Anda di halaman 1dari 10

e-Journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 34-42

PENGARUH PROPORSI KETAN HITAM (Oryza sativa var. Glutinosa) DAN TEPUNG WORTEL (Daucus
carota) TERHADAP SIFAT FISIK MASKER WAJAH

Miranti Puti Andini


S1 Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
mirantiputi14@gmail.com

Dra. Suhartiningsih, M.Pd


Dosen S1 Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
suhartiningsih1957@yahoo.com

Abstrak: Masker wajah yang dijual bebas kebanyakan mengandung bahan kimia yang bila
digunakan secara terus menerus akan menimbulkan efek samping. Untuk menjaga kulit wajah
tetap sehat tanpa efek samping bahan kimia maka diperlukan masker wajah yang terbuat dari
bahan alami. Masker wajah tradisional berbentuk bubuk kering agar memiliki masa kadaluwarsa
lebih lama. Wortel dipilih sebagai bahan aktif masker wajah karena memiliki kandungan β-karoten
yang dapat berfungsi sebagai antioksidan sehingga dapat mengurangi dampak radikal bebas pada
kulit wajah. Ketan hitam dipilih karena mengandung amilopektin yang tinggi sehingga masker
memiliki daya lekat yang baik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh proporsi
ketan hitam dan tepung wortel terhadap sifat fisik dan tingkat kesukaan panelis, serta untuk
mengetahui masa simpan masker wajah tradisional. Bahan yang digunakan yaitu ketan hitam dan
tepung wortel. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Variabel bebas penelitian ini adalah proporsi
ketan hitam dan tepung wortel yaitu (7 : 3) ; (8:2) ; (9:1). Variabel terikatnya yaitu sifat fisik
masker wajah tradisional meliputi aroma, warna, tekstur, daya lekat, dan kesukaan panelis.
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi oleh 30 orang panelis. Analisis data dengan
menggunakan uji Anova tunggal dilanjutkan uji Duncan dengan bantuan program SPSS 16. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat pengaruh proporsi ketan hitam dan tepung wortel terhadap
aroma, warna, tekstur, daya lekat dan kesukaan panelis. Uji Duncan juga menunjukkan sifat fisik
sediaan masker X3 lebih berwarna ungu, lebih bertekstur halus, lebih tidak beraroma, lebih lekat,
dan lebih disukai panelis bila dibandingkan dengan X1 dan X2. Hingga hari ke 7 jumlah koloni
bakteri dan jamur masih di bawah 105 koloni sehingga masker wajah tradisional masih layak
digunakan. Disarankan dilakukan uji mikroba lanjutan untuk mengetahui batas kadaluarwa masker
tradisional.
Kata Kunci : Perawatan Kulit Wajah, Masker Tradisional, Ketan Hitam, Wortel

Abstract: Free-sold face mask mostly contain chemicals that when used continuously will cause
side effects. To keep facial skin healthy without the side effects of chemicals then required a face
mask made from natural ingredients. The traditional face mask is dried powder in order to have
longer expiration period. Carrots are selected as the active ingredient of face mask because it has
β-carotene content that can function as an antioxidant that can reduce the impact of free radicals
on the skin. Black sticky rice is chosen because it contains high amilopectin so that mask has good
adhesion. The purpose of this study is to determine the effect of the proportion of black sticky rice
and carrot flour to physical properties and panelist preferences, and to know the shelf life of
traditional face mask. The materials used are black sticky rice and carrot flour. This research type
is experiment. The independent variables of this research are the proportion of black sticky rice
and carrot flour (7: 3); (8: 2); (9: 1). The dependent variable is the physical properties of
traditional face mask covering fragrances, color, texture, adhesion, and panelist preferences. Data
collection was done by observation by 30 panelists. Data analysis using one way Anova test was
continued by Duncan test with SPSS 16 program. The results showed that there was an effect of
the proportion of black sticky rice and carrot flour to the fragrances, color, texture, adhesion and
panelist preferences. Duncan's test also shows the physical properties of X3 mask preparations
are more purple, has more smooth texture,less flavorful, more adherent, and preferably panelist
when compared to X1 and X2. Until day 7 the number of bacterial and fungal colonies is still
below 105 colonie so tha the traditional face mask is still feasable to use. It is recommended to do
furthrer microbial test to know the expiration limit of the traditional mask.
Keywords: Facial Skin Care, Traditional Mask, Black Sticky Rice, Carrot

34
e-Journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 34-42

PENDAHULUAN produk sehingga daya simpan meningkat. Untuk


Pencemaran udara dan paparan sinar UV memperpanjang masa simpan masker, maka masker
merupakan sumber radikal bebas yang berbahaya akan dibuat dalam bentuk bubuk. Masker bubuk
bagi tubuh. Menurut Hamid A.A dkk. (2010:142), memiliki sifat yang kering sehingga diharapkan
dalam keadaan normal, radikal bebas yang akan memiliki masa simpan yang lebih lama.
diproduksi di dalam tubuh dapat dinetralisir oleh Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi ,
antioksidan yang berasal dari dalam tubuh. Bila berdasarkan komposisi pati, ketan memiliki kadar
kadar radikal bebas terlalu tinggi karena pengaruh amilosa yang sangat rendah dan memiliki kadar
dari luar tubuh seperti polusi udara, asap rokok, dan amilopektin yang tinggi. Tepung ketan memiliki
aktivitas fisik berat maka antioksidan dalam tubuh amilopektin yang lebih besar dibandingkan dengan
tidak mampu lagi menetralisir sehingga dibutuhkan tepung-tepung lain. Amilopektin inilah yang
antioksidan dari luar tubuh. menyebabkan tepung ketan (beras ketan) lebih
Kulit wajah sebagai organ tubuh yang terpapar pulen dibandingkan dengan tepung lainnya. Makin
langsung ke udara dan matahari memiliki potensi tinggi kandungan amilopektin pada pati maka
lebih besar terkena radikal bebas. Dampak yang makin pulen pati tersebut sehingga bila ketan hitam
dapat ditimbulkan radikal bebas pada kulit wajah dijadikan bahan dasar masker wajah, masker yang
yaitu membuat produksi kolagen menurun. Kulit dihasilkan akan dapat merekat dengan baik pada
wajah menjadi kehilangan elastisitasnya. Tekstur kulit wajah dan menimbulkan rasa kencang.
kulit wajah berubah menjadi kasar, kusam dan Tanaman wortel (Daucus carota) merupakan
mulai muncul kerutan. Salah satu cara yang dapat tumbuhan jenis sayuran yang banyak tumbuh di
dilakukan untuk mencegah dampak radikal bebas Indonesia. Umbi wortel biasanya berwarna oranye
pada kulit wajah adalah dengan melakukan dengan tekstur serupa kayu, bagian yang dapat
perawatan khusus pada kulit wajah, misalnya dimakan dari wortel ialah bagian umbi atau
dengan menggunakan masker wajah. akarnya, kandungan vitamin A cukup tinggi yaitu
Berdasarkan survey secara acak terhadap 9 mencapai 12000 SI (Nuansa, 2011)
merk masker wajah yang dilakukan pada hari Jenis wortel yang digunakan pada penelitian ini
Selasa tanggal 7 Februari 2017 di Hypermart, adalah wortel berumbi sedang tipe chantenay
Royal Plaza, terdapat beberapa jenis masker wajah karena wortel jenis ini dipilih karena lebih banyak
diantaranya masker bubuk, masker krim, masker ditanam di Indonesia.Warna oranye pada wortel
gel, dan masker kain atau kertas yang diketahui menandakan kandungan β-karoten yang tinggi.
bahwa semua masker wajah yang beredar di Makin jingga wortel, makin tinggi kadar β-
pasaran mengandung sedikitnya 1 bahan kimia. karotennya. Β-karoten ini dapat mencegah dan
Salah satu bahan kimia yang terkandung pada mengatasi kanker, darah tinggi, menurunkan kadar
masker wajah adalah methylparaben. kolesterol dan mengeluarkan angin dari dalam
Methylparaben difungsikan sebagai bahan tubuh. Kandungan tinggi antioksidan karoten juga
pengawet pada masker wajah. Beberapa merk terbukti dapat memerangi efek polusi dan perokok
masker wajah yang mengandung methylparaben pasif (Chaerah, 2013).
diantaranya viva bengkuang, garnier, sariayu, la Mengingat keunggulan dari beras ketan hitam
tulipe, ovale, mustikaratu, wardah, dan Himalaya. dan wortel tersebut, maka peneliti ingin
Memang tidak semua bahan kimia sintetis memanfaatkan beras ketan hitam dan wortel
berbahaya bagi tubuh bila digunakan sesuai dosis sebagai bahan dasar pembuatan masker wajah yang
yang dianjurkan, namun penggunaan bahan kimia dilihat dari sifat organoleptik meliputi warna,
secara terus-menerus dapat memberikan dampak tekstur, aroma, dan daya lekat masker wajah.
yang tidak baik bagi tubuh. Berdasarkan penelitian sebelumnya terhadap
Masker wajah yang berfungsi merawat serta masker wajah berbentuk bubuk kering, peneliti
melindungi kulit wajah dari dampak radikal bebas memutuskan untuk mengambil perbandingan
seharusnya mengandung bahan – bahan yang proporsi antara ketan hitam dan tepung wortel
berasal dari zat kimia organik agar tidak memiliki dengan perbandingan 5:5, 6:4, 7:3, dan 8:2.
dampak pada tubuh dalam penggunaan jangka Perbandingan ini akan digunakan sebagai
panjang. Namun kelemahan dari masker wajah perbandingan untuk melakukan pre eksperimen I.
tradisional yang hanya mengandung zat kimia Setelah melakukan pre eksperimen I hasil yang
organik yaitu tidak mempunyai daya tahan yang didapatkan yaitu perbandingan proporsi antara
lama terhadap perkembangan bakteri. tepung ketan hitam dan tepung wortel dengan
Perkembangan bakteri pada masker wajah jumlah 5:5 dan 6:4 memiliki daya lekat dan tekstur
tradisional lebih cepat bila dibandingkan dengan yang buruk. Sehingga peneliti memutuskan untuk
masker wajah dipasaran yang menggunakan bahan melakukan pre eksperimen II dengan perbandingan
kimia sintetis sebagai pengawet. proporsi antara tepung ketan hitam dan tepung
Menurut Estiasih, Teti, dkk (2009:17) wortel dengan jumlah 7:3, 8:2, dan 9:1. Setelah
pengeringan merupakan proses penghilangan kadar melakukan pre eksperimen II, dapat dapat diketahui
air yang bertujuan untuk menurunkan kadar air bahwa kualitas masker wajah dengan ketiga

35
e-Journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 34-42

perbandingan proporsi tersebut memiliki daya lekat untuk menetapkan berat bahan yang telah
dan tekstur yang baik, sehingga peneliti ditetapkan oleh peneliti. Setelah ditimbang
memutuskan untuk menggunakan tiga kemudian bahan diolah . bahan yang
perbandingan ini untuk diuji cobakan sifat dipergunakan untuk eksperimen dapat
organoleptiknya kepada panelis. dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:

Metode Tabel 2 Bahan Masker Tradisional


Jenis Penelitian Bahan X1 X2 X3
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Ketan hitam 7 gram 8 gram 9 gram
penelitian eksperimen yaitu penelitian eksperimen Tepung wortel 3 gram 2 gram 1 gram
sesungguhnya (True Experimental Research).
c. Langkah-Langkah Pembuatan Masker
Tempat dan Waktu Penelitian 1) Prosedur Pembuatan Tepung Ketan
Tempat penelitian Uji kandungan bahan Hitam
dilakukan di Laboratorium dan Konsultan Industri a) Ketan hitam direndam semala satu
Jl. Ketintang Baru XVII No. 14. Tempat penelitian malam.
Uji Fisik dan Uji Kesukaan Panelis dilakukan di b) Tiriskan ketan hitam yang telah
Laboratorium jurusan PKK Fakultas Teknik direndam.
Uiversitas Negeri Surabaya. Tempat penelitian Uji c) Giling ketan hitam menggunakan
mikrobiologi dilakukan di Laboratorium blender.
Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas MIPA d) Tepung ketan hitam di angin-
Universitas Negeri Surabaya. Tempat Penelitian Uji anginkan agar kering.
kadar air dilakukan di Unit Layanan Pengujian e) Tepung ketan hitam diayak agar
Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga. Waktu halus.
Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga
Oktober 2017. 2) Prosedur Pembuatan Tepung Wortel
menurut Chaerah (2013)
Desain Penelitian a) Wortel dicuci kemudian diiris
Desain penelitian yang digunakan dalam dengan ketebalan 3mm
penelitian ini adalah desain faktor tunggal. b) Masukkan potongan ke dalam try
dryer dengan suhu 45ºC, dan
Prosedur Penelitian kecepatan udara pengering sebesar
1. Tahap Pembuatan Masker 1,5 m/s selama 120 menit.
a. Persiapan Alat c) Giling wortel menggunakan
Sebelum melakukan perlakuan perlu blender.
adanya persiapan untuk mempersiapkan d) Ayak menggunakan ayakan agar
alat-alat yang dibutuhkan dan akan halus
digunakan sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Peralatan yang akan 3) Proses Pembuatan Masker Ketan
digunakan untuk melakukan eksperimen Hitam dan Tepung Wortel
dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Proses pelaksanaan pembuatan
masker wajah tradisional ketan hitam
Tabel 1 Alat Pembuatan Masker dan tepung wortel adalah sebagai
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah berikut:
1 Baskom Plastik 2 a) Persiapan alat dan bahan yang akan
2 Sendok Plastic 3 digunakan untuk proses pembuatan
3 Gelas Ukur Plastik 1 masker.
4 Timbangan Digital 1 b) Tepung ketan hitam ditimbang pada
5 Cawan Plastik 3 cawan X1 7 gram , pada cawan X2
6 Blender Elektronik 1 8 gram, dan pada cawan X3 9
7 Ayakan Plastic 1 gram.
8 Loyang Stainless 2 c) Tepung Wortel ditimbang pada
9 Tray dryer Elektronik 1 cawan X1 3 gram. Pada cawan X2
10 Pisau Stainless 1 2 gram. Pada cawan X3 1 gram.
d) Tepung ketan hitam dan tepung
b. Persiapan Bahan wortel dicmpur dengan
Persiapan bahan meliputi, yang menggunakan air mawar.
pertama dilakukan adalah bahan harus Perbandingan proporsi air mawar
ditimbang atau diukur terlebih dahulu dan bubuk masker adalah 1:1. Jika

36
e-Journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 34-42

jumlah masker bubuk 10 gram


maka jmlah air mawar 10 ml.
e) Aduk rata campuran bubuk masker
dan air mawar menggunakan
sendok.

Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dengan menggunakan lembar
observasi yang dilakukan untuk menguji sifat fisik
masker wajah tradisional meliputi aroma, warna,
tekstur, daya lekat dan tingkat kesukaan panelis. Gambar 1 Diagram Rata-rata Uji Sifat Fisik
Jumlah observer dalam penelitian ini sebanyak 30 dan Tingkat Kesukaan Panelis
observer, ialah observer yang terdiri dari dosen S1
Pendidikan Tata Rias dan mahasiswa prodi S1 1. Warna
Pendidikan Tata Rias Universitas Negeri Surabaya Nilai rata-rata warna sediaan masker
wajah yaitu 1,53 hingga 3,13. Warna dengan
Instrumen Penelitian rata-rata tertinggi yaitu pada sediaan masker
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini X3 (9 : 1) dengan nilai 3,13 sehingga
adalah lembar observasi, sistematika dilakukan menghasilkan warna ungu. Sediaan X2 (8 : 2)
oleh peneliti dengan memberikan tanda checklist dengan rata-rata 2,37 menghasilkan warna
(√) pada lembar observasi, dimana panelis tinggal ungu ke-jingga-an. Sedangkan rata-rata
memberikan tanda checklist pada kolom yang terendah yaitu pada sediaan X1 (7 : 3) dengan
tersedia sesuai dengan fakta yang diamati. Hasil nilai 1,53 sehingga menghasilkan warna
data observasi pada lulur tradisional disediakan jingga.
dalam lembar observasi yang diberikan kepada 30 Berikut ini adalah ringkasan analisis
orang. Aspek-aspek yang diamati pada penelitian warna dengan uji anova tunggal yang
ini adalah hasil masker wajah tradisional yang ditunjukkan dengan Tabel 1
dianalisis sifat fisiknya meliputi aroma, warna,
tekstur, daya lekat dan tingkat kesukaan panelis. Tabel 1 Uji Anova Tunggal Terhadap Warna
Sum of df Mean F Sig.
Teknik Analisis Data Squares Square
Penelitian ini dianalisis dengan bantuan Between 38.422 2 19.211 44.09 .000
computer program SPSS versi 16, teknik analisis Groups 9
data yang digunakan yaitu analisis varians Within 37.900 87 .436
klasifikasi tunggal (anava tunggal). Apabila hasil Groups
menunjukkan adanya pengaruh nyata maka akan Total 76.322 89
dilanjutkan dengan uji Duncan.
Berdasarkan analisis warna pada tebel 1
Hasil dan Pembahasan sediaan masker wajah dengan proporsi ketan
Deskriptif Sifat Fisik dan Kesukaan Panelis serta hitam dan tepung wortel diperoleh Fhitung
Analisis Statistik dengan Bantuan SPSS sebesar 44,099 dengan nilai signifikan 0,00
Analisis secara statistik yaitu dengan metode (kurang dari α = 0,05) sehingga 0,00 <0,05
anava tunggal (One Way Anova) dan lanjut di uji artinya terdapat pengaruh proporsi ketan
Duncan dengan taraf signifikan kurang dari 0,05. hitam dan tepung wortel terhadap warna
Pengamatan sifat fisik pada produk masker wajah masker wajah. Pengaruh lebih lanjut dapat
dari ketan hitam, dan tepung wortel dilakukan oleh diketahui dengan uji Duncan yang disajikan
30 observer. Hasil nilai rata-rata dari hasil uji sifat dalam tabel 4.3 sebagai berikut
fisik masker yang meliputi aroma, warna, tekstur,
daya lekat dan tingkat kesukaan panelis pada setiap Tabel 2 Uji Duncan terhadap Warna
perlakuan masker. Penelitian yang dilakukan terdiri Masker N Subset for alpha = 0.05
dari 3 sampel masker dengan proporsi yang 1 2 3
berbeda pada setiap perlakuan. Hasil rata-rata X1 30 1.53
(mean) di sajikan pada gambar 1. X2 30 2.37
X3 30 3.13
Sig. 1000 1000 1000

Berdasarkan hasil uji Duncan pada tabel


4.3 warna sediaan masker wajah X3 lebih
berwarna ungu dibangingkan dengan sediaan
masker X2 dan X1. Hal ini dikarenakan

37
e-Journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 34-42

proporsi ketan hitam pada sediaan masker tepung worte maka tekstur sediaan masker
wajah X3 lebih banyak dibandingkan pada wajah akan semakin kasar
sediaan masker X2 dan X1. Sehingga,
semakin banyak proporsi ketan hitam maka 3. Aroma
warna masker akan semakin ungu, dan Nilai rata-rata aroma sediaan masker
semakin banyak proporsi wortel maka warna wajah yaitu 2,07 hingga 3,4. Aroma dengan
masker akan semakin jingga. rata-rata tertinggi yaitu pada sediaan X3 (9:1)
dengan nilai 3,4 sehingga menghasilkan tidak
2. Tekstur beraroma. Sediaan X2 (8:2) dengan nilai rata-
Nilai rata-rata tekstur sediaan masker rata 2,7 menghasilkan sedikit tercium aroma
wajah yaitu 2,07 hingga 3,37. Tekstur dengan kurang sedap. Sedangkan rata-rata terendah
rata-rata tertinggi yaitu pada sediaan X3 (9:1) yaitu pada sediaan X1 (7:3) dengan nilai 2,07
dengan nilai 3,37 sehingga menghasilkan sehingga menghasilkan tercium aroma kurang
tekstur sangat halus. sediaan X2 (8:2) dengan sedap.
nilai rata-rata 2,57 memiliki tekstur halus.
Sedangkan rata-rata terendah pada sediaan X1 Tabel 5 Uji Anova Tunggal terhadap Aroma
(7:3) dengan nilai 2,07 sehingga Sum of df Mean F Sig.
menghasilkan tekstur kurang halus. Squares Square
Berikut ini adalah ringkasan analisis Between 26.689 2 13.344 37.013 .000
tekstur dengan uji anova tunggal yang Groups
ditunjukkan dengan Tabel 3 Within 31.367 87 .361
Groups
Tabel 3 Uji Anova Tunggal terhadap Tekstur Total 58.056 89
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square Proporsi tepung ketan hitam dan tepung
Between 25.800 2 12.900 25.391 .000 wortel berpengaruh terhadap aroma masker
Groups wajah ditunjukkan dengan Fhitung sebesar
Within 44.200 87 .508 37,013 dengan nilai signifikan 0,00 (kurang
Groups dari α = 0,05) sehingga 0,00 < 0,05 artinya
Total 70.000 89 terdapat pengaruh proporsi ketan hitam dan
tepung wortel terhadap aroma sediaan masker
Proporsi tepung ketan hitam dan tepung wajah. Untuk mengetahui pengaruh lebih
wortel berpengaruh terhadap tekstur lanjut maka dilakukan dengan uji lanjut
ditunjukkan dengan Fhitung sebedar 25,391 Duncan yang dapat dilihat pada Tabel 6
dengan nilai signifikan 0,00 (kurang dari α =
0,05) sehingga 0,00 < 0,05 artinya terdapat Tabel 6 Uji Duncan terhadap Aroma
pengaruh penambahan proporsi terhadap sifat Masker N Subset for alpha = 0.05
tekstur masker wajah. Pengaruh lebih lanjut 1 2 3
ditunjukkan dengan uji lanjut Duncan yang X1 30 2.07
dapat dilihat pada Tabel 4 X2 30 2.70
X3 30 3.40
Tabel 4 Uji Duncan terhadap Tekstur Sig. 1000 1000 1000
Masker N Subset for alpha = 0.05
1 2 3 Berdasarkan hasil uji Duncan pada tabel 6
X1 30 2.07 aroma sediaan masker X3 lebih tidak
X2 30 2.57 beraroma bila dibandingkan dengan sediaan
X3 30 3.37 masker wajah X2 dan X1. Hal ini karenakan
Sig. 1000 1000 1000 proporsi ketan hitam lebih banyak pada
sediaan masker wajah X3. Semakin banyak
Berdasarkan hasil uji Duncan pada Tabel proporsi ketan hitam maka aroma kurang
4 tekstur sediaan masker wajah X3 lebih halus sedap akan semakin berkurang dan semakin
bila dibandingkan dengan sediaan masker X2 banyak proporsi tepung wortel maka aroma
dan X1. Hal ini dikarenakan proporsi ketan sediaan masker akan semakin beraroma
hitam pada sediaan masker X3 lebih banyak kurang sedap.
bila dibandingkan pada sediaan masker X2
dan X1. Semakin banyak proporsi ketan hitam 4. Daya Lekat
makan tekstur sediaan masker wajah akan Nilai rata-rata daya lekat sediaan
semakin halus, dan ssemakin banyak proporsi masker wajah yaitu 2,07 hingga 3,33. Daya
lekat dengan rata-rata tertinggi yaitu pada

38
e-Journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 34-42

sediaan X3 (9: 1) dengan nilai 3,33 sehingga dengan nilai 2,33 sehingga menghasilkan
menghasilkan sangat lekat. Sediaan X2 (8:2) kurang suka.
dengan nilai rata-rata 2,57 menghasilkan Ringkasan uji Anova Tunggal terhadap
masker yang lekat. Sedangkan daya lekat kesukaan panelis ditunjukkan dengan Tabel 8
dengan rata-rata terendah yaitu pada
perlakuan sediaan X1 (7:3) dengan nilai 2,07 Tabel 8 Uji Anava Tunggal Terhadap Kesukaan
sehingga menghasilkan masker yang kurang Panelis
lekat. Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Tabel 7 Uji Anova Tunggal terhadap Kelekatan Between 14.067 2 7.033 18.925 .000
Sum of df Mean F Sig. Groups
Squares Square Within 32.333 87 .372
Between 24.422 2 12.211 38.078 .000 Groups
Groups Total 46.400 89
Within 27.900 87 .321
Groups Proporsi tepung ketan hitam dan tepung
Total 52.322 89 wortel berpengaruh terhadap kesukaan panelis
ditunjukkan dengan Fhitung sebesar 18,925
Proporsi tepung ketan hitam dan tepung dengan nilai signifikan 0,00 (kurang dari α =
wortel berpengaruh terhadap daya lekat 0,00) sehingga 0,00 < 0,05 terdapat pengaruh
ditunjukkan dengan Fhitung sebesar 38,078 proporsi ketan hitam dan tepung wortel
dengan nilai signifikan 0,00 (kurang dari α = terhadap kesukaan panelis. Untuk mengetahui
0,05) sehingga 0,00 <0,05 artinya terdapat pengaruh lebih lanjut maka dilakukan dengan
pengaruh proporsi ketan hitam dan tepung uji lanjut Duncan yang dapat dilihat pada
wortel terhadap daya lekat sediaan masker Tabel 10
wajah. Untuk mengetahui pengaruh lebih
lanjut maka dilakukan dengan uji lanjut Tabel 9 Uji Duncan terhadap Kesukaan Panelis
Duncan yang dapat dilihat pada Tabel 8 Masker N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Tabel 8 Uji Duncan terhadap Kelekatan X1 30 2.33
Masker N Subset for alpha = 0.05 X2 30 2.77 3.30
1 2 3 X3 30
X1 30 2.07 Sig. 1000 1000 1000
X2 30 2.57
X3 30 3.33 Berdasarkan hasil uji Duncan panelis
Sig. 1000 1000 1000 lebih menyukai sediaan masker wajah X3
dibandingkan dengan sediaan masker wajah
Berdasarkan hasil uji Duncan daya X2 dan X1. Ini dikarenakan proporsi ketan
lekat sediaan masker wajah X3 lebih lekat bila hitam pada sediaan masker wajah X3 lebih
dibandingkan dengan sediaan masker X2 dan banyak. Semakin banyak proporsi ketan hitam
X1. Hal ini dikarenakan proporsi ketan hitam maka sediaan masker akan semakin disukai
pada sediaan masker wajah X3 lebih banyak panelis dan semakin banyak proporsi tepung
dibandingkan pada sediaan masker X2 dan wortel maka sediaan masker akan semakin
X1. Semakin banyak proporsi ketan hitam tidak disukai oleh panelis.
maka sediaan masker wajah akan semakin
lekat, dan semakin banyak proporsi tepung 6. Hasil Uji Mikrobiologi
wortel maka sediaan masker wajah akan Berdasarkan hasil uji mikrobiologi
semakin tidak lekat. masker wajah tradisional yang dlakukan di
Lab. Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas
5. Kesukaan Panelis Negeri Surabaya dapat diketahui hasilnya
Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap sebagai berikut:
sediaan masker wajah yaitu 2,33 hingga 3,3.
Kesukaan panelis dengan rata-rata tertinggi Tabel 10 Jumlah Koloni Bakteri Masker Ketan
yaitu pada sediaan masker X3 (9:1) dengan Hitam dan Tepung Wortel
nilai 3,3 sehingga menghasilkan sangat suka. Sampel Lama Penyimpanan (Hari)
Sediaan X2 (8:2) memiliki nilai rata-rata 2,76 1 3 5 7
sehingga menghasilkan suka. Sedangkan nilai X1 1,7 x 6,8 x 2 x 103 8,1 x
rata-rata terendah yaitu pada sediaan X1 (7:3) 104 103 102
X2 1,8 x 7,7 x 1,5 x 6,1 x

39
e-Journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 34-42

104 103 103 102 tepung wortel maka warna yang dihasilkan
X3 1,9 x 4,5 x 1,9 x 8,4 x akan semakin jingga.
104 103 103 102

Tabel 11 Jumlah Koloni Jamur Masker Ketan 2. Tekstur


Hitam dan Tepung Wortel Wortel mengandung serat (Winarti, Sri :
Sampel Lama Penyimpanan (Hari) 2010). Hal ini menjelaskan bahwa wortel
1 3 5 7 yang diolah menjadi bubuk tidak dapat halus
X1 3,6 x 3,7 x 5,7 x 2,3 x dengan baik. Serat pada wortel ini
102 102 102 103 mengakibatkan tekstur tepung wortel menjadi
X2 3,5 x 3,7 x 6,7 x 2,6 x lebih kasar dibandingkan dengan tepung ketan
102 102 102 103 hitam. semakin banyak proporsi tepung ketan
X3 3,4 x 3,7 x 4,9 x 3,7 x hitam pada masker maka tekstur yang
102 102 102 103 dihasilkan akan semakin halus.
Keterangan : Penelitian ini menggunakan tepung ketan
Satuan TPC adalah CFU (Coloni For Unit) hitam karena, tekstur yang dihasilkan oleh
Media yang digunakan PSA (Potato Sukrosa Agar) tepung ketan hitam sangat halus sehingga
dapat sedikit menetralkan tekstur yang
Media yang digunakan adalah PSA dihasilkan oleh tepung wortel. Tekstur halus
dikarenakan harganya lebih terjangkau dan pada masker wajah juga dapat memberikan
pembuatannya lebih mudah bila di bandingkan rasa lekat dan kencang pada saat pemakaian
media sukrosa yang lain. masker wajah. Sehingga sediaan masker
Hasil yang ditunjukkan dari uji mikrobiologi wajah dapat sesuai dengan standarisasi
yang dilakukan pada ketiga sampel masker yaitu sediaan masker wajah secara umum menurut
bakteri berkembang pesat pada hari ke-satu, SNI 16-6070-1999, bentuk sediaan masker
kemudian perkembanganya mengalami penurunan yang digunakan untuk memberikan rasa
pada hari ke-tiga, ke-lima, hingga pada hari ke- kencang pada kulit serta efek membersihkan
tujuh. Berbanding terbalik dengan perkembangan pada saat diaplikasikan dapat melekat dan
jamur pada sediaan masker, perkembangan jamur menimbulkan rasa kencang saat mulai
pada hari ke-satu cenderung rendah kemudian mengering.
mulai meningkat pada hari ke-tiga, ke lima, dan ke
tujuh. 3. Aroma
Berdasarkan hasil uji mikrobiologi di atas Aroma yang dihasilkan dari ketiga
dapat diketahui bahwa dari hari ke-satu hingga hari sampel masker berbeda-beda. Hal ini
ke-tujuh perkembangan koloni bakteri dan jamur diperaruhi oleh proporsi antara ketan hitam
belum mencapai angka 105. Menurut Keputusan dan tepung wortel pada setiap sampel.
Direktur Jendral Pengawas Bahan Obat dan Semakin banyak kandungan wortel maka
Makanan Departemen Kesehatan Republik sampel yang dihasilkan akan semakin tercium
Indonesia Nomor : HK.00.06.4.02894 menetapkan aroma kurang sedap.
standar uji mikroba sediaan masker wajah dengan Dari proses pembuatan bahan masker
angka lempeng total maksimum berumah 105 wajah menghasilkan tepung ketan hitam yang
koloni. Hal ini menandakan bahwa hingga masa tidak memiliki aroma, dan tepung wortel tidak
penyimpanan pada hari ke-tujuh masker wajah beraroma yang semakin lama masa simpannya
masih layak digunakan. aroma yang dihasilkan akan semakin
menyengat. Aroma masker yang terlalu tajam
Pembahasan dapat menimbulkan mual dan pusing terhadap
1. Warna panelis yang melakukan uji coba. Semakin
Warna ungu pada masker berasal dari banyak proporsi ketan hitam maka aroma
kandungan antosianin pada ketan hitam, kurang sedap akan semakin ternetralisir.
sedangkan warna oranye pada wortel berasal Aroma pada kosmetik dapat membuat
dari zat β-karoten. Warna oranye pada wortel kosmetik lebih menarik (Mitsui, 1997:99).
menandakan kandungan β-karoten yang Sehingga semakin sedikit proporsi tepung
tinggi. Makin jingga wortel, makin tinggi wortel dan semakin banyak proporsi ketan
kadar β-karotennya (Chaerah, 2013). hitam akan menghasilkan masker dengan
Proporsi campuran ketan hitam dan aroma yang tidak menyengat dan akan
tepung wortel yang berbeda-beda membuat masker lebih menarik.Hal ini
menghasilkan warna masker yang berbeda- menyebabkan sediaan masker yang memiliki
beda. Semakin banyak proporsi ketan hitam aroma terbaik adalah sediaan X3 yang
maka warna yang dihasilkan akan semakin memiliki proporsi tepung ketan hitam lebih
ungu. Sedangkan semakin banyak proporsi banyak.

40
e-Journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 34-42

Berdasarkan hasil uji laboatorium mengenai


4. Daya Lekat kadar air sampel masker ketan hitam dan
Menurut Soeharto, Iman (2004:28) ketan tupung wortel yang dilakukan di
hitam memiliki kandungan amilopektin. Laboratorium Mikrobiologi Univeritas
Kandungan amilopektin pada ketan lebih Airlangga, dapat diketahui bahwa ketiga
tinggi dibandingan dengan kadungan sampel masker memiliki kadar air dibawah
amilosanya. Zat amilopektin inilah yang dapat 10%, yaitu (X1=[8,06±0,1]%w/w);
memberikan daya lekat pada masker. (X2=[7,10±0,2]% w/w) ;
Sehingga semakin banyak proporsi ketan (X3=[8,56±0,2]%w/w. Dengan kondisi kadar
hitam pada masker wajah maka daya lekatnya air yang sangat rendah jamur masih dapat
akan semakin baik. Sesuai dengan standar hidup sedangkan bakteri tidak, inilah yang
sediaan masker wajah menurut SNI 16-6070- menyebabkan terjadinya penurunan jumlah
1999, sediaan masker apabila dioleskan pada bakteri pada sampel masker.
kulit terasa dingin dan menimbulkan rasa
kencang. Penutup
Simpulan
5. Kesukaan Panelis 1. Terdapat pengaruh proporsi ketan hitam dan
Berdasarkan uji anava tunggal yang tepung wortel terhadap sifat fisik masker
dilakukan pada produk masker wajah yang wajah tradisional yang meliputi aroma, warna
dilihat dari tingkat kesukaan panelis tekstur, dan daya lekat. Sifat fisik sediaan
menghasilkan bahwa proporsi ketan hitam dan masker X3 lebih baik dibandingkan dengan
tepung wortel berpengaruh pada tingkat sediaan masker X2 dan X1, dikarenakan
kesukaan panelis. proporsi ketan hitam pada sediaan masker X3
Semakin banyak proporsi ketan hitam lebih banyak. Semakin banyak proporsi ketan
maka masker akan semakin lekat dan semakin hitam maka sifat fisik sediaan masker akan
tidak beraroma. Sehingga semakin banyak semakin baik.
proporsi ketan hitam pada masker maka 2. Terdapat pengaruh proporsi ketan hitam dan
masker akan semakin disuka oleh panelis. tepung wortel terhadap tingkat kesukaan
panelis. Sediaan masker X3 lebih disukai
6. Masa Simpan panelis dibandingkan dengan X2 dan X1
Menurut Keputusan Direktur Jendral dikarenakan proporsi ketan hitam lebih
Pengawas Obat dan Makanan Departemen banyak. Semakin banyak proporsi ketan hitam
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: maka sediaan masker semakin disukai panelis.
HK.00.06.4.02894 menetapkan standar uji 3. Berdasarkan uji mikrobiologi yang dilakukan
mikroba pada sediaan masker wajah dengan pada ketiga sampel masker dapat diketahui
angka lempeng total maksimum berjumlah 105 bahwa perkembangan mikroorganisme hingga
koloni. Berdasarkan hasil uji Lab. Rata-rata hari ke-tujuh masih dibawah 105. Sesuai
jumlah koloni bakteri dan jamur dengan dengan Keputusan Direktur Jendral Pengawas
menggunakan metode uji Total Plate Count Obat dan Makanan Departemen Kesehatan
(TPC) yang dilakukan pada hari ke 1, 3, 5, Republik Indonesia Nomor:
dan 7 menunjukkan bahwa ke-tiga sampel HK.00.06.4.02894. sehingga dapat
masker memiliki jumlah perkembangan disimpulkan bahwa hingga hari ke 7 masker
bakteri dibawah 105. Hal ini menunjukkan wajah tradisional masih layak pakai.
bahwa hingga pada hari ke-tujuh masker ketan Saran
hitam dan tepung wortel masih layak 1. Perlu dilakukan penyempurnaan terhadap
digunakan. sediaan masker wajah tradisional ketan
Bakteri berkembang pesat pada hari ke- hitam dan tepung wortel. Zat aromatik
satu, kemudian perkembanganya mengalami dapat ditambahkan pada sediaan masker
penurunan pada hari ke-tiga, ke-lima, hingga sehingga dapat lebih menarik minat
pada hari ke-tujuh. Berbanding terbalik pengguna masker wajah tradisional.
dengan perkembangan jamur pada sampel 2. Perlu uji masa simpan lebih lanjut untuk
masker, perkembangan jamur pada hari ke- mengetahui batas masa simpan yang lebih
satu cenderung rendah kemudian mulai lama.
meningkat pada hari ke-tiga, ke lima, dan ke 3. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan
tujuh. Hal ini disebabkan karena, jamur dengan mengukur pH masker ketan hitam
mempunyai kemampuan tumbuh pada dan tepung wortel sehingga dapat
substansia dengan kelembaban yang sangat disesuaikan dengan pH kulit agar tidak
rendah, yang pada umumnya, kondisi ini terjadi iritasi.
terlalu rendah untuk menyongkong 4. Dapat ditambahkan dengan bahan
pertumbuhan bacteria (Taringan ,1988). pengawet alami agar masker ketan hitam

41
e-Journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 34-42

dan tepung wortel memiliki masa simpan lebih lama sehingga lebih efisien
penggunaanya.

42
DAFTAR PUSTAKA Soeharto, Iman (2004). Penyakit Jangtung koroner dan
Serangan Jantung. Jakarta Penerbit PT
Ali, Nur Berlian Venus, dkk. 1994. Wortel dan Lobak. Gramedia Pustaka utama
Jakarta : Penebar Swadaya Winarti, Sri (2010) Makanan Fungsional. Surabaya :
Estiasih, Teti, dkk 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Graha Ilmu
Jakarta: Bumi Aksara Amirudin, Chaerah (2013). Pembuatan Tepung Wortel
Hamid A.A., Aiyelaagbe O.O., Usman L. A., Ameen O. dengan Variasi Suhu Pengering. (Skripsi S1
M., Lawal A., 2010, “Antioxidants: Its Tidak Diterbitkan) Program Studi Keteknikan
medicinal and pharmacological applications”, Pertanian FP Univeritas Hasanudin
African Journal of Pure and Applied Nuansa, 2011. Wortel. http://fpk.unair.-
Chemistry Vol. 4(8), pp. 142-151, Nigeria ac.id/jurnal/files/disk1/1/123456-1234-nuansaa-
Mitsui, T. 1997. New Cosmetic Science. Edisi Kesatu, 19-2-wortel.pdf [diakses taggal 3 Maret 2017]
Amsterdam: Elsevier Science B.V.Hal. 13,19-
21.

Anda mungkin juga menyukai