Anda di halaman 1dari 14

PHARMACY, Vol.10 No.

01 Juli 2013 ISSN 1693-3591

FORMULASI LOTION EKSTRAK RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb) DENGAN


VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR DAN UJI IRITASINYA

Adi Garnadi Rahman, Ika Yuni Astuti, Binar Asrining Dhiani

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Jl. Raya Dukuhwaluh, PO BOX 202, Purwokerto 53182
Email: rahmanadi10@yahoo.co.id (Adi Garnadi Rahman)

ABSTRAK

Dilihat dari berbagai manfaat bangle, yaitu sebagai antibakteri dan antiinflamasi serta
memiliki efek astringent, maka rimpang bangle sangat potensial untuk dikembangkan
menjadi suatu sediaan farmasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk formulasi lotion
ekstrak etanol rimpang bangle dan menguji sifat fisik serta uji iritasinya terhadap kulit.
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Penelitian menggunakan 3 formula
dengan konsentrasi ekstrak rimpang bangle 6,75%, variasi konsentrasi trietanolamin
yaitu 0,4%, 0,45%, dan 0,5% untuk formula I, II, dan III. Kontrol negatif menggunakan
trietanolamin 0,5% tanpa ekstrak rimpang bangle. Lotion diuji sifat fisiknya meliputi uji
pH, viskositas, homogenitas, kestabilan, daya sebar, dan daya lekat. Lotion kemudian
diuji iritasinya dengan mengoleskan lotion pada 3 ekor kelinci yang di stripping dan 3
ekor kelinci non stripping. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANAVA satu arah
dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lotion ekstrak
rimpang bangle 6,75% pada semua formula stabil secara fisik berdasarkan parameter
pH, viskositas, homogenitas, kestabilan, daya sebar, dan daya lekat. Perbedaan
konsentrasi trietanolamin ternyata tidak berpengaruh pada sifat fisik. Lotion ekstrak
bangle dengan emulgator trietanolamin diketahui tidak mengiritasi kulit.

Kata kunci: ekstrak rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb), trietanolamin, lotion.

ABSTRACT

Based on the various benefit of bangle, anti-bacterial and anti-inflammatory effects and
its astringent effect, the rhizome of bangle potential to be developed as a lotion.This
research were aimed to formulate ethanolic extract of bangle rhizome lotion, examine its
physical characteristic and also irritation test against the skin. Extraction was carried out
by maceration method. Research used 3 formulas contain 6.75% bangle extract with
variation of triethanolamine concentration, they were 0.4%, 0.45%, and 0.5% for
formula I, II and III. Negative control used 0.5% triethanolamine without bangle rhizome
extract. Lotion was examined physical characteristic (pH, viscosity, homogenity, stability,
dispersive and adhesive). Lotion was also examined for irritation test by applying lotion
on three stripping rabbits and on three non-stripping rabbits. Obtained data was
analyzed using one way ANOVA with level of convidence 95%. Research result indicated
that lotion of 6.75% bangle rhizome extract is physically stable based on the parameters
of pH, viscosity, homogeneity, stability, dispersive, and adhesive. Triethanolamine

41
PHARMACY, Vol.10 No. 01 Juli 2013 ISSN 1693-3591

concentration difference did not affect the physical properties. Extract lotion bangle with
triethanolamine as the emulsifier be discovered did not irritate the skin.

Key words: bangle rhizome extract (Zingiber purpureum Roxb), triethanolamine, lotion.

42
PHARMACY, Vol.10 No. 01 Juli 2013 ISSN 1693-3591

Pendahuluan dkk., 1986), antibakteri dan efek


Meningkatnya keinginan antiinflamasinya (Ozaki dkk., 1991),
masyarakat untuk menggunakan bahan rimpang bangle sangat potensial untuk
alam ditanggapi dengan banyaknya dikembangkan menjadi suatu sediaan
produk bahan aktif tanaman untuk farmasi.
perawatan kesehatan, kosmetik dan Komponen utama dari emulsi
pencegahan penyakit. Dari sekian lotion adalah fase berair dan berminyak.
banyak tumbuhan obat di Indonesia Untuk mencegah pemisahan dua fase
yang potensial untuk digunakan sebagai maka ditambahkan emulgator. Formulasi
obat, salah satu di antaranya adalah lotion dibuat dengan memvariasikan
bangle (Zingiber purpureum Roxb). konsentrasi trietanolamin. Trietanolamin
Bangle adalah salah satu (TEA) mempunyai rumus molekul
tanaman yang banyak tumbuh di C6H15NO3 dengan bobot molekul 149,188
Indonesia, tetapi belum dikembangkan g/mol, berfungsi sebagai agen pengalkali
menjadi produk yang bernilai ekonomis, lotion, juga sebagai agen pengemulsi
padahal tanaman ini mempunyai (Rowe dkk., 2003). Meskipun secara
manfaat yang banyak bagi kesehatan. umum tidak meracuni bahan sediaan,
Berdasarkan penelitian yang telah trietanolamin bisa mengakibatkan reaksi
dilakukan, bangle mempunyai beberapa hipersensitif atau iritasi pada kulit jika
aktivitas, di antaranya sebagai dimasukkan dalam formulasi sediaan
antibakteri dengan Konsentrasi Hambat secara berlebihan (Rowe dkk., 2003).
Minimum (KHM) 12,5% dan Konsentrasi Setelah mendapatkan formula yang
Bunuh Minimum (KBM) 25% (Gunardi memiliki karakteristik fisikokimia lotion
dkk., 2009), antinyeri dan antiradang yang paling baik, selanjutnya dilakukan
(Ozaki dkk.,1991), antioksidan (Vankar uji iritasi primer pada kelinci untuk
dkk.,2006), relaksan otot, memberikan mengetahui keamanan lotion jika
efek dingin (astringent), antihistamin digunakan pada kulit manusia.
(Piromrat dkk., 1986), antijamur (Ficker
dkk., 2003; Ayuningtyas, 2008), dan Metode Penelitian
imunomodulator (Chairul dan Pratiwi, Alat
2008). Dilihat dari manfaatnya untuk Seperangkat alat maserasi,
®
kulit, terutama efek astringent (Piromrat rotary evaporator (Ika werke HB4 basic,

43
PHARMACY, Vol.10 No. 01 Juli 2013 ISSN 1693-3591

China), neraca analitik (Shimadzu AUY- matahari, dengan alas tikar (Anonim,
2200, Japan), Viskometer Brookfield DV- 1985) tetapi karena pengeringan di
E (USA), pH meter digital (744 pH meter panas matahari tidak optimal, maka
Metrom, Swiss), pH stick dan alat-alat pengeringan dilakukan di lemari
gelas. pengering dengan suhu 40 ˚C. Setelah
Bahan didapatkan simplisia rimpang bangle
Bahan utama adalah tanaman yang kering, kemudian digiling dan
bangle. Bahan kimia yang digunakan jika diayak dengan pengayak No. 40 untuk
tidak dinyatakan lain berkualitas mendapatkan serbuk simplisia.
farmasetis dan didapatkan dari Pembuatan Ekstrak Etanol Bangle
Bratachem, Indonesia. Bahan kimia Ekstrak dibuat dengan cara
tersebut adalah etanol 70% teknis, air maserasi menggunakan etanol 70%.
suling, karbomer, asetil alkohol, minyak Sebanyak 300 gram serbuk kering
zaitun, asam stearat, propil paraben, rimpang bangle dimasukkan ke dalam
trietanolamin, metil paraben, gliserin, maserator, ditambah 2.250 mL etanol
dinatrii edetat dan hewan uji kelinci 70%, direndam selama 30 menit sambil
putih jantan lokal yang didapatkan dari diaduk, kemudian didiamkan sampai 24
Rumah Pemeliharaan Kelinci di Desa jam. Maserat dipisahkan dan proses
Purwosari, Kecamatan Baturraden, diulang sekali dengan jenis dan jumlah
Kabupaten Banyumas. pelarut 1.500 mL. Semua maserat
Prosedur Penelitian dikumpulkan dan diuapkan dengan
Pengambilan Bahan penguap vakum hingga diperoleh ekstrak
Bahan diperoleh dari daerah kental (Anonim, 1986).
Desa Karang Pucung, Purwokerto dan Pembuatan Lotion
dilakukan determinasi di Laboratorium Lotion dibuat dengan formulasi
Botani dan Genetika, Universitas sesuai dengan yang ditampilkan pada
Muhammadiyah Purwokerto. Tabel 1. Bahan-bahan A dipanaskan
Pembuatan Simplisia dengan pengadukan hingga larut pada
Rimpang bangle dicuci, ditiriskan suhu 70-82 oC, bahan-bahan B digerus
kemudian diiris-iris melintang dengan pada mortir panas sampai larut dan
ketebalan antara 2 mm sampai 5 mm. homogen. Tambahkan bahan A ke
Selanjutnya dikeringkan dipanas bahan B secara perlahan sambil diaduk.

44
PHARMACY, Vol.10 No. 01 Juli 2013 ISSN 1693-3591

Lanjutkan pengadukan sampai terbentuk untuk mendapatkan 100 g dari lotion


o
emulsi pada suhu ruangan (15-30 C). (FDA, 2003).
Lalu tambahkan akuabides secukupnya

Tabel 1. Formula lotion bangle (Hahn dkk., 1998)

Komposisi
Bahan I II III KN
Bahan A :
Ekstrak Bangle 6,75% 6,75% 6,75% -
Minyak Zaitun 5% 5% 5% 5%
Setil Alkohol 0,8% 0,8% 0,8% 0,8%
Asam Stearat 1% 1% 1% 1%
Propil Paraben 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%
Bahan B :
Karbomer 0,3% 0,3% 0,3% 0.3%
Metil Paraben 0,1% 0,1% 0,1% 0,1%
Disodium Edetat 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%
Gliserin 5% 5% 5% 5%
Trietanolamin 0,4% 0,45% 0,5% 0,5%*
Akuades Ad 100 mL Ad 100 mL Ad 100 mL Ad 100 mL
Keterangan:
- Range konsentrasi TEA sebagai emulsifying agent adalah 0,1 – 0,5%
- KN : kontrol negatif (tanpa ekstrak bangle)
- * : dibuat setelah didapatkan formulasi lotion terbaik

Uji Sifat Fisis Lotion Ekstrak Rimpang pada suhu ruang selama 4 minggu
Bangle
setiap 1 minggu sekali (Jufri dkk.,
a. Pengamatan organoleptis
2006).
Pengamatan meliputi
c. Uji viskositas lotion
pengamatan perubahan-perubahan
Pengamatan viskositas dilakukan
bentuk, warna, dan bau yang terjadi
selama 1 bulan pada minggu I dan
pada tiap rentang waktu tertentu
minggu ke IV (Jufri dkk., 2006).
selama 30 hari.
Viskositas tersebut diuji
b. Pengukuran pH
menggunakan Viskometer Brookfield
Pengukuran pH menggunakan
DV-E dengan spindle No. 69 dan
alat pH stick. pH stick dicelupkan ke
kecepatan 1,5 rpm. Uji viskositas
dalam sediaan lotion kemudian
dilakukan di Laboratorium Teknologi,
didiamkan sesaat dan warna yang
Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran
timbul disesuaikan dengan warna
pada alat. Pengukuran dilakukan

45
PHARMACY, Vol.10 No. 01 Juli 2013 ISSN 1693-3591

dan Ilmu Kesehatan, Universitas berulang sampai didapat diameter


Jenderal Soedirman Purwokerto. sebar yang konstan. Dilakukan
d. Uji kestabilan lotion dengan replikasi 3 kali (Lestari, 2002).
Lotion diuji kestabilannya g. Uji daya lekat
dengan cara penyimpanan pada suhu Lotion rimpang bangle yang akan
o
kamar (27 C), suhu rendah/freeze- diuji diambil sebanyak 1 mL
thaw (4 oC) dan diamati terjadinya kemudian dioleskan pada sebuah plat
creaming, perubahan kejernihan, kaca, kedua plat ditempelkan sampai
bau, dan warna. Pengamatan menyatu kemudian ditekan dengan
kestabilan dilakukan selama 4 minggu beban seberat 1 kg selama 5 menit
setiap 1 minggu sekali (Jufri dkk., setelah itu beban dilepas, lalu diberi
2006). beban pelepasan 80 gram untuk
e. Uji homogenitas lotion pengujian, dicatat waktu sampai
Lotion diambil pada masing- kedua plat saling lepas. Dilakukan
masing formula secukupnya replikasi 3 kali (Lestari, 2002).
kemudian dioleskan pada plat kaca, h. Uji iritasi primer
diraba, dan digosokkan, massa lotion Uji iritasi primer dilakukan pada
harus menunjukkan susunan setiap formula lotion yang dibuat
homogen yaitu tidak terasa adanya berdasar prosedur berikut:
bahan padat pada kaca (Lestari, 1) Pemilihan hewan uji
2002). Hewan uji yang dipilih adalah
f. Uji daya sebar kelinci putih lokal jantan. Kelinci
Lotion sebanyak 0,5 mL merupakan hewan yang telah
diletakkan di tengah alat dengan digunakan secara luas untuk deteksi
diameter 15 cm, kaca yang satu sifat-sifat iritan dari zat kimia
diletakkan di atasnya dibiarkan (Loomis, 1978). Kelinci yang
selama 1 menit. Selanjutnya diameter digunakan sebanyak enam ekor, dan
lotion yang menyebar diukur, dibagi dalam 2 kelompok yang sama
ditambahkan 50 gram beban yaitu kelompok kulit normal dan
tambahan, diamkan selama 1 menit, kelompok kulit lecet. Cara
dan diukur diameter lotion yang melecetkannya yaitu dengan
menyebar. Hal tersebut dilakukan stripping.

46
PHARMACY, Vol.10 No. 01 Juli 2013 ISSN 1693-3591

2) Penetapan dosis senyawa uji yang menempel. Gejala


Dosis yang digunakan dalam toksik yang timbul yang diamati yaitu
penelitian ini berpatokan pada 0,5 mL iritasi primer yang berupa eritema
untuk bahan yang berupa cairan dan dan edema selama 24, 48, dan 72 jam
0,5 gram untuk bahan yang (OECD, 2002).
berbentuk padat untuk 1x1 inci kulit 5) Pembacaan hasil dan pemberian
scoring
(2,54 cm x 2,54 cm) (Lu, 1995; OECD,
Pada waktu pengamatan gejala
2002).
toksik iritasi primer, maka iritasi
3) Pencukuran hewan uji
dibaca berupa edema dan eritema.
Bulu pada punggung kelinci
Kemudian dari tingkat iritasi yang
dicukur dengan hati-hati untuk
timbul diberi skor sesuai tabel
mendapatkan area uji yang diinginkan
evaluasi reaksi kulit.
yang akan digunakan untuk uji iritasi
6) Perhitungan indeks iritasi primer
primer. Karena punggung kelinci luas
Rumus perhitungan indeks iritasi
maka untuk satu ekor kelinci
primer (Lu, 1995)
digunakan untuk tiga area uji,
Iritasi primer kulit lecet :
masing-masing 1 inci persegi (Lu,
Indeks iritasi primer = iritasi primer
1995).
kulit normal + iritasi primer kulit
4) Pemejanan senyawa uji
lecet.
Sebelum dioleskan bahan uji,
Penggolongan potensi iritasi
kulit kelinci dibersihkan pelan-pelan
produk Indeks iritasi primer yang
menggunakan kapas bersih yang
dihitung digunakan sebagai dasar
dibasahi akuades. Setelah kassa
untuk mengelompokkan suatu
dioleskan bahan uji, kemudian
senyawa uji berdasarkan
ditempelkan pada punggung kelinci
kemampuannya mengiritasi kulit.
dan ditutup dengan plastik tipis dan
Analisis Hasil
plester selama 24 jam. Setelah itu
Data hasil penelitian uji fisik dan
hewan uji dikembalikan ke
uji iritasi formula lotion ekstrak bangle
kandangnya dan hari berikutnya pada
dianalisis secara statistik dengan
jam yang sama dengan pemejanan,
menggunakan metode ANAVA (Analisis
plester dibuka dan kulit hewan uji
Varian) dengan progam analisis statistik
dibersihkan dengan akuades dari sisa

47
PHARMACY, Vol.10 No. 01 Juli 2013 ISSN 1693-3591

dengan tingkat kepercayaan 95% untuk terhadap sifat fisik masing-masing


mengetahui pengaruh emulgator formulasi sediaan lotion ekstrak bangle.

Tabel 2. Evaluasi reaksi kulit (Lu, 1995)

1. Eritema dan pembentukan kerak Skor


Tanpa eritema 0
Eritema sangat sedikit (hampir tidak ada) 1
Eritema berbatas jelas 2
Eritema moderat sampai berat 3
Eritema berat (merah bit) sampai sedikit membentuk kerak (luka) 4
Total skor eritema yang mungkin 4
2. Pembentukan edema Skor
Tanpa edema 0
Edema sangat sedikit (hampir tidak tampak) 1
Edema sedikit (tepi daerah berbatas jelas) 2
Edema moderat (tepi naik kira-kira 1 mm) 3
Edema berat (naik lebih dari 1 mm dan meluas keluar daerah pemejanan) 4
Total skor edema yang mungkin 4

Tabel 3. Rumus perhitungan indeks iritasi primer (Lu, 1995)

1. Iritasi primer kulit normal


Eri 24 jam+eri 48 jam+eri 72 jam+ede 24 jam+ede 48 jam+ede 72 jam
6
2. Iritasi primer kulit lecet
Eri 24 jam+eri 48 jam+eri 72 jam+ede 24 jam+ede 48 jam+ede 72 jam
6
Keterangan: Eri = eritema Ede = edema

Tabel 4. Kategori sifat mengiritasi berdasarkan rata-rata gabungan indeks iritasi primer
senyawa kimia (Lu, 1995)

Indeks iritasi primer Golongan senyawa


<2 Hanya sedikit merangsang
2-5 Iritan moderat
>6 Iritan berat

Hasil dan Pembahasan rasa yang pahit dengan bobot ekstrak


Pembuatan Ekstrak Etanol Rimpang kental yang diperoleh yaitu sebesar
Bangle
64,74 g dengan rendemen 12,44%.
Ekstrak etanol rimpang bangle
Pembuatan Lotion
yang didapatkan berwarna cokelat
Dari hasil pembuatan lotion
kekuningan, berbau khas bangle dan
rimpang bangle diperoleh suatu bentuk

48
PHARMACY, Vol.10 No. 01 Juli 2013 ISSN 1693-3591

emulsi minyak dalam air dengan penelitian dapat dilihat pada Tabel
emulgator trietanolamin stearat. Garam 4. Dari Tabel 4 tersebut kemudian
trietanolamin stearat terbentuk sebagai didapatkan grafik viskositas untuk
hasil reaksi antara trietanolamin dan minggu I dan minggu IV.
asam stearat. Formula I, formula II, dan Dari grafik pada Gambar 2
formula III didapatkan lotion kental yang terlihat bahwa setelah disimpan 4
berwarna kuning sedangkan kontrol minggu menunjukkan viskositas
negatif didapatkan lotion kental yang lotion yang semakin turun. Pada
berwarna putih karena tidak formula I dan II penurunan
ditambahkan ekstrak rimpang bangle. viskositasnya relatif sama. Terlihat
Uji Sifat Fisis Lotion Ekstrak Rimpang dari hasil uji statistik yang
Bangle
menunjukkan bahwa ada perbedaan
1. Uji pH
viskositas yang signifikan pada
Bertujuan untuk mengamati
minggu I dan minggu IV pada semua
adanya perubahan pH yang mungkin
formula, terlihat dari adanya nilai
terjadi. pH berhubungan dengan
p value < 0,05. Hal ini dapat
stabilitas zat aktif, efektifitas
disebabkan adanya penyerapan air
pengawet dan keadaan kulit
oleh eksipien lain seperti karbomer
(Fajriyah, 2011). Pengukuran pH
yang besifat sineresis (menyerap air)
dilakukan pada rentang waktu 4
(Rowe dkk., 2003).
minggu. Hasil pengukuran pH
Dari hasil analisis di atas dapat
sediaan menunjukkan bahwa selama
diketahui bahwa adanya perbedaan
penyimpanan tidak terjadi
konsentrasi trietanolamin tidak
perubahan pH sediaan untuk
berpengaruh pada viskositas lotion.
formula I, II, III. pH semua formula
Hal tersebut karena trietanolamin
sebesar 7 dan tidak berubah selama
bukan pengental, hanya merupakan
penyimpanan.
emulgator basa sehingga berapapun
2. Uji Viskositas
konsentrasi trietanolamin tidak akan
Pengamatan viskositas dilakukan
berpengaruh pada viskositas sediaan
selama 4 minggu pada minggu I dan
Rowe dkk., 2003).
IV. Data yang diperoleh dari

49
PHARMACY, Vol.10 No. 01 Juli 2013 ISSN 1693-3591

Tabel 5. Hasil pengukuran viskositas

Formula
Minggu
I II III
I 378,33 509 400,33
IV 193,13 176,4 179,47

Gambar 1. Grafik penurunan viskositas lotion.

3. Uji Homogenitas Lotion menunjukkan bahwa perbedaan


Uji homogenitas lotion dilakukan konsentrasi trietanolamin tidak
untuk mengetahui bagaimanakah berpengaruh pada homogenitas
homogenitas dan proses lotion. Selain itu juga menunjukkan
pencampuran masing-masing proses pencampuran tiap bahan
komponen dalam pembuatan lotion pada masing-masing formula telah
(Jufri dkk., 2006). Hal tersebut untuk baik sehingga lotion homogen dan
menjamin bahwa zat aktif yang teksturnya tidak kasar.
terkandung di dalamnya telah 4. Uji Kestabilan Lotion
terdistribusi secara merata. Semua Penyimpanan pada suhu kamar
o
formula homogen, dan tidak (27 °C) dan suhu rendah (4 C)
berubah selama penyimpanan. menunjukkan bahwa ketiga formula
Dari hasil pengamatan yang sediaan lotion tersebut tetap stabil
dilakukan selama 4 minggu, terlihat dan tidak menunjukkan perubahan
bahwa lotion setelah 4 minggu tetap fisik yang berarti. Ketiga formula
homogen dan stabil (tidak terdapat lotion tersebut tetap homogen, tidak
partikel padat) (Gambar 3). Hal ini

50
PHARMACY, Vol.10 No. 01 Juli 2013 ISSN 1693-3591

terjadi creaming, bau dan warnanya daya lekat yang terlalu kuat maka
juga tidak berubah. akan menghambat pernafasan kulit,
Dengan demikian adanya namun apabila daya lekatnya terlalu
perbedaan konsentrasi trietanolamin lemah, maka efek terapi tidak
pada lotion tidak berpengaruh pada tercapai (Voight, 1995). Data yang
stabilitas lotion. diperoleh dari penelitian dapat dilihat
5. Uji Daya Sebar pada Tabel 6.
Uji daya menyebar lotion
Tabel 6. Hasil uji daya sebar lotion
dilakukan untuk mengetahui kualitas
lotion yang dapat menyebar pada Formula Diameter rata-rata
(cm)
kulit dan dengan cepat pula I 9,6
memberikan efek terapinya. Daya II 9,5
III 11,9
sebar yang baik dapat menjamin
pelepasan bahan obat yang Tabel 7. Hasil uji daya lekat lotion

memuaskan (Voight, 1995). Hasil Formula Waktu rata-rata


yang diperoleh dari uji daya sebar (detik)
I 1,17
terlihat pada Tabel 5. II 1,69
Dari analisa statistika III 1,48

menggunakan ANAVA satu arah,


Dari analisa statistika
menunjukkan tidak adanya
menggunakan ANAVA satu arah,
perbedaan yang bermakna antara
menunjukkan tidak adanya
masing-masing formula (p value >
perbedaan yang bermakna antara
0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
masing-masing formula (p value >
adanya perbedaan konsentrasi
0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
trietanolamin tidak berpengaruh
adanya perbedaan konsentrasi
pada daya sebar formula lotion.
trietanolamin juga tidak berpengaruh
6. Uji Daya Lekat
pada daya lekat formula lotion
Uji kelekatan lotion penting
ekstrak bangle.
untuk mengevaluasi sejauh mana
7. Uji Iritasi Primer
lotion dapat menempel pada kulit,
Iritasi primer adalah terjadinya
sehingga efek terapi yang diharapkan
kerusakan lokal yang reversibel dari
bisa tercapai. Bila lotion memiliki

51
PHARMACY, Vol.10 No. 01 Juli 2013 ISSN 1693-3591

kulit setelah penggunaan senyawa edema yang terbentuk pada kulit


kimia tanpa melibatkan sistem imun kelinci yang dijadikan uji coba.
(Gad dan Changelis, 1998). Uji iritasi Hasil iritasi primer dengan
primer penting dilakukan untuk metode stripping maupun
mengetahui tingkat kemampuan nonstripping menghasilkan nilai iritasi
lotion untuk mengiritasi kulit primer pada kulit lecet yang sama
sekaligus untuk mengetahui tingkat dengan nilai pada kulit normal.
keamanan produk lotion yang dibuat Namun, seharusnya ada perbedaan
(Lu, 1995). iritasi primer antara kulit lecet dan
Pada kulit yang normal, lotion kulit normal. Karena pada kulit lecet,
tertahan cukup lama pada lapisan tanduk telah dirusak sehingga
permukaan lapisan tanduk. pada waktu lotion kontak dengan
Sedangkan kulit yang tidak normal permukaan kulit, lotion relatif lebih
diperoleh dari pelecetan kulit dengan cepat menembus lapisan di
cara stripping. Tujuan stripping bawahnya (Olson, 2000). Hal ini
adalah untuk merusak lapisan tanduk terjadi karena kemungkinan pada
sehingga pada waktu lotion kontak waktu proses stripping lapisan
dengan permukaan kulit, lotion relatif tanduknya belum terambil sempurna
lebih cepat menembus lapisan di sehingga masih ada lapisan pelindung
bawahnya (Olson, 2000). Kulit yang pada kulit yang menyebabkan tidak
luka akan lebih banyak mengabsorpsi terjadi iritasi pada kulit lecet.
zat aktif daripada kulit utuh
(Wasitaatmaja, 1997). Kesimpulan
Hasil pengamatan Berdasarkan penelitian yang
memperlihatkan bahwa semua telah dilakukan maka dapat diambil
formulasi lotion yang dibuat tidak kesimpulan bahwa ekstrak bangle dapat
menimbulkan iritasi primer sama diformulasikan sebagai sediaan lotion
sekali dengan ditunjukkannya skor yang stabil secara fisik berdasarkan
eritema 0 dan skor edema 0. Indeks parameter dari pH, viskositas,
iritasi primer juga menghasilkan skor homogenitas, kestabilan, daya sebar,
0. Skor tersebut menggambarkan dan daya lekat. Perbedaan konsentrasi
bahwa tidak ada eritema maupun trietanolamin ternyata tidak

52
PHARMACY, Vol.10 No. 01 Juli 2013 ISSN 1693-3591

berpengaruh pada sifat fisik lotion yang of human pathogenic fungi by


members of Zingiberaceae
meliputi pH, viskositas, homogenitas,
used by the the Kenyah
kestabilan, daya sebar, dan daya lekat. (Indonesian Borneo). Journal of
Ethnopharmacology, 85(2-
Lotion ekstrak bangle dengan emulgator
3):289-293.
trietanolamin tidak mengiritasi kulit.
[FDA] Food and Drug Administration,
2003. Guidance for industry
Daftar Pustaka photosafety testing,
pharmacology toxycology
Anonim, 1985. Cara pembuatan
coordinating committee in the
simplisia. Jakarta: Direktorat
centre for drug evaluation and
Jendral Pengawasan Obat dan
research (CDER) at the FDA, USA:
Makanan.
New Hampsire Avenue.
Anonim, 1986. Sediaan galenika. Jakarta:
Gad, S.C. dan Changelis, C.P., 1998.
Departemen Kesehatan Republik
Acute toxicity testing. Ed ke-2.
Indonesia.
New York: Academic Press.
Ayuningtiyas, D., 2008. Aktivitas minyak
Gunardi, Raharjoyo. L., 2009. Profil
atsiri rimpang bangle (Zingiber
kromatogram dan aktivitas
cassumunar Roxb) terhadap
antibakteri ekstrak etanol
pertumbuhan Malassezia furfur
rimpang bangle (Zingiber
in vitro. Skripsi, Fakultas
cassumunar Roxb) terhadap
Kedokteran Universitas
bakteri Escherichia coli in vitro.
Diponegoro.
Media Medika Indonesiana,
eprints.undip.ac.id/24398/1/(No
Fakultas Kedokteran Universitas
pember 2011).
Diponegoro, Semarang.
Chairul dan Pratiwi, 2008. Uji efektivitas
Hahn, G.S., Thueson. D.O., Quick. T.W.,
imunomodulator tiga Jenis
1998. Formulations and methods
Zingiberaceae secara in vitro
for reducing skin irritation,
melalui pengukuran aktivitas sel
United States Patent. 5,716,625.
magrofag dan Kapasitas
fagositosis. Biodiversitas, 13(44):
Jufri, M., Anwar, E., Utami , P.M., 2006.
40-43.
Uji stabilitas sediaan
mikroemulsi menggunakan
Fajriyah, U., 2011. Formulasi lotion herba
hidrolisat pati (DE 35-40) sebagai
tali putri (Cuscuta australis R.br)
stabilizer. Majalah Ilmu
dan aktivitas antioksidan secara
Kefarmasian, 3(1):8-21.
in vitro. Skripsi, Fakultas Farmasi,
Universitas Muhammadiyah
Lestari, T., 2002. Hand and body lotion:
Purwokerto.
pengaruh penambahan nipagin,
nipasol dan campuran keduanya
Ficker, C.E., Smith, M.L., Susiarti, S.,
terhadap stabilitas fisika dan
Leaman, D.J., Irawati Ç.,
efektifitasnya sebagai anti
Arnason J.T., 2003. Inhibition

53
PHARMACY, Vol.10 No. 01 Juli 2013 ISSN 1693-3591

jamur. Skripsi. Fakultas Farmasi, Piromrat, K., Tuchinda, M.,


Universitas Gajah Mada. Geadsomnuig, S., Koysooko, R.,
1986. Antihistaminic effect of
Loomis, T.A., 1978. Toksikologi dasar, "Plai" (Zingiber cassumunar
(terjemahan) Donatus, I.A. Edisi Roxb.) on histamine skin test in
ke-3. Yogyakarta: IKIP Semarang asthmatic children. Siriraj
Press. Hospital Gazett, 38(4):251-256.

Lu, F.C., 1995. Toksikologi dasar, asas, Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Weller, P.J.,
organ sasaran, dan penilaian Rowe, R., Sheskey, P., Weller, P.
resiko (terjemahan) Nugroho. 2003. Handbook of
Edisi Ke-2. Jakarta: UI-Press. pharmaceutical Excipients. Edisi
ke-4. London: Pharmaceutical
OECD, 2002. Acute toxicity: dermal Press.
irritation / Corrosion.
http://www.oecd/ehs/test/mon Vankar, P.S., Tiwari, V., Singh, L.W., dan
os.htm. Data diakses pada 19 Swapana, N., 2006. Antioxidant
Maret 2005. properties of some exclusive
species of zingiberaceae family
Olson, C., 2000. Evaluation of the dermal of manipur. EJEAF Che.,
irritancy of chemicals. Florida: 5(2):1318-1322.
CRS Press Inc.
Voight, R., 1995. Buku pelajaran
Ozaki, Y., Kawahara, N., dan Harada, M., teknologi farmasi, Yogyakarta:
1991. Anti-inflammatory effect Gajah Mada University Press.
of Zingiber cassumunar Roxb
and its active principles. Wasitaatmadja, S.M., 1997. Penuntun
Chemical & Pharmaceutical ilmu kosmetik medik. Jakarta:
Bulletin, 39(9):2353-2356. Penerbit UI.

54

Anda mungkin juga menyukai