PENGARUH PROPORSI KETAN HITAM (Oryza sativa var. Glutinosa) DAN TEPUNG WORTEL (Daucus
carota) TERHADAP SIFAT FISIK MASKER WAJAH
Abstrak: Masker wajah yang dijual bebas kebanyakan mengandung bahan kimia yang bila
digunakan secara terus menerus akan menimbulkan efek samping. Untuk menjaga kulit wajah
tetap sehat tanpa efek samping bahan kimia maka diperlukan masker wajah yang terbuat dari
bahan alami. Masker wajah tradisional berbentuk bubuk kering agar memiliki masa kadaluwarsa
lebih lama. Wortel dipilih sebagai bahan aktif masker wajah karena memiliki kandungan β-karoten
yang dapat berfungsi sebagai antioksidan sehingga dapat mengurangi dampak radikal bebas pada
kulit wajah. Ketan hitam dipilih karena mengandung amilopektin yang tinggi sehingga masker
memiliki daya lekat yang baik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh proporsi
ketan hitam dan tepung wortel terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan panelis, serta untuk
mengetahui masa simpan masker wajah tradisional. Bahan yang digunakan yaitu ketan hitam dan
tepung wortel. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Variabel bebas penelitian ini adalah proporsi
ketan hitam dan tepung wortel yaitu (7 : 3) ; (8:2) ; (9:1). Variabel terikatnya yaitu sifat fisik
masker wajah tradisional meliputi aroma, warna, tekstur, daya lekat, dan kesukaan panelis.
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi oleh 30 orang panelis. Analisis data dengan
menggunakan uji Anova tunggal dilanjutkan uji Duncan dengan bantuan program SPSS 16. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat pengaruh proporsi ketan hitam dan tepung wortel terhadap
aroma, warna, tekstur, daya lekat dan kesukaan panelis. Uji Duncan juga menunjukkan sifat fisik
sediaan masker X3 lebih berwarna ungu, lebih bertekstur halus, lebih tidak beraroma, lebih lekat,
dan lebih disukai panelis bila dibandingkan dengan X1 dan X2. Hingga hari ke 7 jumlah koloni
bakteri dan jamur masih di bawah 105 koloni sehingga masker wajah tradisional masih layak
digunakan. Disarankan dilakukan uji mikroba lanjutan untuk mengetahui batas kadaluarwa masker
tradisional.
Kata Kunci : Perawatan Kulit Wajah, Masker Tradisional, Ketan Hitam, Wortel
Abstract: Free-sold face mask mostly contain chemicals that when used continuously will cause
side effects. To keep facial skin healthy without the side effects of chemicals then required a face
mask made from natural ingredients. The traditional face mask is dried powder in order to have
longer expiration period. Carrots are selected as the active ingredient of face mask because it has
β-carotene content that can function as an antioxidant that can reduce the impact of free radicals
on the skin. Black sticky rice is chosen because it contains high amilopectin so that mask has good
adhesion. The purpose of this study is to determine the effect of the proportion of black sticky rice
and carrot flour to physical properties and panelist preferences, and to know the shelf life of
traditional face mask. The materials used are black sticky rice and carrot flour. This research type
is experiment. The independent variables of this research are the proportion of black sticky rice
and carrot flour (7: 3); (8: 2); (9: 1). The dependent variable is the physical properties of
traditional face mask covering fragrances, color, texture, adhesion, and panelist preferences. Data
collection was done by observation by 30 panelists. Data analysis using one way Anova test was
continued by Duncan test with SPSS 16 program. The results showed that there was an effect of
the proportion of black sticky rice and carrot flour to the fragrances, color, texture, adhesion and
panelist preferences. Duncan's test also shows the physical properties of X3 mask preparations
are more purple, has more smooth texture,less flavorful, more adherent, and preferably panelist
when compared to X1 and X2. Until day 7 the number of bacterial and fungal colonies is still
below 105 colonie so tha the traditional face mask is still feasable to use. It is recommended to do
furthrer microbial test to know the expiration limit of the traditional mask.
Keywords: Facial Skin Care, Traditional Mask, Black Sticky Rice, Carrot
34
e-Journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 34-42
35
e-Journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 34-42
perbandingan proporsi tersebut memiliki daya lekat untuk menetapkan berat bahan yang telah
dan tekstur yang baik, sehingga peneliti ditetapkan oleh peneliti. Setelah ditimbang
memutuskan untuk menggunakan tiga kemudian bahan diolah . bahan yang
perbandingan ini untuk diuji cobakan sifat dipergunakan untuk eksperimen dapat
organoleptiknya kepada panelis. dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:
36
e-Journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 34-42
37
e-Journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 34-42
proporsi ketan hitam pada sediaan masker tepung worte maka tekstur sediaan masker
wajah X3 lebih banyak dibandingkan pada wajah akan semakin kasar
sediaan masker X2 dan X1. Sehingga,
semakin banyak proporsi ketan hitam maka 3. Aroma
warna masker akan semakin ungu, dan Nilai rata-rata aroma sediaan masker
semakin banyak proporsi wortel maka warna wajah yaitu 2,07 hingga 3,4. Aroma dengan
masker akan semakin jingga. rata-rata tertinggi yaitu pada sediaan X3 (9:1)
dengan nilai 3,4 sehingga menghasilkan tidak
2. Tekstur beraroma. Sediaan X2 (8:2) dengan nilai rata-
Nilai rata-rata tekstur sediaan masker rata 2,7 menghasilkan sedikit tercium aroma
wajah yaitu 2,07 hingga 3,37. Tekstur dengan kurang sedap. Sedangkan rata-rata terendah
rata-rata tertinggi yaitu pada sediaan X3 (9:1) yaitu pada sediaan X1 (7:3) dengan nilai 2,07
dengan nilai 3,37 sehingga menghasilkan sehingga menghasilkan tercium aroma kurang
tekstur sangat halus. sediaan X2 (8:2) dengan sedap.
nilai rata-rata 2,57 memiliki tekstur halus.
Sedangkan rata-rata terendah pada sediaan X1 Tabel 5 Uji Anova Tunggal terhadap Aroma
(7:3) dengan nilai 2,07 sehingga Sum of df Mean F Sig.
menghasilkan tekstur kurang halus. Squares Square
Berikut ini adalah ringkasan analisis Between 26.689 2 13.344 37.013 .000
tekstur dengan uji anova tunggal yang Groups
ditunjukkan dengan Tabel 3 Within 31.367 87 .361
Groups
Tabel 3 Uji Anova Tunggal terhadap Tekstur Total 58.056 89
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square Proporsi tepung ketan hitam dan tepung
Between 25.800 2 12.900 25.391 .000 wortel berpengaruh terhadap aroma masker
Groups wajah ditunjukkan dengan Fhitung sebesar
Within 44.200 87 .508 37,013 dengan nilai signifikan 0,00 (kurang
Groups dari α = 0,05) sehingga 0,00 < 0,05 artinya
Total 70.000 89 terdapat pengaruh proporsi ketan hitam dan
tepung wortel terhadap aroma sediaan masker
Proporsi tepung ketan hitam dan tepung wajah. Untuk mengetahui pengaruh lebih
wortel berpengaruh terhadap tekstur lanjut maka dilakukan dengan uji lanjut
ditunjukkan dengan Fhitung sebedar 25,391 Duncan yang dapat dilihat pada Tabel 6
dengan nilai signifikan 0,00 (kurang dari α =
0,05) sehingga 0,00 < 0,05 artinya terdapat Tabel 6 Uji Duncan terhadap Aroma
pengaruh penambahan proporsi terhadap sifat Masker N Subset for alpha = 0.05
tekstur masker wajah. Pengaruh lebih lanjut 1 2 3
ditunjukkan dengan uji lanjut Duncan yang X1 30 2.07
dapat dilihat pada Tabel 4 X2 30 2.70
X3 30 3.40
Tabel 4 Uji Duncan terhadap Tekstur Sig. 1000 1000 1000
Masker N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 Berdasarkan hasil uji Duncan pada tabel 6
X1 30 2.07 aroma sediaan masker X3 lebih tidak
X2 30 2.57 beraroma bila dibandingkan dengan sediaan
X3 30 3.37 masker wajah X2 dan X1. Hal ini karenakan
Sig. 1000 1000 1000 proporsi ketan hitam lebih banyak pada
sediaan masker wajah X3. Semakin banyak
Berdasarkan hasil uji Duncan pada Tabel proporsi ketan hitam maka aroma kurang
4 tekstur sediaan masker wajah X3 lebih halus sedap akan semakin berkurang dan semakin
bila dibandingkan dengan sediaan masker X2 banyak proporsi tepung wortel maka aroma
dan X1. Hal ini dikarenakan proporsi ketan sediaan masker akan semakin beraroma
hitam pada sediaan masker X3 lebih banyak kurang sedap.
bila dibandingkan pada sediaan masker X2
dan X1. Semakin banyak proporsi ketan hitam 4. Daya Lekat
makan tekstur sediaan masker wajah akan Nilai rata-rata daya lekat sediaan
semakin halus, dan ssemakin banyak proporsi masker wajah yaitu 2,07 hingga 3,33. Daya
lekat dengan rata-rata tertinggi yaitu pada
38
e-Journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 34-42
sediaan X3 (9: 1) dengan nilai 3,33 sehingga dengan nilai 2,33 sehingga menghasilkan
menghasilkan sangat lekat. Sediaan X2 (8:2) kurang suka.
dengan nilai rata-rata 2,57 menghasilkan Ringkasan uji Anova Tunggal terhadap
masker yang lekat. Sedangkan daya lekat kesukaan panelis ditunjukkan dengan Tabel 8
dengan rata-rata terendah yaitu pada
perlakuan sediaan X1 (7:3) dengan nilai 2,07 Tabel 8 Uji Anava Tunggal Terhadap Kesukaan
sehingga menghasilkan masker yang kurang Panelis
lekat. Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Tabel 7 Uji Anova Tunggal terhadap Kelekatan Between 14.067 2 7.033 18.925 .000
Sum of df Mean F Sig. Groups
Squares Square Within 32.333 87 .372
Between 24.422 2 12.211 38.078 .000 Groups
Groups Total 46.400 89
Within 27.900 87 .321
Groups Proporsi tepung ketan hitam dan tepung
Total 52.322 89 wortel berpengaruh terhadap kesukaan panelis
ditunjukkan dengan Fhitung sebesar 18,925
Proporsi tepung ketan hitam dan tepung dengan nilai signifikan 0,00 (kurang dari α =
wortel berpengaruh terhadap daya lekat 0,00) sehingga 0,00 < 0,05 terdapat pengaruh
ditunjukkan dengan Fhitung sebesar 38,078 proporsi ketan hitam dan tepung wortel
dengan nilai signifikan 0,00 (kurang dari α = terhadap kesukaan panelis. Untuk mengetahui
0,05) sehingga 0,00 <0,05 artinya terdapat pengaruh lebih lanjut maka dilakukan dengan
pengaruh proporsi ketan hitam dan tepung uji lanjut Duncan yang dapat dilihat pada
wortel terhadap daya lekat sediaan masker Tabel 10
wajah. Untuk mengetahui pengaruh lebih
lanjut maka dilakukan dengan uji lanjut Tabel 9 Uji Duncan terhadap Kesukaan Panelis
Duncan yang dapat dilihat pada Tabel 8 Masker N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Tabel 8 Uji Duncan terhadap Kelekatan X1 30 2.33
Masker N Subset for alpha = 0.05 X2 30 2.77 3.30
1 2 3 X3 30
X1 30 2.07 Sig. 1000 1000 1000
X2 30 2.57
X3 30 3.33 Berdasarkan hasil uji Duncan panelis
Sig. 1000 1000 1000 lebih menyukai sediaan masker wajah X3
dibandingkan dengan sediaan masker wajah
Berdasarkan hasil uji Duncan daya X2 dan X1. Ini dikarenakan proporsi ketan
lekat sediaan masker wajah X3 lebih lekat bila hitam pada sediaan masker wajah X3 lebih
dibandingkan dengan sediaan masker X2 dan banyak. Semakin banyak proporsi ketan hitam
X1. Hal ini dikarenakan proporsi ketan hitam maka sediaan masker akan semakin disukai
pada sediaan masker wajah X3 lebih banyak panelis dan semakin banyak proporsi tepung
dibandingkan pada sediaan masker X2 dan wortel maka sediaan masker akan semakin
X1. Semakin banyak proporsi ketan hitam tidak disukai oleh panelis.
maka sediaan masker wajah akan semakin
lekat, dan semakin banyak proporsi tepung 6. Hasil Uji Mikrobiologi
wortel maka sediaan masker wajah akan Berdasarkan hasil uji mikrobiologi
semakin tidak lekat. masker wajah tradisional yang dlakukan di
Lab. Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas
5. Kesukaan Panelis Negeri Surabaya dapat diketahui hasilnya
Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap sebagai berikut:
sediaan masker wajah yaitu 2,33 hingga 3,3.
Kesukaan panelis dengan rata-rata tertinggi Tabel 10 Jumlah Koloni Bakteri Masker Ketan
yaitu pada sediaan masker X3 (9:1) dengan Hitam dan Tepung Wortel
nilai 3,3 sehingga menghasilkan sangat suka. Sampel Lama Penyimpanan (Hari)
Sediaan X2 (8:2) memiliki nilai rata-rata 2,76 1 3 5 7
sehingga menghasilkan suka. Sedangkan nilai X1 1,7 x 6,8 x 2 x 103 8,1 x
rata-rata terendah yaitu pada sediaan X1 (7:3) 104 103 102
X2 1,8 x 7,7 x 1,5 x 6,1 x
39
e-Journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 34-42
104 103 103 102 tepung wortel maka warna yang dihasilkan
X3 1,9 x 4,5 x 1,9 x 8,4 x akan semakin jingga.
104 103 103 102
40
e-Journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 34-42
41
e-Journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 34-42
dan tepung wortel memiliki masa simpan lebih lama sehingga lebih efisien
penggunaanya.
42
DAFTAR PUSTAKA Soeharto, Iman (2004). Penyakit Jangtung koroner dan
Serangan Jantung. Jakarta Penerbit PT
Ali, Nur Berlian Venus, dkk. 1994. Wortel dan Lobak. Gramedia Pustaka utama
Jakarta : Penebar Swadaya Winarti, Sri (2010) Makanan Fungsional. Surabaya :
Estiasih, Teti, dkk 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Graha Ilmu
Jakarta: Bumi Aksara Amirudin, Chaerah (2013). Pembuatan Tepung Wortel
Hamid A.A., Aiyelaagbe O.O., Usman L. A., Ameen O. dengan Variasi Suhu Pengering. (Skripsi S1
M., Lawal A., 2010, “Antioxidants: Its Tidak Diterbitkan) Program Studi Keteknikan
medicinal and pharmacological applications”, Pertanian FP Univeritas Hasanudin
African Journal of Pure and Applied Nuansa, 2011. Wortel. http://fpk.unair.-
Chemistry Vol. 4(8), pp. 142-151, Nigeria ac.id/jurnal/files/disk1/1/123456-1234-nuansaa-
Mitsui, T. 1997. New Cosmetic Science. Edisi Kesatu, 19-2-wortel.pdf [diakses taggal 3 Maret 2017]
Amsterdam: Elsevier Science B.V.Hal. 13,19-
21.