnomowati. 2008. Khasiat Temulawak.. http://www. indofarma. co.id/index.php? option=com_content & task = view &id=21&Itemid=125. Diakses pada tanggal 23 Desember 2011 Supandi. 2010. Pengaruh Pemberian Air Perasan Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza D. Dietr) Terhadap Parameter Auc dan Cmaks Ibuprofen yang Diberikan Secara Oral pada Tikus Jantan Galur Wistar.

Anda mungkin juga menyukai