Anda di halaman 1dari 9

Marliana S.

Palad : Pemanfaatan Ekstrak Nabati untuk Meningkatkan Kualitas Hasil Panen Tanaman
Sawi

PEMANFAATAN EKSTRAK NABATI UNTUK MENINGKATKAN


KUALITAS HASIL PANEN TANAMAN SAWI

(Utilization of Vegetable Extracts to Improve on the Quality of Mustard Crop Yields)


1)
Marliana S.Palad, 2)Aminah
1)
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Cokroaminoto
2)
Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia
1)
Email : lallypalad@yahoo.co.id
2)
Email : aminah.muchdar@umi.ac.id

ABSTRACT
The study aims to determine the effect of the provision of vegetable extracts on the quality and quantity of
mustard crop yields, which was carried out in Malino, Gowa Regency, with a research period of 4
months, from March to July 2009. The research was conducted in the form of experiments arranged
according to a randomized design Group (RBD) with five treatments and each treatment had 4
replications, so there were 20 experimental plots. Based on the results of the study, that plants that have
economic value in the field can be used as a vegetable pesticide substitute for chemical pesticides to
control plant pests, so as to suppress pest populations and reduce leaf defects by applying vegetable
extracts at concentrations of 4 or 6 cc/liter of water with an interval of giving once a week. Application of
vegetable extract with more doses the concentration can improve the quality and quantity of mustard
greens with growth and yield of higher yields which is an average of 407.5 grams in the treatment of 6
cc/liter of water (E3).

Keywords: harvest quality; mustard plants; organic fertilizer; pesticides

PENDAHULUAN Pestisida nabati diartikan sebagai


Latar Belakang suatu pestisida yang bahan dasarnya
berasal dari tanaman yang diekstrak.
Salah satu tantangan yang dihadapi
Ekstrak nabati adalah larutan yang
bangsa Indonesia saat ini adalah masalah
dihasilkan dari proses fermentasi bahan
produksi bahan pangan, untuk
organic yang masih muda (daun, buah dan
mengimbangi pertumbuhan penduduk
umbi) dengan Efektive Mikroorganisme
yang berkembang pesat. Masalah yang
(Subadiyasa, 1997). Bahan-bahan tersebut
sangat perlu untuk ditangani adalah
berasal dari tanaman yang segar dan kuat
meningkatkan produksi pangan yang
bertahan hidup serta mempunyai nilai
bebas pestisida kimia. Salah satu solusi
ekonomis (Kardinan, 2000).
untuk mengatasi masalah tersebut adalah
Beberapa jenis tanaman yang
dengan menggunakan ekstrak tanaman
mempunyai nilai ekonomis yang dapat
sebagai pestisida nabati yang ramah
dibuat ekstrak nabati antara lain : Sirsak
lingkungan.
(Annona muricata L.), Bawang putih

Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 1 Maret 2020 53


Marliana S. Palad : Pemanfaatan Ekstrak Nabati untuk Meningkatkan Kualitas Hasil Panen Tanaman
Sawi

(Allium sativum), srikaya (Annona mineral, vitamin A, vitamin B kompleks,


asguantosa L.), Babadotan (Ageration vitamin C, E dan vitamin K, zat besi,
conyzoider L.), Jeringau (Acoris sodium, kalium, serta fosfor (Rukmana,
colantusL.), Tembakau (Nicotiana 1998). Namun untuk menghasilkan
tobacum L.), Serai (Andropogon nardus produksi maksimal kendala yang dihadapi
L.), daun Pepaya (Carica papaya), dan adalah serangan hama ulat kubis (Plutella
daun Beluntas. Pengaruh utama ekstrak xylostella), hama ini dapat menyebabkan
nabati adalah untuk menyediakan unsur kehilangan hasil 87,5% di Malaysia
hara berguna bagi tanaman yang juga sedangkan di Indonesia biasa mencapai
mampu menekan pertumbuhan pathogen 100% (Cahyono, 1995).
dan mengusir serangga hama Penelitian ini diharapkan sebagai
(Kasumbogo, 1997). bahan informasi khususnya pada petani
Penggunaan pestisida dari ekstrak dan pengusaha sayuran untuk penggunaan
nabati merupakan salah satu cara ekstrak nabati sebagai pestisida nabati
alternative dengan tujuan agar petani tidak untuk mengurangi penggunaan pestisida
tergantung pada penggunaan pestisida kimiawi sehingga masyarakat dapat
sintesis/ kimiawi, yang harganya relative menkonsumsi sayuran yang sehat, serta
mahal bagi petani. Oleh karena itu memanfaatkan tanaman yang ada di
penelitian ini bertujuan untuk sekitar kita sebagai sumber pupuk dan
mensosialisasikan penggunaan pestisida pestisida organic.
nabati yang bahan bakunya mudah
didapatkan di setiap daerah, dan dapat METODE PELAKSANAAN
digunakan untuk mengendalikan hama Bahan yang digunakan adalah bibit
pada tanaman sayuran yang akan tanaman sawi, EM4, gula pasir, air, daun
menghasilkan produksi sayuran yang srikaya (Annona asguantosa L.), jeringau
berkualitas untuk dikonsumsi oleh (Acoris colantusL.), tembakau (Nicotiana
masyarakat. tabacum), bawang putih, (Allium
Salah satu sayuran yang digemari sativum), daun beluntas (Plucheacea
oleh masyarakat adalah Sawi (Brassica folium), daun papaya (Carica papaya) dan
juncea L.) karena rasanya lezat dan baik Babadotan (Ageratum conyzoides). Alat
bagi kesehatan karena mengandung yang digunakan adalah pisau, parang,

54 Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 1 Maret 2020


Marliana S. Palad : Pemanfaatan Ekstrak Nabati untuk Meningkatkan Kualitas Hasil Panen Tanaman
Sawi

lesung, ember, jerigen, plastik hitam,  Aduk bahan-bahan tersebut kemudian


saringan, hand sprayer, timba, timbangan tindis dengan pemberat dan usahakan
dan pemberat. tidak ada udara yang tertinggal dalam
Penelitian dilaksanakan di Malino wadah.
Kabupaten Gowa pada bulan Maret  Letakkan penutup kayu di atas
hingga Juli 2018. Penelitian disusun lembaran plastik kemudian tindis
menurut Rancangan acak Kelompok dengan pemberat dan usahakan tidak
(RAK) dengan empat perlakuan ekstrak ada udara yang tertinggal dalam wadah.
nabati dan setiap perlakuan terdapat empat  Simpan ember plastic dalam ruangan
ulangan, sehingga terdapat 16 petak yang tidak terkena sinar matahari
percobaan. Keempat perlakuan tersebut langsung dan bersuhu 20 – 30 °C,
adalah sebagai berikut : fermentasi akan dimulai dengan gas
E0 : Kontrol (tanpa perlakuan) akan dibebaskan dalam 2 – 5 hari,
E1: ekstrak nabati 2 cc/liter air tergantung pada suhu sekitarnya.
E2: ekstrak nabati 4 cc/liter air  Pada hari ke 2 dan ke 3 penutup dibuka
E3: ekstrak nabati 6 cc/liter air dan adonan diaduk untuk memudahkan
Komponen yang diamati meliputi : Cacat pembebasan gas.
daun, Lebar daun, Populasi hama,  Setelah 7 – 10 hari dan pH sudah di
Produksi dan Kualitas hasil panen. bawah 3,5 berarti ekstrak tanaman
Cara Pembuatan Ekstrak Nabati sudah jadi, hasil fermentasi disaring
 Bahan-bahan yang digunakan adalah : dan dimasukkan ke dalam jirigen dan
bagian tanaman yang sudah dipotong- disimpan di tempat sejuk dan tidak
potong dan ditumbuk halus, 14 liter air terkena sinar matahari.
bersih, chlor 14 liter, EM4 420 cc dan Cara Penggunaan Ekstrak Tanaman
molasses 420 cc, masing-masing 3%  Ekstrak nabati disemprotkan pada
dari jumlah bahan yang dibutuhkan. tanaman sayuran dengan konsentrasi
 Masukkan potongan bahan ke dalam tanpa pemberian ekstrak, 2, 4, dan 6
ember plastic, campurkan EM4 dan cc/liter air (sesuai perlakuan).
molasses ke dalam air lalu dituangkan  Penyemprotan dimulai sejak
ke dalam ember plastic yang berisi pertumbuhan dan belum ada serangan
bahan nabati. hama, penyemprotan pada tanaman

Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 1 Maret 2020 55


Marliana S. Palad : Pemanfaatan Ekstrak Nabati untuk Meningkatkan Kualitas Hasil Panen Tanaman
Sawi

dilakukan pagi hari atau sore hari dan  Masa efektif ekstrak nabati adalah 1
dilakukan secara teratur sekali (satu) hingga 3 (tiga) bulan.
seminggu.
HASIL DAN URAIAN PEMBAHASAN
Cacat Daun sawi memberikan pengaruh yang
Hasil analisis statistik pada nyata.terhadap perlakuan kontrol (E0) dan
minggu I, II dan III menunjukkan bahwa E1 dengan E2 dan E3.
aplikasi ekstrak nabati terhadap tanaman

4.00
3.46
3.50
3.00 2.77 2.77
2.58
2.50
Cacat Daun

2.00 1.82 1.70

1.50
1.06
1.00 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71
0.50
0.00
Minggu I Minggu II Minggu III

E0 E1 E2 E3

Gambar 1. Rata-rata cacat daun setelah aplikasi (data setelah ditransformasi menjadi √x+0.5)

Berdasarkan Gambar 1, bahwa ekstrak nabati terhadap tanaman sawi


pada minggu I menunjukkan tanaman tidak nampak perbedaan yang nyata antara
sawi yang tidak diberi perlakuan (E0) kontrol (E0) dengan perlakuan E1, E2 dan
tingkat cacat pada daun lebih banyak E3 pada minggu I dan II, tapi setelah
dibanding tanaman sawi yang diberi minggu III nampak perbedaan yang nyata
perlakuan (E1, E2, E3).Demikian pula antara tanaman sawi yang diberi aplikasi
pada minggu II dan III. ekstrak nabati dengan yang tidak diberi
Lebar Daun perlakuan.
Hasil Hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa semua aplikasi

56 Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 1 Maret 2020


Marliana S. Palad : Pemanfaatan Ekstrak Nabati untuk Meningkatkan Kualitas Hasil Panen Tanaman
Sawi

18.00
15.50
16.00 14.63
14.00 12.50
13.00
11.50
12.00
9.75 9.75
Lebar Daun

10.00 9.00

8.00 6.75 6.88 6.88 7.00

6.00
4.00
2.00
0.00
Minggu I Minggu II Minggu III

E0 E1 E2 E3

Gambar 2. Rata-rata lebar daun setelah aplikasi

Berdasarkan Gambar 2, semua perlakuan (E0, E1, E2, dan E3)


menunjukkan bahwa pada minggu I lebar tidak memperlihatkan pengaruh nyata
daun pada tanaman sawi yang tidak diberi terhadap aplikasi ekstrak nabati,
ekstrak nabati hampir sama ukurannya sedangkan pada minggu III hasil analisis
dengan tanaman sawi yang diberi statistik memberikan perbedaan nyata
perlakuan. Pada minggu II dan III terhadap tinggi tanaman sawi.
menunjukkan bahwa perlakuan kontrol Perkembangan tanaman sawi pada minggu
mulai nampak perubahan lebar daun II menunjukkan bahwa tanaman sawi
tanaman, sementara pada tanaman sawi tanpa aplikasi ekstrak nabati (E0) dengan
yang diberi ekstrak nabati dengan perlakuan E3 tidak memberikan
konsentrasi 4 cc/liter air (E2) dan 6 perbedaan tinggi tanaman sawi.
cc/liter air (E3) terjadi pertambahan lebar Sementara perlakuan E1 dengan perlakuan
daun. E2 agak berbeda tingginya dengan
tanaman sawi tanpa aplikasi ekstrak nabati
Tinggi Tanaman (E0) dan perlakuan E3. Pada minggu III
Dari data tinggi tanaman sawi perlakuan E2 dan E3 cukup baik
setelah aplikasi dan sidik ragamnya, dibandingkan pada perlakuan minggu I
menunjukkan bahwa pada minggu I dan II dan II.

Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 1 Maret 2020 57


Marliana S. Palad : Pemanfaatan Ekstrak Nabati untuk Meningkatkan Kualitas Hasil Panen Tanaman
Sawi

45.00
40.25
40.00 36.75 37.00
35.00
31.50
30.00
Tinggi Tanaman

25.00 21.00
17.75
20.00
14.75
15.00 12.50
10.00 7.62 7.88 7.50 8.25

5.00
0.00
Minggu I Minggu II Minggu III

E0 E1 E2 E3

Gambar 3. Rata-rata tinggi tanaman setelah aplikasi

Populasi Hama dan III memberikan perbedaan nyata pada


Hasil analisis statistik populasi hama tanaman sayuran sawi.
menunjukkan bahwa pada minggu I, II
3.50
2.95
3.00 2.68
2.61
2.50 2.22
Populasi Hama

2.00 1.76
1.65
1.45 1.35
1.50 1.31

1.00 0.71 0.71 0.71

0.50

0.00
Minggu I Minggu II Minggu III
E0 E1 E2 E3

Gambar 4. Rata-rata populasi hama setelah aplikasi (data setelah ditransformasi menjadi √x+0.5)

Perkembangan populasi hama sebanyak 2 cc/liter air (E1) mengalami


pada minggu III menunjukkan bahwa penurunan populasi hama, dari minggu I
tanaman sawi tanpa pemberian ekstrak yaitu rata-rata 2.22 hingga minggu III sisa
nabati (E0) memperlihatkan tingkat hamanya adalah rata-rata 1.31, sedang
populasi hamanya tetap tinggi, mulai perlakuan tanaman sawi yang diberi
minggu I hingga minggu III. Sementara ekstrak nabati sebanyak 4 dan 6 cc/liter air
tanaman sawi yang diberi ekstrak nabati (E2 dan E3) tingkat populasi hamanya

58 Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 1 Maret 2020


Marliana S. Palad : Pemanfaatan Ekstrak Nabati untuk Meningkatkan Kualitas Hasil Panen Tanaman
Sawi

tidak mengalami perubahan dan dapat dan penghambata pertumbuhan populasi


dikatakan bahwa dengan pemberian hama (Plutella xylostella L).
ekstrak nabati dapat memberikan hasil Produksi
yang cukup baik dibandingkan dengan Berdasarkan hasil penelitian,
perlakuan E0 dan E1. Hal ini sejalan produksi tanaman sawi setelah berumur
dengan hasil penelitian Nurhudiman, dkk 30 hari memberikan pengaruh yang sangat
(2018) yang menyatakan bahwa ekstrak berbeda nyata sesuai dengan hasil uji
nabati yang mengandung ekstrak daun BNT0,05. Rata-rata produksi tanaman sawi
babadotan akan menimbulkan mortalitas pada akhir penelitian dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

Tabel 1. Rata-rata produksi tanaman sawi pada akhir penelitian

Perlakuan Rata-rata Produksi


Dosis Ekstrak Nabati (cc/liter air) (gram)
0 (E0) 185 a
2 (E1) 237.5 a
4 (E2) 310 b
6 (E3) 407.5 c

BNT α 0,05 = 68.06

Kualitas Hasil Panen pendahuluan, pengolahan, pengepakan,


Kualitas merupakan salah satu penyimpanan dan transportasi sampai ke
faktor penentu dalam suatu produk baik tangan konsumen. Selain itu produk yang
di tingkat produksi maupun di tingkat sesuai dengan standar yang konsumen
konsumen. Untuk mempertahankan inginkan, hanya bila penanganannya
kualitas produk tersebut dapat dilakukan dilakukan dengan benar. Untuk
penanganan dari awal hingga penanganan menghasilkan produksi maksimal ada
pascapanen, sehingga produk tersebut kendala yang dihadapi seperti serangan
dapat memenuhi standar yang diinginkan hama ulat kubis (Plutella xylostella)
konsumen. Secara umum untuk (Cahyono, 1995)
mendapatkan produk yang berkualitas Adapun prosentase kualitas tanaman
akan melalui beberapa tahapan antara lain; sawi hasil panen penelitian ini,
penyediaan bahan-bahan, perlakuan ditampilkan pada tabel di bawah ini.

Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 1 Maret 2020 59


Marliana S. Palad : Pemanfaatan Ekstrak Nabati untuk Meningkatkan Kualitas Hasil Panen Tanaman
Sawi

Tabel 2. Tingkat Prosentase kualitas tanaman sawi pada akhir penelitian

Perlakuan Kualitas daun yang sehat Keterangan


Dosis Ekstrak Nabati (cc/liter air) (%)

0 (E0) 64.03 Kurang Sehat


2 (E1) 75.64 Kurang Sehat
4 (E2) 90.14 Sehat
6 (E3) 91.54 Sehat
Catatan : Data ini diperoleh dari jumlah 100% di kurangi data cacat daun

Keterangan :
 Dikatakan kurang sehat karena pada tanaman sawi terdapat banyak ulat dan daunnya banyak yang
cacat.
 Dinyatakan sehat karena pada tanaman sawi relatif tidak terdapat ulat dan daunnya relatif tidak
cacat.

Pengendalian hama dengan mengalami perubahan bentuk, otomatis


menggunakan ekstrak nabati sebagai nilai harga jualnya mengalami penurunan.
pestisida merupakan salah satu upaya
untuk menekan tingkat kerugian yang KESIMPULAN
disebabkan oleh hama, baik secara 1. Tumbuhan yang mempunyai nilai
langsung maupun secara tidak langsung ekonomis di lapangan dapat
(Sudarmono, 1998). Pengendalian hama dimanfaatkan sebagai bahan pestisida
dengan aplikasi ekstrak nabati dianggap nabati pengganti pestisida kimiawi
lebih efisien dibandingkan dengan untuk mengendalikan organism
menggunakan pestisida kimiawi, karena pengganggu tanaman (OPT),
bahan-bahan yang dibuat untuk ekstrak sehingga dapat menekan populasi
nabati dianggap cukup tersedia di setiap hama dan mengurangi cacat daun
daerah atau lokasi, sehingga biaya yang dengan aplikasi pemberian ekstrak
dibutuhkan relatif kecil. nabati dengan konsentrasi 4 atau 6
Kualitas produksi yang dihasilkan cc/liter air dengan jarak waktu
pada penelitian menunjukkan bahwa pemberian satu kali dalam seminggu.
konsumen di sekitar lokasi penelitian 2. Aplikasi ekstrak nabati dengan dosis
menyukainya. Untuk mendapatkan semakin banyak konsentrasinya dapat
kualitas yang baik perlu penanganan lebih memperbaiki kualitas dan kuantitas
awal agar supaya permintaan pasar cukup sayuran sawi dengan pertumbuhan
tinggi. Oleh sebab itu apabila produk dan produksi hasil panen semakin

60 Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 1 Maret 2020


Marliana S. Palad : Pemanfaatan Ekstrak Nabati untuk Meningkatkan Kualitas Hasil Panen Tanaman
Sawi

tinggi yaitu rata-rata 407,5 gram pada Nurhudiman, dkk., 2018. Uji Potensi
Daun Babadotan (Ageration
perlakuan 6 cc/liter air .
conyzoider L.) Sebagai Insektisida
Botani Terhadap Hama (Plutella
xylostella L.) di Laboratorium. J.
DAFTAR PUSTAKA
Agrotek Tropika, Vol.6 No.2:91-98.
Cahyono, B., 1995. Cara meningkatkan Rukmana, R., 1998. Bertanam Petsai dan
Budidaya Kubis. Yayasan Pustaka Sawi. Kanisius, Yogyakarta.
Nusantara, Yogyakarta.
Subadiyasa, N., 1997. Teknologi Effective
Kardinan, Agus, 2000. Pestisida Nabati Microorganism (EM). Seminar
Ramuan dan Aplikasi. Penerbit Pertanian Organik, Jakarta.
Swadaya, Jakarta.
Sudarmono, Subiyakto, 1998.
Kusumbogo, Untung, 1997. Pertanian Pengendalian Serangan Hama
Oraganik dalam Pembangunan yang Sayuran dan Palawija. Kanisius,
Berwawasan Lingkungan.Seminar
Yogyakarta.
Nasional Peratanian Organik, Jakarta.

Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 1 Maret 2020 61

Anda mungkin juga menyukai