Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

“ Uji Efek Sedatif Hipnotik”

Disusun Oleh
Golongan S / Kelompok 5 :
Veronika Elvira Mang 2443017202
Nita Ideliya 2443017206
Sherlilyta Stiara 2443017212
Faradella Indika K. 2443017218

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2019
A. UJI EFEK SEDATIF DAN HIPNOTIK
B. TUJUAN PRAKTIKUM
a). Membedakan efek obat sedatif dan hipnotik pada hewan coba
b). Mengetahui berbagai instrumen yang dapat digunakan untuk menguji efek sedatif
C. LANDASAN TEORI TENTANG OBAT UJI

C.i. Struktur Phenobarbital (FI V hal 439)

C.ii. Golongan Farmakologi

Suatu bahan sedatif yang efektif harus dapat mengurangi rasa cemas dan mempunyai efek
menenangkan dengan sedikit atau tanpa efek terhadap fungsi-fungsi mental dan motoris. Derajat
depresi sistem saraf pusat yang disebabkan oleh suatu sedativa harus minimum dengan konsistensi
efikasi terapeutik. Suatu obat hipnotika harus menyebabkan rasa kantuk dan mengarah kepada
mula tidur dan mempertahankan keadaan tidur, yang mana sejauh mungkin menggambarkan
keadaan tidur alamiah. Efek hipnotik meliputi depresi sistem saraf pusat yang lebih kuat daripada
sedasi, dan ini dapat dicapai dengan semua obat sedatif melalui cara yang sederhana yaitu
meningkatkan dosis. Depresi sistem saraf pusat yang bergantung pada tingkatan dosis merupakan
karakteristik dari sedatif-hipnotika. (Farmakologi Dasar dan Klinik ed.8, hal 26)

Sedativa berfungsi menurunkan aktivitas, mengurangi ketegangan, dan menenangkan


penggunanya. Keadaan sedasi juga merupakan efek samping dari banyak obat yang khasiat
utamanya tidak menekan SSP, misalnya antikolinergika. Hipnotika menimbulkan rasa kantuk
(drowsiness), mempercepat tidur dan sepanjang malam mempertahankan keadaan tidur yang
menyerupai tidur alamiah mengenai sifat-sifat EEG-nya. Selain sifat-sifat ini, secara ideal obat
tidur tidak memiliki aktivitas sisa pada keesokan harinya. (Obat Obat Penting ed.6, hal 381)

Hipnotika (Yun : hypnos = tidur) adalah zat-zat yang dalam dosis terapi diperuntukkan untuk
meningkatkan keinginan untuk tidur dan mempermudah atau menyebabkan tidur. Lazimnya obat
ini diberikan pada malam hari. Bilamana zat-zat ini diberikan pada siang hari dalam dosis rendah
untuk tujuan menenangkan maka dinamakan obat sedativa (obat-obat pereda). Oleh karena itu,
tidak ada perbedaan yang tajam antara kedua kelompok obat ini. (Obat Obat Penting ed.6, hal 381)

Hipnotik dan sedatif merupakan golongan obat pendepresi susunan saraf pusat (SSP). Efeknya
bergantung pada dosis, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk,
menidurkan, hingga yang berat yaitu hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati.
Beberapa obat dalam golongan hipnotik dan sedativ, diindikasikan juga sebagai pelemas otot,
antiepilepsi, antiansietas (anticemas), dan sebagai penginduksi anastesi. (Farmakologi dan terapi
ed.5, hal 139)

Fenobarbital merupakan obat golongan barbiturat yang merupakan derivat dari asam barbiturat
(2,4,6-trioksoheksa-hidropirimidin). Asam barbiturat sendiri tidak menyebabkan depresi SSP,
efek hipnotik-sedativ dan efek lainnya ditimbulkan apabila posisi 5 ada gugus alkil atau aril.
(Farmakologi dan terapi ed.5, hal 148)

C.iii. Farmakokinetik dan Farmakodinamik

Efek utama dari barbiturat adalah depresi SSP. Semua tingkat depresi dapat dicapai, mulai
dari sedasi, hipnosis, berbagai tingkat anastesia, koma sampai kematian.barbiturat tidak dapat
mengurangi rasa nyeri tanpa disertai hilangnya kesadaran, dan dosis kecil barbiturat dapat
meningkatkan reaksi terhadap rangsangan nyeri. (Farmakologi dan Terapi ed.5, hal 148)

Absorpsi barbiturat apabila digunakan untuk mengobati kecemasan atau gangguan tidur,
sedatif-hipnotika biasanya diberikan secara oral. Kecepatan absorpsi barbiturat sangat cepat ke
dalam darah setelah pemberian oral. Distribusi merupakan transpor sedatif-hipnotika di dalam
darah merupakan proses dinamis di mana molekul-molekul obat masuk dan keluar jaringan pada
kecepatan yang bergantung pada aliran darah, perbedaan konsentrasi, dan permeabilitas. Kelarutan
di dalam lipid memegang peran penting dalam menentukan kecepatan di mana sedatif-hipnotika
tertentu memasuki sistem saraf pusat. Metabolit-metabolit larut air dari sedatif-hipnotiklain
diekskresikan terutama lewat ginjal. (Farmakologi Dasar dan Klinik ed.8, hal 30)

Barbiturat terutama bekerja pada reseptor GABA dimana barbiturat akan menyebabkan
hambatan pada reseptor GABA pada sistem saraf pusat, barbiturat menekan sistem aktivasi
retikuler, suatu jaringan polisinap komplek dari saraf dan pusat regulasi, yang beberapa terletak
dibatang otak yang mampu mengontrol beberapa fungsi vital termasuk kesadaran. Pada
konsentrasi klinis, barbiturat secara khusus lebih berpengaruh pada sinaps saraf dari pada akson.
Barbiturat menekan transmisi neurotransmitter inhibitor seperti asam gamma aminobutirik
(GABA). Mekanisme spesifik diantaranya dengan pelepasan transmitter (presinap) dan interaksi
selektif dengan reseptor (postsinap).

Hipnotik-sedativ barbiturat yang biasanya diberikan oral diabsorbsi cepat dan sempurna.
Barbiturat dalam bentuk garam natriumnya diabsorbsi lebih cepat daripada bentuk bebasnya,
terutama bila diberikan sebagai sediaan cair. Mula kerja bervariasi antara 10-60 menit, bergantung
pada zat serta bentuk formulasinya, yang dihambat oleh adanya makanan di lambung. Barbiturat
didistribusi secara luas dan dapat lewat plasenta. Barbiturat yang sangat larut lemak, yang
digunakan sebagai penginduksi anestesi setelah pemberian IV akan ditimbun di lemak dan otot.
Hal ini menyebabkan penurunan kadarnya dalam plasmadan otak secara cepat, menyebabkan
pasien sadar dalam waktu 5-15 menit setelah penyuntik dengan dosis anastesi.

Eliminasi obat lebih cepat berlangsung pada yang berusia dewasa muda daripada tua dan anak-
anak. Waktu paruh meningkat selama kehamilan dan anak-anak. Waktu paruh meningkat selama
kehamilan dan pada penyakit hati kronik, terutama sirosis. (Farmakologi dan Terapi ed.5 hal 151)

C.iv. Efek Samping dan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan

Efek samping yang dapat ditimbulkan seperti alergi, sehingga jangan memberikan obat ini
kepada pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap barbiturat, sebab hal ini dapat menyebabkan
terjadinya reaksi anafilaksis yang jarang terjadi, barbiturat juga kontraindikasi pada pasien dengan
porfiria akut, karena barbiturat akan menginduksi enzim d-aminoleuvulinic acid sintetase, dan
dapat memicu terjadinya serangan akut. Iritasi vena dan kerusakan jaringan akan menyebakan
nyeri pada saat pemberian melalui I.V, hal ini dapat diatasi dengan pemberian heparin dan
dilakukan blok regional simpatis

C.v. Dosis dan Indikasi Obat

Dosis I.V :

 Loading dose : 20mg/kg BB/hari (maksimum kumulatif loading dose 40mg/kg BB/hari)
 Maintance dose : 4mg/kg BB/hari diberikan setelah pemberian 24 jam loading dose.
Dosis Oral :

(Neonathal Medicines Formulary Consensus Group)

(Farmakologi Dasar dan Klinik ed.8, hal 47)

D. LANDASAN TEORI TENTANG METODE PENGUJIAN OBAT

Obat disuntikkan secara intraperitoneal (i.p) pada tikus yang diuji, lalu tikus diletakkan pada
beberapa alat pengamatan. Beberapa alat pengamatan yang dipakai untuk metode pengujian obat
sebagai berikut :

 Rotarod

Uji kinerja rotarod adalah uji kinerja berdasarkan rod (batang/silinder) yang berputar
dengan menerapkan aktivitas motorik yang ditenagai (listrik), biasanya diterapkan pada hewan
pengerat. Uji ini mengukur parameter seperti waktu tikus berjalan (detik) atau daya tahan.
Beberapa fungsi tes meliputi evaluasi keseimbangan, kekuatan pegangan dan koordinasi motorik
subyek; terutama dalam menguji efek obat yang di eksperimenkan atau setelah cedera otak
traumatis.

Dalam pengujiannya, hewan pengerat ditempatkan pada silinder berputar yang berorientasi
horizontal, yang ditempatkan di atas lantai kandang, yang cukup rendah untuk tidak melukai
hewan tersebut, namun cukup tinggi untuk menghindari kejatuhan. Hewan pengerat secara alami
mencoba tetap berada di silinder yang berputar, atau rotarod, dan menghindari terjatuh ke dasar
(ground). Lamanya waktu yang diberikan oleh hewan pada rotarod ini memberikan pengukuran
keseimbangan, koordinasi, kondisi fisik, dan perencanaan motoriknya. Kecepatan rotarod
digerakkan secara mekanis, dapat tetap konstan, atau dipercepat.

 Hole Board

Uji Hole Board adalah metode uji yang digunakan dalam penelitian ilmiah untuk mengukur
kecemasan, stres, neofilia dan emosionalitas pada hewan. Karena kemampuannya untuk
mengukur beberapa perilaku, ini adalah tes populer dalam farmakologi perilaku namun hasilnya
kontroversial.

Tiga aktivitas yang umum adalah memasukkan kepala, menegakkan kepala (rearing), dan
bergerak (locomotion). Memasukkan kepala biasanya didefinisikan seperti ketika hewan
memasukkan kepalanya ke dalam lubang sampai telinganya sejajar dengan lantai atau di
perangkat modern saat menghancurkan (melewati) sinar infra merah. Rearing adalah saat
binatang berdiri di atas kaki belakangnya. Locomotion adalah binatang yang bergerak ke area
yang berbeda dengan keempat kakinya. Jika hewan tersebut bergerak ke daerah pusat maka
pengamatannya terpisah karena daerah sentral adalah yang paling mengancam hewan. Ketiga
perilaku ini bersifat eksploratif dan semakin banyak terjadi, semakin sedikit cemas binatang
tersebut. Di sisi lain, jika hewan tersebut tidak menunjukkan perilaku ini maka hewan tersebut
lebih cemas.

 Platform

Platform adalah alat untuk menguji tingkat stress dan kecemasan tikus. Platform ini dibuat
dengan papan kayu lingkaran dengan diameter kurang lebih 50cm yang diletakkan di tempat yang
cukup tinggi sehingga dapat membuat tikus merasa cemas, gelisah, dan stress. Hal ini dapat dilihat
dari seberapa sering tikus ke tepi dan mendongak ke bawah. Pada platform dilakukan pengamatan
pada aktivitas, sikap tubuh, jumlah jengukan/menit, dan kecepatan napas/menit masing-masing
pada menit ke-5, 10, 15, dan 20.

E. METODE PENGUJIAN AKTIVITAS OBAT


E.i Alat dan bahan :
- Platform
- Rotarod
- Activity Cage
- Hole Broad
- Jarum suntik 1 mL
Hewan coba :
- Mencit jantan
Jenis Obat :
- Larutan Kontrol WFI (water for injection) 0,05mL (i.p)
- Larutan Fenobarbital-Na 10% dosis 80mg/kgBB (i.p)
- Larutan Fenobarbital-Na 10% dosis 80 mg/kgBB (i.p)
- Larutan Fenobarbital-Na 10% dosis 80 mg/kgBB (i.p)
E.ii. Cara perhitungan dosis dan pengenceran larutan.
1). Perhitungan untuk mencit kelompok 1 (Lar. Kontrol)
Water For Injection : 0,05 mL
BB mencit : 2,25 gram
2). Perhitungan untuk mencit kelompok 2
Fenobarbital-Na : 40 mg/kgBB
BB mencit : 28 gram
Larutan Obat : 200mg/2ml
Dosis = 40 mg/1000 mg x 28 gram = 1,12 mg
Vp = 1,12 mg/200 mg x 2ml =0,0112 ml < 0,05 ml
= 0,0112 ml/0,5 x 2,5 ml = 0,056 ml
3). Perhitungan untuk mencit kelompok 3
Fenobarbital-Na : 40 mg/kgBB
BB mencit : 22,60 gram
Larutan obat : 200mg/2mL
Dosis = 40 mg/1000 mg x 22,60 gram = 0,904 mg
Vp = 0,904 mg/200 mg x 2ml = 0,00904 ml < 0,05 ml
= 0,00904 ml/0,5 x 2,5 ml = 0,0452 ml
4). Perhitungan untuk mencit kelompok 4
Fenobarbital- Na : 80 mg/kgBB
BB mencit : 22,5 gram
Larutan obat : 200mg/2mL
Dosis = 80 mg/1000 mg x 22,5 gram = 1,8 mg

Vp = 1,8 mg/200 mg x 2ml = 0,018 < 0,05 ml

= 0,018 ml/0,5 x 2,5 ml = 0,09 ml

5). Perhitungan untuk mencit kelompok 5


Fenobarbital- Na : 80 mg/kgBB
BB mencit : 28,87 gram
Larutan obat : 200mg/2mL
Dosis = 80 mg/1000 mg x 28,87 gram = 2,3096 mg

Vp = 2,3096 mg/200 mg x 2ml = 0,023 < 0,05 ml

= 0,023 ml/0,5 x 2,5 ml = 0,115 ml


E.iii. Klasifikasi hewan coba yang digunakan :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Redentia
Sub Ordo : Myoimorphia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus
F. SKEMA KERJA PRAKTIKUM

Kel. 1 kontrol
Perlakuan :
Platform,
rotarod &
Kelompok 5 holeboard Kelompok 2 (F40
(F80 mg/kg BB) mg/kg BB)
Perlakuan : Perlakuan :
Platform & Platform &
rotarod holeboard
Mencit Jantan

Kelompok 4 Kelompok 3 (F40


(F80 mg/kg BB) mg/kg BB)
Perlakuan : Perlakuan :
Platform & Platform &
holeboard rotarod
Menghitung
Mengambil dan volume pemberian Menghitung volume
menimbang mencit Fenobarbital-Na pemberian
jantan sesuai dosis Fenobarbital-Na

Menyuntikan obat pada Menyipkan obat


mencit di bagian i.p (Fenobarbital-Na)
Meletakkan mencit pada (intraperitoneal) dalam jarum 1 mL
platfrom dan lakukuan
pengamatan pada
aktivitas, sikap tubuh,
jumlah jengukan/menit
dan kecepatan
napas/menit pada menit
ke-5, 10, 15 dan 20. Masukkan mencit ked
Letakkan mencit di ala activity cage
atas rotarod. segera setelah
Dilakukan penyuntikan obat.
pencatatan selisih Lakukan pencatatan
waktu sejak mencit jumlh aktivitas pada
diletakkan hingga meit ke-5, 10, 15 dan
jatuh dari rotaroad 20.

Letakkan mencit di
tengah hole board.
Dilakukan
perhitungan jumlah
jegukan kepala
mencit ke dalam
lubang selama 5
menit.
G. PEMBAHASAN
Fenobarbital merupakan obat golongan barbiturat yang merupakan derivat dari asam
barbiturat (2,4,6-trioksoheksa-hidropirimidin). Sedativa berfungsi menurunkan aktivitas,
mengurangi ketegangan, dan menenangkan penggunanya. Keadaan sedasi juga merupakan efek
samping dari banyak obat yang khasiat utamanya tidak menekan SSP, misalnya antikolinergika.
Hipnotika menimbulkan rasa kantuk (drowsiness), mempercepat tidur dan sepanjang malam
mempertahankan keadaan tidur yang menyerupai tidur alamiah mengenai sifat-sifat EEG-nya.
Obat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah obat Fenobarbital-Na. Cara kerja yang
dilakukan adalah pemberian obat pada hewan uji yaitu melalui cara Injeksi Intraperioneal
(pemberian obat disuntikan melalui pada kuadran kiri bawah mencit (kiri) ), Intraperioneal
memungkinkan absorbsi dari tempat penyimpanan dalam waktu yang cukup lama. Senyawa uji
yang diberikan secara intraperioneal akan diabsorbsi melalui sirkulasi hepatik sebelum
terdistribusi ke organ lainnya. Dosis obat yang diberikan yaitu 40 mg/kgBB dan 80 mg/kgBB.
Praktikum dilakukan dengan memberikan Fenobarbital-Na pada mencit dengan dosis
(konsentrasi berbeda-beda).
Pengamatan efek sedatif dan Hipnotik sesuai dengan perlakuan, obat disuntikan secara ip pada
kelompok perlakuan 2,3,4 dan 5 mencit diletakan pada alat pengamatan Platform, Rotarod dan
Hole Board. Pada perlakuan Platform dilakukan pengamatan pada aktivitas , sikap tubuh, jumlah
jengukan dan kecepatan napas/15 detik masing-masing pada menit ke-5, 10, 15 dan 20. Rotoard
diamati selama 20 menit kemudian dilakukan pencatatan selisih waktu sejak mencit diletakkan
hingga jatuh dari rotarod. Sedangkan pada Hole board diamati selama 20 menit kemudian
dilakukan penghitungan jumlah jengukan kepala mencit ke dalam lubang selama 5 menit. Pada
kelompok 1 dilakukan semua, untuk kelompok 2 platform dan hole board, kelompok 3 platform
dan rotaroad, kelompok 4 platform dan holeboard, kelompok 5 platform dan rotaroad.
Tabel Hasil Praktikum

LAMA PENGOBATAN
PLATFORM
K
E 5’ 10’ 15’ 20’
L KEL.
O
M
PERLAKU
AN Kec.
P Kec. Kec. Kec. ROTAR
Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Napa
O Sikap Napa Sikap Napa Sikap Napa Sikap HOLEB
tubuh
jengu
s/ tubuh
jengu
s / tubuh
jengu
s/ tubuh
jengu s / OD /
K kan kan kan kan meni OARD
menit menit menit menit
t

1 Kontrol 12
4 3 112 1 - 112 3 4 128 6 6 3 23
0
2 F40
PLATFROM
& 2 2 200 4 - 180 2 8 168 1 1 60 - 23
HOLEBOAR
D
3 F40 11
PLATFROM 6 2 160 4 - 140 4 - 128 5 12 3 -
& ROTAROD 6
4 F80
PLATFROM
& 3 1 52 12 6 64 7- 9 88 12 7 92 - 31
HOLEBOAR
D
5 F80 4 8 80 431 10 84 5 18 10 11 -
PLATFROM 3 8 70 0 detik
& ROTAROD

Pada praktikum ini, kami mengamati aktivitas obat sedativ hipnotik terhadap hewan percobaan
berdasarkan dosis yang diberikan.

1. Pengamatan hewan coba sebagai kontrol dengan disuntikkan 0.05 ml aquadest. yakni
hewan coba hanya disuntikkan aquadest digunakan sebagai kontrol. Dengan kegiatan sebagai
berikut :
- Disuntikkan aquadest kepada hewan coba secara peritonial (i.p), kemudian hewan coba di
letakkan pada platform yang tersedia untuk diamati jumlah sikap tubuh, berapa kali ia
bernafas tiap 15 detik, berapa kali ia menengok kebawah selama 5’, 10’, 15’, 20’ menit.
kemudian didapatkan hasil untuk jengukan sebanyak : 3 jengukan untuk pengamatan pertama,
- untuk replikasi kedua, 4 untuk replikasi ketiga, dan 6 untuk replikasi keempat. untuk repirasi
di dapatkan hasil 112/15 detik untuk pengamatan pertama, 112/15 detik untuk replikasi kedua,
128/15 detik untuk replikasi ketiga, dan 120/15 detik untuk replikasi keempat, dan untuk sikap
tubuh didapatkan hasil 4 untuk pengamatan pertama, 1 untuk replikasi kedua, 3 untuk replikasi
ketiga, dan 6 untuk replikasi keempat.
- Hewan coba yang sudah dilakukan pengamatan pergerakan hewan coba dengan platform
sesegera mungkin dipindahkan ke rotarod. Disini diamati berapa lama hewan coba mampu
untuk bertahan diatas rotarod. Pada pengamatan kali ini didapatkan hasil 3 menit.
- Kemudian untuk percobaan ketiga, hewan coba di pindahkan dari rotarod ke hole board.
Disini dilakukan pengamatan berapa kali hewan coba akan menengok kedalam lubang yang
tersedia di hole board dalam waktu 5 menit dengan replikasi 4 kali. Hasil yang didapat pada
pengamatan terhadap hewan coba dengan menggunakan hole board sebanyak 23 kali
jengukan.
2. Pengamatan dengan perlakuan diberikan dosis F40
- Untuk pengamatan dengan menggunakan platform, Hewan coba disuntikkan 0,06 ml
Fenobarbital (F40) dan kemudian diletakkan kembali diatas platform didapatkan hasil sikap
tubuh pada 5 menit didapat jumlah 6 dilihat dari tabel pengamatan untuk kelompok 3 dan
pada menit terakhir jumlah sikap tubuh 5. Hal yang diperoleh hewan coba merasa gelisah.
Pada jumlah jengukan didapatkan pada menit ke 5 2 jengukan kemudian pada menit terakhir
12 jengukan hal ini menandakan bahwa efek hipnotik bekerja pada hewan coba dibuktikan
dengan hewan coba hanya melakukan sedikit pergerakan, pada kecepatan napas diperoleh
pada menit ke 5 200/15 detik dan pada menit terakhir 60/15 detik dilihat tabel pengamatan
pada kelompok 2 hal ini disebabkan dosis Fenobarbital (F40) dapat menyebabkan hipnotik
dikarenakan berat hewan coba lebih rendah dari berat hewan coba Fenobarbital (F80)
sehingga hewan coba tersebut mengalami efek sedatif.
- Pengamatan Rotaroad
Pada percobaan ini didapatkan hasil 3 menit pada tabel hasil praktikum kelompok 3. Dari hasil
praktikum hewan masih dapat bertahan sama dengan perlakuan kontrol sehingga pada dosis
40 mg/kgBB hewan belum dapat memberikan efek hipnotik dan sedatif secara maksimal.
- Pengamatan Holeboard
Pada percobaan ini, didapatkan hasil 23 jengukan kepala mencit kedalam lubang pada tabel
hasil praktikum kelompok 2. Dari hasil praktikum hewan masih dapat bertahan sama dengan
perlakuan kontrol sehingga pada dosis 40 mg/kgBB hewan belum dapat memberikan efek
hipnotik dan sedatif secara maksimal.
3. Pengamatan dengan perlakuan diberikan dosis F80
- Untuk pengamatan dengan menggunakan platform, hewan coba disuntikkan (0,115 ml)
kelompok 5 Fenobarbital (F80) kemudian hewan coba kembali diletakkan di platform selama
5 menit dengan replikasi 4 kali. Pada 5 menit pertama hewan coba masih melakukan jengukan
sebanyak 8 kali, pada 10 menit melakukan 8 jengukan, 15 menit 10 jengukan, menit 20
melakukan 18 jengukan. Hal ini hewan coba masih tampak gelisah namun jengukan hewan
coba tidak sesering pada saat menit terakhir. Hasil yang tercatat menunjukkan bahwa
Fenobarbital yang diberikan memberikan efek tenang terhadap hewan coba pada menit ke-5
kemudian pada menit terakhir hewan tmapak semakin gelisah efek akan tercapai. Hal ini dapat
disebab kan karena besarnya dosis yang diberikan, karena mengingat kembali bahwa semakin
besar dosis yang diberikan maka efek sedatif hiptonik yang timbul juga lebih berat. Untuk
respirasinya sendiri pada setelah diberikan injeksi Fenobarbital (F80) didapat hasil sebanyak
70/15 detik pada menit ke-5 pada menit terakhir kecepatan napas bertambah menjadi 100/15
detik . Hal ini dapat dikarenakan dosis yang besar dapat memberikan efek. Untuk sikap tubuh
pada menit ke-5 hewan melakukan 3 gerakan pada menit ke-20 hewan melakukan 5 gerakan
tubuh hal ini disebabkan efek terjadi.
- Untuk pengamatan dengan rotaroad
Untuk pengamatan didapat hasil 11 detik dilihat dari tabel hasil praktikum pada kelompok 5.
Hewan coba hanya melakukan sedikit pergerakan disertai dengan sempoyongan dikarenakan
efek sedatif hipnotik bekerja sempurna hal ini dapat di bandingakan pada pengamatan pada
pemberian injeksi kontrol dan phenobarbital 40 mg/kgBB.
- Untuk pengamatan dengan hole board
Untuk pengamatan didapat hasil 31 jengukan kepala mencit kedalam lubang pada tabel hasil
praktikum kelompok 4. Hewan coba melakukan banyak jengukan dibandingkan dengan
pemberian injeksi kontrol dan phenobarbital 40 mg/kgBB.
H. Penyelesaian Tugas dari Buku Petunjuk Praktikum
Kesimpulan dari praktikum ini, semakin besar dosis yang diberikan dan rute pemberian
mempengaruhi kecepatan efektivitas dan perubahan yang signifikan dari aktivitas mencit
terhadap efek sedatif dan hipnotik dari suatu obat Fenobarbital-Na.

I. Usulan Penelitian
-
K. Daftar Pustaka

Tjay, T.H., Rahardja,K., 2007. Obat Obat Penting edisi 6. Jakarta. Gramedia

Bertram G. Katzung. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi 8. Jakarta. Salemba Medika
L. Lampiran
Golongan :S

Hari : Rabu

Jam Praktikum : 13.00-15.00

Kelompok Pembuat Laporan : 5

1. Veronika Elvira Mang 2443017202


2. Nita Ideliya 2443017206
3. Sherlilyta Stiara 2443017212
4. Faradella Indika K. 2443017218

Anda mungkin juga menyukai