Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No.

2, 2019

Formulasi, Pengujian Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri


Sediaan Masker Gel Peel Off Ekstrak Etanol Herba Seledri
(Apium graveolens L.)
1* 1 1 2
Henni Rosaini , Indra Makmur , Refilia Dwina Putri , Wahyu Margi Sidoretno
1
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM), Padang, Indonesia
2
DIII Analis Farmasi dan Makanan Universitas Abdurrab, Pekanbaru, Indonesia
*Email : hauraarya@stifarm-padang.ac.id

Abstrak
Ekstrak etanol herba seledri (Apium graveolens L.) yang diekstraksi dengan pelarut etanol memiliki aktivitas
antioksidan dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sediaan masker gel peel off ekstrak
seledri sebagai antijerawat terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan aktivitas antioksidan terhadap radikal
bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil). Rancangan formula masker gel peel off ekstrak herba seledri
dibuat 4 formula berbeda yaitu F0 (tanpa zat aktif), F1 (5%), F2 (10%), F3 (15%). Hasil evaluasi sifat fisik
sediaan masker gel peel off menunjukkan semua formula memenuhi persyaratan masker gel peel off yang baik.
Berdasarkan uji aktivitas antioksidan, diperoleh nilai IC50 pada ekstrak = 728,689 µg/mL, FI = 6558,15 µg/mL,
F2 = 5812,75 µg/mL, F3 = 6442,53 µg/mL, dan pembanding = 64,287 µg/mL, ketiga formula tidak memiliki
aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH(1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil), dan berdasarkan uji aktivitas
antibakteri diperoleh rata-rata daya hambat pada ekstrak = 16,19 mm, F1 = 9,61 mm, F2 = 9,73 mm, F3 = 12,45,
dan pembanding = 19,68 mm, ketiga formula memiliki aktiviitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes.
Kata Kunci : Apium graveolens L.; Masker gel peel off; Antioksidan; Antibakteri

Abstract
Ethanol extract of celery herbs (Apium graveolens L.) extracted with ethanol solvent has antioxidant
and antibacterial activity. This study aims to formulate a peel-off gel mask from celery extract as an
anti-acne against bacteria Propionibacterium acnes and antioxidant activity againts free radicals
DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil). The design of peel-off gel mask from herbaceous celery extract
based on 4 different formulas namely F0 (without active substance), F1 (5%), F2 (10%), F3 (15%).
The results from the physical properties evaluation of peel-off gel mask preparation show all formulas
meet the requirements of peel-off gel mask well. Based on the test of antioxidant activity IC50 values
obtained on the extract = 728,689 µg/mL, FI = 6558,15 µg/mL, F2 = 5812,75 µg/mL, F3 = 6442,53
µg/mL, and a comparator = 64,287 µg/mL, the third formula does not have antioxidant activity againt
free radical DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil), and based on the antibacterial activity test obtained
an average inhibition of the extract = 16,19 mm, F1 = 9,61 mm, F2 = 9,73 mm, F3 = 12,45, and a
comparator = 19,68 mm, the third formula has activity antibacterial against Propionibacterium acnes.
Keywords : Apium graveolens L.; Peel off gel mask; Antioxidant; Antibacterial

PENDAHULUAN kolagen, sehingga memicu terbentuknya


garis-garis halus dan kerutan pada kulit.
Kulit merupakan organ yang pertama Perawatan kulit sangat diperlukan untuk
terkena dampak buruk polusi, paparan memelihara agar kulit tetap sehat, indah
sinar ultraviolet yang dapat merusak kulit. dan terlihat bersih. Salah satu caranya
Selain itu, aktivitas sehari-hari juga dapat dengan menggunakan masker wajah
menimbulkan masalah pada kulit terutama (Morris,1993).
kulit wajah. Apabila kulit wajah tidak Secara alami beberapa jenis
dibersihkan dan dirawat dengan teratur tumbuhan merupakan antioksidan, hal ini
akan mengakibatkan sel kulit mati, dapat ditemukan pada beberapa jenis
menumpuk dan menghambat produksi sayuran, buah-buahan segar, dan rempah-

133
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 2, 2019

rempah. Salah satu tanaman yang dikenal acnes, Staphylococcus epidermidis dan
mempunyai sifat antioksidan adalah seledri Staphylococcus aureus (Fissy et al., 2014).
(Apium graveolens L.). Kooti & Darael Masker wajah gel peel off
(2017) menyebutkan bahwa aktivitas merupakan salah satu jenis masker wajah
antioksidan ekstrak dari daun seledri yang mempunyai keunggulan dalam
(Apium graveolens L.) yang diekstraksi penggunaanya yaitu dapat dengan mudah
dengan pelarut etanol memiliki aktivitas dilepas atau diangkat seperti membran
antioksidan dengan menghambat proses elastis. Penggunaan masker gel peel off
oksidasi karena kandungan flavonoid pada dari bahan alam bermanfaat untuk
herba seledri (Apium graveolens L.) memperbaiki serta merawat kulit wajah
mampu menetralisir radikal bebas dengan dari masalah keriput, penuaan, jerawat dan
cara donor hidrogen. Sorour et al., (2015) dapat juga digunakan untuk mengecilkan
melakukan isolasi senyawa flavonoid yang pori (Darsika et al., 2015). Selain itu,
terkandung dalam herba seledri segar masker gel peel off juga dapat digunakan
maupun kering yang merupakan sumber untuk membersihkan serta melembabkan
antioksidan alami. Dari hasil penelitian kulit. Kosmetik wajah dalam bentuk
tersebut menunjukkan bahwa terdapat lima masker gel peel off bermanfaat dalam
komponen flavonoid pada herba seledri merelaksasi otot-otot wajah, sebagai
segar maupun kering yaitu apigenin, pembersih, penyegar, pelembab dan
hesperitin, luteolin, quercetrin dan pelembut bagi kulit wajah (Vieira et al.,
rosmarinic. Karena kandungan antioksidan 2009).
inilah, maka perlu diformulasi kosmetik Berdasarkan latar belakang di atas,
dari ekstrak seledri (Apium graveolens L.) peneliti tertarik melakukan formulasi
yang merupakan salah satu cara untuk masker gel peel off dari ekstrak etanol
mengatasi penuaan dini pada kulit. herba seledri (Apium graveolens L.) dan
Bakteri yang dapat memicu evaluasi sifat fisik, uji aktivitas
timbulnya jerawat adalah antioksidan serta antibakteri sediaan
Propionibacterium acnes dan masker gel peel off .
Staphylococcus epidermidis. Pengobatan
jerawat menggunakan antibiotik dalam METODE
jangka panjang dapat menimbulkan
resistensi, kerusakan organ dan imuno Alat dan Bahan
hipersensitifitas epidermis folikular Alat-alat yang digunakan dalam
sehingga terjadi sumbatan folikel, produksi penelitian ini adalah spektrofotometer UV-
sebelum berlebihan, inflamasi, dan Vis (Shimadzu 1800), timbangan analitik
aktivitas bakteri (Wahdaningsih et al., (Precisa®), Rotary evaporator (IKA Hb
2014). 10), mortir, Stamper, oven (Memmert®),
Jerawat merupakan penyakit kulit blender (Miyako®), pH-meter (Hanna),
yang umum terjadi pada remaja berusia pinset, pipet tetes, pipet mikro (Thermo
16-19 tahun, bahkan dapat berlanjut scientific), jarum ose, tabung reaksi
hingga usia 30 tahun. Walaupun jerawat (Pyrex), rak tabung reaksi, cawan petri
tidak mengancam jiwa, namun dapat (Normax), pipet volume (pyrex), lemari
memengaruhi kualitas hidup dengan aseptik, timbangan digital (SF-400), kertas
memberikan efek psikologis. Faktor utama saring, lampu spiritus, erlenmeyer (Pyrex),
yang terlibat dalam pembentukan jerawat “hotplate” (Maspion S-302), gelas piala
adalah peningkatan produksi sebum, (Pyrex), gelas ukur (Pyrex), inkubator
peluruhan keratinosit, pertumbuhan bakteri (Mammert), penangas air (IKA-HB10),
dan inflamasi. Peradangan dapat dipicu “laminar air flow” (Innotech), autoklaf (Al
oleh bakteri seperti Propionibacterium American, No.75 wisconsis aluminium
foundry co,.inc), jangka sorong, “vortex”

134
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 2, 2019

(Scilogex MX-S), pembersih ultrasonik secara maserasi. Proses dilakukan terhadap


(Manufacture expert), aluminium foil (klin herba seledri yang telah berbentuk serbuk
pak), plastik wrap (total), perkamen, halus dengan cara penimbangan terlebih
camber, plat KLT (60 F366), pipa kapiler, dahulu kemudian dimasukkan ke dalam
desikator, “UV cabinet” (Camag), bejana maserasi kemudian ditambahkan
mikroskop, kaca objek dan cover glass. pelarut etanol sampai semua sampel
Bahan yang digunakan dalam terendam oleh pelarut lalu ditutup dengan
penelitian ini adalah herba seledri (Apium aluminium foil. Proses maserasi dilakukan
graveolens L.), Carbopol (Merck), Provinil dengan mengganti pelarut setiap 24 jam
alkohol (PVA) (Merck), Propilenglikol dan dilakukan pengadukan tiga kali sehari.
(Merck), Methyl paraben (PT Bratachem), Proses ini dilakukan sampai pelarut
Propyl paraben (PT Bratachem), DPPH menjadi larutan wrana hijau pekat. Hasil
(1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) (Sigma), maserasi disaring untuk memisahkan filter
air suling (CV Novalindo), Etanol 70% ate dan residunya. Filtrat kemudian
(CV Novalindo), Etanol 96% (CV dipekatkan dengan menggunakan rotary
Novalindo), Methanol p.a (PT Sainsindo), evaporator pada suhu 45℃. Diperoleh
Asam Galat (Merck) bakteri ekstrak kental herba seledri dan digunakan
Propionibacterium acnes (laboratorium untuk analisis lebih lanjut. Rendemen
mikrobiologi Universitas Indonesia). ekstrak dihitung menggunakan persamaan
berikut:
Prosedur Kerja % Rendemen : × 100 %
Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah herba seledri (Apium Karakteristik Ekstrak Herba Seledri
graveolens L.) diambil langsung dari Karakterisasi ekstrak berdasarkan
ladang seledri di Padang Lua Kabupaten Kementerian Kesehatan Republik
Agam, Sumatera Barat sebanyak 3 kg. Indonesia (2010) yaitu meliputi uji
mikroskopis, susut pengeringan, kadar abu
Determinasi Sampel total, kadar abu tidak larut asam, kadar air
Determinasi dilakukan di Herbarium dan pola kromatografi lapis tipis.
Universitas Andalas, Jurusan Biologi
Fakultas MIPA, Universitas Andalas
Padang. Sampel yang digunakan untuk Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
determinasi adalah seluruh bagian Fasa diam yang digunakan selulosa
tanaman. mikrokristal, Prosedur pengerjaan ekstrak
etanol herba seledri ditotolkan pada
Penyiapan Sampel permukaan batas bawah lempeng dan
Herba Seledri dicuci hingga bersih biarkan mengering. Masukkan lempeng ke
dengan air bersih dan air mengalir, setelah dalam bejana kromatografi yang telah
itu dilakukan perajangan dengan pisau dijenuhkan, tutup bejana kromatografi.
stenlis lalu dikering aginkan diatas kertas Setelah itu, biarkan fase gerak merambat
putih di dalam ruangan suhu 250 selama 10 hingga batas yang ditetapkan. Angkat
hari lalu di haluskan dengan blender lempeng, tandai batas rambat, lalu
hingga terbentuk serbuk halus. keringkan. Hasil pemisahan yang
diperoleh diidentifikkasi dibawah lampu
Pembuatan Ekstrak Etanol Herba ultraviolet dengan panjang gelombang 366
Seledri nm (Kementerian Kesehatan Republik
Metode ekstraksi yang digunakan Indonesia, 2010).
dalam penelitian ini adalah ekstraksi
Formulasi masker gel peel off

135
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 2, 2019

Tabel 1. Bahan dalam formulasi masker gel peel off ekstrak etanol herba seledri

Bahan F0 F1 F2 F3 Khasiat
Ekstrak herba seledri (%) 0 5 10 15 Zat aktif
Polyvinyl alkohol (%) 10 10 10 10 Filming agent
Carbopol (%) 1,5 1,5 1,5 1,5 Geling agent
Propilenglikol (%) 15 15 15 15 Humektan
Metil paraben (%) 0,3 0,3 0,3 0,3 Pengawet
Propil paraben (%) 0,02 0,02 0,02 0,02 Pengawet
Etanol (96%) 13 13 13 13 Pelaruut
Air suling ad 100 100 100 100 Pelarut

Evaluasi Kestabilan Fisik Uji stabilitas fisik pada penelitian ini


1. Uji organoleptis menggunakan metode cycling test, 1 gram
Pengamatan dilihat secara langsung sediaan disimpan dengan suhu 40 selama
warna, bau dan bentuk dari sediaan masker 24 jam, setelah itu sediaan dimasukkan ke
gel peel off ekstrak etanol herba seledri dalam oven dengan suhu 400 selama 24
selama waktu penyimpanan (Indrawan, jam. Perlakuan tersebut dilakukan satu
2015). siklus, amati terjadinya perubahan fisik
dari sediaan masker gel peel off.
2. Uji pH
Pengukuran pH dilakukan dengan cara 6. Uji Daya Sebar
mencelupkan pH meter ke dalam sediaan Sebanyak 1 gram masker gel peel off di
masker gel peel off ekstrak etanol herba letakkan dengan hati-hati diatas kaca
seledri, sebanyak 1 g sediaan dilarutkan berukuran 20x20 cm. Selanjutnya ditutupi
dalam air dengan volume 10 mL, dengan kaca lain yang digunakan pemberat
kemudian diukur pH-nya menggunakan diatasnya hingga bobot mencapai 135 g
pH-meter. pH sediaan masker gel peel off dan diukur diameternya setelah 1 menit.
harus sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5–6,5 Persyaratan daya sebar yaitu 5-7 cm.
(Indrawan, 2015). (Garg, et al., 2002).

3. Uji Homogenitas 7. Uji Iritasi


Sejumlah tertentu sediaan dioleskan Pengujian dilakukan dengan cara
pada dua keping kaca atau bahan dioleskan pada kulit manusia. Sediaan
transparan lain yang cocok, sediaan harus masker gel peel off diambil 1 gram,
menunjukkan susunan yang homogen dan kemudian dioleskan pada lengan atas
tidak terlihat adanya butiran kasar bagian dalam dengan diameter 5 cm,
(Tranggono, 2007). dibiarkan selama 24 jam, diamati gejala
yang timbul seperti kemerahan dan gatal-
4. Uji Waktu Sediaan Mengering gatal pada kulit. Uji iritasi ini dilakukan
Sebanyak 1 g masker gel peel off terhadap 10 orang panelis untuk satu
dioleskan pada kulit lengan dengan formula (Masluhiya, 2016).
panjang 7 cm dan lebar 7 cm. Kemudian
dihitung kecepatan mengering masker gel 8. Uji Kesukaan
peel-off hingga membentuk lapisan film Pengujian ini dilakukan dengan cara
dari masker gel peel-off dengan memberikan selembar formulir kepada 10
menggunakan stopwatch (Yulin, 2015). orang panelis. Panelis akan diminta tanggapan
pribadinya tentang kesukaan atau
5. Uji Stabilitas sebaliknya (ketidaksukaan). Disamping

136
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 2, 2019

panelis mengemukakan tanggapan senang / tambahkan methanol pro analysis sampai


suka atau kebalikannya, mereka juga tanda batas.
mengemukakan tingkat kesukaannya serta
komentar atau pendapat tentang sediaan - Pembuatan Larutan Uji Ekstrak
masker gel yang telah panelis lakukan Ditimbang lebih kurang 25 mg
(Indrawan, 2015). ekstrak, lalu dilarutkan dalam 25 mL
methanol pro analysis (konsentrasi 1000
9. Uji Aktivitas Antioksidan µg/mL), larutan ini merupakan larutan
- Pembuatan Larutan DPPH 40 µg/mL. induk. Dibuat beberapa konsentrasi yaitu
Serbuk DPPH ditimbang sebanyak 10 100 µg/mL, 300 µg/mL, 500 µg/mL, 700
mg kemudian dilarutkan dalam 100 mL µg/mL, dan 900 µg/mL dengan cara
methanol pro analysis dalam labu ukur dipipet 1 mL, 3 mL, 5 mL, 7 mL dan 9 mL
100 mL sampai tanda batas kemudian kemudian dimasukkan dalam labu ukur 10
kocok hingga homogen dan diperoleh mL tambahkan methanol pro analysis
larutan dengan konsentrasi (100 µg/mL). sampai tanda batas.
kemudian diencerkan dengan cara
dipipetkan 20 mL larutan DPPH - Pembuatan Larutan Uji Masker Gel
konsentrasi (100 µg/mL) masukkan Peel Off
kedalam labu ukur 50 mL cukupkan Ditimbang lebih kurang 250 mg
dengan methanol pro analysis sampai masker gel peel off , lalu dilarutkan dalam
tanda batas kemudian kocok hingga 25 mL methanol pro analysis (konsentrasi
homogen, sehingga diperoleh larutan 10000 µg/mL). Larutan ini merupakan
dengan konsentrasi 40 µg/mL. larutan induk. Selanjutnya dibuat beberapa
seri konsentrasi yaitu, 1000 µg/mL, 3000
- Pembuatan Serapan Maksimum DPPH µg/mL, 5000 µg/mL, 7000 µg/mL, dan
dalam Methanol pro analysis 9000 µg/mL dengan cara dipipet 1 mL, 3
Dipipet 3,8 mL larutan DPPH (40 mL, 5 mL, 7 mL dan 9 mL kemudian
µg/mL), dimasukkan ke dalam vial. Lalu dimasukkan dalam labu ukur 10 mL
ditambahkan methanol pro analysis tambahkan methanol pro analysis sampai
sebanyak 0,2 mL dan dihomogenkan dan tanda batas.
mulut tabung ditutup dengan aluminium
foil. Kemudian diinkubasi dalam ruangan - Penentuan % Inhibisi & IC50 Larutan
gelap selama 30 menit. Tentukan spektrum Uji Asam Galat (Kontrol positif),
serapannya menggunakan Larutan Uji Ekstrak Seledri, Larutan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang Uji Masker Gel Peel Off
gelombang 400-800 nm dan tentukan Dari beberapa konsentrasi yang telah
panjang gelombang serapan dibuat, kemudian di pipet sebanyak 0,2
maksimumnya. mL, dimasukkan ke dalam vial,
ditambahkan DPPH 40 µg/mL sebanyak
- Pembuatan Larutan Asam Galat 3,8 mL, kemudian dikocok hingga
Ditimbang asam galat murni sebanyak homogen dan diinkubasi pada suhu ruang
10 mg. Dilarutkan dengan methanol pro (25oC) selama 30 menit. Selanjutnya
analysis secukupnya, dimasukkan dalam larutan uji diukur serapannya
labu ukur lalu ditambahkan methanol pro menggunakan alat spektrofotometer UV-
analysis hingga 100 mL (100 µg/mL). Vis.
Selanjutnya dibuat seri konsentrasi 40
µg/mL, 50 µg/mL, 60 µg/mL, 70 µg/mL,
dan 80 µg/mL, dengan cara dipipet 4 mL, - Penentuan Persen Inhibisi dan Nilai
5 mL, 6 mL, 7 mL dan 8 mL kemudian IC50
dimasukkan dalam labu ukur 10 mL

137
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 2, 2019

Persentase inhibisi adalah persentase yang menyentuh tutup tabung. Biarkan agar
menunjukkan aktivitas radikal tersebut. menjadi dingin dan keras (Lay, 1994).
Persentase inhibisi terhadap radikal DPPH
dari masing-masing konsentrasi larutan Peremajaan Mikroba Uji
sampel dapat dihitung dengan rumus : Mikroba uji dari stok kultur murni
ditanam pada agar miring nutrient agar
% Inhibisi = (NA), lalu diinkubasi selama 18-24 jam
×100% pada suhu 37 °C untuk bakteri (Tarman et
al., 2013).
Setelah didapatkan persentase inhibisi
dari masing-masing konsentrasi, Pembuatan Suspensi Mikroba Uji
konsentrasi sampel, dan persen inhibisi Biakan bakteri Propionibacterium
yang didapat diplotkan masing-masing acnes yang berumur 24 jam diambil dari
pada sumbu x dan y dalam persamaan agar miring 2 ose koloni bakteri uji
regresi linear y = a + bx. Persamaan disuspensikan kedalam 10 mL NaCl 0,9 %
tersebut digunakan untuk menentukan nilai steril dalam tabung reaksi steril. Kemudian
IC50 dari masing-masing sampel di homogenkan dengan vortex. Kekeruhan
(Marinova and Batchvarov, 2011). dibandingkan dengan Mc Farland.

Uji Aktivitas Antibakteri Uji Daya Antibakteri Masker Gel peel off
Ekstrak Herba Seledri (Apium graveolens
Sterilisasi L.) dengan Menggunakan Metode
Alat-alat yang digunakan terlebih Sumuran
dahulu dicuci bersih dan dikeringkan. Sebanyak 1 mL suspensi bakteri
Tabung reaksi, erlenmeyer, gelas ukur, dimasukkan ke dalam cawan petri steril,
vial, dan pipet ditutup mulutnya dengan kemudian ditambahkan 10 mL Nutrien
kapas yang dibalut dengan kain kasa, Agar (NA). Kemudian dihomogenkan
kemudian dibungkus dengan kertas dengan cara menggoyang-goyangkan
perkamen, lalu disterilkan didalam cawan petri yang berisi media tersebut,
autoklaf pada suhu 121°C dan tekanan 15 media kemudian dibiarkan padat.
lbs selama 15 menit. Pinset, jarum ose Setelah media memadat, dicetak 4
disterilkan dengan cara pemijaran di atas buah lubang dengan menggunakan pangkal
nyala api selama beberapa detik pipet tetes dengan diameter 6,14 mm, lalu
(Dwidjoseputro, 1987). dimasukkan sediaan uji ± 50 mg,
kemudian diinkubasi selama ± 24 jam.
Pembuatan Media NA Amati pertumbuhan bakteri dan diukur
Sebanyak 5 gram nutrient agar diameter daya hambat ditandai dengan
dilarutkan dengan 250 mL air suling dalam adanya daerah yang tidak ditumbuhi oleh
erlemeyer dan dipanaskan diatas hotplate bakteri / zona bening. Pengujian dilakukan
menggunakan batang pengaduk sampai terhadap F1, F2, dan F3. Sebagai kontrol
terbentuk larutan jernih. Kemudian positif digunakan gel Medi-Klin®.
disterilkan di dalam autoklaf pada suhu
121 °C tekanan 2 atm selama 15 menit. HASIL DAN PEMBAHASAN
Nutrient agar kemudian dimasukkan
kedalam beberapa tabung reaksi dengan Hasil
jumlah yang telah ditentukan, tabung yang Sebelum dilakukan proses ekstraksi,
telah berisi agar diletakkan pada dilakukan karakterisasi simplisia dengan
kemiringan 30 °C - 45 °C. Harus hasil sebagai berikut: susut pengeringan
diperhatikan bahwa agar tidak boleh simplisia herba seledri adalah 7,44 % .

138
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 2, 2019

Dari karakteristik ekstrak dapat diketahui aktivitas antioksidan ekstrak herba seledri
bahwa : (Apium graveolens L.) maka diperoleh
a. Rata-rata kadar air ekstrak etanol herba hasil sebagai berikut :
seledri adalah 6,43 % a. Penentuan panjang gelombang DPPH
b. Rata- rata kadar abu total ekstrak etanol diperoleh hasil panjang gelombang
herba seledri adalah 14,71 %. serapan DPPH 515 nm dengan absorban
c. Rata-rata kadar abu yang tidak larut 0,715 (Gambar 1).
dalam asam ekstrak etanol herba seledri b. Pengujian aktivitas antioksidan terhadap
adalah 0,82 %. kontrol positif asam galat pada
Hasil penentuan rendemen dari ekstrak konsentrasi 40, 50, 60, 70 dan 80
etanol herba seledri adalah 26,95 %. µg/mL, masing-masing memiliki nilai
persen inhibisi yaitu 18,321 %, 30,489
Uji Kandungan Kimia Ekstrak %, 44,055 %, 57,482 %, dan71,188%.
Pola Kromatografi menggunakan c. Pengujian aktivitas antioksidan terhadap
KLT dengan nilai Rf yaitu Rf (1) = 0,32 , ekstrak herba seledri pada konsentrasi
Rf (2) = 0,67 dan Rf (3) = 0,8 mendekati 100, 300, 500, 700 dan 900 µg/mL
dengan nilai Rf pembanding yang terdapat masing-masing memiliki nilai persen
dalam Farmakope Herbal Indonesia edisi I, inhibisi yaitu 5,874 %, 20,139 %,
noda sampel untuk ekstrak yang terlihat 33,706 %, 47,832 % dan 62,237 %.
pada plat terdapat 3 noda senyawa apiin. Persamaan regresi linier ekstrak seledri
yang diperoleh adalah y = 0,0702x -
Hasil Uji aktivitas Antioksidan Ekstrak 1,1472 dengan nilai IC50 dari ekstrak
Seledri seledri yaitu 728,59 µg/mL.
Setelah dilakukan penelitian tentang
Hasil Uji aktivitas Antioksidan Masker peel off ekstrak seledri yang diperoleh
Gel Peel Off Ekstrak Seledri adalah y = 0,0069x + 9,8932 dengan
Setelah dilakukan penelitian tentang nilai IC50 dari masker gel peel off
aktivitas antioksidan masker gel peel off ekstrak seledri yaitu 5812,57 µg/mL.
ekstrak seledri (Apium graveolens L.) c. Pengujian aktivitas antioksidan
maka diperoleh hasil sebagai berikut : terhadap masker gel peel off ekstrak
a. Pengujian aktivitas antioksidan seledri F3 pada konsentrasi 1000,
terhadap masker gel peel off ekstrak 3000, 5000, 7000 dan 9000 µg/mL
seledri F1 pada konsentrasi 1000, 3000, masing-masing memiliki nilai persen
5000, 7000 dan 9000 µg/mL masing- inhibisi yaitu 11,188 %, 25,594 %, 40
masing memiliki nilai persen inhibisi %, 53,986 % dan 67,972 %. Persamaan
yaitu 11,888 %, 25,174 %, 36,160 %, regresi linier masker gel peel off
53,566 % dan 66,853 %. Persamaan ekstrak seledri yang diperoleh adalah y
regresi linier masker gel peel off ekstrak = 0,0071x + 4,258 dengan nilai IC50
seledri yang diperoleh adalah y = dari masker gel peel off ekstrak seledri
0,0069x + 4,7477 dengan nilai IC50 yaitu 6442,53µg/mL.
dari masker gel peel off ekstrak seledri Hasil Evaluasi Masker Gel Peel Off
yaitu 6558,30 µg/mL. a. Pemeriksaan organoleptis masker gel
b. Pengujian aktivitas antioksidan peel off ekstrak etanol herba seledri
terhadap masker gel peel off ekstrak yang dilakukan secara visual
seledri F2 pada konsentrasi 1000, didapatkan F0 (bentuk setengah padat,
3000, 5000, 7000 dan 9000 µg/mL bau tidak berbau, warna transparan );
masing-masing memiliki nilai persen F1 (bentuk setengah padat, bau khas,
inhibisi yaitu 16,643 %, 30,629 %, warna hijau lumut); F2 (bentuk
45,034 %, 59,461 % dan 77,079 %. setengah padat, bau khas, warna hijau
Persamaan regresi linier masker gel

139
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 2, 2019

lumut ); F3 (bentuk setengah padat, c. Pemeriksaan pH masker gel peel off


bau khas, warna hijau tua pekat). ekstrak etanol herba seledri menunjukkan
b. Pemeriksaan homogenitas masker gel nilai pH rata-rata untuk F0=5,53, pada
peel off ekstrak etanol herba seledri F1=5,21, pada F2=5,06, dan pada
menunjukkan bahwa keempat formula F3=4,76.
masker gel peel off homogen.
d. Pemeriksaan uji daya sebar masker gel bau tidak berbau, warna transparan );
peel off ekstrak etanol herba seledri F1 (bentuk setengah padat, bau khas
dengan viariasi beban 5 g, 10 g, 20 g, ,warna hijau lumut ); F2 (bentuk
dan 100 g diperoleh diameter daya setengah padat, bau khas, warna hijau
sebar berturut-turut untuk F0 = 2,9 lumut ); F3 (bentuk setengah padat,
cm, 3,1 cm, 3,5 cm, dan 5,3 cm, untuk bau khas, warna hijau tua pekat), Hasil
F1 = 4,9 cm, 5 cm, 5,2 cm, dan 5,5 cm, pemeriksaan homogenitas keempat
untuk F2 = 4,9 cm, 5,3 cm, 5,8 cm dan formula homogen.
6,1 cm dan untuk F3 = 6,1 cm, 6,5 cm, f. Pemeriksaan uji waktu sediaan
6,8 cm, dan 7 cm. mengering masker gel peel off ekstrak
e. Pemeriksaan cycling test masker gel etanol herba seledri diperoleh waktu
peel off ekstrak etanol herba seledri yang berkisar antara 17menit – 21
selama 24 jam (1 siklus) diperoleh menit, dimana waktu mongering dari
hasil pemeriksaan organoleptis sesudah F0 = 00’.17”.12”’; F1= 00’.20”.13”’;
cycling test, F0 (bentuk setengah padat, F2= 00’.20”.29”’; F3= 00’.20”.70”’.

Gambar 3. Grafik hubungan antara formula masker gel peel off dengan daya sebar.
Konsentrasi ekstrak seledri pada masker gel peel off adalah (F0) tanpa ekstrak seledri,
5 % (F1), 10 % (F2), 15 % (F3)

g. Pemeriksaan uji iritasi masker gel peel h. Pemeriksaan uji kesukaan masker gel
off ekstrak etanol herba seledri yang peel off ekstrak etanol herba seledri
dioleskan pada punggung tangan dan dilakukan dengan cara memberikan
biarkan selama 24 jam. Setelah 24 jam selembar formulir kepada 10 orang
keempat formula masker gel peel off panelis. Panelis akan diminta
ekstrak etanol herba seledri tidak tanggapan pribadinya tentang kesukaan
menimbulkan gejala seperti gatal-gatal atau sebaliknya (ketidaksukaan).
dan kemerahan, maupun bengkak. Disamping panelis mengemukakan

140
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 2, 2019

tanggapan senang / suka atau Propionibacterium acnes terhadap ekstrak


kebalikannya, mereka juga herba seledri dengan menggunakan kontrol
mengemukakan tingkat kesukaannya positif gel clindamycin 0,1 % yang
serta komentar atau pendapat tentang dilakukan 3 kali pengulangan dengan
sediaan masker gel yang telah panelis didapat rata-rata daya hambat sebesar
lakukan. ekstrak = 16,19 mm, rata-rata daya hambat
kontrol positif adalah K+ = 19,68 mm,
Hasil Uji aktivitas Antibakteri Ekstrak rata-rata daya hambat pada formulaa F1 =
Seledri dan Masker Gel peel off Seledri 9,61 mm, F2 = 9,73 mm, F3 = 12,45 mm.
Pengujian aktivitas antibakteri dari

Ekstrak K (+)

K (+) Ekstrak
K (+)

K (+)
F2 F3 F2 F1
F3

F1
K (+) F1 F3 F2
K (+)

Keterangan :
K (+) = kontrol (+) clindamycin 0,1 %
F1 = masker gel peel off ekstrak herba seledri dengan konsentrasi 5 %
F2 = masker gel peel off ekstrak herba seledri dengan konsentrasi 10 %
F3 = masker gel peel off ekstrak herba seledri dengan konsentrasi 15 %
organoleptis, uji pH, uji homogenitas,
KESIMPULAN uji daya sebar, uji cyling test, uji
waktu sediaan mengering dan uji
Berdasarkan hasil penelitian yang telah iritasi memberikan hasil yang baik
dilakukan diambil kesimpulan bahwa: dan dapat digunakan sebagai bahan
1. Ekstrak etanol herba seledri (Apium aktif masker anti jerawat,
graveolens L.) dapat diformulasi 3. Masker gel peel off ekstrak etanol
dalam sediaan masker gel peel off. etanol herba seledri (Apium
2. Hasil evaluasi sifat fisik masker gel graveolens L.) tidak ada
peel off ekstrak etanol herba seledri menunjukkan aktivitas antioksidan
(Apium graveolens L.) meliputi uji (sangat lemah), sedangkan pada

141
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 2, 2019

aktivitas antibakteri menunjukkan


respon hambatan pertumbuhan yang
sedang.

DAFTAR PUSTAKA Fazal, S. S., & Singla, R. K. (2012).


Review on the pharmacognostical &
Ansel, H. C. (1989). Pengantar bentuk pharmacological characterization of
sediaan farmasi. (Edisi IV). Apium graveolens Linn. Journal of
Penerjemah : F. Ibrahim. Jakarta: Pharmaceutical Sciences, 2(1), 36-
Penerbit Universitas Indonesia. 42.
Dalimartha, S. (2000). Atlas tumbuhan Fissy, O.N., Sarim R., & Pratiwi, L.
obat Indonesia jilid 2. Jakarta: (2014). Efektivitas gel anti jerawat
Trubus Agriwidya. ekstrak etanol rimpang jahe merah
Darsika, C., Sowmya, K. V., Suganya, K., (Zingiber officinale Rosc. Var.
Grace, F. X. & Shanmuganathan. C. Rubrum) terhadap
(2015). Preparation and Evaluation Propionibacterium acnes dan
of Herbal Peel Off Face Mask. Staphylococcus epidermidis. Jurnal
American Journal of PharmTech Ilmu Kefarmasian Indonesia 12 (2):
Research. 5(4), 332-336. 194-201.
Departemen Kesehatan Republik Fitri, N. N., Suwendar., & Hazar, S.
Indonesia. (1980). Materia medika (2018). Uji aktivitas antibakteri
Indonesia (Jilid IV). Jakarta: ekstrak etanol herba seledri (Apium
Departemen Kesehatan Republik graveolens L.) terhadap bakteri
Indonesia. Propionibacterium acnes secara In
Departemen Kesehatan Republik Vitro. Jurnal Farmasi, 4(2), 62-67.
Indonesia. (1985). Cara pembuatan Garg, A. A., Deepika, S., Garg & Sigla,
simplisia. Jakarta: Departemen A. K. (2002). Spreading of
Kesehatan Republik Indonesia. semisolid formulation. USA:
Departemen Kesehatan Republik Pharmaceutical tecnology.
Indonesia. (2000). Parameter Indrawan. (2015). Formulasi sediaan
standar umum ekstrak tumbuhan masker gel ekstrak daun jambu biji
obat. Jakarta: Direktorat Jendral (Psidium guajava L.). (Skripsi).
Pengawasan Obat dan Makanan Kendari: Akademi Farmasi Bina
Direktorat Pengawasan Obat Husada.
Tradisional. Irmawati. (2014). Keajaiban antioksidan.
Departemen Kesehatan Republik Jakarta Timur: Padi.
Indonesia. (2008). Farmakope Kementerian Kesehatan Republik
herbal Indonesia. (Edisi I). Jakarta: Indonesia. (2010). Suplemen 1
Departemen Kesehatan Republik farmakope herbal Indonesia.
Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Draelos, Z. D., & L. A. Thaman. (2006). Republik Indonesia.
Cosmetic formulation of skin care Kooti, W. & Darael, N. (2017). A Review
product. New York: Taylor & of the antioxidant activity of celery
Francis Group. (Apium graveolens L.). Journal of
Dwidjoseputro, D. (1987). Dasar-Dasar Evidence-Based Complementary &
Mikrobiologi. Malang: Djambatan. Alternative Medicine, 22(4), 1029-
Dwikarya, M. (2002). Merawat kulit dan 1034.
wajah. (Edisi 1). Jakarta: Kawan Pustaka.

142
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 2, 2019

Mahdi, O. S. (2011). Evaluation of Molyneux, P. (2004). The use of the


inhibitory activity of extract of stable free radical diphenylpicryl –
Apium graveolens, Coriandrum hydrazil (DPPH) for estimating
sativum and Cuminum cyminum antioxidant activity. Songklanakarin
against number of pathogenic Journal Science Technology, 26(2),
bacteria. Journal for Veterinary 211-219.
Medical Sciences, 2(2), 37-50. Morris, K. (1993). Paucher’s perfumes
Marinova, G. & Batchvarov, V. (2011). cosmetics and soaps (Edisi 10).
Evaluation of the methods for London : Kluwer Academic
determination of the free radical Publisher.
scavenging activity by DPPH. Sayuti, K. & Yenrina, R. (2015).
Bulgaria Journal of agricultural Antioksidan alami dan sintetik.
science, 17(1), 11-24. Padang: Andalas University Press.
Masluhiya, S., Widodo., & Widyarti, S. Shargel, L., Wu Pong, S. & Yu, A. B. C.
(2016). Formulasi Masker Alami (2012). Biofarmasetika dan
Berbahan Dasar Bengkoang dan farmakokinetika terapan Edisi V).
Jintan Hitam untuk Mengurangi Penerjemah: Fasich & B. Suprapti.
Kerutan pada Kulit. Jurnal Care. 2 Surabaya: Pusat Penerbitan dan
(4), 22-35. Percetakan Universitas Airlangga.
Yulin, R. (2015). Uji stabilitas fisik gel
masker peel off serbuk getah buah
pepaya (Carica papaya L.) dengan
basis polivinil alkohol dan
hidroksipropil metilselulosa.
(Skripsi). Jakarta: UIN
Syarifhidayatullah.

143

Anda mungkin juga menyukai