Anda di halaman 1dari 13

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : SOFIATY DEWI A.BASYIR


NPM : 2213201076
KELAS :6A

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TOMPOTIKA LUWUK

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “BIOTEKNOLOGI

PERTANIAN” ini dengan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada

mata kuliah Bioteknologi.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan.

Saya menyadari, bahwa makalah yang di buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi

penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk

perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Luwuk,14 april 2023


A. LATAR BELAKANG PENERAPAN BIOTEKNOLOGI

Dilansir dari Biotechnology Innovation Organization, pengertian bioteknologi adalah


teknologi berdasarkan biologi yang memanfaatkan proses seluler dan biomolekuler untuk
mengembangkan teknologi dan produk yang membantu meningkatkan kehidupan dan
kesehatan planet.

Bioteknologi adalah suatu teknik modern untuk mengubah bahan mentah melalui


transformasi biologi sehingga menjadi produk yang berguna. Supriatna (1992 ) memberi
batasan tentang arti bioteknologi secara lebih lengkap, yakni: pemanfaatan prinsip–prinsip
ilmiah dan kerekayasaan terhadap organisme, sistem atau proses biologis untuk menghasilkan
dan atau meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi
kepentingan hidup manusia.

Berdasarkan proses serta alatnya bioteknologi dibagi menjadi dua jenis, yaitu
bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Bioteknologi konvensional yaitu
bioteknologi yang menggunakan peralatan serta bahan sederhana dalam prosesnya.
Bioteknologi konvensional memanfaatkan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk
baru yang berguna bagi manusia. .Selama ribuan tahun bioteknologi konvensional telah
membantu kehidupan manusia terutama dalam bidang pangan. Selain dalam bidang pangan,
bioteknologi konvensional juga membantu manusia dalam domestikasi hewan dan tumbuhan,
serta bidang medis.

Bioteknologi modern yakni bioteknologi yang menggunakan bahan, peralatan, serta


teknologi canggih dalam prosesnya. Bioteknologi modern adalah perkembangan dari
bioteknologi konvensional. Dilansir dari National Center for Biotechnology Information,
bioteknologi modern lahir dari penemuan DNA sebagai materi genetik yang dapat bereplikasi
dan berperan penting dalam pewarisan sifat. Bioteknologi modern mencakup rekayasa
genetika untuk menghasilkan suatu produk yang berguna bagi kehidupan di bumi

B. APLIKASI BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

Aplikasi bioteknologi dalam bidang pertanian dapat membantu dalam percepatan


produksi benih, perbaikan sifat-sifat tanaman, hingga menghasilkan jenis tanaman baru.
Semua itu bisa dihasilkan dengan cara rekayasa genetika dan kultur jaringan. Rekayasa
genetika adalah suatu usaha memanipulasi suatu gen organisme untuk tujuan tertentu, dengan
cara menghilangkan atau menambahkan suatu gen sehingga menghasilkan organisme dengan
sifat-sifat yang diinginkan. Organisme yang telah direkayasa genetikanya sering disebut
dengan Genetic Modified Organism (GMO).

Aplikasi bioteknologi lainnya dapat digunakan untuk menciptakan pertanian yang


berkesinambungan, dengan cara mengurangi ketergantungan pertanian terhadap bahan kimia.
Aplikasi bioteknologi ini dapat berupa pembuatan kompos, pupuk hayati, biopestisida,
bioherbisida dan bioinsektisida. Berbagai macam riset bioteknologi terus dilakukan untuk
menemukan produk pertanian yang dapat meningkatkan produksi maupun dapat menjadi
solusi terhadap permasalahan pertanian lainnya.

C. CONTOH PRODUK BIOTEKNOLOGI TRASGENIK (GMO) BIDANG


PERTANIAN

Genetically Modified Organism (GMO) merupakan organisme yang gen-gennya telah


diubah dengan menggunakan teknik rekayasa genetika. Produk rekayasa genetika
diklasifikasikan menjadi 4 macam, yaitu generasi pertama: satu sifat; generasi kedua:
kumpulan sifat; generasi ketiga dan keempat: near-intragenic, intragenic, dan cisgenic.

Contoh bioteknologi dalam bidang pertanian yang berupa tanaman GMO yang ada di sekitar
kita diantaranya adalah:

1. Jagung manis. Jagung manis yang kita konsumsi saat ini merupakan jagung hasil rekayasa
genetika. Pada jagung manis gula yang terkandung direkayasa untuk tidak diubah menjadi
pati sehingga tetap manis dan berair.

2. Pepaya California, pepaya ini juga merupakan hasil rekayasa genetika oleh seorang
profesor dari IPB, yang memiliki kelebihan rasa lebih manis dan cepat berbuah.

3. Golden rice, pada tanaman padi ini disisipkan gen penghasil betakaroten dari tanaman
wortel, sehingga padi ini memiliki kelebihan selain mengandung karbohidrat juga memiliki
kandungan vitamin A.
4. Kapas yang resisten terhadap Bt toksin, pada tanaman kapas ini telah disisipkan gen Bt
toksin sehingga aman dari hama.

5. Kedelai impor yang menjadi bahan baku dari tempe dan tahu, kedelai ini telah disisipkan
dengan gen EPSPS sehingga kedelai impor ini tahan terhadap herbisida berbahan glifosfat.
Selain itu kelebihan lainnya adalah harganya lebih murah karena selalu tersedia di pasaran.

D. CONTOH PROSES TRANSFORMASI GENETIK TANAMAN


MENGGUNAKAN BAKTERI AGROBACTERIUM TUMEFACIENS

Transformasi menggunakan Agrobacterium memiliki beberapa keuntungan antara lain

relatiflebih murah, jumlah salinangen sedikit dan teknik pengulangan percobaanmemberikan

basil serupa .Terdapat tiga kompooeo utama pada Agrobacterium yang berperan dalam

transfer DNAke dalam sel tanaman. Ketigakomponen tersebut adalah T-DNA, virulence (Vir:

A, B, C, D, E, o,H) dan gen chromosomal virulence (chv), yang terdiri atas chvA, chvB,

pscA dan att.

TRANSFORMASI GEN MELALUI Agrobacterium tumefaciens

Kemampuan bakteri mentransfonnasi sel tanaman berhubungan dengan adanya

plasmid penginduksi tumor (Ti) atau penginduksi akar (Ri) dalam Agrobacterium (Sbeng &

Citovsky, 1996; Gelvin, 2000). Interaksi antara Agrobacterium dan sel tanaman didahului

dengan mekanisme secara kimiawi yaitu sel tanaman yang luka menghasilkan suatu metabolit

yang berperan sebagai isyarat bagi Agrobaeterium. Metabolit tersebut dapat berupa senyawa

gula, asam, asam amino atau senyawa fenol (Winans, 1992). Adanya senyawa tersebut

menginduksi Agrobacterium untuk bergerak aktifmenujuke sel sasaran. Gerakan yang

bersifat kemotaksis ini dipandu oleh senyawa yang disekresikan oleh sel tanaman rentan yang

luka. lnteraksi dilanjutkan dengan adanya kontak antara Agrobaeterium dengan sel tanaman

sasaran. Untuk memperkuatkontak tersebut Agrobaeterium mengeluarkan suatu metabolit


yaitu a-I-2-glukan. Beberapa gen dalam kromosom Agrobacterium diketahui merupakan

penyandi enzim yang berperan dalam sintesis berbagai senyawa glukan, yaitu chvA, chvB,

dan exoC. Gen lain pada kromosom yang berperan seperti ketiga gen tersebut adalah

eel.Produk eel berperan penting dalam sintesis senyawa selulosa fibril

E. PENGEMBANGAN BIOFERTILIZER DAN BIOPESTICIDE

Pupuk cair hayati atau disebut dengan biofertilizer merupakan pupuk yang

mengandung mikroorganisme fungsional (bakteri, fungi, dan actomycetes). Apapun namanya

pupuk hayati bisa diartikan sebagai pupuk yang hidup. Pupuk hayati selain mengandung

mikroba dapat juga unsur  nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) serta unsur mikro lainnya.

Kandungan pupuk hayati adalah mikroorganisme yang memiliki peranan positif bagi

tanaman. Kelompok mikroba yang sering digunakan adalah mikroba-mikroba yang

menambat N dari udara, mikroba yang melarutkan hara (terutama P dan K), mikroba-mikroba

yang merangsang pertumbuhan tanaman.

Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua kelompok

fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga

dapat tersedia bagi tanaman. Pemakaian istilah ini relatif baru dibandingkan dengan saat

penggunaan salah satu jenis pupuk hayati komersial pertama di dunia yaitu inokulan

Rhizobium yang sudah lebih dari 100 tahun yang lalu.

Pupuk hayati dapat didefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup

yang berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam

tanah bagi tanaman. Memfasilitasi tersedianya hara ini dapat berlangsung melalui

peningkatan akses tanaman terhadap hara misalnya oleh cendawan mikoriza arbuskuler,
pelarutan oleh mikroba pelarut fosfat, maupun perombakan oleh fungi, aktinomiset atau

cacing tanah. Penyediaan hara ini berlangsung melalui hubungan simbiotis atau nonsimbiotis.

Permentan No.70 tahun 2011, menggolongkan pupuk hayati kedalam pupuk organik.

Dalam pengertiannya pupuk hayati berfungsi meningkatkan efisiensi pemupukan, kesuburan

dan kesehatan tanah. Formulasi pupuk hayati adalah komposisi mikroba dan bahan pembawa

penyusun pupuk hayati. Untuk menjadi pupuk hayati yang terdaftar resmi perlu diuji

kandungannya dan efektifitas dilahan.

Beradasarkan peraturan tersebut, kualitas pupuk hayati bisa dilihat dari parameter
berikut:

1 Jumlah populasi mikroorganisme, jumlah mikroorganisme hidup yang terdapat dalam


pupuk harus terukur.

2 Efektifitas mikroorganisme, tidak semua mikroorganisme memberikan pengaruh positif


pada tanaman. Fungsi pupuk hayati sebagai  penambat N, pelarut P, Penghasil fitur hormone
dan perombak bahan organik.

3 Bahan pembawa, fungsinya sebagai media tempat mikroorganisme tersebut hidup.

4 Masa kadaluarsa, sebagai mana mahluk hidup lainnya mikroorganisme tersebut memiliki
siklus hidup.

5 Patogenitas negatif, kontaminan dan logam berat nihil

Pupuk hayati cair mempunyai banyak manfaat untuk memperbaiki struktur tanah dan
membantu perkembangan tanaman. Ada beberapa fungsi pupuk hayati cair, sebagai berikut:
1 Sebagai dekomposer atau meningkatkan kesuburan tanaman

2 Memperbaiki dan meningkatkan kualitas kandungan organik di dalam tanah.


3 Menjaga ketersediaan unsur hara di dalam tanah.

4 Memperbaiki PH dan membantu penambatan nitrogen pada tanah.

Jadi dari segi spesifikasi serta perbedaan pupuk cair hayati dan jenis pupuk lainnya
terletak pada kandungan mikroorganisme didalamnya. Mikroorganisme inilah yang datang
membawa berbagai manfaat positif untuk perbaikan struktur pada tanah

Biopestisida adalah strategi yang relatif lebih aman daripada penggunaan bahan kimia

atau pestisida turunan kimia yang memiliki risiko rendah bagi manusia dan

lingkungan. Keuntungan utama penggunaan biopestisida untuk pengendalian hama tanaman

adalah keamanan lingkungan serta spesifisitas inangnya. Selain itu, biaya terkait untuk

pengembangan dan pendaftaran biopestisida relatif lebih rendah dibandingkan dengan

pestisida kimia. Selain itu, karena evolusi berkelanjutan dari resistensi terhadap bahan kimia

dan peraturan perundang-undangan yang semakin ketat, diperlukan penelitian intensif tentang

pengembangan biopestisida baik dari sektor swasta maupun publik.

Namun demikian, ada beberapa masalah dengan pengembangan dan penggunaan

biopestisida di bidang pertanian. Beberapa isu utama termasuk pengembangan resistensi pada

organisme target, evolusi hama, pergeseran jenis hama, perubahandalam dosis, evaluasi

spesies baru, dll. Penelitian lebih lanjut menggunakan alat rekayasa genetika bersama

dengan biologi sintetik akan menjadi penting untuk menentukan dasar aksi gen dan evolusi

resistensi organisme target. CRISPR/Cas9 adalah teknik penting yang berpotensi untuk

pengembangan organisme pengendali hayati hasil rekayasa genetika. Penggunaan data

pengurutan genom bersama dengan proteomikdata akan membantu mengidentifikasi gen,

tindakan pengaturan gen dan memiliki potensi untuk mengeksplorasi dasar genetik

resistensi. Penelitian lebih lanjut tentang mode kimia dari tindakan biopestisida dapat

menyelesaikan masalah kompleksitas inang dan fungsionalitas biopestisida pada organisme


target dan non-target yang berbeda. Penelitian tentang penerapan biopestisida secara tepat

dengan memanfaatkan data besar yang diperoleh melalui berbagai sensor dan sistem berbasis

drone mungkin menjamin pemanfaatan biopestisida yang efektif. 

Ketergantungan pada beberapa strategi pengelolaan hama tidak dapat menjamin

keberhasilan produksi tanaman, sementara pendekatan holistik dari langkah-langkah yang

kompatibel penting untuk keberhasilan pengelolaan hama. Pengembangan biopestisida yang

berhasil hanya dapat diperoleh melalui penelitian interdisipliner yang melibatkan genetika,

genomik,biologi molekular , biokimia, agronomi, patologi tumbuhan , fisiologi, ekologi, dan

ilmu sosial.

F. TEKNIK TRANSGENIK PADA TANAMAN SERTA PRODUKNYA

Tanaman transgenik adalah tanaman hasil rekayasa genetik yang diperoleh dengan

bantuan bioteknologi. Proses pembuatan organime transgenik diawali dengan mengambil

DNA dari spesies lain atau biasa disebut sebagai transgen. DNA spesies lain kemudian

dimasukkan ke dalam kromosom inangnya melalui membran sel.

Proses tersebut dilakukan dengan berbagai metode yang tidak merusak sel.

Sederhananya, proses tersebut adalah transplantasi suatu gen atau DNA dari satu spesies ke

spesies lainnya. DNA spesies lain kemudian akan memasukin inti sel inangnya. DNA asing

dapat disisipkan secara acak pada kromatid atau disisipkan ke lokus kromatid tertentu.

Setelah proses tersebut berhasil, inang akan menjadi organisme trangenik yang telah

direkayasa genomnya organisme transgenik kemudian akan mewariskan transgen atau DNA

spesies lain di dalamnya secara stabil ke dalam gametnya.


Gamet tersebut kemudian dapat dikawinkan dengan sesama gamet transgenik untuk

kemudian menghasilkan organisme transgenik yang homozigot. Biasanya, pembuatan

organisme transgenik bertujuan untuk mempelajari genetika, membuat tanaman pangan yang

tahan terhadap hama, atau menaikkan mutu tanaman. Tanaman transgenik pertama yang

berhasil diproduksi dan dipasarkan adalah jagung dan kedelai. Keduanya diluncurkan

pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 1996. Pada tahun 2004, lebih dari 80 juta hektar

tanah pertanian di dunia telah ditanami dengan tanaman transgenik dan 56% kedelai di dunia

merupakan kedelai transgenik .

G. TEKNIK KULTUR JARINGAN PADA TANAMAN SERTA PRODUKNYA

Selain rekayasa genetika, kultur jaringan juga memiliki peran dalam bidang
bioteknologi pertanian. Kultur jaringan digunakan untuk memperbanyak tanaman hasil
rekayasa genetika dan juga untuk menyediakan benih unggul yang selalu tersedia sepanjang
waktu yang tidak dapat dipenuhi dengan perbanyakan tanaman secara konvensional. Selain
itu kultur jaringan juga digunakan untuk menghasilkan benih tanaman dalam waktu relatif
cepat dan dalam jumlah banyak yang tidak tergantung kondisi musim atau cuaca.

Kultur jaringan sendiri bukanlah suatu ilmu, melainkan suatu teknik yang sangat
penting dalam bidang bioteknologi pertanian. Kultur jaringan merupakan teknik
menumbuhkan tanaman dari bagian tanaman yang dapat berupa sel, jaringan atau organ yang
ditanam dalam media tumbuh dalam kondisi lingkungan yang aseptis sehingga tumbuh
menjadi tanamah utuh. Media tumbuh yang digunakan pada kultur jaringan berisi nutrisi
makro, mikro, dan vitamin yang dibutuhkan oleh tanaman seperti layaknya yang ada dalam
tanah.

Beberapa Jenis tanaman yang dapat dibudidayakan dengan metode Kultur


Jaringan adalah :

 Tanaman Hias (anggrek, bunga potong)

 Tanaman Buah – buahan (pisang)

 Tanaman Industri dan kehutanan (kopi, jati)


H. MANFAAT DAN KETERBATASAN METODE BIOTEKNOLOGI PADA
PERTANIAN

Dalam bidang pertanian bioteknologi terbukti dapat meningkatkan tampilan buah dan

sayur, memperpanjang waktu makanan untuk di simpan, meningkatkan kandungan nutrisi

tanaman dan membuat tanaman tahan terhadap penyakit dan hama.  dengan pemanfaatan

bioteknologi secara maksimal diharapkan mampu berkontribusi dalam hal pembuatan bibit

unggul, ketahanan pangan, serta mempercepat masa panen bagi sebuah periode tanam. 

Di balik setiap kemajuan sebuah teknologi, ada konsekuensi risiko yang mesti

ditanggung. Dalam hal ini, bioteknologi mempunyai beberapa risiko yang tentunya tidak

diinginkan oleh para ahli, dilansir dari Risks and hazards of Biotechnology, yakni:

Risiko pada organisme:

 Sebagian besar organisme yang dihasilkan secara industri/direkayasa tidak berbahaya

tetapi beberapa sangat patogen (agen biologis yang menyebabkan penyakit pada

inangnya).

 Jika ini adalah organisme yang secara keliru dilepaskan ke lingkungan, dapat

menyebabkan penyakit dan menimbulkan ancaman besar.

Risiko pada lingkungan:

 Reaksi gen yang tidak dapat diprediksi pada tanaman transgenik dan transgenik yang

memiliki risiko terhadap keseimbangan lingkungan.


Risiko pada pertanian:

 Munculnya gulma atau gulma super dapat terjadi. Jika beberapa tanaman adalah

transgenik dan ditanam di lapangan, itu mungkin tumpang tindih dan mengganggu

tanaman budidaya normal.

 Perubahan nilai nutrisi alami tanaman karena penerapan teknologi pada DNA.

 Hilangnya keanekaragaman hayati dan berkurangnya hasil panen.

Selain Itu Juga Bioteknologi Modern Memiliki Keterbatasan :

 Biaya produksi relatif lebih mahal.

 Memerlukan teknologi canggih.

 Harus memperhatikan pengaruh jangka panjang yang mungkin ditimbulkan.


DAFTAR PUSTAKA

 Handayani Tri, 2013, Penggunaan Agrobacterium Tumefaciens Sebagai Perantara

Dalam Transformasi Genetik Pa.Da Rumput Laut, Oseana, Volume xxxvm,


NomOI 4, Tahun 2013: 17- 25
 https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/19/135332069/bioteknologi-jenis-
contoh-dan-penerapannya?page=all#:~:text=Contoh%20lain%20penerapan
%20bioteknologi%20modern,dan%20juga%20mendiagnosis%20berbagai
%20penyakit.
 https://www.swadayaonline.com/artikel/6421/Aplikasi-Bioteknologi-dalam-Dunia-
Pertanian/
 https://enero.co.id/pengembangan-pupuk-hayati/

 https://www.sciencedirect.com/topics/agricultural-and-biological-sciences/
biopesticide
 https://tanamanpangan.pertanian.go.id/detil-konten/iptek/11#:~:text=Tanaman
%20transgenik%20pertama%20yang%20berhasil%20diproduksi%20dan
%20dipasarkan%20adalah%20jagung%20dan%20kedelai.
 http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/76002/Kultur-Jaringan/
 https://www.unas.ac.id/berita/manfaat-bioteknologi-pertanian-dalam-
mensejahterakan-petani-di indonesia/#:~:text=Dalam%20bidang%20pertanian
%20bioteknologi%20terbukti,tahan%20terhadap%20penyakit%20dan%20hama.

Anda mungkin juga menyukai