Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi organisme dengan organisme lain dan
organisme dengan lingkungannya. Manusia sebagai suatu organisme pun merupakan salah satu
subjek dari ilmu ekologi. Melalui ekologi kita dapat mengenal lebih jauh makhluk apa saja yang
terdapat di bumi ini dari pegunungan yang tinggi hingga dasar samudera yang dalam. Selain itu
melalui ilmu ini kita dapat mengetahui bagaimana peran manusia di muka bumi.
Makhluk hidup tersebar dari dasar samudera terdalam hingga pegunungan tertinggi. Tentu saja,
keanekaragaman hayati ini harus dieksplorasi oleh manusia. Selain untuk menginventarisasi
jenis-jenis makhluk hidup tersebut dan memperkaya pengetahuan manusia akan spesies makhluk
hidup, cara hidup makhluk hidup dan lingkungannya teresebut dapat dipelajari untuk kemudian
dapat dimanfaatkan manusia.
Ikan di sekitar kutub utara mampu hidup di kondisi air yang membeku, mekanisme ini dapat
digunakan manusia untuk mendapatkan protein anti beku yang digunakan dalam proses industri.
Parasit yang hidup di tubuh manusia sebagai inangnya dapat diberantas apabila kita tahu
bagaimana ia hidup dan berinteraksi dengan lingkungannya dengan cara memutus rantai
perkembangbiakannya.
Secara lebih detail, pengaplikasian dan manfaat ekologi dalam berbagai bidang dapat dilihat
pada beberapa poin di bawah ini.
Biologi perilaku merupakan salah satu cabang dari ilmu ekologi. Hal ini terjadi karena perilaku
makhluk hidup, terutama hewan, berperilaku tergantung pada kondisi lingkungannya. Perilaku
satwa ini dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai berikut. Hewan seperti lumba-lumba dan dan
kelelawar memiliki suatu kemampuan penentuan lokasi tanpa penglihatan yang dikenal sebagai
ekolokasi (ecolocation). Mekanisme ini ditiru sebagai sonar bagi manusia. Hewan seperti ayam,
sapi, anjing, dan kucing dahulunya adalah hewan liar. Dengan proses domestikasi, hewan-hewan
tersebut dapat dijadikan ternak ataupun peliharaan. Kadang hewan memiliki indra yang tajam
semisal di India, gajah-gajah secara otomatis pergi ke tempat yang tinggi sesaat sebelum tsunami
terjadi. Hal ini dapat dijadikan peringatan dini oleh manusia sebelum terjadinya bencana.
Ingatkah kita akan penggunaan DDT pada sekitar tahun 1970-1980an? Untuk memberantas
hama maka ditemukanlah suatu pestisida yang dinamakan DDT. DDT ini sangat ampuh
memberantas hama serangga secara global dalam watu yang lama. Namun setelah bertahun-
tahun digunakan, dampak ekologis mulai terasa. Setelah penggunaan jangka panjang, maka
serangga menjadi resisten dan bahkan DDT dapat ditemukan di mana saja hingga dalam air susu
manusia. Rachel Carson, seorang penulis akhirnya membuat buku berjudul Silent Spring yang
menggarisbawahi tak terdengarnya burung-burung di musim semi. Ternyata hal ini disebabkan
oleh DDT yang merusak telur burung. Akhirnya DDT diberhentikan penggunaanya setelah
dampak ekologis menjadi global. Sebenarnya, permasalahan ini dapat dicegah apabila ilmu
ekologi dipakai dalam perencanaan suatu kegiatan yang memiliki kemungkinan dampak
lingkungan. Kini, setiap kegiatan harus memiliki studi ekologi untuk meminimalisasi
kemungkinan buruk seperti contoh di atas.
Manusia sebagai makhluk omnivora merupakan tingkatan tertinggi dalam jaring-jaring makanan.
Seperti yang kita ketahui bahwa seluruh materi di muka bumi ini ada dalam satu siklus. Dalam
ilmu ekologi dijelaskan bahwa makanan yang kita konsumsi merupakan untaian materi dari
makhluk hidup lain mulai dari produsen, konsumen primer, hingga konsumen sekunder atau
tersier. Semakin tinggi tingkatan tropik maka akan semakin sedikit energi yang diserap. Artinya
semakin banyak jumlah makhluk hidup dalam tingkatan tropik di bawahnya untuk memenuhi
kebutuhan makhuk hidup dengan tingkat tropik atas. Dengan demikian, manusia yang vegetarian
akan memerlukan lebih sedikit sumber daya alam dibandingkan dengan manusia yang non-
vegetarian. Hal ini karena vegetarian memerlukan lebih sedikit sumber daya semisal lahan untuk
peternakan, air, dan pakan ternak sehingga meminimalisasi kesulitan sumber pangan.
Kesuburan tanah tidak hanya terjadi begitu saja melainkan ada sangkut pautnya dengan makhluk
biologis yang terkandung di dalamnya. Sebagian besar tanaman termasuk tanaman pertanian
begantung pada interaksi antara mikroorganisme dan tanaman itu sendiri karena tanaman
mebutuhkan nitrat dan ammonium yang tidak dapat ia sintesis sendiri. Senyawa tersebut dapat
diperoleh oleh tanaman dengan interkasi mikroba sebagai berikut.
Ammonium
merupakan hasil dari proses amonifikasi oleh bakteri dari nitrogen di udara. Tanaman pada
umumnya tidak memfiksasi nitrogen padahal mereka membutuhkannya. Maka dengan interaksi
antara bakteri dan tanaman, defisiensi nitrogen dapat dihindari.
Nitrat
nitrat merupakan produk oksidasi ammonium dengan bantuan AOB (ammonium oxidising
bacteria) dan NOB (nitrite oxidising bacteria). Nitrogen dalam bentuk nitrat lebih dibutuhkan
oleh tanaman untuk tumbuh. Dengan demikian, setelah mengetahui ilmu ekologi, penggunaan
bakteriosidal pada tanah sekitar tanaman seharusnya dapat dihindari. Hal ini karena penggunaan
bakteriosidal dapat membunuh bakteri yang sebenarnya berguna bagi pertumbuhan tanaman.
Sampai saat ini manusia masih bergantung pada bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama
mereka, namun tahukah kita sebenarnya sumber energi terbesar kita adalah matahari? Energi
matahari dikonversi oleh tanaman menjadi energi kimia melalui proses fotosintetis. Sumber
energi kimia ini sebenarnya dapat kita manfaatkan untuk membuat bahan bakar yang dapat
diperbaharui yaitu biofuel. Biofuel terdiri dari beberapa generasi yaitu:
Ilmu ekologi di sini sangat berperan penting. Selain mempelajari bagaimana komunitas
mikroorganisme memproses bahan baku menjadi biofuel (aplikasi di industri), ekologi juga
menawarkan pengetahuan tentang bagaimana memanfaatkan produk tersebut agar terjadi
keseimbangan atas kebutuhan manusia akan energi dan materi konsumsi dengan kelestarian
alam.
Banyak masalah kesehatan yang merupakan penyakit menular berasal dari interaksi antara
manusia dengan hewan. Hal ini tentu saja dapat dihindari atau diatasi bila kita mengetahui
konsep ilmu ekologi tentang bagaimana makhluk idup berinterkasi dengan lingkungannya.
Berikut adapah contoh manfaat ekologi dalam bidang kesehatan.
Demam berdarah
jelas kita ketahui bahwa demam berdarah disebab kan oleh virus Dengue dan disebarkan oleh
nyamuk Aedes aygepti. Nyamuk ini memeiliki habitat air bersih yang menggenang untuk
bertelur. Kita dapat memutus persebaran penyakit ini misalnya dengan mencegah agar nyamuk
tidak dapat bertelur dengan menutup atau memberi insektisida pada bak.
AIDS
salah satu konsep asal muasal AIDS adalah transfer HIV dari simpanse tehadap manusia. Hal ini
dapat terjadi karena di Afrika sana, manusia dan simpanse hidup berdekatan. Dengan adanya
ilmu ekologi seharusnya transmisi ini dapat dicegah dengan membatasi interaski antara populasi
manusia dengan simpanse.
Bioteknologi
Dalam industri bioteknologi dikenal suatu prosedur PCR. PCR ini tak akan dapat dilakukan
tanpa enzim tahan panas yang berasal dari organisme Thermus aquaticus. Organisme ini
berhabitat asli di kawah gunung berapi dasar laut. Karena itulah enzim dari orgnisme ini menjadi
tahan panas dan dapat digunakan dalam industri.
Fermentasi
Proses pembuatan wine, keju, bahkan tapai membutuhkan komunitas mikroorganisme yang
beinteraksi sinergisme dalam proses fermentasi. Dengan mempelajari ilmu ekologi, kita dapat
menentukan mikroorganisme apa saja yang berperan dan komposisinya.
Tanpa sadar sebenarnya ilmu ekologi membahas kegiatan manusia di bumi ini karena manusia di
bumi ini berkegiatan sebagai populasi. Populasi terus meningkat sedangkan sumber daya alam
dan area di muka bumi tak dapat ditambah. Bila populasi manusia terlalu banyak maka
kemampuan daya sangga ekosistem akan terlampaui akibatnya akan terjadi kemunduran dalam
populasi manusia bahkan kepunahan. Oleh karena itu melalui ilmu ekologi, kita sebagai manusia
harus bijak dalam menggunakan sumber daya alam dan membatasi pertumbuhan populasi agar
daya sangga ekosistem tidak terlampaui.
Manfaat Globalisasi
Globalisasi adalah Proses Integrasi Internasional dimana antar berbagai belahan dunia saling
memiliki keterkaitan melalui proses ekonomi, sosial budaya, politik, dan hankam. Globalisasi
dapat berlangsung di berbagai bidang, seperti di bidang politik, sosial, ekonomi, pendidikan, dan
Teknologi.
Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan publik, seperti pelayanan dari polisi, dokter,
dsb.