Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MINGGU 5

 Topik / Judul : Studi Pustaka Efektivitas Minyak Atsiri Daun Kemangi ( Ocinum
basilicum L. ) terhadap Nyamuk Aedes aegypti sebagai Bahan Aktif untuk Lotion
Antinyamuk
Keywords : lotion, Aedes aegypti, minyak atsiri, Ocinum basilicum L., daun
kemangi

 Tujuan penulisan :
a. Untuk mengetahui dan memahami pengertian, penyebab, faktor yang
mempengaruhi penyebaran serta cara pencegahan dari penyakit DBD
diIndonesia
b. Untuk mengetahui jenis dan kandungan dari tanaman yang dapat digunakan
sebagai antinyamuk
c. Untuk mengetahui dan memahami cara preparasi dalam mendapatkan ekstrak
minyak atsiri dari daun kemangi ( Ocinum basillicum L.)
d. Untuk mengetahui dan memahami berbagai metode ekstraksi dari minyak
atsiri daun kemangi serta persiapan yang dilakukan dalam pembuatan lotion
minyak atsiri daun kemangi
e. Untuk meninjau dan memahami lebih lagi kandungan minyak atsiri dari daun
kemangi ( Ocinum basillicum L. ) sebagai lotion antinyamuk
f. Untuk mengetahui dan memahami berbagai jenis formulasi yang digunakan
serta uji fisik maupun kimia yang dilakukan dalam pembuatan lotion minyak
atsiri daun kemangi sebagai antinyamuk

 Pendahuluan :
Demam Berdarah Dengue atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit
DBD ini merupakan suatu penyakit yang umum ditemui dalam lingkup masyarakat
luas. DBD ini disebabkan oleh virus yang disebut virus dengue (DENV) yang
ditularkan dari gigitan nyamuk betina pada manusia terutama nyamuk Aedes aegypti.
Virus akan melalui masa inkubasi selama 8-12 hari. Tak hanya itu saja, tidak
dihindari bahwa penularan virus ini selain dari nyamuk ke manusia dapat juga dari
manusia yang terinfeksi lalu dibawa oleh nyamuk betina yang menggigit dan
menghisap darah yang telah terinfeksi. ( WHO, 2021 )
Di Indonesia sendiri, kasus dari penyakit DBD ini terus meningkat dan
persebarannya juga semakin luas. Misalnya saja pada tahun 2016 silam penyakit DBD
ini menjangkit 463 kabupaten/kota dengan angka kesakitan sebesar 78,13 per 100.000
penduduk, namun angka kematian dapat ditekan di bawah 1 persen, yaitu 0,79 persen.
Peningkatan penyebaran DBD ini dapat disebabkan oleh kepadatan penduduk,
mobilisasi dan urbanisasi yang terus meningkat di Indonesia. Tak hanya itu, faktor
lain seperti perilaku dari masyarakat, perubahan dari iklim global, perekonomian serta
ketersediaan air bersih dapat mempengaruhi penyebaran dari penyakit DBD ini.
( Kemenkes RI, 2017 )
Banyak cara telah dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk
mengantisipasi/mencegah penyebaran penyakit DBD ini. Mulai dari menjalankan 3M
plus ( menguras, menutup dan mengubur ), melakukan pengasapan atau fogging,
menggunakan kelambu, memelihara ikan pemakan jentik, menaburkan bubuk
larvasida hingga menggunakan obat antinyamuk. ( Hijroh, Bahar dan Ismail, 2017 )
Namun, dari banyak cara pencegahan yang dilakukan, masyarakat Indonesia
lebih familiar dan lebih sering menggunakan obat antinyamuk dalam berbagai bentuk
sediaan seperti sediaan spray maupun lotion. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan
hasil studi kualitatif yang telah dilakukan oleh Wahyono dan Oktarinda (2016).
Dalam jurnalnya, mereka menyebutkan bahwa hasil survei yang telah mereka lakukan
didapatkan jenis obat nyamuk yang sering digunakan oleh masyarakat adalah obat
nyamuk jenis lotion (32,5%), disusul dengan spray (26,5%), semprot/ cair (18,1%),
elektrik (15,7%) dan bakar (1,2%).
Namun, tentu saja sediaan obat nyamuk bentuk lotion yang terbuat dari bahan
kimia tidak selalu baik apabila sering digunakan. Salah satu alternatif yang dapat
digunakan adalah memaanfaatkan bahan alam sebagai komposisi utama dari lotion
antinyamuk. Salah satu contoh bahan alam yang dapat dimanfaatkan adalah daun
kemangi yang mengandung eugenol, linalool, kavikol, geraniol, neral yang akan
diformulasikan menjadi lotion antinyamuk pada studi pustaka ini. (Millati dan Sofian,
2020)
Studi pustaka ini menjabarkan pengertian, penyebab dan cara mencegah
Demam Berdarah Dengue ( DBD ), menjabarkan pula jenis dan kandungan dari
tanaman yang dapat digunakan sebagai antinyamuk, cara preparasi dalam
mendapatkan minyak atsiri daun kemangi, metode-metode ekstraksi yang digunakan
dalam mendapatkan ekstrak minyak atsiri daun kemangi, menjelaskan berbagai jenis
formula yang digunakan dalam membuat lotion ekstrak minyak atsiri daun kemangi
dan menjelaskan pula uji yang dilakukan dalam pembuatan lotion antinyamuk ekstrak
daun kemangi seperti uji fisika yang meliputi uji organoleptis dan uji kimia yang
meliputi uji penetapan kadar dan jenis uji yang lainnya.

 Isi :
PREPARASI
Preparasi atau persiapan merupakan hal awal yang perlu dilakukan saat akan
melakukan ekstraksi minyak atsiri dari bahan alam. Hal ini juga perlu diperhatikan
agar saat proses pengolahan, mutu dan kualitas dari minyak atsiri tersebut tetap
terjaga. Pada pembahasan preparasi ini, bahan alam yang digunakan adalah daun
kemangi ( Ocinum basilicum L. ). Persiapan yang dapat dilakukan sebelum
mengekstrak minyak atsiri dari daun kemangi adalah sebagai berikut :
 Daun kemangi (Ocimum basilicum (L.) f. Citratum Back) muda yang segar dan
berwarna hijau itu dipetik pada umur 50 hari sampai 60 hari setelah ditanam. Lalu,
kuncup bunganya dibuang seminggu sekali sambil dipangkas. Atasan pokok daun
kemangi dipotong 20 sampai 25 cm dari permukaan bumi secara manual. Setelah
daun kemangi dipetik, daun di cuci bersih dengan air mengalir dan ditiriskan.
Daun dipotong kecil-kecil kemudian ditimbang untuk proses destilasi. (Fajarini
dan Murrukmihadi, 2015; Yanti, Arpiwi dan Yulihastuti, 2020)

METODE EKSTRAKSI
Distilasi minyak atsiri
Berdasarkan sumber yang telah didapatkan, beberapa metode serta jumlah
bahan yang digunakan dalam mengekstraksi minyak atsiri daun kemangi memiliki
beberapa perbedaan. Dapat dilihat dibawah ini :
 Pada metode distilasi yang pertama kurang lebih 6500 gram (6,5 kg) daun
kemangi yang telah dikering anginkan dimasukkan ke dalam dandang distilasi uap
dan air dan di bawah angsang sudah terisi air secukupnya, lalu di tutup rapat.
Rangkaian alat dipasang kemudian air dialirkan melalui pendingin dan api
dinyalakan. Distilasi dilakukan selama 6 jam. Hasil distilasi ditampung dalam
beker glass pyrex dan dipisahkan antara fase air dan minyak. Na 2SO4 anhidrat
ditambahkan untuk menghilangkan tapak-tapak air pada fase minyak atsiri.
Minyak atsiri disimpan pada wadah yang gelap atau ditutup aluminium foil agar
tidak rusak terkena paparan sinar matahari.( Fajarini dan Murrukmihadi, 2015)
 Pada pustaka kedua, ekstraksi minyak atsiri dilakukan dengan cara destilasi uap
(steam destilation) menggunakan alat destilasi buatan. Sampel daun kemangi
segar sebanyak 2 kg yang telah dipotong kecil-kecil dimasukkan ke dalam ketel
suling kemudian ditutup dengan rapat. Boiler sebagai sumber uap diisi dengan air
sebanyak setengah volume. Kompor disiapkan dan gas elpiji digunakan sebagai
sumber pemanas. Uap yang dihasilkan oleh boiler dialirkan ke ketel suling
melalui pipa penghubung. Ketel suling dihubungkan dengan kondensor. Uap air
yang bercampur dengan minyak diembunkan oleh kondensor dan tertampung di
dalam separator. Minyak atsiri yang bercampur hydrosol diambil dengan pipet
tetes, disaring menggunakan kain monel tipe N-200 ditampung ke dalam botol
kemudian ditimbang dan dihitung rendemennya. (Yanti, Arpiwi dan Yulihastuti,
2020)
 Lalu pada sumber lainnya pula menyatakan bahwa daun kemangi (Ocimum
basilicum L.) dipetik dan dicuci hingga bersih, selanjutnya daun kemangi
dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan cara kering angin, cara itu, rendemen
yang dihasilkan sekitar 0,4%. Daun yang sudah dikering anginkan tadi dirajang
halus, kemudian disuling menggunakan seperangkat alat destilasi. Selama
penyulingan, uap air yang bercampur dengan minyak atsiri akan mengalir ke labu
suling melalui pipa yang dilengkapi dengan kondensor. Di dalam labu suling,
terbentuk dua lapisan yaitu minyak atsiri yang terdapat pada lapisan atas dan air
kondensasi pada lapisan bawah. Selanjutnya dilakukan pemisahan minyak atsiri
dengan air kondensasi dengan menggunakan corong pisah. (Manaf, Helmiyetti
dan Gustivo, 2012)
FORMULASI LOTION
Beberapa formulasi lotion antinyamuk minyak atsiri daun kemangi
memiliki banyak varian jumlah bahan. Seperti pada beberapa pustaka yang di
dapatkan dibawah ini :
Formula 1 .( Fajarini dan Murrukmihadi, 2015)

 Formula 2 (Yanti, Arpiwi dan Yulihastuti, 2020)

Formula 3 (Manaf, Helmiyetti dan Gustivo, 2012)


- Menthol sebanyak 6 gram
- Mucillago gumm arab 20 ml
- Aquades sebanyak 266 ml
- Etanol 70% sebanyak 268 ml
- Minyak atsiri hasil penyulingan daun kemangi sebanyak 2,6 ml dari tiap tingkatan
konsentrasi yang telah ditentukan.

 Literatur / Daftar Pustaka :


a. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue
WHO. 2021, Dengue and severe dengue. Diakses pada 15 September 2021,
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-
dengue
( PUSTAKA PENDAHULUAN )
Jenis pustaka : Pustaka sekunder berupa artikel penelitian yang di dapatkan
dari pustaka primer
Judul artikel : Dengue and severe dengue

Informasi yang didapat :


- Dengue adalah infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk, ditemukan di iklim
tropis dan sub-tropis di seluruh dunia, sebagian besar di daerah perkotaan dan
semi-perkotaan.
- Virus yang menyebabkan demam berdarah disebut virus dengue (DENV).
- Virus ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk betina yang terinfeksi,
terutama nyamuk Aedes aegypti. Spesies lain dalam genus Aedes juga dapat
bertindak sebagai vektor, tetapi kontribusinya sekunder terhadap Aedes aegypti.
- Setelah menggigit orang yang terinfeksi DENV, virus bereplikasi di usus tengah
nyamuk, sebelum menyebar ke jaringan sekunder, termasuk kelenjar ludah. Waktu
yang diperlukan dari menelan virus hingga transmisi sebenarnya ke inang baru
disebut periode inkubasi ekstrinsik (EIP). EIP membutuhkan waktu sekitar 8-12
hari ketika suhu lingkungan antara 25-28°C. Variasi masa inkubasi ekstrinsik
tidak hanya dipengaruhi oleh suhu lingkungan; sejumlah faktor seperti besarnya
fluktuasi suhu harian, genotipe virus, dan konsentrasi virus awal juga dapat
mengubah waktu yang dibutuhkan nyamuk untuk menularkan virus.
b. https://www.dinkes.pulangpisaukab.go.id/2018/01/21/pedoman-pencegahan-
dan-pengendalian-dbd-di-indonesia/
( PUSTAKA PENDAHULUAN )
Kemenkes RI, 2017, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam
Berdarah Dengue di Indonesia, Jakarta : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Jenis pustaka : Pustaka tersier berupa ebook yang didapatkan dari pustaka
primer dan sekunder
Judul ebook : Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah
Dengue di Indonesia

Informasi yang didapat :


- Di Indonesia kasus DBD berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakin
meningkat angka kesakitannya dan sebaran wilayah yang terjangkit semakin luas.
Pada tahun 2016, DBD berjangkit di 463 kabupaten/kota dengan angka. kesakitan
sebesar 78,13 per 100.000 penduduk, namun angka kematian dapat ditekan di
bawah 1 persen, yaitu 0,79 persen. KLB DBD terjadi hampir setiap tahun di
tempat yang berbeda dan kejadiannya sulit diduga. 10 DBD diperkirakan akan
masih cenderung meningkat dan meluas sebarannya. Hal ini karena vektor penular
DBD tersebar luas baik di tempat pemukiman maupun ditempat umum. Selain itu
kepadatan penduduk, mobilitas penduduk, urbanisasi yang semakin meningkat
terutama sejak 3 dekade yang terakhir. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi
penyebar luasan DBD antara lain adalah
• Perilaku masyarakat
• Perubahan iklim (climate change) global
• Pertumbuhan ekonomi
• Ketersediaan air bersih
c. https://media.neliti.com/media/publications/198367-perilaku-masyarakat-
dalam-pencegahan-pen.pdf
( PUSTAKA PENDAHULUAN )
Hijroh, Bahar, H., Ismail, C.S. 2017, Perilaku Masyarakat dalam Pencegahan
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari Tahun 2017, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat,
2(6) : 1-9.
Jenis pustaka : Pustaka primer berupa artikel penelitian yang di publikasikan
dalam jurnal
Pengarang : Hijroh, Hartati Bahar, Cece Suriani Ismail
Judul artikel : PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN
PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
PUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2017
Judul jurnal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Volume : volume 2 nomor 6
Halaman : 1-9
Informasi yang didapat :
- Pemberantasan jentik nyamuk dilakukan dengan cara “3M plus‟, yaitu :
1. Menguras dan menyikat tempat–tempat penampungan air, seperti
bak mandi/wc, drum, dll seminggu sekali.
2. Menutup rapat–rapat tempat penampungan air, seperti gentong
air/tempayan,dll.
3. Mengubur dan menyingkirkan barang–barang bekas yang dapat
menampung air hujan (M3).
- Selain pemberantasan jentik nyamuk dilakukan dengan cara “3M plus‟
juga dapat dilakukan dengan cara lainnya, seperti:
1. Mengganti air vas bunga, tempat minim burung atau tempat
lainnya yang sejenis seminggu sekali.
2. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak.
3. Menutup lubang–lubang pada potongan bambu /pohon, dll.
4. Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat–tempat yang
sulit di kuras atau di daerah yang sulit air.
5. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak– bak penampung
air.
6. Memasang kawat kasa.
7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
8. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai.
9. Menggunakan kelambu.
10. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.
d. http://journal.fkm.ui.ac.id/epid/article/downloadSuppFile/1315/384
(PUSTAKA PENDAHULUAN)
Wahyono, T.Y.M. dan MW, O. 2016, Penggunaan Obat Nyamuk dan
Pencegahan Demam Berdarah di DKI Jakarta dan Depok, Jurnal
Epidemiologi Kesehatan Indonesia, 1(1) : 35-40.
Jenis pustaka : Pustaka primer berupa artikel penelitian yang di publikasikan
dalam jurnal
Pengarang : Tri Yunis Miko Wahyonoa dan Oktarinda MW
Judul artikel : Penggunaan Obat Nyamuk dan Pencegahan Demam Berdarah
di DKI Jakarta dan Depok
Judul jurnal : Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia
Volume : volume 1 nomor 1
Halaman : hal. 35-40
Informasi yang didapatkan :
- Berikut merupakan hasil survei nyata yang tercantum pada pustaka jurnal
studi penelitian kualitatif :

- Dari hasil studi, isu penggunaan obat nyamuk yang didapat pada studi
adalah: jenis obat nyamuk yang sering digunakan di masyarakat adalah
obat nyamuk lotion (27%), obat nyamuk yang dianggap paling efektif
adalah obat nyamuk lotion (29%) dan obat nyamuk yang aman adalah
lotion (31%). Masyarakat ternyata memiliki kebutuhan dalam penggunaan
obat nyamuk dan persepsi tersendiri terhadap pemilihan jenis, menentukan
obat nyamuk yang efektif dan amat berdasarkan pengalaman dan
preferensi masing-masing.
e. https://jurnal.ugm.ac.id/TradMedJ/article/view/8078
Fajarini, D.A. dan Murrukmihadi, M. 2015, Uji Aktivitas Repelan
Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum (L.) f. Citratum Back)
terhadap Nyamuk Aedes aegypti dalam Sediaan Lotion dan Uji Sifat Fisik
Lotion, Traditional Medicine Journal, 20(2) : 91-97.
Jenis pustaka : Pustaka primer berupa artikel penelitian yang di publikasikan
dalam jurnal
Pengarang : Dias Anita Fajarini dan Mimiek Murrukmihadi
Judul artikel : UJI AKTIVITAS REPELAN MINYAK ATSIRI DAUN
KEMANGI (Ocimum basilicum (L.) f. Citratum Back)
TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti DALAM SEDIAAN
LOTION DAN UJI SIFAT FISIK LOTION
Judul jurnal : Traditional Medicine Journal
Volume : Vol. 20 (2)
Halaman : Hal. 91-97
Informasi yang di dapat :
- Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan ekstraksi minyak atsiri daun
kemangi adalah sebagai berikut :
Daun kemangi (Ocimum basilicum (L.) f. Citratum Back) muda dipetik
pada umur 50 hari setelah tanam. Kuncup bunga dibuang seminggu sekali
sambil dipangkas. Atasan pokok daun kemangi dipotong 20-25 cm dari
permukaan bumi secara manual. Setelah itu, daun dikering anginkan.
- Cara ekstraksi minyak atsiri dari daun kemangi yaitu distilasi uap dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
Kurang lebih 6500 gram daun kemangi yang telah dikering anginkan
dimasukkan ke dalam dandang distilasi uap dan air dan di bawah angsang
sudah terisi air secukupnya, tutup rapat. Rangkaian alat dipasang
kemudian air dialirkan melalui pendingin dan api dinyalakan. Distilasi
dilakukan selama 6 jam. Hasil distilasi ditampung dalam beker glass pyrex
dan dipisahkan antara fase air dan minyak. Na 2SO4 anhidrat ditambahkan
untuk menghilangkan tapak-tapak air pada fase minyak atsiri. Minyak
atsiri disimpan pada wadah yang gelap atau ditutup aluminium foil agar
tidak rusak terkena paparan sinar matahari.
- Formulasi dari sediaan lotion minyak atsiri daun kemangi sebagai berikut :

- Senyawa / kandungan dari minyak atsiri daun kemangi melalui pemeriksaan


kromatografi minyak atsiri daun kemangi menghasilkan 5 puncak tertinggi.
Puncak tertinggi pertama dengan waktu retensi 15,897 menit dan luas area
45,53% adalah Z-Citral (neral). Puncak tertinggi kedua dengan waktu retensi
16,842 menit dan luas area 45,57% adalah E-Citral (geranial). Puncak tertinggi
ketiga dengan waktu retensi 11,226 menit dan luas area 3,64% adalah linalool.
Puncak tertinggi keempat dengan waktu retensi 21,438 menit dan luas area 1,59%
adalah α-bergamot. Puncak tertinggi kelima dengan waktu retensi 21,084 menit
dan luas area 1,34% adalah trans-caryophyllene. Senyawa dengan kadar tertinggi
dalam kemangi, eugenol dan 1,8-sineol, tidak muncul dalam pemeriksaan
komponen minyak atsiri daun kemangi. Hal ini dapat disebabkan senyawa yang
terkandung terdegradasi sehingga mengakibatkan senyawa dengan kadar tertinggi
tidak muncul dalam hasil kromatogram dan spektroskopi massa.
- Bobot jenis minyak atsiri daun kemangi rata-rata pada suhu 25 °C adalah 0,8694
dengan nilai SD 5,37x10-3. Penelitian yang dilakukan oleh Ballitro menghasilkan
bobot jenis minyak atsiri daun kemangi pada suhu 25 °C sebesar 0,925- 0,973
- Hasil uji sediaan mulai dari organoleptis, daya sebar lotion, waktu lekat dan uji
aktivitas repelan kontrol.
f. https://ojs.unud.ac.id/index.php/metamorfosa/article/download/61732/36592
Yanti, N.L.M.Y.I., Arpiwi, N.L. dan Yulihastuti, D.A. 2020, Minyak Atsiri
Daun Kemangi (Ocimum × africanum Lour.) dan Efektivitasnya Sebagai
Lotion Antinyamuk terhadap Aedes aegypti (Linnaeus, 1762),
Metamorfosa : Journal of Biological Sciences, 7(2) : 248-258.
Jenis pustaka : Pustaka primer berupa artikel penelitian yang di publikasikan
dalam jurnal
Pengarang : Ni Luh Made Yuli Indra Yanti, Ni Luh Arpiwi, Dwi Ariani
Yulihastuti
Judul artikel : Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum × africanum Lour.)
dan Efektivitasnya Sebagai Lotion Antinyamuk terhadap
Aedes aegypti (Linnaeus, 1762)
Judul jurnal : Metamorfosa:Journal of Biological Sciences
Volume : Vol. 7(2)
Halaman : Hal. 248-258
Informasi yang di dapat :
- Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan ekstraksi minyak atsiri daun
kemangi adalah sebagai berikut :
Kemangi yang diambil adalah bagian daun segar, berwarna hijau dan
berumur 50-60 hari setelah tanam. Daun kemangi setelah dipetik, di cuci
bersih dengan air mengalir dan ditiriskan. Daun dipotong kecil-kecil
kemudian ditimbang sebanyak 2 kg untuk proses destilasi.
- Cara ekstraksi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ekstraksi minyak atsiri dilakukan dengan cara destilasi uap (steam
destilation) menggunakan alat destilasi buatan. Sampel daun kemangi
segar sebanyak 2 kg yang telah dipotong kecil-kecil dimasukkan ke dalam
ketel suling kemudian ditutup dengan rapat. Boiler sebagai sumber uap
diisi dengan air sebanyak setengah volume. Kompor disiapkan dan gas
elpiji digunakan sebagai sumber pemanas. Uap yang dihasilkan oleh boiler
dialirkan ke ketel suling melalui pipa penghubung. Ketel suling
dihubungkan dengan kondensor. Uap air yang bercampur dengan minyak
diembunkan oleh kondensor dan tertampung di dalam separator. Minyak
atsiri yang bercampur hydrosol diambil dengan pipet tetes, disaring
menggunakan kain monel tipe N-200 ditampung ke dalam botol kemudian
ditimbang dan dihitung rendemennya.
- Formulasi dari sediaan lotion minyak atsiri daun kemangi adalah sebagai berikut :
- Kandungan / Senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri daun kemangi
menunjukkan bahwa dari 25 senyawa aktif teridentifikasi hanya 14 senyawa yang
memiliki kemiripan (similarity) diatas 95%. Senyawa tersebut diantaranya yaitu
1,3,6- octatriene, linalool, nerol, neral, geraniol, eugenol, caryophyllene, α-
farnesene, αcaryophyllene, germacrene-D, cadina-1(10),4- diene, α-bisabolene,
caryophyllene oxide dan benzyl benzoate. Adapun senyawa aktif yang terdapat
minyak atsiri daun kemangi seperti eugenol, linalool, geraniol dan neral yang
terdapat pada penelitian dapat digunakan sebagai repellent.
- Kontrol positif menggunakan lotion komersial yang mengandung DEET
menunjukkan hasil pada jam pertama memberikan daya proteksi 94% menurun
hingga jam keenam menjadi 44%. Basis lotion tanpa penambahan minyak atsiri
daun kemangi (kontrol negatif) memberikan daya proteksi yang paling rendah dari
seluruh perlakuan yaitu 46% pada jam pertama, kemudian menurun hingga jam
keenam menjadi 3%. Hasil tertinggi pada penelitian ini yaitu pada lotion dengan
konsentrasi minyak atsiri 5% memberikan daya proteksi sebesar 100% pada jam
pertama dan jam kedua, 96,6% pada jam ketiga dan menurun menjadi 78% pada
jam keenam.
- Uji organoleptis menunjukkan bahwa dari hasil uji organoleptik, keempat
formulasi lotion memiliki tekstur kental, warna lotion putih kekuningan, aroma
pada basis lotion minyak olive, lotion 3-5% aroma khas kemangi dan memiliki
kesan lembut setelah dioleskan pada kulit.
- Uji pH mengalami peningkatan dari 5,50 pada basis lotion menjadi 5,55 pada 3%,
5,83 pada 4% dan 6,10 pada 5%. Viskositas lotion pada basis lotion yaitu 3000 cP,
2.684 cP pada 3%, 2.504 cP pada 4% dan 2.476 cP pada 5%. Semua formulasi
lotion homogen.
- Hasil uji hedonik

g. http://repository.unib.ac.id/7854/
Manaf, S., Helmiyetti dan Gustivo, E. 2012, Efektivitas Minyak Atsiri Daun
Kemangi (Ocimum basillicum L.) sebagai Bahan Aktif Lotion
Antinyamuk Aedes aegypti L., Konservasi Hayati, 8(2) : 27-32.
Jenis pustaka : Pustaka primer artikel penelitian yang dipublikasikan dalam
jurnal
Pengarang : Syalfinaf Manaf , Helmiyetti , Ely Gustiyo
Judul artikel : EFEKTIVITAS MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI
(Ocimum basillicum L.) SEBAGAI BAHAN AKTIF
LOTION ANTINYAMUK Aedes aegypti L.
Judul jurnal : Jurnal Ilmiah Konservasi Hayati
Volume : Vol. 08 No. 02
Halaman : Hlm. 27-32
Informasi yang di dapat :
- Persiapan yang dilakukan sebelum membuat minyak atsiri daun kemangi. Daun
kemangi (Ocimum basilicum L.) dipetik dan dicuci hingga bersih, selanjutnya
daun kemangi dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan cara kering angin, cara
itu, rendemen yang dihasilkan sekitar 0,4%. Daun yang sudah dikering anginkan
tadi dirajang halus, kemudian disuling menggunakan seperangkat alat destilasi.
Selama penyulingan, uap air yang bercampur dengan minyak atsiri akan mengalir
ke labu suling melalui pipa yang dilengkapi dengan kondensor. Di dalam labu
suling, terbentuk dua lapisan yaitu minyak atsiri yang terdapat pada lapisan atas
dan air kondensasi pada lapisan bawah. Selanjutnya dilakukan pemisahan minyak
atsiri dengan air kondensasi dengan menggunakan corong pisah
- Pembuatan lotion dilakukan dengan cara mencampurkan menthol sebanyak 6
gram dengan mucillago gumm arab 20 ml, aquades sebanyak 266 ml serta etanol
70% sebanyak 268 ml. Kemudian didapat sebanyak 560 ml formula lotion yang
tidak mengandung minyak atsiri daun kemangi. Tiap tingkatan konsentrasi lotion
yang dipakai pada perlakuan, sebanyak 37,4 ml formula lotion yang tidak
mengandung minyak atsiri dicampurkan dengan minyak atsiri hasil penyulingan
daun kemangi seba- nyak 2,6 ml dari tiap tingkatan konsentrasi yang telah
ditentukan.
- Kandungan / senyawa dari minyak kemangi (basil oil) memiliki komposisi
utamanya yaitu metil kavikol, linalool, geraniol, neral dan carryophylene.
Linalool dan geraniol merupakan senyawa fenol yang mempunyai daya repelen
nyamuk. Senyawa-senyawa tersebut merupakan senyawa minyak atsiri, yang
tersusun atas senyawa terpenoid. Senyawa ini memiliki dan dapat menimbulkan
bau atau aroma khas
- Berikut adalah hasil dari uji yang dilakukan terhadap lotion minyak atsiri daun
kemangi.

h. https://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/17656/pdf
Millati, F.F. dan Sofian, F.F. 2018, Review Artikel: Kandungan Senyawa
Minyak Atsiri Pada Tanaman Pengusir Nyamuk, Farmaka Suplemen,
16(2) : 572 – 580.
Jenis pustaka : Pustaka sekunder berupa artikel penelitian yang di dapatkan
dari pustaka primer
Pengarang : Fariza Fida Millati dan Ferry Ferdiansyah Sofian
Judul artikel : REVIEW ARTIKEL: KANDUNGAN SENYAWA MINYAK
ATSIRI PADA TANAMAN PENGUSIR NYAMUK
Judul jurnal : Farmaka
Volume : Suplemen volume 16 nomor 2
Halaman : 572 – 580
Informasi yang didapat :
- Berikut adalah tabel kandungan minyak atsiri pada tanaman yang bersifat anti
nyamuk
- Uji yang dilakukan untuk menguji aktivitas repellent minyak atsiri untuk kulit
manusia, biasanya digunakan metode WHOPES (World Health Organization
Pesticides Evaluation Scheme). Teknik yang digunakan pada metode WHOPES
ini dilakukan dengan mengaplikasikan minyak atsiri pada siku hingga ke
pergelangan tangan (lengan bawah). Teknik ini juga disebut probandus (gigitan
pada lengan manusia). Pengujian dilakukan pada sukarelawan yaitu 3 orang
dewasa dengan kriteria inklusi berusia 17 hingga 44 tahun, sehat, tidak pernah
terkena penyakit malaria, filariasis, DBD dan alergi, dan tidak memiliki luka pada
lengan. Sedangkan nyamuk yang digunakan adalah nyamuk betina dewasa karena
nyamuk betina saja yang mengonsumsi darah. Nyamuk yang digunakan berasal
dari koloni steril Aedes aegypti L. yang berusia 3-5 hari dan telah dipuasakan
selama 12 jam.
- Langkah yang harus dilakukan dalam pengujian adalah sebagai berikut :
Langkah pertama yang dilakukan sebelum pengujian, kedua lengan dari
sukarelawan dibersihkan menggunakan air dan dikeringkan dengan
handuk kering bersih. Setelah itu aplikasikan kontrol negatif yaitu etanol
70% pada lengan kiri. Selanjutnya, lengan tersebut dimasukkan ke dalam
kandang yang diisi dengan 50 ekor nyamuk Aedes aegypti selama 30 detik.
Apabila terdapat ≥10 ekor nyamuk yang hinggap pada lengan, maka
pengujian dapat dilanjutkan. Dengan hati-hati, lengan dikeluarkan dari
kandang, kemudian dengan lengan yang sama dilakukan perlakuan dengan
beberapa larutan uji yaitu minyak atsiri dengan variasi konsentrasi 10, 20,
30, 40 dan 50%. Pengolesan dimulai dari konsentrasi yang paling rendah
yaitu konsentrasi 10%. Selanjutnya lengan dimasukkan ke dalam kandang
selama 30 detik dan lakukan pengamatan terhadap jumlah nyamuk yang
hinggap pada lengan. Usahakan lengan tidak bergerak agar tidak
mengganggu pengamatan terhadap aktivitas repelan minyak atsiri.
Prosedur ini dilakukan juga dengan variasi konsentrasi yang lain. Setelah
itu pengujian disudahi dengan aplikasi kontrol negatif yaitu etanol 70%
pada lengan kanan dengan prosedur pengujian yang sama. Apabila
terdapat ≥10 ekor nyamuk yang hinggap pada lengan, maka pengujian
dapat diterima.
- Kandungan minyak atsiri yang paling berpotensi sebagai alternatif pengusir
nyamuk yaitu tanaman serai, zodia, kemangi, rosemary dan jeruk dengan
kandungan senyawa utama sitronela, geraniol, linalool dan limonen.

Anda mungkin juga menyukai