Anda di halaman 1dari 2

BAB III

METODE

A. TEMPAT PENELITIAN
Pengujian formulasi sediaan masker wajah dari daun kelor (Moringa Oleifera)dan
pati bengkuang (Pachyrhizus Erosus.L) dilakukan di laboraturium farmasi Universitas
Nahdlatul Ulama Kalimantan Timur selama satu bulan.

B. ALAT DAN BAHAN PENELITIAN


Penelitian di laboratorium bertujuan untuk membuat formulasi masker wajah.
Bahan yang digunakan adalah daun kelor dan pati bengkuang, sedangkan alat yang
digunakan adalah pisau dapur, parutan, nampan, kain hitam, oven, blender, kompor.

C. PROSEDUR PENELITIAN
1. Pembuatan Simplisia
Pembuatan simplisia dilakukan dengan daun kelor dan bengkuang yang segar
disortir, kemudian dicuci, setelelah dicuci bersih dengan menggunakan air mengalir,
daun kelor dirajang kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama 6 jam,
sedangkan untuk bengkuang diparut kemudian diambil sarinya lalu oven 3-4 jam
dengan suhu 600C.

2. Pembuatan Serbuk Simplisia


Pembuatan serbuk simplisia daun kelor dilakukan dengan dimasukan simplisia ke
dalam blander. Kemudian diblander sampai simplisia menjadi serbuk yang halus.
Sedangkan untuk sari bengkuang di oven hingga menjadi serbuk yang halus.

3. Pembuatan Masker Wajah Daun kelor dan Pati Bengkoang


Rancangan formulasi
Tabel1. Rancangan formulasi sediaan masker wajah Daun kelor dan Pati Bengkoang

4. Evaluasi Masker Wajah daun kelor dan Pati Bengkoang


Evaluasi sediaan bertujuan untuk mengetahui, apakah masker wajah daun kelor
dan pati bengkoang ini dapat memenuhi syarat mutu fisik sebagai masker wajah. Uji
yang dilakukan meliputi :
a. Uji Organoleptis
Dilakukan dengan parameter pengujian berdasarkan perubahan warna,
bentuk, dan bau (Septiani, dkk. 2011).
b. Uji Homogenitas
Sejumlah 0,1 gram sediaan dioleskan pada kaca transparan, diamati
apakah terdapat bagian yang tidak tercampur dengan baik (Charter,1997).

c. Uji pH
Mengukur nilai pH menggunakan pH meter pada masing-masing
formulasi setiap 4 minggu pada suhu kamar. Pengujian pH dilakukan dengan
cara elektroda dibersihkan dengan menggunakan aquadest kemudian
dicelupkan ke dalam gel pada suhu 250C. Nilai pH yang muncul pada pH
meter kemudian dicatat. pH sediaan yang memenuhi kriteria pH kulit yaitu
dalam interval 4,5-6,5, jika melebihi akan menyebabkan iritasi pada
kulit(Depkes, 2004).

d. Uji Stablitas fisik


Stablititas didefinisikan sebagai ketahanan suatu produk sesuai dengan
batas-batas tertentu selama penyimpanan dan penggunaan atau umur
simpanan suatu produk tersebut masih mempunyai sifat dan karateristik yang
sama seperti pada waktu pembuatan (Deviarny dkk., 2012)

Anda mungkin juga menyukai