Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DAN BIOKIMIA

PANGAN
PRAKTIKUM KE III

“UJI AMILUM PADA TANAMAN OBAT”

Dibuat Oleh:
Krisna nurdin lasmono
4202007016

Dosen Pembimbing :
Oktavia Nurmawaty Sigiro S.Pd. M.Pd.

PROGRAM STUDI D IV AGROINDUSTRI PANGAN


POLITEKNIK NEGERI
SAMBAS
2020
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG TANAMAN OBAT

1.1. LATAR BELAKANG PEGAGAN

Salah satu tanaman yang termasuk dalam genus Centella dan famili Mackinlayaceae adalah
tanaman pegagan. Tanaman pegagan (Centella asiatica) adalah tanaman liar yang banyak
tumbuh di perkebunan, ladang, atau bahkan di tepi jalan. Tanaman ini berasal di daerah Asia
tropik, tersebar di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, India, Cina, Jepang dan Australia.
Tanaman pegagan biasa dikenal juga dengan nama antanan. Ciri-ciri tanaman tersebut yaitu
daunnya yang berwarna hijau tua, berbentuk bulat, dan sisinya bergerigi. Daunnya menyerupai
bentuk organ ginjal. Tanaman ini merambat dan memiliki stolon sepanjang 10 cm – 80 cm. Di
negara Indonesia, tanaman daun pegagan terdapat di berbagai daerah dengan nama atau
sebutan yang berbeda. Peugaga (Aceh), jalukap (Banjar), ampagaga (Batak), antanan, dulang
sontak (Sunda), gagan-gagan, rendeng, cowek-cowekan, pane gowang (Jawa), piduh (Bali),
bebele (Lombok), sandanan (Papua), semanggen (Indramayu, Cirebon), pagaga (Makassar),
pigago (Minang).

Pegagan berkhasiat untuk obat batuk, susah tidur, tuberkulosa, peluruh air seni, kencing
darah, sariawan, demam, nafsu makan berkurang, luka kulit, pembengkakan hati, campak, bisul,
mimisan, amandel, radang tenggorokan, bronkhitis, tekanan darah tinggi, wasir, keracunan,
cacingan, sakit perut, ayan (epilepsi), luka bakar, kesuburan wanita, keputihan, anti bakteri, anti
tumor. Disamping itu tanaman pegagan juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
ketahanan daya tubuh, anti stress ringan, menstimulasi pertumbuhan kuku, akar rambut,
menyembuhkan penyakit kolera, batuk bronchitis, menyembuhkan asma dan gangguan ginjal.
Tanaman ini juga memiliki potensi sebagai sumber bahan pengobatan terhadap anti bakteri yang
disebabkan tujuh jenis bakteri Rhizobacter spharoides, Escherichia coli, Plasmodium vulgaris,
Micrococcus luteus, Baccillus subtilis, Entero aerogenes dan Staphyllococcus aureu.

1.2. LATAR BELAKANG KOPASANDA

Indonesia kaya akan tanaman obat-obatan, yang mana masih belum dimanfaatkan secara
optimal untuk kesehatan. Indonesia diketahui memiliki keragaman hayati terbesar ke dua di
dunia setelah Brazil. Tanami obat di Indonesia sebagian besar sudah dikenal dari jaman nenek
moyang dan diturunkan khasiatnya secara turun temurun. Tanami obat adalah tanaman yang
memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan
penyakit (1). Salah satu tanaman yang dapat di manfaatkan untuk pengobatan tradisional
maupun mengatasi masalah bakteri adalah dengan menggunakan tanaman obat, karena bahan
alami lebih banyak diminati daripada penggunaan sintetis.

Tanami obat memiliki beberapa kelebihan yaitu tidak memiliki efek samping bila digunakan
dengan benar, harganya murah, efektif untuk penyakit yang sulit disembuhkan dan
penggunaannya tidak memerlukan tenaga medis. Penggunaan tanaman atau ekstrak tanaman
merupakan pilihan yang relatif aman dan efektif dalam mengobati penyakit, pencegahan
penyakit atau meningkatkan daya tahan tubuh.
1.3. LATAR BELAKANG BABADOTAN

Tanami obat yang cukup dikenal masyarakat adalah tanaman bandotan (Ageratum
conyzoides L.). Bandotan digunakan masyarakat untuk obat luka, dipercaya dapat menghentikan
pendarahan dan mempercepat proses penyembuhan pada luka yaitu dengan mencegah
terjadinya infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Menurut Naning (2011), Ageratum conyzoides L.
merupakan tanaman obat tradisional yang memiliki banyak khasiat dalam menyembuhkan
berbagai macam penyakit salah satunya luka akibat goresan senjata tajam atau luka bakar.
Bagian tanaman Ageratum conyzoides L. yang digunakan sebagai antibakteri pada luka luar
adalah daunnya karena diduga mempunyai kandungan kimia yang berkhasiat sebagai antibakteri
seperti saponin dan flavonoid.

1.4. LATAR BELAKANG DAUN PUCUK MERAH

Tanami Pucuk Merah merupakan keluarga myrtaceae yang memiliki pohon berukuran
sedang yang dapat tumbuh hingga ketinggian 20m. Berdaun rindang dan berbentuk silindris.
Permukaan daun halus dan mengkilap, berwarna hijau berukuran 3-8 cm. Daun muda berwarna
merah terang dan akan mengkilap jika terkena sinar matahari langsung. Memiliki bunga
berukuran kecil berwarna putih atau krem mencolok.
Buah berbentuk buah-buahan berry kecil berwarna merah sampai coklat kemerahan.
Sementara batang berwarna coklat Pucuk Merah tumbuh pesat di negara yang menerima cukup
air dan sinar matahari langsung. Tanaman ini bisa mencapai 3 meter dalam waktu kurang dari 4
tahun. Pucuk merah juga dapat tumbuh di tempat dingin walaupun tumbuhnya cenderung
lambat.

1.5. LATAR BELAKANG GANYONG

Ganyong merupakan salah satu bahan pangan yang bergizi cukup tinggi, terutama
kandungan karbohidratnya. Tanaman ini mempunyai keunggulan antara lain, dapat tumbuh
pada semua jenis tanah, pengendali erosi, tanaman hias, sekaligus sebagai sumber karbohidrat
(Rukmana dan Yuniarsih, 2001). Menurut Tarwotjo (1998) ganyong rasanya agak manis,
bentuknya seperti laos yang besar-besar. Daun berwarna hijau dengan tepi daun berwarna
merah.
Terna ini tergolong tanaman tahunan dengan tinggi sekitar 2 meter. Bunga tanaman
ganyong berwarna kuning tapi kadang-kadang ada yang mempunyai warna merah. Umbi
ganyong mengandung karbohidrat yang cukup tinggi seperti halnya ubi jalar dan ketela pohon.
Selain itu umbi ganyong mengandung pati dan juga kandungan lainnya yaitu glukosa, lemak dan
getah (Republika Selasa, 16 September 2003).

1.6.LATAR BELAKANG KUMIS KUCING

merupakan shalat satu jenis tanaman obat yang dapat dimanfaatkan sebagai minuman
fungsional, karena di di dalamnya banyak mengandung senyawa flavonoid lipofilik yang
berfungsi sebagai antioksidan. Budidaya kumis kucing di kebun pembibitan tanaman meningkat
secara pesat dengan proporsi pertumbuhan mencapai sekitar 90-95%, terutama kapan
diketahui bahwa ekstrak daun kumis kucing dapat dimanfaatkan sebagai aktivator pembusukan
sampah daun mahoni menjadi pupuk kompos yang dapat meningkatkan produktivitas hutan
damar.

Kumis kucing juga banyak dibudidayakan dengan sistem tumpang sari dengan tanaman
palawija (misalnya jagung) untuk memberi keseimbangan nutrien tanah sehingga dapat
meningkatkan produktivitas hutan damar. Tanaman kumis kucing mengandung berbagai
senyawa kimia, shalat satunya adalah flavonoid. Penelitian terhadap flavonoid dari beberapa
tanama nmempunyai efek farmakologis sebagai anti inflamasi. Flavonoid yang terdapat dalam
simplisia daun kumis kucing bisa disaring menggunakan udara maupun etanol 70% (Harbone,
1987).

1.7.LATAR BELAKANG AMILUM

Amilum merupakan salah satu bentuk bahan tambahan dalam pembuatan tablet sebagai
bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur. Sebagai bahan penghancur amilum akan
pecah dari bahan pengikat dan menyebabkan pembengkakan dari beberapa komponen
penyusun sehingga sebagian tablet akan hancur.

Di indonesia terdapat bermacam-macam tanaman yang mengandung amilum yang mungkin


dapat digunakan sebagai bahan tambahan. Salah satu contohnya adalah tanaman kentang
(Whestler, L. Roy, dkk. 1984). Kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk family Solaneceae.
Kentang dapat digolongkan menurut warna umbinya, yaitu: kentang kuning, kentang putih, dan
kentang merah. Kentang kuning memiliki kulit dan umbi yang berwarna kuning. Kentang putih
berkulit dan berumbi putih. Dan kentang lainya yaitu kentang merah yang kulitnya berwarna
merah, tetapi umbinya kuning.

2. Tujuan Pratikum

1. Mahasiswa dapat mengetahui kandungan amilum?


2. Mahasiswa dapat mengetahui perubahan warna pada zat yang mengandung
amilum
BAB 2
1.1. WAKTU DAN TEMPAT
Waktu ksmis,19 november 2020
Tempat laboratorium analisis mutu jurusan agribisnis

1.2. Alat dan Bahan


Alat
a. Air lugol
b. Kaca arloji wadah penimbang sampel
c. Corong di gunakan untuk penyaringan sampel
d. Tabung reaksi
e. Gelas ukur untuk bahan dengan bahan yang belum di teliti 10 ml, 50 ml
f. Pipit tetes
g. Sapatula
h. Penjepit tabung reaksi
i. Beker gelas/gelas kimia

Bahan
a) Aquades
b) Air lugol
c) Tepung pengagan (centella asiatica)
d) Tepung kopasanda (chromolaena odorata L)
e) Tepung babadotan (ageratum conyzoides)
f) Tepung daun pucuk merah (syzygium oleina)
g) Tepung ganyong (canna discolour)
h) Tepung kumis kucing (orthhoshipon aristatus)

1.3. PROSEDUR KERJA


a. Aquades =50 ml
b. Sampel =25 ml
c. Saring sebnyak 1 ml = filter
d. 1 ml + 5 tetes lugol (reggen)
e. Sampel di timbang 10 gr
f. Disaring menggunakan kertas jenis jepang
BAB 3
HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

Hasil Penelitian
Mengandung
No Bahan Tanaman Obat Warna Warna setelah amilum
awal di teliti Ya Tidak
Tepung pegagan Coklat Coklat Muda
1. (Centella asiatica) Muda √

Tepung kopsanda Coklat Coklat tua


2. (Chromolaena odorata) Muda √

Tepung babadotan Coklat Coklat Muda


3. (Ageratum conyzoides) Tua √

Tepung daun pucuk Coklat Coklat Muda


4. merah (Syzygium Pekat √
oleina)

Tepung ganyong Putih Ungu


5. (Canna discolor) √

Tepung kumis kucing Coklat Coklat Muda


6. (Orthosiphon aristatus) Tua √

A. Tepung Pegagan tidak mengandung amilum karena di tambahkan lugol tidak berubah warna,
sebelum

Sesudah

hasil penelitian orang lain tentang pegagan

Madekosida berperan penting dalam memperbaiki kerusakan sel dengan mensintesis kolagen
(Selfitri dan Anggrahaeni 2008). Fibroblast sangat penting dalam pembentukan serat kolagen.
Kolagen merupakan protein dan meliputi 30% dari seluruh protein tubuh mamalia. Oleh karena itu,
serat kolagen berperan dalam penyembuhan luka atau jaringan yang rusak. Bioaktif lainnya adalah ,
suatu kelompok yang termasuk dalam senyawa fenol yang terbanyak di alam. Flavonoid dalam
tumbuhan mempunyai fungsi sebagai pigmen warna, fungsi patologi, aktivasi farmakologi, dan
flavonoid dalam makanan.

B. Tepung Kopasanda mengandung amilum karena ditambahkan cairan lugol berubah warna coklat
tua.

Sebelum sesudah

Hasil penelitian orang lain tentang kopasanda

Hasil Uji Antioksidan pada Ekstrak. Hasil uji antioksidan diperoleh secara visual terbukti adanya
perubahan warna larutan DPPH dari semula ungu menjadi kuning pada saat ditambahkan ke
dalamnya ekstrak etil asetat dan etanol. Ekstrak n-heksan dan air tidak mengalami perubahan
warna. Perubahan warna inilah yang menunjukkan bahwa terjadi perendaman radikal bebas dari
molekul DPPH oleh senyawa kimia yang ada di dalam larutan ekstrak.
C. Tepung Bandotan mengandung amilum karena ditambah cairan lugol warnanya berubah
menjadi coklat muda,

Sebelum
sesudah

Hasil penelitian tentang orang lain

Dari hasil uji F diketahui pada perlakuan fraksi ekstrak daun babadotan berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan dan sporulasi collectotrichum capsici hasil uji lanjut dengan BMT
menunjukkan bahwa fraksi ekstrak daun babadotan dengan pelarut metanol mempunyai pengaruh
yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh ekstrak daun babadotan dengan pelarut air etil
asetat dan n-heksana raksi ekstrak daun babadotan dengan pelarut metanol dan n-heksana mampu
menghambat pertumbuhan C.capsici secara konsisten, meskipun efektivitas kedua fraksi ekstrak
tersebut masih lebih rendah

D. Tepung daun pucuk merah tidak mengandung amilum karena ditambah cairan lugol warnanya
tetap.

Sebelum sesudah

Hasil penelitian orang lain tentang daun pucuk merah

Kandungan antioksidan pucuk merah senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan dalam
daun pucuk merah adalah flavoloid keberadaan flavoloid diketahui dengan melakukan uji
sinyal flavoloid dengan metode shinoda uji dan sianidin uji hasil adalah terjadi perubahan warna
menjadi merah jambu perubahan warna ini menandakan adanya senyawa metabolit sekunder
dalam sampel yaitu flavoloid.
E. Tepung ganyong mengandung amilum karena ditambah cairan lugol warnanya berubah menjadi
ungu.
sebelum sesudah

Hasil penelitian orang lain tentang ganyong

kadar protein rata-rata gayung mentah yang berwarna biru buka kurung (B1 dan B2) adalah
0,58% dan 0,59% dan pada sound ga yang mentah yang berwarna putih (P1 dan P2) adalah 0,48%
dan 0,54% kadar protein rata-rata ganyong yang bila dibandingkan dengan kadar protein tepung
beras minimum pada SNI (6%) masih lebih rendah demikian juga di bila dibandingkan dengan
kandungan protein pada beras giling yaitu 2, 1 g% (Sediaoetam 2000) rendahnya kadar protein
gayung ini disebabkan oleh rendahnya kandungan protein umbi Ganyong sebagai bahan baku titik
Bila dilihat dari rendahnya kandungan protein Gayong maka perlu dilakukan pengayaan zat gizi
protein pada Gayong agar kandungan proteinnya memenuhi standar SNI

protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tumbuhan karena zat ini di
samping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan
pengatur. Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C, H.,O, dan N yang tidak
dimiliki oleh lemak atau karbohidrat jumlah protein yang dipecah dan disintesis di perkirakan
meliputi sekitar 3,5 sampai 4,5 gram per kg berat badan setiap hari (winarmo, 2002).

F. Tepung kumis kucing mengandung amilum karena ditambah cairan lugol warnanya berubah
menjadi coklat muda.

sebelum sesudah

Hasil penelitian orang lain tentang kumis kucing

Hasil analisis spektrum GCMS menunjukkan senyawa bioaktif yang teridentifikasi baik pada
ekstrak n-heksana maupun ekstrak metanol dari daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus)
mengandung Silicone grease, Siliconfett. Senyawa bioaktif Silicone grease, Siliconfett termasuk
polimer dimetilsiloksana (Me2SiO)x. Silicone grease, Siliconfett adalah katalis yang kuat dalam
polimerisasi gas diazomethane untuk menghasilkan polymethylene (Haiduc, 2004). Senyawa
bioaktif yang teridentifikasi dari ekstrak n-heksana dan ekstrak metanol daun kumis kucing
memiliki banyak aktivitas biologis dan farmakologis.
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :

1. Semakin tinggi konsentrasi amilum dalam larutan semakin gelap pula warna
endapan yang dihasilkannya.
2. Tepung pegagan .tepung babadotan ,dan tepung kumis kucing tidak mengandung
amilum
DAFTAR PUSTAKA

Matsuo, T. Y., Futsuhara., Kikuchi, F., & Yamaguchi, H. (1997). Science of The Rice
Plant J.H.Volume Three. Tokyo: Food Agriculture Policy Research Center
Meiselman, H. L & MacFie, H. J. H. (1996). Food Choice, Acceptance and
Consumption. London Blackie Academic & Professional.
Rao, K.G.M,, S.M Rao and S.G Rao 2005 centella asiatica (linn) induced behavioral changes
during growth spurt period in neonatal rats. Neuroanatomy 4: 18-23.
Garg P. & Grewal A. 2015. In Vitro Antibacterial Activity of Ageratum conyzoides L.
(Asteraceae). World J Pharm Pharm Sci 4(7): 893-897.
Blakeney,A.B., Harris, P.J., Henry,R.J., & Stone,B.A.(1983).Asimple and rapid prepa-

ration of alditol acetates for monosaccharide analysis. Carbohydrate Research,

113(2), 291–299.

Chansri, R., Puttanlek, C., Rungsadthong, V., & Uttapap, D. (2005). Characteristics of

clear noodles prepared from edible canna starches. Journal of Food Science, 70(5),

S337–S342.

Ahmed S, Ahmed A, Rafat M. Investigation on activated

carbon derived from biomass Butnea monosperma and its

application as a high performance supercapacitor electrode.

J Energy Storage 2019;26:100988,

Astley, S.B., 2003, Antioxidants: Role of Antioxidant Nutrients in Defense Systems. Encyclopedia of.

Food Science and Nutrition, 2 nd Edition, Academic Press, 282-289.

Bouaziz, A., Horchani, H., Salem, N.B., Chaari, A., Chaabouni, M. Gargouri, Y., Sayari, A, 2010,

Enzymatic propyl gallate synthesis in solvent-free system: optimization by response surface

methodology, J Mol Catal B: Enzym, 7, 242 – 250.


,

Anda mungkin juga menyukai