“Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Beras Hitam (Oryza sativa, L.) Sebagai Bahan
Masker Wajah di Kota Waikabubak Kabupaten Sumba Barat
Nusa Tenggara Timur”
Oleh
A. Latar Belakang
Memiliki kulit wajah yang lembab, bersih, sehat adalah keinginan setiap
orang khususnya wanita. Memiliki kulit kusam, tidak segar bersisik dan terdapat
tidak nyaman dan kurang percaya diri. Kulit kering harus segera diatasi, jika tidak
kondisi kulit bias semakin kering yang tentu bias mengurangi kesehatan kulit itu
sendiri. Ada banyak jenis perawatan,baik dari modern maupun alami. Banyak juga
produk kecantikan wajah, namun yang paling penting adalah efek samping atau
Perawatan wajah yang alami dapat menggunakan masker yang berasal dari
aman bagi kulit. Masker adalah bahan kosmetik yang berguna untuk
(Tanggono, 1992). Untuk menjaga kelembaban kulit wajah sangat memerlukan zat
antioksidan. Salah satu tanaman yang memiliki antioksidan tinggi adalah padi yang
japonica, dan javanica (Ambarwati, 1992). Daerah penyebaran padi indica adalah
Asia tropis, padi japonica lebih terbatas didaerah subtropis dan javanica ditanam
1992).
Tanaman padi menghasilkan beras (gabah yang telah terpisah dari sekam).
Beras adalah bagian biji padi yang terdiri dari aleuron, endospermia dan embrio
(Goodwin & Mercer, 1991). Berdasarkan lapisan aleuronnya terdapat tiga warna
beras, yaitu beras putih, merah, dan hitam. Beras hitam mengandung kadar
vitamin, mikroelemen dan asam amino lebih tinggi daripada beras biasa
(Suryono, 2008). Beras hitam mengandung senyawa bioaktif yang berguna untuk
Beras hitam (Oryza sativa L.) merupakan varietas lokal yang mengandung
pigmen, berbeda dengan beras putih atau beras warna lain. Beras merupakan jenis
Pigmen warna yang terletak pada lapisan luar padi dari beras hitam telah
macam bidang, seperti bidang pangan dan industri famasi, industri tekstil (Bangee
dkk., 1995), perminyakan, kosmetik (Pan dkk., 1998 dan Jones dkk. 1997). Radikal
bebas dalam tubuh juga dapat memicu terjadinya kerut pada kulit. Salah satu upaya
Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan elektron pada bagian kulit
terluar, sehingga molekul tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha
mengambil elektron dari molekul atau sel lain. Radikal bebas yang mengambil
elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan struktur DNA
sehingga menimbulkan sel-sel mutan. Oleh karena itu, untuk bertahan hidup dan
(Olivia, 2011).
yang pada umumnya bekerja sebagai penangkap radikal bebas dan mencegah
yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan alami yang berasal
dari dalam tubuh seperti enzim superoksida dismutase (SOD). glutation dan
katalase, sedangkan antioksidan alami yang berasal dari luar tubuh seperti vitamin
memberikan efek manfaat, ternyata dalam jangka waktu lama dan pemberian terus
menerus dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya, salah satunya yaitu
karena itu, diperlukan sumber antioksidan alami yang mudah diperoleh dan
ketersediaannya di alam dalam jumlah yang melimpah dan juga mempunyai efek
flavonoid beras hitam di daerah sumba telah dilakukan dan diperoleh hasil bahwa
kadar flavonoid tertinggi terdapat pada kultivar padi Woja Laka ialah yang
tertinggi pada Matawai sebesar 132.65 µg/L dan terendah pada Umbu Ratunggai
sebesar 31.65 µg/L. Kadar antioksidan flavonoid tergantung pada habitat, semakin
kering habitat tumbuh padi, kadar flavonoid yang dikandung semakin tinggi
(Ghello, 2017)
dilakukan termasuk beras hitam. Terdapat banyak penelitian yang telah dilakukan
untuk menguji aktifitas antikosidan beras hitam dan kebanyakn digunakan sebagai
bahan pangan saja, namun penelitian beras hitam sebagai sediaan masker wajah
belum banyak diteliti, khususnya di daerah Sumba.). Oleh karena itu pada rencana
penelitian ini akan dilakukan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Beras Hitam
sebagai berikut:
1. Apakah ekstrak beras hitam (Oryza satriva L) kultivar Woja Laka memiliki
kandungan fitokimia?
2. Apakah ekstrak beras hitam (Oryza satriva L) kultivar Woja Laka memiliki
aktivitas antioksidan?
3. Kandungan senyawa aktif apakah yang terkandung dalam ekstrak beras hitam
4. Bagaimanakah hasil uji skin analyzer dan pendapat masyarakat terhadap masker
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, maka tujuan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui kandungan fitokimia beras hitam (Oryza satriva L) kultivar Woja
Laka
2. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak beras hitam (Oryza satriva L) kultivar
Woja Laka
3. Untuk mengetahui kandungan senyawa aktif yang terkandung dalam beras hitam
Proses ekstraksi, uji fitokimia, uji total fenol, total tanin, total antosianin dan uji
beras hitam (Oryza satriva L) kultivar Woja Laka dan tes skin analyzer akan
dilakukan di Kabupaten Sumba Barat -NTT. Penelitian ini akan dilakukan pada
2.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pipet tetes,
blender, gelas erlenmeyer, corong, tabung reaksi, gelas kimia, gelas ukur ,
gunting, camera, kertas saring, kantung plastik, hot plate, cuvet, corong pisah,
mikro pipet, , labu ukur, rak tabung reaksi, Stopwatch, camera, kolom, GC-MS
2.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah sampel beras hitam
Menyediakan sampel padi kultivar Woja Laka sebanyak 800 gram dibersihkan
2.4.2. Ekstraksi
Serbuk halus beras hitam ditimbang sebanyak 400 g tepung beras diekstrak 3
kali 24 jam dengan 800 mL metanol. Hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil
ekstrak yang maksimal. Rendaman pada saat maserasi disimpan ditempat yang
terlindungi dari cahaya. kemudian dilakukan uji fitokimia, total fenol, total
fenol.
meyer’s)
tetes H2SO2 M dan dikocok sehingga terpisah dua lapisan. Lapisan asam
yang terdapat di bagian atas dipipet ke dalam tabung reaksi lain, lalu
endapan putih dengan pereaksi meyer’s dan endapan jingga sampai merah
(Sutisna, 2000)
klorida (FeCl3) 1%. Jika terjadi warna biru atau hijau kehitaman
Diambil 4 gram ekstrak kasar diekstraksi dengan dietil eter dan fraksi
yang larut dalam dietil eter dipisahkan. Fraksi yang larut dalam dietil eter
(Kadarisman, 2000).
(Kadarisman, 2000).
2.4.3.6. Penentuan kandungan total fenolik, Tanin, Antosianin dan flavonoid
sebagai pembanding.
dengan metanol 70% dalam labu ukur 5 mL lalu divortex dan disaring.
galat/100g sampel.
pembanding.
konsentrasi 100 ppm. Dari larutan standar kuersetin 100 ppm, kemudian
asetat 120 mM. sampel diinkubasi selama 1 jam pada suhu kamar.
(Stankovic, 2010).
radikal beberapa senyawa, selain itu metode ini terbukti akurat, efektif dan
(Molyneux, 2004).
pembanding
Larutan induk dipipet sebanyak 1,25 ml; 2,5 ml; 5 ml; 7,5
larutan uji 50 ppm, 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm kedalam masing-
Larutan induk dipipet sebanyak 0,05 ml; 0,1 ml; 0,15 ml;
516 nm.
senyawa uji yang dapat menangkap radikal bebas sebesar 50%. Semakin
kecil nilai IC50 maka semakin besar aktivitas antioksidan sampel. Nilai IC50
berikut:
AAI < 0.5, aktivitas antioksidan sedang jika 0.5 < AAI < 1.0, aktivitas
antioksidan kuat 1.0 < AAI 2.0 dan aktivitas sangat kuat jika nilai AAI
kolom (KK), dengan cara diambil ekstrak metanol beras hitam (ekstrak
diisi dengan 180 g silica gel (wako gel, partikel 75-150 µm) yang dicampur
dalam 350 mL heksan. Untuk mendapatkan fraksi dari ekstrak kasar, kolom
dilewati eluen (pelarut) dengan tingkat kepolaran yang berbeda, dari yang
bersifat non polar (heksan) dilanjutkan dengan pelarut yang bersifat lebih
polar. Pemilihan fase gerak yang dipakai didasarkan dengan prinsip like
Jenis beras yang digunakan adalah beras hitam kultivar Woja Laka
Beras direndam semalam menggunakan air. Kemudian, beras dijemur tidak
beras dicampurkan air dengan perbandingan 2:1, diaduk hingga merata lalu
1. Kerangka Berpikir
2. Desain Eksperimen
Masalah :
-Beras hitam dianggap hanya sebagai bahan makanan yang hanya dapat dikonsumsi
dan belum banyak dikenal manfaatnya untuk kecantikan wajah.
Pemecahan masalah :
— Beras hitam dapat diolah menjadi bahan kecantikan
MASKER WAJAH
Hasil eksperimen
jauh sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat
membawa ke analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku dan tepat untuk
keterangan :
O1 X O 2
O1 = nilai pre test (sebelum diberi perlakuan)
antara konsentrasi ekstrak (x) dengan persen (%) aktivitas antioksidan (y). sampel
DAFTAR PUSTAKA
Amarowiez, R., Naczk, M., Shahidi, F., 2000. Antioxidant Activity of Crude Tannins Of
Cannola and Rapeseed Hulls, JAOCS, 77, 957-961 cit Rohman, A., Riyanto,
S., 2004, Uji Aktivitas Antiradikal Ekstrak Kloroform, Etil Asetat dan
Kloroform Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) dengan Metode DPPH,
Laporan penelitian MAK, Yogyakarta. Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Mada.
Darwis, D. 2000. Teknik Dasar Laboratorium dalam Penelitian Senyawa Bahan Alam
Hayati. Makalah Workshop Pengembangan Sumberdaya Manusia dalam
Bidang Kimia Organik Bahan Alam Hayati. FMIPA UNAND Padang. Tidak
diterbitkan
Ghello, 2017. Analisis Kadar Flavonoid Padi (oryza sativa l.) Kultivar Woja Laka di
Pulau Sumba. Undana. Kupang
Goodwin, T. W. And E. I. Mercer. 1983. Introduction to Plant Biochemestry. 2nd edition.
Pragmon Press. Oxford-New York-Beijing-Frankurt-Sao Paulo-Sydney-Tokyo-
Toronto.
Kadarisman, I. 2000. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Kimia Bioaktif dari Uji Toksisitas
dan Skrining Fitokimia (Tri Atmoko; Amir Ma’ruf) Rimpang Bangle
(Zingiber cassumunarRoxb.) (Skripsi) Jurusan Kimia FMIPA. Institut
Pertanian Bogor. Bogor. Tidak diterbitkan.
Molyneux, P. 2003. The Use of The Stable Free Radikal Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH)
for Estimating Antioxidant Activity, Journal Science of
Technology.26(2):211-219
------------. 2004. The Use of The Stable Free Radikal Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH)
for Estimating Antioxidant Activity, Journal Science of Technology.
Sa’adah. L., 2010. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Tanin dari Daun Belimbing Wulih
(Averrhoa bilimbi L.) (Skripsi). Jurusan Kimia. Malang. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Stankovic, M.S. 2010. Total phenolic Content, Flavonoid Concentration and Antioxidant
Activity of Marrubium pereginum L. Extract Kragujevac. J. Sci. 33:63-72