Anda di halaman 1dari 4

Selamat pagi.

Mohon ijin menanggapi diskusi pada sesi 5 Ekologi.


Apabila ada kekurangan dan kesalahan mohon arahan dan bimbingannya. Terimakasih.

Diskusi 5

1. Apakah yang dimaksud dengan ekosistem?


Ekosistem merupakan interaksi atau hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
yang membentuk suatu sistem ekologi. Ekosistem bisa juga didefinisikan sebagai konsep dasar
yang luas dimana konsep tersebut menekankan pada hubungan timbal balik dan saling
keterkaitan antara organisme biotik dengan lingkungannya (abiotik). Setiap ekosistem memiliki
struktur umum yang sama, mempunyai pola dan konsep yang sama meskipun berbeda
ekosistemnya, misalnya pada ekosistem alami (ekosistem daratan) dan ekosistem buatan
(ekosistem kebun). Keduanya memiliki komponen penyusun yang sama yaitu produsen,
konsumen dan dekomposer.

2. a. Sebutkan 1 (satu) jenis ekosistem yang terdapat di sekitar tempat tinggal Anda (dapat
memilih antara ekosistem darat, perairan, ataupun buatan).
b. Dari hasil pengamatan Anda, jelaskan komponen penyusun dari ekosistem tersebut, baik
produsen, konsumen, dan decomposer hasil pengamatan Anda

Ekosistem buatan. Di sini saya mengambil contoh pada ekosistem kebun. Ekosistem kebun,
kebun merupakan ekosistem buatan manusia yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia. Biasanya area kebun ditanami dengan tanaman budidaya, sayuran, tanaman
buah, pohon bahkan bunga. Pada setiap ekosistem tentunya terdapat interaksi yang saling
ketergantungan seperti proses makan memakan atau rantai makanan diantara komponen
ekosistem kebun tersebut.

Komponen penyusun dari ekosistem kebun terdapat produsen, konsumen, dan dekomposer.
Produsen rantai makanan kebun adalah tumbuhan yang memiliki klorofil dan bisa melakukan
fotosintesis untuk membuat makanan sendiri atau disebut dengan autorof. Makanan yang
dihasilkan oleh tumbuhan menggunakan bantuan sinar matahari untuk melakukan proses
fotosintesis. Contoh organisme produsen rantai makanan kebun meliputi tanaman yang ada
dalam area kebun seperti, bunga, pohon pisang, pohon jambu dan tanaman produktif lainnya.
Konsumen tingkat I pada rantai makanan kebun adalah pemakan produsen tingkat produsen.
Konsumen tingkat I biasanya hewan herbivora atau hewan pemakan tumbuhan. Contoh
konsumen tingkat I rantai makanan kebun seperti ulat, belalang, kutu loncat, kelinci, tikus,
bekicot/siput, ayam, burung kecil dan hewan lainnya.

Konsumen tingkat II adalah konsumen yang mendapatkan sumber energi atau makanan dari
konsumen tingkat I. Konsumen tingkat II biasanya tergolong hewan karnivora atau hewan
pemakan daging. Contoh hewan seperti ular, garangan dan katak.

Konsumen III adalah konsumen yang mendapatkan sumber energi dengan memakan
konsumen kedua. Contoh hewan konsumen tersier adalah burung elang, alap – alap, dan
biawak.

Pengurai atau Dekomposer adalah organisme yang bisa menguraikan bangkai- bangkai
makhluk hidup (pengurai). Pada ekosistem kebun yang ada beberapa pengurai yaitu bakteri,
jamur dan berbagai jenis cacing. Ketiganya termasuk mikroba yang bekerja pada makhluk hidup
yang mati. Dekomposer ini sangat berperan penting dalam siklus rantai makanan dan siklus
nutrisi sehingga energi mampu di kembalikan ke lingkungan berupa nutrisi yang mampu
menyuburkan tanah dan karbondioksida pada udara.
Berikut beberapa contoh rantai makanan yang ada di kebun sekitar.

 Bayam → ulat → ayam → biawak→ pengurai


 Sawi → belalang → ayam → ular→ elang→ pengurai
 Rumput → bekicot → ular → biawak → pengurai
 Rumput → tikus → ular → biawak → pengurai
 Rumput → belalang → katak → ular → biawak → pengurai
 Sayuran tomat → kepik → ayam → biawak → pengurai
 Rumput → belalang → ayam → manusia → pengurai

3. Seiring dengan kemajuan teknologi, jelaskan secara rinci bagaimana perkembangan ilmu dan
teknologi mempengaruhi sistem ekologi secara keseluruhan, khususnya bagi kesejahteraan
dan peningkatan kualitas hidup manusia.

Dampak positif perkembangan ilmu dan teknologi pada jasa ekosistem yang nyata seperti
dalam kasus produksi pangan. Meningkatnya hasil panen merupakan salah satunya. Kesadaran
ekologi di Indonesia perlahan-lahan mulai tampak meskipun kualitas dan kuantitasnya. Bisa kita
lihat misalnya dengan diadakannya gerakan-gerakan yang mengusahakan berkembangnya
ekologi seperti penanaman seribu pohon, car free day, go green, dan lain-lain. Perkembangan
teknologi semakin pesat, apabila gerakan-gerakan sadar lingkungan tidak dilakukan dalam skala
besar maka akan tidak sebanding. Hal mendasar yang harus diusahakan adalah menanamkan
pemahaman akan teknologi dan ekologi yang benar dalam dunia pendidikan. Penelitian
penemuan teknologi baru dan berbagai inovasi bisa dilakukan dengan memperhatikan dan
meminimalkan kerusakan ekologi misalnya dengan penemuan kendaraan ramah lingkungan,
biogas, dan lain-lain. Selain itu, etika lingkungan hidup harus tetap dikembangkan mengingat
semakin mendesaknya kebutuhan akan hal ini. Dengan adanya etika lingkungan hidup yang
memadahi dan kontekstual maka akan sangat membantu pemeliharaan ekologi itu sendiri.
Iptek dalam kesejahteraan dan peningkatan kualitas masyarakat seperti, sudah dimulainya
pengenalan teknologi-teknologi pertanian di masyarakat desa. Alat-alat canggih itu beberapa
dari pemerintah maupun dari dana desa itu sendiri yang menunjang para petani dalam
mengelola sawah/ladangnya sehingga mendukung hasil panen yang melimpah. Teknik-teknik
dan ilmu pertanian yang bisa diakses dari sumber internet juga mendukung para petani dalam
pengaplikasiannya di sawah. Adanya kegiatan seminar-seminar pertanian juga menambah
wawasan para petani.
1. Dampak dari perkembangan IPTEK juga berdampak pada kegiatan pertanian, dahulu
membajak sawah, memanen padi dengan menggunakan alat tradisional, kini sudah
menggunakan peralatan mesin, sehingga aktifitas penanaman maupun memanen dapat
lebih cepat dan tidak pula terlalu membutuhkan tenaga yang banyak.
2. Kompos merupakan salah satu pupuk organik yang digunakan pada pertanian untuk
mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Penggunaan kompos dapat memperbaiki sifat
fisik tanah dan mikrobiologi tanah (Syam, 2003). Masyarakat bisa membuat pupuk kompos
secara mandiri dengan memanfaatkan informasi dari berbagai sumber. Pupuk kompos ini
untuk mengimbangi pupuk kimia yang sudah banyak dipasaran dengan berbagai fungsi.
Seperti pupuk khusus penyuburan daun. Jika dilakukan secara berlebihan,
penggunaan pupuk kimia bisa menimbulkan dampak yang justru merusak
kesuburan tanah itu sendiri dan bukan menjadikannya subur. Kondisi ini membuat
organisme-organisme pembentuk unsur hara (organisme penyubur tanah) menjadi mati
atau berkurang populasinya. Begitu pula dalam penggunaan pestisida, dalam pertanian
yang bertujuan untuk menekan populasi Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) secara
cepat dibandingkan dengan pengendalian lainnya. Karena keunggulan pestisida tersebut.
Akibat dari penggunaan pestisida secara terus menerus dapat menimbulkan pencemaran
terhadap lingkungan, baik lingkungan perairan, tanah, udara maupun makhluk hidup yang
bukan sasaran. Sehingga, petani memiliki alternatif lain dengan membuat pestisida organik.
Misalnya, menggunakan daun paitan yang mengandung alkaloid, flavonoid, saponin dan
tanin yang bersifat toksik bagi hama ulat pemakan daun.
3. Adanya teknologi alternatif untuk penyediaan bibit terutama untuk tanaman yang sulit
dibiakkan secara konvensional yaitu dengan cara perbanyakan tanaman dengan teknik
kultur jaringan. Dapat dihasilkan bibit tanaman dalam jumlah banyak, seragam, dan
“bersih” penyakit dalam waktu relatif singkat. Penggunaan bibit hasil kultur jaringan akan
mengurangi biaya pemeliharaan seperti penyulaman atau seleksi bibit inferior, selain itu
karena pada umumnya umur produksinya lebih singkat.

Selain dari segi pertanian, ada pula dari segi kesehatan. Salah satu contohnya yaitu aplikasi
SMARThealth merupakan Aplikasi yang dapat mengolah informasi mengenai tekanan
darah, gula darah, kadar kolesterol, serta tinggi dan berat badan seseorang. Melalui analisis
data tersebut, tingkat risiko penyakit kardiovaskular dapat diketahui dengan cepat. Aplikasi
ini berperan efektif untuk deteksi dini dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penggunaan aplikasi ini memudahkan pengguna untuk mengakses dan mengetahui hasil
analisis secara cepat. Tidak hanya itu, aplikasi ini juga terhubung dengan sistem digital e-
puskesmas yang tersebar di seluruh Indonesia.

Daftar Pustaka :
Husodo, Teguh dkk. 2021. Ekologi.Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Admin. 2021. “5 Teknologi Pertanian yang Diterapkan di Indonesia”. https://www.ngadipuro-


widang.desa.id/index.php/artikel/2021/6/12/5-teknologi-pertanian-yang-diterapkan-di-indonesia
diakses pada 22 November 2021 pukul 07.40.

Kurniawan, Dicky. 2020. “Bibit Unggul Pertanian dan Kehutanan”


https://biotek.lipi.go.id/2020/08/06/32-bibit/ diakses pada 22 November 2021 pukul 08.19.

Suradisastra, Kedi. “MEMBANGKITKAN KETANGGUHAN SOSIAL DAN EKOLOGI”


https://new.litbang.pertanian.go.id/buku/membalik-kecenderungan-degrad/BAB-V-3.pdf diakses
pada 22 November 2021 pukul 08.25.

Anda mungkin juga menyukai