Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/336097008

PENGEMBANGAN FORMULASI SEDIAAN GEL RAMBUT ANTIKETOMBE


EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) DENGAN
MENGGUNAKAN VISCOLAM SEBAGAI GELLING AGENT DAN UJI AKTIVIT....

Article  in  Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan Analis Kesehatan dan Farmasi · March 2018
DOI: 10.36465/jkbth.v17i2.273

CITATION READS

1 500

1 author:

Lusi Nurdianti
Bakti Tunas Husada school of Science, indonesia
18 PUBLICATIONS   15 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Lusi Nurdianti on 11 March 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
PENGEMBANGAN FORMULASI SEDIAAN GEL RAMBUT ANTIKETOMBE
EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) DENGAN
MENGGUNAKAN VISCOLAM SEBAGAI GELLING AGENT DAN UJI
AKTIVITASNYA TERHADAP JAMUR Pityrosporum ovale

Lusi Nurdianti1, Siti Fatimah Azzahra, Nur Aji


Prodi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
Email : lusinurdianti83@gmail.com

ABSTRAK

Masalah pada rambut mengakibatkan terganggunya berbagai aktivitas dan penampilan. Salah satu
masalah pada rambut adalah ketombe dan kerontokan daun Pandanus amarylliflius Roxb. mengandung
zat antimikroba dan dapat digunakan sebagai obat tradisinal untuk kesehatan rambut yaitu sebagai
antiketombe, rambut rontok, dan penghitam rambut. Penelitian ni bertujuan untuk membuat sediaan
gel rambut ekstrak daun pandan wangi yang stabil pada pH, homogenitas, daya sebar, viskositas dan
organoleptik yang baik yang berkhasiat sebagai anti ketombe. Penelitian ini termasuk eksperimen
dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Dilakukan ekstraksi maserasi pada daun pandan wangi.
Ekstrak kental daun panddan wangi berfungsi sebagai zat anti mikroba. Dibuat empat formula dengan
meenggunakan viscolam sebagai gelling agent dengan konsentrasi ekstrak yang berbeda. Dilakukan
evaluasi sediaan geel meliputi organletik, pH, homogenitas, uji daya sebar, viskositas, uji hedonik dan
uji aktivitasnya terhadap jamur Pityrosporum ovale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat
formula dapat stabil dari semua parameter uji. Hasil uji aktivitas antijamur meenuunjukkan bahwa
formula tiga adalah formula terbaik dengan diameter daya hambat sebesar 17,80 mm.

Kata kunci : Pandanus amarylliflius Roxb, gel, jamur

PENDAHULUAN bagi penamilan seseorang. Namun tidak


Di zaman serba modern ini, mudah untuk memiliki rambut indah dan
semakin banyak produk yang digunakan sehat karena sering kali rambut
untuk rambut bermunculan di tengah bermasalah. Dengan adanya masalah pada
masyarakat luas seperti gel rambut, rambut mengakibatkan terganggunya
sampo, hair tonic, conditioner, dan berbagai aktivitas dan penampilan. Salah
sebagainya, yang kurang dipahami satu masalah pada rambut adalah ketombe
dampak pemakaiannya karena kebanyakan dan kerontokan (Arini, 2011).
dari mereka terbuat dari bahan-bahan Salah satu tumbuhan yang
kimia yang dapat merusak kulit kepala dan diketahui memiliki khasiat sebagai
rambut bila pemakaiannya berulang kali antimikroba adalah pandan wangi
dalam jangka waktu yang panjang. (Pandanus amaryllifolius Roxb.). Sejak
Apalagi jika kulit kepala mereka tidak dahulu tumbuhan ini digunakan sebagai
cocok dengan produk kesehatan rambut obat tradisional untuk kesehatan rambut,
modern. yaitu sebagai obat ketombe, rambut
Bagi manusia yang mempunyai rontok, serta sebagai penghitam rambut.
sifat suka dengan keindahan, menjadikan Senyawa yang diketahui terkandung
rambut sebagai penunjang penampilan dalam pandan wangi adalah senyawa
seseorang. Bahkan ada ungkapan yang fenolik, alkaloid, flavonoid, saponin,
menunjukkan betapa pentingnya rambut tanin, minyak atsiri, terpenoid, dan steroid

456
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

(Muttolifah, 2007; Mardiyaningsih, 2014; aktivitasnya sebagai antiketombe pada


Tasia, 2014 dalam Aisyah, 2015). rambut.
Ahli farmasi mengembangkan
METODOLOGI PENELITIAN
obat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang bertujuan untuk 1. Bahan
memberikan efek terapi obat. Salah satu Simplisia daun pandan wangi, etanol
sediaan yang banyak dikembangkan 95 %, HCl pekat, serbuk magnesium
adalah sediaan semi solid, sediaan (Mg), FeCl3 5 %, aquades, viscolam,
semisolid digunakan untuk pemakaian luar gliserin, propilen glikol, TEA,
memiliki kelebihan yaitu praktis, mudah aquades, DMDM, Media Agar,
dibawa, mudah dipakai, mudah diserap, Bakteri Pityrosporum ovale.
juga memberikan perlindungan terhadap 2. Alat
kulit. Contoh sediaan semisolid antara lain Bejana Maserasi, cawan penguap,
gel, salep, pasta, krim, lotio, dan lainnya. blender, timbangan analitik, pH
Gel, merupakan sistem semipadat terdiri Indikator Universal, viskometer
dari suspensi yang dibuat dari partikel Brookfield, dan alat gelas lain yang
anorganik yang kecil atau molekul organik sering digunakan di laboratorium.
yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan 3. Determinasi Tanaman
(Depkes RI, 1995). Gel didefinisikan Determinasi daun pandan wangi
sebagai suatu sistem setengah padat yang (Pandanus amaryllifolius) dilakukan
terdiri dari suatu dispersi yang tersusun di Herbarium Sekolah Ilmu Tinggi
baik dari partikel anorganik yang kecil Hayati, Institut Teknologi Bandung.
atau molekul organik yang besar dan Determinasi dilakukan untuk
saling diresapi cairan (Ansel, 1989). mengetahui kebenaran identitas
Pada penelitian ini dibuat sediaan tanaman pandan wangi (Pandanus
gel dikarenakan cara pembuatannya yang amaryllifolius).
sederhana, mudah, dan lebih nyaman 4. Pembuatan Ekstrak Daun Pandan
digunakan pada rambut karena memiliki Wangi
kandungan air yang besar pada sediaan Daun pandan wangi segar dikeringkan
gel. terlebih dahulu, kemudian daun
Dari pemaparan di atas, maka akan dibuat pandan wangi yang sudah kering
sediaan gel dengan menggunakan ekstrak dihaluskan. Daun pandan wangi yang
daun pandan wangi (Pandanus sudah dihaluskan sebanyak 340 g
amaryllifolius Roxb.) dan diuji dilakukan poses pengayakan dengan
pengayak no. 22

457
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

% Derajat kehalusan = x 100 %

Ekstraksi dilakukan menggunakan bejana maserasi dengan pergantian


metode ekstraksi cara dingin dengan pelarut setiap 24 jam sekali.
cara maserasi, yaitu merendam daun Selanjutnya disaring dengan
pandan wangi serbuk kering sebanyak menggunakan kertas saring dan
330 g dalam pelarut etanol 95 %. corong saringan. Hasil penyaringan
Proses ini dilakukan dengan diuapkan hingga kental kemudian
perendaman serbuk daun pandan ditaruh dalam cawan uap yang ditutup
wangi selama 3 kali 24 jam dalam rapat dan disimpan di tempat sejuk.

% Rendemen ekstrak = x 100 %

5. Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia dilakukan terhadap ekstrak etanol daun pandan wangi meliputi uji
alkaloid, flavonoid, polifenool,tanin, saponin.
6. Penyusunan Formula
Formula sediaan gel ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifoliusRoxb.)
Nama Bahan F0 F1 F2 F3 Fungsi
Ekstrak daun pandan - 10 20 30 Antibakteri
wangi (% b/v)
Viscolam (% b/v) 6 6 6 6 Gelling agent
Gliserin (% b/v) 5 5 5 5 Emollient
Propilen glikol (% b/v) 15 15 15 15 Humektan
DMDM (% b/v) 0,5 0,5 0,5 0,5 Pengawet
TEA qs qs qs qs Alkalizyng agent
Aquades hingga 100 % 100 100 100 100 Pelarut
Keterangan: F0= Formula tanpa ekstrak; F1= Formula 1, F2= Formula 2, F3= Formula 3

7. Pembuatan Sediaan Gel dicampur dengan aquades. Aduk


Siapkan alat dan bahan yang akan sampai homogen. Tambahkan
digunakan, timbang masing-masing propilen glikol dan DMDM sedikit
bahan sesuai yang dibutuhkan pada demi sedikit, lalu aduk dengan
formula. Untuk pembuatan basis gel homogen. Kemudian menambahkan
dibuat sebanyak 4 formula (Formula TEA sedikit demi sedikit dengan
0, 1, 2, dan 3). Viscolam dengan dilakukan pengadukan hingga
konsentrasi 6 %. dimasukkan ke diperoleh basis yang jernih, sediaan
dalam gelas kimia. Kemudian

458
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

yang mengembang, membentuk gel kemudian diamati bagian-bagian


yang bening dan kental. yang tidak tercampurkan dengan
Ekstrak dengan konsentrasi 10 %, 20 baik.
%, dan 30 % dilarutkan kedalam e. Uji Daya Sebar
gliserin. Kemudian masukkan Gel ditimbang sebanyak 0,5 g,
kedalam formula 1, 2, dan 3. Aduk kemudian diletakkan di tengah
hingga homogen. Tambahkan aquades benda transparan. Di atas gel
ad 100 gram. diletakkan benda transparan lain
8. Evaluasi Sediaan Gel Ekstrak Daun dan pemberat, didiamkan selama
Pandan Wangi satu menit, kemudian dicatat
Evaluasi stabilitas dari gel yang telah diameter penyebarannya. Daya
dibuat dilakukan pada suhu ruangan sebar gel yang baik antara 5-7 cm.
selama 28 hari. Pengukuran dilakukan f. Uji cycling tes
pada hari ke-0, 7, 14, 21 dan 28. Pada metode Cycling test sampel
Pengamatan yang dilakukan meliputi : emulgel disimpan pada suhu 4°C
a. Uji Organoleptik dalam waktu 24 jam, kemudian di
Pengamatan organoleptik sediaan pindahkan ke dalam oven dengan
gel meliputi perubahan warna, bau, suhu 40°C selama 24 jam (satu
bentuk, dan rasa pada kulit. siklus). Uji dilakukan 6 siklus
b. Uji pH kemudian diamati adanya
Pengukuran pH sediaan gel pemisahan fase atau tidak
dilakukan dengan menggunakan (Magdalena, et al, 2016).
pH Indikator Universal. pH sediaan 9. Uji Aktivitas Anti Ketombe Gel
yang memenuhi kriteria pH kulit Rambut Ekstrak Daun Pandan
yaitu dalam interval 4,5 – 6,5. Wangi terhadap Pityrosporum ovale
c. Uji Viskositas
Aktivitas antibakteri dilakukan pada
Uji viskositas dilakukan
ekstrak. Sebanyak 0,2 mL suspensi
menggunakan viskometer
bakteri uji dimasukkan kedalam
Brookfield tipe DV-I Prime pada
cawan petri, yang telah berisi 20 mL
kecepatan 5 rpm dengan
media Muller Hinton Agar (MHA)
menggunakan spindel no. 6.
steril. Cawan digerakan memutar
Sedangkan untuk sifat alir sediaan
supaya bakteri dan agar tercampur
gel menggunakan 5 titik kecepatan
homogen, kemudian didiamkan
geser yaitu pada 5 rpm, 10 rpm, 20
sampai mengeras. Dibuat empat
rpm, 30 rpm, dan 50 rpm.
lubang tiap cawan petri dengan jarak
d. Uji Homogenitas
antar lubang sama, kemudian ekstrak
Sediaan gel yang dihasilkan
daun pandan dimasukkan dengan
dioleskan pada kaca preparat
459
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
beberapa konsentrasi 0-100% dengan menggunakan pelarut etanol 95 %
kelipatan 10, dan diinkubasi pada agar dapat menyari dengan kuat
suhu 37oC selama 18-24 jam diameter kandungan senyawa kimia yang ada di
hambat terbentuk berupa zona bening dalam daun pandan wangi tersebut.
diukur dengan menggunakan jangka Daun pandan wangi yang sudah
sorong (Susanti, 2015). dikeringkan dan dihaluskan yaitu
10. Analisis Data sebanyak 330 gram direndam dengan
Data yang diperoleh dari hasil pelarut etanol 95 % dengan
penelitian adalah data dari hasil perbandingan 1:10. Proses
evaluasi sediaan gel yang meliputi pH, perendaman dilakukan selama 3 kali
viskositas, dan hedonik. Analisis 24 jam dengan pergantian pelaurt
pengolahan data hasil uji viskositas setiap 24 jam sekali. Kemudian
dilakukan dengan menggunakan uji dihasilkan ekstrak cair sebanyak 6790
One Way Anova. Untuk hasil data mL, ekstrak cair tersebut diuapkan
yang diperoleh dari uji hedonik yaitu untuk menghasilkan eksrak kental,
menggunakan uji Friedman test atau ekstrak kental yang dihasilkan yaitu
dengan menggunakan angket. sebanyak 42,9881 gram. Maka
dihasilkan % rendemen ekstrak yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebesar 13,0267 % yang didapat dari
1. Ekstraksi Maserasi
perhitungan dibawah ini:
Pada penelitian ini dilakukan proses
ekstraksi maserasi dengan

% Rendemen ekstrak = x 100 %

= x 100 %

= 13,0267 %
2. Skrining Fitokimia
Tabel Hasil uji skrining fitokimia ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifoliusRoxb.)
Metabolit
No. Pereaksi Perubahan Hasil
Sekunder
1. Alkaloid Kloroform, mayer Terbentuk endapan putih +

2. Flavonoid Magnesium (Mg), HCl pekat Larutan berwarna jingga +

3. Polifenol FeCl3 Larutan berwarna biru hitam +

4. Tanin FeCl3, gelatin Larutan berwarna hijau putih -

3. Saponin Aquades Terbentuk busa +


Keterangan : (+) : Mengandung metanolit sekunder, (-) : Tidak mengandung metabolit sekunder

460
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

3. Pengujian Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Daun Pandan Terhadap Jamur


Pityrosporum ovale.
Tabel Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Daun Daun Pandan Terhadap Jamur Pityrosporum ovale.
Konsentrasi Diameter Hasil Diameter yang sudah di kurang
Ekstrak Ekstrak dengan blanko
100% 13,8 mm 8,5 mm
90% 13,2 mm 7,9 mm
80% 12,3 mm 7,0 mm
70% 11,8 mm 6,4 mm
60% 11,3 mm 6,0 mm
50% 10,5 mm 5,4 mm
40% 9,4 mm 4,2 mm
30% 8,9 mm 3,5 mm
20% 8,3 mm 3,0 mm
10% 7,9 mm 2,6 mm
0% - -

Ekstrak etanol daun pandan zona hambat yang terbentuk. Zona hambat
mampu menghambat pertumbuhan jamur terbesar pada jamur Ptyrosporum ovale
Ptyrosporum ovale. Hal ini ditunjukan dengan konsentrasi 100% sebesar 8,5 mm,
dengan zona hambat pertumbuhan berupa sedangkan zona hambat terkecil yang
daerah jernih disekitar sumuran. terbentuk dari ekstrak daun pandan pada
Pada tabel terlihat bahwa terjadi kenaikan konsentrasi 10% sebesar 2,6 mm, etanol
diameter zona hambat pertumbuhan jamur dengan konsentrasi 0% digunakan sebagai
Ptyrosporum ovale sebanding dengan kontrol negatif karena mempunyai
kenaikan konsentrasi ekstrak daun pandan aktivitas antibakteri, artinya aktivitas
yang digunakan. Hal ini disebabkan antibakteri dari ekstrak etanol daun
karena ekstrak daun pandan mengandung pandan dipengaruhi juga oleh pelarut yang
senyawa flavonoid, steroid, kuinon dan digunakan. Berdasarkan keseluruhan hasil
polifenolat, dimana senyawa tersebut pengujian aktivitas antijamur dapat
dapat menghambat antimikroba. Semakin diperoleh hasil bahwa ekstrak daun
tinggi jumlah ekstrak yang digunakan pandan yang diujikan menghambat jamur
maka semakin besar maka semakin besar Ptyrosporum ovale.

1. Hasil Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Etanol Daun Pandan


Terhadap Jamur Pityrosporum ovale
Tabel Hasil Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Ekstrak Etanol
Paun Pandan Terhadap Jamur Pityrosporum ovale.
Konsentrasi Diameter Hasil Diameter yang sudah di
ekstrak Ekstrak kurang dengan blanko
9% 6,9 mm 1,6 mm
8% 6,2 mm 0,9 mm
7% 5,6 mm 0,3 mm
6% - -
5% - -
4% - -
3% - -

461
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
2% - -
1% - -

Penentuan KHM dilakukan untuk konsentrasi 6 % didasarkan atas proses


menetapkan dosis terkecil dari ekstrak optimasi yang telah dilakukan
etanol daun pandan yang dapat sebelumnya, dimana gel yang dihasilkan
memberikan aktivitas antijamur terhadap pada konsentrasi 6 % ini memiliki
Jamur Pityrosporum ovale. Pada tahap ini, kekentalan dan kejernihan yang
dilakukan pengujian aktivitas antijamur baik.Viscolam bersifat asam kuat.
terhadap beberapa tingkat dosis uji. Menurut Budiputra (2013), untuk
Penentuan KHM ini dilakukan meningkatkan viskositas, perlu
menggunakan metode difusi agar. Dengan ditambahkan agen penetralisasi. Pada pH
demikian aktivitas jamur yang terbentuk 6,5-7, Viscolam® akan mengembang,
dilihat berdasarkan zona hambat yang membentuk gel yang transparan dan
terbentuk. Nilai KHM terletak pada kental dengan penambahan trietanolamin
konsentrasi terkecil yang tidak (TEA), karena bersifat basa lemah
mengakibatkan pertumbuhan koloni jamur sehingga diharapkan tidak mengiritasi
pada permukaan media SDA. KHM pada pada kulit.
ekstrak etanol daun pandan yaitu terdapat Gliserin berfungsi sebagai
pada konsentrasi 7% dengan diameter emollientuntuk melembabkan kulit supaya
hambat 0,3 mm. Konsentrasi ekstrak tidak kering ketika digunakan. Batas
KHM etanol daun pandan yang akan konsentrasi penggunaan gliserin sebagai
digunakan untuk sediaan yaitu pada emollient adalah ≤ 30 % (Rowe et al.,
konsentrasi 9% dengan diameter hambat 2009).
1,6 mm. Penggunaan propilen glikol
Formulasi Sediaan sebagai pelarut dan berfungsi
Sediaan gel dibuat sebanyak 4 sebagaihumektan.Batas konsentrasi
formula, dengan formula 0 (F0) yaitu penggunaan gliserin sebagai humektan
sebagai blanko atau pembanding (tanpa adalah sebesar 15 %.Propilen glikol telah
ekstrak), dan formula 1,2,3 (F1,F2, dan secara luas digunakan dalam berbagai
F3) yaitu formula gel yang ditambahkan formulasi sediaan farmasi karena bersifat
dengan ekstrak yang berbeda non toksik dan iritasi minimal (Rowe et
konsentrasinya (10 %, 20%, dan 30 %). al., 2009).Kemudian ditambahkan
Sediaan gel rambut ini di pengawet Dimethyloldimethyl (DMDM)
formulasikan dengan zat yang berfungsi Hydantoin untuk mencegah terjadinya
sebagai gelling agent dan pelembab kulit pertumbuhan mikroorganisme.
yaitu Viscolam®.Viscolam® digunakan Sediaan gel rambut ini dibuat sebanyak
sebagai bahan pembentuk gel pada 100 gram dengan basis air, karena ketika

462
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

ditambahkan ke dalam air, Viscolam ® ini larut di dalam air.Setelah semua bahan
yang berfungsi sebagai gelling agentakan dicampurkan, kemudian ditambahkan air
segera bercampur dengan air. Serta semua hsampai 100 gram
bahan pada formulasi sediaan gel rambut

4. Evaluasi Sediaan Gel Anti Ketombe Ekstrak Daun Pandan

1. Pengujian Organoleptik
Tabel Hasil evaluasi organoleptik sediaan gel selama penyimpanan 21 hari
Formula Organoleptik
Bentuk Warna Bau
®
F0 Gel Bening ada gelembung Khas Viscolam
F1 Gel Kuning kehijauan Khas Viscolam®& sedikit bau pandan
wangi
F2 Gel Hijau kekuningan Khas Viscolam® & bau pandan wangi
F3 Gel Hijau pekat Sedikit bau Viscolam® & bau khas pandan
wangi
Keterangan: F0= Formula tanpa ekstrak; F1= formula gel dengan konsentrasi ekstrak daun pandan
wangi 10 % , F2= formula gel dengan konsentrasi ekstrak daun pandan wangi 20 %, F3=
formula gel dengan konsentrasi ekstrak daun pandan wangi 30 %

2. Pengujian Homogenitas Formula Gel Evaluasi pH hari ke-


Dari semua formula yang dibuat,dengan 0 7 14 28

cara meletakkan sejumlah gel pada kaca F0 6 6 6 6

transparan dan dilihat susunan partikel F1 6 6 6 6


F2 6 6 6 6
dari sediaan (Maharani, 2014), setelah
F3 6 6 6 6
diamati selama penyimpanan 28 hari,
Keterangan: F0= Formula tanpa ekstrak; F1=
terlihat warna dan partikel tersebar merata formula gel dengan konsentrasi
ekstrak daun pandan wangi 10%
sehingga dapat di katakan homogen.
, F2= formula gel dengan
Pengujian pH Sediaan konsentrasi ekstrak daun pandan
wangi 20 %, F3= formula gel
Tabel Hasil evaluasi uji pH sediaan gel dengan konsentrasi ekstrak daun
selama penyimpanan 21 hari pandan wangi 30 %

3. Pengujian Daya Sebar


Tabel Hasil evaluasi uji daya sebar sediaan gel selama penyimpanan 28 hari
Evaluasi daya sebar hari ke-
Formula Gel
(cm)
0 7 14 28
F0 5 5 5 5
F1 5,5 5,6 5,5 5,5
F2 5,2 5,8 5,3 5,3
F3 5 5 5,8 5,8

463
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
Keterangan: F0= Formula tanpa ekstrak; F1= formula gel dengan konsentrasi ekstrak daun pandan
wangi 10 % , F2= formula gel dengan konsentrasi ekstrak daun pandan wangi 20 %, F3= formula gel
dengan konsentrasi ekstrak daun pandan wangi 30 %

Dari data diatas, bahwa nilai daya sebar 2002).Namun nilai daya sebar yang paling
pada keempat formula sudah memasuki stabil terdapat pada formula tanpa ekstrak
rentang persyaratan, Daya sebar gel yang (F0) yaitu dengan diameter 5 cm.
baik antara 5-7 cm (Garg et al.,

Pengujian Viskositas
Tabel Hasil evaluasi uji viskositassediaan gel selama penyimpanan 28 hari
Formula Gel Evaluasi Viskositas hari ke- (cP)
0 7 14 28
F0 48000 45800 43800 43200
F1 19600 19800 21800 21200
F2 27800 28700 27920 29000
F3 14000 9400 14400 14000
Keterangan: F0= Formula tanpa ekstrak; F1= formula gel dengan konsentrasi ekstrak daun pandan
wangi 10 % , F2= formula gel dengan konsentrasi ekstrak daun pandan wangi 20 %, F3=
formula gel dengan konsentrasi ekstrak daun pandan wangi 30 %

Cycling Test Hasil Pengujian Aktifitas Antijamur


Evaluasi cycling test bertujuan untuk Gel Anti Ketombe Ekstrak Daun
mengetahui kestabilan fisik emulgel Pandan terhadap Pityrosporum ovale
dengan pengaruh suhu. Evaluasi cycling Uji aktivitas sediaan ini dilakukan
test dilakukan selama 6 siklus. Dalam satu terhadap jamur penyebab timbulnya
siklus menjadi tiga tahapan yaitu 24 jam ketombe pada rambut. Dengan cara
ditempatkan si lemari pendingin pada sediaan dimasukkan kedalam cawan petri
suhu 4°C. 24 jam berikutnya sediaan di yang telah di berisi jamur.
tempatkan pada suhu kamar 25°C. 24 jam Uji aktivitas sediaan sampo ini dilakukan
berikutnya di oven pada suhu 40°C. terhadap semua formula dan sediaan
Pengujian cycling test bertujuan untuk pembanding yang ada di pasaran.
mengetahui stabilitas penyimpanan Tabel 4.9 Uji aktivitas Sediaan Gel anti
sediaan gel dengan menggunakan variasi Ketombe

suhu. Bahan Uji Diameter

Formula sediaan yang mempunyai Hambat


Formula 0 1,96 mm
kestabilan fisik lebih adalah Formula 2
Formula 1 10,23 mm
dan 3, dikarenakan hasil pengamatan dari
Formula 2 13,23 mm
cycling test pada siklus ke empat Formula
Formula 3 17,80 mm
1 mengalami perubahan stabilitas.
Pembanding 18,66 mm

464
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

Hasil uji aktivitas menunjukan bahwa daun pandan bahwa formula terbaik
pada sediaan sampo ekstrak etanol daun adalah formula 3 dengan daya hambat
pandan bersifat menghambat pertumbuhan sebesar 17,80 mm dengan konsentrasi
jamur Pityrosporum ovale dengan ekstrak daun pandan sebesar 30%.
diameter hambat 17,80 mm, sedangkan Saran
pembanding memiliki aktivitas sebesar Perlu dilakukan uji iritasi dari sediaan gel
18,66 mm. Berdasarkan hasil tersebut anti ketombe untuk melihat keamanan
dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrak sediaan.
etanol daun pandan lebih efektif untuk DAFTAR PUSTAKA
menghambat pertumbuhan jamur Agoes, Goeswin, 2009, Teknologi Bahan
penyebab ketombe. Alam (Serial Farmasi Industri)
ed. revisi, ITB, Bandung.
KESIMPULAN DAN SARAN Aisyah, 2015, Daya Hambat Ekstrak
Kesimpulan Pandan Wangi (Pandanus
Berdasarkan hasil penelitian, amaryllifolius Roxb.) Terhadap
maka dapat disimpulkan bahwa dari Pertumbuhan Bakteri
semua formula sediaan gel rambut yang Staphylococcus aureus, Skripsi
dibuat, keempat formula (F0, F1, F2, dan Pascasarjana Fakultas
F3) dapat stabil dari segi organoleptik Kedokteran Gigi Universitas
selama penyimpanan 28 hari. Pada uji pH Hasanuddin, Makasar.
didapat nilai pH yang stabil dari semua Amalliyah, Betty, 2014, Stabilitas Fisika
formula selama penyimpanan 28 hari. Sediaan Body Scrub
Pada uji homogenitas dari semua formula Mengandung Bekatul, Rice
dikatakan homogen selama penyimpanan Brain Oil, Virgin Coconut Oil
28 hari. Pada uji daya sebar yang dapat (VCO), Kopi Dan Ekstrak Aloe
stabil selama penyimpanan 28 hari yaitu Vera Dengan Bahan Pengawet
pada formula tanpa ekstrak (F0). Dan pada DMDM Hydantoin Dan Natrium
uji viskositas yang dapat stabil selama Benzoat, Jurnal Ilmiah
penyimpanan 28 hari yaitu pada formula 2 Mahasiswa Universitas Surabaya
dengan konsentrasi ekstrak daun pandan Vol.3 No.1.
wangi sebesar 20 % (F2). Dari hasil uji Anief, M., 1997, Ilmu Meracik Obat,
kesukaan (hedonik) terhadap parameter Gajah Mada University Press,
warna, aroma, daya lekat, dan tekstur dari Yogyakarta.
ketiga formula (F1, F2, dan F3) yang Ansel, H.C., Pengantar Bentuk Sediaan
paling banyak disukai adalah formula 1 Farmasi, Edisi Keempat,
dengan konsentrasi ekstrak daun pandan Universitas Indonesia (UI-
wangi sebesar 10 % (F1). Dari hasil uji Press), Jakarta.
aktivitas sediaan gel anti ketombe ekstrak
465
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
Angelina, M., Masnur T., Siti Khotimah, dan Ilmu Pengetahuan Alam
2015, Uji Aktivitas Anti Bakteri Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ekstrak Etanol Daun Kemangi Bird, T., 1994, Kimia Fisik Untuk
(Ocimum sanctum L.) Terhadap Universitas, Gramedia Pustaka
Pertumbuhan Bakteri Utama, Jakarta.
Escherichia coli dan Budiputra, D.K., 2013, Pengembangan
Staphylococcus aureus, Jurnal Formula Dan Karakterisasi
Protobiont Vol. 4 (1) : 184-189. Nanoemulsi Dan Nanosuspensi
Arini, Melinda, 2011, Pengaruh Aktivitas Kurkumin Dalam Bentuk Gel
Antiketombe Ekstrak Etanol 70 Untuk Rute Transdermal, Tesis
% Pandan Wangi (Pandanus Institut Teknologi Bandung,
amaryllifolius Roxb.) Terhadap Bandung.
Flora Normal Di Kulit Kepala, Depkes R.I., 1989-1995., Materia Medika
Proposal Skripsi Pascasarjana Indonesia, Edisi V-VI,
Fakultas Farmasi Universitas Departemen Kesehatan Republik
Pancasila, Jakarta. Indonesia, Jakarta.
Ariyanti, E.S., dan Agus, M., 2010, Depkes R.I., 1995, Farmakope Indonesia,
Otomasasi Pengukuran Edisi IV, Departemen Kesehatan
Koefisien Viskositas Zat Cair Republik Indonesia, Jakarta.
Menggunakan Gelombang Depkes R.I., 2000, Parameter Standar
Ultrasonik, Jurnal Neutrino, Umum Ekstrak Tumbuhan Obat,
vol.2, No. 2. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Azizah, A.N., 2014, Formulasi Sediaan Fuadi, R., 2014, Pengembangan Formulasi
Gel Ekstrak Etanol Daun Sediaan Gel Hand Sanitizer
Bandotan (Agerrantum Menggunakan Berbagai Basis
Conyzoides L.) dan Uji Aktivitas Dengan Variasi Konsentrasi
Terhadap Bakteri Penyebab (Aloe vera Linn.), Skripsi
Jerawat, Skripsi Pascasarjana Pascasarjana Program Studi
Program Studi Farmasi STIKes Farmasi STIKes Bakti Tunas
Bakti Tunas Husada Husada Tasikmalaya,
Tasikmalaya, Tasikmalaya. Tasikmalaya.
Bagjavicenna, Erlank, 2008, Potensi Garg, A., D. Anggarwal, S. Garg, and A.
Propolis Lebah Trigona spp K. Sigla, 2002, Spreading of
Sebagai Bahan Antimikrob Semisolid Formulation: An
Ketombe, Program Pascasarjana Update, Pharmaceutical
Biokimia Fakultas Matematika Tecnology, September: 84-102.

466
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017

Ginting, D., 2014, Pengembangan diterjemahkan oleh Yoshita, UI


Formulasi Patch Natrium Press, Jakarta, halaman 1085.
Diklofenak Berbasis Polimer Nawawi, A., Ira Rahmiyani., Ai Sri N.,
HPMC dan NaCMC Sebagai 2014, Serbuk Pandan Wangi
Antiinflamasi lokal pada (Pandanus amaryllifolius Roxb.)
Penyakit Periodontal, Skripsi Dan Pemanfaatannya Sebagai
Prodi FKIK UIN Syarif Penambah Aroma Pada
Hidayatullah, Jakarta. Makanan, Jurnal Kesehatan
Halliday, dan Resnik, 1985, Fisika, Program Studi S1 Farmasi Bakti
Erlangga, Jakarta. Tunas Husada Vol. 11 No. 1
Februari 2014.
Lachman, L., Lieberman H.A., Kanig J.L., Nurdianti, Lusi, 2015, Formulasi dan
1994, Teori dan Praktek Evaluasi Gel Ibuprofen Dengan
Farmasi Industri, Edisi Ketiga, Menggunakan Viscolam Sebagai
Vol III, Diterjemahkan oleh Siti Gelling Agent, Laporan
Suyatmi, UI Press, Jakarta Penelitian Program Studi
Maharani, Riski Kiki, 2014, Formulasi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu
Sediaan Gel Antiseptik Tangan Kesehatan Bakti Tunas Husada
Minyak Atsiri Daun Kemangi Tasikmalaya, Tasikmalaya.
(Ocimum basilicum L.) Dengan Permatasari, V.S., 2014, Pengaruh
Basis HPMC dan Aktivitas Konsentrasi Carbopol 940
Antibakteri Terhadap Sebagai Gelling Agent Terhadap
Staphylococcus aureus, Naskah Sifat Fisis dan Stabilitas Gel
Publikasi Fakultas Farmasi Hand Sanitizer Minyak Daun
Universitas Muhammadiyah Mint (Oleum Mentha piperita),
Surakarta, Surakarta. Skripsi, Fakultas Farmasi
Mardiyaningsih, A., dan Resmi A., 2014, Universitas Sanata Dharma,
Pengembangan Potensi Ekstrak Yogyakarta.
Daun Pandan (Pandanus Prajawati, Intan, 2015, Formulasi Sediaan
amaryllifolius Roxb.) Sebagai Sampo Antiketombe Ekstrak
Agen Antibakteri, Pharmaciana, Etanol Daun Kangkung
Vol. 4, No. 2, 2014: 185-192. (Ipomoean aquatic Forsk)
Martin, A., Swarbrick, J., dan Cammarata, Terhadap Jamur Pityrosporum
A., 2008, Farmasi Fisika: Dasar- ovale, Skripsi Pascasarjana
Dasar Kimia Fisik Dalam Ilmu Program Studi Farmasi STIKes
Farmasetik, edisi ketiga, Bakti Tunas Husada,
Tasikmalaya.

467

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai