Anda di halaman 1dari 35

QOMI’ AT-TUGHYAN

(Penghilang Kedhaliman)
Segala puji bagi Allah Dzat yang sempurna. Semoga rahmat dan keselamatan senantiasa
tercurahkan kepada nabi kita Muhammad SAW yang telah diberikan mukjizat oleh Allah
SWT beserta seluruh keluarga dan sahabat yang senantiasa melakukan kebaikan-kebaikan
dan menjauhi kemungkaran-kemungkaran.
Pensyarah berharap dan berdo’a kepada Allah SWT agar Muhammad Nawawi bin Umar
yang telah mencurahkan segala pemikirannya untuk mengoreksi nadzam milik Syekh
Zainuddin bin Ali bin Ahmad diampuni kesalahan-kesalahannya, dikabulkan cita-cita dan
angan-angannya. Nadzam tersebut berada di dalam buku yang dikenal dengan nama “syu’bul
iman”. Buku tersebut merupakan buku berbahasa Arab yang menjadi ringkasan dari
buku syu’bul iman yang berbahasa Persia yang dikarang oleh Nuruddin Al-Iijaa. Al-Iijaa
merupakan julukan yang dikaitkan dengan Ija, yaitu salah satu kota di Persia.
Nadzam tersebut memakai gaya bahasa bahr kamil dengan rumus enam kali kata
‫متفاعلن‬ danmemiliki 26 bait syair yang biasanya bersifat ‫محبونة‬.Kemudian ketika
mensyarahinya aku ingin menulis di dalamnya penjabaran yang bermanfaat bagi diriku dan
anak-anakku yang termasuk orang-orang yang menginginkan keberuntungan. Di dalamnya
Aku menambahkan tiga bait syair di awal dan 1 bait di akhir yang ditambahkan oleh Abdul
Mun’im, sehingga keseluruhannya berjumlah 30 bait syair.Saya memberikan nama buku ini
“qami’ at-tughyanala mandzumat syu’bil iman”. Dan saya berdo’a kepada Allah SWT
dengan rahmat dan kemuliaan-Nya semoga buku ini bermanfaat. Karena pada-Nya lah segala
sesuatu yang Ia kehendaki dan Ia lah berhak mengabulkan segala do’a, Amin. Maka Saya
katakan:
)‫شخص ذا ُش َعبْ فتُتَ َّم ُم‬
ٍ َ‫إيمان‬       ‫صيَّ َرا‬
َ ‫(الحمد هلل الذي قد‬
Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan iman seseorang bercabang-cabang kemudian
menyempurnakannya
Ini mengibaratkan pada membiasakan rasa syukur dengan mengucapkan hamdallah, hal ini
berdasarkan bahwa pada dasarnya semua pujian hanyalah milik Allah.Maksud dari bait ini
ialah, bahwa perbuatan-perbuatan iman mempunyai beberapa bagian dan karakteristik. Yang
dimaksud dengan perbuatan-perbuatan iman di sini adalah di mana amal seseorang dapat
bertambah (positif) jika ia melakukannya (perbuatan-perbuatan iman), dan sebaliknya dapat
berkurang jika meninggalkannya.
Adapun asal iman adalah pembenaran atas sesuatu secara seratus persen, tanpa ada kurang
sedikitpun. Karena jika di sana terdapat kekurangan sekecil apapun, maka akan ada rasa ragu-
ragu. Oleh karena itu iman tidaklah sah jika dibarengi dengan karagu-raguan.
Pada bait di atas kata  ْ‫ ُش َعب‬ merupakan bentuk jamak dari‫ ُشعْبة‬. Dan pada
kata ‫فتُتَ َّم ُم‬ tersimpan dlomir yang kembali pada‫الشعب‬.
)‫ َم ْن قال بعد صالتنا ونُ َسلِّ ُم‬           ‫وشنِي‬
ِ ‫بيوت ِم ْن كتاب ال ُك‬
ٌ ‫(هذى‬
)‫ما دار شمسٌ في السماء وأَ ْن ُج ُم‬       ‫(لِمح ّمد وآلله وصحابت ْه‬
Bait-bait ini diambil dari buku karangan syekh Zainuddin bin Ali bin Ahmad As-Syafi’i Al-
Kusyini Al-Fananni Al-Malibari, yaitu orang yang berkata setelah saya membaca salawat dan
salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat beliau ketika matahari dan
bintang-bintang beredar diangkasa
Pembahasan ini merupakan sekumpulan bait yang dinukil dari buku karangan syekh
Zainuddin bin Ali bin Ahmad As-Syafi’i Al-Kusyini Al-Fananni Al-Malibari, oleh karena itu
jumlah kandungan yang ada pada bait-bait tersebut setara dengan kandungan yang ada pada
penjelasan yang berupa kalimat prosa.

ِ ‫ال ُك‬ merupakan julukan untuk pemilik makalah ini, bahwa ia dilahirkan di daerah
Kata ‫وشنِي‬
‫وشن‬ ُ
ِ ‫ك‬ yang terletak di kota Malibari. Ia lahir setelah matahari terbit di hari Kamis tanggal 12
Sya’ban tahun 872 H. Disaat masih kecil ia dipindahkan oleh pamannya ke daerah Fanan. Ia
mempunyai banyak karya, seperti; hidayah al-adzkiya’, tuhfah al-ahya’, irsyad al-qashidin fi
ikhtishari manhaj al-abidin karya Al-Ghazali.
Kata ‫ َم ْن قال‬ merupakan athaf bayan. Yang dimaksud di sini adalah bait-bait yang ada setelah
penuturan salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.
Adapun maksud dari kata ‫بعد صالتنا ونُ َسلِّ ُم‬yang memakai kata ganti orang pertama jamak adalah
bahwa yang mengucapkan salawat dan salam bukan hanya penulis saja, namun juga sang
pengarang bait-bait ini syekh Zainuddin.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
)‫يَ ْستَ ْك ِملَ ْنها أه ُل فَضْ ٍل يَ ْعظُ ُم‬     ً‫(إيمانُنا بِضْ ٌع و َعي ٌْن ُش ْعبَة‬
Iman kita mempunyai tujuh puluh tujuh cabang yang dipakai oleh para orang bijak untuk
menyempurnakan dan meningkatkan kualitas diri mereka
Cabang-cabang dari iman ada 77, sebagaimana sabda Nabi SAW:
‫اإليمان بضع وسبعون شعبة فأفضلها قول آل اله االّ هللا وأدناها اماطة األذى عن الطريق والحياء شعبة من اإليمان (رواه‬
)‫المحدثون‬
Iman mempunyai 77 cabang, yang paling baik diantaranya adalah mengucapkan kalimat La
Ilaha Illa Allah, sedangkan yang terendah adalah menyingkirkan bahaya dari jalanan, dan
malu termasuk salah satu dari cabang iman.
Perkataan nadhim ‫إيمانُنا‬ adalah cabang-cabang dari iman. Dan kataٌ‫بِضْ ع‬ (di-kasrah atau di-
fathah huruf ba’-nya)menurut Al-Khalil yang dimaksud di sini adalah bilangan tujuh (‫)سبع‬,
sedangkan pada kata ‫ َعي ٌْن‬ yang dimaksud adalah bilangan tujuh puluh (‫)سبعون‬, karena
huruf ‘ain mempunyai nilai tujuh puluh sebagaimana huruf hamzah mempunyai nilai
satu, ya’ sepuluh, qaf seratus dan ghain seribu.
Kata ً‫ ُش ْعبَة‬adalah kata yang ber-i’rab nashabyang menjadi tamyiz. Dan kata ‫يَ ْستَ ْك ِملَ ْنها‬ di
dalamnya terdapat nun taukidkhafifah, sedangkan huruf sin adalah untuk menunjukkan
artijumlah atau keperluan, kata tersebut berbentuk fi’il mudhari’yang fa’il-nya adalah ahlu
fadllin (orang bijak). Maksud dari bait ini adalahbahwa para orang bijak menjadikan ketujuh
puluh tujuh cabang iman ini sebagai sarana untuk menyempurnakan diri mereka, karena
dengannya dapat membuat segala urusan dunia menjadi benar, dan segala urusan akhirat
menjadi baik. Sehingga pada akhirnya mereka mendapatkan kesempurnaan dari 77 cabang
iman tersebut.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
)‫وبيوم يَ ْفنَى ال َعالَ ُم‬
ِ ‫واألَ ْنبِيا‬   ْ‫ك وال ُكتُب‬ َ ِّ‫(آ ِم ْن برب‬
ِ ِ‫ك وال َمالئ‬
Berimanlah kepada tuhan mu, para malaikat(Nya), kitab-kitab (suci), nabi-nabi(Nya) dan hari
di mana alam akan hancur
Nadhim menyebutkan lima cabang iman pada bait ini. Sebagai berikut:
1.      Iman kepada Allah SWT:
a.       Beriman bahwa Allah adalah Dzat yang Esa tidak ada sekutu bagi-Nya
b.      Tidak ada yang menyamai-Nya sebagai Dzat tempat semua makhluk bergantung
c.       Tidak ada yang menandingi-Nya
d.      Tidak ada awal dan akhir keberadaan-Nya, karena Allah mempunyai sifat
abadi,keberadaan-Nya tidak rusak karena keabadian-Nya dan tidak berubah oleh waktu. Akan
tetapi Ia adalah Dzat yang Awal-Akhir, Dhahir-Bathin yang dibersihkan dari
sifat jismiyah (badaniyah), karena tidak ada yang menyamai-Nya.
2.      Iman kepada Malaikat:
a.       Beriman dan membenarkan keberadaan Malaikat
b.      Malaikat merupakan hamba Allah yang dimuliakan yang tidak pernah membangkang
terhadap apa yangtelah diperintahkan oleh Allah kepadanya. Ia melakukan apa yang telah
diperintahkan Allah kepadanya.
Malaikat adalah jisim (tubuh) yang bersifat lembut yang memiliki ruh. Allah memberikannya
keahlian untuk menyerupai berbagai bentuk yang bagus-bagus.
3.      Iman pada Kitab
Yaitu beriman dan membenarkan bahwa kitab yang telah dditurunkan oleh Allah kepada para
Nabi-Nya adalah wahyu dari Allah. Di dalamnya mengandung hukum-hukum
dan khabar (pemberitahuan)-Nya.
4.      Iman kepada Nabi:
a.       Beriman bahwa para Nabi jujur dalam menyampaikan khabardan wahyu dari Allah
SWT
b.      Bahwa di antara para Nabi tersebut terdapat Nabi yang diutus (Allah) kepada para umat
untuk menunjukkan, menyempurnakan penghidupan dan akhirat mereka.
c.       Mereka (para Nabi) dibekali (Allah) dengan Mukjizat-mukjizat yang menunjukkan
kejujuranmereka. Oleh karena itu Allah memberikan risalah (wahyu) kepada mereka dan
mereka menjelaskannya kepada orang-orang kafir.
5.      Iman pada Hari Hancurnya Dunia:
a.       Percaya terhadap kehancuran dunia.
b.      Percaya terhadap hari akhir (kiamat) beserta apa yang ada di dalamnya, seperti
pembalasan, penghitungan amal, penimbangan amal, berjalan di jembatan shirath al-
mustaqim, surga dan neraka.
Kata ‫ك‬ ِ ِ‫ال َمالئ‬dibaca dengan harakatkasrahpada huruf kaf-nya, besertaan dengan pembuangan
huruf ha’ (dhamir). Dan pada kata ‫بيوم‬dibaca jar besertaan
ِ dengan pembuangan harakat
tanwin, inilah dianggap lebih fasih karena kata ‫يوم‬ di-idhafah-kan pada jumlah
fi’liyah (kalimat kerja) yang mu’rab (menerima i’rab), oleh karena itu diperbolehkan untuk
me-mabni-kan fathah(kata ‫)يوم‬ ِ dalam keadaan i’rab jar.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
)‫ق تَحْ َش ُم‬
ُ ِ‫في َمحْ َش ٍر فيْه الخَالئ‬           ‫وج ْم ِعنا‬ ِ ‫ث والقَد‬
َ ‫َر ال َجلِ ْي ِل‬ ِ ‫(والبَ ْع‬
Dan berimanlah pada pembangkitan (dari kematian), taqdir yang agung dan berkumpulnya
kita dipadang makhsyar, dan di sana semua makhluk akan merasa malu
Dalam bait ini Nadhim menyebutkan tiga cabang iman yang selanjutnya, yaitu:
6.      Iman pada pembangkitan:
Yaitu beriman bahwa Allah SWT akan membangkitkan makhluk-makhluk yang mati, baik ia
mati dikubur, mati karena tenggelam di air ataupun yang lainnya.Allah membangkitkan jasad
mereka (bukan ruhnya saja). Allah SWT berfirman:
)٧( ‫ىو َربِّيلَتُ ْب َعثُنَّثُ َّملَتُنَبَّ ُؤنَّبِ َما َع ِم ْلتُ ْم َو َذلِ َك َعلَىاللَّ ِهيَ ِسي ٌر‬
َ َ‫زَ َع َمالَّ ِذينَ َكفَرُواأَ ْنلَ ْنيُ ْب َعثُواقُ ْلبَل‬
Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan.
Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan
diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah. (QS. At-Taghabun: 7).
7.      Iman pada taqdir
Yaitu yakin dan percaya bahwa Allah menciptakan makhluk-makhluk-Nyadisesuaikan
dengan sesuatu(taqdir) yang sudah lampau, dan Allah telah mengetahui sebelumnya.Maka
semua perbuatan dan aktivitas makhluk-makhluk-Nya merupakan taqdir Allah SWT.Oleh
karena itu hendaknya para manusia ikhlas dan menerima segala apa yang sudah
menjadi qadha’Allah.
Diceritakan oleh syekh Afifuddin Az-Zahid, ia sedang berada di negara Mesir. Ia
mengadukan tentang peristiwa yang telah terjadi di Bagdad, peristiwa itu adalah pembunuhan
orang-orang kafir terhadap orang-orang muslim hingga ia porak-poranda mengalami masa
keruntuhan. Selama tiga tahun setengah kota bagdad lengang tanpa seorang khalifah, orang-
orang kafir mengalungkan mushaf-mushaf (Al-Qur’an) dileher binatang anjing dan
membuang buku-buku para imam ke sungai Tigris, sehingga tumpukan-tumpukan buku
tersebut menjadi sebuah jembatan yang dilewati oleh kuda-kuda. Ia pun sangat geram dan
mengutuk keras hal peristiwa itu, ia berkata: “Ya Tuhan, bagaimana hal ini bisa terjadi,
sedangkan di dalamnya terdapat banyak anak-anak dan orang-orang yang tak berdosa”.
Kemudian ia bermimpi ada seorang laki-laki yang membawa sebuah buku, ia pun mengambil
buku itu dari tangan laki-laki tersebut. Ia pun menemui isi yang ada di dalamnya,
sebagaimana yang ada pada dua bait nadhamyang menggunakan bahr al-mutaqaribberikut:
‫وال الحكم في حركات الفلك‬              ‫دع اإلعتراض فما األمر لك‬
‫فمن خاض لجة بحر هلك‬          ‫وال تسأل هللا عن فعله‬
Tinggalkanlah (kebiasaan suka) berkomentar atau membantah, niscaya kamu tidak akan
menemui masalah pada dirimu dan tidak akan pernah ada hukum yang menjerat perjalanan
lintasan hidup mu
Dan janganlah sekali-kali kamu bertanya kepada Allahmengenai apa yang telah Allah
kerjakan (tetapkan), oleh karena itu barang siapa masuk ke dalam palung lautan yang dalam,
maka  ia akan rusak (tenggelam)
8.      Iman pada hari dikumpulkannya manusia di padang makhsyar
Yaitu beriman dan percaya bahwa kelak setelah proses pembangkitan (dari mati) semua
makhluk akan digiring dan dikumpulkan di tanah makhsyar, yaitu tempat pemberhentianakhir
para makhluk setelah digiring. Tempat ini berupa hamparan tanah datar yang berwarna putih,
di tanah lapang ini berbentuk rata tanpa ada bagian yang berstruktur cembung (tinggi
tanahnya) yang bisa dipakai untuk bersembunyi, dan juga tidak ada yang berbentuk cekung
(rendah tanahnya) yang bisa dipakai untuk berlindung dari pengawasan-pengawasan yang
ada.Mereka digiring dengan berkelompok-kelompok dengan rapi. Di antaranya yaitu:
a.       Golongan yang menaiki kendaraan, yaitu orang-orang yang bertakwa
b.      Golongan yang berjalan kaki, yaitu orang-orang yang mempunyai amal baik sedikit
c.       Golongan yang berjalan menggunakan wajahnya sebagai alas, itu adalah orang-orang
kafir.
Setelah mereka berkumpul di padang makhsyar, kemudian mereka bubar menuju surga atau
pun neraka dan melewati jembatan shirath al-mustaqim. Adapun untuk umat dari Nabi
Muhammad SAW akan terbagi menjadi tujuh macam golongan, yaitu; orang-orang yang
jujur, orang-orang yang berilmu agama, para wali pengganti, para syuhada’(yang berjihad
dan mati di jalan Allah), para haji (mabrur), orang-orang yang taat (pada perintah dan hukum
Allah) dan orang-orang yang suka melakukan maksiat.
a.       Untuk orang-orang jujur akan melewati jembatan shirath al-mustaqim seperti kilat yang
menyambar
b.      Untuk para ilmuan agama akan melewati jembatan shirath al-mustaqimseperti angin
yang bertiup
c.       Untuk para wali pengganti akan melewati jembatan shirath al-mustaqim seperti burung
yang terbang dalam jangka waktu beberapa jam saja.
d.      Untuk para syuhada’ akan melewati jembatan shirath al-mustaqimseperti kuda pacuan
yang berlari di tengah hari.
e.       Untuk para haji (mabrur) akan melewati jembatan shirath al-mustaqimhanya dalam
jangka waktu satu hari saja.
f.       Untuk orang-orang yang bertakwa akan melewati jembatan shirath al-mustaqimdalam
waktu satu bulan saja.
g.      Sedangkan untuk orang-orang yang suka melakukan maksiat, kaki-kai merekaakan
diletakkan di atas jembatan shirath al-mustaqim, diletakkanlah dosa-dosa mereka di atas
punggung mereka dan mereka pun menyeberang. Besertaan dengan itu di bawah mereka
panasnya api neraka menyala-nyala menyambar mereka. Dan ketika itu mereka melihat
cahaya iman di dalam hati mereka, seraya berkata: “Silahkan engkau berjalan lebih dulu
wahai orang yang beriman! Karena cahaya iman mu bisa meredam panasnya api
neraka”.Sebagaimana yang disebutkan oleh Muhammad Al-Hamdaniy
Dalam bait ini, kata ‫القدر‬ dibaca dengan harakat fathahhuruf dal-nya. Dan kata ‫تحشم‬termasuk
dalam bab ‫ت َِعب يَ ْت َعب‬ yang mempunyai arti malu untuk diperlihatkan dan dibeberkan perihalnya
ketika diadukan kepada Allah Dzat Yang Maha Memaksa.
Maksud dari ‫ق تَحْ َش ُم‬
ُ ِ‫فيْه الخَالئ‬yaitubahwa setiap orangakan sibuk mengurus dirinya sendiri saat
dipadang makhsyardan semua orang akan berdesak-desakan dan bertumpuk-tumpukan
layaknya hewan belalang yang tersebar di tanah. Di sana orang-orang akan saling
melihatantarsanak saudara mereka dan mengenalinya.Mereka tak bicara sedikit pun dan
berjalan tanpa alas kaki dalam keadaan telanjang. Nabi Muhammad SAW bersabda:
‫يبعث الناس حفاة عراة غرال قد ألجمهم العرق وبلغ شحوم اآلذان‬
Manusia akan dibangkitkan (dari kematian) dalam keadaan telanjang, tak beralas kaki dan
dalam keadaan belum dikhitanbenar-benar tersumbat keringatnya dan sampai rusaknya
telinga
Kata ‫حفاة‬ artinya adalah tidak memakai sandal (alas kaki). Kata‫عراة‬ artinya adalah tidak
tertutupi (telanjang). Dan kata ‫غرال‬artinya adalah tidak di-khitan.
            Nadhim berkata dalam nadham-nya:
(‫وبأ َ َّن َمرْ ِج َع كافِ ٍر لِ َجهَنَّ ُم‬     ‫وبأن َمرْ ِج َع ُمس ٍْلم لِ ِجنانِه‬
َّ )
Beriman bahwa tempat kembali orang Islam adalah di surga dan tempat kembali orang kafir
adalah neraka jahanam
9.      Beriman bahwa surga adalah tempat bagi orang Islam dan neraka adalah tempat
bagi orang kafir
Bait ini bermaksud memberitahukan bahwa cabang iman yang ke-sembilan yaitu beriman
bahwa surga adalah tempat tinggal kekal (tetap) untuk orang Islam.Yang dimaksud orang
Islam di sini adalah orang yang meninggal dalam keadaan memeluk agama Islam, walaupun
sebelumnya iaadalah kafir dan kemudian ia berpaling untuk memeluk agama
Islam.Untukjenis orang yang kedua ini iatidak akan kekal ditempatkan di neraka, melainkan
setelah itu ia akan ditempatkan di surga sebagai tempat tinggal tetapnya. Oleh karena itu ia
tidak di siksa selamanya di neraka, karena ia mati ketikasudah memeluk agama Islam.Ketika
ia dimasukkan ke dalam neraka, ia dalam keadaan mati dalam jangka waktu yang hanya
diketahui oleh Allah SWT, maka ia tidak akan dihidupkan sampai ia keluar dari neraka. Yang
dimaksud mati di sini bukanlah mati yang sebenarnya, yaitu mati dengan keluarnya ruh dari
badan, melainkan sebuah kiasan di mana ia dalam keadaan tidak merasakan siksa neraka.
Kata ‫جهَنَّ ُم‬ merupakan
َ kata benda jamak dari kata ‫نيران‬, yaitutempat tinggal kekal (tetap) untuk
orang-orang kafir. Orang kafir di sini adalah orang yang mati dalam keadaan kafir, atau orang
yang hidup lama dalam keadaan Islam, namun kemudian ia berpaling menjadi kafir.Barang
siapa yang bersikeras berangan-angan namun tidak menemukan yang haq (kebenaran), dan
meninggalkan taqlid (mengikuti orang lain dalam melakukan syari’at agama, tanpa
mengetahui dasar-dasar hukumnya), dan anak-anak orang musyrik yang tidak masuk dalam
ke kafiran, menurut pendapat yang shahih maka tempat mereka kelak adalah di surga.
Label kafir dan muslim di sini tidak hanya diperuntukkan bagi manusia saja, melainkan jin
juga.
Kata ‫لِ َجهَنَّ ُم‬ dalam bait ini dibaca dengan harakat dhammah pada huruf mim-nya, karena untuk
menyesuaikan bentuk akhir bait (dalam sastra Indonesia disebut rima).
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
(‫ولِ َرحْ َم ِة ارْ ُج ت ََو َّكلَ ْن يا ُم ْسلِ ُم‬             ‫َف أَلِ ْي َم ِعقابِه‬
ْ ‫)واحْ بُبْ إلَهَكَ خ‬
Cintailah Tuhan mu, takutlah akan sakitnya siksa-Nya, harapkanlah rahmat-Nya dan
bertawakallah kepada-Nya wahai orang Islam!
Dalam bait ini nadhim menyebutkan empat macam cabang iman yang selanjutnya, sebagai
berikut:
10.  Mencintai Allah SWT
Sahl mengatakan beberapa hal sebagai berikut:
a.       Ciri-ciri orang cinta kepada Allah adalah cinta pada Al-Qur’an
b.      Ciri-ciri orang yang yang cinta Al-Qur’an adalah cinta kepada Nabi Muhammad SAW
c.       Ciri-ciri cinta Nabi SAW adalah cinta pada sunah-nya, ciri-ciri cinta pada sunah Nabi
adalah cinta pada akhirat
d.      Ciri-ciri cinta akhirat adalah benci terhadap (kehidupan) dunia
e.       Ciri-ciri benci dunia adalah dengan tidak mengambil sesuatu yang berbau duniawi
sebagai bekal untuk menuju akhirat.
Hatim bin Alwan mengatakan bahwa barang siapa yang mengaku-ngaku atas tiga hal tanpa
adanya tiga hal yang lain, maka ia dinilai berbohong. Ketiga hal tersebut yaitu:
a.       Barang siapa yang mengaku-ngaku cinta kepada Allah SWT tanpa menjaga dirinya dari
hal-hal yang diharamkan oleh Allah, maka ia telah berbohong.
b.      Barang siapa yang mengaku-ngaku mencintai Nabi SAW tanpa mencintai orang-orang
fakir, maka ia telah berbohong.
c.       Barang siapa mengaku-ngaku mencintai surga tanpa menginfakkan hartanya, maka ia
telah berbohong.
Sebagian orang-orang bijak mengatakan bahwa ketikasebuah iman berada pada kulit hati,
maka iman itu adalah cinta kepada Allah yang hanya berukuran sedang. Namun ketika iman
itu berada di dalam hati, maka iman tersebut adalah benar-benar sangat mencintai Allah dan
meninggalkan kemaksiatan.
Ada beberapa dakwaan cinta yang sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu Al-Fadhil
mengatakan; “Ketika dikatakan kepada mu: Apakah kamu mencintai Allah? Maka hendaklah
engkau diam, karena jika kamu mengatakan “tidak”, maka kamu telah kufur. Namun jika
kamu mengatakan “iya”, maka kamu bukan termasuk orang-orang yang cinta (kepada
Allah)”.

11.      Takut dengan siksa Allah


Tingkatan takut yang terendah adalah mencegah diri dari perkara-perkara haram, dan ini
dinamakan dengan wira’i. Naik lagi dari tingkatan tersebut adalah menghindari hal-hal yang
belum diyakini keharamannya, dan ini dinamakan dengan takwa. Namun apabila hal tersebut
disertai dengan penetralisasian (diri dari hal-hal yang haram atau yang belum jelas
keharamannya) karena tujuan untuk beribadah kepada Allah maka hal yang seperti ini akan
mengakibatkan seseorang untuk tidak membangun tempat tinggal yang kelak tidak ia
tinggali, tidak mengumpulkan makanan yang kelak tidak ia makan, tidak menghiraukan hal-
hal yang bersifat duniawi karena ia mengetahui bahwa hal-hal duniawi akan membuatnya
terpisah dari Allah dan tidak sedikitpun mengeluarkan nafasnya untuk makhluk selain Allah
atau untuk kepentingan ibadah kepada selain Allah, maka hal yang seperti ini dinamakan
dengan as-shidqu(jujur), sedangkan untuk orang yang melakukannya dinamakan dengan as-
shiddiqu (orang yang banyak jujurnya). Perbuatan yang seperti ini tergolong ke dalam as-
shidqu at-taqwa (kebenaran takwa), at-taqwa al-war’u al-‘iffatu(takwa yang memilah-
memilih dan menjaga diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat atau yang haram).Demikianlah
yang dikatakan oleh Al-Ghazali dalam kitabnya Al-ihya’.
12.      Mengharapkan rahmat Allah SWT
Allah SWT berfirman:

ِ ‫قُ ْليَا ِعبَا ِديَالَّ ِذينَأ َ ْس َرفُوا َعلَىأ َ ْنفُ ِس ِه ْمالتَ ْقنَطُوا ِم ْن َرحْ َم ِةاللَّ ِهإِنَّاللَّهَيَ ْغفِرُال ُّذنُوبَ َج ِميعًاإِنَّهُه َُو ْال َغفُورُالر‬
)٥٣( ‫َّحي ُم‬
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-
Zumar: 53).
Dan Nabi Muhammad SAW bersabda:
‫الفاجر الراجي لرحمة هللا تعالى أقرب إلى هللا تعالى من العابد القنط‬
Orang ceroboh yang mengharapkan rahmat Allah SWT lebih dekat dengan-Nya, dari pada
ahli ibadah yang putus asa(terhadap rahmat-Nya).
‫أن رجال كان في األمم الماضية يجتهد في العبادة ويشدد على نفسه ويقنط الناس من رحمة‬ ّ ‫روى عن عمر عن زيد بن أسلم‬
‫هللا تعالى ثم مات فقال يا ربّ مالي عندك فقال لك النار فقال يا ربّ فأين عبادتي واجتهادي فقال انك تقنط الناس من رحمتي‬
‫في الدنيا فأنا أقنطك اليوم من رحمتي‬
Diriwayatkan dari Umar dari Zaid bin Aslam: “Di masyarakat jaman dahulu terdapat seorang
laki-laki yang bersungguh-sungguh dalam beribadah dansangat menjaga nafsunya, namun ia
membuat orang lain menjadi putus asa dari rahmat Allah SWT. Kemudian ia mati, lalu
berkata: “Ya Tuhan, hartaku ada padamu”. Lalu Allah menjawab: “Bagi mu lah neraka”. Ia
berkata: “Lalu di manakah ibadah dan kesungguh-sungguhanku dahulu?”. Allah menjawab:
“Saat di dunia kamu sudah membuat orang lain putus asa terhadap rahmat-Ku, maka Aku pun
membuat mu putus asa dari rahmat-Ku””.
Hakikat dari sebuah harapan adalah membuat hati menjadi senang karena mengharapkan
apayang dicintai menjadi milik hati.Pada hal ini apa yang dicintai tersebut haruslah realistis
dan mempunyai sebab atau alasan. Jika alasan yang melandasinyaberlubang atau mengalami
kebocoran, maka harapan tersebut dinilai sebagaibujuk rayuan dan kebodohan saja. Namun
apabila alasan yang melandasi harapan tersebutdiketahui keberadaannya dan tidak diketahui
ketidak beradaannya, maka harapan tersebut dinilai sebagai sebuah pengharapan.
Apabila yang menjadi kehendak hati adalah sesuatu yang ada pada masa lalu, maka harapan
tersebut disebut dengan pengingat-ingat. Apabila yang menjadi kehendak hati adalah sesuatu
yang ada pada masa sekarang, maka harapan tersebut disebut dengan penemuan
dan kesempatan merasakan.Namun apabila yang menjadi kehendak hati adalah sesuatu yang
ada pada masa mendatang, maka harapan tersebut disebut dengan penantian. Jika yang
dinanti-nanti adalah sesuatu yang dikhawatirkan atau tidak diinginkan terjadinya, maka akan
menimbulkan sakit hati,dan kehendak hati itu disebut kekhawatiran. Namun jika yang
dinanti-nanti adalah sesuatu yang disukai atau diharapkan terjadinya, maka akan membuat
kenyamanan, ketenangan dan kebahagiaan di dalam hati, dan kehendak hati itu disebut
kebahagiaan.
13.      Tawakal kepada Allah SWT
Allah SWT berfirman:
)٢٣( َ‫قَالَ َرجُالنِ ِمنَالَّ ِذينَيَخَ افُونَأ َ ْن َع َماللَّهُ َعلَ ْي ِه َماا ْد ُخلُوا َعلَ ْي ِه ُم ْالبَابَفَإ ِ َذا َد َخ ْلتُ ُموهُفَإِنَّ ُك ْمغَالِبُونَ َو َعلَىاللَّ ِهفَتَ َو َّكلُواإِ ْن ُك ْنتُ ْم ُم ْؤ ِمنِين‬
Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah
memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu,
Maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. dan hanya kepada Allah
hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman". (QS. Al-Maidah:
23).
Tawakal mempunyai tiga tingkatan sebagai berikut:
a.       Tingkatan di mana keadaan seseorang yang tawakal beradapada tanggungan Allah dan
bergantung pada naungan dan perlindungan-Nya, sebagaimana keadaan di mana iapercaya
untuk tawakal.
b.      Tingkatan di mana keadaan orang yang tawakal bersama dengan Allah, sebagaimana
keadaan seorang anak kecil yang masih berada pada penjagaan ibunya, di mana anak kecil
tersebut hanya mengenal, takut dan berpegang pada ibunya saja.Jika ia melihat ibunya, maka
bergantunglah semua keperluaannya kepada ibunya. Jika terjadi sesuatu terhadap dirinya,
sedangkan ibunya tidak ada disampingnya, maka satu kata yang akan keluar dari mulut anak
itu adalah kata “Ibu…”, dan yang pertama ia khawatirkan adalah ibunya. Hal ini diseababkan
karena anak kecil tersebut sangat bergantung pada naungan, penjagaan dan kasih sayang
ibunya.
c.       Tingkatan di mana seseorang yang tawakal berada di bawah kendali Allah, baik ketika
ia bergerak ataupun diam. Orang yang tawakal tidak bisa memberontak dan mengelak dari
Allah, kecuali ia hanya bisa melihat bahwa dirinya adalah jasad yang sudah mati dan
digerakkan ataskuasa-Nya. Jadi orang yang tawakal di sini adalah ibarat orang mati yang
pasrah di bawah kendali orang yang memandikannya, dan ia pun tidak dapat memberontak
ketika tubuhnya digerakkan oleh tangan orang yang memandikannya.Pada tingkatan yang
ketiga ini berlaku bagi seseorang yang benar-benar kuat imannya, bahwa Allah SWT adalah
Dzat yang mengerakkan.
Tawakal yang ketiga merupakan tawakal tingkatan tertinggi. Tawakal yang pertama adalah
tingkatan tawakal yang paling rendah. Sedangkan tawakal yang kedua adalah tingkatan
tawakal yang sedang atau di atas jenis tawakal yang pertama.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
(‫ك ما ي َُرى بِكَ َمأْثَ ُم‬
½َ ِ‫ َوا ْب َخ َل بِ ِد ْين‬    ُ‫) َواحْ بُبْ نَبِيُّكَ ثُ ّم َعظِّ ْم قَ ْد َره‬
Cintailah Nabi mu kemudian tinggikanlah derajat beliau dan jadilah bakhil bagi agama mu
jika apa yang ada pada dirimu adalah dosa
Dalam bait ini Nadhimmenuturkan tiga macam cabang iman yang selanjutnya, sebagai
berikut:
14.      Mencintai Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW bersabda:
‫ال يؤمن أحدكم حتى أكون أحبّ اليه من نفسه وماله وولده ووالده والناس أجمعين‬
Tidaklah beriman salah satu di antara kalian hingga ia lebih mencintai ku dari pada dirinya
sendiri, hartanya, anaknya, orang tuanya dan semua orang.
Yang dimaksud dari kata ‫الناس‬ adalahselain orang-orang yang telah disebutkan sebelumnya,
yaitu seperti kerabat, kenalan, tetangga, sahabat dan lainnya.
Cinta kepada Rasulullah SAW adalah cinta kepada Allah SWT, begitu juga cinta kepada
ulama dan kekasih-kekasih Allah yang bertakwa.Mengapa bisa demikian?Karena Allah
mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah, dan pada hakikatnya tidak ada yang
berhak untuk dicintai kecuali Allah semata.
15.      Menjunjung dan memuliakan derajat Nabi Muhammad SAW
Dalam hal ini hendaklah seseorang mengetahuiakan tingginya derajat Nabi SAW, sopan
santun ketika menyebut nama beliau, senang mendengar nama dan hadis-hadis Nabi,
memperbanyak membaca shalawat dan salam untuk Nabi SAW, dan bersungguh-sungguh
dalam mengikuti sunnah Nabi SAW. Allah SWT berfirman:
)٢( َ‫ْضأ َ ْنتَحْ بَطَأ َ ْع َمالُ ُك ْم َوأَ ْنتُ ْمالتَ ْش ُعرُون‬ ِ ‫صوْ تِالنَّبِيِّ َوالتَجْ هَرُوالَهُبِ ْالقَوْ لِ َك َجه ِْربَ ْع‬
ٍ ‫ض ُك ْملِبَع‬ َ َ‫يَاأَيُّهَاالَّ ِذينَآ َمنُواالتَرْ فَعُواأَصْ َواتَ ُك ْمفَوْ ق‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi,
dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya
suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak menghapus (pahala)
amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari. (QS. Al-Hujuraat: 2).
16.      Bakhil terhadap agama Islam
Dalam hal ini dicontohkan ketika seseorang lebih memilih dibunuh dan dimasukkan ke dalam
api dari pada ia menjadi kufur, karena ia mengetahui bahwa agamanya lebih mulia dari pada
harta dan anak-anaknya.
Diceritakan bahwa Umar ibn Abdul Aziz semasa kekhalifahannya ia pernah mengutus
pasukan ke daerah Romawi untuk keperluan perang. Saat perang terjadi, para pasukan
tersebut dapat ditaklukkan, dan 20 orang dari mereka dijadikan tawanan.Saat kedua puluh
orang tersebut ditawan, kaisar Romawi menawarkan kepada salah satu di antara mereka
untuk masuk dalam agamanya dan menyembah berhala. Kaisar Romawi berkata kepadanya:
“Jika kamu masuk ke dalam agama ku dan bersujud pada berhala, maka aku akan menjadikan
mu seorang pemimpin di sebuah kota besar dan aku akan memberikan mu ilmu, kebebasan,
gelas, terompet dari perunggu. Namun jika kamu tidak mau masuk ke dalam agama ku, maka
akau akan memenggal leher mu”. Tawanan tersebut menjawab: “Aku tidak menjual agama
ku dengan perkara duniawi”. Sang kaisar pun memerintahkan algojonya untuk memenggal
leher tawanan tersebut. Kemudian dipenggallah leher tawanan tersebut di tengah alun-alun
dan kepalanya diarak mengelilingi alun-alun, namun seketika itu kepala tawanan yang sudah
terpenggal itu membaca ayat:
)٣٠( ‫يجنَّتِي‬ ِ ِ‫)فَا ْد ُخلِيف‬٢٨( ً‫ضيَّة‬
َ ِ‫) َوا ْد ُخل‬٢٩( ‫يعبَا ِدي‬ ِ ْ‫اضيَةً َمر‬ ْ ‫يَاأَيَّتُهَاالنَّ ْفس ُْال ُم‬
ِ ‫)ارْ ِج ِعيإِلَى َربِّ ِك َر‬٢٧( ُ‫ط َمئِنَّة‬
Hai jiwa yang tenang (27).Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-
Nya (28).Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku (29),masuklah ke dalam surga-
Ku (30). (QS. Al-Fajr: 27-30).
Sang kaisar pun marah mendengarnya.
Kemudian sang kaisar memanggil tawanan yang kedua dan berkata padanya: “Masuklah ke
dalam agama ku! Aku akan menjadikan mu seorang pemimpin di Mesir. Jika tidak, aku akan
memenggal leher mu seperti teman mu itu”. Tawanan itu pun menjawab: “Aku tidak menjual
agama ku dengan perkara duniawi. Kamu memang mempunyai kekuasaan untuk memotong
leher orang, namun kamu tidak mempunyai kekuasaan untuk memotong iman seseorang”.
Kemudian sang kaisar pun memerintahkan algojonya untuk memenggal leher tawanan itu.
Sebagaimana perlakuan yang diberikan kepada tawanan yang pertama, kepala tawanan yang
kedua juga diarak mengelilingi alun-alun tiga kali putaran. Seketika itu kepala tawanan yang
kedua itu membaca ayat:
)٢٣( ٌ‫)قُطُوفُهَادَانِيَة‬٢٢( ‫)فِي َجنَّ ٍةعَالِيَ ٍة‬٢١( ‫ضيَ ٍة‬
ِ ‫فَهُ َوفِي ِعي َش ٍة َرا‬
Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai(21),dalam surga yang
tinggi (22),buah-buahannya dekat (23).(QS. Al-Haqqah: 21-23).
Sang kaisar pun sangat marah sekali.Diletakkanlah kepala tawanan kedua tersebut di tempat
kepala tawanan yang pertama.
Kemudian sang kaisar memanggil tawanan yang ketiga dan berkata kepadanya: “Janganlah
berbicara! Apakah kamu bersedia masuk ke dalam agama ku?Aku akan menjadikan mu
seorang pemimpin”.Celakalah tawanan yang ketiga ini, ia berkata: “Baiklah, aku mau masuk
ke dalam agama mu”. Ia lebih memilih perkara dunia dari pada perkara akhirat.Sang kaisar
berkata kepada mentrinya: “Catatlah dia! Berikan dia kebebasan, gelas dan terompet dari
perunggu!”.Sang mentri berkata: “Wahai rajaku!Bagaimana aku dapat memberinyajika tanpa
tes”. Sang kaisar berkata: “Katakan padanya: “Jika perkataan mu memang benar, maka
bunuhlah satu orang teman mu””. Tawanan ketiga itu berkata: “Aku berkata benar”,
kemudian ia menarik satu temannya lalu membunuhnya. Lalu sang kaisar memerintahkan
mentrinya untuk mencatatnya. Sang mentri berkata kepada kaisar: “Ini sungguh tidak masuk
akal, anda mempercayai perkataannya.Dia tidak memperdulikan hak temannya sendiri yang
telah lahir dan tumbuh besar bersamanya.Lalu bagaimana dia bisa perduli dengan hak
kita”.Sang kaisar pun memerintahkan algojonya untuk memenggal leher tawanan
tersebut.Dan diaraklah kepala tawanan ketiga tersebut keliling alun-alun tiga kali putaran.
Kemudian seketika itu kepala tersebut membaca ayat:

ِ َّ‫أَفَ َم ْن َحقَّ َعلَ ْي ِه َكلِ َمةُ ْال َع َذابِأَفَأ َ ْنتَتُ ْنقِ ُذ َم ْنفِيالن‬
)١٩( ‫ار‬
Apakah (kamu hendak merobah nasib) orang-orang yang telah pasti ketentuan azab atasnya?
Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api neraka? (QS. Az-Zumar:
19).
Lalu diletakkanlah kepala tawanan itu dipojok alun-alun dipisahkan dari kepala teman-
temannya yang sebelumnya.Maka siksa dari Allah lah bagi tawanan ketiga ini.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
ْ ‫ َعظِّ ْم كَاَل َم الرَّبِّ َو‬    ‫اطلُبْ لِ ِع ْل ٍم ثُ َّم لَقِّ ْنهُ ْال َو َرى‬
َ ‫اطهُرْ تُ ْع‬
(‫ص ُم‬ ْ ‫) َو‬

Carilah ilmu kemudian amalkanlah ilmu tersebut kepada orang lain!, muliakanlah kalam
Tuhan (Al-Qur’an)!, dan bersucilah! Niscaya (kamu) akan selalu terjaga(dari cobaan,
bencana, musibah dan wabah penyakit).
Dalam bait ini Nadhim menyebutkan empat macam cabang iman yang selanjutnya sebagai
berikut:
17.      Mencari ilmu
‫عن عبد هللا بن مسعود قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلّم َمن تعلّم بابا من العلم ينتفع به في آخرته ودنياه كان خيرا له‬
‫من عمر الدنيا سبعة آالف سنة صيام نهارها وقيام ليالها مقبوال غير مردود‬
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Barang
siapa yang mempelajari satu pembahasan ilmu kemudian ia mengambil manfaatnya di dalam
dunia dan akhirat, maka ilmu tersebut lebih baik baginya dari pada umur tujuh ribu tahun
hidup di dunia yang setiap siangnya ia berpuasa dan pada malam harinya ia beribadah seraya
amal-amal tersebut diterima oleh Allah tanpa ditolak sedikitpun”
‫عن معاذ بن جبل قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلّم تعلّموا العلم فان تعلمه هلل حسنة ودراسته تسبيح والبحث عنه جهاد‬
‫وطلبه عبادة وتعليمه صدقة وبذله ألهله قربة والفكر في العلم يعدل الصيام ومذاكرته تعدل القيام‬
Dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Pelajarilah ilmu!Jika hal itu
dilakukan karena Allah, maka akan dinilai sebagai satu kebaikan. Mempelajarinya dinilai
seperti membaca tasbih, mencarinya dinilai sebagai jihad dan memperolehnya dinilai sebagai
ibadah, mengajarkannya dinilai sebagai sedekah, mewariskannya kepada ahlinya dinilai
sebagai qurbah (mendekatkan diri kepada Allah), memikirkannya dinilai layaknya melakukan
puasa, mendiskusikannya dinilai layaknya melakukan qiyamul lail (ibadah di malam hari)”
‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلّم اطلب العلم ولوْ بينك وبينه بحر من نار‬
Rasulullah SAW bersabda: “Tuntutlah ilmu walau disekeliling mu dan disekelilingnya (ilmu
tersebut) adalah lautan api!”
‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلّم اطلب العلم من المهد الى اللحد‬
Rasulullah SAW bersabda: “Tuntutlah ilmu semenjak di atas ayunan (ketika masih bayi)
hingga liang lahat (sudah meninggal)!”
Jadi, menuntut ilmu merupakan kewajiban di mana pun dan kapan pun saja.
Sebagian ulama salaf mengatakan bahwa terdapat empat macam ilmu, yaitu; ilmu fiqih untuk
urusan agama, ilmu kedokteran untuk urusan jasmani, ilmu perbintangan untuk urusan waktu,
dan ilmu nahwu untuk urusan lisan.
Ketahuilah! Ilmu jika dilihat dari sisi cara memperolehnya terbagi menjadi dua macam, yaitu:
a.       Kasbiy, adalah ilmu yang dihasilkan dari usaha membiasakan belajar dan membaca
bersama seorang guru.
b.      Sima’iy, adalah ilmu yang diperoleh dengan belajar dari ulama, yaitu dengan menyimak
pelajaran agama dan dunia. Ilmu ini hanya dapat diperoleh dengan mencintai
ulama,membaur, berkumpul dansering bertanya-jawab kepada mereka.Dan diwajibkan dalam
memperoleh ilmu ini bagi orang yang menuntutnyauntuk berniat memperoleh ridha Allah
SWT, desa akhirat (surga), menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari segala macam
kebodohan, menghidupkan agama dan menjaga Islam dengan ilmu. Dengan adanyailmu ini
hendaknya ia bersyukur atas nikmat akal dan kesehatan badan yang telah diberikan oleh
Allah kepadanya. Namun sebaliknya, janganlah ia berniatan bahwa dengan ilmu ini ia dapat
membanding-bandingkannya dengan orang lain, dengan ilmu ini ia dapat memperoleh harta
dunia, dan ia bisa mendapatkan kemuliaan dari penguasa dan yang lainnya.
18.      Mengajarkan ilmu syari’at
Berdasarkan sabda Nabi SAW:
‫ليبلغ الشاهد منكم الغائب‬
Hendaklah orang yang sudah menyaksikan (hadir dalam pengajian) dari kalian untuk
memberitahukan kepada orang yang tidak hadir (dalam pengajian) pelajaran yang sudah
diajarkan (saat pengajian).
Maksudnya yaitu, wajib bagi seseorangdari kalian yang sudah menyimak apa yang aku (Nabi
Muhammad SAW) katakan untuk memberitahukan perkataan kutersebut kepada orang yang
tidak menyimaknya.
Hadis ini merupakan pesan untuk para sahabat dan generasi setelahnya hingga hari kiamat.
Diharuskan bagi ahlu ilmi (orang yang memiliki ilmu) untuk menyampaikan ilmunya. Setiap
orang yang mempelajari satu masalah, maka ia sudahtermasuk ke dalam ahlu ilmi (orang
yang memiliki ilmu). Dan setiap orang bodoh yang mengetahui syarat-syarat salat, hendaklah
ia memberitahukannya kepada orang lain (yang tidak mengetahuinya), jika tidak, maka sama
artinya ia telah mengajak orang lain (yang tidak mengetahuinya)untuk melakukan dosa.
Wajib bagi setiap masjid dan kampung suatu kota untuk mempunyai satu ahli ilmu yang
dapat mengajarkan ilmu dan memberikan pemahaman kepada masyarakat. Begitu halnya
bagi setiap desa untuk mempunyai satu ahli ilmu, wajib bagi setiap ahli ilmu untuk
menggugurkan hukum fardlu ‘ain yang ada pada dirinya.Dan jika ia terikat oleh fardlu
kifayah,hendaklah ia hijrah ke tetangga desanya dan mengajarkan perihal masalah
keagamaan mereka, kewajiban-kewajiban syari’at mereka. Pada saat itu hendaklah ia
membawa bekal sendiri untuk ia makan nantinya, sehingga ia tidak memakan makanan
mereka (penduduk desa).Oleh karena itu, jika ada salah satu yang melakukannya, maka
gugurlah dosayang lainnya. Namun jika tidak ada satupun yang melakukannya, maka
semuanya akan terkena dosa.Kelalaian orang yang berilmu adalah ketika ia meninggalkan
desa tersebut. Adapun kelalaian orang yang bodoh adalah ketika ia tidak mau belajar.
Begitulah yang dikatakan oleh Ahmad As-Sahimi yang diambil dari perkataan Al-Ghazali.
Kemudian ketahuilah juga! Bahwa orang alim akhirat(mahir dalam ilmu akhirat) mempunyai
tiga ciri-ciri, yaitu:
a.       Dia tidak mencari perkara duniawi dengan ilmu yang ia miliki.
b.      Dia bermaksud untuk menyibukkan dirinya dengan ilmu-ilmu ukhrawiyah (yang
bersifat akhirat), sehingga konsentrasinya hanya tertuju pada ilmu batin untuk memperbaiki
hatinya.
c.       Dia senantiasa berpegang teguh terhadap ilmunya dengan cara taqlid(mengikuti)
kepada ahli syari’at, baik ucapannya maupun perbuatannya.
Adapun orang yang tidak mempergunakan ilmunya untuk mencari perkara duniawi
mempunyai lima ciri-ciri:
a.       Tidak berlawanannya ucapan dan perbuatannya, sehingga ia menjadi orang yang
senantiasa mengerjakan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.
b.      Dia menjadikan ilmunya sebagai timbangan untuk mengukur seberapa kemampuannya.
Dia sangat taat kepada Allah dan menjaga dirinya dari ilmu-ilmu yang bersifat untuk beradu
argumentasi saja.
c.       Dia sangat menjauhi kemewahan dalam hal makanan,tempat tinggal, perabot rumah
dan pakaian.
d.      Dia tidak suka berbaur dengan pemerintah, kecuali untuk memberikan nasehat
kepadanya, mencegah dia melakukan kedhaliman dan membantunya dalam mencari ridla
Allah SWT.
e.       Dia tidak terburu-buru dalam memberikan fatwa. Dia sangat berhati-hati dalam
berbicara. Bertanyalah kepada orang yang ahli fatwa!. Dia sangat menghindari melakukan
ijtihad (yang ceroboh) ketika duduk masalahnya tidak jelas. Namun jika terdapat masalah
yang tidak mudah untuk diijtihadi, maka dengan terus terang dia akan mengatakan: “Aku
tidak mengerti”.
19.      Mengagungkan dan memuliakan Al-Qur’an
Ada beberapa bentuk cara mengagungkan dan memuliakan Al-Qur’an, sebagai berikut:
a.       Membacanya dalam keadaan suci.
b.      Menyentuhnya hanya ketika dalam keadaan suci saja.
c.       Bersiwak dan membersihkan gigi ketika hendak membacanya.
d.      Duduk tegap saat membacanya, kecuali pada saat salat. Jadi seseorang tidak boleh
membacanya denganposisi berbaring.
e.       Membacanya dengan mengenakan pakaian yang baik dan bersih, karena ketika
membaca Al-Qur’an sama artinya sedang bermunajat kepada Allah.
f.       Membacanya dengan posisi menghadap kiblat.
g.      Berkumur sehabis mengeluarkan dahak.
h.      Menahan bacaan ketika sedang menguap.
i.        Membacanya dengan pelan-pelan dan tartil (sesuai kaidah tajwid).
j.        Memperhatikan setiap hurufnya sesuai dengan makhraj-nya.
k.      Tidak meletakkannya di sembarang tempat.
l.        Tidak meletakkan buku lain di atasnya, sehingga selamanya Al-Qur’an akan menjadi
kitab suci yang paling mulia dari pada buku-buku lainnya.
m.    Meletakkannya pada tempat khusus Al-Qu’an saat membacanya atau di atas sesuatu
yang tingginya antara kedua tangan. Sehingga tidak meletakkannya di lantai.
n.      Tidak membuka setiap lembarnya dengan tangan yang dibasahi dengan air ludah, akan
tetapi memakai air yang bersih.
o.      Tidak memakai lembaran Al-Qur’an yang rusak untuk menjaga (menyampuli) buku-
buku lain.Namun jika hal yang seperti ini (membuat sampul buku dari lembaran Al-Qur’an
yang telah rusak dan usang) dilakukan, maka itu termasuk perbuatan yang sangat keji. Oleh
karena itu hendaklah lembaran-lembaran yang telah usang dan tidak bisa dipakai lagi itu
dilebur menggunakan air.
p.      Tidak membacanya di pasar,di tempat yang gaduh dan ramai, dan di tempat
berkumpulnya orang-orang bodoh.
q.      Ketika memakai Al-Qur’an untuk pengobatan penyakit, yaitu dengan melebur tulisan
ayat-ayat Al-Qur’an dengan air. Pada saat tulisan ayat-ayat Al-Qur’an tersebut sudah terlebur
ke dalam air, hendaklah tidak menumpahkan air basuhan Al-Qur’an tersebut di sembarang
tempat, seperti; tempat yang najis dan tempat yang berkemungkinan untuk diinjak kaki, akan
tetapi tempatkan pada tempat-tempat yang terhindar dari injakan kaki atau dengan cara
membuat sebuah luangan di tempat yang suci lalu menuangkan air tersebut ke tubuh orang
yang sakit di dalam lubang yang sudah dibuat tadi, lalu menutup lagi lubang tersebut ketika
sudah selesai dipakai, atau juga dapat dilakukan di sungai besar yang mengalir airnya. Allah
akan mencatat setiap orang yang menulis dan membacanya (ayat-ayat Al-Qur’an), dan
berniatan mulia dalam melakukannya. Niscaya Allah akan memberikan apa yang dia niatkan.
20.  Bersuci 
Allah SWT berfirman:
‫ىال َك ْعبَ ْينِ َوإِ ْن ُك ْنتُ ْم ُجنُبًافَاطَّهَّرُوا َوإِ ْن ُك‬
ْ َ‫وس ُك ْم َوأَرْ ُجلَ ُك ْمإِل‬
ِ ‫ىال َم َرافِقِ َوا ْم َسحُوابِ ُر ُء‬ ْ َ‫يَاأَيُّهَاالَّ ِذينَآ َمنُواإِ َذاقُ ْمتُ ْمإِلَىالصَّال ِةفَا ْغ ِسلُوا ُوجُوهَ ُك ْم َوأَ ْي ِديَ ُك ْمإِل‬
‫ص ِعيدًاطَيِّبًافَا ْم َسحُوابِ ُوجُو ِه ُك ْم َوأَ ْي ِدي ُك ْم ِم ْنهُ َماي ُِريدُال‬ َ ‫ضىأَوْ َعلَى َسفَ ٍرأَوْ َجا َءأَ َح ٌد ِم ْن ُك ْم ِمن َْالغَائِ ِطأَوْ ال َم ْستُ ُمالنِّ َسا َءفَلَ ْمتَ ِجدُوا َما ًءفَتَيَ َّم ُموا‬َ ْ‫ْنتُ ْم َمر‬
)٦( َ‫لَّهُلِيَجْ َعلَ َعلَ ْي ُك ْم ِم ْن َح َر ٍج َولَ ِك ْني ُِري ُدلِيُطَهِّ َر ُك ْم َولِيُتِ َّمنِ ْع َمتَهُ َعلَ ْي ُك ْملَ َعلَّ ُك ْمتَ ْش ُكرُون‬
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu
sakitatau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuhperempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Maidah: 6).
Nabi Muhammad SAW bersabda:
‫الطهور شطر اإليمان‬
Kesucian adalah sebagian dari (pahala)iman
As-Sahimiy membaca kata ‫الطهور‬ dengan huruf tha’ yang ber-harakatdhammah yang
mempunyai arti wudlu secara dhahir dan batin mempunyai setengah pahalanya iman.
Al-Hatim berkata kepada Ashim bin Yusuf:“Ketika waktu dhuhur tibaNabi berwudhu dua
kali, yaitu wudhu dhahir dan batin”. Kamudian Ashim berkata: “Bagaimana bisa demikian?”.
Al-Hatim menjawab: “Untuk wudhu dhahir anda sudah mengetahuinya, adapun wudhu batin
adalah taubat dengan penyesalan, meninggalkan dendam, menipu, keragu-raguan, sombong,
meninggalkan cinta akan perkara duniawi, meninggalkan cinta akan pujianmakhluk
(manusia) dan meninggalkan kebiasaan senang menjadi pengharapan orang lain.
Demikianlah”.
Nadhim mengatakanbahwa kata ‫ْص ُم‬َ ‫تُع‬ pada bait ini dibaca dengan huruf mim yang ber-harakat
dhammah dan kata ini mempunyai mubtada’ yang tersimpan dengan posisi i’rabjazmkarena
menjadi jawab dari amr (perintah), bentuk selengkapnya adalah sebagai berikut:
َ ‫تُ ْع‬  َ‫فأنت‬
‫ص ُم ِمن البالء‬
Maka kamu akan terjaga dari musibah
Yang demikian memang benar, karena bersuci dapat menghindarkan dari musibah.
Demikianlah sebagaimana yang diriwayatkan dari sebagian ulama.
Sahabat Umar r.a. berkata:
ّ
‫إن الوضوء الصالح يطرد عنك الشيطان‬
Wudhu yang benar dapat menghindarkan mu dari setan.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
(‫ف و ُح َّج وجا ِهد ََّن فتُ ْك َر ُم‬
ْ ‫وا ْع ُك‬         ‫ك ث ّم صُ ْم‬
َ َ‫ك مال‬
ِّ ‫ص ِّل الصَّالةَ و َز‬
َ )
Di dalam bait ini nadhim menyebutkan enam macam cabang iman yang selanjutnya, sebagai
berikut:

21.      Menunaikan salat fardhu lima waktu


Maksudnya adalah menunaikan salat fardhu lima waktu pada waktunya secara
sempurna.Rasulullah SAW bersabda:
‫علم اإليمان الصالة فمن فرغ لها قبله وحافظ عليها بحدودها فهو مؤمن‬
Tanda-tanda iman adalah salat, barang siapa yang selesai salat dan menjaganya dengan
batasan-batasannya, maka ia adalah seorang mukmin (orang yang beriman).
Rasulullah SAW pernah ditanya oleh seseorang mengenai tanda-tanda orang mukmin dan
munafiq, kemudian beliau menjawab:
ّ
‫ والمنافق همته في الطعام والشرب كالبهيمة‬.‫ان المؤمن ه ّمته في الصالة والصيام والعبادة‬
Orang mukmin mempunyai hasrat untuk salat, puasa dan ibadah. Sedangkan orang munafiq
mempunyai hasrat untuk makan dan minum seperti binatang.
22.      Menunaikan zakat
Maksudnya adalah menunaikan zakat kepada orang yang berhak menerimanya dengan niat
khusus, yaitu seseorang berniat dengan sepenuh hati untuk menunaikan zakat fardhu (zakat
fitrah), dan ia tidak boleh memilih-milih menentukan harta tertentu. Apabila ia memiliki
satu nishabemas, perak, hewan ternak, biji-bijian, buah kurma atau anggur, maka ia wajib
mengeluarkan zakatnya dan diberikan kepada delapan golongan orang yang berhak menerima
zakat atau beberapa golongan saja yang dijumpai dari delapan golongan tersebut, di
antaranya yaitu; orang faqir, miskin, musafir yang membutuhkan perbekalan, orang yang
mempunyai banyak hutang. Rasulullah SAW bersabda:
‫ما خالطت الزكاة مااًل قطّ ااّل أهلكته‬
Harta zakat yang tercampur dengan harta lain akan merusak harta tersebut.
23.      Puasa ramadhan
Maksudnya adalah melakukan puasa di bulan ramadhan dengan meninggalkan hal-hal yang
dapat membatalkannya di sepanjang harinya dengan niat pada malam harinya untuk taat
kepada Allah, dilakukan sejak fajar sampai terbenamnya matahari. Dengan catatan terbebas
dari darah haid, nifas dan wiladahdi sepanjang harinya (saat jam puasa).Dan juga terbebas di
sebagian hari (tidak sepanjang waktu puasa) dari penyakit ayan, mabuk, makan, minum,
bersetubuh dan merokok.Jika seseorang yang puasa lupa atau tidak sengaja makan, maka
puasanya masih dianggap sah.Berkenaan dengan ketidak sengajaan tersebut diibaratkan
Allahlah yang memberikan makanan kepadanya dan Allah sedang mengasihaninya.Demikian
adalah perkataan dari Al-Sahamiy di dalam bukunya yang bernama lubabu ath-thalibin.
24.      I’tikaf
Maksudnya adalah berdiam atau menetap di dalam masjid dengan niat untuk i’tikaf,
dan i’tikafini disunahkan setiap saat, walaupun di waktu yang tidak disukai. Dalam hal
melakukan i’tikaf tidak diperkenankan bagi seorang istri kecuali sudah mendapatkan ijin dari
suaminya, dan juga bagi seorang budakkecuali sudah mendapatkan ijin dari tuannya. Namun
jika tidak demikian, maka bagi suami dan tuan tersebut berhak untuk mengeluarkan mereka
dari masjid.
Rukun i’tikaf ada empat, yaitu:
a.       Niat
Hendaklah membaca niat ketika baru memulai untuk menetap atau berdiam diri di dalam
masjid. Oleh karena itu tidak dianggap sah jika seseorang membaca niat i’tikaf saat ia
memasuki masjid, sedangkan ia mengerjakan kegiatan lain selain i’tikaf.
Dalam berniat diwajibkan untuk memperjelas apakah i’tikaf yang akan dilakukan bersifat
wajib atau karena nadzar (berjanji kepada Allah untuk melakukan sesuatu jika keinginannya
dikabulkan)?
b.      Masjid
Hendaknya masjid di sini bersifat murni (siapa saja bebas dan berhak memakainya), bukan
masjid pribadi. Hal ini dikarenakan antara keduanya memiliki cara penghormatan yang
berbeda.
c.       Berdiam atau menetap
Maksudnya adalah berdiam diri di dalam masjid semampunyaselama masih dalam
kategori i’tikaf.Jadi, i’tikaf boleh dilakukan dalam posisi berdiri dengan jangka waktu
diatas thuma’ninah, dan ketika itu diperbolehkan untuk berpindah posisi, selama tidak
mondar-mandir sehingga tidak berdiam diri.Hal ini juga diperbolehkan
untuk i’tikafmandzur (i’tikaf yang menjadi nadzar), karena untuk memberikan kesempatan
bagi orang yang melakukan i’tikaf untuk mengambil posisi yang dapat
membuatnyathuma’ninah, baik dalam posisi ruku’ ataupun yang lainnya.
d.      Mu’takif (orang yang ber-i’tikaf)
Adapun syarat bagi mu’takif adalah sebagai berikut:
a)      Beragama Islam
b)      Berakal
c)      Tidak sedang berhadas besar
Maka dianggap tidak sah i’tikaf seseorang yang tidak mempunyai kriteria di atas.Namun jika
kebetulan saja pada saat melakukan i’tikaf si mu’takif pingsan, maka i’tikaf-nya tidaklah
batal, bahkan pada waktu iasedang pingsan dianggap sebagai i’tikaf. Dan dianggap
terputus i’tikafseseorang ketika ia murtad dan mabuk, hal ini berlaku jika memang ia berniat
melakukannya dengan sengaja.
25.      Beribadah haji
Yaitu menuju masjid baitul haram untuk menunaikan ibadah haji atau umrah jika mampu,
baik mampu dalam hal perbekalan maupun kendaraan atau transportasi.
Haji adalah ibadah yang di dalamnya diwajibkan melakukan wuquf di daerah Arafah pada
hari haji yang kesembilan atau pada malam kesepuluhnya, tawaf bagi orang yang suci
di baitul haram tujuh kali putaranpada waktu tawaf yang sudah ditentukan, yaitu diawali
setelah tengah malam hari nahr, dan juga sa’i (lari-lari kecil) antara Saffa dan Marwah.
26.      Jihad
Yaitu melakukan jihad melawan orang-orang kafir dengan tujuan untuk menyelamatkan
agama.Pada awal-awal Islam jihad merupakan amal yang terbaik. Rasulullah SAW bersabda:
‫رأس األمر اإلسالم وعموده الصالة وذروة سنامه الجهاد‬
Perkara yang nomor satu adalah Islam,adapun tiangnya adalah salat,sedangkan ujung
punuknya adalah jihad
Maksud dari hadis ini adalah sebagaimana yang dikatakan oleh As-Sahimiy bahwa sumber
awal dari urusan agama adalah mengucapkan dua kalimat syahadah, besertaan dengan
menghayati makna dan mengamalkan maksudnya.Oleh karena itu tidaklah sah suatu perkara
kecuali dengan Islam. Sesuatu yang dapat meninggikan agama adalah mengerjakan salat
wajib lima waktu. Sedangkan hal yang paling mulia di dalam agama adalah jihad memerangi
orang-orang kafir dengan tujuan untuk menyelamatkan agama Islam.
Makna asal dari kata ‫السنام‬ adalah sesuatu yang tinggi di atas punggung unta dekat bagian
lehernya.
Arti kata jihad di dalam hadis ini bisa diartikan sebagai berperang melawan diri sendiri, yaitu
dengan menahan diri dari hawa nafsu dan mencegahnya meluas dalam kesenangan duniawi,
mendorong diri sendiri untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-
Nya.Inilah jihad yang terbesar dan lebih utama dari pada jihad memerangi orang-orang kafir.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
(‫اإلما ُم ْالحا ِك ُم‬ َ ‫َّت أَ ِّد ُخ ْم‬
ِ ُ‫حتّى يُفَ ِّرقَه‬    ‫س َمغانِ ٍم‬ ْ ِ‫) َراب‬
ْ ‫ط تَثَب‬

Jagalah perbatasan!,berteguh (memerangi musuh) dan berikanlah seperlima harta rampasan


perang (yang didapat)agar kemudian sangpimpinan(yang)bijaksanayang akan membagi-
bagikannya!
Di dalam bait ini nadhim meberitahukan tiga macam cabang iman yang selanjutnya, yaitu
sebagai berikut:
27.      Menjaga perbatasan wilayah
Maksudnya adalah menetapi daerah yang ada di antara wilayah milik orang muslim dan kafir
untuk menjaga umat Islam (dari serangan musuh), walaupun harus menjadikannya sebagai
tempat tinggal. Rasulullah SAW bersabda:
‫رباط يوم في سبيل هللا خير من الدنيا وما عليها‬
Menjaga suatu hari di jalan Allah lebih mulia dari pada dunia dan seisinya.
‫َمن ماتَ مرابطا في سبيل هللا أمن من الفزع األكبر‬
Barang siapa yang mati karena menjaga (perbatasan) di jalan Allah, maka ia akan selamat
dari ketakutan yang sangat besar.
Ketakutan yang sangat besar tersebut adalah seseuatu yang dapat mengakibatkan orang
tersebut ke neraka.
28.      Berteguh memerangi musuh tanpa melarikan diri
Allah SWT berfirman:
)٤٥( َ‫يَاأَيُّهَاالَّ ِذينَآ َمنُواإِ َذالَقِيتُ ْمفِئَةًفَ ْاثبُتُوا َو ْاذ ُكرُوااللَّهَ َكثِيرًالَ َعلَّ ُك ْمتُ ْفلِحُون‬
Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh
hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. (QS. Al-
Anfal: 45).
Artinya ketika memerangi orang kafir hendaklah untuk berteguh hati dalam memeranginya,
jangan sampai terperdaya dan kalah. Ingatlah Allah dan agungkan Dia saat perang agar kamu
mendapatkan pertolongan (Allah) dan pahala yang kamu inginkan!.
29.      Menyerahkan seperlima harta rampasan perang kepada pimpinan atau
penggantinya
Artinya ketika usai peperangan dan mendapatkan harta rampasan perang hendaklah untuk
memberikan seperlimanya kepada sang pimpinan untuk kemudian bisa dibagi-bagikan.
Diawali dengan pemberian barang rampasanperang (berupa perabotan perang) kepada
pasukan muslim.Kemudian harta rampasan yang didapat dibagi menjadi lima seperlima.
Yang empat bagian diberikan kepada orang yang hadir dalam peperangan dengan
niatberperang, walaupun tidak terlibat langsung dalam peperangan, danpara tentara,
walaupun tidak melihat secara langsungpeperangan yang terjadi. Pembagiannya adalah
sebagai berikut:
a.       Satu bagianuntuk yang berjalan kaki
b.      Sedangkantiga bagian lagi untuk yang menunggang kuda, yaitu satu bagian untuk
penunggangnya dan dua bagian untuk kudanya.
Adapun untuk satu bagian (dari pembagian harta rampasan menjadi lima seperlima) dibagi
lagi menjadi seperlima. Pembagiannya adalah sebagai berikut:
a.       Satu bagian diberikan untuk kemaslahatan umat Islam seperti tembok pelabuhan (yang
biasanya berfungsi untuk memecah ataupun menghalangi daerah daratan dari ombak),benteng
pertahanan, pesangon untuk para hakim, ulama, imam, muadzin(orang yang bertugas untuk
mengumandangkan adzan salat).
b.      Satu bagian lagi diberikan kepada kerabat Nabi SAW, mereka adalah keturunan Bani
Hasyim dan Bani Mutholib. Diutamakan untuk laki-laki, yang mana mereka diberikan
layaknya dua bagian untuk perempuan.
c.       Satu bagian lagi diberikan kepada anak-anak yatim.
d.      Satu bagian lagi diberikan kepada orang-orang fakir.
e.       Satu bagian lagi diberikan kepada orang-orang yang ada (berjuang, berdakwah dan
kemaslahatan lainnya) di jalan Allah.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
(‫ك ثُ َّم فَرْ َجكَ تَ ْغنَ ُم‬ ْ َ‫واحْ ف‬       ‫بال َو ْع ِد ا ْش ُك َر ْن‬
َ َ‫ظ لِسان‬ ْ ‫ف‬ ِ ْ‫)وا ْعتِ ْق َو َكفِّرْ أَو‬
Merdekakanlah (budak perempuan)!,bayarlah kafarat(denda)!,tepatilah janji!, bersyukurlah!,
jagalah lisan mu!kemudian jagalah kemaluan mu! Niscaya kamu akanmendapatkan
keuntungan.
Nadhim menyebutkan enam macam cabang iman yang selanjutnya pada bait ini.Enam cabang
iman tersebut yaitu:
30.  Memerdekakan budak perempuan
Yaitu memerdekakan budak perempuan walaupun dengan resiko keturunan, rumah atau
tawanan. Rasulullah SAW bersabda:
)‫ (رواه مسلم‬.‫من أعتق رقبة مسلمة سليمة أعتق هللا بك ّل عضو منها عضوا منه من النار حتى فرجه بفرجه‬
Barang siapa yang memerdekakan seorang budak perempuan muslimah yang baik, maka
untuk setiap bagian tubuh (budak perempuan)yang ia merdekakan,Allah Akan
memerdekakan satu bagian tubuhnya (orang yang memerdekakan)dari neraka, hingga Allah
akan menyelamatkan kemaluannya dari (panasnya) inti neraka. (HR. Muslim).

31. Membayar kafarat(denda)


Kafarat ada empat macam, yaitu:
a. Kafarat dhihar (denda karena melanggar janji).
b. Kafarat qatl (denda karena membunuh).
c. Kafarat jima’ (denda karena bersetubuh saat sedang puasa ramadhan dengan sengaja).
d. Kafarat yamin (denda karena melanggar sumpah).
Untuk tiga macam kafarat yang pertama adalah wajib memerdekakan budak perempuan yang
sehat dari penyakit yang dapat mengganggu pekerjaan. Jika tidak bisa memerdekakan satu
budak perempuan yang sehat, maka wajib berpuasa dua bulan berturut-turut, oleh karena itu
dianggap terputus jika terdapat puasa yang batal, walaupun karena ada alasan tertentu kecuali
karena haid (bagi perempuan). Jika tidak bisa puasa dua bulan berturut-turut, maka wajib
memberikan makan kepada 60 orang miskin, untuk setiap orangnya mendapatkan bagiansatu
mud (jenis takaran di timur tengah yang setara dengan ±6 ons) makanan pokok yang umum
ada di negaranya, kecuali ketika dalam keadaan berperang, maka tidak dianjurkan (untuk
memberikan makan kepada 60 orang miskin).
Sedangkan untuk satu kafaratyang terakhir adalah wajib memberikan makanan kepada 10
orang miskinuntuk setiap orangnya mendapatkan bagian satu mud makanan pokok yang
umum ada di negaranya atau pakaiannya, atau memerdekakan satu budak perempuan. Jika
tidak bisa, maka wajib berpuasa tiga hari walaupun terputus-putus (tidak berturut-turut).
32. Menepati janji
Allah SWT berfirman:
)٤٠( ‫يَابَنِيإ ِ ْس َرائِياَل ْذ ُكرُوانِ ْع َمتِيَالَّتِيأ َ ْن َع ْمتُ َعلَ ْي ُك ْم َوأَوْ فُوابِ َع ْه ِديأُوفِبِ َع ْه ِد ُك ْم َوإِيَّايَفَارْ هَبُو ِن‬
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka
setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah
sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi
dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?". (QS. Al-
Baqarah: 40).
َّ ‫يَاأَيُّهَاالَّ ِذينَآ َمنُواأَوْ فُوابِ ْال ُعقُو ِدأُ ِحلَّ ْتلَ ُك ْمبَ ِهي َمةُاأل ْن َعا ِمإِال َمايُ ْتلَى َعلَ ْي ُك ْم َغ ْي َر ُم ِحلِّيال‬
)١( ‫ص ْي ِد َوأَ ْنتُ ْم ُح ُر ٌمإِنَّاللَّهَيَحْ ُك ُم َماي ُِري ُد‬
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak,
kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan
berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-
hukum menurut yang dikehendaki-Nya. (QS. Al-Maidah:1).
Rasulullah SAW bersabda:
‫العدةعطية‬
Janji adalah pemberian
‫العدةدين‬
Janji adalah hutang
‫ اذاحدثكذبواذاوعدأخلفواذاائتمنخان‬:‫ثالثفيالمنافق‬
Tiga hal yang ada pada orang-orang munafiq, yaitu ketika berbicara ia berbohong, ketika
berjanji ia mengingkari dan ketika dipercaya ia berkhianat
Artinya jika ketiga hal ini ada pada diri seorang muslim, maka ia sama seperti dengan orang
munafiq, sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Aziziy.
33. Bersyukur
Allah SWT berfirman:

ِ ‫فَ ْاذ ُكرُونِيأ َ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوالِي َوالتَ ْكفُر‬


)١٥٢( ‫ُون‬
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.(QS. AL-Baqarah: 154).

ِ ‫َص ُموابِاللَّ ِه َوأَ ْخلَصُوا ِدينَهُ ْملِلَّ ِهفَأُولَئِ َك َم َع ْال ُم ْؤ ِمنِينَ َو َسوْ فَي ُْؤتِاللَّه ُْال ُم ْؤ ِمنِينَأَجْ رًاع‬
)١٤٦( ‫َظي ًما‬ َ ‫إِالالَّ ِذينَتَابُوا َوأَصْ لَحُوا َوا ْعت‬
Kecuali orang-orang yang taubat dan Mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada
(agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu
adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-
orang yang beriman pahala yang besar. (QS. An-Nisa’: 146).
Rasulullah SAW bersabda:
‫أربعخصالمنكنفيهكمالسالمهولوكانمنقرنهالىقدمهخطاياالصدقوالشكروالحياءوحسنالخلق‬
Ada empat hal di mana ketika seseorang mempunyainya, maka ke-Islamannya akan menjadi
sempurna. Walaupun mulai dari ujung kepala sampai telapak kakinya (melakukan)
kesalahan.Yaitu; jujur, syukur, malu dan memperbaiki akhlak.
Syukur terdiri dari:
a. Pengetahuan, maksudnya adalah mengetahui nikmat-nikmat Allah.
b. Keadaan,maksudnya adalahbahagia dan senang mendapatkan nikmat (yang diberikan
oleh) Allah.
c. ‫شةشم‬,maksudnya adalahmengerjakan apa yang dimaksud dan dikehendaki oleh Allah
Dzat Yang Memberikan Nikmat, dan mengerjakan hal-hal yang disukai-Nya.
As-Subla mengakatan:“Syukur adalahmengetahui Mun’im (Allah Dzat Yang Memberikan
Nikmat), buka mengetahui nikmat”. Dan ada sebagian ulama yang mengatakan:“Syukur
al-‘am (umum) adalah mensyukurimakanan, minuman dan pakaian (yang telah diberikan
Allah).Sedangkan syukur al-khas (khusus) adalah mensyukuri keinginan-keinginan hati (yang
telah diberikan Allah).
34. Menjaga lisan
Maksudnya adalah menjaga lisan dari hal-hal yang tidak patut. Allah SWT berfirman:
)١٨( ‫َمايَ ْلفِظُ ِم ْنقَوْ إٍل ِ اللَ َد ْي ِه َرقِيبٌ َعتِي ٌد‬
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas
yang selalu hadir. (QS. Qaf: 18).
Rasulullah SAW bersabda:
‫قيمالدينالصالةوسنامالعماللجهادوأفضألخالقاإلسالمالصمتحتىيسلمالناس‬
Harga diri agama (Islam) adalah salat, ujung amal adalah jihad dan akhlak Islam yang paling
utama adalah diam sehingga orang lain menjadi selamat.
‫ منكانيؤمنباللهواليوماآلخرفليقلخيراأوليصمت‬:‫عنأبيهريرةعنالنبيصلىاللهعليهوسلمأنهقال‬
Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Barang siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah perkataan-perkataan yang baik atau
(kalau tidak bisa) lebih baik diam!”
As-Syafi’i berkata: “Apabila salah satu dari kalian hendak berbicara, maka ia wajib
memikirkan terlebih dahulu perkataannya! Jika perkataan tersebut mengandung kemaslahatan
(kebaikan), maka berbicaralah! Namun jika ragu-ragu (perkataannya tidak mengandung
kemaslahatan), maka urungkanlah untuk berbicara hingga benar-benar perkataan mu
mengandung kemaslahatan!”.
Orang-orang bijak mengatakan: “Barang siapa yang berbicara perihal yang tidakbaik, maka ia
benar-benar telah berbicara sia-sia.Barang siapa yang berteori tanpa adanya pertimbangan,
makaia benar-benar telah lupa. Dan barang siapa yang diam tanpa berfikir, maka benar-benar
ia telah bermain-main.”
Ada seorang yang bijaksana yang mengatakan: “Jika kamu suka untuk berbicara, maka (lebih
baik) diamlah!Namun jika kamu suka untuk diam, maka (lebih baik) berbicaralah!”
35. Menjaga kemaluan
Maksudnya adalah menjaga kemaluan dari hal-hal yang yang dilarang oleh Allah, seperti
berzina, liwath (homoseksual), musahaqah (lesbian), mufakhadzah (berpaha-pahaan antar
sesama laki-laki). Allah SWT berfirman:
)٣٢( ‫َوالتَ ْق َربُواال ِّزنَاإِنَّهُ َكانَفَا ِح َشةً َو َسا َء َسبِيال‬
Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji. dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isra’: 32).
)١٦٥( َ‫أَتَأْتُونَال ُّذ ْك َرانَ ِمن َْال َعالَ ِمين‬
Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia. (QS. As-Syua’ara’: 165).
ْ
ِ ‫إِنَّ ُك ْملَتَأتُونَالرِّ َجالَ َش ْه َوةً ِم ْندُونِالنِّ َسا ِءبَأْل َ ْنتُ ْمقَوْ ٌم ُمس‬
)٨١( َ‫ْرفُون‬
Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan
kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. (QS. Al-A’raf: 81).
Rasulullah SAW bersabda:
ّ
‫اناللهاليستحيمنالحقوالتأتواالنساءفيأدبرهن‬
Allah SWT tidak (memerintahkan)malupada suatu kebenaran.Dan janganlah kalian
menggauli perempuan dari duburnya.
Maksudnya bahwa Allah tidak memerintahkan seseorang untuk malu untuk menjelaskan
suatu kebenaran dan kebaikan.
Kata ‫تَ ْغنَ ُم‬pada bait ini mempunyai mubtada’tersimpan yang ber-i’rab jazm, di mana
mubtada’tersebut merupakan jawab dari amr.Jadi makna yang dimaksud adalah: “Jika kamu
dapat menjaga kemaluan mu, niscaya kamu akan mendapatkan keuntungan (kebahagiaan) di
akhirat (surga) kelak”.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
(‫)أَدِّاألَ َمانَةَالتُقاتِ ْل ُم ْسلِ ًما َواحْ َذرْ طَعا ًماث ّممالَ َكتَحْ ُر ُم‬
Sampaikanlah amanah! Janganlah kamu membunuh orang Islam! Berhati-hatilah (cermat)
terhadap makanan!Berhati-hatilah (cermat) terhadap hartamu (yang kamu milki)! Niscaya
kamu akan mulia (di sisi Allah).
Dalam bait ini nadhim memberitahukan empat macam cabang iman yang selanjutnya, sebagai
berikut:
36. Menyampaikan amanah kepada orang yang berhak atasnya
Allah SWT berfirman:
ِ َ‫إِنَّاللَّهَيَأْ ُم ُر ُك ْمأ َ ْنتُ َؤ ُّدوااأل َمانَاتِإِلَىأ َ ْهلِهَا َوإِ َذا َح َك ْمتُ ْمبَ ْينَالنَّا ِسأ َ ْنتَحْ ُك ُموابِ ْال َع ْدإِل ِ نَّاللَّهَنِ ِع َّمايَ ِعظُ ُك ْمبِ ِهإِنَّاللَّهَ َكانَ َس ِميعًاب‬
)٥٨( ‫صيرًا‬
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.(QS.
An-Nisa’: 58).
Rasulullah SAW bersabda:
‫ثالثمنكنفيهأوواحدةمنهنفليتزوجمنالحوارالعينحيثشاءرجالئتمنعلىأمانةفأداهامخافةاللهع ّزوجلّورجلخلىعنقاتلهورجلقرأفيدبركلص‬
)‫ (رواهابنعساكر‬.‫الةقلهواللهأحداحدىعشرةمرة‬
Ada tiga hal yang jika seseorang mempunyainya atau salah satu darinya, maka kelak ia akan
menikah dengan bidadari cantik, yaitu seorang laki-laki yang diberikan amanah kemudian
menyampaikannya dengan baik(kepada yang berhak atasnya) karena takut kepada Allah
SWT, seorang laki laki melepaskan (memaafkan) orang yang membunuhnya, dan seorang
laki-laki yang setiap usai salat membaca surat Al-Ikhlas sebelas kali.(HR. Ibnu Asakir).
Maksud dari hadis ini adalah jika seseorang mempunyai ketiga kriteria tersebut atau salah
satu saja darinya, maka kelak (di surga) ia akan menikah dengan bidadari cantik. Adapun
maksud dari tiga kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
a. Seorang laki-laki yang dipercayakan kepadanya sebuah amanah, dan ia dapat
menyampaikannya kepada yang berhak atasnya karena ia takutpada siksa Allah.
b. Seorang laki-laki yang memaafkan orang yang membunuhnya sebelum ia terbunuh,
atau memaafkan orang yang membunuh pewarisnya (yang meninggalkan warisan).
c. Seorang laki-laki yang membaca suratAl-Ikhlas sebelas kali seusai setiap salat fardhu.
37. Tidak membunuh orang Islam
Allah SWT berfirman:
ْ‫ص َّدقُوافَإ ِ ْن َكانَ ِم ْنقَوْ ٍم َع ُد ٍّولَ ُك ْم َوه َُو ُم ْؤ ِمنٌفَتَح‬َّ َ‫َو َما َكانَلِ ُم ْؤ ِمنٍأ َ ْنيَ ْقتُلَ ُم ْؤ ِمنًاإِال َخطَأ ً َو َم ْنقَتَلَ ُم ْؤ ِمنًا َخطَأًفَتَحْ ِري ُر َرقَبَ ٍة ُم ْؤ ِمنَ ٍة َو ِديَةٌ ُم َسلَّ َمةٌإِلَىأ َ ْهلِ ِهإِالأَ ْني‬
ُ‫صيَا ُم َش ْه َر ْينِ ُمتَتَابِ َع ْينِتَوْ بَةً ِمنَاللَّ ِه َو َكانَاللَّه‬ ِ َ‫ِري ُر َرقَبَ ٍة ُم ْؤ ِمنَ ٍة َوإِ ْن َكانَ ِم ْنقَوْ ٍمبَ ْينَ ُك ْم َوبَ ْينَهُ ْم ِميثَاقٌفَ ِديَةٌ ُم َسلَّ َمةٌإِلَىأ َ ْهلِ ِه َوتَحْ ِري ُر َرقَبَ ٍة ُم ْؤ ِمنَ ٍةفَ َم ْنلَ ْميَ ِج ْدف‬
)٩٢( ‫َعلِي ًما َح ِكي ًما‬
Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali
karena tersalah (tidak sengaja), dan Barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah
(hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat
yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga
terbunuh) bersedekah. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada Perjanjian (damai)
antara mereka dengan kamu, Maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan
kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman.
Barangsiapa yang tidak memperolehnya, Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua
bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa’: 92).
‫اح َش َماظَهَ َر‬ ْ ‫اوبِ ْال َوالِ َد ْينِإِحْ َسانًا َوالتَ ْقتُلُواأَوْ ال َد ُك ْم ِم ْنإ ِ ْمالقٍنَحْ نُنَرْ ُزقُ ُك ْم َوإِيَّاهُ ْم َوالتَ ْق َرب‬
ِ ‫ُواالفَ َو‬ َ ً‫اح َّر َم َربُّ ُك ْم َعلَ ْي ُك ْمأَالتُ ْش ِر ُكوابِ ِه َش ْيئ‬
َ ‫قُ ْلتَ َعالَوْ اأَ ْتلُ َم‬
ُ ُ َّ ُ ُ ِّ ْ َّ َّ ْ َّ ُ
)١٥١( َ‫او َمابَطن ََوالتَقتُلواالنف َسالتِي َح َّر َماللهُإِالبِال َحق َذلِك ْم َوصَّاك ْمبِ ِهلَ َعلك ْمتَ ْعقِلون‬ ْ َ َ َ‫ِمنه‬ْ
Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang
ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami
akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi,
dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan
dengan sesuatu (sebab) yang benar[518]". demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya
kamu memahami(nya). (QS. Al-An’am: 151).
Rasulullah SAW bersabda:
‫أعظمالكبائرعنداللهقتاللنفس‬
Dosa besar yang paling besar adalah membunuh jiwa.
Barang siapa yang jiwa seseorang dengan pisau, maka Malaikat akansenantiasa menikamnya
menggunakan pisau tersebut di lembah neraka Jahanam.Jika ia mendorongnya di suatu
tempat kemudian ia meninggal, maka Malaikat mendorongnya dari tempat yang sangat tinggi
hingga jatuh ke lembah neraka. Jika iamenjeratnya dengan seutas tali kemudian ia meninggal,
maka Malaikat akan senantiasamenjeratnya dengan batang pohon dari api.Dan jika ia
membunuh seseorang dengan cara-cara yang tidak baik selain itu, maka Malaikat akan
senantiasa menyembelihnya dengan pisau yang terbuat dari api. Begitulah balasan yang
diberikan sesuai dengan cara membunuh yang dilakukan.
38. Berhati-hati dalam hal makan dan minum
Maksudnya adalah cermat dalam hal makan dan minum, yaitu menjauhi makanan dan
minuman yang haram. Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadis sebagai berikut:
)‫ (رواهأبويعلىوغيره‬.‫ اليدخاللجنةجسدغذىبحرام‬:‫عنأبيبكرالصديقرضياللهعنهقالقالرسوالللهصلىاللهعليهوسلم‬
Diriwayatkan dari Abu Bakar r.a. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan masuk
surga jasad orang yang memakan makanan yang haram”. (HR. Abu Yu’la dan lainnya).
Peringatan!Ketika seorang hamba sedang makan di samping salah seorang temannya,
kemudian setelah ia selesai makan, hendaklahia membaca do’a yang sering diamalkan oleh
Syekh Afdlaluddin Al-Azhariy, yaitu:
‫وانكانحراماأوشبهةفاغفرليولهوأرضعنيأصحابالتبعاتيومالقيامةبرحمتكيا‬،‫اللهمانكانهذاالطعامحالالفوسععلىصاحبهواجزهخيرا‬
‫أرحمالراحمين‬
Ya Allah jika makanan ini hala, maka lapangkanlah pemiliknya dan balaslah ia dengan
sebuah kebaikan.Namun jika makanan ini haram atau syubhat, maka ampunilah aku dan dia,
dan jauhkan darikuorang-orang yang menerimaakibat (dari kejelekannya sendiri) di hari
kiamat karena rahmat-Mu wahai Dzat Yang Paling Pengasih dan Penyayang.
Dan juga ketika iadiajak makan makanan yang diragukan keadaannya (halal-haramnya),
hendaknya ia membaca do’a yang sering dipakai oleh Syekh As-Sya’raniy, yaitu:
‫اللهماحمنيمناألكلمنهذاالطعامالذيدعيتاليهفانلمتحمنيمنهفالتدعهيقيمبطنيوانجعلتهيقيمفيبطنيفاحمنيمنالوقوعفيالمعاصيالتيتنشأمنه‬
‫عادةفانلمتحمنيمنالوقوعفيالمعاصيفاقبالستغفاريوأرضعنيأصحابالتعباتفانلمتقبالستغفاريولمترضهمعنيفصبرنيعلىالعذابياأرحمال‬
‫راحمين‬
Ya Allah jaga diriku dari memakan makanan ini, yang mana aku diajak untuk memakannya.
Jika Engkau tidak dapat menjaga ku darinya, maka jangan biarkan makanan tersebut berada
di dalam perutku. Jika Engkau menjadikan makan tersebut ada di dalam perutku, maka
jagalah diri ku terjerumus kedalam kemaksiatan yang biasanya ditimbulkan akibat makanan
tersebut. Jika Engkau tidak dapat menjaga diriku dari terjerumus ke dalam kemaksiatan,
maka terimalah istighfar(permohonan ampun)-ku dan jauhkan orang-orang yang
menerimaakibat (dari kejelekannya sendiri). Jika Engkau tidak dapat menerima permohonan
maafku dan menjauhkan mereka (orang-orang yang menerimaakibat dari kejelekannya
sendiri) dariku, maka jadikanlah diriku sabar atas adzab (yang Engkau berikan) wahai Dzat
Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Demikianlah yang dijelaskan di dalam buku syarh washiyatu as-syaikh al-kamil Ibrahim Al-
Matbuliy.
39. Berhati-hati terhadap harta
Maksudnya adalah berhati-hati dan cermat dari harta yang haram seperti harta riba.Oleh
karena itu wajib bagi seseorang untuk mencari profesi yang halal, seperti pertanian,
perdagangan dan perindustrian. Sebagian orang bijak mengatakan bahwa ada tiga macam
bentuk alasan mengapa orang tidak mau bekerja, yaitu:
a. Karena malas, sehingga membuatnya harus meminta-minta (mengemis).
b. Karena fisik yang kuat, sehingga membuatnya harus tamak terhadap harta orang lain.
c. Karena takut telanjang (tidak punya pakaian) dan karena tindakan yang terlarang,
sehingga membuatnya harus mencuri.
Sebagian ulama mengatakan bahwa barang siapa yang bekerja untuk menyelamatkan
wajahnya dari masalah di hari kiamat, kelak wajahnya akan terlihat seperti bulan dan ia akan
selamat dari laba-laba yang berjalanyang beratnya melebihi gunung.
Sebagian ulama mengatakan bahwa mencari penghasilanadalahkeharusan seperti mencari
ilmu. Terdapat empat macam penghasilan, yaitu:
a. Wajib, yaitu penghasilan yang minimal bisa mencukupi diri sendiri, keluarga dan
agama.
b. Sunah, yaitupenghasilan yang lebih dari penghasilan wajib, yang mana dengannyadapat
digunakan untuk menyenangkan orang-orang fakir atau untuk berderma kepadaorang lain.
Hal ini lebih mulia dari pada kesunahan ibadah.
c. Mubah, yaitu penghasilan yang lebih dari penghasilan sunah yang dipakai untuk
kenyamanan diri dan memperindah diri.
d. Haram, yaitu penghasilan yang tidak dapat dibangga-banggakan.
Begitulah penjelasan yang diambil oleh sebagian ulama dari buku tuhfatu al-muluk.
Maksud dari kata ‫تَحْ ُر ُم‬pada bait ini yaitu; jika dalam hal makan dan harta kamu dapat berhati-
hati dari hal-hal yang dilarang oleh Allah, makakamu akan dimuliakan di sisi Allah SWT.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
(‫الزيَّ َم ْعظَرْ فٍ َولَ ْه ًواقَ ْدنٌ ِهيَأ َ ْنفِ ْقبِ َم ْعرُوْ فٍ َوإِاَّل تَأْثُ ُم‬
ِّ ‫) َو‬

(Jagalah dirimu) terhadap perhiasan beserta bejana (yang haram),permainan yang dilarang
(oleh Allah)!Dan berinfaqlah dengan cara-cara yang baik! Jika tidak, niscaya kamu
akanmendapatkan dosa.
Dalam bait ini nadhim memberitahukan tentang tiga macam cabang iman yang selanjutnya,
sebagai berikut:
40. Berjaga diri dari pakaian, perhiasan dan bejana yang diharamkan oleh Allah
Diharamkan bagi laki-laki yang sudah baligh dan transgender (orang yang mempunyai dua
kepribadian) untuk memakaikain sutra, kain yang lebih banyak darinyaseperti sutra
timbangan, kain yang ditenundengan emas atau perak baik keseluruhannya atau sebagian
saja, dan kain yang dicampur dengan salah satu darinya (emas dan perak).Jika dari hal-hal
tersebut muncul sesuatu yang bersifat barukarena dilwtakkan di atas api, kecuali emas atau
perak tersebut berkarat, maka hal tersebut tidaklah haram hukumnya.
Dan diharamkan lagi bagi laki-laki dan perempuan walaupun masih kecil memakai bejana
yang terbuat dari emas dan perak,oleh karena itu diharamkan bagi orang tuanya jika
membiarkan mereka mempergunakannya. Dan diharamkan juga untuk menyimpannyadengan
maksud bukan untuk dipakai, seperti meletakkannya di rak, baik materialnya secara
keseluruhan atau sebagaian walaupun hanya sedikit dari salah satunya (emas dan perak) atau
dari kedua-duanya sekaligus, baik bejana tersebut kecil atau besar. Maka diharamkan benda-
benda seperti; mata pena, botol tempat celak, jarum, sarung pedang, cermin, sendok, sisir,
pedupaan dan sebagainya jika memang material di dalamnya berupa emas dan atau perak.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
‫منلبسالحريرفيالدنياألبسهاللهيومالقيامةثوبامننار‬
Barang siapa yang memakai sutera saat di dunia,maka Allah akan memakaikannya baju dari
api kelak di hari kiamat.
Maksudnya dari hadis ini yaitu, bagi laki-laki yang memakai di dunia dengan sengaja dan
mengetahui keharamannya dan tidak dalam keadaan darurat, maka Allah akan
memakaikannya baju yang terbuat dari api kelak di hari kiamat sebagai balasan dari apayang
sudah ia kerjakan.
‫منلبسالحريرفيالدنيالميلبسهفياآلخرة‬
Barang siapa yang memakai sutera di dunia, maka dia tidak akan pernah memakainya kelak
di akhirat.
‫منلبسثوبشهرةأعرضاللهعنهحتىيضعهمتىيضعه‬
Barang siapa yang memakai pakaian untuk maksud ketenaran, maka Allah akan
menjauhkannya dari-Nyahingga ia meletakkannya kapan ia meletakkannya.
Maksudnya dari hadis ini yaitu, barang siapa yang memakai pakaian dengan tujuan untuk
bersombong diri dan berbangga-bangga, maka Allah tidak akan melihatnya dengan
pandangan rahmat, kemudian Allah mengecilkannya dalam hal hal penglihatan dan
menghinakannya dalam hal hati (perasa).
‫ أياآلنية‬.‫التأكلوافيآنيةالذهبوالفضةوالتشربوافيصحافها‬
Janganlah kalian semua makan menggunakan bejana yang terbuat dari emas dan perak, dan
janganlah kalian minum menggunakan piring besar (dari bejana emas dan perak).
Faidah!
Diceritakan bahwa Al-Hasan Al-Bushra dan Farqad sedang berada di sebuah
perjamuan.Hasan adalah seorang yang berilmu dan Farqad adalah seorang ahli ibadah.Pada
perjamuan tersebut terdapat sebuah keranjang yang terbuat dari daun kurma dan piring besar
yang terbuat dari emas dan perak yang berisi buah kurma.Pada saat itu Hasan duduk sambil
makan, sedangkan Farqad menarik mundur si Hasan untuk mengambil keranjangtersebut dan
memindahkan isi yang ada di dalam piring emas ke dalamnya (keranjang).Ia meletakkan
kurma itu di atas roti bakarlalu memakannya. Kemudian iapun berbalik badan dan
memalingkan wajahnya seraya berkata: “Hei Furaiqid! Mengapa kamu tidak mengerjakan
seperti apa yang aku kerjakan?”Hasan berpendapat bahwa pengosongan isi piring emas yang
dilakukannya bukanlah untuk memindahkan pemakaian tempat, melainkan untuk
menghilangkan kemungkaran.Kemudian ia membandingkan dengan kepandaiannya antara
kesunahan perjamuan dengan makan, merubah alasan, menghilangkan kemungkaran dan
mengajarkan hukum-hukum fiqih. Oleh karena itulah ia men-tasghir (kaidah bahasa Arab
dalam pengecilan makna dan maksud kata) namanya. Maka ia mengatakan: “Hei Furaiqid”
karena ia bermaksud menyindirnya dengan adanya hal kemungkaran.

41. Berhati-hati dari permainan yang dilarang oleh Allah


Maksudnya adalah menjaga dan menghindari segala macam permainan yang dilarang oleh
Allah SWT seperti:
a. Qimar (perjudian), yaitu pertaruhan dengan mempergunakan uang dalam bentuk
permainan apapun.
b. Zammarah (seruling), yaitu menyanyi dengan mempergunakan batang bambu.
c. Saffarah (peluit), yaitu menyanyi dengan mempergunakanlembaran daun pohon.
d. Awtar (dawai),yaitu sejumlah senar yang dipasang pada sebilah kayu.
Kata ‫ي‬ ِّ
َّ ‫الز‬pada bait ini dibaca dengan huruf zai yang ber-harakatkasrah dan di-tasydid huruf
ya’-nya. Kata ini berkedudukan sebagai ma’thuf (yang di-athafkan) dari kata ‫طَعا ًما‬yang
terdapat pada bait sebelumnya. Adapun maksud dari kata ini adalah al-libas (memakai atau
mengenakan).
Kata ‫لَ ْه ًوا‬pada bait ini dibaca manshub (ber-i’rab nashab) dengan kedudukan sebagai ma’thuf
dari kata ‫طَعا ًما‬seperti pada lafadh ‫ي‬َّ ‫ال ِّز‬.
42. Bersikap sedang-sedang sajasaatberinfaq
Maksudnya ketika seseorang ingin menginfaqkan hartanya hendaklah untuk bersikap sedang-
sedang saja, yaitu tidak terlalu boros atau berlebihan dan juga tidak kikir. Allah SWT
berfirman:
ْ ‫َوالتَجْ َع ْليَ َد َك َم ْغلُولَةًإِلَى ُعنُقِ َك َوالتَ ْبس‬
ِ ‫ُطهَاكُاَّل ْلبَس‬
)٢٩( ‫ْطفَتَ ْق ُع َد َملُو ًما َمحْ سُورًا‬
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu
mengulurkannyakarena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. (QS. Al-Isra’; 29).
Maksud ayat ini yaitu; Janganlah terlalu menggenggam tangan mu dari infaq dan juga
janganlah terlalu mengulurkan tangan mu dalam berinfaq sehingga menjadikan dirimu tercela
dari makhluk dan Allah.Sesungguhnya terlalu menggenggam tangan dapat menimbulkan
penyesalan, dan terlalu menjulurkan tangan dapat mengakibatkan diri mu melarat sehingga
kamu tidak mempunyai apa-apa.
Allah SWT berfirman:
)٢٦( ‫االقُرْ بَى َحقَّه َُو ْال ِم ْس ِكينَ َوا ْبنَال َّسبِيلِ َوالتُبَ ِّذرْ تَ ْب ِذيرًا‬
ْ ‫َوآتِ َذ‬

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan
orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. (QS. Al-Isra’: 26).
Maksudnya yaitu janganlah menghambur-hamburkan harta dengan cara infaq secara boros
dalam hal maksiat.
)٢٧( ‫إِنَّ ْال ُمبَ ِّذ ِرينَ َكانُواإِ ْخ َوانَال َّشيَا ِطينِ َو َكانَال َّش ْيطَانُلِ َربِّ ِه َكفُورًا‬
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan, dan syaitan itu adalah
sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al-Isra’: 27).
Maksudnya adalah menyerupai syaitan dalam hal berbuat kejelekan.
Rasulullah SAW bersabda:
‫ماخابمناستحاروالندممناستشاروالافتقرمناقتصد‬
Tidak akanmenjadi miskinorang yang diam, tidak akan menyesal orang yang mengenakan
pakaian dan tidaka akan miskin orang yang berhemat.
Maksudnya adalah bersikap biasa-biasa saja dalam berinfaq.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
(‫ض ْال ُم ْسلِ ِم ْينَفَتَ ْسلَ ُم‬
ِ ْ‫)اُ ْت ُر ْك َوأَ ْم ِس ْك ُكلَّ ِغلٍّ َو ْال َح َس ْد َح ِّر ْملِ ِعر‬
Tinggalkanlah dan jagalah setiap dendam dan hasud, dan jagalah kehormatan orang-orang
muslim! Niscaya kamu akan selamat dari kerusakan
Dalam bait ini nadhim memberitahukan dua macam cabang iman yang selanjutnya, yaitu
sebagai berikut:
43. Tidak dendam dan dengki
Dendam adalah kebencian yang timbul sebagai buah dari kemarahan. Dendam merupakan
keadaan di mana hati seseorang sangatlah marah, artinya pada saat itu temperatur darah yang
ada di hati sedang berada pada titik tertinggi untuk melakukan pembalasan dendam. Dalam
keadaan dendam, hati akan terasa sangat berat dan ini akan terus berlanjut selama dendam
yang diharapkan belum terlampiaskan.
Rasulullah SAW bersabda:
‫المؤمنليسبحقود‬
Tidaklah orang yang beriman merasa dendam.
Ciri-ciri orang yang dengkiadalah tidak suka (melihat orang lain) mendapatkan nikmat,
namun ia senang jika orang lain dicabut nikmatnya oleh Allah.Dengki adalah buah dari sikap
dendam, dendam adalah buah dari marah. Dengki merupakan cabang dari cabang yang lain,
sedangkan marah merupakansumber dari sumber yang lain.
‫التحاسدواوالتناجشواوالتباغضواوالتدابرواواليبعبعضكمعلىبيعبعضوكونواعباداللهاخواناالمسلمأخوالمسلم‬
Janganlah kalian saling berbuat dengki, fitnah, marah, bermusuhan dan janganlah kalian
membeli barang yang sudah dibeli orang lain. Jadilah hamba-hamba Allah yang saling
bersaudara, karena seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain
Janganlahberharap akan hilangnya nikmat yang dimiliki orang lain.Janganlah menambah
harga barang dagangan tidak karena senang atas pembeliannya, melainkan karena untuk
menipu. Janganlah saling memarahi antara satu sama lain. Janganlah menununjukkan sikap
kebencian antara satu sama lain. Ketika dalam masa khiyar (memilih meneruskan akad jual
beli atau tidak) janganlah menipu pembeli (pertama) dengan mengatakan: “Jual beli ini batal
(dilontarkan pada pembeli pertama). Aku akan menjual barang yang sama kepada mu
(pembeli yang kedua)” dengan memberikan harga yang lebih murah dari harga pembeli
pertama atau bahkan menggratiskannya.
Wahai hamba-hamba Allah, kerjakanlah hal-hal yang telah disebutkan tadi layaknya kalian
adalah anak dari satu orang laki-laki, sebagaimana kalian adalah hamba-hamba Tuhan Yang
Maha Esa.Bahwasanya seorang muslimadalah saudara bagi muslim yang lain dalam hal
agama.
‫ الغلّوالحسديأكالنالحسناتكماتأكاللنارالحطب‬:‫عنالحسنبنعليعنرسوالللهصلىاللهعليهوسلمقال‬

Diriwayarkan dari Al-Hasan bin Ali dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: “Dendam dan
hasud akan memakan (pahala amal-amal) baik seperti api yang melalap kayu”
Diceritakan bahwasanya Iblis dating di depan pintu kerajaan Fir’aun, lalu iamengetuknya.
Fir’aun pun berkata: “Siapa itu?”. Iblis menjawab: “Jika memang kamu adalah tuhan,
mengapa kamu tidak mengetahui siapa aku!”.Ketika Iblis itu masuk kedalam istana, ia
berkata kepada Fir’aun: “Apakah kamu tahu di dalam bumi terdapat orang yang lebih buruk
dari kamu?”. Fir’aun menjawab: “Siapa dia?”. Iblis menjawab: “Orang yang dengki. Karena
dengki itulah ia merasakan kesengsaraan ini”.
44. Tidak mencela orang muslim
Maksudnya adalah tidak mencela orang muslim, baik ketika ia ada (dihadapan) atau tidak.
Rasulullah SAW bersabda:
‫بحسبامرئمنالشرأنيحقرأخاهالمسلمكاللمسلمعلىالمسلمحرامدمهومالهوعرضه‬
Menjaga seseorang dari keburukan mencela saudaranya yang beragama Islam. Setiap muslim
terhadap muslim yang lainnya diharamkan darah, harta dan kehormatannya.
Adapun maksudnya yaitu menjaga orang lain dari keburukan mencela saudaranya yang
muslim sebab kefaqirannya atau yang lain.Namun sebaliknya, yang harus dilakukan adalah
memuliakan dan menghormatinya.
Setiap sesuatu yang menyakiti orang muslim adalah haram, seperti menumpahkan darahnya
(membunuh),mengambil hartanya (dengan cara tidak baik) dan mencelanya baik ketika ia ada
dihadapannya ataupun tidak. Di dalam sebuah hadis dikatakan:
‫منماتتائبامنالغيبةفهوآخرمنيدخاللجنةومنماتمصراعليهافهوأولمنيدخاللناروهويبكي‬
Barang siapa yang mati dalam keadaan bertaubat dari umpat (menggosip atau membicarakan
orang lain), maka ia adalah orang yang terakhir kali masuk surga. Dan barang siapa yang
terus-menus melakukan umpat, maka ia adalah orang yang pertama kali masuk neraka
dengan menangis.
‫منحمىعرضأخيهالمسلمفيالدنيابعثاللهتعالىلهملكايحميهيومالقيامةمنالنار‬
Barang siapa yang menjaga kehormatan saudaranya yang muslim di dunia, maka Allah akan
membangkitkannya denganMalaikat yang akan melindunginya dari neraka besok di hari
kiamat.
‫منذكرعندهأخوهالمسلموهويستطيعنصرهفلمينصرهأدركهاللهبهافيالدنياواآلخرةومنذكرعندهأخوهالمسلمفنصرهنصرهاللهفيا‬
‫لدنياواآلخرة‬
Barang siapa yang mengatakan ia mempunyai saudara muslim (yang sedang mempunyai
masalah) dan dia dalam keadaan mampu untuk menolongnya, namun ia tidak menolongnya,
maka Allah akan memberikan masalah yang serupakepadanya di dunia dan di akhirat. Dan
barang siapa yang mengatakan ia mempunyai saudara muslim (yang sedang mempunyai
masalah) kemudiania menolongnya, maka Allah akan menolongnya di dunia dan di akhirat.
Kata ‫أَ ْم ِس ْك‬pada bait ini artinya adalah mencegah atau meninggalkan. Kata ini merupakan
bentuk athaf kepada sinonimnya, yaitu kata ‫ُك‬ ْ ‫اُ ْتر‬.
Kata‫ض‬ِ ْ‫لِ ِعر‬pada bait ini dibaca kasrah huruf ‘ain-nya. Maksud dari kata ‫العرض‬adalah harga diri
atau sesuatu yang tergolong sebagai kemuliaan bagi yang punya.
Kata ‫فَتَ ْسلَ ُم‬dalam bait ini maksudnya yaitu; Jika kamu menghindari sikap mencela orang-orang
muslim, maka kamu akan selamat dari kerusakan atau kejelekan yang sama yang ada
padamereka.Sebagai perumpamaan,barang siapa yang mencari-cariaib dan kelemahanorang
lain, maka sebaliknyamereka juga akanmencari-cari kesalahannya.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
(‫)أَ ْخلِصْ لِ َربِّ َكث ّم ُس َّربِطَا َع ٍة َواحْ زَ ْنبِسُوْ ٍءتُب َْوأَ ْنتَالنَّا ِد ُم‬
Ikhlaslah kepada Tuhan mu! Lalu senanglah taat kepada Allah dan sedihlah karena berbuat
kejelekan! Dan bertaubatlah! Jika tidak, maka kamu termasuk orang yang akan menyesal.
Dalam bait ini nadhim memberitahukan tiga macam cabang iman yang selanjutnya, yaitu
sebagai berikut:
45. Ikhlas dalam beramal karena Allah
Al-Ghazali mengatakan bahwa ikhlas adalah keadaan di mana tujuan (beramal) seseorang
murni karena untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagai contoh jika seseorang
tidursehingga badannya menjadi terasa bugar dan rileks untuk kemudiania melakukan ibadah,
maka tidurnya tersebut termasuk ibadah dan ia pun termasukke dalam golongan orang-orang
yang ikhlas. Dan bagia siapa yang tidak mampu mengerjakan hal tersebut, maka pintu ikhlas
dalam beramal dapat iakerjakan, kecuali jika ia mengerjakannya jarang-jarang saja.
Lawan dari ikhlas adalah isyrak(beramal karena selain Allah SWT). Disebutkan dalam
sebuah khabar: “Bahwa orang-orang munafik akan dipanggil kelak di hari kiamat dengan
empat macam nama panggilan, yaituya mura’i! (Hai orang munafik!), ya mukhadi’!(Hai
Penipu!), ya musyrik!(Hai orang musyrik!), dan ya kafir! (Hai orang kafir!).
Pengarang buku syarh al-washiyah wa kamal mengatakanbahwa derajat ikhlas dapat diraih
seseorang dengan adanya kesaksian dari seorang hamba, bahwa amal baik yang ia kerjakan
benar-benar karena Allah SWT atas dasar yakin.Amal baik yang ia kerjakan tersebut adalah
amalyang berhubungan dengan taklif(pembebanan tanggung jawab bagi orang yang sudah
baligh) saja.Dan barang siapa yang menyaksikan amal baik yang ia kerjakan benar-benar
karena Allah SWT atas dasar yakin, maka ia tidak akan meminta imbalan kepadanya dan ia
tidak akan menuju pada tiga hal yang dapat merusak (pahala) amal, yaitu;pamer, sombong
danberbangga diri.
46. Senang dalam taat kepada Allah, sedih karena tidak bisa melakukannya (taat
kepada-Nya), dan menyesal mengerjakan kemaksiatan karena ini adalah sebuah
keharusan.
Kesenangan seseorang akan taat kepada Allah merupakan kemurahan dan bimbinganyang
diberikan oleh Allah SWT kepadanya. Sebagaimana firman Allah SWT:
)٥٨( َ‫قُ ْلبِفَضْ اِل للَّ ِه َوبِ َرحْ َمتِ ِهفَبِ َذلِ َكفَ ْليَ ْف َرحُواهُ َو َخ ْي ٌر ِم َّمايَجْ َمعُون‬
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan". (QS. Yunus: 58).
Oleh karena itu, tidak sepatutnya apabila ia mengatakan bahwa kesenangannya akan taat
kepada Allahadalah karena muncul dari dirinya sendiri, maka hal yang seperti itu sangatlah
tercela.
Hendaklah kesedihan seseorangkarena kehilangan kesempatan untuk melakukan taat kepada
Allahdibarengi dengan niat bahwa iabertekad untuk mengerjakannyapada kesempatan yang
selanjutnya, jika tidak demikian, maka hal itu termasuk membohongi diri sendiri.Dan barang
siapa yang tidak sedih karena kehilangan kesempatan untuk melakukan taat kepada Allah dan
tidak menyesal mengerjakan kemaksiatan, maka yang demikian termasuk tanda-tanda
matinya hati. Rasulullah SAW bersabda:
‫منسرتهحسنتهوساءتهسيئتهفهومؤمن‬
Barang siapa yang kebaikannya membuat dirinya bahagia dan keburukannya membuat
dirinya sedih, maka ia adalah seorang mukmin.
47. Taubat
Allah SWT berfirman:
½ُ‫يَاأَيُّهَاالَّ ِذينَآ َمنُواتُوبُواإِلَىاللَّ ِهتَوْ بَةًنَصُوحًا َع َسى َربُّ ُك ْمأ َ ْنيُ َكفِّ َر َع ْن ُك ْم َسيِّئَاتِ ُك ْم َويُ ْد ِخلَ ُك ْم َجنَّاتٍتَجْ ِري ِم ْنتَحْ تِهَااأل ْنهَا ُريَوْ َمالي ُْخ ِزياللَّهُالنَّبِي ََّوالَّ ِذينَآ َمن‬
)٨( ‫وا َم َعهُنُو ُرهُ ْميَ ْس َعىبَ ْينَأ َ ْي ِدي ِه ْم َوبِأ َ ْي َمانِ ِه ْميَقُولُونَ َربَّنَاأَ ْت ِم ْملَنَانُو َرنَا َوا ْغفِرْ لَنَاإِنَّ َك َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍءقَ ِدي ٌر‬
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat
yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu
dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari
ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang
cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka
mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami;
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At-Tahrim: 8).
Adapun makna dari ‫نَصُوح‬adalah orang yang murni karena Allah SWT
Rasulullah SAW bersabda:
‫التائبحبيباللهوالتائبمنالذنبكمنالذنبله‬
Orang yang bertaubat adalah kekasih Allah.Orang yang bertaubat dari dosa itu seperti orang
yang tidak mempunyai dosa.
Dari berbagai pengertian tentang taubat, terdapat satu pengertian yang mengatakan bahwa
taubat adalah meninggal kemaksiatan dengan cara menjaga diri dari hal-hal maksiat dan
berkomitmen untuk meninggalkannyadi masa mendatang atau pun memperbaiki
kelalaian(berbuat maksiat) yang dulu pernah dilakukan. Dan tidak diragukan lagi bahwa
halini sangatlah diwajibkan.
Adapun menyesal dan sedih atas kemaksiatanyang pernahdilakukan adalah wajib hukumnya,
karena inilah yang menjadi inti pokok dari taubat. Begitulah yang dikatakan oleh Al-Ghazali,
danpenjelasan ini terdapat dalam salah satu kalimat yang ada pada bait ini, yaitu ‫وأَ ْنتَالنَّا ِد ُم‬.
َ
Abu Bakar pernah mendengarkan Rasulullah SAW berkata:
‫مامنعبديذنبذنبافيحسنالطهورويصلىثميستغفراللهااّل غفرله‬
Seorang hamba yang berbuat dosa akan diampuni dosanya oleh Allah jikakemudian ia mau
bersuci dansalat, kemudian meminta ampun kepada Allah SWT.
‫منقالعشراحينيصبحوحينيمسيأستغفراللهالعظيمالذيالالهاالهوالحيالقيوموأتوباليهوأسألهالتوبةوالمغفرةمنجميعالذنوبغفرتذنوبهول‬
‫وكانتمثلرملعالجومنقالسبحانكظلمتنفسيوعلمتسوءافاغفرليذنوبيفإنهاليغفرالذنوبااّل أنتغفرتذنوبهولوكانتمثلدبيبالنمل‬
Barang siapa di waktu pagi dan sore hari sepuluh kali membaca istighfar “Aku meminta
ampun kepada Allah Dzat Yang Agung, tidak ada Tuhan selain Dia Dzat Yang Maha Hidup
dan Yang Maha Berdiri Sendiri. Aku bertaubat kepada-Nya dan meminta taubat beserta
amapunan dari semua dosa”, maka dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah, walaupun dosa-
dosanya seperti sekumpulanpasir. Dan barang siapa yang membaca “Maha Suci Engkau, aku
telah berbuat keji terhadap diriku sendiri dan aku juga telah berbuat kejelekan, ampuni dosa-
dosaku, karena hanya Engkaulah Dzat yang dapat mengampuni Dosa”, maka dosa-dosanya
akan diampuni oleh Allah, walaupun dosa-dosanya seperti deretan semut.
Abu Abdullah Al-Waraq mengatakan bahwa jika kamu mempunyai dosa yang seperti tetesan
air hujan dan buih air laut, maka dosa tersebut dapat hilang dari diri mu jika kamu memohon
ampun kepada Allahdengan membaca bacaanistighfar seperti berikut:
‫اللهمانيأسألكوأستغفركمنكلذنبتبتاليكمنهثمعدتفيهوأستغفركمنكلماوعدتكمننفسيثملمأوفلكبهوأستغفركمنكلعمألردتبهوجهكفخالطه‬
‫غيركوأستغفركمنكلنعمةأنعمتبهاعليّفاستعنتبهاعلىمعصيتك‬
Ya Allah, aku memohon kepada Mu dan aku memohon ampun ampun kepada Mu atas semua
dosayang mana aku telah bertaubat kepada Mu, namun kemudian aku mengulangi dosa
tersebut lagi.Aku memohon ampun kepada Mu dari semua yang pernah aku janjikan kepada
Mu tentang diriku,namunkemudian aku tidak menepatinya kepada Mu.Aku memohon ampun
kepada Mu dari semua amal yang aku tujukan kepada diri Mu, namun kemudian aku
menyampurinya (tujuan amal tersebut) dengan (makhluk) selain Mu.Aku memohon ampun
kepada Mu dari semua nikmat yang telah Engkau berikan kepada ku, namun kemudian aku
memakainya untuk berbuat maksiat.
Di dalam buku yang bernama lubabu ath-thalibin As-Sahimiy menyebutkan sebuah hadis
yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari Abu Darda’:
‫مناستغفرللمؤمنينوالمؤمناتكليومسبعاوعشرينمرةكانمنالذينيستجابلهمويرزق‬
Barang siapa yang memohonkan ampun untuk orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan
setiap hari dua puluh tujuh kali, maka ia termasuk orang-orang yang dikabulkan do’anya dan
diberikan rejekinya.
Abu Al-Hasan Al-Syadzili mengatakan bahwa jika kamu menginginkan hatimu tidak
berkarat, keropos,keruh, tidak kemasukan kesusahan dan tidak ditinggali oleh dosa,
makaperbanyaklah membaca:
‫سبحاناللهوبحمدهسبحاناللهالعظيمالالهاالاللهثبتعلمهافيقلبيواغفرليذنبيواغفرللمؤمنينوالمؤمنات‬
Maha Suci Allah dengan memuji-Nya; Maha Suci Allah Dzat Yang Maha Agung tidak ada
tuhan selain Allah tetapkan ilmunya (mengetahui kalimat subhanallah wa bihamdih
subhanallahil adhim la ilaha illallah)di dalam hati ku, dan ampunilah dosa-dosaku dan orang-
orang mukmin baik yang laki-laki maupun yang perempuan.
Dan bacalah juga:
‫الحمدللهوسالمعلىعبادهالذيناصطفى‬
Segala puji bagi Allah dan semoga keselamatan senantiasa terlimpah kepada hamba-hamba-
Nya yang terpilih.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
(‫ورأَ ِط ْعهُ ُمالَتَجْ ِر ُم‬ ُ ُ
ِ ‫َّحيَّةَ َو ْال َعقِ ْيقَةَ َوا ْه ِديَ ْن َوأولِياأْل ُم‬
ِ ‫) َوا ْئتِالض‬
Tunaikanlah berkurban (saat hari raya),aqiqah dan hadiah! Taatlah kepada pemerintah yang
telah memberikan perintah! Jika kamu menaatinya, niscaya kamu tidak akan mendapat dosa.

Anda mungkin juga menyukai