Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA

OBAT SEDATIF DAN TRANQULIZER

MENCIT DENGAN VALIUM TABLET PERORAL

DIBUAT OLEH:

ANNISA (21190002)

FRANSISCA ELSIA O.I. (21190007)

MARIA ROSANA MIRANTI (21190011)

S1 FARMASI

STIKES PANTI WALUYA MALANG

2021
I. Tujuan percobaan
- Mahasiswa memahami mekanisme organisasi sistem saraf pusat/ pengantar SSP
dan mekanisme obat-obat antidepresan
- Mahasiswa mampu menjelaskan cara penetapan perubahan spontan aktivitas
mencit dengan alat rotarod sebagai salah satu cara pengujian obat anti depresan
- Mahasiswa mampu mengevaluasi perbedaan efek Valium dan diazepam (generic)
yang diberikan per oral dan parenteral (iv)
II. Tinjauan Pustaka

Sedatif termasuk dalam kelompok psikodepresiva yang mencakup obat-obat


yang menekan atau menghambat fungsi-fungsi sistem saraf pusat (SSP)
tertentu. Sedatif berfungsi menurunkan aktivitas, mengurangi ketegangan,
menenangkan penggunanya dan biasanya diberikan pada pasien masa
preoperatif untuk mengurangi kecemasan sebelum dilakukan anestesi dan
pembedahan (Tjay dan Rahardja, 2015; Katzung, 2013). Sedativa berfungsi
menurunkan aktifitas, dan menenangkan penggunaannya. Keadaan sedasi juga
merupakn efek samping dari banyak obat yang khasiat utamanya tidak menekan
SSP,misalnya antikolinergik. Obat sedatif tidak boleh dikonsumsi dalam
kurun waktu yang lama (kecuali atas indikasi medis tertentu) karena
dapat menimbulkan efek ketergantungan. Gejala-gejala ketergantungan obat
sedatif akan muncul jika penggunaan obatnya dihentikan. Efek samping dari
obat sedatif yaitu bergantung pada dosis, mulai dari ringan yang menyebabkan
tenang atau kantuk, menidurkan hingga efek yangberat seperti hilangnya
kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati. Salah satu jenis obat sedatif yang
umum digunakan dari golongan benzodiazepin yaitu diazepam. Diazepam
memiliki efek samping berupa depresi pernapasan, sembelit, vertigo, dan
gelisah (Tjay dan Rahardja, 2015).

Beberapa hewan coba yang dapat digunakan untuk mengamati efek farmakologi
obat diantaranya adalah mencit, tikus, marmot dan kelinci. Hewan coba tersebut
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk dapat menangani hewan coba
dengan baik dan benar perlu dipahami karakteristik masing-masing hewan coba.
Hewan uji yang digunakan dalam praktikun kali ini yaitu mencit Mus musculus)
karena merupakan salah satu hewan coba yang mudah ditangani. Ia bersifat penakut,
fotofobia, cenderung berkumpul sesamanya, serta lebih aktif di malam hari dari pada
siang hari. Aktivitas mencit dapat terganggu dengan keberadaan manusia. Suhu
tubuh normal 37,4°C dan laju respirasi normal 163 kali per menit (Suckow,2001).

Mencit merupakan hewan yang paling banyak digunakan sebagai hewan model
laboratorium dengan kisaran penggunaan antara 40–80%. Mencit banyak digunakan
sebagai hewan laboratorium, khususnya digunakan dalam penelitian biologi. Mencit
mempunyai banyak keunggulan sebagai hewan coba, diantaranya siklus hidup yang
relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi, dan
mudah dalam penanganannya (Suckow et al.) Berat lahir mencit 2–4 gram dan dapat
juga mencapai umur 3 tahun. Pada umur 8 minggu, tikus siap dikawinkan
Perkawinan mencit terjadi pada saat mencit betina mengalami estrus. Siklus estrus
yaitu 4–5 hari, sedangkan lama bunting 19–21 hari dan Berat dewasa 20–40 gram
(jantan) 25–45 gram (betina) Masa hidup 1–3 tahun (Arrington,1972).

III. Alat dan bahan


1. Rotarod
2. Mencit 4 ekor
3. Diazepam 2 mg tablet & injeksi
4. Valium 2 mg tablet dan injeksi
IV. Cara kerja
1. Mengadaptasikan mencit pada rotarod selama 5 menit dengan meletakkan pada roda
berputar rotarod , catat berapa kali jatuh selama 2 menit
2. Memberikan per oral pada 2 ekor mencit masing masing tablet diazepam dan
Valium kemudian mencatat waktu mulai pemberian obat
3. Memberikan per iv pada 2 ekor mencit masing masing inj diazepam dan Valium
catat waktu mulai pemberian obat
4. Meletakkan mencit (2) pada rotarod dan amati selama 40 menit catat kapan saat
mencit mulai terjatuh
5. Meletakkan mencit (3) pada rotarod dan amati selama 20 menit catat kapan saat
mencit mulai terjatuh
6. Menempatkan mencit pada wadah pengamatan , amati hilangnya kemampuan
membalikkan badan bila diterlentangkan
7. Menghitung mulai dan lamanya mencit mulai mengantuk dan lamanya tertidur
masing – masing mencit dan membandingkan hasilnya
V. Tugas :
1. Tentukan mencit yang akan dipilih berdasarkan BB, usia, jenis kelamin dll
 Mencit Yang dipilih dengan BB 20-25 gram
 Jenis mencit : Mencit Sprague Dawley
 Usia 18 Hari
 Jenis kelamin jantan
Karena: Mencit tidak mempunyai hormon estrogen, jika ada jumlahnya pun
relatif sedikit serta kondisi hormonal pada mencit jantan lebih stabil jika
dibandingkan dengan mencit betina karena pada mencit betina mengalami
perubahan hormonal pada masa-masa estrus, masa menyusui, dan kehamilan dan
jugaAlasannya menggunakan tikus jantan mudah diperoleh, mudah dalam
perawatannya, serta memiliki kemampuan metabolik yang cepat.
2. Tuliskan dengan rinci cara pemberian po :

Pemberian obat per oral pada mencit:

 Pembuatan larutan stok peroral


a. Menimbang serbuk Valium
b. Melarutkan dalam pot sampel
c. Memasukkan kedalam labu ukur 50 ml menggunakan corong
d. Di ad kan sampai tanda batas
e. Menutup labu ukur dan dikocok ad homogen
 Penyuntikan
a. Menyiapkan hewan uji mencit jantan
b. Melakukan penimbangan bobot mencit dan dicatat hasilnya
c. Pada rute pemberian secara per oral, obat diberikan melalui mulut dengan posisi
mencit tegak lurus
d. Alat suntik yang digunakan adalah 1 ml dengan ujung jarum suntik diganti
dengan sonde
e. Hewan tersebut dipegang dengan sempurna dan jarum oral dimasukkan dalam
mulut berdekatan dengan bagian atas langit-langit mulut (palate).
f. Masukkan sonde perlahan-lahan keesopagus dan cairan obat dimasukkan, bukan
dipaksa masuk.
g. Setelah masuk kedalam mulut (kira-kira dua inci ke bawah) hewan itu akan
menunjukkan keadaan seperti tercekik.
h. Mengamati hewan uji setelah penyuntikan secara oral
i. Melakukan perhitungan menggunakan stopwatch setelah hewan uji disuntik dari
tidur sampai bangun
j. Mencatat waktu hewan uji tidur sampai hewan uji bangun
3. Tentukan berapa dosis yang dibutuhkan
 Perhitungan dosis
Dosis Lazim Valium untuk manusia : Valium (Diazepam) = 10 mg/kg BB
Faktor konversi mencit ke manusia : 0,0026
Volume maksimum pemberian mencit = 1 ml
VAO = ½ x 1 ml = 0,5 ml
BB mencit : 20 g = 0,02 kg
Konversi dosis untuk mencit BB 20 g = 10 mg x 0,0026
= 0,026 mg / 20 gr
Stok pemberian hewan uji = 0,026 mg / 20 gram x 20 gram
½ x 1 ml
= 0,026 / 0,5 = 0,052 mg / ml
Penimbangan obat = 4 ekor x (1/2 x 1 ml) = 2 ml
Jumlah obat Valium = 0,052 mg / ml x 2 ml = 0,104 mg
VAO = 0.026 mg/20 gram x 20 gram
0,052 mg/ml
= 0,5 ml
Daftar Pustaka

Arrington, L.R. 1972. Introductory Laboratory Animal Science, the Breeding, Care and
Management of Experimental Animal. Denville: The Interstate Printers and Publisers, Inc.

Katzung, B.G, dkk. 2013. Farmakologi: Dasar dan klinik. (Edisi 12). Jakarta: EGC.

Suckow, M.A., Danneman, P. & Brayton, C. 2001. The Laboratory Mouse. Florida: CRC Press.

Tjay, T.H. dan Rahardja, K. 2015. Obat-obat penting: Khasiat, penggunaan, dan efek-efek
sampingnya. (Edisi VI). Cetakan I. Jakarta: PT Elex Media

Anda mungkin juga menyukai