OLEH:
FAKULTAS FARMASI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dab Rahmat-nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan dan penelitian dan penyusunan proposal yang
berjudul “Formulasi Dan Uji stabilitas Masker Daun Kelor(Moringa oleifera L.) Dan
Pati Bengkuang (Pachyrhizus erosus L.) Untuk Kulit Berjerawat”. Proposal ini
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhu tugas mata kuliah famasi kearifan
bahan alam prodi Farmasi Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Timur.
Dalam penyusunan proposal ini tidak sedikit kesulitan yang kami temui.
Namun berkat kerja sama dan bimbingan dari dosen, proposal ini dapat terselesaikan
dengan baik. Dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan
dengan penuh kesabran selama penelitian. Akhir kata semoga proposal ini dpat
memberikan banyak manfaat untuk kita semua.
Penulis,
Kelompok 4
i
DAFTAR IS
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................v
DAFTAR TABEL........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………..1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………….2
A. HASIL ………………………………………………………………………………18
B. PEMBAHASAN ……………………………………………………………………20
ii
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………………..23
B. SARAN ……………………………………………………………………………..23
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rancangan formula sedian masker daun kelor (Moringa oleifera Lam) dan
pati bengkuang (Pachyrhizus erosus L.)
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. Bengkuang
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Masker organik yang terbuat dari bahan alam ekstrak daun kelor dan
pati bengkuang memiliki kandungansenyawa metabolit sekunder yaitu
saponin, alkaloid, fenolik, tannin, triterpenoid, flavonoid,steroid, penoid, dan
glikosida. Daun Kelor merupakan salah satu tumbuhan yang dapat dijadikan
sebagai bahan alami masker yang berkhasiat sebagai antibakteri. Kandungan
senyawa seperti flavonoid, saponin dan tannin yang ada dalam daun kelor
berperan sebagai senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan aktivitas
antibakteri (Moyo et al., 2012).
Bengkuang mengandung gula dan pati serta fosfor dan kalsium.Umbi
ini juga memiliki efek pendingin karena mengandung kadar air 78-94%.
Bengkuang juga mengandung vitamin C, antibakteri, flavonoid dan saponin
yang merupakan tabir surya yang alami untuk mencegah kulit rusak oleh
radikal bebas dan zat fenolik dalam bengkuang cukup efektif menghambat
proses pembentukan melanin, sehingga pigmentasi akibat hormon, sinar
matahari dan bekas jerawat dapat dicegah dan di kurangi (kartika, 2015).
Mengingatkeunggulan daun kelor (Moringa oleifera Lam) dan pati bengkuang
(Pachyrhizus erosus. L) yang sama-sama mengandung senyawa yang
berkhasiat untuk perawatan kulit wajah, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan membuat sediaan masker organik ekstrak daun
kelor dan pati bengkuang.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana formulasi pembuatan sedian masker ekstrak daun kelor dan
pati bengkuang untuk kulit yang berjerawat?
b. Bagaimana uji stabilitas fisik yang dilakukan pada pembuatan masker
ekstrak daun kelor dan pati bengkuang?
2
1. Tujuan Penelitian
A. Untuk mengetahui bagaimana pembutan masker organik bahan
alam dari ekstrak daun kelor dan pati bengkoang sebagai anti
jerawat.
B. Untuk mengetahui bagaimana uji stabilitas yang dilakukan
dalam proses formulasi masker organik.
2. Manfaat Penelitian
A. Bagi Peneliti
Mengetahui cara formulasi sediaan masker organik ekstrak daun
kelor dan pati bengkoang sebagai antijerawat serta mengetahui
stabilititas pada sediaan masker organik.
B. Bagi Mahasiswa
Memberikan referensi kepada mahasiswa dan instansi terkait,
tentangpemanfaatan bahan alam untuk pengobatan jerawat.
C. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat dari
bahan alam yang ada disekitar.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
(Tilong 2012). Tumbuhan kelor memiliki rasa agak pahit, bersifat netral, dan
tidak beracun (Hariana,2008).
5
5. Kandungan Daun kelor
2. Klasifikasi Bengkuang
Klasifikasi tanaman Pati Bengkoang menurut Van Stenis, (2005) adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (polong-polongan)
Genus : Pachyrhizus
Spesies : Pachyrhizus erosus L
6
3. Nama Daerah Bengkuang
Bengkuang berasal dari derah Amerika Tengah dan Selatan, terutama
di daerah Mexico, suku Aztec menggunakan biji tanaman ini sebagai obat-
obatan. Kemudian, pada abad ke -17, spanyol menyebarkan tanaman ini ke
daerah Filipina sampai akhirnya menyebar ke seluruh Asia dan Pasifik.
Tanaman ini masuk ke indonesia dari manila melalui Ambon. Sejak itulah,
bengkuang dibudidayakan di seluruh negeri. Saat ini, bengkuang lebih
banyak di budidayakan di daerah Jawa dan madura, atau di dataran rendah
lainnya (Van Steenis, 2005).
4. Morfologi Bengkuang
Bengkuang adalah tumbuhan tahunan yang mempunyai panjang
sekitar 4 hingga 5 m. jenis batang bengkuang bersifat menjalar dan membelit
dengan dengan rambut halus yang menghadap kearah bawah. Pohon
bengkuang memiliki bentuk daun yang menyiripdan beranak daun. Panjang
tangkai daun sekitar 8,5-16 cm. anak daun berbentuk bulat telur dan melebar
dengan ujungnya yang runcing. Bunga tanaman bengkuang biasanya
cenderung berkumpul pada ujung tandan dan berada di ketiak daun. Kelopak
bunga biasanya berwarna coklta keunguan (Abdur rahman, 2020)
Umbi bengkuang berwarna putih dan mengandung banyak air. Umbi ini
biasanya di panen pada umur tanam 4-6 bulan yaitu ketika diameternya
mencapai 10-15 cm dan beratnya sekitar 2 kg. Pada kondisi ini umbi
bengkuang akan mempunyai tekstur yang renyah, citrarasa yang manis
dengan flavor disukai. Varietas bengkuang yang banyak dibudidayakan di
indonesia adalah bengkuang gajah dan bengkuang badur. Perbedaan diantara
kedua jenis bengkuang ini adalah waktu panennya. Varietas bengkuang badur
memiliki waktu waktu panen lebih lama. Jenis ini baru dapat dipanen ketika
tanamanya berusia tujuh sampai sebelas bulan (Kay,1993)
7
Gambar 2. Bengkuang
5. Kandungan Bengkuang
Bengkoang (pachyrhizus erosus) adalah umbi yang memiliki
kandungan-kandungan zat yang bermanfaat. Kadungan zat meliputi
antioksidan, vitamin C, air, antibakteri dan flavonoid. Flavonoid merupakan
tabir surya alami untuk mencegah kerusakan kulit akibat radikal bebas dan zat
fenolik efektif untuk menghambat proses pembentukan melanin (Putra,2012).
C. Kulit
1. Pengertian Kulit
Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasi organ
lainnya dari lingkungan hidup manusia. Kulit memiliki fungsi utama sebagai
pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi
perlindungan ini terjadi melalui jumlah mekanisme biologis, seperti
pembentukan lapisan tanduk secara terus-menerus (keratinasi dan pelepasan
sel-sel yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi
sebum dan keringat, dan pembentukan pigmen melanin untuk melindungi
kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta
pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar (Tranggono dan
Latifah,2007).
8
2. Struktur Kulit
Kulit terdiri dari tiga lapisan, berturut-turut mulai dari yang paling luar adalah
sebagai berikut:
a. Lapisan Epidermis
Lapisan Epidermis Menurut Anderson (1996), lapisan epidermis tersusun
dari 5 lapisan, yaitu:
9
b. Lapisan dermis
c. Lapisan Subkutan
10
D. Jerawat
E. Masker
Masker adalah sediaan kosmetik untuk perawatan kulit wajah yang
memiliki manfaat yaitu memberi kelembaban, memperbaiki tekstur kulit,
meremajakan kulit, mengencangkan kulit, menutrisi kulit melembutkan kulit,
membersihkan pori-pori kulit, mencerahkan warna kulit, merilekskan otot-
otot wajah dan menyembuhkan jerawat dan bekas jerawat (Fauzi,2012).
banyak terdapat dipasaran adalah bentuk bubuk/serbuk, pastel, gel,
kertas/kain. Saat ini telah dikembangkan pemanfaatan bahan-bahan alami
sebagai sumber antioksidan dalam sediaan kosmetika (Mario, 2001).
Masker organik umumnya terbuat dari bahan bahan tradisional,seperti
herbal, buah buahan, dan bebrapa sayuran. Bahan alami yang mudah untuk di
dapatkan serta harga yang relatif terjangkau dan mudah dibuat banyak
11
diminati oleh wanita yang menginginkan kulit wajah yang sehat. Beberapa
bahan alami yang dapat digunakan dalam pembutan masker organik seperti
daun kelor dan bengkuang untuk perawatan kulit yang berjerawat.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat
eksperimental Pembuatan formulasi dan uji stabilitas masker wajah dari daun
kelor (Moringa Oleifera L.) dan pati bengkuang (Pachyrhizus Erosus.L)
Mangambil artikel dari formulasi ibu Endah Pramudita, Jenta Puspariki,
Suharti . Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik . Korespondensi: Jl. Veteran
No. 272 Ciseureuh Purwakarta.
C. Prosedur Penelitian
13
bengkuang kemudian disaring dengan menggunakan kain bersih, sehingga
terpisah antara sari dan ampas bengkuang. Lalu sari bengkuang di endapkan
selama beberapa jam. Kemudian diambil endapan dari sari bengkuang, lalu
oven pada suhu 60ºC selama 3-4 jam.
Presentase
Bahan F1 (gram) F2 (gram) F3 (gram)
Pada tabel ini dilakukan penimbangan bahan simplisia pada serbuk daun kelor
dan pati bengkuang yang dibuat sebanyak tiga formulasi berbeda-beda.
14
4. Pembuatan formulasi
sampel Pengamatan
15
b. Hail Uji Ph Sediaan Pada Suhu Kamar 15-25ºC
F1 5 5 5
F2 5 5 5
F3 5 5 5
d. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dengan cara sedian masker diambil pada masing
masing formula secukupnya dan dioleskan pada plat kaca, diraba dan
16
digosokan. Sediaan harus menunjukan susunan yang homogeny dan tidak
adanya butiran kasar (mardikasari et al., 2017).
e. Uji pH
Mengukur nilai pH pada masing-masing formulasi setiap seminggu
sekali selama 3 minggu pada suhu kamar. Pengujian pH dilakukan dengan
cara elektroda ditambahkan dengan menggunakan aquadest kemudian
dicelupkan kedalam campuran serbuk dan aquadest tersebut pada suhu
25ºC. Nilai pH yang muncul pada kertas lakmus kemudian dicatat. pH
sediaan yang memenuhi kriteria pH wajah normal pada bagiaan kulit yaitu
dalam interval 4,5-6,5 jika nilai pH kurang dari 4 dan lebih dari 7
dikhawatirkan akan menyebabkan iritasi pada kulit (Depkes, 2004).
f. Uji Stablitas fisik
Stablititas didefinisikan sebagai ketahanan suatu produk sesuai dengan
batas-batas tertentu selama penyimpanan dan penggunaan atau umur
simpanan suatu produk tersebut masih mempunyai sifat dan karateristik
yang sama seperti pada waktu pembuatan (Deviarny dkk., 2012). Uji
stabilitas dilakukan menggunakan metode Cyling test dengan cara sedian
disimpan pada suhu 4ºC selama 24 jam, kemudian dipindahkan kedalam
oven yang bersuhu 40ºC selama 24 jam (satu siklus). Uji ini dilakukan
selama 6 siklus, kemudian diamati adanya pemisahan fase.
17
BAB IV
A. Hasil
Dalam bab ini akan memaparkan literature terpilih dan paling mirip
dengan tujuan awal penelitian. Sajian dari hasil literature yang tertulis dalam
tugas penelitian FKBA memuat beberapa rangkuman hasil dari masing-
masing jurnal atau artikel yang telah terpilih dan disajikan pada bentuk tabel,
kemudian dibawah tabel akan dijelaskan arti tabel beserta trendnya dalam
bentuk paragraf (Nursalam, 2020)
Penelitian Marwiyah & Pertiwi (2019) dengan judul masker daun
kelor, daun salam, dan tepung garut untuk mengurangi jerawat pada wajah.
Berdasarkan hasil penelitian pemakaian masker kepada 6 responden yang
memiliki jenis kulit yang berminyak dan berjerawat. Penelitian dilakukan
selama satu bulan dan menggunakan 3 jenis bahan yaitu bahan A (1 gram
daun kelor dan 1 gram daun salam), bahan B menggunakan (2 gram daun
kelor dan 1 gram daun salam) dan bahan C menggunakan (3 gram daun kelor
dan 1 gram daun salam), pemakaian dilakukan seminggu 3 kali serbuk
tersebut dicampur dengan air lalu diratakan ke wajah responden. Hasil
menunjukkan produk C memiliki presentase paling tinggi dan responden yang
menggunakan produk C mengatakan bahwa nyaman menggunakan masker
daun kelor dan kondisi jerawat telah mengalami perubahan.Sebelum
menggunakan masker tersebut, kondisi jerawat semua responden sedikit
meradang dan setelah menggunakan masker tesebut kondisi jerawat mulai
mengering. Hal tersebut menunjukkan bahwa radikal bebas yang
menyebabkan jerawat dapat dikurangi dengan masker.
18
pegagan (Cetella asiantica (l.). Urb) sebagai gel anti jerawat. Berdasarkan
hasil penelitian ekstrak daun kelor dan herba pegagan memiliki kandungan
senyawa metabolit sekunder yaitu saponin, alkaloid, fenolik, tannin,
triterpenoid, flavonoid,steroid, penoid, dan glikosida. Hal tersebut
membuktikan bahwa ekstrak daun kelor dan herba pegagan adalah jenis
tanaman dengan kandungan antioksidan tinggi.Kemampuan menghambat
aktivitas bakteri diperoleh dari senyawa flavonoid, tannin, saponin, fenolik
dan alkaloid.Kandungan steroid yang mampu mengurangi reaksi iflamasi
yang menyertai timbulnya jerawat. Kombinasi senyawa-senyawa yang
terkandung dari kedua ekstrak tersebut dapat digunakan sebagai anti-jerawat
sesuai dengan etiopatogenesis jerawat yaitu melalui penghambatan bakteri
Propionibacterium acnes (P acnes) terbukti dari hasil diameter bakteri yang
mengecil.
19
ekstrak okra dangan kriteria masker cukup beraroma, berwarna kehijaun serta
tekstur cukup halus dan sangat lekat.
B. Pembahasan
Berdasarkan dari 5 jurnal yang sudah direview penulis menemukan
beberapa fakta penggunaan ekstrak daun kelor (moringa oleifera) terutama
sebagai masker dapat menghambat perkembangan bakteri Propionibacterium
acnes (P acnes), kandungan 48 senyawa antioksidan plafonoid, asam amino,
mineral dan senyawa provitamin A yang sangat bermanfaat sebagai
penetralisir radikal bebas yang memiliki dampak merusak sel-sel di kulit.
Daun kelor sebagai kontrol positif memberikan hasil yang baik untuk jerawat
terbukti dengan perbaikan secara klinis dinilai dari berkurangnya tanda
inflamasi, jumlah papul, pustule, nodul, dan perubahan kadar sebum. Sebelum
menggunakan masker dari ekstrak daun kelor, kondisi jerawat sedikit
20
meradang dan setelah menggunakan masker tesebut kondisi jerawat mulai
mongering.
21
farmakologis atau alternatif dengan menggunakan masker alami berbahan
daun kelor (moringa oleifera) dengan pati bengkoang tidak akan memberi
efek ketergantungan yang bisa berbahaya tubuh. Dimana masker tersebut
bermanfaat sebagai anti-inflamasi bermanfaat untuk pemulihan jerawat yang
meradang pada wajah.dengan demikian dari 5jurnal yang telah direview
didapatkan hasil bahwa pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa
oleifera) dengan pati bengkoang menunjukkan pengaruh yang sangat
signifikan dalam pemulihan jerawat (acne) dibandingkan dengan masker
berbahan lain.
22
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pencarian beberapa jurnal yang telah di riview dalam
bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan yaitu Pemeliharaan kulit
wajah memerlukan perhatian yang khusus karena kulit wajah merupakan
organ yang sensitif terhadap perlakuan dan rangsangan. Salah satu masalah
saat ini yang berkaitan dengan kulit wajah yaitu jerawat. Jerawat (acne)
adalah sejenis masalah kesehatan kulit yang sering dijumpai seseorang
terutama remaja. Pemanfaat bahan alam sebagai perwatan kulit wajah
merupakan cara yang cukup efektif yang digunakan untuk kondisi wajah yang
berjerawat. Salah satu bahan yang alami yang digunakan dalam perawatan
kulit wajah yang berjerawat adalah daun kelor dan pati bengkoang, kedua
bahan ini memiliki kandungan antioksidan yang tinggi serta vitamin c yang
baik untuk menutrisi kulit wajah. Berdasarkan hasil evaluasi dari penelitian
formulasi masker daun kelor dan pati bengkoang, pH masker cukup stabil
yaitu berkisar 5, sesuai dengan pH wajah normal berkisar 4,5 – 6,5. Pada uji
organoleptik tidak menunjukan perubahan yang significan hanya saja terdapat
aroma khas daun kelor. Masker daun kelor dan pati bengkuang cukup stabil
untuk disimpan selama 3 minggu dalam keaadan tertutup baik.
B. Saran
Saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu:
Pada penelitian ini mengkaji cara pembuatan masker daun kelor dan
pati bengkoang untuk perawatan kulit wajah yang berjerawat. untuk penelitian
lebih lanjut dapat menginovasikan daun kelor dan pati bengkuang ke dalam
23
bentuk produk lain atau memanfaatkan bahan alami lain untuk perawatan kulit
wajah yang berjerawat..
DAFTAR PUSTAKA
24
Endah Pramundita, J. P. (2019). Formulasi Sediaan dan Uji Organoleptik Masker Daun Kelor
dan Pati Bengkuang Untuk Perawatan Kulit Berjerawat. Journal Of Holistic and
Health Sciences, 3(2), 103-107.
Fauziah, R. M. (2020). Formulasi Dan Uji Sifat Fisik Masker Wajah Peel-Off Dari Ekstrak
Sabut Kelapa (Cocos Nucifera L). Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia, 2, 42-51.
Kusstianti, N. (2018). Pengaruh Proporsi Seledri (Apium graveolens) dan Tepung Beras
Terhadap Hasil Penggunaan Masker Wajah Untuk Kulit Berjerawat. E-Journal, 7(2),
27-33.
Netti Suharti, O. S. (2016). Karakteristik Umbi Bengkuang (Pachyhizus Erosus L.). 2, 1-13.
Noer Elin Meilina, A. N. (2017). Aktifitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garnicia
mangostana L) Terhadap Bakteri Penyebab Jerawat. Farmaka, 16(2), 322-328.
Sylvia Puspita, A. A. (2011). Formulasi Sediaan Gel Masker Wajah Ekstrak Etanol Umbi
Wortel (Daucus carofal). Agrin Vol.15, NO.1, April 2011, vol, 15, 66-73.
Theresia H. Tunas, H. J. (2019). Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa
oleifera Lam) dan Sediaan Masker Gel Peel-Off Ekstrak Etanol Daun Kelor
(Moringa oleifera Lam). Jurnal Mipa, 8(3), 112-115.
25
26