Anda di halaman 1dari 9

PERAN BIOLOGI DIDALAM KEHIDUPAN PADA BERBAGAI BIDANG

KEHIDUPAN MANUSIA

Disusun oleh :

NAMA : NI KETUT SINDIA WATI


NIM : 221013
PRODI : S1 FARMASI REGULER 2022

S1 FARMASI REGULER 2022


SEKOLAH TINGGI FARMASI MAHAGANESHA
A. LATAR BELAKANG
Pada zaman dahulu manusia hanya mengenal cara hidup yang sederhana atau tradisional,
misalnya petani pada zaman dahulu hanya mengenal bercocok tanam sederhana yaitu
mencangkul tanah, kemudian menanam tanaman yang diinginkan, kemudian menyiraminya
dengan baik. Hasil yang dicapai tidak terlalu memuaskan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Jika masalah ini tidak segera diperbaiki, maka kebutuhan pangan masyarakat tidak
akan terpenuhi dan terjadi kekurangan pangan (food insecurity). Apalagi di saat jumlah
penduduk membludak, kerawanan pangan tentu menjadi persoalan yang harus segera diatasi.
Usahakan tidak hanya untuk membatasi pertumbuhan populasi, tetapi juga untuk
meningkatkan produksi pangan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus
menerus bermula dari pemikiran bahwa manusia selalu ingin bertahan hidup atau bertahan
hidup, dan ingin memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Namun, jika penggunaannya
tidak memperhatikan dampak lingkungan, pasti akan merusak keseimbangan ekologisnya.
Di sisi lain, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang dan perlu
dimanfaatkan oleh manusia, namun perkembangan tersebut dapat merugikan manusia apabila
prinsip-prinsip lingkungan tidak diindahkan. Penerapan ilmu khususnya biologi tentunya juga
membawa manfaat dan permasalahan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan etika yang mengatur penerapan biologi dan disiplin ilmu lainnya. Banyak
aspek kehidupan yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian biologi terapan, seperti pertanian,
industri, pengolahan makanan, dan lain-lain. Biologi adalah cabang ilmu alam yang
mempelajari segala sesuatu tentang makhluk hidup. Cakupan biologi yang luas mendorong
para spesialis untuk mengembangkan norma-norma ketika mempelajari objek biologis.
Tujuan dari spesifikasi ini adalah agar objek-objek biologi dapat dipelajari secara mendalam
bahkan dapat diterapkan pada kehidupan manusia. Spesifikasi ini dikembangkan dalam
bentuk cabang ilmu biologi, yaitu:

Oleh karena itu, tidak mungkin menguasai ilmu terapan tanpa menguasai biologi.
Biologi adalah ilmu yang mempelajari semua makhluk hidup, dan di dalam biologi
memiliki bidang khusus pendalaman materi, yang merupakan ciri khas dari cabang
biologi itu sendiri.
B. PEMBAHASAN
Biologi, sebagai ilmu alam, diklasifikasikan menurut manfaat langsung dan
tidak langsung. Yang pertama Ilmu Terapan atau Ilmu Umum (Applied Science) dan
yang kedua Ilmu Murni atau Ilmu Dasar. Ilmu murni dipopulerkan sebagai “ilmu
pengetahuan”, sedangkan ilmu terapan dipopulerkan sebagai “ilmu kesejahteraan”
(Dwidjoseputro, 1973).
Pengetahuan biologi digunakan untuk memecahkan berbagai masalah untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia. Berbagai masalah yang berkaitan dengan
sandang, pangan, perumahan, energi, lingkungan, kesehatan bahkan masalah sosial
dapat diselesaikan dengan biologi. Beberapa contoh manfaat yang dibawa oleh biologi
untuk kehidupan meliputi:
A. Penerapan Biologi Dalam Bidang Pertanian
Mengambil contoh biologi pertanian, biologi menjadi dasar ilmu pertanian,
terutama dalam penemuan spesies tumbuhan unggul dan rekayasa genetika hewan dan
tumbuhan. Misalnya, pengetahuan tentang ciri-ciri tanaman berdasarkan analisis sel
(biologi) memungkinkan manusia menerapkan metode budidaya yang tepat dan
mengolah hasil pertanian dengan lebih baik. Melalui rekayasa genetika, teknologi
modifikasi genetik bioteknologi digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat tanaman
untuk mendapatkan varietas unggul, hasil tinggi, dan kemampuan tahan hama,
patogen, dan herbisida.
Kemajuan dalam biologi molekuler telah memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap kemajuan pemuliaan tanaman. Tidak dapat dipungkiri bahwa
perbaikan genetik melalui pemuliaan tanaman secara tradisional telah memberikan
kontribusi yang sangat besar dalam penyediaan pangan dunia. Fiksasi nitrogen oleh
mikroba pada tanaman memungkinkan pembuatan pupuk sendiri, yang bisa sangat
menguntungkan bagi petani. Demikian juga, membiakkan tanaman yang dapat
mentolerir tanah kering. Mikroba hasil rekayasa genetika dapat meningkatkan hasil
panen dengan cara lain, seperti meningkatkan kapasitas rhizobia dalam mengikat
nitrogen. Rhizobia hasil rekayasa genetika dapat meningkatkan hasil kedelai hingga
50%. Upaya rekayasa genetika lainnya adalah upaya mengembangkan strain bakteri
penambat nitrogen yang dapat menempel dan bereproduksi pada akar tanaman non-
kacang-kacangan yang sedang tumbuh seperti jagung, sehingga menyapih tanaman
jagung dari ketergantungan pada pupuk amoniak (pupuk buatan).
Hama tanaman merupakan salah satu kendala utama budidaya tanaman. Untuk
mengatasi masalah tersebut, masyarakat menggunakan insektisida. Namun, pestisida
terbukti menimbulkan banyak dampak negatif, antara lain kematian organisme bukan
sasaran, keracunan hewan dan manusia, serta pencemaran lingkungan. Oleh karena
itu, perlu dicari terobosan untuk mengatasi masalah ini dengan cara yang lebih aman.
Kita tahu bahwa mikroorganisme di alam ini banyak sekali, dan setiap
mikroorganisme memiliki sifat yang berbeda-beda. Di antara sekian banyak jenis
mikroorganisme, terdapat kelompok mikroorganisme yang bersifat patogen (dapat
menyebabkan penyakit) bagi beberapa hama, tetapi tidak menyebabkan penyakit bagi
organisme lain. Contoh dari mikroorganisme semacam itu adalah bakteri Bacillus
thuringiensis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bacillus thuringiensis mampu
menghasilkan protein yang bersifat racun bagi serangga, khususnya serangga dari
Bacillus thuringiensis. ordo Lepidoptera. Protein ini bersifat mudah larut dan aktif
menjadi toksik, terutama setelah masuk ke dalam saluran pencernaan serangga.
Bacillus thuringiensis mudah dikembangbiakkan, dan dapat dimafaatkan sebagai
biopestisida pembasmi hama tanaman. Pemakaian biopestisida ini diharapkan dapat
mengurangi dampak negatif yang timbul dari pemakaian peptisida kimia. Dengan
berkembangnya bioteknologi, sekarang dapat diperoleh cara yang lebih efektif lagi
untuk membasmi hama. Peran mikroba dalam bidang pertanian antara lain dalam
teknologi kompos bioaktif dan dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi
tanaman (biofertilizer). Kompos bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan
bantuan mikroba lignoslulotik unggul yang tetap bertahan di dalam kompos dan
berperan sebagai agensia hayati pengendali penyakit tanaman. Teknologi kompos
bioaktif ini menggunakan mikroba biodekomposer yang mampu mempercepat proses
pengomposan dari beberapa bulan menjadi beberapa minggu saja. Mikroba akan tetap
hidup dan aktif di dalam kompos, dan ketika kompos tersebut diberikan ke tanah,
mikkroba akan berperan untuk mengendalikan organisme.
Dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman (biofertilizer),
aktivitas mikroba diperlukan untuk menjaga ketersediaan tiga unsur hara yang penting
bagi tanaman antara lain, Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalim (K). Kurang lebih 74%
kandungan udara adalah N. Namun, N udara tersebut harus ditambat oleh mikroba
dan diubah bentuknya terlebih dahulu agar bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman.
Mikroba penambat N ada yang hidup bebas dan ada pula yang bersimbiosis. Mikroba
penambat N simbiotik antara lain: Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil akar
tanaman kacang-kacangan ( leguminose). Mikroba penambat N non-simbiotik
misalnya: Azospirillum sp dan Azotobacter sp. Mikroba penambat N simbiotik hanya
bisa digunakan untuk tanaman leguminose saja, sedangkan mikroba penambat N non-
simbiotik dapat digunakan untuk semua jenis tanaman.
Mikroba tanah lain yang berperan dalam penyediaan unsur hara adalah
mikroba pelarut unsur fosfat (P) dan kalium (K). Kandungan P yang cukup tinggi
(jenuh) pada tanah pertanian kita, sedikit sekali yang dapat digunakan oleh tanaman
karena terikat pada mineral liat tanah. Di sinilah peran mikroba. pelarut P yang
melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya bagi tanaman. Banyak
sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain: Aspergillus sp, Penicillium sp.
Pseudomonas sp dan Bacillus megatherium. Mikroba yang berkemampuan tinggi
melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.
Pada saat ini sudah dikembangkan tanaman transgenik yang resisten terhadap
hama. Tanaman transgenik diperoleh dengan cara rekayasa genetika. Gen yang
mengkode pembentukan protein toksin yang dimiliki oleh B. thuringiensis dapat
diperbanyak dan disisipkan ke dalam sel beberapa tanaman budidaya. Dengan cara
ini, diharapkan tanaman tersebut mampu menghasilkan protein yang bersifat toksis
terhadap serangga sehingga pestisida tidak diperlukan lagi. Pembuatan tanaman yang
mampu mengikat nitrogen dari udara bebas dengan menginjeksi bakteri Rhizobium
kedalam tanaman tersebut.

1. Tanaman Transgenik Rekayasa genetika dapat dilakukan pada berbagai jenis


tanaman untuk menghasilkan tanaman dengan sifat yang dikehendaki manusia disebut
tanaman transgenic. Tanaman transgenik yaitu tanaman yang telah disisipi gen
bakteri. Berikut ini contoh tanaman transgenic:
a) Tanaman Kebal Hama dan Penyakit TMV (Tobacco Mozaic Virus).
Pembentukan tanaman tahan hama TMV pada tanaman tembakau dilakukan
dengan rekayasa genetika menggunakan teknik rekombinasi gen dan kultur
sel. Dengan menyisipkan gen yang kebal terhadap penyakit maka dapat
menghasilkan tanaman kebal penyakit pula. Vektor penyisip gen yang
digunakan adalah plasmid dari bakteri Agrobacterium tumefaciens.
b) Tanaman yang Mampu Mengikat Nitrogen. Tanaman hasil rekayasa
genetika dapat mengikat nitrogen dari udara bebas. Cara yang digunakan yaitu
dengan menginjeksi tanaman dengan bakteri Rhizobium. Di dalam bakteri
tersebut telah ditransfer gen-gen tertentu dari bakteri lain yang menginfeksi
tanaman selain dari familia Leguminoceae. Hasil akhirnya, bakteri tersebut
mampu mengikat nitrogen setelah diinjeksikan ke dalam tanaman selain dari
familia Leguminoceae.
` 2. Mikroorganisme Pembasmi Hama Tanaman. Mikroorganisme dapat digunakan
untuk pengendalian hama dan penyakit secara biologi yang disebut dengan
biopeptisida mikroba. Beberapa mikroba yang dapat dipakai sebagai pestisida adalah
sebagai berikut:
a) Bacillus Thuringiensis membantu mengatasi larva ngengat dan kupu- kupu perusak.
b) Bacillus populiae untuk mengatasi kumbang jepang dengan menularkan "penyakit
susu".
c) Baculovirus merupakan kelompok virus yang dikembangkan sebagai bioinsektisida
untuk memberantas serangga penggerek jagung, kumbang kentang, serta kutu dan
kumbang daun.
B. Penerapan Biologi Dalam Bidang Industri
Berbagai proses industri digunakan untuk menghasilkan produk mikrobiologi dan
dipisahkan menjadi beberapa kategori berdasarkan kecenderungan penggunaan
produk akhir sebagai berikut:
1. Produksi bahan kimia farmasi Produk yang paling terkenal adalah antibiotika, obat-
obatan steroid, insulin, dan interferon yang dihasilkan melalui bakteri hasil rekayasa
genetika.
2. Produksi bahan kimia bernilai komersial Produk yang termasuk dalam kelompok
ini adalah pelarut dan enzim serta berbagai senyawa yang digunakan untuk bahan
pemula (starting) untuk industri sintesis senyawa lain.
3. Produksi makanan tambahan Produksi massa ragi, bakteri dan alga dari media
murah mengandung garam nitrogen anorganik, cepat saji, dan menyediakan sumber
protein dan senyawa lain yang sering digunakan sebagai makanan tambahan untuk
manusia dan hewan.
4. Produksi minuman alkohol Pembuatan beer dan wine dan poduksi minuman
alkohol lain yang merupakan proses bioteknologi berskala besar paling tua.
5. Produksi vaksin Sel mikroorganisme maupun bagiannya atau produknya dihasilkan
dalam jumlah besar dan digunakan untuk produksi vaksin.
6. Produksi mikroorganisme untuk digunakan sebagai insektisida (biosida)
Pengendalian hama tanaman dengan menggunakan mikroorganisme yang berperan
sebagai insektisida. Khususnya untuk spesies tertentu, misalnya Bacillus (B. Larvae,
B. Popilliae, dan B. Thurungiensis). Spesies tersebut menghasilkan protein kristalin
yang mematikan larva lepidoptera (ngengat, kupu-kupu, kutu loncat), misalnya ulat
kubis, ngengat gipsy, dan sarang ulat.
7. Penggunaanya dalam industri perminyakan dan pertambangan Sejumlah prosedur
mikrobiologi digunakan untuk meningkatkan perolehan kembali logam dari bijih
berkadar rendah dan untuk perbaikan perolehan minyak dari sumur-sumur bor.
C. Penerapan Biologi Dalam Bidang Pengolahan Makanan
Penerapan biologi dalam bidang pengolahan makanan salah satunya adalah
bioteknologi. Bioteknologi dalam produksi bahan pangan menggunakan
mikroorganisme untuk mengubah bahan pangan menjadi bentuk lain melalui proses
fermentasi. Fermentasi adalah proses merombak suatu senyawa organik menjadi zat
organik yang lebih sederhana dengan bantuan mikroorganisme. Fermentasi bahan
makanan dilakukan untuk meningkatkan nilai bahan makanan menjadi produk yang
diinginkan. Selain itu mikroorganisme juga berperan dalam penciptaan makanan baru
dari biomassa sel yang disebut protein sel tunggal.
1. Produk Makanan/Minuman Hasil Fermentasi Produk-produk makanan/minuman
hasil fermentasi sebagai berikut:

2. Produksi Protein Sel Tunggal (PST) atau Single Cell Protein (SCP) Protein sel
tunggal merupakan bentuk makanan baru yang diperoleh dengan memanfaatkan
biomassa mikroorganisme baik dari bakteri, ragi, jamur, dan alga/ganggang
Beberapa faktor yang mendorong budi daya mikroorganisme penghasil PST antara
lain, yaitu:
1. Laju pertumbuhan sangat cepat dan waktu penggandaan relative
singkat,serta masih mungkin diperpendek untuk menghasilkan massa pangan
yang setara.
2. Dapat menggunakan berbagai macam substrat bergantung dari jenis
mikroba yang digunakan.
3. Dapat dilakukan perencanaan produksi, sebab produksi PST tidak
bergantung perubahan iklim dan musim.
4. Memiliki kandungan protein lebih tinggi daripada hewan dan tumbuhan.
Tahapan produksi PST antara lain sebagai berikut:
1. Pemilihan dan penyiapan sumber karbon.
2. Penyiapan media yang mengandung nitrogen, fosfor, dan unsure lain
yang penting, sumber karbon,sumber
3. Pencegahan kontaminasi media sterilisasi.
4. Pembiakan mikroba yang diperlukan.
5. Pemisahan biomassa mikroba dari cairan fermentasi.
6. Penanganan lanjut biomassa dengan purifikasi(pemurnian)
D. Penerapan Biologi Dalam Bidang Kehutanan
Hutan merupakan salah satu sumberdaya yang bersifat dapat dipulihkan
(renewable atau funding resource). Oleh karena itu pengelolaannya harus berdasarkan
pada prinsip-prinsip sustainable (sustainable-based principle) dari semua manfaat
yang bisa diperoleh dari hutan sebagai sumberdaya sekaligus sebagai ekosistem.
Berhubung di alam ini antara ekosistem yang satu berinteraksi dengan
ekosistem yang lain, maka konteks pengelolaan hutan harus berdasarkan pada
anggapan bahwa hutan merupakan salah satu bagian integral dari ekosistem yang
lebih besar dimana hutan tersebut berada, yaitu suatu Daerah Aliran Sungai (DAS)
sebagai satu kesatuan bentang darat.
Dalam rangka mencapai azas kelestarian (sustainable), laju ekstraksi
sumbedaya hutan tidak boleh melebihi laju daya pemulihan dari ekosistem hutan
tersebut. Dalam konteks penebangan kayu, besar volume kayu yang ditebang tidak
boleh melebihi riap volume tegakan hutan, sedangkan dalam konteks pemanfaatan
secara umum, pemanfaatan hutan sebagai ekosistem tidak boleh melebihi daya
dukung maksimum dari ekosistem tersebut.
Secara ideal, derajat pemanfaatan hutan harus diupayakan pada tingkat daya
dukung optimalnya atau paling tinggi berada pada kisaran nilai antara daya dukung
optimal dengan daya dukung maksimumnya. Hal ini dimaksudkan agar pemanfaatan
hutan tidak menimbulkan derajat gangguan lingkungan yang melebihi daya asimilatif
dari ekosistem hutan tersebut. Hutan dapat menghasilkan berbagai macam barang
(kayu dan hasil hutan bukan kayu) dan jasa lingkungan (air, oksigen, keindahan alam,
penyerap berbagai polutan, dan lain-lain), sehingga hutan bersifat multimanfaat.
Pemanfaatan biologi dalam bidang kehutanan, misalnya kita dapat
mempelajari karakteristik tumbuhan, hewan dan lingkungan sekitar hutan serta
meningkatkan daya guna hutan, penelitian di bidang agroforestri, maupun konservasi.
Terjaganya flora dan fauna adalah peranan biologi dalam bidang konservasi,
manfaatnya dapat menjaga, kelestarian sumber daya hayati. Menjaga kelestarian flora
berarti menjaga kelestarian sumber air dimuka bumi ini.

C. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa Kita bisa melihat manfaat biologi di bidang pertanian,
seperti pemilihan bibit yang berkualitas untuk jenis tanaman super dan hasil panen yang
melimpah. Pengetahuan hayati manusia juga memungkinkan penerapan cara budidaya
tanaman yang benar dalam hal pengelolaan lahan dan penentuan waktu tanam yang tepat.
Seperti halnya pertanian, di sektor industri penerapan ilmu biologi bisa sangat membantu.
Pesatnya perkembangan zaman berbanding lurus dengan perkembangan industri yang
memenuhi kebutuhan manusia dengan berbagai cara. Salah satu aplikasi ilmu biologi dalam
bidang pengolahan pangan adalah bioteknologi. Bioteknologi dalam produksi pangan
menggunakan mikroorganisme untuk mengubah pangan menjadi bentuk lain melalui proses
fermentasi. Ada juga aplikasi biologi di bidang kehutanan, misalnya kita dapat mempelajari
karakteristik tumbuhan, hewan dan lingkungan hutan, meningkatkan efisiensi hutan,
penelitian di bidang agroforestri dan konservasi.
D.DAFTAR PUSTAKA
Dilla. 2014. makalah biologi. http://rizqiarifani.blogspot.co.id/ 2014/08/makalah-
biologi.html. Diakses pada tanggal 29 September 2016. Sastri, Mirwanto. 2015.
Makalah Biologi Terapan. http://mariberbagi- ilmu2.blogspot.co.id/2015/11/makalah-
biologi- terapan.html._Diakses pada tanggal 29 September 2016. Maskuro, Aini.
2012. Biologi dan Penerapannya dalam Kehidupan
Sehari-hari. https://
aimarusciencemania.wordpress.com/2012/04/22/biologi-dan-penerapannya- dalam-
kehidupan-sehari-hari/ Diakses pada tanggal 29 September 2016. Dudung. 2015.
Makalah Bioteknologi, Belajar Biologi. http://asetbimantara.
blogspot.co.id/2014/12/makalah-bioteknologi_14.html Diakses pada tanggal 29
September 2016.
Rahmawaty. 2004. Hutan Fungsi dan Peranannya Bagi Masyarakat.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1028/1/hutan-rahmawaty6.pdf
diakses 27 Februari 2015
Sumarjito, Biologi, Strategi Tembus SMU Favorit dan Sukses UAN SLTP/MTS,
Primagama/Penerbit Andi, 2003, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai