PROFIL SIFAT FISIK GEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L) DENGAN
BASIS CMC Na
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi gel ekstrak buncis dan menguji sifat
fisik serta aktivitas antioksidannya. Ekstraksi menggunakan metode maserasi. Penelitian
menggunakan 5 formulasi dengan konsentrasi ekstrak buncis 0,6 %, variasi CMC Na yaitu
2% untuk formula I, 3 % untuk formula II, 4% untuk formula III, dan 5% untuk formula IV
serta 3% untuk kontrol negatif (tanpa ekstrak buncis). Gel diuji sifat fisiknya meliputi uji
pH, viskositas, homogenitas, dan kestabilan. Gel kemudian diuji aktivitas antioksidannya
dengan metode FTC (Ferry Thiocyanate). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
ANAVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-masing formula.
ABSTRACT
This research were aimed to formulate gel of ethanolic extract of buncis, examine its
physical characteristic and also antioxidant activity. Extraction was carried out by
maceration method. Research used 5 formulas contain buncis extract 0,6 %, with
variation of CMCNa concentration, they were 2% for formula I, 3 % for formula II, 4% for
formula III, and 5% for formula IV then 3% for negative control (without buncis extract).
Gel was tested for physical characterictic (pH, viscosity, homogeneity, and stability). Gel
was also tested for antioxidant activity by FTC (Ferry Thiocyanate) method. Obtained
data was analyzed using one way ANOVA with level convidence 95%. Research result
showed that has the different meaning in each consentration.
125
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591
perubahan yang berarti pada suhu basis aqupec HV 505. Pada kesempatan
penyimpanan (Lieberman et al, 1989). kali ini akan dilakukan penelitian
Gel yang mengandung zat antioksidan terhadap sifat fisik gel antioksidan pada
dapat digunakan sebagai sediaan topikal buncis, dengan basis yang berbeda yaitu
untuk menangkal radikal bebas. menggunakan CMC Na (Carboksi Metil
Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan Cellulose Natrium), yang diharapkan
tanaman yang telah meluas di berbagai akan menunjukkan profil sifat fisik yang
daerah di Indonesia (Rukmana, 1998). baik pula
Buncis mengandung flavonoid, alkaloid,
saponin, triterpenoid, steroid, METODOLOGI PENELITIAN
stigmasterin, trigonelin, arginin, asam
1. Bahan
amino, asparagin, kholina, tanin, fasin
Bahan – bahan yang digunakan adalah
(toksalbumin), zat pati, vitamin dan
buah buncis (Phaseolus vulgaris L),
mineral (Sihombing, 2009). Senyawa
gliserin, metil paraben, CMC Na, etanol
flavonoid murni seperti antosianin,
70 %, aquabides, asam linoleat, buffer
glikosida kuersetin dan tanin
fosfat, ammonium tiosianat (p.a), besi
terkondensasi yang terdapat dalam biji
(II) klorida (p.a), dan asam klorida (p.a).
buncis memberikan aktivitas antioksidan
2. Alat
yang signifikan dibandingkan dengan
antioksidan sintetis BHT (Loarcapina et a. Alat-alat yang digunakan dalam
al, 2002). Diketahui hampir 80 persen pembuatan serbuk yaitu : blender, alat
dari total antioksidan dalam buah dan saring, alat gelas.
sayuran berasal dari flavonoid, yang b. Alat – alat yang digunakan dalam
dapat berfungsi sebagai penangkap pembuatan ekstrak : bejana untuk
anion superoksida, lipid peroksida maserasi, alat timbang, sendok
radikal, kuensing oksigen singlet, dan pengaduk, kain saring,
pengkelat logam (Sihombing, 2009). c. Alat-alat yang digunakan dalam
Dari penelitian terdahulu Sihombing et al pembuatan gel adalah alat-alat gelas,
(2009) telah diketahui bahwa buncis mortir dan stemper
(Phaseolus vulgaris) memiliki aktivitas
antioksidan dan dapat diaplikasikan ke
dalam sediaan gel dengan menggunakan
126
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591
d. Alat-alat yang digunakan untuk uji simplisia kering buah buncis sebanyak
sifat fisik gel adalah seperangkat alat uji 60% lolos pada ayakan mesh 20, dan
kelengketan, viskometer, pH meter sebanyak 40% simplisia kering buah
e. Alat-alat yang digunakan dalam uji buncis lolos pada ayakan mesh 40.
efek antioksidan adalah alat-alat gelas, Pembuatan ekstrak
spektrofotometer UV-Vis Serbuk diekstraksi dengan teknik
maserasi menggunakan pelarut (solvent)
Cara Kerja
etanol 70%. Ekstraksi dilakukan selama 2
Determinasi tanaman buncis (Phaseolus
x 24 jam. Menggunakan perbandingan
vulgaris L), Pengumpulan dan
penyari dengan simplisia (1:10) untuk
pengeringan bahan
hari pertama, saring dengan kain
Determinasi tanaman buncis (Phaseolus
penyaring selanjutnya ampas diekstraksi
vulgaris L) dilakukan di laboratorium
kembali dengan penyari etanol 70% (1:4)
Morfologi dan Taksonomi Tumbuhan
untuk hari kedua. Maserat diuapkan
Fakultas Biologi Universitas Jendral
penyarinya hingga diperoleh ekstrak
Soedirman Purwokerto.Pada penelitian
kental buah buncis. Ekstrak yang
ini digunakan buah segar dari tanaman
diperoleh digunakan untuk melakukan
buncis yang diambil dari desa Sikapat
uji sifat fisik sediaan gel.
Kecamatan Sumbang - Banyumas. buah
yang telah dikumpulkan dicuci dengan Pembuatan Gel
air yang mengalir untuk menghilangkan Sediaan gel dibuat dengan komposisi
kotoran atau kontaminan yang sesuai tabel di bawah ini, dengan cara
menempel. Setelah buah buncis sebagai berikut: CMC Na dikembangkan
dibersihkan lalu diangin-anginkan dan di dalam sebagian aquabidest panas sambil
keringkan dalam almari pengering di aduk perlahan-lahan sampai
dengan suhu 60˚C sampai buah mudah homogen, tambahkan sisa aquabidest.
untuk dihancurkan ketika diremas. Kemudian tambahkan ekstrak buah
Simplisia buah buncis yang diperoleh, buncis, metil paraben, dan gliserin. Aduk
diserbuk menggunakan blender. hingga homogen dan terbentuk massa
Pengayakan simplisia gel.
Menggunakan ayakan mesh 20/40,
dimana simplisia sebanyak 200 gram
127
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591
128
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591
129
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591
130
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591
131
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591
Data uji viskositas minggu pertama konsentrasi CMCNa semakin tinggi pula
kemudian dianalisis dengan viskositasnya.
menggunakan statistika Anova satu arah Dari hasil analisis diatas dapat diketahui
dengan tinggkat kepercayaan 95%. Dari bahwa adanya perbedaan konsentrasi
uji statistika ditunjukkan adanya CMCNa dapat mempengaruhi viskositas
perbedaan yang bermakna dengan nilai gel. Jadi semakin tinggi konsentrasi
Signifikansi kurang dari 0,05 yaitu 0,002. CMCNa maka gel akan semakin kental.
Oleh karena itu analisis dilanjutkan Dari hasil pengukuran dengan
dengan metode BNT untuk melihat viscometer brookfield gel setelah
perbedaan bermakna antar kelompok disimpan minggu menunjukan
perlakuan. penurunan viskositas pada tiap formula.
Dari hasil uji BNT diketahui bahwa antara Hal ini disebabkan keluarnya molekul
formula II, III, dan IVterdapat perbedaan pelarut (air) yang sebelumnya
yang signifikan, hal ini menunjukkan terperangkap dalam partikel basis.
terdapat perbedaan nilai viskositas pada 3. Homogenitas gel
formula tersebut. Perbedaan viskositas Uji homogenitas gel dilakukan untuk
II, III, dan IV disebabkan oleh perbedaan mengetahui apakah pencampuran
konsentrasi CMC Na. Semakin tinggi masing-masing komponen dalam
pembuatan gel telah tercampur merata.
132
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591
Dengan cara mengoleskan gel pada plat bahwa zat aktif yang terkandung
kaca, diraba dan digosokkan massa gel didalamnya telah terdistribusi secara
harus menunjukan susunan homogen merata. Data yang diperoleh dari dapat
yaitu tidak terasa adanya bahan padat dilihat pada tabel 6.
pada kaca. Hal tersebut untuk menjamin
Tabel 5. Hasil uji homogenitas
Formula
Minggu
I II III IV Kontrol (-)
1 Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
2 Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
3 Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
4 Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
133
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591
27º C 4º C
Min Form Kejer
ggu ula Kejernihan Bau Warna niha Bau Warna
n
Khas
I Coklat Khas buncis Coklat muda
buncis
Khas Coklat Khas buncis Coklat muda
II
buncis
Khas Coklat Coklat muda
III Khas buncis
1 buncis tua
Khas Coklat Khas buncis Coklat muda
IV
buncis hijau
Kont Khas Putih Putih
rol (- CMCNa Khas CMCNa
)
Khas Coklat Khas buncis Coklat muda
I
buncis
Khas Coklat Coklat muda
II Khas buncis
buncis
Khas Coklat Khas buncis Coklat muda
III
2 buncis tua
Khas Coklat Coklat muda
IV Khas buncis
buncis hijau
Kont Khas Putih Khas CMCNa Putih
rol (- CMCNa
)
Khas Coklat Coklat muda
I Khas buncis
buncis tua
Khas Coklat Khas buncis Coklat muda
II
buncis tua
Khas Coklat Coklat muda
III Khas buncis
3 buncis tua
Khas Coklat Khas buncis Coklat muda
IV
buncis hijau
Kont Khas Putih Putih
rol (- CMCNa Khas CMCNa
)
Khas Coklat Khas buncis Coklat muda
I
buncis hijau
Khas Coklat Coklat muda
II Khas buncis
buncis hijau
Khas Coklat Khas buncis Coklat muda
III
4 buncis hijau
Khas Coklat Coklat muda
IV Khas buncis
buncis hijau
Kont Khas Putih Khas CMCNa Putih
rol (- CMCNa
)
134
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591
135
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591
ion ferro (Fe2+) menjadi ferri (Fe3+) yang tubuh yaitu 37ºC dan dapat sesuai
selanjutnya dengan ammonium tiosianat dengan kondisi yang ada pada tubuh
(NH4SCN) membentuk ferritiosianat manusia (Muzamilah, 2006).
[Fe(SCN)3] yang berwarna merah dan Gel antioksidan ekstrak buncis dibuat
dapat dibaca pada spektrofotometer uv- masing-masing mengandung konsentrasi
vis. yaitu 0,6 % ekstrak buncis dengan seri
Warna merah dari pembentukan kadar konsentrasi CMCNa yaitu 2%
3+
kompleks warna Fe dengan tiosianat untuk formula I, 3% untuk formula 2 dan
pada sampel yang mana menunjukan kontrol negatif, 4% untuk formula 3 dan
adanya senyawa radikal. Semakin tinggi 5% untuk formula 4. CMCNa disini
intensitas warna yang terbentuk maka sebagai basis gel, dengan adanya
semakin tinggi radikal yang terbentuk. perbedaan konsentrasi CMCNa dapat
Dengan pedoman ini maka efektifitas diketahui apakah gel masih mempunyai
antioksidan dapat diukur (Pokorni et al, aktivitas antioksidan dan apakah dari seri
2001) konsentrasi CMCNa tersebut gel
Pada metode tiosianat ini sampel mempunyai berbedaan daya
diinkubasi pada oven pada suhu 40ºC antioksidan. Data absorbansi dari
yang mana berfungsi untuk masing-masing seri kadar konsentrasi
mempercepat terbentuknya radikal, dan dapat ditunjukkan pada gambar 7.
juga untuk menyesuaikan dengan suhu
A 0.6
B 0.5 Formula I
S
O 0.4 Formula II
R
B 0.3 Formula III
A 0.2 kontrol (-)
S
I 0.1 Formula IV
0
1 2 3 4 5 7
Untuk menganalisa daya antioksidan dari kurva (AUC). Setelah didapat data AUC
rata-rata absorbansi gel buncis yang kemudian dihitung daya antioksidannya
didapat kemudian dihitung area dibawah dengan persamaan:
136
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591
[1-(AUC
(AUC sampel/AUC kontrol negatif)] x 100%
70
%
60
D
A 50
Y
A 40
A 30
N
T 20
I
O 10
K
S 0
I 1 2 3 4
D
-10
A
-20
I II FORMULA III IV
Daya antioksidan yang diperoleh juga pada formula 3 dan 4. Namun pada
kemudian dianalisis dengan formula 1 dan 3, formula 2 dan 3,
menggunakan statistika Anova satu formula 1 dan 4 serta formula 2 dan 4
arah dengan tingkat kepercayaan 95%. terdapat perbedaan yang signifikan.
Pada uji anova menunjukkan bahwa gel Adanya perbedaan konsentrasi CMCNa
buncis dengan konsentrasi CMCNa yang dapat mempengaruhi aktivitas
berbeda signifikan karena harga F antioksidan gel. Adanya ak
aktivitas
hitung lebih besar (18,403) daripada F antioksidan pada rata
rata-rata formula
tabel (3,48) (lampiran 4). Setelah diketahui dari mulai formula 3 atau
terdapat perbedaan maka d
dapat konsentrasi CMCNa 4%. Hal ini
dilanjutkan dengan uji BNT (Beda nyata dikarenakan CMCNa akan terdispersi
terkecil). dalam air, kemudian butir
butir-butir CMCNa
Dari hasil uji BNT, tiap formula memiliki yang bersifat hidrofilik akan menyerap
perbedaan yang bermakna. Kontrol air dan terjadi pembengkakan. Air yyang
negatif tidak memiliki daya antioksidan sebelumnya ada di luar granula dan
karena tidak ada pemberian ekstrak bebas bergerak, tidak dapat bergerak
buncis. Pada formula 1 dan 2 tidak lagi dengan bebas sehingga keadaan
terdapat perbedaan
an yang signifikan, larutan lebih mantap dan terjadi
137
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591
138
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591
Lachman, L., Herbert, A.L and Joseph, Ekstrak Etil Asetat Buah
L.K. 1994. Teori dan Praktek Mengkudu Serta Fraksi-
Farmasi Industri. Ed ke-3. fraksinya. Yogyakarta :
Jakarta: UI Press. Fakultas farmasi, Universitas
Gadjah Mada.
Lieberman., Rieger and Banker. 1989.
Pharmaceutical Dosage Form : Rukmana, R. 1998. Bertanam Buncis.
Disperse System. Vol ke 2. Cetakan ke-2. Jakarta:
New York: Marcel Dekker Inc. Kanisius.
139