Anda di halaman 1dari 6

DOI: https://doi.org/10.17969/jtipi.v15i2.

26478

http://Jurnal.Unsyiah.ac.id/TIPI

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia


Open Access Journal

PENGARUH PENAMBAHAN DAUN STEVIA (STEVIA REBAUDIANA) TERHADAP AKTIVITAS


ANTIOKSIDAN, KADAR AIR, KADAR ABU DAN ORGANOLEPTIK TEH DAUN PEGAGAN
(CENTELLA ASIATICA L. URBAN)

EFFECT OF ADDING STEVIA LEAVES (STEVIA REBAUDIANA) ON ANTIOXIDANT ACTIVITIES,


WATER CONTENT, ASH CONTENT AND SENSORY ATTRIBUTES OF
CENTELLA ASIATICA L. URBAN LEAF TEA

Rohayana Siringoringo, Setya Budi Muhammad Abduh, Valentinus Priyo Bintoro

INFO ARTIKEL
ABSTRACT
Submit: 17-6-2022
Perbaikan: 14-10-2022 This study aims to determine the effect of extract of stevia leaf on the properties of powder from Centella
Diterima: 16-10-2022 asiatica leaf. The design of this study used a completely randomized design (CRD) with 20 experimental
units consisting of 5 treatments and 4 replicates with variations in the additional of stevia leaf powder,
Keywords: namely 0%, 5%, 15%, 25% and 35%. The raw materials used were fresh Centella asiatica leaf tea with the
additional of stevia leaves ranged from 68.23% – 77.14%; water content 5.14% – 13.52%; ash content
Antioxidant, stevia, tea, 11.67% – 13.52%; color 1.80% – 4.20%; fragrance 2.24% – 3.24%; taste 2.16% – 4.08%; overall consumer
sensory, consumer
likes 2.48% – 3.80%. The additional of stevia leaves increased antioxidant activity, taste and overall
. consumer likes, reduced color but had no significant effect (p>0.05) on moisture content, ash content and
fragrance. The best treatment for using stevia leaves was 35%, that produced the highest antioxidant
activity with the lowest water content and the highest consumer likes.

1. PENDAHULUAN kardiovaskular dan kanker (Kusumawati et al.,


2017). Penggunaan pegagan sebagai obat masih
Pegagan merupakan tanaman liar yang
bersifat tradisional dan juga belum dimanfaatkan
tumbuh subur sepanjang tahun dan telah lama
secara optimal serta memiliki nilai jual yang
dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Pegagan
rendah karena masa simpannya yang singkat.
merupakan salah satu jenis tanaman obat yang
Dengan mengolahnya menjadi produk
sudah dikenal banyak di dunia. Pegagan di
minuman seduhan (seperti teh) akan
berbagai negara sudah digunakan sebagai obat
memperpanjang masa simpan produk tersebut
secara turun-temurun untuk mengobati berbagai
dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi sehingga
penyakit. Pegagan merupakan salah satu jenis
mampu bersaing dengan pasar domestik ataupun
tanaman obat yang sudah dikenal banyak di dunia.
internasional. Teh pegagan adalah salah satu teh
Pegagan memiliki kandungan polifenol, tannin,
herbal yang berwarna hijau yang berasal dari
vitamin C, flavonoid serta saponin seperti
bubuk daun pegagan hasil dari proses
asiaticosida dan madecassida (Herlina dan
pengeringan menggunakan oven pada suhu 45°C
Wardani, 2019). Asiaticosida bermanfaat sebagai
selama 2 jam (Ajeng, 2016).
antioksidan untuk menangkal radikal bebas dalam
Daun pegagan memiliki sifat fisik yaitu rasa
tubuh serta merevitalisasi pembuluh darah
yang sepat, tajam dan sedikit manis. Untuk
sehingga mampu menurunkan resiko
mengurangi rasa sepat yang dihasilkan dari daun
Rohayana Siringoringo, Setya Budi Muhammad Abduh, Valentinus pegagan tersebut diberi campuran daun stevia.
Priyo Bintoro
Program Studi Teknologi Pangan, Universitas Diponegoro
Stevia adalah pemanis alami yang memiliki tingkat
*Email: Rohayanasiringoringo01@gmail.com kemanisan 200 – 300 kali dari pemanis sukrosa
(Dian et al., 2014). Stevia sendiri unggul dalam

JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 15 , No. 02 , 2023 93


©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
sifat non karsinogenik, cocok dikonsumsi oleh menjadi bubuk. Bubuk daun pegagan ditimbang
penderita diabetes, memiliki sifat antimikroba, dan ditambahkan bubuk daun stevia dengan
memiliki kandungan fitokimia yang kaya akan konsentrasi 0%, 5%, 15%, 25% dan 35% dari
antioksidan serta rendah kalori. Penambahan berat teh daun pegagan dan dimasukkan ke dalam
daun stevia bertujuan untuk memperkuat sifat kemasan teabag. Dalam satu tea bag berisi 2 g teh
fungsional dari teh yang dihasilkan serta berperan daun pegagan dengan pemanis stevia.
untuk menyamarkan rasa sepat yang dihasilkan
oleh daun pegagan. Pengujian Teh Daun Pegagan dengan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah Penambahan Daun Stevia
untuk mengetahui pengaruh penambahan bubuk Pengujian parameter yang dilakukan pada teh
daun stevia pada berbagai level terhadap sifat daun pegagan dengan penambahan daun stevia
kimia teh daun pegagan. Manfaat dari penelitian meliputi uji aktivitas antioksidan, kadar air, kadar
yang dilakukan adalah diperoleh level tertentu abu dan uji organoleptik.
pada penambahan bubuk daun stevia terhadap
sifat kimia pada teh daun pegagan. Aktivitas Antioksidan
Pengujian aktivitas antioksidan mengacu
2. BAHAN DAN METODE pada metode DPPH (Trisantini et al., 2016).
Pengujian total antioksidan dilakukan dengan
Bahan dan Alat disiapkan 5 sampel teh daun pegagan dengan
Bahan penelitian yaitu daun pegagan yang penambahan 0%, 5%, 15%, 25%, 35% bubuk
diperoleh dari Kendal dan daun stevia diperoleh daun stevia. Analisis antioksidan ini diuji dengan
dari Sukoharjo. Bahan lain yang diperlukan yaitu metode DPPH (1,1-difenil-2-picrilhidrazil). Larutan
larutan DPPH, metanol p.a dan aquadest. induk dibuat konsentrasi masing-masing sampel
Alat yang digunakan pada penelitian ini sebesar 100 ppm dengan melarutkan 10 mg
antara lain teabag, oven pengering, tabung reaksi, bubuk pada 100 ml metanol p.a. Kemudian
labu ukur 10 ml, vortex, spektrofotometer, cawan pengenceran dilakukan dengan menggunakan
porselin, desikator, timbangan analitik, tanur, larutan metanol p.a dengan membuat variasi
penjepit, baskom, pisau dan loyang serta konsentrasi 5, 6, 7, 8, 9 ppm pada masing-masing
seperangkat alat untuk uji organoleptik. sampel. Larutan stock DPPH dibuat dengan
melarutkan 5 mg padatan DPPH ke dalam 100 ml
Metode Penelitian metanol p.a. larutan pembanding disiapkan
Penelitian ini merupakan penelitian dengan dengan cara 2 ml metanol dan 1 ml larutan DPPH
metode eksperimen. Penelitian ini didesain 50 ppm. Sampel uji disiapkan, masing-masing 2 ml
dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap larutan sampel dan 2 ml larutan DPPH. Kemudian
(RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan, di inkubasi selama 30 menit pada suhu 27°C
sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Perlakuan hingga terjadi perubahan warna dari aktivitas
yang dilakukan yakni penambahan bubuk daun DPPH. Semua sampel yaitu ekstrak uji yang sudah
stevia terhadap teh daun pegagan dengan diinkubasi di uji nilai absorbansinya dengan
konsentrasi 0%, 5%, 15%, 25% dan 35%. spektrofotometer Uv-vis dengan panjang
gelombang 517 nm.
Pembuatan Teh Daun Pegagan dengan
Penambahan Daun Stevia (Stevia rebaudiana)
Proses pembuatan bubuk pegagan dan
bubuk daun stevia mengacu pada Yulianti et al.
(2019). Proses ini dimulai dengan dilakukannya Kadar Air
sortasi dan trimming pada daun pegagan (Kendal) Pengujian kadar air mengacu pada metode
dan daun stevia (Sukoharjo). Selanjutnya dicuci gravimetri (Haryanto, 2018) yang dilakukan
dengan air mengalir untuk membersihkan kotoran dengan cara cawan porselin kosong dioven pada
debu yang menempel. Daun dilayukan selama 24 suhu 105˚C selama 15 menit, kemudian
jam pada suhu ruang. Tujuan dari proses pelayuan didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
ini adalah untuk mengurangi kadar air hingga Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam cawan
tingkat layu tertentu (Lestaril et al., 2018). Lalu, porselin yang sudah diketahui beratnya.
daun dikeringkan dengan menggunakan oven Kemudian sampel dioven dengan suhu 105˚C
pada suhu 45°C selama 2 jam. Daun yang telah selama 3 jam dan didinginkan dalam desikator
kering yaitu berwarna hijau kecoklatan kemudian selama 15 menit dan ditimbang hingga tercapai
dihaluskan dengan menggunakan blender hingga bobot tercapai konstan.

94 JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 15 , No. 02 , 2023


©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Keterangan: Aktivitas Antioksidan


A: Berat cawan setelah oven Berdasarkan data pada Ilustrasi 1 diketahui
B : Berat sampel bahwa aktivitas antioksidan dengan metode DPPH
C : Berat cawan + sampel setelah oven pada teh daun pegagan dengan penambahan
bubuk daun pegagan berpotensi memberikan
Kadar Abu pengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan.
Pengujian kadar abu mengacu pada metode Nilai aktivitas antioksidan tertinggi dihasilkan
Tanur (Legowo et al., 2007). Cawan porselin oleh perlakuan 35% yaitu 77,14% sedangkan
kosong dikeringkan dalam oven 105˚C selama 3 aktivitas antioksidan terendah diperoleh dari
jam, kemudian didinginkan dalam desikator perlakuan 0% yaitu 68,23%. Semakin tinggi level
selama 30 menit. Cawan ditimbang dengan neraca bubuk daun stevia yang ditambahkan pada teh
analitik. Sampel ditimbang sebanyak ± 2 gram dan daun pegagan, maka aktivitas antioksidan
dimasukkan ke dalam cawan. Sampel diabukan cenderung meningkat yang dipengaruhi oleh
pada tanur dengan suhu 550˚C selama 2 – 3 jam. kandungan fitokimia dari stevia. Hal ini sesuai
Sampel didinginkan dalam desikator selama 1 jam. dengan pendapat Tristanto et al. (2017) yang
Bobot cawan dan abu ditimbang. menyatakan bahwa kandungan dari bubuk daun
stevia memiliki senyawa fitokimia seperti alkaloid,
tanin, saponin, fenolik, glikosida, steroid,
%
triterpenoid dan flavonoid yang dapat berperan
Keterangan: sebagai antioksidan. Hal ini juga dipengaruhi oleh
A : Berat cawan setelah ditimbang bahan baku utama bahan teh yaitu daun pegagan
B : Berat sampel juga memiliki berbagai macam senyawa aktif yang
C : Berat cawan dan abu berfungsi sebagai antioksidan yang sangat
bermanfaat untuk meningkatkan kinerja sistem
Organoleptik tubuh kita. Menurut Syahniar et al. (2021) daun
Pengujian organoleptik mengacu pada pegagan memiliki senyawa aktif seperti flavonoid
metode Skoring (Setyaningsih et al., 2010). (fenol) seperti flavonol, kamferol dan mirisetin
Pengujian organoleptik dilakukan untuk yang berkhasiat sebagai antioksidan. Hal ini juga
mengetahui sejauh mana tingkat kesukaan panelis didukung oleh Arifin (2018) yang menyatakan
terhadap produk berdasarkan atribut sensorinya bahwa senyawa fenolik seperti polifenol dapat
yaitu rasa, warna, aroma dan overall. Pengujian bertindak sebagai antioksidan karena dapat
yang dibutuhkan sebanyak 25 orang dengan mengadakan reaksi-oksidasi yang menjadikan
rentang usia 20-25 tahun. Panelis akan diberi agen pereduksi, peredam oksigen singlet dan
sampel seduhan produk teh daun pegagan dengan donor hidrogen.
pemanis bubuk stevia. Metode seduhan teh daun
pegagan yang dilakukan merujuk pada

Analisis Data
Data kadar air dan kadar abu yang telah
diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode
ANOVA (Analysis of Varians) menggunakan
program SPSS dengan taraf keyakinan 5%, apabila
terdapat pengaruh dilanjutkan dengan uji Duncan
Multiple Range Test (DMRT). Analisis organoleptik
dilakukan dengan menggunakan uji Kruskal Wallis
dengan taraf signifikan (p<0,05), dilanjutkan
dengan uji Mann-Whitney untuk mengetahui
pengaruh nyata antar perlakuan yang diberikan
serta hasil data aktivitas antioksidan yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif. Analisis data Gambar 1. Histogram aktivitas antioksidan
tersebut dihitung degan menggunakan program seduhan teh daun pegagan dengan pPenambahan
SPSS 25.0 for windows. daun stevia

Kadar Air
JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 15 , No. 02 , 2023 95
©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa dipengaruhi oleh suhu pengovenan yang
penambahan bubuk daun stevia dari konsentrasi mempengaruhi kadar air dalam bahan menguap
0% hingga 35% pada teh daun pegagan tidak sehingga kadar air semakin menurun dan kadar
memberikan pengaruh nyata terhadap kadar air abu akan semakin meningkat karena kadar
(p>0,05) karena suhu pengeringan dan lama mineral pada bahan yang merupakan komponen
pengeringan yang dilakukan pada setiap perlakuan penyusun kadar abu tidak ikut terbakar pada
sama, sehingga tidak mempengaruhi kadar air. proses pengabuan.
Hasil dari pengujian kadar air teh daun pegagan
dengan penambahan daun stevia sudah mencapai Tabel 2. Kadar Abu Seduhan Teh Daun Pegagan dengan
kadar air yang sesuai dengan standar SNI teh hijau Penambahan Daun Stevia
01-4453-1998 yaitu maksimal 8%. Standarisasi Level Daun Stevia
kadar air pada produk teh daun pegagan bertujuan Kadar Abu (%)ns)
(%)
untuk memperpanjang umur simpan karena kadar 0 13,52±0,95
air yang tinggi mempermudah daun menjadi 5 12,95±0,68
berjamur. Menurut Harris dan Fadli (2014) faktor 15 12,06±0,19
yang sangat berpengaruh terhadap penurunan 25 13,33±2,91
mutu produk pangan berkaitan erat dengan kadar 35 11,67±0,63
air, sehingga kadar air menjadi dasar titik kritis Keterangan: Data ditampilkan sebagai nilai rerata dari 4
umur simpan. ulangan ± standar deviasi. Nilai pada sebuah kolom
dengan superscript yang tidak memiliki kesamaan
menunjukkan berbeda nyata berdasarkan Duncan
Tabel 1. Kadar Air Seduhan Teh Daun Pegagan dengan
Multiple Range Test dengan taraf signifikansi 5%.
Penambahan Daun Stevia
Level Daun Stevia Mutu Organoleptik
Kadar Air (%)ns)
(%) Hasil uji organoleptik pada teh daun
0 7,20±0,66 pegagan dengan penambahan bubuk daun stevia
5 7,38±0,75 dengan level yang berbeda dapat dilihat pada
15 7,07±0,88 Tabel 3.
25 5,14±2,18
35 5,94±1,08 Tabel 3. Mutu Organoleptik Teh Daun Pegagan dengan
Keterangan: Data ditampilkan sebagai nilai rerata dari 4 Penambahan Daun Stevia
ulangan ± standar deviasi. Nilai pada sebuah kolom
Level
dengan superscript yang tidak memiliki kesamaan
Stevia Warna Aromans) Rasa Overall
menunjukkan berbeda nyata berdasarkan Duncan
(%)
Multiple Range Test dengan taraf signifikansi 5%.
0 4,20±0,41d 2,68±1,25 2,16±0,94a 2,48±0,96a
5 3,52±0,92c 2,92±0,86 3,28±1,14b 3,12±0,97b
Kadar Abu
15 2,28±0,94b 3,08±0,81 3,40±0,91bc 3,24±0,81bc
Berdasarkan data perhitungan Tabel 2 25 1,80±0,96a 2,84±0,75 3,76±0,78bcd 3,68±0,85bcd
diketahui bahwa penambahan bubuk daun stevia 35 2,24±1,20ab 3,24±1,13 4,08±0,91d 3,80±0,82d
dari konsentrasi 0% hingga 35% pada teh daun Keterangan: Data ditampilkan sebagai nilai rerata dari 4
pegagan tidak memberikan pengaruh nyata ulangan ± standar deviasi. Nilai pada sebuah kolom
terhadap kadar abu (p>0,05). Kadar abu yang dengan superscript yang tidak memiliki kesamaan
diisyaratkan oleh SNI teh adalah minimal 4% dan menunjukkan berbeda nyata berdasarkan Duncan
maksimal 8% untuk semua jenis teh. Hal ini Multiple Range Test dengan taraf signifikansi 5%.
menunjukkan, kadar abu teh daun pegagan dengan
penambahan daun stevia berada diatas standar SNI Warna
untuk teh hijau celup. Tingginya kadar abu dapat Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa
ditunjuk kan dari banyaknya mineral dalam teh penambahan bubuk daun stevia pada teh daun
daun pegagan. Hal ini sesuai dengan pendapat pegagan memberikan pengaruh nyata (p<0,05)
Sutardi (2016) yang menyatakan bahwa daun terhadap warna antara level 0% dengan level 5%,
pegagan memiliki kandungan garam mineral 15%, 25% dan 35%. Hal ini disebabkan karena
seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium, zat semakin banyak bubuk daun stevia yang
besi dan fosfor. Tingginya kadar abu di dalam teh ditambahkan maka warna seduhan teh menjadi
daun pegagan juga disebabkan karena tingginya hijau kecoklatan yang semakin gelap. Warna
berat kering bahan atau semakin rendah kadar air seduhan teh dipengaruhi oleh komponen
maka persentase abu juga akan semakin pembentuk warna pencampuran daun pegagan
meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Wati et dengan daun stevia. Warna yang dihasilkan
al. (2020) yang menyatakan bahwa kadar abu seduhan teh berasal dari zat tannin dan juga

96 JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 15 , No. 02 , 2023


©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
klorofil yang dikandung daun pegagan dan stevia. untuk penderita diabetes. Rasa manis daun stevia
Menurut Bahri et al. (2017) zat tanin merupakan terdiri atas campuran diterpen, triterpen, tanin,
zat pewarna yang menimbulkan warna coklat atau minyak atsiri yang mudah menguap serta senyawa
kecoklatan. Hal ini juga terjadi karena daun manis diterpen glikosida. Hal ini sesuai dengan
pegagan yang mengalami proses pelayuan dan pendapat Hastuti dan Rustanti (2014) yang
pengeringan, terjadi oksidasi klorofil sehingga menyatakan bahwa rasa manis yang terkandung
menghasilkan seduhan teh yang berwarna coklat. pada daun stevia berasal dari kandungan glikosida
Hal ini sesuai dengan pendapat Rohmat et al. yaitu steviosida (3 – 10% dari berat kering) dan
(2014) yang menyatakan bahwa adanya perlakuan rebaudiosida (1 – 3% dari berat kering daun).
panas pada proses akan menyebabkan terjadinya
perubahan warna klorofil yaitu hijau menjadi Overall
coklat. Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa
penambahan daun stevia pada teh daun pegagan
Aroma memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap
Data hasil uji organoleptik terhadap aroma teh overall antara level 0% dengan yang ada
daun pegagan dengan penambahan bubuk daun penambahan daun stevia level 5%, 15%, 25% dan
stevia dapat dilihat pada Tabel 3. Perbedaan 35%. Urutan rataan skor overall kesukaan dari uji
penambahan bubuk daun stevia tidak memberikan organoleptik pada produk teh daun pegagan yaitu
pengaruh nyata (p>0,05) terhadap aroma teh daun 35% memiliki skor tertinggi, dilanjut dengan
pegagan. Hal ini disebabkan oleh aroma khas daun perlakuan 25% pada urutan kedua, perlakuan
pegagan memiliki bau khas daun herbal. Daun 15% pada urutan ketiga dan perlakuan 5% dan
stevia juga memiliki aroma khas daun herbal 0% pada urutan keempat dan kelima. Overall
sehingga penambahan daun stevia pada teh daun adalah salah satu parameter sensori yang dapat
pegagan tidak mempengaruhi aroma teh daun digunakan dalam penelitian produk pangan dalam
pegagan. Menurut Sipahelut et al. (2017) aroma menentukan tingkat kesukaan konsumen. Tingkat
adalah sensasi bau yang ditimbulkan oleh kesukaan panelis secara overall mengalami
rangsangan, senyawa volatile yang tercium oleh peningkatan seiring dengan bertambahnya level
syaraf-syaraf olfaktori yang ada di rongga hidung. daun stevia yang diberikan. Hal ini dikarenakan
Aroma adalah zat tertentu yang memiliki beberapa indera pengecap panelis lebih sering mengecap
fungsi dalam makanan seperti dapat memperbaiki rasa manis. Rasa manis yang timbul pada teh daun
dan membuat lebih bernilai. Hal ini sesuai dengan pegagan berasal dari pemanis alami yaitu daun
pendapat Susanto (2017) yang menyatakan bahwa stevia yang ditambahkan pada teh daun pegagan.
aroma memiliki peranan yang sangat penting pada Pemanis stevia merupakan pemanis yang memiliki
produk pangan karena pengujian terhadap bau tingkat kemanisan yang lebih dari pemanis
mampu memberikan hasil penilaian terhadap sukrosa dan juga merupakan pemanis tanpa kalori
produk tersebut diterima atau tidak, dimana sehingga penambahan pemanis ini akan baik
produk akan diterima apabila aroma tidak untuk kesehatan. Hal ini sesuai dengan pendapat
menyengat atau hambar. Goyal et al. (2010) yang menyatakan bahwa
pemanis stevia merupakan pemanis 100% alami,
Rasa tidak memiliki (nol) kalori, 200 – 300 kali lebih
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa manis dari gula, penambah rasa manis, anti-plak
penambahan daun stevia pada teh daun pegagan dan anti-karies, tidak dapat difermentasi, stabil
memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap terhadap panas 198˚C.
rasa antara tanpa penambahan daun stevia (0%)
dengan yang ada penambahan daun stevia level KESIMPULAN
5%, 15%, 25% dan 35%. Pada perlakuan yang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
tidak ditambahkan daun stevia menghasilkan rasa
dilakukan dapat disimpulkan bahwa penambahan
yang hambar dengan after taste pahit. Rasa pahit
daun stevia pada teh daun pegagan dapat
pada perlakuan kontrol berasal dari zat vallerine
meningkatkan aktivitas antioksidan, skor rasa dan
yang terdapat pada pegagan. Menurut Sutardi
overall serta menurunkan skor warna. Semakin
(2016) daun pegagan memiliki zat vallerine yang
tinggi penambahan daun stevia mengakibatkan
merupakan senyawa yang dapat memberikan rasa
warna teh daun pegagan semakin gelap.
pahit. Adanya after taste pada daun pegagan
Penambahan daun stevia tidak berpengaruh
dibutuhkan penambahan gula alami yang rendah
terhadap kadar air dan skor aroma te daun
kalori sehingga tidak memiliki batasan konsumsi
pegagan. Penambahan daun stevia sebanyak 35%

JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 15 , No. 02 , 2023 97


©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan kasar pigmen klorofil. Jurnal Pengolahan dan
kadar air yang paling rendah dan paling disukai Bioteknologi Hasil Perikanan. 3 (1) : 118 – 126.
Sipahelut, S. G,M G, Tetepta dan J. Patty. 2017. Kajian
panelis. penambahan minyak atsiri dari daging buah pala
(Myrystica fragrans Houtt.) pada cake terhadap daya
DAFTAR PUSTAKA terima konsumen. Jurnal Sains dan Teknologi Pangan.
2 (2) : 486 – 495.
Ajeng, R. G. 2016. Organoleptik dan antioksidan the daun Susanto, A., E. Radwitya dan K. Muttaqin. 2017. Lama waktu
kelor dan kulit. fermentasi dan konsentrasi ragi pada pembuatan
Arifin, Bustanul. 2018. Struktur, bioaktivasi dan antioksidan tepung tape singkong (Manihot utilissima) mengandung
flavonoid. Jurnal Zarah. 6 (1) : 21 – 29. dekstrin, serta
Bahri, S., Jalaluddin dan Rosnita. 2017. Pembuatan zat warna aplikasinya pada pembuatan produk pangan. Jurnal Teknologi
alami dari kulit batang jamblang (Syzygium cumini) Pangan. 8 (1) : 82 – 92.
sebagai bahan dasar tekstil pewarna. Jurnal Teknologi Sutardi. 2016. Kandungan bahan aktif tanaman pegagan dan
Kimia Unimal. 6 (1) : 10 – 19. khasiatnya untuk meningkatkan sistem imun tubuh.
Dian, Y., B. Susilo dan R. Yulianingsih. 2014. Pengaruh lama Jurnal Litbang Pertanian. 33 (3) : 121 – 130.
ekstraksi dan konsentrasi pelarut etanol terhadap sifat Syahniar, R., M. A. Akbar, D. S. Kharisma dan A. N. Nabila.
fisika-kimia ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana 2021. Perbandingan monoterapi versus terapi
Bertoni M.) dengan metode microwave assisted kombinasi pada pasien rawat inap dengan community
extraction (MAE). Jurnal Bioproses Komoditas Tropis. acquired penumonia. Jurnal Ilmiah Farmasi. 17 (1) : 56
2 (1) : 35 – 41. – 63.
Goyal, S. K., Samsher and R. K. Goyal. 2010. Stevia (Stevia Tristantini, D., A. Ismawati, B. T. Pradana, dan J. G. Jonathan.
rebaudiana) a bio-sweetener: a review. International 2016. Pengujian Aktivitas Antioksidan Menggunakan
Journal of Food Science and Nutrition. 61 (1) : 1 – 10. Metode DPPH Pada Daun Tanjung (Mimusops elengi L.).
Hariyanto, Jefri. 2018. Analisis Kadar Air Dan Kadar Abu Total. Dalam : Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan.
Departemen Teknologi Industri Pangan. Universitas Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan
Padjadjaran. Bandung. Nasional. Hal. 1-7.
Harris dan Fadli. 2014. Penentuan umur simpan (shelf life) Tristanto, N. A., D. W. Budianta, dan A. R. Utomo. 2017.
pundang seluang (Rasbora sp) yang dikemas Pengaruh suhu penyimpanan dan proporsi teh hijau:
menggunakan kemasan vakum dan tanpa vakum. bubuk daun kering stevia (Stevia rebaudiana) terhadap
Jurnal Saintek Perikanan. 9 (2) : 53 – 62. aktivitas antioksidan minuman teh hijau stevia dalam
Hastuti Andriana Murdi dan Ninik Rustanti. 2014. Pengaruh kemasan botol plastik. Jurnal Teknologi Pangan dan
penambahan kayu manis terhadap aktivitas Gizi. 16 (1) : 21 – 28.
antioksidan dan kadar gula total minuman fungsional Tristanto, N. A., D. W. Budianta, dan A. R. Utomo. 2017.
secang dan daun stevia sebagai alternatif minuman Pengaruh suhu penyimpanan dan proporsi teh hijau:
bagi penderita diabetes melitus tipe 2. Jornal of bubuk daun kering stevia (Stevia rebaudiana) terhadap
Nutrition College. 3 (3) : 362 – 369. aktivitas antioksidan minuman teh hijau stevia dalam
Herlina dan R. A. Wardani. 2019. Efektivitas formulasi teh kemasan botol plastik. Jurnal Teknologi Pangan dan
herbal untuk menurunkan resiko gangguan penyakit Gizi. 16 (1) : 21 – 28.
tidak menular. Jurnal Keperawatan. 12 (1) : 24 – 34. Wati, L. E., S. Kadir dan M. N. Sangadji. 2020. Karakteristik
Kusumawati, Y., E. Rustiani dan Almasyuhuri. 2017. kimiawi dan daya hambat tepung biji kelor (Moringa
Pengembangan tablet efervesen kombinasi brokoli oleifera Lam.) setelah penyimpanan pada bakteri
dan pegagan dengan kombinasi asam dan basa. Jurnal Escherichia coli). Jurnal Agrotekbis. 8 (3) : 714 – 724.
Fitofarmaka Indonesia. 4 (2) : 231 – 237. Yulianti, D., M. Sunyoto dan E. Wulandari. 2019. Aktivitas
Legowo, A. M., N. Nuwantoro, dan S. Sutaryo. 2007. Analisis antioksidan daun pegagan (Centella asiatica L. Urban)
Pangan. Universitas Diponegoro, Semarang. dan bunga krisan (Crhysanthemum sp) pada tiga
Lestaril, M., E. R. M. Saleh dan H. Rasulu. Pengaruh umur daun variasi suhu pengeringan. Pasundan Food Technology
pala dan jenis pengeringan terhadap sifat kimia dan Journal. 6 (3 ) : 142 – 147.
organoleptik the herbal daun pala. Jurnal Penelitian. 7
(2) : 177 – 190.
Rohmat, N., R. Ibrahim dan P. H. Riyadi. 2014. Pengaruh
perbedaan suhu dan lama penyimpanan rumput laut
Sargassum polycystum terhadap stabilitas ekstrak

98 JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 15 , No. 02, 2023
©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Anda mungkin juga menyukai