Judul FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN KALIANDRA
(Calliandra surinamensis) DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERINYA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Penulis Gichella Carolina Junitha Somba, Hosea Jaya Edy, Jainer Pasca Siampa Tahun 2019 Vol. 8 No. 4 PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANG Metode Pengambilan Sampel sampel daun kaluandra Ekstraksi Proses ekstraksi menggunakan metode maserasi yang dilakukan terhadap 400 g serbuk menggunakan 1,6 L etanol (1:4) selama 3x24 jam. Filtrat diperoleh melalui penyaringan lalu diuapkan didalam oven sehingga diperoleh ekstrak kental Formulasi Ekstrak, asam stearat, setil alkohol, parafin cair, gliserin, TEA, aquadest Pembuatan krim Fase minyak dibuat dengan melebur asam stearat, tambahkan parafin cair, tambahkan setil alkohol di atas hot plate, suhu dipertahankan pada suhu 70ºC. Fase air dibuat dengan melebur TEA dan gliserin diatas hot plate hingga meleleh tambahkan air panas diaduk hingga homogen Strilisasi alat Autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit Persiapan media Media yg digunakan adalah Nutrien Agar (NA) Pembuatan mcfarland 0,5 Campuran H2SO4 1% sebanyak 9,95ml dan BaCl2 1% sebanyak 0,05ml Pembuatan Suspensi Satu ose Bakteri dan larutkan ke dalam bakteri 10ml NaCl 0,9% Pembuatan media Media uji dibuat dengan metode difusi pengujian agar dengan cara sumuran dengan 2 lapisan media agar Uji aktivitas Kontol positif Kontrol positif: gel spot “Acnes” dan dan negatif untuk kontrol negatif: basis masker peel-off dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam Pengamatan dan Daerah bening, dinyatakan dengan pengukuran lebar diameter zona hambat. Evaluasi sediaan Uji organoleptis Uji pH Uji homogenitas Uji daya lekat Uji daya sebar Uji waktu mengering Uji sterilitas Sediaan yang telah selesai dibuat kemudian di-streak dengan ose pada media agar secara zig-zag. Masing-masing petri kemudian dibungkus dengan plastic wrap dan diinkubasi terbalik pada suhu 30-350C selama 24 jam Uji stabilitas Hasil sediaan krim ekstrak etanol daun Kaliandra dapat memberikan efek antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan diameter rata-ratanya pada konsentrasi 2% (2,61 mm), 3% (2,95 mm), 4% (3,31 mm), 5% (3,46 mm), 6% (5,09 mm). Berdasarkan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus diperoleh bahwa krim dengan konsentrasi 6% memberikan penghambatan paling besar. Ekstrak etanol daun Kaliandra dapat diformulasikan menjadi sediaan krim dengan konsentrasi 2%, 3%, 4%, 5%, 6% dan telah memenuhi syarat parameter uji yaitu pengujian organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, dan stabilitas.
Judul FORMULASI DAN UJI ANTIBAKTERI SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF
EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis SEBAGAI ANTIJERAWAT Penulis Esterlina A. Puluh, Hosea Jaya Edy, Jainer Pasca Siampa Tahun 2019 Vol. 8 No. 4 PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANG Metode Pengambilan Sampel sampel daun Alpukat (Persea americana Mill. Ekstraksi Pengeringan daun dilakukan di dalam oven dengan suhu 400C sampai daun kering sempurna. Proses ekstraksi serbuk daun Alpukat menggunakan sistem metode maserasi, ditambahkan pelarut etanol 96% sebanyak didiamkan selama 3 hari sambil sesekali diaduk. Hingga menghasilkan filtrat 1 debris 1 dan filtrat 2 debrit 2 Formulasi Ekstrak, etanol, daun alpukat, PVA, HPMC, gliserin, TEA, aquadest Strilisasi alat Autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit Persiapan media Media yg digunakan adalah Nutrien Agar (NA) Pembuatan Suspensi Satu ose Bakteri dan larutkan ke dalam bakteri 10ml NaCl 0,9% Pembuatan media Media uji dibuat dengan metode difusi pengujian agar dengan cara sumuran dengan 2 lapisan media agar Uji aktivitas Kontol positif Kontrol positif: gel spot “Acnes” dan dan negatif untuk kontrol negatif: basis masker peel-off dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam Pengamatan dan Daerah bening, dinyatakan dengan pengukuran lebar diameter zona hambat. Evaluasi sediaan Uji organoleptis Uji pH Uji daya sebar Uji waktu mengering Uji sterilitas Sediaan yang telah selesai dibuat kemudian di-streak dengan ose pada media agar secara zig-zag. Masing-masing petri kemudian dibungkus dengan plastic wrap dan diinkubasi terbalik pada suhu 30-350C selama 24 jam Uji stabilitas Hasil Konsentrasi terbesar ekstrak etanol daun Alpukat (Persea americana Mill.) yang diformulasikan sebagai sediaan Masker Peel Off berdasarkan uji antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis didapatkan hasil pada konsentrasi 0,3% dengan rerata diameter zona hambat sebesar 3 mm. Kualitas formula sediaan Masker Gel Peel Off ekstrak etanol Daun Alpukat (Persea americana Mill.) memenuhi parameter uji dari beberapa uji seperti uji pH, uji daya lekat, uji daya sebar dan uji sterilitas serta stabil secara fisik Judul FORMULASI DAN UJI STERILITAS HIDROGEL HERBAL EKSTRAK ETANOL DAUN Tagetes erecta L. Penulis Hosea Jaya Edy, Marchaban, Subagus Wahyuono, Agung Endro Nugroho Tahun 2016 Vol. 5 No. 2 PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT Metode Ekstraksi Proses ekstraksi mengunakan sistem remaserasi atau maserasi berulang. Perendaman serbuk daun T. Erecta mengunakan pelarut etanol 96% dalam wadah erlenmeyer dan digojok mengunakan alat shaker dengan kecepatan 150 rpm. Setiap 24 jam filtrat disaring dan rendemen direndam kembali menggunakan pelarut Formulasi karbopol, gelatin, CMC, gliserol, propilenglikol, trietanolamin, aquades, etanol Sterilisasi Autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit Ruang Microbiology Safety Cabinet yang akan digunakan dalam pengujian harus disterilisasi terlebih dahulu dengan penyinaran menggunakan sinar UV selama 24 jam Persiapan media Media yg digunakan adalah Nutrien Agar (NA) Evaluasi sediaan Pengamatan fisik Pengukuran pH Pengukuran viskositas Pengukuran daya sebar Uji sterilitas Inokulasikan ekstrak kental dan hidrogel ke dalam media yang telah memadat. Inokulasi dilakukan mengunakan jarum ose yang telah disterilkan dengan cara dibakan pada api cawan bunsen. Inkubasi cawan petri secara terbalik selama 24 jam pada suhu 36°C. Hasil Formulasi ekstrak etanol daun T.erecta sebagai zat aktif dengan menggunaan campuran karbopol 940, gelatin dan CMC sebagai basis hidrogel menghasilkan sedian yang baik dan memenuhi parameter kualitas yang telah ditetapkan. Penampilan hidrogel secara subjektif nyaman untuk dilihat karena memiliki warna hijau muda dan tidak terlalu gelap serta berpenampilan transparan. Nilai pH ketiga formula sesuai dengan nilai kenyamanan pengunaan sedian topikal pada kulit. Daya sebar dan nilai viskositas yang didapat menjadikan ketiga formula mudah untuk dioleskan atau diaplikasikan dalam pengobatan secara topikal karena tidak terlalu kental. Sediaan hidrogel yang dihasilkan steril karena tidak ditemukan pertumbuhan mikroorganisme begitu juga setelah disimpan selama 90 hari sediaan tetap steril.
Judul PEMBUATAN DAN UJI AKTIVITAS SEDIAAN UNGUENTA SCARLESS
WOUND DENGAN EKSTRAK BINAHONG DAN ZAT AKTIF ASPIRIN Penulis Maria Faustina Sari, Sri Hartati Yuliani Tahun 2015 Vol. 12 No. 2 JURNAL FARMASI SAINS DAN KOMUNITAS Metode Pengumpulan bahan Pembuatan simplisia Ekstraksi Simplisia daun binahong kering ditimbang dimasukkan ke dalam Beaker yang telah berisi etanol 96% dan stirrer,panaskan Ekstrak disaring Pembuatan salep Bahan B yang telah disterilisasi tersebut selanjutnya dicampurkan dengan ekstrak etanol daun binahong dan aspirin dengan pengadukan perlahan hingga tercampur merata dan dilakukan di bawah LAF Sterilisasi Ruangan dibersihkan seluruhnya dengan menggunakan etanol 70%, Tube dengan mencuci menggunakan etanol 70% lastik filling unguenta diletakkan dalam LAF. Kemudian lampu UV yang berada di dalam LAF dan ruangan dinyalakan selama 24 jam Hewan uji Seluruh bulu pada bagian punggungnya dibersihkan menggunakan gunting, Olesi dengan krim Veet® dan didiamkan selama 3 menit. Kemudian krim dibilas dengan kapas yang dibasahi air bersih Mencit dianastesi Beri sayatan melintang dan jahit luka Oleskan salep Evaluasi sediaan Uji viskositas Uji daya sebar Uji homogenitas Uji sterilitas Kemasan unguenta dibersihkan dengan etanol 70%. Jarum ose dipanaskan hingga memijar di atas Bunsen, kemudian didinginkan. Kemasan unguenta dibuka secara aseptis di dekat nyala Bunsen, kemudian sedikit unguenta dibuang, setelah itu ambil 1 ose unguenta dan digoreskan secara zig-zag pada permukaan media agar. Analisis luas epidermis baru Hasil Uji sterilitas yang dilakukan terhadap B, UB, UA, dan UBA menunjukkan hasil yang steril. Pada cawan petri tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri maupun kontaminan. Formulasi kembali terhadap formula unguenta scarless wound hendaknya dilakukan untuk mendapatkan formula yang sesuai guna memastikan temuan terdahulu bahwa ekstrak etanol daun binahong dalam sediaan scarless wound memiliki kemampuan untuk mengurangi parut luka serta bahwa aspirin memiliki efek sebagai antiinflamasi yang digunakan untuk menekan fase inflamasi.
Judul FORMULASI PEMBALUT LUKA HIDROGEL SERBUK GETAH JARAK
CINA (JATROPHA MULITIFIDA LINN.) BERBASIS KAPPA-KARAGENAN Penulis Amila Gadri, Fetri Lestari, Gita Cahya Eka Darma, Rikka Kartika, Ulfah Shafira Tahun 2015 Prosiding SNaPP2015 Kesehatan Metode Formula Karagenan, KCl, PVP, PVA, PEG 400, Gliserin, agar, aquades, serbuk getah jarak cina Evaluasi pengamatan organoleptik, rasio swelling, dan fraksi gel. Uji tegangan putus Hidrogel dengan bentuk dumbbell dijepit pada kedua ujungnya dengan alat penjepit khusus, dan mesin dinyalakan pada posisi on, maka akan terjadi proses penarikan pada salah satu posisi penjepit Uji sterilitas Campuran uji diinkubasi dengan media tioglikolat cair selama 14 hari pada suhu 30°C hingga 35°C. Pertumbuhan pada media diamati secara visual pada hari ke-3 atau ke-4 atau ke-5, pada hari ke-7 atau ke-8 dan pada hari terakhir dari masa uj Hasil Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa formula hidrogel hasil kombinasi kappa-karagenan 2% dan PVP 1% dengan 5 siklus freezing thawing memberikan karakteristik hidrogel yang elastis dan kemampuan menyerap air terbaik. Penambahan 3% serbuk getah jarak cina meningkatkan kemampuan menyerap air hidrogel akan tetapi menurukan sifat elastisitasnya. Pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan teknik sterilisasi lain untuk dapat memperoleh sediaan yang steril.