Anda di halaman 1dari 7

MASKER ORGANIK DARI DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata)

Rizki Noor Aprilia


NIM 2013016072
Farmasi Umum 2020/A

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kulit wajah adalah bagian yang sangat istimewa bagi banyak orang,
terutama kaum hawa. Hampir semua orang berlomba untuk mendapatkan kulit
wajah yang terbaik. Kulit wajah yang sehat adalah kulit yang bersih, sehat, cerah,
lembut, kenyal serta tidak kering (lembab). Salah satu cara untuk mendapatkan kulit
yang sehat adalah dengan perawatan kulit. Aktivitas diluar ruangan membuat kulit
semakin sering terpapar sinar matahari, debu, dan polusi udara sehingga
menimbulkan masalah pada kulit tubuh. Paparan sinar matahari, debu dan polusi
udara merupakan faktor eksternal yang menyebabkan masalah pada kulit. Faktor
internal dapat dipengaruhi oleh hormon, gaya hidup dan usia. Hormon merupakan
zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi didalam tubuh. Meskipun
kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan
berbagai proses dalam tubuh.
Salah satu perawatan kulit wajah yang bisa dilakukan adalah dengan
mencuci dengan sabun wajah. Berbagai cara bisa dipilih mulai dari perawatan dari
dokter yang berbau kimia ataupun perawatan alami yang sederhana. Keduanya
memiliki keuntungan dan kerugian masing masing. Perawatan wajah alami dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Saat ini, banyak orang ingin melakukan perawatan
secara cepat, instan dan murah namun memiliki manfaat yang baik. Hal itu bisa
didapatkan dari penggunaan sabun wajah, pelembab, bedak, alas bedak dan lain
sebagainya. Namun apakah semua produk kecantikan itu cocok pada wajah semua
orang. Lagi pula, alat kosmetik seperti alas bedak, bedak dan lainnya hanya bisa
menutupi sementara saja. Padahal tujuan dari perawatan wajah adalah agar kita
mendapatkan wajah yang sehat alami. Produk kecantikan itu juga tidak murah,
harus mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkannya apalagi untuk kualitas
yang bagus. Jika ada yang lebih murah namun dengan manfaat yang baik mengapa
harus mahal. Salah satu solusi yang Penulis bagikan disini adalah dengan
pembuatan masker organik dari daun kelor. Masker organik terbuat dari bahan
alami yang memiliki kandungan gizi yang baik untuk wajah. Masker organik
memiliki banyak manfaat yang tentunya tidak kalah dari perawatan didokter
kecantikan.
Daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata) merupakan salah satu tanaman obat
yang berkhasiat baik untuk perawatan kulit wajah. Salah satunya adalah
menghilangkan jerawat dan bekas jerawat. Cocor bebek memiliki senyawa yang
bersifat antibakteri serta antiinflamasi yang mampu menghilangkan bakteri
penyebab jerawat dan mengurangi peradangan.

2. Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk memanfaatkan daun kelor
menjadi salah satu produk kencantikan yang alami yaitu dengan membuat masker
organik untuk perawatan wajah.

3. Manfaat
Dengan penulisan ini,diharapkan daun kelor dapat berguna sesuai
kandungan gizi yang terdapat didalamnya terutama untuk perawatan wajah yang
alami

B. PEMBAHASAN
1. Morfologi Cocor Bebek
Cocor bebek (Kalanchoe pinnata) merupakan tanama dengan ciri-ciri
memiliki daun yang tebal dan berair, bunga yang berwarna hijau muda kekuningan
dan dapat tumbuh hingga 1-2 mete (Materia Medika Indonesia, 1989). Cocor
memiliki daun tebal pinggir bergerigi, banyak mengandung air, bentuk daunnya
lonjong atau bundar panjang, panjang 5-20 cm, lebar 2,5-15 cm, ujung daun tumpul,
pangkal membundar, permukaan daun gundul, warna hijau sampai hijau keabu-
abuan. Dapat dikembangbiakkan melalui daun dengan kuncup-kuncup daun
berbentuk dalam toreh-toreh pada tepi daunnya (Wijoyo, 2008). Cocor bebek
merupakan tanaman asli Madagaskar, yang dapat tumbuh diberbagai negara tropis,
salah satunya Indonesia. Tanaman cocor bebek (khususnya bagian daun) sering
dijadikan sebagai obat tradisional karena memiliki Berbagai macam khasiat seperti:
antikanker, antidiabetes, antifungal, antimikroba, antiinflamasi dan analgesik,
antiulser, antiasma, antioksidan, dan aktivitas sedatif dari sistem saraf (Putri dan
Aliya, 2017). Zat aktif yang diduga memiliki daya antibakteri adalah cinamic acid
yang menghambat sintesis protein mikroba, flavonoid dan alfatokoferol yang
bekerja dengan menghambat metabolisme sel mikroba, serta bufadienolide yang
bekerja dengan merusak asam nukleat mikroba (Pramuningtyas R & Rahardian WB,
2009).
Cocor bebek berasal dari daerah tropika kering, seperti india dan sekitarnya.
dikenal sebagai tanaman berdaun ajaib atau miracle leaf karena tunasnya muncul
dari lekukan tepi daun. Apabila daunnya sobek dan jatuh ke tanah maka akan
tumbuh tunas dan selanjutnya menjadi tanaman baru. Nama lain dari tanaman ini
adalah sosor bebek, ceker bebek, ceker itik, suru-bebek, cor bebek, daun duduk,
daun sejuk, daun-ghamet, daun-encer-bebek, gulu-walang, ganteng, cangkeng, gerji,
ki-congcorang, didingin-banen, sepohori, mamala, rau-kufiri, kabi-kabi, buntris,
jampe, jukut-kawasa, tere, tombu-daun, dam cencen (Mursito dan Prihmantoro,
2002).
Daun cocor bebek mempunyai rasa sedikit asam, lunak, dan dingin ini
mengandung zat asam lemon, zat asam apel, vitamin C, alkaloid, flavonoid,
quercetin-3-diarabinoside, dan kaempferol-3-glucoside. Kandungan kimia tersebut
membuat cocor bebek bisa digunakan untuk berbagai pengobatan serta memiliki
aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri staphylococus aureus yang
merupakan salah satu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi kulit penyebab
jerawat (Elshabrina, 2013).

2. Masker Wajah
Masker wajah adalah salah satu jenis kosmetik yang berwujud gel, pasta
atau serbuk yang dioleskan pada wajah dan berguna untuk membersihkan dan
mengencangkan kulit. Pemakaian masker wajah bermanfaat untuk melembutkan
kulit, membuka pori-pori yang tersumbat, dan membersihkan sisa kosmetik yang
tidak bisa dihilangkan menggunakan pembersih biasa. Selain itu, pemakaian masker
wajah yang teratur juga dapat membantu mencegah penuaan dini dan mengurangi
munculnya keriput dan garis-garis halus (Aloette, 2011). Masker wajah dari
berbagai merk ternama saat ini mudah di dapatkan, namun tidak sedikit yang
menyebabkan kulit menjadi bermasalah. Berdasarkan evaluasi market yang
dilakukan peneliti dapat diketahui bahwa beberapa masker yang dijual dipasaran
mengandung asam alfa hidroksi (AHA), asam glikolat, lanolin, sitrun, β-karoten,
sinoksat, asam stearat, propilen gliko, Benzoyl peroxide, Benzefenon, metil
paraben, parfum, zinc stearat, Briliant lake red, magnesium karbonat dan
sebagainya. Pada pembuatan kosmetika, pencampuran bahan-bahan tersebut harus
memenuhi ketentuan pembuatan kosmetika (Masluhiya AF, dkk. 2016).
Kemajuan teknologi yang semakin pesat memacu perusahaan-perusahaan
industri kosmetik untuk berlomba-lomba menciptakan formulasi dalam pembuatan
produk masker wajah. Produk masker yang beredar di masyarakat umumnya
berbentuk bubuk yang kemudian dicampur dengan air mawar. Formulasi masker
alami yang beredar dipasaran juga terdiri dari satu ekstrak bahan, misalnya pati
jagung, pati kentang atau pati bengkoang saja. Formulasi pembuatan masker wajah
alami perlu dilakukan sebagai alternatif pilihan. Masker wajah dapat dibuat dari
bahan-bahan alami yang diformulasikan ke dalam pembuatan masker alami wajah
yang berguna untuk mengurangi keriput pada wajah. Bahanbahan alami tersebut
harus mengandung vitamin A, C, E, dan zinc sehingga nantinya diharapkan mampu
mengurangi keriput pada wajah. Vitamin-vitamin tersebut dapat diperoleh dari
berbagai macam tanaman herbal seperti contohnya bengkoang, minyak jintan hitam,
cokelat, dan madu (Masluhiya AF, dkk. 2016).

3. Jerawat
Jerawat (acne vulgaris) merupakan suatu penyakit peradangan kronik dari
unit pilosebaseus yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustula, nodul,
kista, dan skar. Jerawat sering terjadi pada kulit wajah, leher, dada dan punggung.
Meskipun jerawat tidak berdampak fatal, tetapi cukup merisaukan karena dapat
menurunkan kepercayaan diri, terutama mereka yang peduli akan penampilan
(Meiliana dan Aliya, 2018).
Penyebab terjadinya jerawat antara lain faktor genetik, endokrin, psikis,
musim, stres, makanan, keaktifan kelenjar sebasea, infeksi bakteri, kosmetika, dan
bahan kimia lain. Jerawat dapat disebabkan oleh aktivitas kelenjar minyak yang
berlebihan dan diperburuk oleh infeksi bakteri. Salah satu bakteri penyebab jerawat
adalah Staphylococcus aureus (Meiliana dan Aliya, 2018).
Penyakit infeksi masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di
Indonesia. Pada kasus infeksi bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi
adalah strain Staphylococcus aureus. Dengan ditemukannya obat-obat antibiotik
yang sudah resisten maka penggunaan obat tradisional merupakan jalan alternatif
untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi (Pinilih dan Hidayat, 2014) Karena
banyak masyarakat yang tidak mengetahui manfaat dari daun cocor bebek
(Kalanchoe pinnata) untuk mengatasi penyakit yang disebabkan bakteri
Staphylococcus aureus.

4. Formulasi dan Pembuatan Masker dari Cocor Bebek


Formulasi masker wajah alami ini dibuat dengan mencampurkan bahan-
bahan untuk menghasilkan masker dengan struktur pasta yang siap digunakan. Satu
per satu bahan yang terdiri dari cocor bebek yang telah dihaluskan, madu dan
minyak zaitun di letakkan di atas piring yang di lapisi dengan plastik wrap di mulai
dari mencampur. Piring yang digunakan dipilih yang berbahan keramik agar plastik
wrap dapat menempel pada permukaan piring sehingga pada saat mengaduk, plastik
wrap tidak bergeser ke bagian lain. Plastik wrap yang digunakan berukuran 13 x 11
cm yang berfungsi sebagai tempat mengaduk masker. Bahan-bahan yang sudah
dicampurkan di aduk dengan spatula selama 7 menit sampai semua bahan homogen,
kemudian plastik wrap di tutup (disatukan setiap sisi dari platik wrap) dan di
lubangi bagian bawah plastik. Masker dimasukkan dalam pot krim ukuran 12.5
gram. Masker yang telah dimasukkan dalam pot krim selanjutnya di aduk kembali
dengan spatula selama 3 menit agar masker lebih homogen karena pada saat
pengadukan pertama masih ada bagian yang menggumpal. Total waktu yang
dibutuhkan untuk membuat masker adalah 10 menit dengan berat total masker per
pot krim adalah 10.5 gram yang digunakan untuk satu kali pemakaian.

C. PENUTUP
1. Simpulan
Daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata) merupakan salah satu tanaman obat
yang berkhasiat baik untuk perawatan kulit wajah. Salah satunya adalah
menghilangkan jerawat dan bekas jerawat karena memiliki aktivitas ang dapat
menghambat berkembangnya bakteri penyebab jerawat yaitu Staphylococcus
aureus. Cara pembuatannya adalah bahan-bahan yang sudah dicampurkan di aduk
dengan spatula selama 7 menit sampai semua bahan homogen, kemudian plastik
wrap di tutup (disatukan setiap sisi dari platik wrap) dan di lubangi bagian bawah
plastik. Masker dimasukkan dalam pot krim ukuran 12.5 gram

2. Saran
Diharapkan artikel ini dapat bermanfaat bagi orang lain dan penulis. Dan
supaya tugas pembuatan artikel semacam ini dapat terus ada sehingga dapat menjadi
acuan bagi orang banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Aloette. 2011. Face Mask : Meminimalkan pori-pori, mencegah penuaan dini.
http://www.aloette.com/Face_Mask _Benefits .Diakses tanggal 30 November
2020
Departemen kesehatan RI.1989. Materia medika Indonesia : jilid V. Jakarta : Direktorat
jedral pengawasan obat dan makanan.hal 194-197
Elshabrina 2013. 33 Dahsyatnya Daun Obat Sepanjang Masa. Yogyakarta : Cemerlang
Publishing
Masluhiya AF, Widodo, Sri W. 2016. Formulasi Masker Alami Berbahan Dasar
Bengkoang Dan Jintan Hitam Untuk Mengurangi Kerutan Pada Kulit Wajah.
Jurnal Care Vol. 4, No.2. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana
Tunggadewi.
Meilina N. E. dan Aliya N. H. 2018. Review Artikel : Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit
Buah Manggis (Garnicia mangostana L.) Terhadap Bakteri Penyebab Jerawat.
Farmaka Suplemen Volume 16 Nomor 2. Fakultas Farmasi, Universitas
Padjadjaran
Mursito. B & Prihmantoro. H 2002. Tanaman Hias Berkhasiat Obat. Jakarta Penebar
Swadaya
Pinilih. A & Hidayat 2014. Uji Sensitivitas Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe
pinnata) Terhadap Staphylococcus aureus. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan.
1(1):28
Pramuningtyas. R & Rahadiyan. WB 2009. Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Daun
Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Atcc
6538 dan Escherichia coli Atcc 11229 Secara Invitro. Jurnal Biomedical. 1(2):43.
Putri V, dan Aliya N. H. 2017. Review: Profiling Senyawa Kuersetin dari Tanaman Cocor
Bebek (Kalanchoe pinnata) dengan Menggunakan Berbagai Metode Analisis.
Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 1. Fakultas Farmasi. Universitas
Padjadjaran.
Wijoyo. PM 2008. Sehat dengan Tanaman Obat. Jakarta : Bee Media Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai