Anda di halaman 1dari 8

POTENSI EKSTRAK DAUN MIMBA ( Azadirachta indica ) SEBAGAI

PESTISIDA ALAMI TERHADAP HAMA PENGISAP


PADA TANAMAN KAKAO (Theobbroma cacaoL)

1Mastura, 2Nuriana
1
Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP Universitas Samudra
2
Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Samudra
Jln. Kampus Meurandeh, Langsa 24416
Email: mastura@unsam.ac.id

Abstrak

Salah satu penyebab rendahnya produktivitas kakao di indonesia adalah serangan organisme
pengganggu tanaman. Banyak jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman kakao.
Salah satu hama yang terdapat pada tanaman kakao yaitu hama pengisap kutu putih
(Planococcus minor) menyebabkan kehilangan hasil tanaman buah kakao baik secara
kualitas maupun mutu.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ekstrak daun
mimba (Azadirachta indica) berpotensi sebagai pestisida alami berhadap hama pengisap
pada tanman kakao (Theobbroma cacao L) di Desa Padang Langkat Kecamatan Gebang
Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (Rak). Berdasarkan
perlakuan yaitu perlakuan A0kontrol (tanpa ekstrak daun mimba), perlakuan A1 25%,
perlakuan A250 %, perlakuan A3 75 %, perlakuan A4100 % murni ekstrak daun mimba. Dari
hasil penelitian terdapat pengaruh yang sangat signifikan pada analisis sidikragam nilai
rata terhadap buah kakao yang sedang muda diperoleh Fhitung sebesar K=1,114, P=7.439
lebih besar dari Ftabel 5% sebesar K=3,49, P=3,26, berdasarkan koefisien keragaman
(KK) diperoleh nilaise besar 5.31 % dan nilai BNJ0,05 = 8.45, BNJ0,01= 11.7. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun mimba mimiliki potensi nyata dalam
membasmi hama pengisap kutu putih (Planococcus minor) pada tanaman kakao
(Theobbroma cacao L). Ekstrak daun mimba (Azadirachta indica) memiliki potensi sebagai
pestisida alami untuk membasmi hama pengisap pada tanaman kakao (Theobroma cacao L).
Kata kunci : Pestisida, Azadirachta indica, Theobromacacao L, Planococcus minor

Abstract

One of the causes of low productivity of cocoa in Indonesia is the attack of plant pest organisms.
Many types of pests and diseases that attack cocoa plants. One of the pests found in cocoa plants,
namely white flea sucking (Planococcus minor), caused loss of cocoa fruit yield both in quality and
quality. This study aimed to find out how the leaves of mimba (Azadirachta indica) have potential as
natural pesticides against sucking pests in cocoa farmer (Theobbroma cacao L) in Padang Langkat
Village, Gebang District in 2017. This study used a randomized block design. Based on the treatment,
namely treatment A0 control (without neem leaf extract), treatment A1 25%, A250% treatment, A3
treatment 75%, A4100% pure leaf extract treatment
pulpit. From the results of the study there is a very significant influence onthe analysis of the variance
of the average value of young cocoa fruit obtained Fcount of K = 1.114, P = 7.439 greater than
Ftable 5% at K = 3.49, P = 3.26, based on the coefficient of diversity (KK) obtained by large nilaise
5.31% and the value of BNJ0.05 = 8.45, BNJ0.01 = 11.7. Based on the results of the study it can be
concluded that the leaves of the mimba leaves have a real potential in eradicating white flea
(Planococcus minor) in cocoa (Theobbroma cacao L). Neem leaf extract (Azadirachta indica) has the
potential as a natural pesticide to eradicate sucking pests in cocoa (Theobroma cacao L).

KATALIS Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia Page 29


Vol. 1, No.2, Desember 2018
Keywords : Pesticides, Azadirachta indica, Theobromacacao L, Planococcus minor

PENDAHULUAN insektisida botanik. Karena bersifat toksid


terhadap beberapa jenis hama dari
Indonesia secara geografis terletak di ordoOrthoptera, Homoptera, Coleoptera,
garis equator, sehingga memiliki iklim Lepidoptera, Diptera dan Daun dan biji
tropis dengan OPT (organisme pengganggu mimba diketahui mengandung
tanaman) menjadi masalah utama dalam Azadirachtin. Mengingat tanaman ini
kegiataan bertani. Penggunaan agro-kimia, tersedia dalam jumlah yang relatif banyak,
khususnya pestisidasintesis di Indonesia maka para ahli biologi di Indonesia sejak
sangat intensif, bahkan sudah berlebih dan tahun 1980-an mulai banyak yang mencoba
tidak sesuai rekombinasi. Pestisida masih menggunakan ekstrak mimba untuk
merupakan jaminan keberhasilan bertani mengendalikan hama tanaman.
bagi sebagian besar petani di Indonesia.
Kakao merupakan salah satu
Penggunaaan pestisida di bidang komoditas ekspor yang mampu
pertanian telah dimulai sejak beberapa abad memberikan kontribusi dalam upaya
yang lalu. Penggunaan pestisida sintesis peningkatan devisa Indonesia. Komoditas
dimulai menjelang akhir perang dunia kakao menempati peringkat ketiga ekspor
kedua. Penggunaan pestisida terutama sektor perkebunan dalam menyumbang
pestisida sintesis telah berhasil devisa negara, setelah komoditas CPO dan
menyelamatkan hasil pertanian yang karet. Produktivitas kakao yang dicapai
dihancurkan oleh jasad pengganggu, namun cenderung menurun dari tahun ke tahun,
menimbulkan dampak negatif terhadap saat ini hanya 801,67 kg/ha atau 26,72%
alam, lingkungan maupun dari potensi produksinya yaitu 3.000 kg/ha
manusia.Pengaruh samping penggunaan (BPS Sulawesi Selatan 2006).
pestisida dapat berupa fitotoksik terhadap
tanaman, resistensi hama, ledakan hama Rendahnya produktivitas ini
sekunder dan pengaruh terhadap organisme dipengaruhi oleh antara lain banyaknya
bukan sasaran. tanaman tua tidak produktif, bahan tanam
yang tidak berkualitas, sistem pemeliharaan
Senyawa produk alami merupakan yang belum optimal, dan serangan hama
salah satu alternatif bahan pengendali dan penyakit tanaman. Jenis hama yang
hama. Senyawa ini mudah terurai di alam paling merusak adalah penggerek buah
(biodegradable), sehingga tidak mencemari kakao (PBK).Salah satu kendala produksi
lingkungan, aman bagi manusia dan ternak. yang dihadapi adalah serangan hama.
Lebih dari 2.400 jenis tumbuhan yang Selain PBK, hama yang sering dijumpai
termasuk dalam 235 famili mengandung pada pertanaman kakao adalah Helopeltis
bahan pestisida. Pestisida alami sebagai spp. (Famili Miridae: Ordo Hemiptera).
suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal
dari tumbuhan. Karena terbuat dari bahan Helopeltis spp merupakan salah satu
alami atau alami tumbuhan, sehingga tidak hama utama kakao yang banyak dijumpai
mencemari lingkungan serta sangat aman hampir di seluruh provinsi di Indonesia.
bagi manusia, ternak, mikroorganisme pada Jenis Helopeltis yang menyerang tanaman
tanah, serta musuh alami. kakao diketahui lebih dari satu spesies,
yaitu H. antonii, H. theivora danclaviver
Mimba (Azadirachta indica) (Karmawati et al., 2010 dalam Siswanto
merupakan tumbuhan yang umum ditanam 2012: 106). Planococcus minor (Famili :
sebagai tanaman peneduh. Tanaman ini Pseudococcidae Ordo : Hemiptera).
mempunyai potensi yang tinggi sebagai
KATALIS Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia Page 30
Vol. 1, No.2, Desember 2018
Planococcus minor juga merupakan METODE
merupakan hama pengganggu pada buah
kakao yang berbentuk oval kebulatbulatan Tempat penelitian ini dilaksanakan di
dengan dilapisi lilin yang berwarna putih, Desa Padang Langkat Kecamatan Gebang
dan dikenal sebagai kutu putih. Kutu ini Kabupaten Langkat. Waktu penelitian
menyerang buah kakao yakni dengan cara dilaksanakan dari tanggal 16Oktober
menginfeksi pangkal buah serta menghisap 2017 sampai selesai. Dalam penyiapan
buah yang masih kecil sehingga sampel penulis lakukan yaitu
menyebabkan pertumbuhan buah itu menghitung jumlah koloni pada ukuran
terhambat. Akibat serangan hama ini buah buah kakao yang sedang muda yang
akan mengering. terserang hama pengisap (Planococcus
minor) dengan ukuran panjang dan lebar.
Di Sumatera Utara tepatnya Desa
Padang Langkat Kecamatan Gebang, Cara pengamatan dilakukan dengan
berdasarkan observasi yang penulis lakukan menghitung koloni buah kakao yang
pada beberapa petani menunjukan bahwa terserang hama kutu putih (Planococcus
hasil dari perekonomian masyarakat minor). Menghitung kalaoni di lakukan1
sebagian besar penghasilan adalah dari hari setelah penyemprotan dengan ekstrak
pertanian. Salah satu hasil dari pertanian daun mimba. Pengamatan dimulai pada
yaitu tanaman kakao. Namun akhir-akhir hari pertama menghitung kaloni sebelum
ini banyak permasalahan pertanian pada aplikasi dilakukan. Konsentrasi ekstrak
tanaman kakao yaitu tentang pengendalian daun mimba (Azadirachta indica) yang
hama, dimana kualitas hasil panen penulis lakukan dalam penelitian ini
cenderung menurun akibat penyerangan yaitu kontrol, 25%, 50%, 75%, 100%.
hama pengisap pada buah kakao. Setiap ekstrak diberi perlakuan terhadap
Masyarakat Desa Padang Langkat dalam buah yang sedang muda. Pengamatan
hal untuk mengendalikan hama dimulai pada hari pertama setelah
menggunakan pestisida sintesis. Padahal aplikasi dilakukan. Pada saat pengamatan
pestisida sintesis mengandung zat yang dilakukan menghitung jumlah koloni
beracun yang memiliki dampak bagi sebelum dan setelah penyemprotan pada
manusia lingkunga dan ternak. Disekitar setiap ulangan perdua hari sekali sampai
wilayah tersebut terdapat tanaman mimba selesai pengamatan.
yang bisa digunakan sebagai pestisida Data yang diperoleh adalah jenis data
alami. Daun mimba sebagai alternatif kuantitatif, karena data yang diperoleh
pengganti pestisida alami jarang digunakan merupakan angka-angka hasil observasi
untuk mengendalikan hama pada tumbuhan dari setiap perlakuan. Metode yang
kakao, padahal tanaman ini mengandung diguankan dalam penelitian ini adalah
parasinin, suatu alkaloid dan komponen eksperimen, dimana peneliti akan
minyak asiri yang memiliki senyawa melakukan kegiatan langsung pada objek
sulfida. penelitian. Setelah data terkumpulpeneliti
Berdasarkan permasalahan diatas akan menganalisis dengan menggunakan
penulis tertarik untuk melakukan penelitian rumus Rancangan Acak
dengan judul “Potensi Ekstrak Daun Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5
Mimba (Azadirachta indica) perlakuan. Penelitian dilakukan dalam
SebagaiPestisida Alami Terhadap Hama lingkungan yang terkondisi sehingga
Pengisap Pada Tanaman Kakao memberikan konsentrasi yang berbeda
(Theobroma cacao L)Di Desa Padang hanya dari perlakuan atau nisbih homogen.
Langkat Kecamatan Gebang Tahun 2017”.
4n ≥15 + 4
4n ≥19

KATALIS Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia Page 31


Vol. 1, No.2, Desember 2018
n =19/4 Data yang diperoleh dalam penelitian
n = 4,75 ini merupakan data berdasarkan hasil
n=4 menghitung koloni pada buah kakao sedang
dimana, t = perlakuan, n = ulangan.
muda yang terserang hama pengisap, yang
Berdasarkan penelitian ini di hitung pada setiap perlakuan kelompok.
melibatkan 5 perlakuan yaitu Hasil penelitian dianalisis dengan
perlakuanA0, A1, A2, A3, A4, setiap buah menggunakan RAK.
kakao yang terserang kutu putih
(Planococcus minor) disemprot dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perlakuan ekstrak daun mimba masing- pada hari ke 14 buah kakao yang diserang
masing 5 tarafkonsentrasi dengan 4 kali oleh hama kutu putih (Planococcus minor).
pengulangan, berikut adalah perincian Jumlah koloni kutu putih pada buah kakao
perlakuan yang digunakan:Perlakuan sedang muda, ditunjukkan pada gambar 4.1
ekstrak daun mimba terdiri dari 5 taraf
konsentrasi yaitu :
Perlakuan A0: Kontrol (tanpa ekstrak
daun mimba)
Perlakuan A1: 25% (250 ml ekstrak
daun mimba dicampur dengan 750 ml
air)
Perlakuan A2: 50% (500 ml ekstrak
daun mimba dicampur dengan 500 ml
air)
Perlakuan A3: 75% (750 ml ekstrak
daun mimba dicampur dengan 350 air)
Perlakuan A4: 100% (1000 ml murni Gambar 1. Hasil Nilai Rata-rata Koloni
ekstrak daun mimba) Kutu Putih (Planococcus minor) Pada
Metode yang digunakan adalah Buah Kakao
metode eksperimental dengan
RancanganAcak Kelompok (RAK). Data Berdasarkan data di atas menghitung
hasil penelitian dianalisis dengan jumlah koloni kutu putih pada buah kakao
menggunakan rumus Rancangan Acak sedang muda menunjukkan bahwa yang
Kelompok (RAK). paling rendah dijumpai pada perlakuan A4
(100% ekstrak daun mimba murni),
Kemudian diolah dengan sedangkan jumlah koloni kutu putih pada
menggunakan tabel analisis sidik ragam buah kakao sedang mudayang paling tinggi
pengaruh perlakuan untuk RAK dilakukan di jumpai pada perlakuan A0 (tanpa
menurut uji F dan dicari Koefisien ekstrak daun mimba). Hal ini dikarenakan
keragaman merupakan suatu koefisien yang penyemprotan 100% ekstrak daun mimba
menunjukkan derajat kejituan mempengaruhi jumlah koloni kutu putih
(precisionatauaccuracy) dan keandalan (Planococcus minor) pada buah kakao
kesimpulan atau hasil yang diperoleh dari sedang muda.
suatu percobaan, yang merupakan deviasi
baku per unit percobaan. Pembahasan
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian potensi
Analisis Data ekstrak daun mimba (Azadirachta indica)
sebagai pestisida alami terhadap hama
pengisap pada tanaman kakao

KATALIS Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia Page 32


Vol. 1, No.2, Desember 2018
(Theobbroma cacao L) di Desa Padang komponen minyak asiri yang memiliki
Langkat Kecamatan Gebang Tahun senyaw asulfida.
2017menunjukkan bahwa ekstrak daun Pada hewan yang memiliki lilin yang
mimba (Azadirachta indica) memiliki bersifat sangat non-polar, yang dapat
potensi sebagai pestisida alami untuk menimbulkan terbentuknya emulsi, maka
membasmi hama pengisap pada tanaman langkah awal diperlukan pemisahan lemak
kakao (Theobbroma cacao L). dengan petrolium eter. Kebanyakan
Dari ke lima perlakuan yang diberikan alkaloid tidak larut dalam petroliumeter
ekstrak daun mimba menunjukkan bahwa kemudian diperlukan penambahan asam
pada perlakuan A4 yaitu 100% ekstrak berair untuk mengikat alkaloid sebagai
daun mimba murni yang paling garamnya. Bahan tanaman diekstraksi
berpengaruh nyata terhadap hilangnya kutu dengan air, etanol, metanol, alkohol berair
putih (Planococcus minor) yang atau dengan larutan alkohol berair yang
kemungkinan besar mati atau berpindah diasamkan.
tempat hal ini disebabkan karena pada Menurut Sastrohamidjojo (1996: 215)
perlakuan A4 menggunakan ekstrak daun dalam Kholifah (2008:30) beberapa
mimba murni, daun mimba memiliki penelitian pada umumnya menggunakan
kandungan senyawa alkoloid. “Kandungan pelarut metanol untuk mengekstraksenyawa
senyawa alkoloid dapatmenyebabkan alkaloid. Menurut Anonymous (2007: 2)
gangguan sistem pencernaan karena dalam Kholifah (2008:30), sifat metanol
alkaloid bertindak sebagai racun perut yang cenderung polar dan sedikit non polar
yang masuk melalui mulut larva Menurut sesuai dengan sifat alkaloid yang polar dan
Soparat 2010 dalam Minarni, (dkk
beberapa ada yang cenderung non polar.
2013:29).
Berdasarkan data-data hasil
Nilai rata-rata koloni kutu putih pada menghitung koloni hama kutu putih
buah kakao sedang muda dijumpai pada (Planococcus minor )pada buah kako yang
perlakuan A0 yaitu 22, diikuti perlakuan terserang kutu putih yang ada dapat
A1 yaitu 20.25, diikuti perlakuan A2 yaitu dikatakan bahwa ekstrak daun mimba dapat
18.75, diikuti perlakuan A3 yaitu 11.5, dimanfaatkan untuk menekan keberadaan
diikuti perlakuan A4 yaitu 8.5. Kondisi ini kutu putih. Menurut M. Sudjak Saenong
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan (2016:137) daya meracunnya umumnya
respon koloni kutu putih (Planococcus berupa repelen (penolak), menghambat
minor) terhadap perbedaan konsentrasi peletakan telur, dan sebagai antifidan.
ekstrak daun mimba. Hasil uji statistika
juga menunjukkan bahwa terdapat Daun mimba mengandung komponen
perbedaan signifikan pada aplikasi ekstrak aktif yang menimbulkan bau danaroma
daun mimba diantara (Fhitung > Ftabel : yang tidak disukai oleh hama kumbang
7,439 > 3,26) pada taraf nyata 5%. bubuk sehingga bahan tersebutmemiliki
potensi sebagai insektisida. Menurut
Kardinan 2005 dalam Emi Minarni Nurtiati dkk (2001) dalam Ardiansyah dkk
(2013:28) menyatakan bahwa (2002:32) ekstrak daun mimba yang lebih
meningkatnya konsentrasi ekstrak efektif dibandingkan dengan biji, kulit,
menyebabkan meningkatnya kandungan ranting, ataupun kayu.
bahan aktifdalam zat tersebut yang
berfungsi sebagai pestisida yang mampu Pestisida alami yang berasal dari
membunuh dalam jumlah besar. Menurut ekstrak daun mimba memberikan
Padmiarso (2008:30) daun mimba hasilterbaik. Hal ini disebabkan pada
mengandungparasinin, suatu alkaloid dan ekstrak daun mimba mengandung
parasinin, suatu alkaloid dan komponen

KATALIS Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia Page 33


Vol. 1, No.2, Desember 2018
minyak asiri yang memiliki senyawa KESIMPULAN
sulfida sehingga berperan sebagai
pestisida. Suatu bahan pestisida akan Dari hasil penelitian tentang potensi
menjadi sangat berbahaya bila ekstrak daun mimba (Azadirachta indica)
diformulasikan dalam bentuk cair dan sebagai pestisida alami terhadap hama
mengandung pelarut, sehingga racun yang pengisap pada tanaman kakao
terkandung dalam ekstrak daun mimba (Theobbroma cacao L) di Desa Padang
dapat cepat terserap melalui permukaan Langkat Kecamatan Gebang tahun 2017,
badan, melumpuhkan urat syaraf Menurut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
Djojosumarto (2000) dalam Ardiansyah Ekstrak daun mimba (Azadirachta indica)
dkk (2002:32). Selain itu racun yang memiliki potensi sebagai pestisida alami
terkandung pada daun mimba akan untuk membasmi hama pengisap pada
berpengaruh dalam proses pencernaan tanaman kakao (Theobbroma cacao L) di
makanan, menghambat kontraksi usus, Desa Padang Langkat Kecamatan Gebang
sehingga proses pencernaan makanan tidak tahun 2017. Ekstrak daun mimba memiliki
dapat berlangsung. potensi nyata dalam membasmi hama
pengisap kutu putih (Planococcus minor)
Menurut Nurtiati dkk (2001) dalam pada tanaman kakao (Theobbroma cacao
Ardiansyah dkk (2002:32).Organisme L).
berukuran kecil umumnya memiliki
nisbah antara permukaanbadan dengan DAFTAR PUSTAKA
berat badan relatif besar, sehingga Andriyani, Ratih. 2016. “Daya Insektisida,
apabila terjadi kontak antarapermukaan Jenis, dan Struktur Isolat Murni
badan dengan suatu zat, maka senyawa Ekstrak Polar Serbuk Daun Gamal
aktifnya dapat dengan mudah terserap. (Gliricidia maculata Hbr.) Terhadap
Organisme yang berukuran lebih besar, Kutu Putih (Planococcus minor
pada umur yang relatif sama, sering kali Maskell) pada Tanaman kakao
lebih tahan terhadap senyawa bioaktif (Theobroma cacaoL.)”, Tesis
dari pada organisme yang lebihkecil. diterbitkan. Bandar Lampung.
Universitas Lampung.
Perbedaan kepekaan ini berkaitan
dengan perbedaan luas permukaan Ardiansyah, dkk. 2002. Toksisitas Ekstrak
jaringan sasaran, karena kerja suatu Daun Mimba (Azadirachta indica A.
racun sering kali melibatkan Juss) Pada Anakan Siput
permukaanjaringan. Pada organisme Murbei(Pomacea canaliculata L.).
kecil, senyawa aktif dapat lebih cepat Vol.4, No. 1, April 2002.
mencapai bagiansasaran dalam
konsentrasi yang cukup untuk Arif, Adiba. 2015.”Pengaruh Bahan Kimia
menimbulkan keracunandibandingkan Terhadap Penggunaan Pestisida
organisme yang lebih besar. Organisme Lingkungan”. Vol. 3, No. 4.
muda umumnya lebih peka terhadap 2015.Balai penelitian tanaman buah,
aktivitas toksik zat kimia. Dalam banyak 2006. 0rganisme pengganggu tanaman
hal, ini berhubungan dengan organ atau manggis warta penelitian dan
fungsinya yang belum sempurna untuk pengembangan.23(2):1012.
proses fisiologi tertentusehingga
metabolisme zat berada dalam tingkat Cahaya Saparinto & Rini Susiana. 2016.
yang tinggi. Menurut koeman (1987) dalam Grow Your Own Medical Plant –
Ardiansyah dkk (2002:33). Panduan Praktis Menanam 51
Tanaman Obat Populer di
Pekarangan.Yogyakarta.

KATALIS Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia Page 34


Vol. 1, No.2, Desember 2018
Hanafiah, K.A. 2010. Rancangan M.wijoyo. IR. Padmiarso. 2008. Sehat
Percobaan & Aplikasi. Jakarta. PT Dengan Tanman Obat. Jakarta.Bee
Raja Grafindo Persada. Media Indonesia Jakarta.
Hetti. R.A. 2009. Manfaat Dan Efek
Samping Bahan Kimia. Bandung :PT. Ni’mah, Tanwirotun dkk. 2015. Potensi
Puri Delco. Ekstrak Biji Duku
(Lansiumdomesticum Corr) Terhadap
I Gede Sila Adnyana. dkk. 2012. Efikasi Aedes Aegypt. Vol. 43, No. 2, Juni
Pestisida Nabanti Minyak Atsiri 2015
Tanaman Tropis Terhadap Mortalitas
Ulat Bulu Gempinis. Vol. 1, No. 1. Juli Nurjanani, Ramian, dan Muh. Asaad. 2013.
2012. Pengkajian Pengendalian Penggerek
Buah Kakao Menggunakan Pestisida
Kholifah Nur. 2008. “Pengaruh Ekstrak Nabati Dan Rotasi Pestisida Nabati
Kasar Senyawa Alkoloid Dari Dengan Pestisida Sintetik Pada
DaunDewa (Gynura psedo- Tanaman Kakao Di Sulawesi Selatan.
chinaL).DC. Terhadap Aktivitas Enzim 2013.
Lipase”.Universitas Islam Negeri
Malang. Juli 2008. Octavia Dona dkk. 2008.Keanekaragaman
Jenis Tumbuhan Sebagai Pestisida
Khotimah, Khusnul. 2016. Skrining Alami Di Savana Bekol Taman
Fitokimia Dan Identifikasi Metabolit Nasional Baluran. Vol. V, No.4. 2008.
Sekunder Senyawa Karpain Pada
Ekstrak Metonal Daun Ria maulida & Any Gunttarti. 2015.
CaricapubescensLenne & K. Koch Pengaruh Ukuran Partikel Berat Hitam
Dengan LC/MS (Liquid (Oryza sativa L) Terhadap Rendemen
Chromomatograph-Tandem Mass Ekstrak Dan Kandungan Total
Spectromentry). Universitas Islam Antosionin. Vol. 5. No. 1. 2015
Negeri. Malang.
Ronald, F.L & L.M.K Jayma. 2007.
Martunas & Zuchra Helwani. 2007. Dysmicococcus breviper (cockerell).
Ekstraksi Dioksin Dalam Limbahair Departemen of Entomology., Honolulu
Buanganindustri Pulp Dan Kertas Hawaii.http://repository.usu.ac.id/bitstr
Dengan PelarutN-Heksana. eam/handle/123456789/33447/Chapter
Universitas Riau. No. 4, Vol. 10. %20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
Februari 2007.
Sidabutar Sarah Vitrya. Balonggu Siagian.
Minarni, Emi, dkk. 2013. “Daya Larvasida Meiriani. 2013. “Respons
Ekstrak Etil Asetat Daun Pertumbuhan Bibit Kakao
Kemuning(Murraya paniculata (L) (Theobroma cacao L) Terhadap
Jack) terhadap Larva nyamuk Aedes Pemberian Abu Janjangan kelapa sawit
aegypti”.Vol. 7, No. 1, Februari 2013. dan Pupuk Urea Pada Media
Pembibitan. Vol. 1, No.4, September
M. Sudjak Saenong. 2016. “Tumbuhan 2013.
Indonesia Potensial Sebagai Pestisida
Nabati Untuk Mengendalikan Hama Siswanto. Elna Karmawati. 2012.
Kumbang Bubuk Jagung (Sitophilus Pengendalian Hama Utama Kakao
spp)”. Vol. 35, No. 3. September 2016. (Conopomorpha cramerella dan
Helmopeltis spp.) Dengan Pestisida

KATALIS Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia Page 35


Vol. 1, No.2, Desember 2018
Nabati Dan Agens Hayati. Vol. 11, No. T. wahyudi, T.R. Panggabean, Pujiyanto.
2. Desember 2012. 2008. Panduan Lengkap Kakao.
Jakarta. Penebar Swadaya.

KATALIS Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia Page 36


Vol. 1, No.2, Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai