Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 3(2) Desember 2020 (327-336)

Muhammad Dienulloh Qasyfur Rohman


p-ISSN 2621-3184 ; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v3i2.566

OPTIMASI HPMC DAN KARBOPOL DALAM FORMULASI SEDIAAN


GEL ANTISEPTIK EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.)
DAN AKTIVITAS TERHADAP Staphylococcus aureus

Muhammad Dienulloh Qasyfur Rohman*, Iwan Setiawan, Ardy Prian Nirwana


Fakultas Farmasi, Stikes Nasional 664830, Indonesia
*: qr1dino@gmail.com

Abstrak
Daun Beluntas ( Pluchea indica, L.) merupakan salah satu tanaman yang
mempunyai potensi sebagai antibakteri, Dimana pada daun beluntas memiliki
beberapa kandungan senyawa salah satunya yaitu senyawa flavonoid yang
mempunyai aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui komposisi
yang optimum dari basis HPMC dan Karbopol yang akan diformulasikan dalam
sediaan gel antiseptik ekstrak etanol daun beluntas dengan menggunkan metode
simplex lattice design. Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan metode Maserasi dengan pelarut etanol. Pembuatan sediaan gel
antiseptik dilakukan dengan mengoptimasi basis HPMC dan Karbopol, kemudian
dilakukan pengujian kontrol kualitas sediaan gel dan didapatkan hasil yang
memenuhi persyaratan pada homogenitas, pH, daya sebar, viskositas, konsistensi
dan uji stabilitas sediaan gel. Formula optimum gel antiseptik berdasarkan metode
simplex lattice design yaitu pada kombinasi basis HPMC 4,5% dan Karbopol 0,5%.
Pengujian aktivitas antibakteri didapatkan zona hambat, hal ini menunjukkan
bahwa sediaan gel antiseptik ekstrak etanol daun beluntas mempunyai kemampuan
penghambatan terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan rata-rata diameter
zona hambat sebesar 17, 66 mm.
Kata kunci: Daun Beluntas, gel antiseptik, Staphylococcus aureus

Abstract
Beluntas leaf (Pluchea indica, L.) is one of the plants that has potential as an
antibacterial, Where the leaves of Beluntas have several compounds, one of these
is a flavonoid which has antibacterial activity. The aim of this research is to
determine the optimum composition of HPMC and carbopol which will be
formulated in the preparation of antiseptic gel ethanol extract of beluntas leaf using
the simplex lattice design method. The extraction method used in this study is
Maseration with ethanol as a solvent. Antiseptic gel manufacturing is done by
optimizing the base of HPMC and Carbopol, Then testing the quality of the gel
preparation and the results obtained that meet the requirements of the homogeneity,
pH, dispersion, viscosity, consistency and stability test of the gel preparation. The
optimum formula of antiseptic gel based on the simplex lattice design method is on
a combination of a 4.5% HPMC base and a 0.5% carbopol. Antibacterial activity
test found inhibition zone, this shows that the antiseptic gel preparation of the
ethanol extract of beluntas leaves has the ability to inhibit against Staphylococcus
aureus bacteria with an average diameter of the zone of inhibition by 17,66 mm.

Keywords: Beluntas leaves, antiseptic gel, Staphylococcus aureus

Artikel Diterima: 28 Juli 2020 Disetujui: 24 Desember 2020 327


Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 3(2) Desember 2020 (327-336)
Muhammad Dienulloh Qasyfur Rohman
p-ISSN 2621-3184 ; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v3i2.566

PENDAHULUAN

Sediaan antiseptik merupakan Staphylococcus aureus, E.coli,


suatu zat yang telah banyak Pseudomonas fluorecens, dan
digunakan untuk menghambat Salmonela typhi.
pertumbuhan dan membunuh HPMC dan Karbopol
mikroorganisme yang ada disekitar merupakan basis yang sering
permukaan tubuh khususnya pada digunakan dalam pembuatan sediaan
telapak tangan yang sering gel. Salah satu metode optimasi yang
mengalami kontak dengan permukaan sering digunakan untuk mendapatkan
suatu benda. Selain itu, pada formula yang optimum adalah metode
antiseptik mempunyai mekanisme Simplex Lattice Design, dimana
kerja yaitu, merusak lemak yang ada metode ini dapat membantu dalam
didalam membran sel bakteri ataupun menentukan formula yang optimum
dengan cara menghambat salah satu pada suatu sediaan.
kerja dari enzim yang ada pada Berdasarkan latar belakang di
bakteri, dimana enzim pada bakteri atas peneliti tertarik untuk
berfungsi untuk biosentesis asam mengetahui konsentrasi yang
lemak(1) optimum pada gelling agent HPMC
Pada saat ini telah mulai dan Karbopol yang akan
dikembangkan penggunaan obat- diformulasikan dalam bentuk sediaan
obatan yang berasal dari bahan alam gel antiseptik ekstrak etanol daun
yang aman dan mempunyai efek beluntas (Pluchea indica L.).
samping yang tidak berbahaya, Salah METODE
Bahan.
satunya pada penggunaan daun
Natrium klorida (NaCl) 0,9%,
beluntas (Pluchea Indica L.) sebagai
HPMC, Karbopol, TEA, Gliserin,
antibakteri. berdasarkan penelitian
natrium metabisulfit, Amil alkohol,
yang dilakukan oleh Rompas(4)
Serbuk magnesium, asam klorida 2N,
mengatakan bahwa ekstrak etanol
media MHA, MSA, BHI, Antibiotik
daun beluntas mempunyai aktivitas
penghambatan terhadap bakteri

328
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 3(2) Desember 2020 (327-336)
Muhammad Dienulloh Qasyfur Rohman
p-ISSN 2621-3184 ; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v3i2.566

ciprofloxacin, bakteri Staphylococcus antara campuran pertama dan


aureus. campuran kedua, digerus hingga
Pengolahan Sampel homogen, serta ditambahkan akuades,
hingga volume yang dikhendaki.
Daun beluntas dipisahkan dari
Uji sifat fisik
tangkai, batang dan akarnya.
Uji homogenitas
Selanjutnya dibersihkan dari sisa-sisa
Pengujian homogenitas
tanah, kotoran dan dicuci dengan air
dilakukan dengan cara timbang
yang bersih dan mengalir.
sediaan gel sebanyak 0,5-1g.
Selanjutnya dikeringkan dan diayak
pengamatan tekstur sediaan gel
dengan ayakan mesh no. 30.
antiseptik, standar SNI 06-2588 untuk
Ekstraksi Sampel
uji homogenitas sediaan gel tidak
Serbuk daun beluntas
boleh terdapat bulir maupun
sebanyak 250 gram dimaserasi
gumpalan saat sediaan ditindih
menggunakan pelarut etanol 80%
dengan plat kaca(7)
hingga terendam seluruhnya,
Uji pH
kemudian ditutup dan didiamkan
stik pH meter dicelupkan
selama 24 jam. Maserat hasil
kedalam sampel gel yang telah
evaporator dipekatkan menggunakan
diencerkan. Bandingkan dengan
waterbath.
Standar SNI 06-2588
Pembuatan sediaan gel antiseptik
Uji daya sebar
Basis (HPMC dan Karbopol)
Sediaan ditimbang sebanyak
dikembangkan terlebih dahulu
0,5 gram, diletakkan pada plat kaca
dengan akuades panas (Bagian
dan ditindih menggunakan plat kaca
pertama), Natrium metabisulfit
selama 1 menit. dilakukan
dilarutkan dalam sebagian gliserin.
pengukuran diameter sediaan
Setelah itu, ditambahkan Ekstrak
menggunakan jangka sorong
daun beluntas dan TEA, selanjutnya
sebanyak tiga sisi (vertical,
ditambahkan sisa gliserin dan diaduk
horizontal, dan diagonal). tahap
hingga homogen (Bagian kedua).
berikutnya sediaan ditindih kembali
Selanjutnya dilakukan pencampuran

329
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 3(2) Desember 2020 (327-336)
Muhammad Dienulloh Qasyfur Rohman
p-ISSN 2621-3184 ; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v3i2.566

dengan beban sebesar 150 gram Verifikasi formula optimum


selama 1 menit. Standar SNI 06-2588 Verifikasi formula optimum
untuk uji daya sebar sediaan gel dilakukan untuk membandingkan
berkisar antara 50-70 mm(7) antara hasil prediksi dari software
Uji viskositas design expert dengan hasil pengujian
Penentuan nilai viskositas sifat fisik yang dilakukan tanpa
sediaan gel menggunakan viscotester menggunakan Software design
seri VT 04,.(8) expert.
Uji konsistensi Pengujian Aktivitas Antibakteri
sentrifus, dengan kecepatan Pengecatan gram
3000 rpm selama 5-10 menit. Standar Biakan bakteri diberi larutan
SNI 06-2588 untuk pengujian gram A,B,C dan D setelah 2 menit
konsistensi sediaan gel harus buang sisa cat dan dicuci pada air
mempunyai konsistensi bentuk yang mengalir amati pada lensa
semisolid(7) obyektif 100x(11).
Penentuan formula optimum Identifikasi pada media MSA
Penentuan formula optimum Staphylococcus aureus
sediaan gel antiseptik menggunakan kedalam media MSA secara streak
software design expert 11 (9) plate. Setelah itu, diinkubasi pada
Uji stabilitas sediaan gel antiseptik suhu 37˚C Selama 18-24 jam, adanya
Pengujian stabilitas sediaan pertumbuhan koloni bakteri
gel antiseptik dilakukan secara freeze Staphylococcs aureus yang ditandai
thaw sebanyak 3 siklus, setiap perubahan warna media dari warna
siklusnya sediaan ditempatkan pada merah hingga kuning(12).
suhu 4oC dan 40oC, selama 24 jam Uji katalase
pada masing-masing suhu. Setiap Koloni yang berwarna kuning
berakhirnya 1 siklus dilakukan diambil dari media MSA dengan
pengujian Homogenitas, uji pH, uji menggunakan ose yang selanjutnya
daya sebar, uji viskositas, uji dicampur dengan satu tetes
konsistensi(10) H2O2pada objek glass. Setelah itu

330
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 3(2) Desember 2020 (327-336)
Muhammad Dienulloh Qasyfur Rohman
p-ISSN 2621-3184 ; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v3i2.566

dilakukan pengamatan adanya bakteri dibandingkan kekeruhannya dengan


Staphylococcus aureus ditandai standar 0,5% McFarland atau
dengan munculnya gelembung gas(13). sebanding dengan jumlah bakteri 105
Uji koagulase (CFU)/ml.
2-3 ohse NaCl 0,9 %. HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE
Kemudian ditambahkan 1 tetes
Optimasi formula sediaan gel
Plasma citrat. setelah itu, campur dan
antiseptik menggunakan metode
homogenkan Hasil dikatakan positif
Simplex lattice design, kemudian
jika terjadi aglutinasi atau
pada pengujian aktivitas antibakteri
pengumpalan.
mengunakan metode sumuran.
Persiapan suspensi bakteri
Formula sediaan gel antiseptik
disuspensikan pada Nacl
disajikan pada Tabel 1.
0,9%. Setelah itu, suspensi bakteri
Tabel 1. Formulasi sediaan gel antiseptik
Komposisi (gram)
Bahan
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8
Ekstrak Daun 1 1 1 1 1 1 1 1
Beluntas
HPMC 4 3,75 4,5 4 3,5 4,5 3,5 4,25
Karbopol 1 1,25 0,5 1 1,5 0,5 1,5 0,75
TEA 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
Gliserin 5 5 5 5 5 5 5 5
Na Metabisulfit 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
Aquades Ad Ad Ad Ad Ad Ad Ad Ad
100 100 100 100 100 100 100 100

Tabel 2. Hasil uji pH, Uji day sebar, Uji Viskositas gel antiseptik
Run Formula pH Daya Sebar (mm) Viskositas (dpa.S)
1 F1 5,8 41 800
2 F2 5,7 42 800
3 F3 6,1 53 500
4 F4 6,3 39 750
5 F5 6,1 48 600
6 F6 6,5 47 800
7 F7 6,5 41 890
8 F8 7,1 48 550

331
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 3(2) Desember 2020 (327-336)
Muhammad Dienulloh Qasyfur Rohman
p-ISSN 2621-3184 ; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v3i2.566

Tabel 3. Hasil uji stabilitas sediaan gel antiseptik terhadap uji pH, Uji daya sebar

Siklus pH Daya Sebar(mm) Viskositas(dpa.S)

1 5 5,0 630
2 5 5,1 420
3 5 5,1 420

Tabel 4. Perbandingan hasil prediksi formula optimum dengan hasil percobaan.


Respon Prediksi SLD Hasil Percobaan Sig. (2 tailed) Kesimpulan
Uji pH 6,32 5 0,081 Tidak berbeda
bermakna
Uji Daya Sebar (mm) 47,34 49,3 0,055 Tidak berbeda
bermakna
Viskositas (dpa.S) 641,25 600 0,065 Tidak berbeda
bermakna

Tabel 5. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri sediaan gel antiseptik ekstrak etanol daun beluntas
Perlakuan Zona hambat (mm) K (+) (mm) K (-)(mm)
Replikasi I 17,2 28,5 0
Replikasi II 17,3 29,5 0
Replikasi III 18,5 31,8 0
Rata-rata 17,6 29,9 0

Uji homogenitas maka semakin tinggi nilai pH yang


Pada Pengujian homogenitas dihasilkan(14).
didapatkan hasil tidak terdapat bulir Uji daya sebar
maupun gumpalan pada sediaan gel(7). Hasil yang didapatkan bahwa
Uji pH adanya hubungan antara daya sebar
Berdasarkan tabel 2, terhadap meningkatnya konsentrasi
didapatkan hasil dari pengujian 8 HPMC dan Karbopol yang
formula yang cukup signifikan pada digunakan. Semakin tinggi
peningkatan konsentrasi HPMC yang konsentrasi HPMC dan Karbopol
digunakan. Semakin tinggi yang digunakan akan menyebabkan
konsentrasi HPMC yang digunakan daya sebar dari sediaan gel yang
dihasilkan akan menurun.

332
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 3(2) Desember 2020 (327-336)
Muhammad Dienulloh Qasyfur Rohman
p-ISSN 2621-3184 ; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v3i2.566

uji Viskositas nilai pH yang dihasilkan maka dapat


Pengujian viskositas suatu disimpulkan bahwa pada formula
sediaan sangat berhubungan dengan optimum mempunyai stabilitas yang
kemampuan suatu sediaan untuk baik serta tidak dipengaruhi oleh
mengalir, dimana viskositas memiliki perubahan temperatur.
hubungan yang berbanding terbalik Pada uji daya sebar sediaan
terhadap daya sebar. gel antiseptik didapatkan hasil uji
Uji konsistensi daya sebar yang semakin meningkat
Hasil yang didapatkan sediaan selama proses penyimpanan pada
yang dibuat memenuhi persyaratan setiap siklusnya, dimana hasil ini
pada uji konsistensi dan tetap terjadi ketidakstabilan daya sebar gel
memiliki konsistensi semi solid antiseptik selama proses uji stabilitas
setelah diberikan perlakuan(15). sediaan gel.
Penentuan formula optimum Hasil uji konsistensi sediaan
Formula optimum yang gel antiseptik pada setiap siklusnya
didapatkan pada software design tidak mengalami perubahan sehingga
expert memberikan 1 solusi formula dapat disimpulkan formula optimum
optimum yang sesuai dengan kriteria sediaan gel antiseptik memiliki
yang diinginkan yaitu pada kombinasi konsistensi yang baik selama proses
HPMC 4,5% dan Karbopol 0,5% penyimpanan.
dengan nilai desirability sebesar Verifikasi formula optimum
0,829 (9). Pada verifikasi formula
Uji stabilitas sediaan gel antiseptik optimum didapatkan hasil bahwa
Pada uji stabilitas yang telah tidak ada perbedaan yang bermakna
dilakukan sebanyak 3 siklus. Hasil antara hasil prediksi dengan hasil
pengujian 3 siklus pada formula percobaan.
optimum tidak didapati terjadinya Identifikasi Bakteri Staphylococcus
perubahan warna, bau, dan bentuk. aureus
Pengujian pH pada formula Perwarnaan gram
optimum tidak mengalami perubahan

333
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 3(2) Desember 2020 (327-336)
Muhammad Dienulloh Qasyfur Rohman
p-ISSN 2621-3184 ; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v3i2.566

Hasil pengecatan pada ditandai dengan adanya gumpalan


penelitian didapatkan hasil yang yang terbentuk.
sesuai dengan ciri-ciri yang ada pada Pengujian aktivitas zona hambat
bakteri Staphyloccus aureus yaitu Hasil yang didapatkan pada
berwarna ungu dan memiliki bentuk pengujian aktivitas antibakteri dengan
coccus dan bergerombol. Warna ungu formula optimum didapatkan zona
yang terbentuk disebabkan oleh hambat radikal. Hal ini sesuai dengan
bakteri yang mempertahankan warna penelitian yang telah dilakukan oleh
pertama yaitu kristal violet (16). Manu(17) yang menyatakan bahwa
Identifikasi pada media MSA ekstrak etanol daun beluntas memiliki
Media MSA merupakan aktivitas penghambatan terhadap
media yang dapat digunakan untuk bakteri Staphylococcus aureus. (18).
mengidentifikasi bakteri kemampuan penghambatan
Staphylococcus aureus Hasil yang yang dimiliki oleh ekstrak etanol daun
didapatkan positif adanya bakteri beluntas karena pada daun beluntas
Staphylococcus aureus karena media memiliki senyawa flavonoid
yang digunakan berubah warna Senyawa flavonoid merupakan
menjadi kuning. senyawa suatu senyawa yang
Uji katalase mempunyai mekanisme kerja dengan
Bertujuan untuk membedakan cara membentuk senyawa komplek
bakteri Staphylococcus aureus dengan dinding sel bakteri, (19).
dengan bakteri lainnya. Hasil positif Analisis statistik sediaan gel
ditandai dengan adanya gelembung antiseptik ekstrak etanol daun
yang menandakan bahwa koloni beluntas menggunakan independen t-
tersebut merupakan bakteri test didapatkan hasil yang berbeda
Staphylococcus.(12). signifikan dengan nilai signifikansi <
Uji Koagulase 0,05. Oleh sebab itu, dapat
Uji koagulase didapatkan hasil positif disimpulkan bahwa daya hambat
bakteri Staphylococcus aureus yang yang dimiliki oleh sediaan gel
antiseptik memiliki perbedaan yang

334
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 3(2) Desember 2020 (327-336)
Muhammad Dienulloh Qasyfur Rohman
p-ISSN 2621-3184 ; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v3i2.566

signifikan dengan kontrol positif Senyawa 1,5-bis(3’-etoksi-4’-


hidroksifenil)-1,4-pentadien-3-on,
ciprofloxacin dalam kemampuan
JIFI . 2015. 13(1) : 45-49.
penghambatan terhadap bakteri 3. Rompas, A, W, M., 2014,
Pengaruh Variasi CMC-Na
Staphylococcus aureus.
Sebagai Gelling Agent Terhadap
KESIMPULAN Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik
Sediaan Sabun Cuci Tangan
1. Pada komposisi HPMC dan
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
Karbopol dengan konsentrasi Beluntas (Pluchea indica (L.)
Less), Skripsi, Fakultas Farmasi
(4,5%:0,5%) telah memenuhi
Universitas Sanata Dharma,
persyaratan pada uji homogenitas, Yogyakarta.
4. Widyawati, P, S, C, H., Wijaya, P,
pH, daya sebar, viskositas,
S., Hardjosworo, dan D, Satuhi.,
konsistensi dan uji stabilitas. 2013, Aktivitas Antioksidan
Berbagai Fraksi dan Ekstrak
2. Pada formula optimum sediaan gel
Metanolik Daun Beluntas (Pluche
antiseptik ekstrak etanol daun indica Less). Agritech 32(3): 249-
257.
beluntas didapatkan zona hambat
5. Murdiyani, R.A., 2013, Optimasi
terhadap bakteri Staphylococcus Kombinasi Karbopol dan HMPC
(Hidroksipropil Metil Selulosa)
aureus dengan rata-rata zona hambat
Terhadap Efektivitas Gel
sebesar 17,66 mm lebih kecil Antiseptik Ekstrak Metanol Daun
Kesum (Polygonumminus Huds)
dibandingkan dengan kontrol positif.
Dengan Metode Simplex Lattice
DAFTAR PUSTAKA DesigN, (Skripsi), Fakultas
1. Manarisip, T., Yamelan V.Y Kedokteran, Universitas
Paulina., Lolo Astuty Widya., Tanjungpura, Pontianak.
2019, Formulasi dan Uji 6. Ningsih, R.D., Purwati, P.,
Efektivitas Antibakteri Sediaan Zusfahair, Z., Nurdin, A., 2019,
Gel Ekstrak Etanol Daun Kersen Hand Sanitizer Ekstrak Metanol
(Muntingiacalabura L.) Sebagai Daun Mangga Arumanis
Antiseptik Tangan Vol 8 (3), 166. (Mangifera indica L.) Vol.15(1),
2. Asngad, Aminah., R, Bagus, 13-14.
Aprilia., Novitasari., 2018, 7. Rodhiya, A, N., 2016, Formulasi
Kualitas Gel Pembersih Tangan Sediaan Gel Hand sanitizer
(Handsanitizer) dari Ekstrak Ekstrak Etanol Daun Ashitaba
Batang Pisang dengan (Angelica keiskei) Dengan
Penambahan Alkohol, Triloksan Variasi Basis Carbopol, 940 dan
dan Gliserin yang Berbeda CMC-Na.
Dosisnya. Vol 4. No 2. Mumpuni, 8. Tambunan, S., Sulaiman,
E., Rahayu, L., Nurrochmad, A. Saifullah, Nanda, Teuku., 2018,
Toksisitas dan Antiinflamasi Formulasi Gel Minyak Atsri Sereh

335
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 3(2) Desember 2020 (327-336)
Muhammad Dienulloh Qasyfur Rohman
p-ISSN 2621-3184 ; e-ISSN 2621-4032
doi: 10.36387/jifi.v3i2.566

dengan Basis HPMC dan Karbopol Girimulyo, Kulonprogo,


Vol 14 (2), 89. Yogyakarta, Jurnal Sain Veteriner
9. Syaiful, Dewi, Sartika., 2016, 31:2. 140-141.
Formulasi dan Uji Stabilitas Gel 16. Ratna, Radjani, Sakti, M.,
Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum 2013, Aktivitas Antibakteri
sanctum L.) Sebagai Sediaan Hand Ekstrak Etanol Daun Beluntas
Sanitizer, (Skripsi). Fakultas (Pluchea indica L.) Terhadap
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Staphylococcus aureus, Bacillus
Universitas Islam Negeri Alaudin subtilis Dan Pseudomonas
Makasar. aeruginosa, Vol. 2 No.1 (2013).
10. Waluyo, L., 2010. Teknik 17. Kementrian Kesehatan
Metode Dasar Mikrobiologi. Republik Indonesia. Riset
UMM Press. Malang. Kesehatan Dasar. Kementrian
11. Toelle, Neliyani, Novianti., Kesehatan RI. Jakarta; 2010.
Lenda, Viktor., 2014, Identifikasi 18. Rendra, A, 2011, Uji Potensi
dan Karakteristik Staphylococcus Ekstrak Etanol Daun Beluntas
Sp. dan Streptococcus Sp. Dari (Pluchea indica) sebagai
Infeksi Ovarium Pada Ayam Antimikroba terhadap Bakteri
Petelur Komersial, Vol. 1, No. Escheria coli secara in vitro.
7,32-37. (tugas akhir). Fakultas Kedokteran
12. Iman, E.R.S., Ratih, R., Universitas Brawijaya
Hasutji, E.N., Suryanie., Wiwiek, 19. Saifudin, Aziz. 2014. Senyawa
T dan Sri, C. 2011. Buku Ajar Alam Metabolit Sekunder Teori,
Mikrobiologi Veteriner I. Konsep, dan Teknik
Airlangga University Press: Pemurnian.Yogyakarta:Deepublis
Surabaya. h
13. Ardana, Mirhansyah., Aeyn,
Vebry., Ibrahim A., 2015,
Formulasi dan Optimasi Basis Gel
HPMC (HYDROXY PROPYL
METHYL CELLULOSE) Dengan
Berbagai Variasi Konsentrasi. Vol
3. No 2.
14. Djajadisastra, J., Mun’im, A.
and NP, D., 2009, Formulasi Gel
Topikal Dari Ekstrak Nerii Folium
Dalam Sediaan Anti Jerawat,
Jurnal Farmasi Indonesia, 4(4),
210-216.
15. Dewi, K.A., 2013, Isolasi,
Identifikasi dan Uji Sensitivitas
Staphylococcus aureus terhadap
Amoxicillin dari Sampel Susu
Kambing Peranakan Ettawa (PE)
Penderita Mastitis di Wilayah

336

Anda mungkin juga menyukai