Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENGANTAR BIOTEKNOLOGI

“METODE-METODE PENDUKUNG BIOTEKNOLOGI”

Oleh:

Sulfajri Dwi Rahayu (191420984)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

KOLAKA 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah, rahmat dan karunianya
serta kelapangan berpikir dan waktu, sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
dengan judul “METODEO-METODE PENDUKUNG BIOTEKNOLOGI”. Makalah ini disusun
sebaga itugas yang diberikan oleh dosen pengampuh mata kuliah "Pegantar Bioteknologi"

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai
contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yangsudah dikenal
sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang
pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi
pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin. Selain itu
beberapa hal yang penting lainnya yang berkaitan dengan Bioteknologi akan kita bahas disini.

Kemudian saya  juga menyadari bahwa materi dan teknik yang saya sampaikan dalam
makalahini masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
sangat diharapkan agar makalah ini menjadi lebih  baik. Atas kritik dan sarannya saya
mengucapkan terimakasih. Akhir kata pengantar saya mengucapkan terima kasih karena telah
berkenan membaca makalah ini. Semoga memberikan manfaat kepada kita semua.

Kolaka 06 Juni 2022

Sulfajri dwi rahayu


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada awalnya, bioteknologi diartikan sebagai teknologi yang menggunakan sel hidup,
yakni mikroorganisme, untuk menghasilkan suatu produk. Bioteknologitradisional ini
sudah ada sejak lama seperti pada pembuatan keju, minuman anggur, tempe, dan tape.
Sedangkan bioteknologi modern (bioteknologi molekular) merupakan teknologi yang
memanfaatkan agen hayati atau komponen-komponennya yang telah mengalami rekayasa
genetik melalui teknologi rekombinan untuk menghasilkan barang dan atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan manusia dan lingkugan.
Saat ini Bioteknologi telah menjadi salah satu simbol perkembangan mutakhir dari
ilmu pengetahuan dan teknologi yang penerimaannya telah mendunia. Banyak negara
negara di dunia yang menaruh banyak harapan pada bioteknologi. Tumbuhnya berbagai
perusahaan kecil sampai raksasa yang berdasaskan bioteknologi dan pembentukan komite
komite bioteknologi di pemerintahan menandakan perkembangan pesatnya. Selain itu, di
berbagai negara mulai diperkenalkan mata kuliah bioteknologi.
Pemerintah dari negara negara maju maupun yang sedang berkembang telah
mengalokasikan sejumlah dana untuk mempercepat perkembangan bioteknologi
dinegaranya, meskipun ada perbedaan dalam hal jumlah dana dan efisiensi
pemakaiannya. Pada umumnya mereka mengharapkan agar kesejahteraan masyarakat
dapat dipercepat dan ditingkatkan dengan bantuan bioteknologi. Banyak aspek
bioteknologi yang telah membuahkan hasil berupa produk yang mempunyai nilai
komersial tinggi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Seleksi/penyaringan dan pemeliharaan kultur
2. Apa yang dimaksud Mutagenesis
3. Apa yang dimaksud Hibridisasi seksual

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu mahasiswa dan pembaca dapat
mempelajari dan memahami mengenai seleksi dan penyaringan, pemeliharaan kultur,
mutagenesis, hibridisasi seksual serta proses praseksual.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Seleksi dan Penyaringan Serta Pemeliharaan kultur


Disemua aspek bioteknologi diperlukan program penyaringan untuk memperoleh
organisme baru baik dari alam maupun kultur, dengan cara mutasi, hibridisasi dan
rekayasa genetika. Tujuan seleksi yaitu memperoleh bibit yang unggul dalam
berbagai sifat. Teknik seleksi yaitu konvensional: seleksi berdasarkan fenotipe (sifat
yang nampak) saja, kurang akurat dan Seleksi pada level DNA: seleksi berdasarkan
pada penanda (marka) pada level DNA, lebih akurat.
Untuk mikroorganisme terdapat dua bentuk dasar penyaringan yaitu :
a. Penyaringan acak non-selektif
Semua isolat diuji secara individual untuk memperoleh kualitas yang
diinginkan.
b. Penyaringan rasional
Terdapat beberapa aspek praseleksi.

Kultur jaringan merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan


mengambil bagian tanaman seperti tunas, batang, atau daun dan menanamnya di
suatu media khusus. Keberhasilan penggunaan metode kultur jaringan sangat
tergantung pada jenis media. Media kultur tidak hanya mengandung unsur hara
makro dan mikro, tetapi juga karbohidrat sebagai sumber karbon atau bahan organik
lainnya (Djajanegara, 2010). Adapun tujuan dari kultur jaringan adalah
memproduksi tanaman dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat,
pemuliaan tanaman, rekayasa genetika dan pelestarian plasma nutfah.

Tahapan-tahapan dalam kultur jaringan :


a. Tahap pemilihan eksplan, tanaman induk yang dipilih sebagai eksplan harus
jelas jenis, spesies, dan varietasnya serta bebas dari hama dan penyakit.
b. Tahap inisiasi kultur bertujuan untuk menghasilkan kultur yang aseptik, yaitu
bebas dari mikroorganisme. Keberhasilan dalam tahapan inisiasi merupakan
kunci keberhasilan pada tahap kultur jaringan selanjutnya.
c. Tahap berikutnya yaitu subkultur, merupakan pemindahan kultur dari media
lama ke media baru untuk memperoleh pertumbuhan baru yang diinginkan.
d. Tahapan selanjutnya yaitu multiplikasi. Inti dari multiplikasi adalah
memindahkan tunas-tunas dari dalam wadah kultur secara aseptik yang
tumbuh dari hasil induksi dan ditanam kembali dalam botol kultur lain yang
berisi media dan hormon yang mampu merangsang pertunasan.
e. Selanjutnya yaitu aklimatisasi yang merupakan tahap akhir dari kultur
jaringan. Plantlet atau tunas mikro dipindahkan ke lingkungan luar botol
seperti di rumah kaca, rumah plastik, atau greenhouse. Prosedur pembiakan
dengan kultur jaringan dikatakan berhasil bila plantlet dapat diaklimatisasi ke
kondisi eksternal dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.

B. Mutagenesis
Peningkatan variasi genetik dapat diperoleh dengan melakukan modifikasi genetik
dari varietas lokal atau varietas-varietas yang telah dikembangkan, salah satunya
dengan pemuliaan mutasi. Mutasi merupakan alat untuk mempelajari karakteristik
dan fungsi gen dan untuk menghasilkan bahan mentah untuk perbaikan genetik
tanaman ekonomi.
Induksi mutasi dapat dilakukan dengan perlakuan fisik menggunakan sinar gamma
atau secara kimia dengan menggunakan mutagen kimia atau menggunakan kombinasi
antara perlakuan fisik dengan kimia. Salah satu mutagen kimia yang sering digunakan
untuk menginduksi mutasi pada tanaman adalah ethyl methansulphonate (EMS).
Mutagen kimia ini bekerja dengan sangat efisien dan potensial pada tanaman
(Natarajan, 2005).

1. Pemuliaan Mutasi
Usaha pemuliaan penting dilakukan untuk memperbaiki sifat keturunan
dan menambah keragaman genetik. Pemuliaan tanaman dapat dilakukan
dengan cara konvensional (persilangan) dan modern. Pemuliaan mutasi pada
tanaman merupakan satu teknik yang melengkapi teknik pemuliaan tanaman
konvensional sebagai sumber untuk meningkatkan keanekaragaman yang
pada gilirannya melalui proses seleksi dapat menghasilkan tanaman dengan
dengan sifat-sifat yang unggul misalnya memiliki produktivitas yang tinggi.
Beberapa mutagen kimia yang umum digunakan adalah kolkisin, oryzalin
untuk penggandaan kromosom. Kedua mutagen ini merupakan senyawa yang
bersifat anti-mikrotubul yang menyebabkan tidak terbentuknya mikrotubul
sehingga terjadi penggandaan kromosom dan terbentuk tanaman poliploid.
Tanaman poliploid biasanya memiliki karakter lebih besar, lebih kuat, lebih
cepat tumbuh dibandingkan tanaman normal diploid (Liu et al., 2009).

2. Pemuliaan Mutasi Dengan Ethyl Methanesulphonate


EMS merupakan agen pengelkilasi yang menyebabkan modifikasi
nukleotida sehingga menyebabkan perubahan basa dan kesalahan pasangan
basa. Alkilasi guanine menyebabkan terbentuknya O6 -ethylguanin yang
berpasangan dengan timin (T) (Chopra, 2005). Dibandingkan dengan mutagen
kimia lainnya, EMS paling banyak digunakan karena mudah diperoleh,
murah, dan tidak bersifat mutagenik setelah terhidrolisis (Van Harten, 1998).
C. Hibridisasi Seksual/Konvensional
Keragaman genetik dapat dibangun atau diperluas antara lain dengan melakukan
hibridisasi seksual. Hibridisasi bertujuan mendapatkan kombinasi genetik yang
diinginkan melalui persilangan bunga dua atau lebih tetua yang berbeda genotipenya
Kegiatan hibridisasi buatan harus efisien untuk mendapatkan individu beragam dalam
jumlah banyak. Dalam hibridisasi buatan, tepung sari dipertemukan dengan kepala
putik. Faktor – faktor yang mempengaruhi efektivitas dan efisiensi hibridisasi
meliputi ketepatan waktu berbunga, waktu emaskulasi, dan waktu penyerbukan
(Kasno, 1993).

Contoh Hibridisasi Buatan:


Salah satu contoh hibridisasi buatan ada pada percobaan I dilaksanakan di rumah
kaca Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Galur yang disilangkan atau
dilakukan hibridisasi adalah NC 7 dan K/SR-3; galur-galur tersebut memiliki tipe
pertumbuhan menjalar dan setengah menjalar, serta ukuran biji (berdasarkan bobot,
panjang dan lebar biji) lebih besar daripada varietas unggul nasional Gajah, Bima,
Jerapah, Talam, Bison, Kelinci.
Dalam hibridisasi buatan, dilakukan penyerbukan secara terarah, yaitu
mempertemukan tepung sari dengan kepala putik. Tahapan hibridisasi buatan antara
lain persiapan, emaskulasi, penyerbukan, pelabelan, dan pendektesian keberhasilan
hibridisasi buatan. Alat yang digunakan dalam hibridisasi meliputi gunting, pinset
berujung runcing, kertas label, dan alkohol 70%. Tahap selanjutnya adalah
emaskulasi, yaitu kegiatan pembuangan organ kelamin jantan (stamen) pada tetua
betina sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri.
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu pilih kuncup bunga yang akan mekar pada
besok paginya untuk diemaskulasi. Kemudian mahkota kuncup bunga dibuka dengan
menggunakan pinset sampai semua kotak sari terlihat jelas dari luar. Kotak sari
dibuang satu menggunakan pinset. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati,
agar putik tidak ikut terpotong atau rusak. Bunga yang tidak diemaskulasi dibuang.
Selanjutnya, bunga-bunga yang telah diemaskulasi diberi label sebagai tanda untuk
tahap selanjutnya yaitu penyerbukan. Penyerbukan adalah peletakan polen ke kepala
putik. Penyerbukan dilakukan pada pagi hari sekitar jam 06.00 – 08.00. Polen dari
tetua jantan ditempelkan pada kepala putik tetua betina menggunakan pinset. Setelah
dilakukan penyerbukan, pada tangkai bunga segera dipasangkan label yang telah
diberi keterangan tanggal penyerbukan. Tahap terakhir yaitu pendeteksian
keberhasilan hibridisasi buatan (F1). Hibridisasi buatan berhasil ditandai dengan
terbentuknya ginofor; diamati pada 5–7 hari setelah penyerbukan (Kasno,1993).
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas, kesimpulan yang dapat diambil adalah bioteknologi merupakan
produksi barang dan jasa menggunakan organisme, sistem, atau proses biologi. Bioteknologi
terus berkembang dan mendapat perhatian besar di seluruh dunia, dan semakin banyak aspek
yang menjadi tempat pengaplikasian bioteknologi, diantaranya adalah bioteknologi kesehatan,
industri, pertanian dan lingkungan.

Berbagai produk dan jasa dapat diperoleh dengan tujuan demi kemaslahatanmasyarakat. Perlu
diingat bahwa perkembangan bioteknologi diikuti oleh berbagaidampak negatif, di samping
banyaknya dampak positif yang ditimbulkannya. Dampak dampak negatif ini sedapat mungkin
harus dikurangi dan dilakukan penanganannya oleh berbagai pihak.
DAFTAR PUSTAKA

Kasno, A. 1993. Pengembangan Varietas Kacang Tanah. Risalah Hsil Penelitian Kacang Tanah.
Monograf Balittan Malang. No.12.

Utomo, S.D. 2012. Pemuliaan Tanaman Menggunakan Rekayasa Genetik. Lembaga Penelitian
Universitas Lampung. Bandar Lampung. 144p

Mirawati, B., Royani, I., Imran, A., Firdaus, L., & Fitriyani, H. (2019). Pelatihan Teknik Kultur
Jaringan Siswa MA Syaikh Zainuddin ( MAPK ) NW Anjani Lombok Timur. Lumbung
Inovasi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 91–94.

Sandra, E. (2013). Cara Mudah Memahami dan Menguasai Kultur Jaringan. Bogor: IPB Press

Anda mungkin juga menyukai