Anda di halaman 1dari 15

PHARMACY, Vol.08 No.

01 April 2011 ISSN 1693-3591

PROFIL SIFAT FISIK GEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L) DENGAN
BASIS CMC Na

Yohanes Khristantyo, Ika Yuni Astuti, Suparman

Fakultas Farmasi-Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Jl Raya Dukuhwaluh Telp (0281) 636751 Purwokwerto 53182

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi gel ekstrak buncis dan menguji sifat
fisik serta aktivitas antioksidannya. Ekstraksi menggunakan metode maserasi. Penelitian
menggunakan 5 formulasi dengan konsentrasi ekstrak buncis 0,6 %, variasi CMC Na yaitu
2% untuk formula I, 3 % untuk formula II, 4% untuk formula III, dan 5% untuk formula IV
serta 3% untuk kontrol negatif (tanpa ekstrak buncis). Gel diuji sifat fisiknya meliputi uji
pH, viskositas, homogenitas, dan kestabilan. Gel kemudian diuji aktivitas antioksidannya
dengan metode FTC (Ferry Thiocyanate). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
ANAVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-masing formula.

Kata kunci : Gel, Antioksidan, CMC Na, Ekstrak buncis

ABSTRACT

This research were aimed to formulate gel of ethanolic extract of buncis, examine its
physical characteristic and also antioxidant activity. Extraction was carried out by
maceration method. Research used 5 formulas contain buncis extract 0,6 %, with
variation of CMCNa concentration, they were 2% for formula I, 3 % for formula II, 4% for
formula III, and 5% for formula IV then 3% for negative control (without buncis extract).
Gel was tested for physical characterictic (pH, viscosity, homogeneity, and stability). Gel
was also tested for antioxidant activity by FTC (Ferry Thiocyanate) method. Obtained
data was analyzed using one way ANOVA with level convidence 95%. Research result
showed that has the different meaning in each consentration.

Kata kunci : Gel, Antioksidan, CMCNa, Buncis Extract

PENDAHULUAN diantaranya tidak lengket, gel


mempunyai aliran tiksotropik dan
Gel merupakan sistem semi padat terdiri
pseudoplastik yaitu gel berbentuk padat
dari suspensi yang dibuat dari partikel
apabila disimpan dan akan segera
anorganik yang kecil atau molekul
mencair bila dikocok, konsentrasi bahan
organik yang besar, terpenetrasi oleh
pembentuk gel yang dibutuhkan hanya
suatu cairan (Depkes RI, 1995). Bentuk
sedikit untuk membentuk massa gel
gel mempunyai beberapa keuntungan
yang baik, viskositas gel tidak mengalami

125
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591

perubahan yang berarti pada suhu basis aqupec HV 505. Pada kesempatan
penyimpanan (Lieberman et al, 1989). kali ini akan dilakukan penelitian
Gel yang mengandung zat antioksidan terhadap sifat fisik gel antioksidan pada
dapat digunakan sebagai sediaan topikal buncis, dengan basis yang berbeda yaitu
untuk menangkal radikal bebas. menggunakan CMC Na (Carboksi Metil
Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan Cellulose Natrium), yang diharapkan
tanaman yang telah meluas di berbagai akan menunjukkan profil sifat fisik yang
daerah di Indonesia (Rukmana, 1998). baik pula
Buncis mengandung flavonoid, alkaloid,
saponin, triterpenoid, steroid, METODOLOGI PENELITIAN
stigmasterin, trigonelin, arginin, asam
1. Bahan
amino, asparagin, kholina, tanin, fasin
Bahan – bahan yang digunakan adalah
(toksalbumin), zat pati, vitamin dan
buah buncis (Phaseolus vulgaris L),
mineral (Sihombing, 2009). Senyawa
gliserin, metil paraben, CMC Na, etanol
flavonoid murni seperti antosianin,
70 %, aquabides, asam linoleat, buffer
glikosida kuersetin dan tanin
fosfat, ammonium tiosianat (p.a), besi
terkondensasi yang terdapat dalam biji
(II) klorida (p.a), dan asam klorida (p.a).
buncis memberikan aktivitas antioksidan
2. Alat
yang signifikan dibandingkan dengan
antioksidan sintetis BHT (Loarcapina et a. Alat-alat yang digunakan dalam
al, 2002). Diketahui hampir 80 persen pembuatan serbuk yaitu : blender, alat
dari total antioksidan dalam buah dan saring, alat gelas.
sayuran berasal dari flavonoid, yang b. Alat – alat yang digunakan dalam
dapat berfungsi sebagai penangkap pembuatan ekstrak : bejana untuk
anion superoksida, lipid peroksida maserasi, alat timbang, sendok
radikal, kuensing oksigen singlet, dan pengaduk, kain saring,
pengkelat logam (Sihombing, 2009). c. Alat-alat yang digunakan dalam
Dari penelitian terdahulu Sihombing et al pembuatan gel adalah alat-alat gelas,
(2009) telah diketahui bahwa buncis mortir dan stemper
(Phaseolus vulgaris) memiliki aktivitas
antioksidan dan dapat diaplikasikan ke
dalam sediaan gel dengan menggunakan

126
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591

d. Alat-alat yang digunakan untuk uji simplisia kering buah buncis sebanyak
sifat fisik gel adalah seperangkat alat uji 60% lolos pada ayakan mesh 20, dan
kelengketan, viskometer, pH meter sebanyak 40% simplisia kering buah
e. Alat-alat yang digunakan dalam uji buncis lolos pada ayakan mesh 40.
efek antioksidan adalah alat-alat gelas, Pembuatan ekstrak
spektrofotometer UV-Vis Serbuk diekstraksi dengan teknik
maserasi menggunakan pelarut (solvent)
Cara Kerja
etanol 70%. Ekstraksi dilakukan selama 2
Determinasi tanaman buncis (Phaseolus
x 24 jam. Menggunakan perbandingan
vulgaris L), Pengumpulan dan
penyari dengan simplisia (1:10) untuk
pengeringan bahan
hari pertama, saring dengan kain
Determinasi tanaman buncis (Phaseolus
penyaring selanjutnya ampas diekstraksi
vulgaris L) dilakukan di laboratorium
kembali dengan penyari etanol 70% (1:4)
Morfologi dan Taksonomi Tumbuhan
untuk hari kedua. Maserat diuapkan
Fakultas Biologi Universitas Jendral
penyarinya hingga diperoleh ekstrak
Soedirman Purwokerto.Pada penelitian
kental buah buncis. Ekstrak yang
ini digunakan buah segar dari tanaman
diperoleh digunakan untuk melakukan
buncis yang diambil dari desa Sikapat
uji sifat fisik sediaan gel.
Kecamatan Sumbang - Banyumas. buah
yang telah dikumpulkan dicuci dengan Pembuatan Gel
air yang mengalir untuk menghilangkan Sediaan gel dibuat dengan komposisi
kotoran atau kontaminan yang sesuai tabel di bawah ini, dengan cara
menempel. Setelah buah buncis sebagai berikut: CMC Na dikembangkan
dibersihkan lalu diangin-anginkan dan di dalam sebagian aquabidest panas sambil
keringkan dalam almari pengering di aduk perlahan-lahan sampai
dengan suhu 60˚C sampai buah mudah homogen, tambahkan sisa aquabidest.
untuk dihancurkan ketika diremas. Kemudian tambahkan ekstrak buah
Simplisia buah buncis yang diperoleh, buncis, metil paraben, dan gliserin. Aduk
diserbuk menggunakan blender. hingga homogen dan terbentuk massa
Pengayakan simplisia gel.
Menggunakan ayakan mesh 20/40,
dimana simplisia sebanyak 200 gram

127
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591

Tabel 1. Formulasi gel antioksida ekstrak buncis (Phaseolus vulgaris L)


FORMULA
Bahan
I II III IV K (-)
Ekstrak buncis 0,6% 0,6% 0,6% 0,6% -
CMC Na 2% 3% 4% 5% 3%
Gliserin 1% 1% 1% 1% 1%
Metil paraben 0,1% 0,1% 0,1% 0,1% 0,1%
Aquabidest ad 100 ml 100 ml 100 ml 100ml 100ml

Uji sifat fisik Gel 4 minggu setiap 1 minggu sekali (Jufri,


Evaluasi yang akan dilakukan dalam 2006).
penelitian profil sifat fisik gel antioksidan Uji Homogenitas Gel
ekstrak buncis (Phaseolus vulgaris) Diambil gel pada masing-masing formula
terhadap basis CMC Na diantaranya secukupnya dan oleskan pada plat kaca,
adalah : diraba dan digosokkan massa gel harus
Pengukuran pH menunjukan susunan homogen yaitu
Pengukuran pH digunakan pH stick. pH tidak terasa adanya bahan padat pada
dicelupkan ke dalam sediaan gel. kaca (Trilestari, 2002).
Didiamkan sesaat warna yang timbul Uji Antioksidan
sesuaikan dengan warna pada alat. Dalam penelitian ini digunakan metode
Pengukuran dilakukan pada suhu ruang besi tiosianat (ferry thiocyanate, FTC)
selama 4 minggu setiap 1 minggu sekali dari Kikuzaki dan Nakatani (1993).
(Jufri et al, 2006) Metode ini mengukur jumlah peroksida
Pengukuran viskositas gel pada tahap awal peroksidasi lemak.
Pengukuran dilakukan dengan Peroksida bereaksi dengan besi (III)
Viscometer brookfield. Pengamatan klorida membentuk besi (II) klorida yang
viskositas dilakukan selama 1 bulan pada berwarna merah. Dalam hal ini,
minggu I dan minggu IV (Afidah, 2008). konsentrasi peroksida berbanding
Uji Kestabilan gel terbalik dengan aktivitas antioksidan
Gel diuji kestabilannya dengan cara sampel.Dari masing-masing formula gel
o
penyimpanan pada suhu kamar (27 C), diambil 4 ml, ditambahkan 4 ml asam
o
suhu rendah /freezer-thaw (4 C) dan linoleat 2,52 % dalam etanol absolut, 8
amati kejernihan, bau, warna. ml bufer fosfst 0,05 M pH 7 dan 3,9 ml
Pengamatan kestabilan dilakukan salama air diletakkan dalam vial tertutup,

128
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591

kemudian ditempatkan dalam oven 2. Pengumpulan Bahan dan Pembuatan


bersuhu 40⁰C yang terlindung dari Simplisia Buncis (Phaseolus vulgaris L)
cahaya. Pada 0,1 ml campuran tersebut Pada penelitian ini digunakan buah
ditambahkan 9,7 ml etanol 75% dan 0,1 tanaman buncis yang diambil dari Desa
ml amonium tiosianat 30%. Tepat 3 Sikapat Kecamatan Sumbang, Banyumas.
menit setelah penambahan 0,1 ml besi Buah segar tanaman buncis (Phaseolus
(III) klorida 0,02 M dalam HCl 3,5% ke vulgaris L) diambil pada bulan Januari
dalam campuran, ukur absorbansinya 2010, pada siang hari pukul 12.00 wib.
pada panjang gelombang 490-500 nm. Buah yang diambil ialah buah yang
Pengukuran absorbansi ini dilakukan setengah tua, karena pada waktu
setiap 24 jam sekali sampai larutan tersebut buah telah masak secara
memberikan absorbansi konstan sempurna. Pengambilan dilakukan pada
tempat dan waktu tertentu untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
menghindari bermacam – macam
1. Determinasi Tanaman kandungan kimia dikarenakan
Tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L) perbedaan kondisi lingkungan, keadaan
yang digunakan dalam penelitian tanah, dan iklim.
dideterminasi di Laboratorium Pengeringan dilakukan hingga kadar air
Taksonomi Tumbuhan, Fakultas Biologi, kurang dari 10% atau sampai buah
Universitas Jendral Soedirman mudah untuk dipatahkan. Tujuan dari
Purwokerto. Tujuan determinasi untuk pengeringan adalah mencegah
mendapatkan kebenaran identitas pertumbuhan jamur atau
dengan jelas dari tanaman yang diteliti mikroorganisme dan penguraian
dan menghindari kesalahan dalam senyawa aktif oleh reaksi enzimatik dan
pengumpulan bahan utama penelitian. proses hidrolisis karena kandungan air
Hasil determinasi menyatakan bahwa yang tinggi, agar simplisia yang
spesimen tumbuhan tersebut adalah dihasilkan tidak mudah rusak sehingga
benar – benar tanaman buncis dapat disimpan dalam waktu yang relatif
(Phaseolus vulgaris L) dari famili lama. Simplisia kering yang diperoleh
Papilionaceae. Hasil determinasi selanjutnya diserbuk dengan
tersebut berdasarkan buku Flora of Java menggunakan blender untuk
Vol I (Backer and Van Den Brink, 1963). memperkecil luas permukaan sehingga

129
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591

kontak permukaan partikel simplisia dimaserasi selama 2 x 24 jam dengan


dengan penyari semakin besar dan perbandingan antara simplisia dengan
penyarian lebih optimal. etanol 96% adalah 1:10 untuk hari
Simplisia selanjutnya diayak pertama, dan 1:4 untuk hari kedua.
menggunakan ayakan mesh 20/40 yang Caranya yaitu serbuk simplisia sebanyak
berarti simplisia kering kasar yang lolos 300 gram dimaserasi dengan etanol 70%
pada ayakan mesh 20 diambil 60% dari sebanyak 3 Liter, kemudian dienap-
total yang akan digunakan, dan 40% dari tuangkan dan diperas. Ampas yang
mesh 40. Simplisia yang dibutuhkan 300 diperoleh dimaserasi lagi dengan etanol
gram sehingga pada mesh 20 diambil 70% sebanyak 1,2 Liter.
60% yaitu 180 gram dan pada ayakan 40 Pada penelitian ini penyari yang
diambil sebanyak 40% yaitu 120 gram. digunakan yaitu etanol 70%. Penyari
Pada umumnya proses pengayakan ini etanol 70% dapat menarik senyawa yang
penting dalam proses ekstraksi, karena relatif semipolar seperti senyawa fenol,
dengan adanya pengecilan ukuran flavonoid, saponin, dan senyawa polar
partikel akan memperluas permukaan lain yang terkandung dalam buah buncis
kontak serbuk dengan penyari sehingga (Phaseolus vulgaris L). Dipilih etanol 70%
ekstraksi menjadi lebih maksimal dan karena lebih selektif, tidak beracun,
kandungan zat aktif dapat tersari secara netral, dapat mencegah pertumbuhan
optimal. kapang dan kuman, panas yang
3. Pembuatan Ekstrak Etanol Buah diperlukan untuk pemekatan lebih
Buncis (Phaseolus Vulgaris L) sedikit. Sari yang diperoleh diuapkan di
Metode penyarian yang digunakan atas penangas air hingga konsistensi
adalah maserasi. Metode ini merupakan kental. Penguapan dilakukan untuk
metode yang paling sederhana karena menghilangkan larutan penyari agar
mudah dilakukan, murah, tidak tidak mempengaruhi uji aktivitas
memerlukan peralatan yang canggih. antioksidan. Setelah didapatkan ekstrak
Maserasi dilakukan dengan cara kental sebanyak 22,956 gram sehingga
merendam serbuk simplisia dalam cairan rendemen yang dihasilkan adalah
penyari. Pada penelitian ini untuk 7,652%.
meningkatkan efektivitas ekstraksi
dilakukan pengadukan dan remaserasi,

130
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591

4. Pembuatan Gel 5. Evaluasi Sediaan


Langkah awal pada pembuatan gel kali 1. Pengukuran pH
ini adalah CMC Na dilarutkan dalam air Pengukuran pH pada penelitian ini
panas yang diaduk homogen hingga bertujuan untuk mengamati adanya
terbentuk masa gel. Pada mortir yang perubahan pH yang mungkin terjadi. pH
berbeda ekstrak buncis ditambah berhubungan dengan stabilitas zat aktif,
dengan metil paraben dan gliserin lalu efektivitas pengawet dan keadaan kulit.
aduk hingga homogen. Kemudian CMC Pengukuran pH dilakukan pada rentang
Na ditambahkan sedikit demi sedikit waktu 4 minggu. Hasil pengukuran pH
dalam mortir yang berisi campuran sediaan menunjukan bahwa selama
diatas hingga homogen dan tambahkan penyimpanan tidak terjadi perubahan pH
sisa aquabidest untuk mendapatkan 100 sediaan untuk formula I, II, III, IV, dan
gram gel antioksidan ekstrak buncis. kontrol negatif . Hasil dapat dilihat pada
Dari hasil pembuatan gel antioksidan tabel 3
ekstrak buncis didapatkan suatu bentuk Tabel 3. Hasil pengukuran pH terhadap
sediaan gel ekstrak buncis
gel dalam basis CMC Na. Formula I, II, Formula
minggu
dan III didapatkan gel yang tidak terlalu I II III IV K (-)
1 6 7 7 6 7
kental dibandingkan dengan formula IV 2 6 7 7 6 7
3 6 7 7 6 7
yang sangat kental dengan warna hijau 4 6 7 7 6 7
kecoklatan sedangkan pada kontrol
negatif didapatkan gel yang berwarna Berdasarkan tabel 2 di atas,
putih karena tidak ditambahkan ekstrak menunjukkan bahwa pH kelima formula
buah buncis. gel tidak berubah. Hal tersebut
Tabel 2. Pemeriksaan Organoleptis gel menunjukan bahwa sediaan stabil secara
ekstrak buncis
Penampilan Fisik kimia, tidak terjadi reaksi atau interaksi
Formula
Warna Bau kimia baik dengan wadah penyimpanan
I Coklat jernih Khas buncis
II Coklat jernih Khas buncis maupun antara bahan-bahan yang
III Coklat tua Khas buncis
terkandung dalam sediaan. pH tersebut
IV Coklat hijau Khas buncis
Kontrol (-) Putih jernih Khas CMCNa sesuai dengan persyaratan pH untuk
kulit yaitu berkisar antara 5,0 – 7,0.
Adanya perbedaan konsentrasi CMC Na
tidak berpengaruh terhadap pH gel.

131
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591

2. Viskositas Gel menggunakan viscometer brookfield


Pengujian terhadap viskositas Pengamatan viskositas dilakukan selama
dimaksudkan agar sediaan yang telah 4 minggu pada minggu pertama dan
dibuat mudah dituang sehingga minggu keempat. Data yang diperoleh
memudahkan dalam pemakaiannya. dari penelitian dapat dilihat pada tabel 5.
Viskositas tersebut diuji dengan
Tabel 4. Hasil pengukuran viskositas
Formula
minggu
I II III IV Kontrol (-)
1 1630 45000 52080 511200 44600
(poise) 1780 43980 53100 513460 44420
1660 44670 55890 509140 42300
4 1250 32100 46500 354000 31890
(poise) 1180 31760 47730 355760 31220
1154 31040 47870 341700 30090

Data uji viskositas minggu pertama konsentrasi CMCNa semakin tinggi pula
kemudian dianalisis dengan viskositasnya.
menggunakan statistika Anova satu arah Dari hasil analisis diatas dapat diketahui
dengan tinggkat kepercayaan 95%. Dari bahwa adanya perbedaan konsentrasi
uji statistika ditunjukkan adanya CMCNa dapat mempengaruhi viskositas
perbedaan yang bermakna dengan nilai gel. Jadi semakin tinggi konsentrasi
Signifikansi kurang dari 0,05 yaitu 0,002. CMCNa maka gel akan semakin kental.
Oleh karena itu analisis dilanjutkan Dari hasil pengukuran dengan
dengan metode BNT untuk melihat viscometer brookfield gel setelah
perbedaan bermakna antar kelompok disimpan minggu menunjukan
perlakuan. penurunan viskositas pada tiap formula.
Dari hasil uji BNT diketahui bahwa antara Hal ini disebabkan keluarnya molekul
formula II, III, dan IVterdapat perbedaan pelarut (air) yang sebelumnya
yang signifikan, hal ini menunjukkan terperangkap dalam partikel basis.
terdapat perbedaan nilai viskositas pada 3. Homogenitas gel
formula tersebut. Perbedaan viskositas Uji homogenitas gel dilakukan untuk
II, III, dan IV disebabkan oleh perbedaan mengetahui apakah pencampuran
konsentrasi CMC Na. Semakin tinggi masing-masing komponen dalam
pembuatan gel telah tercampur merata.

132
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591

Dengan cara mengoleskan gel pada plat bahwa zat aktif yang terkandung
kaca, diraba dan digosokkan massa gel didalamnya telah terdistribusi secara
harus menunjukan susunan homogen merata. Data yang diperoleh dari dapat
yaitu tidak terasa adanya bahan padat dilihat pada tabel 6.
pada kaca. Hal tersebut untuk menjamin
Tabel 5. Hasil uji homogenitas
Formula
Minggu
I II III IV Kontrol (-)
1 Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
2 Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
3 Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
4 Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

Pengamatan dilakukan selama 4 minggu, bertujuan untuk mengetahui kestabilan


dari tabel 4. Terlihat bahwa gel setelah 4 pada suhu normal kamar yang
minggu tetap homogen dan stabil (tidak diasumsikan 25-27º C dan suhu rendah
terdapat partikel padat). Hal ini pada almari pendingin yang diasumsikan
menunjukkan bahwa perbedaan 0-4º C. Sehingga dari suhu tersebut
konsentrasi CMCNa tidak berpengaruh dapat diketahui penyimpanan terbaik
pada homogenitas gel, selain itu adanya untuk kestabilan gel. Keempat formula
percampuran tiap bahan pada masing- gel tetap homogen, bau dan warnanya
masing formula telah tercampur dengan juga tidak berubah. Hal tersebut
baik sehinnga terlihat homogen dan menunjukkan bahwa sediaan gel yang
teksturnya tidak kasar serta gel tersebut terbentuk stabil secara termodinamik.
memberikan stabilitas fisik yang Dengan demikian adanya perbedaan
optimum. konsentrasi CMCNa pada gel tidak
4. Kestabilan Gel berpengaruh pada stabilitas gel.
Penyimpanan pada suhu kamar (27ºC)
dan pada suhu rendah (4ºC)
menunjukkan bahwa keempat formula
sediaan gel tetap stabil dan tidak
menunjukkan perubahan fisik yang
berarti. Penyimpanan pada suhu ini
Tabel 6. Uji Kestabilan Gel

133
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591

27º C 4º C
Min Form Kejer
ggu ula Kejernihan Bau Warna niha Bau Warna
n
Khas
I  Coklat  Khas buncis Coklat muda
buncis
Khas Coklat Khas buncis Coklat muda
II  
buncis
Khas Coklat Coklat muda
III   Khas buncis
1 buncis tua
Khas Coklat Khas buncis Coklat muda
IV  
buncis hijau
Kont  Khas Putih  Putih
rol (- CMCNa Khas CMCNa
)
 Khas Coklat  Khas buncis Coklat muda
I
buncis
 Khas Coklat  Coklat muda
II Khas buncis
buncis
 Khas Coklat  Khas buncis Coklat muda
III
2 buncis tua
 Khas Coklat  Coklat muda
IV Khas buncis
buncis hijau
Kont  Khas Putih  Khas CMCNa Putih
rol (- CMCNa
)
 Khas Coklat  Coklat muda
I Khas buncis
buncis tua
 Khas Coklat  Khas buncis Coklat muda
II
buncis tua
 Khas Coklat  Coklat muda
III Khas buncis
3 buncis tua
 Khas Coklat  Khas buncis Coklat muda
IV
buncis hijau
Kont  Khas Putih  Putih
rol (- CMCNa Khas CMCNa
)
 Khas Coklat  Khas buncis Coklat muda
I
buncis hijau
 Khas Coklat  Coklat muda
II Khas buncis
buncis hijau
 Khas Coklat  Khas buncis Coklat muda
III
4 buncis hijau
 Khas Coklat  Coklat muda
IV Khas buncis
buncis hijau
Kont  Khas Putih  Khas CMCNa Putih
rol (- CMCNa
)

134
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591

6. Penetapan panjang gelombang


Panjang gelombang
ombang yang dihasilkan tidak
maksimum
termasuk dalam range (490
(490-500nm),
Panjang gelombang maksimum
perbedaan tersebut dikarenakan etanol
merupakan panjang gelombang dimana
yang dapat menyebabkan pergeseran
terjadi eksitasi elektronik yang
hipsokromik atau pergeseran biru.
memberikan absorbsi maksimum.
Pergeseran hipsokromik adalah
Penetapan panjang gelombang
pergesaran serapan ke arah panjang
maksimum ini bertujuan untuk
gelombang yang lebih kkecil. Hal ini dapat
mengetahui pada panjang gelombang
disebabkan karena pengaruh pelarut
berapakah larutan uji dapat
(Sastrohamidjojo, 2007).
menghasilkan absorbansi maksimum
7. Aktivitas Antioksidan dengan Metode
pada spektrofotometer ultraviolet
ultraviolet-
Ferri Tiosianat
visibel. Setiap pengukuran harus
Pengukuran absorbansi dilakukan selama
dilakukan
lakukan pada panjang gelombang
7 hari pada semua seri kadar konsentrasi
maksimum. Hal ini berkenaan dengan
dengan menggunakan alat
kepekaan analisis, dimana perubahan
spektrofotometer ult
ultraviolet-visibel
absorbansi untuk setiap satuan
pada λ 483,5 nm. Metode ini adanya
konsentrasi adalah yang paling besar
aktivitas antioksidan ditandai penurunan
pada panjang gelombang maksimum
absorbansi. Kerja antioksidan yaitu
sehingga diperoleh kepekaan analisis
sebagai pendonor ion hidrogen yang
yang maksimum juga.
a. Dari scaning ini,
mampu mengubah radikal peroksil (hasil
didapatkan panjang gelombang
peroksidasi lipid) menjadi radikal yang
maksimum untuk larutan uji pada
kurang aktif, sehingga tidak mampu
panjang gelombang 483,5 nm dengan
merusak rantai asam lemak (Winarsi,
absorban 0,676 dan hasil spektrumnya
2007).
dapat dilihat pada gambar 4.

Hidroperoksida yang terbentuk


mengalami dekomposisi membentuk
radikal lain seperti radikal peroksil,
alkoksida, dan peroksil. Radikal peroksil
akan mengalami dekomposisi yang
Gambar 1.. Scaning panjang gelombang
maksimum feri-tiosianat menghasilkan O2 dan akan mengoksidasi

135
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591

ion ferro (Fe2+) menjadi ferri (Fe3+) yang tubuh yaitu 37ºC dan dapat sesuai
selanjutnya dengan ammonium tiosianat dengan kondisi yang ada pada tubuh
(NH4SCN) membentuk ferritiosianat manusia (Muzamilah, 2006).
[Fe(SCN)3] yang berwarna merah dan Gel antioksidan ekstrak buncis dibuat
dapat dibaca pada spektrofotometer uv- masing-masing mengandung konsentrasi
vis. yaitu 0,6 % ekstrak buncis dengan seri
Warna merah dari pembentukan kadar konsentrasi CMCNa yaitu 2%
3+
kompleks warna Fe dengan tiosianat untuk formula I, 3% untuk formula 2 dan
pada sampel yang mana menunjukan kontrol negatif, 4% untuk formula 3 dan
adanya senyawa radikal. Semakin tinggi 5% untuk formula 4. CMCNa disini
intensitas warna yang terbentuk maka sebagai basis gel, dengan adanya
semakin tinggi radikal yang terbentuk. perbedaan konsentrasi CMCNa dapat
Dengan pedoman ini maka efektifitas diketahui apakah gel masih mempunyai
antioksidan dapat diukur (Pokorni et al, aktivitas antioksidan dan apakah dari seri
2001) konsentrasi CMCNa tersebut gel
Pada metode tiosianat ini sampel mempunyai berbedaan daya
diinkubasi pada oven pada suhu 40ºC antioksidan. Data absorbansi dari
yang mana berfungsi untuk masing-masing seri kadar konsentrasi
mempercepat terbentuknya radikal, dan dapat ditunjukkan pada gambar 7.
juga untuk menyesuaikan dengan suhu

A 0.6
B 0.5 Formula I
S
O 0.4 Formula II
R
B 0.3 Formula III
A 0.2 kontrol (-)
S
I 0.1 Formula IV
0
1 2 3 4 5 7

Gambar 4. Grafik AUC gel buncis

Untuk menganalisa daya antioksidan dari kurva (AUC). Setelah didapat data AUC
rata-rata absorbansi gel buncis yang kemudian dihitung daya antioksidannya
didapat kemudian dihitung area dibawah dengan persamaan:

136
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591

[1-(AUC
(AUC sampel/AUC kontrol negatif)] x 100%

70
%
60
D
A 50
Y
A 40
A 30
N
T 20
I
O 10
K
S 0
I 1 2 3 4
D
-10
A
-20

I II FORMULA III IV

Gambar 5.. Grafik daya antioksidan gel buncis

Daya antioksidan yang diperoleh juga pada formula 3 dan 4. Namun pada
kemudian dianalisis dengan formula 1 dan 3, formula 2 dan 3,
menggunakan statistika Anova satu formula 1 dan 4 serta formula 2 dan 4
arah dengan tingkat kepercayaan 95%. terdapat perbedaan yang signifikan.
Pada uji anova menunjukkan bahwa gel Adanya perbedaan konsentrasi CMCNa
buncis dengan konsentrasi CMCNa yang dapat mempengaruhi aktivitas
berbeda signifikan karena harga F antioksidan gel. Adanya ak
aktivitas
hitung lebih besar (18,403) daripada F antioksidan pada rata
rata-rata formula
tabel (3,48) (lampiran 4). Setelah diketahui dari mulai formula 3 atau
terdapat perbedaan maka d
dapat konsentrasi CMCNa 4%. Hal ini
dilanjutkan dengan uji BNT (Beda nyata dikarenakan CMCNa akan terdispersi
terkecil). dalam air, kemudian butir
butir-butir CMCNa
Dari hasil uji BNT, tiap formula memiliki yang bersifat hidrofilik akan menyerap
perbedaan yang bermakna. Kontrol air dan terjadi pembengkakan. Air yyang
negatif tidak memiliki daya antioksidan sebelumnya ada di luar granula dan
karena tidak ada pemberian ekstrak bebas bergerak, tidak dapat bergerak
buncis. Pada formula 1 dan 2 tidak lagi dengan bebas sehingga keadaan
terdapat perbedaan
an yang signifikan, larutan lebih mantap dan terjadi

137
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591

peningkatan viskositas (Fennema, Karen _______ . 1986. Sediaan Galenika.


Jakarta : Depkes RI.
and Lund, 1996). Hal ini akan
menyebabkan partikel-partikel Afidah, N. 2008. Formulasi Gel
Kompleks Inklusi Meloksikam
terperangkap dalam sistem tersebut β-Siklodekstrin Dengan Basis
dan memperlambat proses Aqupec 505 [skripsi].
Purwokerto : Fakultas
pengendapan karena adanya pengaruh Farmasi, Universitas
gaya gravitasi. Karena semakin besar Muhhamadiyah Purwokerto.

konsentrasi CMCNa semakin lambat Agoes, G & Darinjo, S T. 1993. Teknologi


Farmasi Liquid dan Semi
proses pengendapaannya, ekstrak
Liquid. Bandung : Pusat Antara
didalam gel akan semakin stabil dan Institut Teknologi Bandung.
aktivitas antioksidanpun akan semakin Ansel, H C. 1985. Pengantar Bentuk
meningkat. Sediaan Farmasi Edisi ke-IV.
Jakarta : UI Press.
KESIMPULAN Backer and Van Den Brink, K. C. 1963.
Flora of Java, vol II. NVP.
Ekstrak buncis dapat diformulasikan Noodhof Gronongen, The
Netherland
sebagai sediaan gel yang stabil secara
fisik dilihat dari uji pH, viskositas, Fennema, O. R., M. Karen, and D. B.
Lund. 1996. Principle of Food
homogenitas dan kestabilan. Gel Science. The AVI Publishing,
ekstrak buncis dengan basis CMC Na Connecticut

mempunyai aktivitas antioksidan mulai Gandjar, GI & Rohman A. Kimia Farmasi


Analisis. Yogyakarta. Pustaka
dari konsentrasi CMC Na 4%.
Pelajar

Huang DJ, Chen HJ, Lin CD , Lin YW,


DAFTAR PUSTAKA 2005. Antioxidant and
antiproliverative activities of
Anief, M. 2000. Ilmu Meracik Obat,
water spinach (Ipomoea
Teori dan Praktek. Cetakan ke-
aquatica Forsk) constituents,
8. Yogyakarta: Gajah Mada
Bot. Bull. Acad. Sin.
University Press.
Jufri, M et al. 2006. Uji Stabilitas
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia
Sediaan Mikroemulsi
Edisi III. Jakarta: Departemen
Menggunakan Hidrolisat Pati
Kesehatan Republik Indonesia
(DE-35-45) Sebagai Stabilizer,
. 1995. Farmakope Indonesi, Majalah Ilmu Kefarmasiaan
Edisi IV, Depkes RI: Jakarta. Volume III No. 1. Jakarta :
Universitas Indonesia.

138
PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN 1693-3591

Lachman, L., Herbert, A.L and Joseph, Ekstrak Etil Asetat Buah
L.K. 1994. Teori dan Praktek Mengkudu Serta Fraksi-
Farmasi Industri. Ed ke-3. fraksinya. Yogyakarta :
Jakarta: UI Press. Fakultas farmasi, Universitas
Gadjah Mada.
Lieberman., Rieger and Banker. 1989.
Pharmaceutical Dosage Form : Rukmana, R. 1998. Bertanam Buncis.
Disperse System. Vol ke 2. Cetakan ke-2. Jakarta:
New York: Marcel Dekker Inc. Kanisius.

Loarcapina, F.G., H, Guzman- Sastrohamidjojo H. 2007. Spektroskopi.


Maldonaldo., J, Acosta- Yogyakarta : Liberti.
Galegos and S, Garcia-
Delgado. 2002. Antioxidant Sihombing, C N. Wathoni, N. Taofik R.
and antimutagenic properties 2009. Formula Gel Antioksidan
of Phaseolus vulgaris and Ekstrak Buah Buncis
Phaseolus coccineous black (Phaseolus vilgaris L) Dengan
seeded bean varieties Basis Aqupec505 HV.
http://ift.confex.com/ift/2003 Sumedang : Universitas
/techprogram/paper_17989.h Padjajaran
tml
Trilestari. 2002. Hand and body lotion :
Muzamilah S N. 2006. Uji Aktivitas Pengaruh Penambahan
Antioksidan Ekstrak etanol Nipagin, Nipasil dan
daun Sambiloto Secara In- Campuran keduanya
Vitro dengan Metode FTC Terhadap stabilitas Fisika dan
[skripsi]. Purwokerto:Fakultas Efektifitasnya sebagai Anti
Farmasi, Universitas Jamur [skripsi]. Yogyakarta :
Muhammadiyah Purwokerto Fakultas Farmasi, Universitas
Gadjah Mada.
Pokorny, J Y dan Gordon M. 2001.
Antioxidant in food, Practical Winarsi H. 2007. Antioksidan Alami &
Aplication. CRC Press. New Radikal Bebas dan Aplikasinya
York Dalam Kesehatan.
Yogyakarta:Kanisius
Robinson T. 1995. Kandungan Organik
Tumbuhan Tinggi. Ed IV. Wade, A., P. Weller. 1994. The
Bandung : Penerbit ITB. Pharmaceutical Excipients. Ed
ke-2. Washington: American
Rowe, Raymond C., Paul J Sheskey., Pharmaceutical Assosiation.
Paul J Weller. 2003. Handbook
of Pharmaceutical Excipients, www.warintek.ristek.go.id/pangan_kes
Fourth Edition. London : ehatan/tanaman_obat/.../3-
Pharmaceutical Press. 101.pdf

Rohman, A. Riyanto, S. Utari, D. 2004.


Aktivitas Antioksidan,
Kandungan Fenolik Total dan
Kandungan Flavonoid Total

139

Anda mungkin juga menyukai