Dosen Pengampu :
Dr. apt. Dinar Sari Cahyaningrum W, S.Farm., M.Si.
apt. Novita Dhewi Ikakusumawati, S.Farm., M.Clin.Pharm.
Disusun Oleh:
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................2
1.5. Temuan yang Ditargetkan .....................................................................2
1.6. Kontribusi Penelitian ............................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................3
2.1. Eksim ....................................................................................................3
2.2. Staphylococcus aureus ..........................................................................3
2.3. Daun Bidara (Ziziphus Mauritiana Lam) ..............................................3
2.4. Peel-off Body Mask ...............................................................................4
2.5. Maserasi ................................................................................................4
BAB 3. METODE PENELITIAN ...........................................................................5
3.1 Jenis Penelitian.......................................................................................5
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................5
3.3 Alat dan Bahan .......................................................................................5
3.4. Prosedur Kerja ......................................................................................5
3.5. Formula Sediaan Body Mask Gel Peel-Off ..........................................6
3.6. Kegunaan Bahan Formulasi Body Mask Gel Peel-Off .........................6
3.7. Perhitungan Bahan Ekstrak Daun Bidara. ............................................7
3.8. Prosedur Pembuatan..............................................................................7
3.9. Evaluasi Sediaan ...................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Proses pemakaian gel peel off body mask yang dilakukan secara teratur
diharapkan dapat membantu mengurangi masalah eksim pada kulit. Produk gel peel off
body mask yang beredar di masyarakat masih sedikit. Oleh karena itu, peneliti
berinisiatif untuk mengembangkan produk gel peel off body mask berbahan dasar daun
bidara yang dapat membantu mengurangi eksim akibat bakteri. Selain itu bodycare gel
pell off ini memiliki kelebihan mudah diaplikasikan dan mudah dibersihkan karena akan
mengering dalam waktu tertentu sehingga mudah dilepaskan tanpa perlu pembilasan
dan juga mampu menghidrasi kulit, sebagai penyegar, pelembab, dan pelembut bagi
kulit.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah efektivitas daun bidara yang digunakan sebagai bahan
pembuatan gel peel off body mask untuk mengurangi eksim akibat
Staphylococcus aureus?
2. Bagaimanakah karakteristik produk gel peel off body mask yang berbahan dasar
daun bidara?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui potensi bahan alam, yaitu daun bidara dalam mengurangi eksim
yang dibuat menjadi produk gel peel off body mask.
2. Mengetahui karakteristik produk gel peel off body mask berbahan dasar daun
bidara.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Dapat digunakan sebagai dasar pengembangan produk inovatif gel peel off body
mask berbahan alami untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan.
2. Dapat memberikan kontribusi dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Eksim
Eksim adalah penyakit pada kulit atau kelainan kulit yang terlihat iritasi. Gejala
eksim muncul pada saat masa anak anak umur diatas dua tahun. Pada beberapa
penelitian, penyakit ini akan menghilang saat dewasa, namun juga terdapat penderita
seumur hidupnya (Maharani, 2015). Penyakit kulit eksim dapat terjadi dalam waktu
yang sangat panjang. Bahkan banyak penderita eksim yang merasa putus asa karena
eksim sangat mengganggu aktivitas dan penampilan. Eksim ditunjukkan dengan
benjolan kecil dan kemudian akan berkembang menjadi ruam. Pada tahap yang lebih
parah, eksim bisa menyebabkan infeksi. Eksim biasanya menyerang beberapa bagian
tubuh seperti lutut, siku, tangan, kulit tangan, kaki, leher, wajah, kulit kepala, dan bisa
menyebar jika sudah menjadi eksim lanjut (Zuhriyah dan Jura, 2018). Eksim jenis
dermatitis atopik adalah alergi kulit yang menimbulkan efek kemerahan, gatal dan
peradangan. Penyakit ini sifatnya jangka panjang dan dapat muncul berulang kali.
Gejala eksim yaitu kulit terasa gatal, kering bersisik dan kemerahan (Hutasoit dkk.,
2021).
2.2. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus adalah salah satu jenis bakteri yang menyebabkan
infeksi kulit dan jaringan lunak, tetapi juga dapat menyebabkan infeksi invasif seperti
bakteremia, sepsis, endocarditis, pneumonia, maupun osteomyelitis (Nair dkk., 2013).
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus ini biasanya timbul dengan
tanda-tanda khas yaitu peradangan, nekrosis, dan pembentukan abses, serta dapat
menyebabkan berbagai macam infeksi seperti pada jerawat, bisul, atau nanah. Bakteri
Staphylococcus aureus memiliki kemampuan berkembang biak dan menyebar luas
dalam jaringan tubuh serta adanya beberapa zat ekstraseluler yang dapat diproduksi
Staphylococcus aureus dapat menimbulkan berbagai penyakit (Jawetz dan Ernest,
1996).
2.3. Daun Bidara (Ziziphus Mauritiana Lam)
Salah satu bagian dari tanaman Bidara yang dapat dimanfaatkan sebagai
antibakteri adalah bagian daun nya. Daun Bidara yang memiliki nama latin Ziziphus
Mauritiana Lam berbentuk daun tunggal dan berselang-seling, tangkai daun berbulu
dan pada pinggiran daun terdapat gigi yang sangat halus. Tanaman daun Bidara
digunakan untuk pengobatan bisul, luka, penyakit kulit, menghilangkan penyakit
kuning, dan menghaluskan kulit. Selain itu, daun Bidara telah terbukti dapat
membasmi bakteri, jamur dan patogen lainnya. Ekstrak daun Bidara (Ziziphus
Mauritiana) mempunyai aktivitas antimikroba terhadap Escherichia coli,
Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Aspergillus niger dan Candida
albicans. Bakteri yang paling rentan adalah Staphylococcus aureus, diikuti bakteri
Escherichia coli dan terakhir yaitu bakteri Streptococcus pyogenes (Anwar dan Arwie,
2019).
Tanaman Bidara (Ziziphus spina-christi L.) memiliki kandungan fenolat dan
flavonoid yang kaya akan manfaat. Senyawa fenolat adalah senyawa yang mempunyai
3
sebuah cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksi, senyawa yang berasal
dari tumbuhan yang memiliki ciri sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung satu
atau lebih gugus hidroksil (Harborne, 1987). Dalam tubuh senyawa fenolat kaya akan
manfaat biologis antara lain antioksidan, antiinflamasi, antimikroba, antifungi, dan
mencegah timbulnya tumor (Prior dkk., 2003). Kandungan senyawa kimia yang
berperan sebagai pengobatan dalam tanaman bidara antara lain alkaloid, fenol,
flavonoid, dan terpenoid (Adzu dkk., 2001).
2.4. Peel-off Body Mask
Peel-off body mask merupakan salah satu bentuk body care untuk perawatan
dan penyembuhan kulit yang terluka atau terkena iritasi berbentuk gel yang dioleskan
pada kulit pada waktu tertentu. Masker badan ini dibuat dalam bentuk peel-off karena
sediaan peel-off berbentuk gel sehingga mudah diaplikasikan dan mudah dibersihkan
karena akan mengering dalam waktu tertentu sehingga mudah dilepaskan (Rahmawanty
dkk., 2015). Zat aktif yang ada pada peel-off body mask dan zat tambahan mampu
menembus sangat baik ke dalam kulit dan secara intensif memasok zat yang
dibutuhkannya dalam waktu yang singkat. Peel-off body mask merupakan formulasi
yang setelah aplikasi dan pengeringan, membentuk film oklusif diatas kulit. Setelah
terhapus dapat memberikan kebersihan dan pelembab, menghilangkan berbagai macam
bahan kontaminan, menghilangkan sel-sel kulit mati, residu dan bahan lain yang
tersimpan di stratum korneum (Kulkarni dkk., 2019).
Peel of body mask ini dapat membersihkan kulit dengan cara mengoleskan gel
langsung ke permukaan kulit yang ada kotoran, noda, kemerahan bintik-bintik, iritasi
atau jaringan parut. Setelah itu, gel dibiarkan mengering (waktu pengeringan sekitar
10-15 menit) dan gel yang telah kering dikelupas sampai bersih (Asthana dkk., 2020).
Kualitas fisik gel peel-off body mask dipengaruhi oleh komposisi bahan yang digunakan
terutama komposisi polivinil alkohol (PVA). Polivinil alkohol dapat menghasilkan gel
yang cepat mengering dan membentuk lapisan film yang transparan, kuat, plastis, serta
melekat baik pada kulit. PVA berperan dalam memberikan efek peel off karena
memiliki sifat adhesive sehingga dapat membentuk lapisan film yang mudah dikelupas
setelah kering (Brick dkk., 2014).
2.5. Maserasi
Maserasi merupakan ekstraksi pelarut dilakukan dengan cara dingin (maserasi).
Maserasi adalah proses ekstraksi sederhana yang dilakukan hanya dengan cara
merendam simplisia dalam satu campuran pelarut selama waktu tertentu pada
temperatur kamar dan terlindungi dari cahaya untuk menarik komponen yang
diinginkan dengan kondisi dingin diskontinyu (Kristanti, 2008). Proses ekstraksi
dengan teknik maserasi dilakukan dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu ruang. Keuntungan cara ini mudah dan tidak perlu pemanasan sehingga kecil
kemungkinan bahan alam menjadi rusak atau terurai. Pemilihan pelarut berdasarkan
kelarutan dan polaritasnya memudahkan pemisahan bahan alam dalam sampel.
Pengerjaan metode maserasi yang lama dan keadaan diam selama maserasi
memungkinkan banyak senyawa yang akan terekstraksi (Istiqomah, 2013).
4
BAB III
METODE PENELITIAN
5
alat penguap Rotary evaporator pada suhu < 50 derajat celcius. Ekstrak kental yang
diperoleh ditimbang dan dibuat variasi konsentrasi(Mulangsri dkk., 2021).
R/ PVA 20%
HPMC 2%
Gliserin 12%
TEA 2%
Propilparaben 0.05%
Aquadest 50 mL
6
3.7 Perhitungan Bahan Ekstrak Daun Bidara
2%= 1 g
3%= 1,5 g
3. HPMC 2%= 1 g
4. Gliserin 12%= 6 g
5. TEA 2%= 1 g
8. Aquadest ad 50 mL
7
Pengujian homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan sampel gel pada sekeping
kaca atau bahan transparant lain yang cocok. Sediaan dikatakan homogen apabila tidak
terlihat adanya butiran kasar(Armadany dkk., 2015).
3. Uji pH
Uji pH dilakukan dengan menggunakan pH meter yang sebelumnya telah dikalibrasi
terlebih dahulu menggunakan larutan dapar pH 7. Caranya, 1 gram sediaan diencerkan
dengan aquadest hingga 10 mL. Kemudian elektroda pH meter dibiarkan bergerak
sampai menunjukkan posisi tetap(Ditjen POM, 1995).
4. Uji Daya Sebar
Sebanyak 1 gram sampel diletakkan di pusat antara 2 kaca, dimana kaca sebelah atas
dibebani dengan anak timbangan bobot 150 gram, pengukuran dilakukan hingga
diameter penyebaran gel konstan(Zhelsiana dkk., 2016).
5. Uji Iritasi
Pengujian iritasi ini dilakukan pada 12 orang sukarelawan sehat(tidak menderita
eksim). Caranya dengan mengoleskan sediaan pada kulit telinga belakang yang dibuat
lekatan pada luas tertentu, dibiarkan terbuka dan diamati reaksi yang terjadi. Reaksi
positif ditandai oleh adanya kemerahan, gatal-gatal, atau gatal-gatal pada kulit yang
diebri perlakuan(Armadany dkk., 2015).
6. Uji Waktu Kering
Satu gram sampel body mask gel peel-off dioleskan pada kulit lengan. Dihitung waktu
mengering gel dari setelah pengolesan hingga gel membentuk lapisan film. Gunakan
stopwatch(Rahmawanty dkk., 2015).
8
DAFTAR PUSTAKA
Adzu, B., Amos, S., Wambebe., dan Gamaniel K. 2001. Antinociceptive Activity Of Ziziphus
Spina-Christi L root Bark Extract. Fitoterapi.
Anwar, A. Y., dan Arwie, D. 2019. Uji Bioaktivitas Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus Mauritiana
Lam) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus Aureus. Jurnal Kesehatan Panrita
Husada, 4 (1) : 49-57.
Armadany, F. I., Hasnawati, H., dan Sirait M. 2015. Formulasi Sediaan Masker Gel Peel-off
Antioksidan dari Ekstrak Sari Tomat (Solanum lycopersium L. var. cucurbita).
Pharmauho, 1(2).
Asthana, N., Pal, K., Pandey, K., Aljabali, A. A., Murtaza, M., Tambuwala., dan Souza, F. G.
D. 2020. Polyvinyl alcohol (PVA) mixed green–clay and aloe vera based polymeric
membrane optimization: Peel-off mask formulation for skin care cosmeceuticals in
green nanotechnology. Journal of Molecular Structure, 12 (29): 37-51.
Brick, C. S. 2014. New crosslinked cast films based on poly (vinyl alcohol): preparation and
physico-chemical properties. Express Polymer Letters, pp. 941-952.
Cowan MM. 1999. Plants Products an Antimikrobial Agent. Clinical Mikrobiology Reviews.
New York : Microbiology Press.
Devy, A., Zhelsiana., Pangestuti, Y., S., Nabila, F., Lestari, N, P., dan Wikantyaningsih, E. R.
2016. Formulasi dan Evaluasi Sifat Fisik Masker Gel Peel-off Lempung Bentonite. The
4 th Univesity Research Coloquium.
Jawetz dan Ernest. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Kulkarni, S. V., Gupta, A. K., dan Bhawsar, S. 2019. Formulation And Evaluation Of Activated
Charcoal Peel Off Mask. International Journal of Pharmacy Research & Technology,
9 (2): 44-48.
9
Mulangsri, D. A. K., Safitri, E. I., Jayanthy, D. N., Anggraini, J., dan Mustikaningsih, D. A.
2021. Profil Antibakteri Dari Ekstrak Etanol 70% Daun Bidara Arab (Ziziphus Spina-
Christi) Terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes, Staphylococcus Epdermidis dan
Staphylococcus Aureus. Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy, 5(1): 62-67.
Mulyati, E. S. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Daun Ceremai (Phyllanthus
acidus (L.) Skeels) Terhadap Staphylococcus aureus. Surakarta: Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nair, R., Hanson, B.M., Kondratowicz, K., Dorjpurev, A., Davaadash, B., Enkhtuya, B.,
Tundev, O., Smith, T.C. 2013. Antimicrobial Resistance and Molecular Epidemiology
of Staphylococcus Aureus From Ulaanbaatar Mongolia. PeerJ, 2:19.
Prior, R. L. 2003. Fruit and vegetable in The Prevention of Cellular Oksidative Damage. Am
J Clin Nutr.
Rahmawanty, D., Yulianti, N., & Fitriana, M. (2015). Formulasi dan evaluasi masker wajah
peel-off mengandung kuersetin dengan variasi konsentrasi gelatin dan gliserin. Media
Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi, 12(1): 17-32.
Rahmawanty, D., Yulianti, N., dan Fitriana, M. 2015. Formulasi dan Evaluasi Masker Wajah
Peel-off Mengandung Kuersetin Dengan Variasi Konsentrasi Gelatin dan Gliserin.
Media Farmasi, 12 (1):17-32.
Sari, D., & Rita, N. (2017). Analysis Of Risk Factors Attenistic Dermatitis Attendance On The
Center In Puskesmas Pauh Padang. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema
Kesehatan, 2(3), 323-332.
Zuhriyah, S., dan Jura, S. 2018. Implementasi Certainty Factor Untuk Diagnosa Penyakit Kulit.
Jurnal IT, 9 (1): 47-57.
10