https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
147
Dondo VOLUME 4 NOMOR 1 Januari-Juni 2023
sebagai untuk pupuk tanaman. Pupuk salad atau disajikan dalam berbagai bentuk
organik dapat berwujud padat dan cair. masakan. (Fitriansah, 2018).
Pupuk organik cair lebih efektif Tanaman selada mengandung
dibandingkan dengan pupuk organik padat mineral, vitamin, antioksidan, potasium,
(POP). Pupuk organik cair (POC) zat besi, asam folat, karoten, vitamin C dan
merupakan pupuk organik cair mudah larut vitamin E. (Lubis, 2018). Vitamin dan
dalam tanah. POC memiliki keunggulan kandungan mineral lainnya dalam selada
yaitu mudah pembuatannya, tidak sangat bermanfaat bagi tubuh manusia,
memakan waktu yang lama, mudah diserap Seperti menjaga kesehatan jantung,
oleh tanaman, dapat memperbaiki struktur merawat kecantikan kulit, menigkatkan
tanah, dan mudah diaplikasikan. kekebalan tubuh, mencegah komplikasi
Keefektifannya ditentukan oleh kehamilan, menjaga kesehatan mata,
seberapa besar pencapaian hasil target melawan infeksi mikroba, mengontrol
yang melebihi besaran target asal (mula- tekanan darah dan mencegah kanker.
mula). Menurut Mardiasmo (2017) (Irene, 2021).
efektivitas adalah suatu ukuran yang Usaha untuk meningkatkan hasil
menyatakan seberapa jauh target pertanian khususnya hortikultura semakin
(kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dirasakan karena bertambahnya jumlah
tercapai di mana semakin besar target yang penduduk Indonesia serta meningkatnya
di capai semakin tinggi efektivitasnya. pemahaman masyarakat tentang gizi
Efektifitas berasal dari kata efektif yang pangan, sehingga kebutuhan sayuran
berarti terjadinya efek atau akibat yang sebagai pelengkap makanan sehat semakin
dikehendaki, (jadi efektivitas adalah wujud dibutuhkan dan kebutuhan akan sayur
dari efektif). Ekoenzim adalah salah satu khususnya selada memiliki nilai ekonomis
bahan yang dapat dikategorikan sebagai tinggi sehingga tanaman ini sangat layak
pupuk organik cair, oleh karena itu untuk diusahakan dan dikembangkan.
ekoenzim banyak digunakan untuk (Semita dkk., 2017).
menyuburkan tanah dan meningkatkan METODE PENELITIAN
hasil produksi tanaman. Hasil penelitian
(Gulton dkk.,2022) Pada tanaman bawang Tempat dan Waktu
merah, aplikasi ekoenzim pada kosentrasi Penelitian ini dilaksanaksan di
hingga 10 mL/air berpengaruh nyata rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas
terhadap jumlah daun, jumlah anakan, Sam Ratulangi Manado Selama 3 (tiga)
panjang daun, berat umbi per sampel, bulan di mulai dari bulan September -
lahan sampel. Tetapi tidak berpengaruh November 2022.
nyata pada tinggi tanaman. Bahan dan Alat
Salah satu komoditas pangan yang Bahan: Adapun bahan yang
memiliki potensi untuk dikembangkan digunakan dalam penelitian ini adalah:
adalah Selada (Lactuca sativa L.). Benih selada Varietas Karina, Tanah,
Merupakan sayuran berdaun yang Air, Ekoenzim nenas, ekoenzim pepaya,
termasuk dalam tanaman semusim dari ekoenim sirsak, ekoenzim pisang. Dan
famili Asteraceae. tanaman ini tumbuh ekoenzim campuran (kombinasi). Polybag
baik di dataran tinggi maupun dataran Alat: sekop, parang, Alat tulis
rendah. Selada merupakan salah satu menulis (ATM), tropol, termometer,
komoditi hortikultura yang banyak timbangan, kertas label, timbangan digital,
dikonsumsi masyarakat. Selada umumnya potray, camera .
dikonsumsi mentah atau lalapan, dibuat
Metode Penelitian
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
148
Dondo VOLUME 4 NOMOR 1 Januari-Juni 2023
Penelitian ini menggunakan metode 2) Bersihkan wadah dari sisa sabun atau
rancangan acak lengkap (RAL) dimana bahan kimia. Kemudian masukkan air
terdiri dari 6 perlakuan masing-masing: bersih, gula dan kulit buah sesuai
A= kontrol ( Tanpa ekoenzim) takaran dengan perbandingan 1:3:10
B= Ekoenzim Nenas (200 gram gula : 600 gram kulit buah:
C= Ekoenzim Pepaya 2000 ml air bersih)
D= Ekoenzim Sirsak
E= Ekoenzim Pisang 3) Aduk dan campurkan rata keseluruhan
F= Ekoenzim Pisang + Nenas + Pepaya + Sirsak bahan
Setiap perlakuan di ulang 3 kali 4) Tutup rapat kemudian beri label
sehingga di peroleh 18 satuan percobaan ( tanggal pembuatan dan tanggal panen
polybag). (jangka waktu fermentai selama 90
hari). simpan ditempat yang tidak
Prosedur Penelitian
terkenak matahari langsung,
Adapun prosedur kerja yang
dilakukan pada penelitian ini meliputi : 5) Selama 1 minggu pertama, longgarkan
wadah untuk membuang gas, kemudian
Tahap Persiapan
aduk. Pada stiap 30 hari dan 60 hari.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap
ini adalah sebagai berikut : 6) Kemudian ekoenzim yang sudah di
saring, di masukkan ke dalam wadah
- Pengurusan Surat
(botol)
- Pengambilan Tanah
7) Ekoenzim siap di gunakan sesuai
- Pengeringan Tanah ( kering angin) kebutuhan
- Pengayakan / penimbangan Takaran konsentrasi masing-masing
- Tahap lapangan penentuan kapasitas ekoenzim yang di aplikasikan.
lapang. 1. Masing- masing ekoenzim di beri 3 %
- Pengisian tanah kedalam tanah polybag (30 ml ekoezim) dan di tambahkan air
di mana setiap polibag di isi tanah sebanyak 970 ml.
sebanyak 5,5 kg dengan ukuran 2. Apikasi perlakuan dilakukan dengan
polibag 30x30 cm dan setiap polybag cara disiram ke media tanam dengan
di beri perlakuan sesuai yang sudah interval pemberian 2 hari sekali dan
ditetapkan. setiap tanaman / polibag diberi 50 ml
- Pengukukran pH ekoenzim dari larutan ekoenzim dan air
menggunakan alat pengukur pH cairan. Persiapan Benih Semai
Pembuatan Ekoenzim Benih yang digunakan adalah benih
Bahan yang digunakan dalam Varietas Karina bersertifikat unggul dan
pembuatan Ekoenzim adalah kulit buah, tahan terhadap hama/penyakit. sebelum
gula, dan air. Alat yang digunakan yaitu benih disemai dalam potray terlebih dahulu
ember, blender, botol akua dan label. benih selada direndam selama 30 menit
Waktu yang di butuhkan selama 3 bulan. dengan tujuan agar benih terjadi proses
Berikut ini langkah-langkah pembuatan imbibisi setelah direndam kemudian benih
Ekoenzim: selada dimasukan ke wadah yang berisi
tisu yang telah dibasahi dengan air dan di
1) Siapkan alat dan bahan yang simpan selama 1 hari dan ketika benih
diperlukan. Sediakan bahan kulit buah telah mucul Radikula maka benih siap
pepaya, sirsak, nenas, dan pisang. ditanam kedalam potray yang telah diisi
Bilas semua kulit buah lalu cacah.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
149
Dondo VOLUME 4 NOMOR 1 Januari-Juni 2023
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
150
Dondo VOLUME 4 NOMOR 1 Januari-Juni 2023
Gambar 1. Grafik Pertambahan Jumlah Daun yang diberi Berbagai Macam Ekoenzim
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
151
Dondo VOLUME 4 NOMOR 1 Januari-Juni 2023
nyata terhadap bobot segar tanaman selada terlihat pada perlakuan F (Ekoenzim
tetapi berdasarkan angka menunjukkan kombinasi) dengan nilai 171.67 (g). dan
adanya berbedaan pada setiap perlakuan. nilai terendah pada perlakauan B
Bobot segar tanaman selada terberat (Ekoenzim nenas) dengan nilai 162.50 (g).
Tabel 3. Efektivitas Pemberian Berbagai ekoenzim Terhadap Jumlah Daun Tanaman Selada
Rataan Jumlah Efektivitas jenis ekoenzim
Perlakuan Helai daun terhadap jumlah daun Kriteria
selada tanaman selada
A (Kontrol) 32 - -
B (Nenas) 32 1 Efektif
C (Pepaya) 34 1,1 Efektif
D (Sirsak) 34 1,1 Efektif
E (Pisang) 39,33 1,2 Efektif
F(Kombinasi) 43 1,3 Efektif
Tabel 4. Efektivitas Pemberian Berbagai ekoenzim terhadap Rerata Bobot Segar Tanaman Selada.
Efektivitas jenis Ekoenzim
Perlakuan Rataan Terhadap Bobot Segar Kriteria
Tanaman Selada
A (Kontrol) 170 - -
B (Nenas) 162.5 0,96 Tidak Efektif
C (Pepaya) 164.67 0,97 Tidak Efektif
D (Sirsak) 167.33 0,98 Tidak Efektif
E (Pisang) 171 1,006 Efektif
F(Kombinas) 171.67 1,01 Efektif
Gambar 2. Diagaram Bobot Segar tanaman selada yang diberikan berbagai ekoenzim
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
152
Dondo VOLUME 4 NOMOR 1 Januari-Juni 2023
Tabel 5. Efektivitas Pemberian Berbagi Ekoenzim Terhadap Rerata Bobot Akar Tanaman Selada
Efektivitas jenis ekoenzim
Perlakuan Rerata terhadap Bobot akar Kriteria
tanaman selada
A (Kontrol) 9 - -
B (Nenas) 9 1 Efektif
C (Pepaya) 10 1,11 Efektif
D (Sirsak) 10.5 1,16 Efektif
E (Pisang) 11 1,22 Efektif
F (Kombinasi 12 1,33 Efektif
Gambar 3. Diagaram Bobot akar tanaman selada yang diberikan berbagai ekoenzim
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
153
Dondo VOLUME 4 NOMOR 1 Januari-Juni 2023
memberikan pengaruh yang efektif jika merupakan integrasi dari hampir semua
dibandingakan dengan kontrol. peristiwa yang dialami tanaman
Biomassa memiliki pengertian massa sebelumnya. (Sitompul dan Guritno, 1995).
bagian hidup tanaman. Biomassa tanaman Biomassa memiliki arti kualitas hidup
adalah parameter yang digunakan untuk tanaman. Bobot segar tanaman selada
menggambarkan dan mempelajari (puncak tanaman) dibandingkan dengan
pertumbuhan tanaman. Biomassa tanaman akar tanaman.
Tabel 6. Perbandingan Bobot Segar dan bobot Akar Tanaman Selada yang diberikan berbagai jenis ekoenzim
Rataan Bobot Rataan Bobot Ratio Bobot Segar
Perlakuan Segar Tanaman Akar Tanaman Tanaman Per Bobot
Selada (g) Selada (g) Akar Tanaman Selada
A (Kontrol) 170 9 18,8
B (Nenas) 162,5 9 18
C (Pepaya) 164,67 10 16,5
D (Sirsak) 167,33 10,5 15,9
E (Pisang) 171 11 15,5
F (Kombinasi) 171,67 12 14,25
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
154
Dondo VOLUME 4 NOMOR 1 Januari-Juni 2023
tanaman yang menghasilkan batang dan pertumbuhan dan perkembangan akar serta
daun karena nitrogen diserap oleh akar kemampuan akar tanaman dalam menyerap
tanaman dalam bentuk NO3- dan NH4+ ( unsur hara. Perkembangan sistem
Lingga 2005). perakaran yang baik sangat menentukan
Berdasarkan tabal 4.6 bahwa pertumbuhan vegetatif tanaman. Apabila
penggunaan ekoenzim berpengaruh akar pada tanaman dalam jumlah yang
terhadap rasio bobot segar dan bobot akar banyak maka akan mendukung
(bagian akar) hal ini karena semakin baik pertumbuhan tanaman itu sendiri karena
pertumbuhan tanaman selada, produksi pada dasarnya akar merupakan salah satu
hasil fotosintat (asimilat) semakin organ tanaman yang digunakan untuk
tertraslokasi dengan baik ke seluruh bagian menyimpan air dan unsur hara tanah yang
tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa kemudian di distribusikan pada tanaman
pemberian ekoenzim menunjukkan yang nantinya akan digunakan untuk
pertumbuhan tanaman yang makin baik proses metabolisme pada tanaman itu
memberikan perbandingan yang makin sendiri. Seperti yang di ungkapkan oleh
kecil. (Kogoya dkk., 2018) bahwa apabila
Tanaman yang cukup mendapat perakaran baik maka pertumbuhan bagian
suplai nitrogen (N) akan membentuk daun tanaman yang lain akan berkembang
yang memiliki helaian lebih luas dengan dengan baik pula, karena akar dapat
kandungan klorofil yang lebih tinggi, menyerap unsur hara yang dibutuhkan
sehingga tanaman mampu menghasilkan tanaman..
asimilat dalam jumlah yang tinggi untuk
KESIMPULAN
mendukung pertumbuhan vegetatif.
(Afianto dkk.,2020) menyatakan Kesimpulan
ketersediaan unsur hara yang cukup pada Hasil penelitian yang telah dilakukan
masa pertumbuhan tanaman akan dapat simpulkan bahwa penggunaan
mendorong proses fotosintesis yang lebih ekoenzim dari beberapa macam buah
cepat dan sempurna, sehingga membantu efektif terhadap pertumbuhan tanaman
pembentukan karbohidrat, lemak, dan selada. Kosentrasi ekoenzim dari beberapa
protein berjalan dengan sempurna dalam macam buah yang digunakan adalah 3%
membantu meningkatkan tinggi tanaman, (30ml/1000 ml air).
jumlah daun dan luas daun. Nanda dan Saran
Yusuf (2022) menyatakan bila Perlu dilakukan penelitian lebih
ketersediaan unsur hara dalam keadaan lanjut mengenai pemberian beberapa
cukup maka proses fotosintesis berjalan macam ekoenzim yang kosentrasinya lebih
lancar dan asimilat dapat ditranslokasikan tinggi dari 3%/L (30ml/1000 ml air).
ke seluruh bagian tanaman sehingga akan
terjadinya peningkatan pada berat segar DAFTAR PUSTAKA
tanaman. Adewelo dan Martins, 2006. Standardisasi
Kemampuan tanaman dalam dan Uji aktivitas antibakteri ekstra
membentuk akar sangat dipengaruhi oleh ranting tumbuhan sirsak (Annona
cadangan makanan yang tersedia didalam muricata Linn.) Terhadap Esherichia
media tumbuh, dimana pertumbuhan akar coli dan Staphylococcus aureus
akan meningkat dan secara bersamaan (Doctoral dissertation, Sriwijaya
akan diikuti oleh berat akar. Menurut University).
Hamzah (2007), bahwa ketersediaan hara
dalam tanah, struktur tanah dan tata udara Afianto, A. K., D. Djarwatiningsih, dan A.
tanah yang baik sangat mempengaruhi Sulistyono. 2020. Pengaruh
Kosentrasi dan Interval Waktu
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
155
Dondo VOLUME 4 NOMOR 1 Januari-Juni 2023
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
156
Dondo VOLUME 4 NOMOR 1 Januari-Juni 2023
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
157
Dondo VOLUME 4 NOMOR 1 Januari-Juni 2023
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek
158