Anda di halaman 1dari 20

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIDEPRESAN EKSTRAK

TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) PADA


MENCIT PUTIH JANTAN (Mus Musculus) DENGAN
METODE FORCED SWIM TEST
Praktikum Farmakoterapi Gangguan Kulit, Tulang dan Sendi, Mata, THT, Saraf dan Psikiatri pada Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran

Praktikum Farmakoterapi Gangguan Kulit, Tulang dan Sendi, Mata, THT, Saraf dan
Psikiatri Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Sunani (260110180002)
Maya Andani (260110180003)
Asilla Mauri R.K (260110180004)
Nyai Ayu S.S.P.H (260110180005)
Kaila Keyshia M (260110180006)
KELOMPOK Nisrina Nurfadilah
(260110180007)
1 Yunitasya Guspira
(260110180008)
Anugerah Yutika
(260110180009)

2
POKOK BAHASAN
1. Latar Belakang
2. Identifikasi Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Kegunaan Penelitian
5. Metode Penelitian
6. Lokasi dan Waktu Penelitian

3
Latar Belakang
Menurut WHO, Depresi termasuk kontributor terbesar
penyebab ketidakmampuan dan penyebab utama bunuh diri
hampir 800.000 per tahun. Jumlah orang yang hidup dengan
depresi di dunia sekitar 322 juta. Penggunaan antidepresan
telah meningkat 3 sampai 4 kali lipat di Amerika serikat dan
negara maju lainnya (PauloseRam et al, 2007; Olfson et al,
2002).

Ekstrak temulawak ditemukan sebagai antidepresan,


hal ini terbukti dari kandungan curcumin 1-2 % dan minyak
atsiri 6-10% berupa fellandrean dan turmerol berfungsi
sebagai antiinflamasi dan sebagai patofisiologi yang mampu
menurunkan depresi (Putri, 2017).

4
Identifikasi Masalah
1. Apakah ekstrak temulawak memilki aktivitas
antidperesan terhadap mencit putih dengan metode
Forced Swimming Test?

2.Berapakah konsentrasi yang memilki efektifitas


yang paling tinggi

5
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui aktivitas antidepresan dari ekstrak temulawak terhadap mencit
putih dengan metode Forced Swimming Test

2, Mengetahui konsentrasi ekstrak temulawak yang memiliki efektivitas paling


tinggi

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan sebagai rekomendasi, media


informasi, dan sebagai sumber ilmu pengetahuan tentang salah
satu pemanfaatan ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb) sebagai obat antidepresan.

7
Tinjauan Pustaka
1. Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai
dengan kesedihan yang amat sangat mendalam, perasaan tidak
berarti dan tidak bersalah (Davinson dkk, 2006). Gejala-gejala
depresi terdiri dari gejala biologis dan emosional. Gejala biologis
termasuk didalamnya retardasi pemikiran dan gerak, Gejala
emosional mencakup perasaan bersalah, tidak puas, dan kehilangan
motivasi (Adelina, 2013). Patofisologi depresi dapat disebabkan oleh
menurunnya jumlah neurotransmitter norepinefrin (NE), serotonin (5-
HT) dan dopamine (DA) dan otak (Sukandar dkk, 2008).

8
Tinjauan Pustaka
2.Temulawak yang 3. Mencit termasuk dalam genus Mus, sub
mempunyai nama ilmiah famili murinae, family muridae, orde
Curcuma xanthorrhiza Roxb rodentina. Mencit yang sudah dipelihara
adalah tanaman obat-obatan dilaboratorium sebenarnya masih satu
yang tergolong dalam suku family dengan mencit liar. Sedangkan
temu-temuan mencit yang paling sering dipakai untuk
(Zingeberaceae). Temulawak penelitian biomedis adalah Mus musculus.
banyak ditemukan di hutan- Berbeda dengan hewan-hewan lainnya,
hutan daerah tropis. (Afifah, mencit tidak memilki kelenjar
2005). keringat...Diantaraspesies-spesies hewan
lainnya, mencit yang paling banyak
digunakan untuk tujuan penelitian medis
(60-80%) karena murah dan mudah
berkembang biak (Kusumawati, 2004).
9
Metode Penelitian
● Metode Forced Swimmig Test (FST) Metode ini dilakukan
dengan cara hewan uji diberenangkan selama 5 menit
didalam aquarium atau balok yang sudah diisi dengan air.
Data pengamatan yang diperoleh adalah nilai durasi
immobility yang didapatkan dengan menjumlahkan total
waktu tidak bergerak (immobile) (Buccafusco, 2009).
● Metode ini menggambarkan keadaan depresi hewan uji yang
sama dengan depresi manusia seperti perasaan (Gould,
2009; Perveen et al., 2014; Sadock et al., 2015).

10
Alat Bahan
1. Gelas kimia 1. Aquadest
2. Gelas ukur
2. Simplisia rimpang temulawak
3. Kandang mencit
4. Neraca analitik (Ohaus) 3. Na CMC 0,5%

5. Kain flannel 4. Amitriptilin


6. Sonde oral,
5. Mencit jantan dengan bobot
7. Syringe 1 ml 20-30 gram (sekitar 2 sampai
8. Stop watch 3 bulan) sebanyak 15 ekor.

9. Thermometer.
11
Prosedur Penelitian
· Penyiapan Sampel
100 gram rimpang temulawak dibersihkan dari kotoran
yang menempel dan dibuang kulitnya setelah itu dicuci
dengan air mengalir, dan ditiriskan.
· Pembuatan Sampel
Rimpang kunyit diparut dan disaring dengan menggunakan kain
flannel kemudian dibuat dengan berbagai konsentrasi, yaitu
20%, 40% dan 60%. Dimasukan ke dalam erlenmeyer, kemudian
ditutup dengan menggunakan alumunium foil. Selanjutnya setiap
erlenmeyer diberi tanda berdasarkan konsentrasinya.

12
· Pembuatan Kontrol Positif (Amitripilin)
- Membuat suspensi menggunakan 0,1 gram Na-CMC
- Menggerus tablet amitriptilin sampai halus di dalam mortir
- Menambahkan Na-CMC yang sudah dikembangkan sedikit
demi sedikit,
- Menggerus sampai terbentuk suspensi, kemudian dimasukkan
aquades sampai 20 ml.

13
· Pembuatan Kontrol Negatif (Na-CMC)
- Mengembangkan NaCMC 0,5 % sebanyak 0,1 gram selama ± 15 menit,
ditambahkan aquades sampai 20 ml.

· Penyiapan Hewan Uji


- Disiapkan mencit putih jantan sehat dan yang telah dewasa dengan berat
badan 20-30 gram
- Sebelum dilakukan percobaan hewan uji dihabituasikan selama 1 sampai hari
ke-7.
- Mencit yang digunakan untuk penelitian sebanyak 15 ekor dibagi 5 kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor mencit yang ditempatkan dalam
kandang terpisah.

14
· Pengujian Antidepresan Dalam Ekstrak Temulawak
- Pada hari terakhir habituasi, mencit diberenangkan semuanya selama 15 menit untuk
pelatihan awal supaya mencit terbiasa.
- Mencit diberi perlakuan 1x24 jam secara oral pada hari ke 8 sampai hari ke-21 (14
hari), perlakuannya dibagi menjadi 5 kelompok seperti pada tabel I.

15
- Pada hari ke-22, 23, 24 mencit diberenangkan dalam wadah berisi air ±8 cm dengan
suhu 25°C. Pengamatan dicatat dengan melihat gerakan immobilitytime, swimming time,
climbing time setiap 6 menit, pengamatan dimulai pada menit ke 3-6.

16
Analisis Data
● Data yang diperoleh diolah dengan menghitung % daya
antidepresan dengan rumus :
% Daya Antidepresan = 100–(P/K X 100 )
Keterangan :
P = jumlah kumulatif waktu diam mencit yang diberi
perlakuan
K = jumlah kumulatif waktu diam mencit yang diberi
kontrol negatif

17
Lokasi Dan Waktu Penelitian

Laboratorium Farmakologi dan Farmasi


Klinik Fakultas Farmasi Universitas
Padjadjaran.

Bulan Maret – April 2020

18
Daftar Pustaka
● Adelina, R.2013. Kajian Tanaman Obat Indonesia Sebagai Antidepresan.
Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol. 3(1): 9-18.
● Afifah E. 2005. Khasiat dan manfaat temulawak. Jakarta: Agro Media
Pustaka. 5: 43-59.
● Buccafusco J., 2009, Methods of Behavior Analysis in Neuroscience, 2nd
ed., London: Taylor & Francis Group, LLC, pp. 169-329.
● Davison, G.C & Neale J.M. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
● Gould T.D., 2009, Mood and Anxiety Related Phenotypes in Mice
Characterization Using Behavioral Tests In Mood and Anxiety Related
Phenotypes in Mice Characterization Using Behavioral Tests, USA:
Humana Press, pp. 1–337
19
Daftar Pustaka
● Kusumawati, D.2004. Bersahabat Dengan Hewan Coba. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
● Paulose-Ram R., Safran MA., Jonas Bs., et al. 2007. Trends in Psychotropic
Medication Use Among U.S Adults. Pharmacoepidemiol Drug Saf. 16:
560-570
● Putri, K.A., Prasetya, R.P., Yudhal, P., Kurniati, L., Yunita, A., Hepasari, W.A.
2017. Ekstrak Temulawak untuk Antidepresan. The 6th University
Research Colloquium. Universitas Muhammadiyah Magelang

20

Anda mungkin juga menyukai